1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X IPA SMAK KESUMA MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016
JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Peendidikan Universitas Mataram
OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M 012 001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
ii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln.Majapahit No.62 Telp.(0370)623873, Fax.634918 Mataram 83125
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI
Jurnal Skripsi yang disusun oleh: Adriyan Mutmayani, Nomor Induk Mahasiswa E1M012001, Program Studi Pendidikan Kimia dengan judul “PengaruhModel Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X IPA SMAK Kesuma Mataram Tahun Ajaran 2015/2016” telah diperiksa dan disetujui. Mataram,
januari 2016
Dosen Pembimbing Skripsi I,
Dosen Pembimbing Skripsi II,
(Dr. Yayuk Anda yani, M.Si) NIP. 19610914 198803 2 001
(Drs.Sukib, M.Si) NIP. 19650307 199403 1 002
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X IPA SMAK KESUMA MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016
Adriyan Mutmayani1, Yayuk Andayani2, Sukib3 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, Universitas Mataram 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, Universitas Mataram email:
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa materi larutan elektrolit nonelektrolit pada siswa kelas X IPA SMAK Kesuma Mataram tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian quasi exsperiment dengan desain penelitian non-equivalent control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X IPA SMAK Kesuma Mataram sebanyak 92 orang siswa, dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh kelas X IPA 3 sebagai kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran berbasis masalah , dan X IPA 1 sebagai kelas kontrol yang diberikan pembelajaran secara konvensional. Data Keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar diperoleh dari hasil posttest dan dianalisis menggunakan uji-t dan uji anacova. Hasil Keterampilan berpikir kritis kelas eksperimen berbeda signifikan dibandingkan kelas kontrol(Fhitung 1,84 > Ftabel 1,67) pada taraf signifikan 5%. Untuk data hasil belajar kelas eksperimen diperoleh hasil tidak berbeda signifikan dibandingkan kelas kontrol (F hitung 0,95 < F tabel 4,00 ) pada taraf signifikan 5 %. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah hanya berpengaruh pada keterampilan berpikir kritis siswa tetapi belum berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kata-Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kritis, Hasil Belajar, Larutan Elektrolit non elektrolit
iv
THE EFFECT OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO STUDENT’S CRITICAL THINKING SKILL AND CHEMISTRY ACHIEVEMENT ON CLASS X SMAK KESUMA MATARAM ACADEMIC YEARS 2015/2016
ABSTRACT The objective of this research is to know the effect of guided inquiry lab-work to improve students critical thinking skill and chemistry learning outcomes of Xscience class of SMAK Kesuma Mataram at 2015/2016 academic year. This research is a quasi experiment with non-equivalent control group design. The research population are studentsof X science class SMAK Kesuma Mataram and sample was taken by purposive sampling technique. The XI-science 3 class was determined as experimental class which was given an inquiry lab-work and Xscience 1 class as a control class which was given a conventional method (speech and discussion). The critical thinking skill’s data were analyzed using t-test. The result show that tstat (1.84) >ttable (1,67) so that student’s critical thinking skills between students who were taught with problem-based learning model was better than students who were taught by the conventional methods. While learning outcome data were analyzed using anacova test. The result show that Fstat (0.95)
1
PENDAHULUAN Pendidikan
berperan penting dalam kehidupan manusia.
Seiring
berkembangnya teknologi dan zaman, pendidikan pun mengalami perkembangan. Berkembangnya dunia pendidikan tentu saja mengundang beberapa permasalahan. Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah proses belajar yang dilakukan di dalam kelas yang kurang melatih keterampilan berpikir kritis pada siswa, artinya siswa cenderung menghafal materi yang disampaikan oleh guru sehingga keterampilan siswa dalam berpikir kritis masih rendah. Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari nilai MID semester siswa yang rata-rata berada di bawah KKM 75. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa akan semakin terlihat terutama pada pelajaran yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi, salah satunya adalah pelajaran kimia. Pelajaran kimia merupakan ilmu yang kompleks, dimana siswa dituntut untuk memahami teori-teori yang ada, konsep, rumus, hitungan, dan praktikum.. Sebagai ilmu sains, kimia diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis pada siswa bisa dimulai dengan menggunakan model pembelajan berbasis masalah yang menitik beratkan kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Tujuan umum dari pembelajaran berbasis masalah adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir intelektual dan keterampilan lainnya seperti mendefinisikan, menganalisis, dan mengevaluasi masalah yang berawal dari keingintahuan siswa. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah nyata. Model ini menyebabkan motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Model pembelajaran berbasis masalah juga menjadi wadah untuk dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan keterampilan berpikir lebih tinggi (Gunantara, 2014). Pembelajaran dengan model berbasis masalah dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dikarenakan siswa dilatih untuk mengidentifikasi,
2
menganalisis, memecahkan masalah, berpikir logis, dan membuat keputusan dengan tepat serta dapat menarik kesimpulan (Fakhariyah, 2014). Fakta diatas dikuatkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2012) menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran berbasis masalah hasil belajar tes kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu juga peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis
masalah
sudah
dibuktikan
oleh
Pratiwi
menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran berbasis masalah
(2014) 76,25%
peserta didik memiliki aktivitas belajar tinggi dan 81,25% peserta didik mampu mencapai KKM materi reaksi redoks. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan judul” Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X SMAK Kesuma Mataram Tahun Ajaran 2015/2016”. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimental dengan desain penelitian nonequivalent control group design yang dilaksanakan pada tanggal 18 januari sampai 2 April 2016 di SMAK Kesuma Mataram. Populasi penelitian adalah X IPA dengan jumlah 92 orang, dengan sampel penelitian adalah kelas kelas X IPA 1
sebagai kelas kontrol
dan kelas X
IPA 3
sebagai kelas
eksperimen. Sebelum di laksanakan proses pembelajaran siswa terlebih dahulu diberikan pretest dengan tujuan untuk melihat kemampuan awal siswa pada kedua kelas, pertemuan selanjutnya kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran berbasis masalah dan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional, pada akhir pembelajaran kedua kelas diberikan posttest dengan tujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran yang diberikan terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
3
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif pada materi larutan elektrolit non elektrolit. Data keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dikumpulkan menggunakan instrumen two tier test yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitas sehingga diperoleh 19 soal yang valid dengan reliabilitas sangat tinggi (0,8617). Data keterampilan berpikir kritis yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk nilai gain, kemudian dilakukan uji prasyarat terhadap nilai gain, berupa uji homogenitas dan normalitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t. Data hasil belajar yang diperoleh dari data hasil posttest, diuji homogenitas dan normalitasnya sebelum dilakukan uji hipotesis menggunakan uji anakova.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Data keterampilan berpikir kritis siswa ditampilkan dalam bentuk data gain, disajikan pada Gambar 1. 56 57
Rentang Skor
60 50 40
39 31
25
30
18
20
eksperimen kontrol
10 0 Pretes
Posttest
gain
Perbandingan Nilai Rata-Rata Gain Siswa
Gambar 1 Nilai rata-rata gain pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk keterampilan berpikir kritis
4
Gambar 1 menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan yang berbeda rata-rata pre-test kelas kontrol lebih tinggi yaitu (39)
dibandingkan kelas
eksperimen yaitu (31) artinya kemampuan awal berpikir kritis siswa kelas kontrol lebih baik dibandingkan kelas eksperimen namun rata-rata nilai posstest kelas eksperimen dan kontrol hampir sama yaitu sebesar 56 untuk kelas eksperimen dan 57 untuk kelas kontrol, meskipun nilai rata-rata pretest dan posstest kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen, namun rata-rata gain keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen (25) jauh lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (18) artinya kelas eksperimen memiliki peningkatan keterampilan berpikir kritis lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Data gain digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Uji hipotesis dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan yakni data terdistribusi normal dan homogen. Hasil perhitungan uji normalitas diperoleh harga (χ2hitung 9,17 < χ2tabel 11,07) untuk kelas eksperimen
dan harga (x2hitung 6,63 < χ2tabel 11,07) untuk
kelas kontrol pada taraf signifikan 5 % artinya data gain kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas data gain untuk mengetahui varian data apakah bersifat homogen atau tidak, dari hasil perhitungan diperoleh ( harga Fhitung 1,33 < Ftabel 1,84) artinya varians kedua data gain keterampilan berpikir kritis dikatakan homogen. Pengujian
hipotesis keterampilan berpikir kritis siswa dilakukan
dengan menggunakan uji-t. Hasil uji disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Ringkasan Hasil Uji t
t tabel
Uji-t (α = 0,05) t hitung
1,684
2,07
Ket t tabel < t hitung (Ha diterima )
5
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
t-hitung 2,07 > ttabel 1,68 pada taraf
signifikan 5 % sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang diajarkan dengan model konvensional materi pokok larutan elektrolit non elektrolit siswa kelas X IPA SMAK Kesuma Mataram tahun ajaran 2015/2016. Penolakan (Ho) dan penerimaan (Ha) menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh lebih baik terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model konvensional. Penelitian yang relevan dilaporkan oleh Reta (2012) yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan keterampilan berpikir kritis antar kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelompok siswa yang belajar dengan model konvensional.
Hasil serupa dilaporkan oleh
Redhana
(2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis mahasiswa. Selanjutnya data hasil belajar siswa ditampilkan dalam bentuk hasil
Nilai Rata-Rata Siswa
posttest pada kedua kelas sampel. Hasil uji disajikan dalam Gambar 2
60 50 40 30 20 10 0
57 56 Eksperimen 39 31
Kontrol Linear (Eksperimen )
Pretes
Postest
Gambar 2 Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol
Data hasil belajar sebelum digunakan untuk menguji hipotesis penelitian harus memenuhi persyaratan yakni data terdistribusi normal dan homogen. Hasil perhitungan uji normalitas diperoleh harga χ2hitung 1,59 < χ2tabel 11,07 untuk kelas
6
eksperimen dan harga x2hitung 3,39 < χ2tabel 11,07 untuk kelas kontrol pada taraf signifikan 5 % artinya data postest hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas data untuk mengetahui varian data dan diperoleh harga Fhitung 1,04 < Ftabel 1,84 artinya varians kedua data dilakukan dengan
hasil belajar dikatakan homogen.Pengujian hipotesis uji anakova untuk melihat pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa kelas X pada materi pokok larutan elektrolit non elektrolit.Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Anakova Sumber Varians
Jkres
Db
Rk
Antar Kelompok
190,51
1
190,51
FHitung
Ftabel
0,95
4,00
Keterangan Jkres : Jumlah Kuadrat Residu Db :Derajat Kebebasan Rk :Rata-Rata Kuadrat
Berdasarkan hasil analisis diperoleh Fhitung 0,95 < F tabel 4,00 dengan demikian untuk hipotesis kedua, Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang diajarkan dengan model konvensional pada materi pokok larutan elektrolit non elektrolit siswa kelas X IPA SMAK Kesuma Mataram tahun ajaran 2015/2016. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sasmita (2015) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa, demikian juga Solihat (2015) yang menemukan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar yang siswa.
7
Faktor yang menyebabkan belum berhasilnya penelitian ini adalah kurang maksimalnya pelaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti karena proses penerapannya hanya dalam rentang waktu pendek sehingga siswa masih belum beradaptasi sepenuhnya dengan penerapan model pembelajaran tersebut. Apabila ditinjaui dari masalah yang terdapat pada LKS, masalah yang diberikan belum kompleks, hal tersebut menyebabkan siswa tidak mengerahkan semua kemampuan berpikirnya. Hal inilah yang menjadikan hasil belajar siswa tidak maksimal. . KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1 Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang diajarkan dengan model konvensional materi pokok larutan elektrolit non elektrolit siswa kelas X IPA SMAK Kesuma Mataram tahun ajaran 2015/2016. 2 Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang diajarkan dengan model konvensional pada materi pokok larutan elektrolit non elektrolit siswa kelas X IPA SMAK Kesuma Mataram tahun ajaran 2015/2016.
DAFTAR PUSTAKA Fakhariyah, F. 2014. Penerapan Problem Based Learning dalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 3(1). 95-101. Gunantara. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2(1). 40-48. Pratiwi, Y. 2014. Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Materi Redoks Kelas X SMA Negri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 3 (3). 40-48.
8
Redhana, I. W. 2013 . Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 1(1).76-86. Reta,K. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan berpikir Kritis Ditinjaui Dari Gaya Kognitif Siswa. Skripsi.Universitas Pendidikan Ganesha. Sasmita, S. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pelajaran Geografi. Skripsi. Universitas Lampung. Solihat, W. 2015. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Cuaca Kelas III Sekolah Dasar. Jurnal UPI. 1(1). 1-8. Susilo, A. B. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motvasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP. Journal of Primary Educational. 1(1). 58-63.