PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK MELALUI PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PELAJARAN KIMIA MATERI TITRASI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 MATARAM
JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram
Oleh: ERNY ROHAYU NIM: E1M 012 017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016 i
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK MELALUI PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PELAJARAN KIMIA MATERI TITRASI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 MATARAM
JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram Oleh: ERNY ROHAYU NIM: E1M 012 017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
i
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln. Majapahit No.62 Telp. (0370)623873, Fax. 634918 Mataram 83125
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang disusun oleh: Erny Rohayu, Nomor Induk Mahasiswa E1M 012 017, program studi Pendidikan Kimia dengan judul skripsi “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Melalui Perancangan Alat dan Bahan Praktikum Berbasis Lingkungan Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pelajaran Kimia Materi Titrasi Asam Basa Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Mataram.” telah diperiksa dan disetujui. Mataram, 14 Oktober 2016
Menyetujui: Pembimbing Skripsi I,
(Dr. Aliefman Hakim, S.Si., M.Si) NIP. 19810327200501 0 003
Pembimbing Skripsi II,
(Mukhtar Haris, S.Pd, M.Si) NIP. 19670927200003 1 001
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK MELALUI PERANCANGAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PELAJARAN KIMIA MATERI TITRASI ASAM BASA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 MATARAM Oleh : [1]Erny Rohayu, [2]Aliefman Hakim, [3]Mukhtar Haris [1] Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia [2], [3] Dosen FKIP Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram Jln. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Pes. 122 Fax. 634918 Mataram 83125 Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kreatif siswa di Indonesia berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan PISA, PIRLS dan TIMSS serta hasil wawancara dan observasi di SMAN 1 Mataram. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek melalui perancangan alat dan bahan praktikum berbasis lingkungan terhadap kemampuan berpikir kreatif pelajaran kimia materi titrasi asam basa pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini yaitu quasy experiment dengan desain pretest-posttest non equivalent control group design. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 5 sebagai kelas kontrol. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol diukur melalui hasil pretest-posttest dari kedua kelas. Tekhnik analisis data menggunakan uji t dan uji N-gain yang diuji menggunakan Microsoft Excel. Hasil analisis N-gain pada kedua kelas menunjukkan bahwa tingkat berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kontrol sama-sama berada pada kategori sedang yaitu 0,58 dan 0,61. Hasil uji hipotesis menggunakan uji t pada taraf signifikan 5% diperoleh t hitung (0,42) < ttabel (1,67) yang berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI IPA SMAN 1 Mataram yang diajar dengan model pembelajaran berbasis proyek melalui perancangan alat dan bahan praktikum berbasis lingkungan tidak lebih baik dibandingkan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional (ekspositori) pada pelajaran kimia materi titrasi asam basa. Hasil analisis N-gain pada indikator fluency, flexibility, dan originality pada kedua kelas hampir sama dan masuk dalam kategori sedang. Pada indikator elaboration, hasil N-gain pada kelas kontrol masuk dalam kategori tinggi sedangkan kelas eksperimen hanya kategori sedang. Kata kunci: Model proyek, Perancangan alat dan bahan praktikum, Berpikir kreatif, Titrasi asam basa. ABSTRACT This research was motivated by the lack of creative thinking skill of students in Indonesia based on research conducted by PISA, PIRLS and TIMSS as well as interview and observation at SMAN 1 Mataram. The purpose of this study was to determine the effect of project-based learning model through the lab tools and materials design based environment on the ability to think creatively on chemistry acid-base titration concept in XI IPA classes of SMAN 1 Mataram in the academic year 2015/2016. This type of research
1
was quasy experiment pretest-posttest with non-equivalent control group design. The subjects were students of XI IPA 4 as an experiment class and XI IPA 5 class as control. The selection of the sample was executed by purposive sampling technique. Creative thinking abilities of students in the experiment and control classes was measured through a pretest-posttest results of the both class. Techniques of data was analysis using N gain and t test were tested using Microsof Excel. The result of N-gain analysis for both of class shows that the level of creative thinking class between experiment and control classes were equall in medium category of 0.58 and 0.61. The results of hypothesis testing using t test at significance level of 5% obtained tcount (0,42)
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan dan perbaikan mutu pendidikan tidak dapat terlepas dari berbagai upaya. Salah satunya upaya pemerintah yakni menerapkan dan mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun 2004 dan 2006 menjadi Kurikulum 2013 (Wasonowati dkk, 2014). Penerapan Kurikumum 2013 memerlukan perubahan paradigma pembelajaran, dimana peserta didik dilatih untuk belajar mengobservasi, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis (mengasosiasikan) data, dan mengomunikasikan hasil belajar yang disebut dengan pendekatan saintifik. Pendekatan ini perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk belajar mandiri dan berpikir kreatif (Sani, 2014). SMAN 1 Mataram merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang telah menerapkan Kurikulum 2013 sejak Tahun Pelajaran 2013/2014. Menurut hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMAN 1 Mataram menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran rata-rata siswa cukup aktif dalam menerima pembelajaran. Akan tetapi itu tergantung dari model dan metode yang digunakan oleh guru. Selama ini memang guru sudah banyak mencoba
2
menggunakan model dan metode yang menuntut pendekatan saintifik siswa. Namun, metode konvensional (ceramah dan diskusi) masih menjadi andalan untuk digunakan karena dengan ceramah maupun diskusi, guru tidak perlu menyiapkan berbagai hal yang cukup menyita waktu berkaitan dengan model yang digunakan. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan masih banyak siswa yang kurang terlibat dalam kegiatan proses belajar yang menekankan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Siswa lebih mengoptimalkan kemampuan dalam menghafal konsep yang tersedia sebatas untuk persiapan dalam menjawab soal-soal ujian. Hal ini juga didukung oleh guru yang mengaku tidak pernah mencoba untuk mengukur tingginya kemampuan berpikir kreatif siswa di SMAN 1 Mataram. Hal inilah juga yang menyebabkan kurang terlatihnya kemampuan berpikir kreatif siswa. Siswono (2005) dalam Supardi (2015) mengatakan “meningkatkan kemampuan berpikir kreatif artinya menaikkan skor kemampuan siswa dalam memahami masalah, kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan penyelesaian masalah”. Siswa dikatakan memahami masalah bila menunjukkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, siswa memiliki kefasihan dalam menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan masalah dengan jawaban bermacam-macam yang benar secara logika. Siswa memiliki fleksibilitas dalam meyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan soal dengan dua cara atau lebih yang berbeda dan benar. Siswa memiliki kebaruan dalam menyelesaikan masalah bila dapat membuat jawaban yang berbeda dari jawaban sebelumnya atau yang umum diketahui siswa. Kegiatan belajar dapat diarahkan untuk mengembangkan ide kreatif siswa. Pada kegiatan belajar untuk siswa di sekolah menengah, dapat dilakukan pembelajaran berbasis proyek dengan meminta siswa membuat proyek kreatif. (Sani, 2014). Model pembelajaran proyek merupakan salah satu model yang disarankan yang diterapkan dalam pembelajaran kimia pada Kurikulum 2013. Pada model PjBL (Project Based Learning) ini membuat projek-projek yang menghendaki siswa untuk, (1) memecahkan masalah nyata dan isu-isu yang memiliki kepentingan untuk orang lain; (2) secara aktif terlibat dalam pembelajaran mereka dan memilih hal-hal penting selama projek; (3) menunjukkan secara nyata
3
bahwa mereka telah belajar konsep-konsep kunci dan keterampilan (Addiin dkk, 2014). Salah satu materi pembelajaran kimia yang sangat erat dengan kehidupan sehari-hari yaitu titrasi asam basa. Materi titrasi asam basa banyak mengandung permasalahan-permasalahan yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari sehingga cocok digunakan dalam penerapan pendekatan saintifik. Siswa dapat diminta untuk mengerjakan proyek perancangan alat dan bahan praktikum titrasi asam basa dengan alat-alat yang berasal dari kehidupan sehari-hari di dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu siswa akan mendapatkan kesempatan untuk merancang alat maupun bahan titrasi asam basa tersebut sesuai dengan cara dan tingkat kreativitasnya sendiri. Sehingga dengan adanya produk akhir nantinya dari proyek tersebut maka akan menjadi salah satu acuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kreatif siswa. Fakta tersebut, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Melalui Perancangan Alat dan Bahan Praktikum Berbasis Lingkungan Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pelajaran Kimia Materi Titrasi Asam Basa Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Mataram”.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek yang dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA semester genap di SMAN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretestposttest non equivalent control group design. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran berbasis proyek melalui perancangan alat dan bahan praktikum berbasis lingkungan untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional (ekspositori) untuk kelas kontrol, sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa.. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen, dan kelas XI IPA 5 sebagai kelas kontrol. Hasil berpikir kreatif siswa diukur menggunakan instrumen tes uraian, dengan ranah kognitif C4-C6, kemudian di uji
4
validitas dan reliabilitasnya. Validitas internal soal diuji menggunakan rumus Aiken’s V dan validitas eksternal menggunakan rumus product moment correlation, sedangkan reliabilitas soal esai dihitung menggunakan Alpha Cronbach. Tekhnik analisis data menggunakan uji t dan uji N-gain yang diuji menggunakan Microsoft Excel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pretest dan Posttest Pretest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa pada materi titrasi asam basa sebelum dilakukan pembelajaran. Selanjutnya setelah pembelajaran diberikan posttest pada kedua kelas. Pengaruh perlakuan dapat dilihat dengan membandingkan hasil pretest dan posttest. Hasil pretest dan posttest siswa dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Uji Hipotesis Data pretest dan posttest digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan mengukur pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji t dan syarat sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data pretest dan posttest terdistribusi normal sehingga dilakukan uji parametris menggunakan uji t. Dari hasil analisis perhitungan dengan rumus uji t diperoleh nilai thitung sebesar 0,42,
5
kemudian dikonsultasikan dengan ttabel sebesar 1,67 (taraf signifikan 5%). Nilai thitung < ttabel menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yaitu bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI IPA SMAN 1 Mataram yang diajar dengan model pembelajaran berbasis proyek melalui perancangan alat dan bahan praktikum berbasis lingkungan tidak lebih baik dibandingkan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional (ekspositori) pada pelajaran kimia materi titrasi asam basa. Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pembelajaran didapatkan bahwa ada beberapa alasan yang membuat model pembelajaran berbasis proyek melalui perancangan alat bahan praktikum berbasis lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu: a. Kesiapan siswa, siswa belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran proyek sehingga masih membutuhkan penyesuaian saat proses pembelajaran. Model pembelajaran ini langsung diterapkan pada kelas eksperimen tanpa adanya latihan berulang kali pada pertemuan sebelumnya, sehingga siswa masih menemukan hambatan dalam proses pembelajaran. b. Kurangnya latihan yang diberikan untuk memantapkan siswa dalam menyelesaikan soal karena siswa pada kelas eksperimen tidak banyak berlatih mengerjakan soal dan kegiatan penguatan materi karena terlalu berfokus pada tugas proyek. Hal ini sesuai dengan kekurangan pembelajaran berbasis proyek menurut Sani (2014) yakni “model pembelajaran berbasis proyek membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk”. Pada kelas kontrol memiliki 1 pertemuan yang kegiatannya diisi dengan membahas soal dan penguatan materi di depan kelas. c. Guru lebih mudah mengawasi kegiatan siswa, karena siswa melakukan kegiatan yang sama pada kelas kontrol yakni terkait pengerjaan praktikum yang sama (titrasi cuka perdagangan dengan NaOH) dibandingkan kelas eksperimen yang melakukan praktikum titrasi dengan topik berbeda (beberapa jenis produk asam basa) antara kelompok satu dengan yang lain. d. Proses pembelajaran khususnya praktikum di kelas eksperimen belum berjalan maksimal. Hal ini dikarenakan peristiwa yang terjadi pada kelas eksperimen
6
pada pertemuan ke 3 proses pembelajaran, ketika melakukan praktikum dengan alat yang telah dirancang masing-masing kelompok terpaksa dilakukan di dalam kelas dengan alat dan bahan seadanya dikarenakan laboratorium yang biasa digunakan telah dipakai sebagai tempat ujian. Oleh karena itu, siswa perlu mengangkut sebagian bahan yang ada di laboratorium menuju ke kelas yang jaraknya cukup jauh sehingga menyita waktu praktikum. e. Kedekatan antara guru (peneliti) dengan siswa masih kurang, guru mengajar hanya pada saat penelitian, sehingga pendalaman karakter untuk masingmasing siswa masih belum cukup untuk mengenal satu sama lain yang berpengaruh terhadap pengelolaan kelas. Hasil Uji Deskripstif N-gain N-gain menjelaskan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, N-gain juga mendeskripsikan siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah, sedang, atau tinggi. Hasil rata-rata nilai N-gain keseluruhan untuk kelas eksperimen sebesar 0,58 dan untuk kelas kontrol sebesar 0,61, yang masing-masing tergolong dalam kategori sedang (0,3 ≤ g ≤ 0,7).
Gambar 2. Nilai Rata-Rata N-gain Keseluruhan
Hasil Analisis N-gain Perindikator Berpikir Kreatif Untuk mendukung hasil yang didapatkan dari N-gain keseluruhan, maka dilakukan pengujian N-gain per indikator sebagai bukti yang bisa dibandingkan dari hasil keduanya. Baer dalam Wiwin, dkk (2013) mengemukakan bahwa berpikir kreatif merupakan sinonim dari berpikir divergen yang terdiri dari empat indikator,
7
yaitu (1) berpikir lancar (fluency) yaitu kemampuan menghasilkan banyak ide, (2) berpikir luwes (flexibility) yaitu kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi, (3) berpikir orisinil (originality), yaitu kemampuan mengahasilkan ide-ide yang baru atau tidak ada sebelumnya, dan (4) berpikir elaboratif (elaboration), yaitu kemampuan mengembangkan atau menambahkan ide-ide sehingga dihasilkan ideide yang rinci atau detail.
Gambar 3. Nilai Rata-Rata N-gain Perindikator Berpikir Kreatif
Pada Gambar 3. menjelaskan bahwa nilai perindikator berikir kreatif pada kelas eksperimen maupun kontrol memiliki nilai N-gain yang hampir sama yaitu sama-sama dalam kategori sedang kecuali pada indikator ke 3 (elaboration) pada kelas eksperimen masuk kedalam kategori tinggi yakni bernilai 0,76 sedangkan kelas kontrol masih dalam kategori sedang bernilai 0,68 akan tetapi nilainya hampir mencapai kategori tinggi (0,7). Hal ini dapat dikarenakan pada indikator elaboration siswa sudah mampu menjawab pertanyaan secara rinci dan sistematis terkait ide-ide yang sudah dipelajari. Pada soal elaboration, peneliti menuntut siswa untuk menjawab soal-soal terkait dengan perhitungan kadar/konsentrasi menggunakan rumus titrasi asam basa. Siswa lebih mampu menjawab soal tersebut, dikarenakan siswa sudah banyak berlatih tentang soal-soal terkait materi titrasi asam basa. Hal ini juga dikarenakan latar belakang siswa yang sebelumnya sudah terlatih dalam menjawab soal perhitungan (wawancara dengan guru). Sehingga ketika siswa tersebut sudah diberikan materi, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen bisa menjawab pertanyaan posttest yang jika dibandingkan dengan
8
ketika menjawab soal pretest siswa masih belum paham tentang materi yang diajarkan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI IPA SMAN 1 Mataram yang diajar dengan model pembelajaran berbasis proyek melalui perancangan alat dan bahan praktikum berbasis lingkungan tidak lebih baik dibandingkan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional (ekspositori) pada pelajaran kimia materi titrasi asam basa. Saran Oleh karena penerapan model pembelajaran berbasis proyek melalui perancangan alat dan bahan praktikum berbasis lingkungan tidak mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif secara signifikan siswa pada materi asam basa, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menerapkan model atau metode pembelajaran yang lain pada materi bahasan ini, atau mencoba penelitian dengan model pembelajaran berbasis proyek melalui perancangan alat dan bahan praktikum berbasis lingkungan terhadap kemampuan berpikir kreatif pada materi pelajaran kimia yang lain.
DAFTAR PUSTAKA Addiin, I., Redjeki, T., & Ariani, S. R. D. 2014. “Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Materi Pokok Larutan Asam Dan Basa Di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.” Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3(4): 74-81 Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
9
Siswono, T. Y. E. 2005. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah.” Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains (JMPS). 3(3): 28-37 Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supardi, U. S. “Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran Matematika.” Jurnal Formatif. 2(3): 248-262 Wasonowati, Redjeki, T., & Ariani, S. R. D. 2014. “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.” Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3(3): 66-76 Wiwin, S., Sudana, & Suartama. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Gugus V Banjar.” Jurnal Pendidikan Ganesha. 2(1): 7-10
10