Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan , beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang telah diterapkan perlu terus ditingkatkan efektifitasnya dengan pengawasan yang komprehensif dan menyeluruh. Selain itu, sebagai negara yang bermitra sejajar dengan berbagai negara lain di tingkat global, maka SisPOM di Indonesia harus pula mengacu pada kaidah-kaidah dan sistem baku yang diakui secara internasional. Sumber daya yang ada perlu dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat, sekaligus untuk meningkatkan daya saing industri obat dan makanan yang berbasis pada keunggulan mutu.
Mengingat kompleksitas dan luasnya cakupan pengawasan obat dan makanan, maka pembangunan
SisPOM
ke
depan
dilanjutkan
secara
sistematis,
terarah
dan
berkesinambungan melalui penyusunan Rencana Strategis lima tahun Badan POM 20052009.
LAKIP/2007/BADAN POM/RORENKEU/EVAPOR/2008
12
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta melihat pada dinamika lingkungan strategis yang telah dilakukan analisis situasinya, maka segenap jajaran Badan POM bercita-cita menjadikan Badan POM sebagai institusi sebagaimana yang dinyatakan dalam visi sebagai berikut : Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat
Visi baru tersebut merupakan penyempurnaan terhadap visi terdahulu, sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.06.21.0846 tanggal 18 Februari 2008, untuk mengakomodasikan berbagai kebijakan aktual yang berkembang di bidang pengawasan obat dan makanan
Seiring dengan penetapan visi yang baru tersebut, Badan POM telah pula menetapkan misi yang harus diembannya, sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.06.21.0846 tanggal 18 Februari 2008, yaitu: Melindungi Masyarakat dari Obat dan Makanan yang Berisiko terhadap Kesehatan
Misi tersebut disusun atas dasar tuntutan atau kebutuhan masyarakat dan stakeholder lainnya yang meliputi : a. Industri rumah tangga pangan yang berskala lokal namun secara nasional mampu menyerap tenaga kerja dengan economic size yang besar. Potensi ini merupakan peluang untuk meningkatkan daya saing nasional menghadapi perdagangan bebas. Oleh karena itu perlu dilakukan pemetaan kemampuan stakeholder untuk memperkuat jejaring surveilan keamanan pangan, perlu ditingkatkan kualitas produk pangan dan peningkatan pengawasan untuk mengendalikan penggunaan bahan berbahaya di dalam pangan. b. Pengembangan kebijakan, pedoman dan standar dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan IPTEK terutama teknik produksi. LAKIP/2007/BADAN POM/RORENKEU/EVAPOR/2008
13
c. Dampak dari trend back to nature secara global perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan penilaian produk dalam rangka registrasi dan pengujian laboratorium. Berbagai pelatihan teknis laboratorium yang berkaitan dengan metode pengujian perlu terus dikembangkan disamping dukungan peralatan laboratorium. d. Pencampuran bahan kimia obat (BKO) ke dalam obat tradisional atau kamuflase BKO menjadi obat tradisional yang terus meningkat perlu diimbangi dengan peningkatan pengawasan terutama pada lini post market vigilance. e. Harmonisasi ASEAN untuk kosmetika berimplikasi pada kegiatan pengawasan kosmetika. Perlu dilakukan upaya sistematis dan berkesinambungan dalam penerapan cara produksi kosmetika yang baik yang dimulai dengan pemetaan dan stratifikasi kemampuan industri kosmetika. f.
Tingginya risiko kesehatan dari produk terapetik/obat serta perlunya peningkatan daya saing industri farmasi menyebabkan perlu diterapkan CPOB terkini dan stratifikasi. Di sisi lain, upaya ini diikuti dengan peningkatan kemampuan inspektur.
g. Kecenderungan peningkatan
pelanggaran
termasuk produksi obat
palsu,
memerlukan upaya sistematik termasuk penyusunan pedoman tentang Cara Cepat Deteksi Obat Palsu. h. Tersedianya obat yang cukup lengkap di peredaran disertai akses yang memadai. i.
Keberhasilan Badan POM sangat tergantung pada keberhasilan pengembangan sumber daya manusia dan institusi secara keseluruhan, termasuk penerapan knowledge based organization dan merit system.
j.
Teknologi pembuatan sediaan herbal harus dikembangkan, sejalan dengan itu, keamanan,
mutu
dan
khasiat/kemanfaatannya
pun
harus
dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai kaidah internasional.
LAKIP/2007/BADAN POM/RORENKEU/EVAPOR/2008
14
Dalam perkembangannya, penjabaran visi dan misi tersebut ke dalam kebijakan strategis masih dalam proses pembahasan, sehingga pada paparan selanjutnya, kebijakan strategis yang digunakan dalam buku ini masih merupakan kebijakan strategis yang lama.
Dalam rangka mencapai visi dan misi Badan POM seperti yang dikemukakan sebelumnya, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini, maka Badan POM dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan dalam mewujudkan visi melalui misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga memungkinkan Badan POM untuk mengukur sejauh mana visi dan misi organisasi telah dicapai, mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja (performance indicator) yang terukur.
Sasaran strategis Badan POM merupakan penjabaran dari misi dan tujuan strategis yang telah ditetapkan, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (performance plan).
Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.
Sasaran strategis Badan POM merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis Badan POM dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan LAKIP/2007/BADAN POM/RORENKEU/EVAPOR/2008
15
memantau pencapaian kinerja Badan POM serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh yang berarti menyangkut keseluruhan satuan kerja di lingkungan Badan POM. Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang telah ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan strategis juga telah dapat dicapai.
Selanjutnya pada setiap sasaran ditetapkan program yang akan dijalankan untuk mencapai sasaran terkait. Program-program yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian sasaran yang terkait, meskipun terdapat program yang mendukung lebih dari satu sasaran.
Secara keseluruhan, tujuan, sasaran dan program diuraikan sebagai berikut:
NO
1.
TUJUAN STRATEGIS
Menjamin Produk
SASARAN STRATEGIS
1.
Terawasinya secara
PROGRAM
1.
Program
Terapetik/Obat, OT,
efektif mutu,
Pengawasan Pangan
Kosmetik, PKRT, Produk
keamanan dan khasiat
dan Bahan
Komplemen, dan pangan
Produk Terapetik, OT,
Berbahaya.
yang beredar memenuhi
Kosmetik, PKRT,
persyaratan mutu,
Produk Komplemen,
keamanan dan
dan pangan yang
Pengawasan Mutu,
kemanfaatan/khasiat
beredar di dalam
Khasiat dan
negeri dan yang
Keamanan Produk
diekspor.
Terapetik/Obat dan
Dipatuhinya ketentuan
PKRT.
2.
2.
Program
peraturan perundangundangan di bidang
LAKIP/2007/BADAN POM/RORENKEU/EVAPOR/2008
3.
Program
produksi, distribusi,
Pengawasan Mutu,
dan peredaran Produk
Keamanan dan
Terapetik/Obat, OT,
Khasiat/Manfaat OT,
Kosmetik, PKRT,
Suplemen Makanan
Produk Komplemen,
dan Produk
dan pangan.
Kosmetika.
16
NO
2.
TUJUAN STRATEGIS
Mencegah
SASARAN STRATEGIS
3.
PROGRAM
Terkendalinya
penyalahgunaan &
penyaluran narkotika,
4.
penggunaan yang salah
psikotropika, dan obat
Pengawasan
obat keras, narkotika,
keras yang digunakan
Narkotika,
psikotropika, prekursor, zat
untuk pengobatan.
Psikotropika, Prekursor dan Zat
adiktif, dan bahan berbahaya lainnya
Program Perketatan
4.
Adiktif / Rokok.
Tercegahnya penyalahgunaan dan penggunaan yang
5.
Program
salah obat keras,
Pemberdayaan
narkotika, psikotropika,
Konsumen /
dan produk serta BB
Masyarakat di bidang
lainnya dan
Obat dan Makanan.
penyimpangan prekursor serta bahaya
6.
Program Peningkatan
merokok dan zat adiktif
Manajemen,
lainnya.
Perangkat Hukum dan Profesionalisme
5.
Meningkatnya
Sumber Daya
pengetahuan dan
Manusia serta
kesadaran masyarakat
Sarana.
sehingga mampu membentengi dirinya
7.
Program Penyidikan
dari risiko penggunaan
dan Penegakan
produk yang tidak
Hukum di Bidang
memenuhi syarat
Obat dan Makanan.
mutu, keamanan, dan khasiat. 3.
8.
Program Penguatan
Tersedianya produk
Kapasitas
Indonesia agar dapat
bahan alam Indonesia
Laboratorium
dimanfaatkan dalam
yang bermutu tinggi,
Pengawasan Obat
pelayanan kesehatan
untuk peningkatan
dan Makanan
formal dan diakui secara
kesehatan masyarakat
Nasional.
Mengembangkan obat asli
6.
LAKIP/2007/BADAN POM/RORENKEU/EVAPOR/2008
17
NO
TUJUAN STRATEGIS
SASARAN STRATEGIS
internasional
luas, sekaligus memberdayakan
4.
PROGRAM
Memperluas akses obat
7.
9.
Program
potensi kapasitas
Pengembangan dan
industri kecil/rumah
Penelitian Tanaman
tangga OT.
Obat Bahan Alam
Tersedianya obat
Indonesia.
dengan mutu yang tinggi
generik pertama
dan harga yang terjangkau
dengan harga terjangkau dan percepatan introduksi obat baru life saving.
5.
Mewujudkan BPOM
8.
Terakuinya Badan
sebagai lembaga regulatori
POM sebagai regulator
berbasis ilmiah yang
di tingkat Internasional
terpercaya dan diakui
9.
Tersedianya infra-
secara internasional
struktur yang memadai.
Setiap sasaran strategis Badan POM dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif yang dikandung dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program. Dengan demikian, kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang memberikan kontribusi bagi pencapaian misi dan visi organisasi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun, namun terdapat beberapa kegiatan yang secara natural berdimensi lebih dari 1 tahun
tetapi
dipenggal
menjadi
sub
kegiatan
berdimensi
1
tahun,
misalnya
pengembangan obat asli Indonesia.
LAKIP/2007/BADAN POM/RORENKEU/EVAPOR/2008
18
Dalam Rentra Badan POM Tahun 2005 – 2009, telah ditetapkan 9 sasaran strategis dalam mencapai 5 tujuan strategis. Untuk mengukur pencapaian sasaran tersebut, ditentukan 20 indikator sasaran. Kesembilan sasaran strategis tersebut didukung oleh 9 program dan
57 kegiatan utama, yang dilaksanakan oleh pusat dan atau 26
BBPOM/BPOM di seluruh wilayah Indonesia. Matriks Rencana Kinerja Tahun 2007 dapat dilihat pada Lampiran 1 Buku ini.
LAKIP/2007/BADAN POM/RORENKEU/EVAPOR/2008
19