LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur organisasi BPOM RI KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
SEKRETARIAT UTAMA 1. Biro Perencanaan dan Keuangan 2. Biro Kerjasama Luar Negeri 3. Biro Hukum dan Humas 4. Biro Umum
INSPEKTORAT
Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Deputi I Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan NAPZA 1. Dit. Penilaian Obat dan Produk Biologi 2. Dit. Penilaian Alat Kesehatan, Produk Diagnostik dan PKRT 3. Dit. Standardisasi Produk Terapeutik 4. Dit. Inspeksi dan Sertifikasi Produk Terapeutik 5. Dit Pengawasan NAPZA
Pusat Penyidikan Obat dan Makanan
Deputi II Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen 1. Dit. Penilaian Obat Tradisional, Suplemen Makanan & Kosmetik 2. Dit. Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen 3. Dit. Inspeksi dan Sertifikasi Obat Trdisional, Kosmetik dan Produk Komplemen 4. Dit. Obat Asli Indonesia
Pusat Riset Obat dan Makanan
Pusat Informasi Obat dan Makanan
Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya 1. Dit. Penilaian Keamanan Pangan 2. Dit. Standardisasi Produk Pangan 3. Dit. Inspeksi dan Sertifikasi Produk pangan 4. Dit Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 5. Dit. Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya
Balai POM
46
Lampiran 2. Struktur organisasi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM RI
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Sub Direktorat Surveilan dan Penanggulangan Keamanan Pangan
Promosi Keamanan Pangan
Penyuluhan Makanan Siap Saji dan Industri Rumah Tangga
seksi
seksi
seksi
Surveilan Keamanan Pangan
Komunikasi Keamanan Pangan
Penyuluhan Makanan Siap Saji
Penanggulangan Keamanan Pangan
Informasi dan Edukasi Konsumen
Penyuluhan Industri Rumah Tangga
Tata Operasional
47
Lampiran 3. Prosedur pengambilan contoh makanan (BPOM, 2009)
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.06.1.54.2797 TENTANG TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH MAKANAN, PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PELAPORAN PENYEBAB KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Makanan, Pengujian Laboratorium dan Pelaporan Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Makanan;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656); 4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4424); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
48
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 8. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 Tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB); 10.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 329/Menkes/Per/XII/76 Tentang Produksi dan Peredaran Makanan; MEMUTUSKAN: Menetapkan :
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TENTANG TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH MAKANAN, PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PELAPORAN PENYEBAB KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN MAKANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Kejadian Luar Biasa Keracunan Makanan, selanjutnya disebut KLB Keracunan Makanan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama pada saat yang sama atau hampir bersamaan setelah mengkonsumsi bahan makanan yang secara analisis epidemiologi terbukti sebagai sumber keracunan. 2. Penyelidikan KLB Keracunan Makanan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis terhadap KLB Keracunan Makanan untuk mengungkap penyebab, sumber dan cara pencemaran serta distribusi KLB Keracunan Makanan menurut variabel tempat, orang dan waktu. 3. Penanggulangan KLB Keracunan Makanan adalah serangkaian kegiatan untuk menanggulangi KLB Keracunan Makanan yang dilakukan berdasarkan hasil kajian tim penyelidikan KLB Keracunan Makanan atas faktor-faktor yang berkontribusi dalam KLB Keracunan Makanan. 4. Makanan adalah makanan dan minuman sebagaimana dimaksud dalam peraturan Menkes RI No.329/Menkes/Per/XII/76, yaitu barang yang digunakan sebagai makanan atau minuman manusia, termasuk permen karet dan sejenisnya, akan tetapi bukan obat. 5. Contoh Makanan adalah makanan yang dikonsumsi oleh korban KLB Keracunan Makanan dan diduga sebagai penyebab KLB Keracunan Makanan. 6. Pengambilan contoh makanan adalah serangkaian kegiatan pengambilan, penanganan,pengemasan, dan pengiriman contoh makanan KLB Keracunan Makanan ke laboratorium rujukan. 7. Pengujian Laboratorium adalah serangkaian kegiatan pengujian yang dilakukan terhadap contoh makanan yang diduga sebagai penyebab KLB Keracunan Makanan. 8. Pelaporan KLB Keracunan Makanan adalah kegiatan melaporkan KLB Keracunan Makanan yang terjadi di suatu daerah kepada pemangku kepentingan seperti yang disebutkan dalam Peraturan ini. 9. Unit Pelayanan Kesehatan meliputi antara lain Puskesmas, Poliklinik, Rumah Sakit Pemerintah/ swasta di tingkat propinsi atau kabupaten/Kota.
49
10. Tim Penyelidikan KLB Keracunan Makanan adalah suatu tim yang dibentuk pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, ataupun pusat untuk menyelidiki kasus-kasus terkait KLB keracunan makanan. 11. Badan adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pengawasan obat dan makanan. BAB II PENGAMBILAN CONTOH MAKANAN Pasal 2 (1) Pengambilan contoh makanan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan makanan dilakukan oleh Unit Pelayanan Kesehatan di tingkat propinsi atau kabupaten/kota segera setelah mendapat laporan dari orang yang mengetahui adanya keracunan makanan. (2) Unit Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Puskemas; b. Poliklinik; c. Rumah Sakit Pemerintah/ Swasta; d. Unit Pelayanan Kesehatan lainnya. (3) Apabila diperlukan, maka Balai Besar/ Balai POM RI di daerah berhak mengambil contoh makanan dengan berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Kesehatan dan Dinas Kesehatan terkait. (4) Pengambilan contoh makanan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Prosedur Tetap Pengambilan Contoh Makanan KLB Keracunan Makanan seperti tercantum pada Lampiran 1 peraturan ini. Pasal 3 (1) Dalam hal menurut Unit Pelayanan Kesehatan terdapat indikasi KLB Keracunan Makanan, contohmakanan yang telah diambil sesuai dengan Prosedur Tetap Pengambilan Contoh Makanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4), Unit Pelayanan Kesehatan wajib mengirimkan contoh makanan yang bersangkutan kepada laboratorium terdekat. (2) Laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Laboratorium pengujian Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan; b. Balai Laboratorium Kesehatan; c. Laboratorium Kesehatan Daerah; atau d. Laboratorium lainnya yang terakreditasi. BAB III PENGUJIAN LABORATORIUM Pasal 4 (1) Pengujian laboratorium terhadap contoh makanan dilakukan segera setelah contoh makanan diterima. (2) Pengujian laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan prosedur tetap pengujian yang berlaku di masing-masing laboratorium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2).
50
BAB IV PELAPORAN PENYEBAB KLB KERACUNAN MAKANAN Pasal 5 (1) Pelaporan penyebab KLB Keracunan Makanan dilakukan oleh Kepala Badan atau Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat sesuai dengan laporan hasil pengujian atas contoh makanan yang dicurigai sebagai penyebab KLB Keracunan Makanan. (2) Tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan Prosedur Tetap Tata Cara Pelaporan Penyebab KLB Keracunan Makanan seperti tercantum pada Lampiran 2 Peraturan ini. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 6 Pada saat berlakunya Peraturan ini, semua peraturan tentang tata cara pengambilan contoh makanan, pengujian laboratorium dan pelaporan penyebab KLB Keracunan Makanan yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan ini. BAB VI PENUTUP Pasal 7 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
51
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.06.1.54.2797 Tanggal : 7 Juli 2009 Lampiran 1
PROSEDUR TETAP (PROTAP) PENGAMBILAN CONTOH MAKANAN KLB KERACUNAN MAKANAN TUJUAN Mengambil contoh dan mengirimkan contoh ke laboratorium dengan tepat dan cepat. Kondisi contoh diharapkan tidak berubah, baik secara fisik, kimia, maupun biologi, selama pengiriman sampai saat dianalisis. Jika jenis uji yang diminta adalah uji mikrobiologi, maka contoh harus diambil secara aseptis dengan alat-alat steril, sedangkan untuk uji kimia, tidak perlu aseptis. Lakukan pengambilan contoh secara aseptis, jika tidak diketahui apakah contoh akan diuji secara kimia atau mikrobiologi. RUANG LINGKUP
Identifikasi jenis makanan (segar, jasa boga, rumah tangga, jajanan, Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP), atau Industri Non IRTP). Pengamanan contoh makanan (pengambilan, pengemasan, pelabelan dan penyimpanan) dari tempat kejadian atau sumber cemaran. Pengambilan, pelabelan dan pengiriman contoh makanan. PELAKSANA
Petugas Unit Pelayanan Kesehatan : Unit/ petugas kesehatan yang berkaitan langsung dengan masyarakat, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter Jaga, Mantri, dsb. Tim Penyelidikan Lapangan Tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri dari : - Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)/rumah sakit rujukan, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kabupaten/kota dan pihak terkait lainnya Tim Penyelidikan Tingkat Provinsi turun ke lapangan, jika KLB Keracunan Makanan mencakup daerah yang cukup luas, lintas batas wilayah kabupaten/kota dan atau ada kepentingan lain yang diperlukan. Tim penyelidikan tingkat provinsi terdiri dari: - Dinas Kesehatan Provinsi, rumah sakit rujukan, Balai Besar/Balai POM, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) atau Balai Laboratorium Kesehatan (Balai Labkes), Balai Besar/Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BB/BTKL dan PPM) dan pihak terkait lainnya. Tim Penyelidikan Tingkat Pusat pun turun ke lapangan, jika KLB Keracunan Makanan mencakup lintas provinsi, masalah nasional atau internasional, dan atau ada kepentingan lain yang diperlukan. Tim Penyelidikan Tingkat Pusat terdiri dari: - Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP&PL) - Departemen Kesehatan (Depkes) (c.q. Direktorat Surveilan, Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra; Direktorat Penyehatan Lingkungan), Badan POM RI (c.q. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan), Laboratorium rujukan nasional (misalnya Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Badan POM RI; Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Badan Litbangkes yang mempunyai tugas pokok dan fungsi tersebut).
52
ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan pengamanan contoh makanan : - Sendok. - Pisau. - Kantung plastik/stomacher. - Label - Es batu - Es kering - Adsorbent (silika gel, dll.) - Boks pendingin - Boks untuk es kering PROSEDUR Lakukan identifikasi jenis contoh makanan yang terkait dengan keracunan makanan berdasarkan kategori sebagai berikut: - Makanan segar : makanan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan makanan - Makanan jasa boga : makanan atau minuman yang dihasilkan oleh jasa boga. Jasaboga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan. - Masakan rumah tangga : makanan atau minuman yang diolah oleh rumah tangga atau keluarga atau kerabat untuk konsumsi rumah tangga atau acara keluarga dan kerabat. - Makanan jajanan : makanan atau minuman yang biasanya diperoleh dari pedagang keliling atau penjual di tempat yang tidak permanen. Makanan atau minuman tersebut dapat dibuat sendiri atau diperoleh dari pihak ketiga. - Makanan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) : makanan atau minuman yang dihasilkan oleh perusahaan makanan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan makanan manual hingga semi otomatis, baik sudah terdaftar ataupun tidak terdaftar. Jika sudah terdaftar, makanan atau minuman ini mempunyai kode registrasi Sertifikat Penyuluhan (SP) atau Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). - Makanan Industri Non IRTP : makanan atau minuman yang diproduksi oleh non IRT. Jika sudah terdaftar, makanan atau minuman ini mempunyai kode registrasi Makanan Dalam Negeri (MD) atau Makanan Luar Negeri (ML). - Lain-lain : makanan atau minuman yang tidak dapat digolongkan ke dalam keenam kategori di atas. misalnya, makanan atau minuman yang diproduksi oleh dapur umum untuk kepentingan kelompok, seperti pesantren, asrama, panti asuhan, bencana alam, atau penggusuran. Kelompokkan contoh berdasarkan wujudnya (padat atau cair). Ambil contoh dengan ketentuan sebagai berikut : a. Ketentuan umum : - Contoh diambil ± 500 g secara aseptis dengan peralatan steril, dimasukkan ke dalam wadah steril, lalu ditutup dan diberi label (Formulir 1). Jika contoh kurang dari 500 g, maka semua contoh yang tersisa diambil. - Jika contoh adalah makanan jasa boga, masakan rumah tangga, atau jajanan yang dikemas (kertas nasi, kardus, styrofoam, dll.), maka contoh diambil dengan kemasannya.
53
b. Pengambilan dan Pengemasan Contoh Makanan berdasarkan wujudnya : Ambil semua contoh dengan cara yang tepat, sesuai dengan jenisnya, yaitu : 1. Contoh padat. Cara mengambil contoh padat secara umum, yaitu ambil dengan sendok, atau jika perlu potong dengan pisau steril, sebanyak ± 500 g, lalu masukkan ke dalam wadah gelas bermulut lebar atau kantung plastik steril, tutup rapat atau kelim, dan beri label. Sedangkan pengambilan contoh padat seperti makanan beku, makanan kering bubuk, dan makanan kaleng harus mengikuti ketentuan berikut ini : - Makanan beku. Contoh Makanan beku harus dipertahankan tetap beku sampai saat akan dianalisis. Pengambilan contoh dilakukan tanpa thawing (dilelehkan) atau tanpa dibuka kemasannya. Cara pengambilan contoh adalah : (1) Ambil contoh dengan bor steril berdiameter besar. Bor contoh secara diagonal dari bagian atas (permukaan) menembus bagian tengah sampai bagian bawah (dasar). Ulangi cara yang sama pada bagian lain dari contoh, sampai diperoleh ± 500 g, lalu masukkan ke dalam kantung plastik steril, kelim, dan beri label; atau (2) Hancurkan contoh dengan palu atau pahat steril, ambil ± 500 g, lalu masukkan ke dalam kantung plastik steril, kelim, dan beri label. - Makanan kering bubuk. Cara pengambilan contoh adalah : (1) Ambil contoh dengan sendok atau spatula steril, lalu masukkan ke dalam wadah atau kantung plastik steril, tutup rapat atau kelim, dan beri label; atau (2) Ambil contoh (jumlah banyak dalam wadah besar) dengan alat seperti selongsong atau tabung berongga steril. Masukkan alat tersebut ke tumpukan contoh dalam wadah. Ulangi beberapa kali pada beberapa bagian wadah secara acak sampai ± 500 g, lalu masukkan ke dalam wadah gelas steril atau kantung plastik, tutup rapat atau kelim, dan beri label. - Makanan kaleng. Cara pengambilan contoh adalah : (1) Jika kalengnya belum dibuka atau masih utuh, ambil contoh dengan kemasannya, jangan dibuka; atau (2) Jika kalengnya sudah terbuka, ambil contoh secara aseptis, lalu masukkan ke dalam wadah gelas steril atau kantung plastik, tutup rapat atau kelim, dan beri label. 2. Contoh cair. - Makanan cair dan minuman. Contoh harus dikocok atau diaduk sebelum diambil agar homogen. Cara pengambilan contoh adalah : (1) Contoh dituangkan langsung dari wadahnya ke dalam wadah gelas steril atau kantung plastik sebanyak ± 500 ml, tutup rapat atau kelim, dan beri label; atau (2) Contoh diambil dengan pipet steril, lalu dimasukkan ke dalam wadah gelas steril atau kantung plastik, tutup rapat atau kelim, dan beri label. - Minuman kaleng. Cara pengambilan contoh minuman kaleng sama seperti makanan kaleng. Air yang digunakan dalam proses pengolahan makanan. Berdasarkan sumbernya, cara pengambilan contoh air dibagi menjadi dua, yaitu : 54
(1) Contoh air berasal dari sumur atau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang keluar melalui keran dibiarkan mengalir deras selama 10 detik, baru kemudian ditampung dalam wadah gelas steril sampai mengisi tidak lebih dari tiga perempat bagian wadah atau ± 2.5 cm dari tutup wadah. Lalu, tutup rapat wadah, dan beri label. Jika air diklorinasi, maka klorin harus dinon-aktifkan agar tidak bereaksi dengan mikroorganisme dalam contoh dengan cara sebagai berikut: - masukkan garam natrium tiosulfat ke dalam wadah gelas (tempat contoh) sebelum wadah disterilisasi. Kadar natrium tiosulfat setelah diisi dengan contoh adalah 20 mg/L contoh. Misalnya, jika volume air yang akan diambil adalah 500 ml, maka jumlah garam natrium tiosulfat yang dimasukkan adalah 10 mg. (2) Contoh yang berasal dari sumber mata air diambil setelah aliran air dibiarkan mengalir selama sekitar 5 menit. Letakkan wadah gelas steril bermulut lebar di bawah aliran air tersebut, lalu isi sampai mengisi tidak lebih dari tiga perempat bagian wadah atau ± 2.5 cm dari tutup wadah. Lalu, tutup rapat wadah gelas, dan beri label. Beri label setiap contoh segera setelah dikemas (Formulir 1). Isi semua keterangan pada label, kecuali informasi waktu pengambilan contoh untuk pengujian laboratorium yang harus diisi pada saat contoh akan dikirim ke laboratorium. Masukkan semua contoh, kecuali contoh makanan IRTP atau makanan industri non IRTP yang diambil dengan kemasannya ke dalam boks pendingin berisi es batu. Es kering hanya digunakan untuk contoh beku. Contoh makanan siap saji yang dikemas (kertas nasi, kardus, styrofoam, dll.) harus dikemas lagi dengan kantung plastik sebelum dimasukan ke dalam boks pendingin (es batu) agar tidak rusak. Buat berita acara pengambilan contoh makanan (Formulir 2) dalam rangkap dua, yaitu rangkap pertama untuk pihak yang mengambil contoh dan rangkap kedua untuk pihak yang menyerahkan contoh. Bawa semua contoh dengan sarana transportasi tercepat ke tempat penyimpanan contoh, misalnya Puskesmas atau RS terdekat, dan masukkan semua contoh ke lemari pendingin pada suhu sekitar 4ºC atau -18ºC (freezer) untuk makanan beku. Tetapi jika memungkinkan, misalnya jika lokasi keracunan makanan berdekatan dengan laboratorium, kirim contoh langsung ke laboratorium. Pilih contoh makanan berdasarkan penentuan makanan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan makanan berdasarkan studi kohort dengan RR (risiko relatif) tinggi serta uji statistik berbeda nyata atau penentuan makanan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan makanan berdasarkan studi kasus-kontrol (case-control study) dengan OR(Odds ratio) tinggi dan berbeda nyata. Jika tidak melakukan studi kohort maupun casecontrol study, maka tentukan makanan yang dicurigai dengan melakukan kajian risiko sederhana melalui kajian karakteristik komponen penyusun makanannya, faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan patogen, praktek penanganan makanan (suhu, waktu, keadaan higiene dan sanitasi, dan kemungkinan kontaminasi silang). Tentukan jenis uji laboratorium yang diminta berdasarkan diagnosis etiologi. Keputusan jenis makanan dari kajian risiko dan uji didasarkan pada tips sederhana yaitu mikroba yang mungkin hidup pada kelompok makanan, prevalensi patogen penting dalam makanan, patogen dengan jalur transmisinya, kemudian seleksi berdasarkan distribusi gejala. Hasil uji spesimen yang positif terhadap suatu agent dapat digunakan sebagai parameter uji contoh makanan. Contoh makanan yang terpilih diambil dari tempat penyimpanan contoh, lengkapi label dengan mengisi informasi waktu pengambilan contoh untuk pengujian laboratorium (Formulir 1) dan kirimkan segera ke laboratorium rujukan yang disertai surat pengantar pengujian contoh dan jenis uji yang diminta (Formulir 3). Contoh makanan yang
55
kondisinya sudah rusak tidak perlu diuji secara mikrobiologis termasuk uji toksin hasil metabolisme patogen. Prosedur pengisian Formulir 3 adalah sebagai berikut : - Nama contoh : nama makanan atau minuman yang mempunyai nilai RR atau OR tinggi dan berbeda nyata dengan uji statistik. - Nomor contoh : Cukup jelas. - Tempat pengumpulan contoh : Lokasi pengamanan contoh. - Alamat, telepon : Cukup jelas. - Tgl/ jam pengumpulan contoh : Cukup jelas. - Penanggung jawab : Orang yang bertanggung jawab terhadap contoh. - Suhu tempat penyimpanan : Cukup jelas. - Waktu antara pengolahan hingga penyajian : Selang waktu antar pengolahan sampai penyajian makanan. - Jenis transportasi pengiriman contoh: Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut contoh ke laboratorium. - Wadah contoh : Tempat atau kemasan untuk mengemas contoh. - Tanggal pengiriman : Tanggal pada saat contoh dikirim ke laboratorium. - Cara pengambilan contoh : Aseptis atau tidak aseptis, pilih salah satu dengan memberi tanda (√) pada kotak yang disediakan. - Pengiriman contoh : Refrigerasi, beku, atau suhu kamar, pilih salah satu dengan memberi tanda (√) pada kotak yang disediakan. - Rentang masa inkubasi : Masa inkubasi adalah selang waktu atau periode antara masuknya penyebab keracunan ke dalam tubuh seseorang sampai muncul gejala awal. Sedangkan rentang masa inkubasi adalah kisaran masa inkubasi dari seluruh kasus. - Median masa inkubasi : Nilai tengah data masa inkubasi seluruh kasus yang dikumpulkan setelah mengurutkannya dari nilai terkecil hingga terbesar. - Gejala awal yang menonjol : Gejala yang pertama kali muncul dan paling dominan. - Gejala lanjutan yang spesifik : Gejala khusus lainnya yang menyertai gejala awal. - Nama pengirim contoh :Cukup jelas. - Uji yang diminta :Diisi oleh tim penyelidikan lapangan. Dengan memberi tanda (√) sesuai uji yang diminta. c. Pengiriman Contoh Makanan Masukkan contoh dalam boks pendingin. Sebarkan es batu di sekeliling contoh agar suhunya tetap dingin (0 - 4°C). Simpan contoh beku di dalam boks untuk es kering yang diberi es kering untuk menjaga contoh tetap beku. Namun, penggunaan es kering harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : Jangan menyimpan es kering dalam wadah yang terbuat dari logam, gelas, plastik, atau sejenisnya yang tertutup rapat dan tidak dapat dilewati udara karena dapat meledak. Jika menggunakan kemasan, maka diberi lubang secukupnya agar tekanan tidak berlebihan. Jika contoh dikemas dengan plastik, es kering harus dibungkus dengan kertas untuk mencegah kontak langsung dengan plastik. Jika terjadi kontak, maka suhu sangat dingin yang dihasilkan es kering membuat plastik rapuh atau pecah, sehingga contoh tidak utuh. Simpan contoh makanan yang kering seperti bubuk tepung, makanan atau minuman kaleng, dan air, pada suhu ruang (25° -30°C). Penyimpanan contoh ini tidak memerlukan suhu dingin, namun harus dihindari suhu di atas 45°C. Sebaiknya, contoh makanan kering bubuk dikemas di dalam boks yang di dalamnya diisi adsorben atau penyerap uap air, seperti silica gel, agar tetap kering (bebas dari uap air). 56
Segera kirimkan contoh ke laboratorium, terutama contoh yang telah dimasukkan ke dalam media pengkaya. Jika menggunakan es kering, maka pada karton pengiriman diberi tanda ”BERISI ES KERING”. Sertakan surat pengantar permintaan pengujian contoh makanan dan tentukan uji yang diminta (formulir 3) bersama contoh yang dikirimkan. FORMULIR – FORMULIR Formulir Label Contoh Makanan (Formulir 1) Formulir Berita Acara Pengambilan Contoh Makanan (Formulir 2) Formulir Permintaan Pengujian Contoh Makanan (Formulir 3)
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.06.1.54.2797 Tanggal : 7 Juli 2009 Formulir 1
LABEL CONTOH MAKANAN Nomor contoh : ………………….............................................................. Nama contoh : ………………….............................................................. Jumlah contoh : ………………….............................................................. Lokasi pengamanan contoh :............................................................................... Waktu pengamanan contoh : Jam ............., Tanggal ......... ................... .......... Lokasi penyimpanan contoh: .............................................................................. Waktu pengiriman contoh untuk pengujian laboratorium* : Jam ........, Tanggal............. * Hanya untuk contoh yang diambil dari tempat penyimpanan contoh untuk pengujian laboratorium
57
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.06.1.54.2797 Tanggal : 7 Juli 2009 Formulir 2
BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH MAKANAN*) Berdasarkan surat tugas ................... (pejabat Puskesmas), No ........................., tanggal .............. bulan .......... tahun .............., pada hari ini ...…........, jam ........, tanggal ................. bulan............. tahun ..............., a), telah diamankan contoh makanan di ................................... (lokasi kejadian) sebagai berikut : No
Nama contoh (makanan atau minuman
Kategori Contoh b)
Jenis contoh berdasarkan bentuknya c)
Jumlah d)
No registrasi e) (No SP, No P-IRT, No MD, No ML)
1 2 3 4 dst a)
diisi dengan huruf cetak. makanan segar, jasa boga, rumah tangga, jajanan, Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP), atau industri Non IRTP, lainlain (pilih salah satu). c) padat, cair atau padat-cair (pilih salah satu). d) jumlah : satuan g, ml, bungkus, kaleng, dll. e) jika contoh adalah makanan olahan yang terdaftar. b)
Demikian berita acara ini dibuat, dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. ........................ , ....... .................... ................ Pihak yang menyerahkan contoh, Petugas yang mengamankan contoh,
(.................................................)
(...................................................)
*) dibuat rangkap 2 : rangkap pertama untuk pihak yang mengambil contoh dan rangkap kedua untuk pihak yang menyerahkan contoh.
58
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.06.1.54.2797 Tanggal : 7 Juli 2009 Formulir 3
PERMINTAAN PENGUJIAN CONTOH MAKANAN Nama Contoh .................................................... Tempat pengumpulan contoh Alamat ..................................... .................................. Penanggung jawab Suhu tempat penyimpanan ...................................... (Storage unit) ......................................... Jenis transportasi pengiriman Wadah contoh contoh ....................... .....................................
Telepon Tgl/jam pengumpulan ............... ............................... Waktu antara pengolahan hingga konsumsi ................................................... Tgl pengiriman ..................................
Cara pengambilan contoh *) : Aseptis Tidak aseptis Pengiriman contoh *) : Refrigerasi Beku Suhu kamar Rentang masa inkubasi : .......................... Median masa inkubasi : …………………… Gejala awal yang menonjol : Gejala lanjutan yang spesifik : ......................................................................................... ...................................................................................... Nama pengirim contoh : ............................................. Parameter
Uji yang diminta*)
Kimia Logam berat As Pb Cu Sn Hg Cd Sianida Antimon Anilin Lainnya ............... Toksin Staphilokoki Botulin Tetrodotoksin Soksitoksin Amatoksin Palatoksin Mikotoksin,sebutkan……........ Histamin Metanol Nitrat/nitrit Lainnya : ……………………
Parameter
Uji yang diminta **)
Residu pestisida Hidrokarbon terklorinasi/ organoklorin Organo phosphat Pyretroid Karbamat Lainnya
Mikrobiologi Staphylococcusl aureus C. perfringens B. cereus Salmonella Shigella E. coli V. parahaemolyticus Aerobic Colony Count Coliform Fecal Coliform Enterococci Kapang/khamir Lainnya :……………
Keterangan: .............................................................................
59
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.06.1.54.2797 Tanggal : 7 Juli 2009 Lampiran 2
PROSEDUR TETAP (PROTAP) TATA CARA PELAPORAN PENYEBAB KLB KERACUNAN MAKANAN TUJUAN Memberikan laporan tentang hasil pengujian contoh penyebab KLB Keracunan Makanan. RUANG LINGKUP
Pengisian formulir hasil pengujian contoh makanan. Pengiriman formulir hasil pengujian contoh makanan. PELAKSANA Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan RI atau Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan.
PROSEDUR Kaji hasil analisis laboratorium dari contoh makanan Buat laporan hasil pengujian contoh makanan dengan menggunakan formulir hasil pengujian contoh makanan (Formulir 4). Isi formulir 4 bagian hasil pengujian dengan cara sebagai berikut: - No. ID contoh di laboratorium : Cukup jelas. Diisi oleh petugas laboratorium - Tanggal datang :Tanggal pada saat contoh diterima di laboratorium. - Nama penerima contoh : Cukup jelas - Kondisi contoh ketika diterima : Diisi oleh pihak laboratorium dengan tanda √sesuai dengan kondisi contoh - Suhu contoh saat diterima, aw, pH, komentar dan interpretasi: Diisi oleh pihak laboratorium - Analis laboratorium :Nama orang yang menganalisis contoh - Penanggung jawab :Orang yang mengesahkan lembar pengujian contoh. - Lembaga :Nama lembaga atau instansi yang menaungi laboratorium yang menguji contoh - Tanggal/jam diterima, mulai diuji, selesai: Cukup jelas - Hasil Pengujian Ada : Jika hasil laboratorium menunjukan hasil uji positif (ada), maka diisi oleh petugas laboratorium dengan tanda √. Tidak : Jika hasil laboratorium menunjukan hasil uji negatif (tidak ada), maka diisi oleh petugas laboratorium dengan tanda √. Jumlah/konsentrasi : Diisi oleh pihak laboratorium
60
Typing :
Diisi oleh pihak laboratorium. Data ini mungkin tidak dapat dikerjakan oleh laboratorium rujukan di daerah, namun dapat diupayakan untuk diuji ke laboratorium rujukan nasional /lainnya Buat surat pengantar pelaporan penyebab KLB Keracunan Makanan dan kirim beserta lampirannya (formulir 4) kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan kepada Bupati/Walikota, dan Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM RI disertai informasi lain yang relevan. FORMULIR Formulir Hasil Pengujian Contoh Makanan (Formulir 4) REFERENSI Kriteria Laboratorium Untuk Konfirmasi Penyebab Penyakit (Tabel 1)
Formulir 4
HASIL PENGUJIAN CONTOH MAKANAN Nama contoh ........................... Pengirim ....................... Keterangan lain :
Nomor contoh ................... Tgl datang ............................
No. ID Contoh di Laboratorium .............................. Nama penerima contoh : ..............
61
Uji yang diminta *)
Parameter
Hasil pengujian Ada *)
Tidak*)
Jumlah/ konsentrasi
Kimia Logam berat As Pb Cu Sn Hg Cd Sianida Antimon Anilin Lainnya : ……… Toksin Staphilokoki Botulin Tetrodotoksin Soksitoksin Amatoksin Palatoksin Mikotoksin, sebutkan……………… Histamin Metanol Nitrat/nitrit Lainnya : ………… Residu pestisida Hidrokarbon terklorinasi/ organoklorin Organo phosphat Pyretroid Karbamat Lainnya Mikrobiologi Staphylococcus aureus C. perfringens B. cereus Salmonella Shigella E. coli V. parahaemolyticus Aerobic Colony Count Coliform Fecal Coliform Enterococci Kapang/khamir Lainnya : …………………… Kondisi contoh ketika diterima *) Suhu contoh ketika diterima aw ....................................... Baik Buruk Komentar dan interpretasi ............................................................................................................................. .... Analisis laboratorium Lembaga ............................................................... ...................................... Penanggung jawab Diterima .............................................................. ............. *) *)
Typing
pH
Tanggal/ jam Mulai diuji ...............
Selesai ........
: Beri tanda (√) pada pilihan yang dipilih : Formulir dapat dimodifikasi sesuai dengan kepentingan laboratorium
62
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.06.1.54.2797 Tanggal : 7 Juli 2009 Tabel 1 (Referensi)
Tabel 1. Kriteria Laboratorium Untuk Konfirmasi Penyebab Penyakit Penyebab etiologi Kriteria laboratorium untuk konfirmasi1,2,3 GEJALA DAN TANDA-TANDA SALURAN PENCERNAAN ATAS (MUAL, MUNTAH) MUNCUL PERTAMA ATAU DOMINAN Waktu inkubasi kurang dari 1 jam Senyawa mirip Identifikasi jenis jamur yang diimplikasikan secara epidemiologi resin dalam ATAU beberapa jenis Terdapat racun jamur tersebut (seperti muscimol, muscarine, psilocybin, coprius jamur artemetaris, ibotenic acid) pada makanan ATAU Gejala-gejala spesifik keracunan jamur teridentifikasi Antimoni Analisis pada makanan. Dosis keracunan akut (acute toxicity dose) senyawa ini 0.5 mg/kg BB Kadmium Identifikasi logam ini pada makanan Tembaga Analisis pada makanan. Dosis keracunan akut senyawa ini 0.01 mg/kg BB Sodium fluorida Deteksi sodium fluorida tersebut pada muntahan atau hasil cuci perut (>2 orang) ATAU Analisis pada makanan. Dosis keracunan akut senyawa ini 0.1 – 0.3 mg/kg BB Timbal Deteksi timbal pada darah sebanyak > 60 μg/dL (³ 2 orang) Timah Deteksi ion logam tersebut sebanyak 150 mg/kg untuk minuman ringan dan 250 mg/kg untuk produk makanan yang lain Seng Terdapatnya ion logam dalam jumlah besar pada makanan atau minuman yang diimplikasikan. Seng dengan jumlah 225 mg dapat menimbulkan keracunan untuk orang dewasa sedangkan untuk anak-anak kurang dari nilai tersebut ATAU Deteksi ion logam tersebut pada darah, feses, atau urin (³ 2 orang) Bacillus cereus Isolasi >105/g B. cereus dari makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi (enterotoksin) ATAU Isolasi B. cereus dari feses ³ 2 orang yang sakit dan tidak pada feses orang yang berisiko tetapi tidak sakit ATAU Isolasi serotipe yang sama dari makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi dan orang yang sakit ATAU Identifikasi enterotoksin pada makanan Staphylococcus Terdeteksinya enterotoksin pada makanan yang diimplikasikan aureus ATAU S. aures yang sama phage type-nya pada feses atau muntahan ³ 2 orang yang sakit; isolasi S. aureus dari makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi dan/atau isolasi dari kulit atau hidung pekerja adalah bukti-bukti pendukung ATAU Isolasi >105/g S. aureus dari makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi atau identifikasi enterotoksin pada makanan (dosis minimum intoksikasi 0.55μg toksin) Nitrit Terdapatnya ion nitrit dalam jumlah besar pada makanan atau minuman yang diimplikasikan (>1 mg / kg BB) Bacillus anthracis Teridentifikasi bakteri tersebut pada darah (³ 2 orang) GEJALA DAN TANDA-TANDA SAKIT TENGGOROKAN DAN SALURAN PERNAFASAN MUNCUL PERTAMA Waktu inkubasi biasanya di bawah 13 sampai 72 jam
63
Bakteri Streptococcus Identifikasi bakteri ini pada makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi. beta-hemolitik Dosis infeksi bakteri ini sebesar 1000 sel. GEJALA DAN TANDA SALURAN PENCERNAAN BAWAH (KEJANG PERUT, DIARE) MUNCUL PERTAMA ATAU DOMINAN Waktu inkubasi biasanya di bawah 7 sampai 12 jam Toksin Bakteri Bacillus cereus Isolasi >105/g B. cereus dari makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi (keracunan ATAU enteritis) Isolasi B. cereus dari feses ³ 2 orang yang sakit dan tidak pada feses orang yang berisiko tetapi tidak sakit ATAU Isolasi serotipe yang sama dari makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi dan orang yang sakit Clostridium Isolasi C. perfringens dengan serotipe yang sama pada makanan yang perfringens diimplikasikan dan fekal ³ 2 orang yang sakit ATAU Isolasi C. perfringens dengan serotipe yang sama organisms pada fekal ³ 2 orang yang sakit dan tidak pada orang yang berisiko tetapi tidak sakit ATAU >105/g C. perfringens dalam makanan yang diimplikasikan ATAU Spora pada fekal >106/g pada ³ 2 orang yang sakit yang diperiksa dalam beberapa hari selama terjadinya KLB Waktu inkubasi biasanya di bawah 13 sampai 72 jam Bakteri Campylobacter Isolasi C. jejuni dari feses atau darah ³ 2 orang yang sakit jejuni ATAU Isolasi C. jejuni dari makanan yang diimplikasikan. Dosis infeksi dari bakteri ini sebesar 106 sel. Vibrio cholerae Isolasi V. cholerae O1 yang bersifat toksigenik makanan yang diimplikasikan O1 secara epidemiologi. Dosis infeksi dari bakteri ini 106 CFU ATAU Isolasi V. cholerae O1 dari feses atau muntahan ³ 2 orang sakit ATAU Peningkatan yang signifikan pada antibodi vibriocidal, penggumpal bakteri atau antitoksin pada fase akut dan awal penyembuhan atau penurunan signifikan antibodi vibriocidal antibodies pada awal dan akhir fase penyembuhan pada orang yang sudah lama tidak diberi imunisasi kolera Escherichia coli Adanya E. coli dengan serotipe yang sama pada makanan yang diimplikasikan dan feses ³ 2 orang yang sakit yang tidak terdapat pada orang yang berisiko tetapi tidak sakit ATAU Isolasi E. coli dengan serotipe yang sama yang telah dibuktikan bersifat enterotoksigenik atau invasif di dalam uji laboratorium dari feses ³ 2 orang yang sakit ATAU Ditunjukkan bahwa isolat E. coli dari feses adalah galur-galur yang bersifat enterotoksigenik, enteroinvasif atau hemorragik. Dosis infeksi dari bakteri ini, sebagai berikut: - Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC) : 108 sel - Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC): 106 sel - Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC) : diperkirakan 10 – 103 CFU : belum diketahui tetapi diperkirakan sama dengan Shigella dysentriae (10 sel) - Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC) : 108 CFU untuk orang dewasa : belum diketahui tetapi diperkirakan sama dengan Shigella dysentriae (10 sel) Salmonella Isolasi Salmonella dari makanan yang diimplikasikan. Dosis infeksi dari bakteri ini bervariasi tergantung dari serovarnya. - Dosis infeksi dari serovar Eastbourne : 100 sel
64
Shigella
Vibrio parahaemolyticus
Yersinia enterocolitica, Y. pseudotuberculos is
- Dosis infeksi dari serovar Napoli : 10 sel - Dosis infeksi dari serovar Thypimurium : 100 sel - Dosis infeksi dari serovar Heidelberg : 100 sel - Dosis infeksi dari serovar Newport : 10 sel - Dosis infeksi dari serovar tipe lain : 4 sel ATAU Isolasi Salmonella dari feses ³ 2 orang yang sakit Isolasi Shigella dari makanan yang diimplikasikan. Dosis infeksi pada bakteri ini sebesar > 10 sel. ATAU Isolasi Shigella dari feses ³ 2 orang yang sakit Isolasi >105/g V. parahaemolyticus dari makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi (umumnya sea food) ATAU Isolasi V. parahaemolyticus Kanagawa-positif dari feses ³ 2 orang sakit Deteksi kultur bakteri ini pada feses, muntahan, atau darah dari ³ 2 orang ATAU Deteksi bakteri ini dari ³ 2 orang dengan menggunakan uji serologi
Waktu inkubasi biasanya lebih lama dari 72 jam Virus Virus Norwalk Uji serologi positif pada muntahan atau feses ³ 2 orang yang sakit, gejala gastroenteritis selama lebih kurang 36 jam dengan masa inkubasi 24 - 48 jam setelah mengkonsumsi makanan yang diimplikasikan Rotavirus Identifikasi virus tersebut pada feses dari ³ 2 orang melalui immunoassay Entamoeba Pemeriksaan feses positif ³ 2 orang untuk kista dan parasit. Dosis infeksi : 5 histolytica kista Anisakis Pemeriksaan feses positif ³ 2 orang untuk kista dan parasit. Dosis infeksi : 1 phocanema larva Taenia saginata Terdapat telur atau proglotid positif pada feses (³ 2 orang). Dosis infeksi : 1 kista Diphyllobothrium Teridentifikasi telur parasit positif tersebut pada feses (³ 2 orang). Dosis infeksi latum : 1 larva Giardia lamblia Pemeriksaan feses positif untuk telur maupun parasit pada ³ 2 orang. Untuk infeksi jangka panjang dapat menggunakan uji serologi. Dosis infeksi : 10 kista Taenia solium Terdapat telur pada proglotid pada feses ³ 2 orang. Dosis infeksi : 1 kista GEJALA DAN TANDA –TANDA SYARAF (GANGGUAN MELIHAT, GATAL, DAN ATAU LUMPUH) MUNCUL PERTAMA ATAU DOMINAN Waktu inkubasi biasanya di bawah 1 jam Toksin Fungi Asam Ibotenat Identifikasi jenis jamur yang diimplikasikan secara epidemiologi dan muskarin ATAU Terdapat racun jamur tersebut pada makanan yang diimplikasikan ATAU Gejala-gejala spesifik keracunan jamur teridentifikasi Senyawa kimia Karbaril, aldikarb Analisis pada makanan. Diidentifikasi senyawa-senyawa tersebut pada makanan. Dosis toksisitas akut untuk karbaril dan aldikarb sebesar 0.001 mg/kg BB Keracunan Deteksi > 80 mg toksin / 100gr makanan maupun deteksi toksin tersebut pada kerang paralitik air tempat kerang tersebut berada. Dapat menggunakan High-Pressure Liquid (Paralytic Chromatography. Shelfish Poisoning) yang disebabkan Saksitoksin Tetrodotoksin Deteksi racun tersebut pada ikan puffer/fugu/buntal sebanyak ≥ 100 μg. Gulma jimson Terdeteksi gulma ini pada list makanan penderita. ATAU
65
Hemlock air
Hidrokarbon terklorinasi
Terdeteksi 2 - 4 mg toksin atropin maupun skopolamin Terdeteksi resin dan cicutoksin pada urin ³ 2 orang Waktu inkubasi biasanya antara 1 sampai 6 jam Senyawa kimia Terdeteksi senyawa ini pada darah, urin, feses, cucian perut pada ³ 2 orang
Toksin hewan Adanya ciguatoksin pada ikan yang diimplikasikan ATAU Gejala klinis pada pasien yang telah mengkonsumsi jenis-jenis ikan yang sebelumnya pernah menyebabkan keracunan ikan ciguatera (misalnya jack, snapper, grouper). Dosis infeksi : 40 – 70 ng. Clostridium Terdeteksinya toksin botulin pada feses atau serum ³ 2 orang botulinum ATAU Terdeteksinya C. botulinum dari makanan yang diimplikasikan (dosis intoksikasi 0.5-5ng toksin) ATAU Isolasi C. botulinum dari feses ³ 2 orang dengan gejala klasik keracunan botulin ATAU Gejala klinis pada orang-orang yang telah makan yang sama dengan ³ 2 orang yang terbukti kasusnya di laboratorium Merkuri Analisis merkuri pada makanan. Dosis toksisitas akut senyawa ini 14 mg/kg BB. GEJALA DAN TANDA –TANDA INFEKSI UMUM (DEMAM, MENGGIGIL, LEMAH, DAN ATAU NYERI) TERJADI Waktu inkubasi biasanya di bawah 72 jam Bakteri Brucella Kenaikan titer 4 kali lipat selama jangka waktu sakit dan penyembuhan (³ 2 orang) ATAU Isolasi Brucella dari darah ³ 2 orang yang sakit Listeria Kultur Listeria pada darah dan serebrospinal (³ 2 orang) monocytogenes Salmonella typhi Isolasi Salmonella dari makanan yang diimplikasikan. Dosis infeksi bakteri ini 100 sel ATAU Isolasi Salmonella dari feses ³ 2 orang yang sakit. Vibrio vulnificus Isolasi V. vulnificus dari darah ³ 2 orang sakit terdeteksi positif Dosis infeksi bakteri ini 100 sel Virus Hepatitis A Uji fungsi liver (hati) cocok dengan hepatitis pada orang yang mengkonsumsi makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi. ATAU Uji serologi positif pada ³ 2 orang ATAU Terdeteksi virus ini pada makanan. Dosis infeksi virus ini sebesar 10 virus. Parasit Angiostrongylus Terdeteksi sejumlah telur dan larva parasit ini pada ³ 2 orang cantonensis Toxoplasma Teridentifikasi parasit ini dengan cara deteksi dengan tikus, PCR, atau uji gondii serologi pada ³ 2 orang. Dosis infeksi : 1 kista Trichinella Teridentifikasi parasit ini secara mikroskopis, deteksi antibodi, dan muscle spiralis biopsy pada ³ 2 orang. Dosis infeksi : 1 – 500 larva GEJALA DAN TANDA –TANDA ALERGI (MERAH PADA WAJAH DAN ATAU GATAL) TERJADI Waktu inkubasi biasanya di bawah 1 jam Senyawa bakteri atau binatang Keracunan keracunan mengalami keracunan jika mengkonsumsi <20 mg/100 g pada ikan, histamin keju dan lainnya) yang diimplikasikan secara epidemiologi (Scombrotoxin) ATAU Ciguatoxin
66
Monosodium glutamat (MSG) Keracunan (diare) karena kerang-kerangan
Gejala klinis orang-orang yang diketahui mengkonsumsi ikan dari Ordo Scombrodei atau jenis ikan yang telah diketahui dapat menyebabkan keracunan scombroid (misal: mahi-mahi, tuna, bluefish) Sejarah mengkonsumsi makanan yang diimplikasikan secara epidemiologi yang mengandung banyak MSG (biasanya > 1.5 g) Terdeteksinya toksin pada kerang yang diimplikasikan secara epidemiologi dengan pengujian tikus (mouse atau rat test) ATAU Terdeteksinya peningkatan jumlah Dinoflagellata (Dinophysis) penyebab keracunan kerang di dalam air (perairan) dimana kerang yang diimplikasikan berasal (dipanen)
1
Gejala dan waktu inkubasi bervariasi tergantung individu atau kelompok yang terpapar karena perbedaan ketahanan erdasarkan umur, kondisi gizi, jumlah organisme atau konsentrasi racun dalam makanan yang dimakan, jumlah makanan yang dimakan dan patogenisitas serta virulensi galur mikroorganisme atau toksisitas dari bahan kimia yang terlibat. Beberapa penyakit juga memiliki gejala tambahan dan memiliki waktu inkubasi yang lebih singkat atau yang lebih panjang dari yang tercantum di atas. 2 Contoh dari makanan yang terdaftar yang telah dimakan selama waktu inkubasi penyakit harus dikumpulkan untuk dianalisis. 3 Minimal dua pengujian spesimen positif untuk konfirmasi penyebab keracunan makanan
Sumber : Dari berbagai sumber, antara lain : a) Center for Food Safety and Applied Nutrition. Food and Drug Control USA. Bad Bug Book. b) US Environmental Protection Agency. 2005. c) Syracuse Research Corporation. ATSDR‟S Acute Minimal Risk Level for Copper. d) Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA). e) Hocking, Ailsa D (ed). 1997. Foodborne Microrganisms of Public Health Significance. AIFST (NSW Branch) Food Microbiology Group f) Borchert, L.L. and R.G. Cassens. 1998. Chemical Hazard Analysis for Sodium Nitrite in Meat Curing. American Meat Institute. University of Wiconsin g) Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR).Communicable Disease Control (CDC) USA. h) Laboratory Identification of Parasite of Public Health Concern. Communicable Disease Control (CDC) USA. i) Office of Chemical Safety – Department of Health and Ageing Australia. 2004. ArfD List. j) eMedicine World Medical Library. 2005. k) Medical Network. 2005. Vitamin Toxicity. l) Deshpande, S.S. 2002. Handbook of Food Toxicology. Marcell Dekker, Inc. USA.
67
Lampiran 4. Kuesiner survei kapasitas puskesmas KUESIONER SURVEI KAPASITAS PUSKESMAS DALAM PENGAMBILAN CONTOH MAKANAN PENYEBAB KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KERACUNAN PANGAN DI KABUPATEN BOGOR
Nomor: ..................
Petunjuk pengisian: - Berilah tanda √ pada sesuai dengan jawaban anda - Isilah titik-titik dengan singkat dan jelas - Gunakanlah huruf KAPITAL BLOK I. IDENTITAS PUSKESMAS 1. Nama Puskesmas :
............... ......... .................... .......... ................................... .............................................
2. Alamat Puskesmas : a. Propinsi
: ........................................
b. Kabupaten/ Kota*) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . c. Kecamatan
: ........................................
d. Desa/ Kelurahan*) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . e. Jalan
: ........................................
f. Kode Pos
:
g. Nomor telepon
:
h. Nomor faksimili
:
i. E-mail
: ........................................
j. Website
: ........................................
k. Jenis Puskesmas
:
Perawatan
Non perawatan
Lainnya, sebutkan . . . . . . . . . . . . . . . . .
68
*) Coret yang tidak perlu 3. Nama Kepala Puskesmas
:..................... ...................
Nama Responden
:..................... ...................
Jabatan
:..................... ...................
No. Telp
:..................... ...................
4. Gambarkan struktur organisasi puskesmas ini ! ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... *Jika jawaban melebihi kotak dapat dilampirkan pada kertas terpisah
BLOK II. DATA SDM PUSKESMAS 1. Berapa banyak jumlah SDM di puskesmas ini? 10 – 20 orang 20 – 30 orang 30 – 40 orang
40 – 50 orang
Lainnya, sebutkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Sebaran pegawai berdasarkan jenjang pendidikan: Jenjang Pendidikan
Doktor/S-3
Master/ S-2
Sarjana/ S-1 atau D-4
Diploma 1/ 2/ 3
SLTA/ setara
< SLTA/ setara
Kepala Puskesmas Umum dan Sekretariat/ Kepegawaian TU Bendahara/ Keuangan Laboratorium Farmasi Bidang SDK Sis. Informasi Kesehatan Kes. Dasar/ Rujukan Bidang Kes. Khusus Yankes bencana Jamkesmas Gizi Bidang KESGA & KIA Kesmas KB
69
Bidang PP & PL
Promkes/ PSM P2P & Surveilan Imunisasi Penyehatan Lingkungan
Jumlah
BLOK III. KETERANGAN MENGENAI PENGAMBILAN CONTOH MAKANAN PENYEBAB KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KERACUNAN PANGAN 1. Apakah Saudara mengetahui definisi KLB Keracunan Pangan? Ya Tidak 2. Jika Ya, tuliskan secara singkat definisi KLB Keracunan Pangan yang anda ketahui! ........................... ............................................ ........................... ............................................ ........................... ............................................ 3. Apakah puskesmas pernah menangani kasus KLB Keracunan Pangan di wilayah kerjanya? Ya Tidak 4. Apakah puskesmas telah membentuk Tim Penyelidik dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangan Ya Tidak 5. Jika Ya, tuliskan susunan Tim (berdasarkan unit kerja)! Ketua :....................... ...................... Sekretaris : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Anggota : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6. Apakah puskesmas pernah melakukan pengambilan contoh makanan penyebab KLB keracunan pangan? Ya Tidak 7. Apakah puskesmas memiliki petugas khusus yang bertugas sebagai pengambil contoh makanan penyebab KLB Keracunan Pangan? Ya Tidak Jika Ya, dari bidang manakah petugas pengambil contoh makanan? Laboratorium Farmasi Sis. Informasi Kesehatan Kes. Dasar/ Rujukan
Kesehatan khusus bencana
Jamkesmas
Gizi
KesGa & KIA KB
Promkes/ PSM
70
P2P & Surveilan
Imunisasi
Penyehatan Lingkungan
Lainnya, sebutkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8. Apakah ada pelatihan khusus bagi SDM bidang pengambilan contoh makanan? Ya Tidak Jika Ya, isi tabel berikut ini, topik/ tema pelatihan dan jumlah SDM yang telah dilatih dalam 5 tahun terakhir: No
Nama Pelatihan (Bersertfikat)
Jumlah SDM yang telah dilatih 2011 2010 2009 2008
2012
1 2 3 4 5 6 7 9. Peralatan apa saja yang digunakan dalam pengambilan contoh makanan? Beri tanda (√) pada salah satu pilihan di bawah ini! Peralatan Sendok Wadah gelas bermulut lebar Kantung plastik/ stomacher steril Label Bor steril berdiameter besar Palu Pahat steril Spatula steril Selongsong Pipet steril Pisau Es batu Es kering Adsorbent (silika gel, dll) Boks pendingin Boks untuk es kering
Ya
Tidak
10. Berapa banyak contoh makanan yang diambil? 100 g 200 g 500 g
Lainnya . . . . . . . . . . . . . . .
11. Apakah puskesmas melakukan identifikasi jenis contoh makanan penyebab keracunan pangan berdasarkan kategorinya (seperti: makanan segar, makanan jasa boga, masakan rumah tangga,makanan jajanan, dsb)? Ya Tidak 71
12. Apakah puskesmas memiliki SOP mengenai tata cara pengambilan contoh makanan penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan? Ya Tidak Jika Ya, darimanakah sumber referensi/ dasar hukum SOP tersebut? Peraturan Kepala Badan POM No HK.00.06.1.54.2797 tahun 2009 tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Makanan, Pengujian Laboratorium dan Pelaporan Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan Lainnya, sebutkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13. Apakah puskesmas pernah mengirim contoh makanan penyebab KLB keracunan pangan untuk diuji di laboratorium? Ya Tidak Jika Ya, dikirimkan kemana contoh makanan tersebut? Laboratorium Badan POM Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan contoh penyebab KLB dari puskesmas ke laboratorium? < 6 jam 24 jam 6 jam 48 jam 12 jam 15. Apakah puskesmas mempunyai lemari pendingin yang temperaturnya dipantau secara berkala untuk menyimpan contoh penyebab KLB? Ya Tidak 16. Bagaimana mekanisme yang ditetapkan puskesmas dalam pengiriman contoh makanan yang akan diuji? ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ......................................................................... ........................................................................ ......................................................................... *Jika jawaban melebihi kotak dapat dilampirkan pada kertas terpisah
72
Lampiran 5. Profil puskesmas N Nama Alamat o Puskesmas Puskesmas Jl. KH. Abd. 1 Ciasmara Hamid Km. 15 Pamijahan 16630 Jl. M. Nor No. 3 2 Leuwiliang Leuwiliang 16640 Jl. M. Noh Nur 3 Puraseda Leuwiliang 16640 Jl. Raya Kretek 4 Ciomas No. 1 Ciomas Jl. Raya Cilebut 5 Cilebut Timur Sukaraja 16710 Jl. Kp. Bambu Bojong Kuning RT 04/ 6 Gede RW 06 Bojong Gede 16926 Jl. R. Abd Fatah 7 Tenjolaya Tenjolaya 16620 Jl. Praja Samlawi 8 Rumpin No. 6 Rumpin 16350 Jl. Raya Jasinga9 Cigudeg Bogor Km. 34 Cigudeg 16660 Jl. Pemuda No. 37 Gunung 10 Gunung Sindur Sindur 16340 Jl. Camat Enjan 11 Cileungsi No. 1Cileungsi 16820 Jl. Raya 12 Cigombong Cigombong No 650 Jl. Cendrawasih Tajur 13 No. 11 RT 01/ Halang RW 05 16320 Jl. Ds. Tagal RT 14 Jampang 05/ RW 04 Kemang 16310 Jl. Jolok Situ 15 Leuwinutug Citereup 16
Cinagara
Jl. Cinagara
No. Telp/ Fax 0818 049 001 82
Email -
02518647163 02518645542 02518636492 02517543172
puskesmasleuwiliang @yahoo.com -
02518780053
-
0816 601 660 02512168659
-
02518681065
UPTPuskesmascigud
[email protected]
0217566049
-
0218230348
-
02518221047
-
02518551428
-
02518613209
-
0219325377 9 -
-
-
Jenis Puskesmas Non Perawatan Non Perawatan Non Perawatan Non Perawatan Non Perawatan
Non Perawatan Non Perawatan
Perawatan
Perawatan
Perawatan
Non Perawatan
Perawatan
-
Non Perawatan Non Perawatan Non Perawatan Non
73
17
Cariu
18
Tanjung Sari
19
Jasinga
20
Cimandala
21
Cibinong
22
Cibulan
23
Curug
Simpang III No. 42 Cinagara Jl. Brigjen Dharsono No. 13 Cariu 16840 Jl. H. Abd Halim No. 60 Tanjung Sari 16840 Jl. Letnan Sayuti Jasinga 16670 Jl. Raya JakartaBogor Cimandala Jl. Raya Bogor Km. 47.5 Cibinong Jl. Raya Puncak Km. 81 Cisarua 16750 Koleang 16670
Perawatan 0218996094 1 0218993107 8 02518688288 0251862126 0218750337
puskesmascariu@gm ail.com
0251823053
-
02512262900
-
Non Perawatan
Perawatan -
Perawatan Perawatan Non Perawatan Non Perawatan Non Perawatan
74
Lampiran 6. Hasil uraian singkat definisi KLB keracunan pangan menurut petugas puskesmas No Nama Puskesmas Definisi singkat KLB keracunan pangan Kejadian luar biasa yang diakibatkan oleh tercemarnya 1 UPF Ciasmara makanan oleh bahan toxic atau organisme. Keracunan bahan pangan yang disebabkan oleh tidak higienis/ terkontaminasinya bahan pangan atau alat yang 2 UPT Leuwiliang digunakan dalam pengolahan atau penyajian makanan oleh bakteri penyebab keracunan pangan yang jumlah penderitanya masal (> 1 orang). KLB keracunan pangan yang diakibatkan kontaminasi dari zat-zat yang berbahaya atau cara pembuatan yang 3 UPF Puraseda tidak higienis yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan atau kematian. Suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala-gejala yang sama (hampir 4 UPT Ciomas sama) setelah mengkonsumsi sesuatu dan berdasarkan analisis epidemiologi terbukti makanan tersebut sebagai sumber keracunan. Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan yang 5 UPF Cilebut disebabkan oleh makanan tertentu dalam kurun waktu tertentu. 6 UPT Bojong gede KLB karena memakan makanan tertentu. Keracunan makanan yang menyebabkan dua orang atau 7 UPT Tenjolaya lebih menderita sakit yang sama karena mengkonsumsi makanan yang sama. Suatu kejadian keracunan makanan pada seseorang atau 8 UPT Rumpin lebih pada satu waktu. Kejadian keracunan dari suatu makanan yang dikonsumsi secara masal, pada saat yang sama, tempat, waktu, dan UPT Cigudeg tempat produksi yang sama dan menyebabkan suatu 9 keadaan sakit bagi yang mengkonsumsinya. Kejadian kesakitan yang timbul akibat keracunan 10 UPT Gunung Sindur makanan yang menyerang lebih dari satu orang dalam satu kurun waktu dan satu wilayah (tempat). Kejadian adanya pewabahan kasus penyakit yang jumlahnya 2 kali atau lebih dari biasanya dalam waktu 11 UPT Cileungsi yang sama dan tempat yang sama juga penyebab yang sama. Meningkatnya kesakitan dikarenakan faktor makanan 12 UPT Cigombong atau minuman secara mendadak dalam satu tempat dan dalam satu waktu. KLB yang disebabkan mengkonsumsi makanan yang 13 UPT Tajur halang tidak sehat atau sudah basi. Suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang 14 UPT Jampang menderita sakit dengan gejala-gejala sama atau hampir sama setelah mengonsumsi sesuatu dan berdasarkan
75
15
UPT Leuwinutug
16
UPT Cinagara
17
UPT Cariu
18
UPT Tanjungsari
19
UPT Jasinga
20
UPT Cimandala
21
UPF Cibinong
22
UPF Cibulan
23
UPF Curug
analisis epidemiologi terbukti makanan tersebut sebagai suatu keracunan. Terjadinya peningkatan kasus penyakit yang diduga karena keracunan makanan di suatu tempat dalam kurun waktu tertentu. Terjadinya kasus keracunan dengan jumlah penderita lebih dari 2 orang dalam satu wilayah atau satu tempat kejadian yang terjadi dalam waktu yang sama. Gejala masuknya bibit penyakit dari suatu makanan yang ditandai dengan mual, muntah, pening, bahkan sampai lemas. Kejadian luar biasa yang disebabkan karena keracunan pangan yang terjadi pada suatu tempat oleh minimal dua orang korban. Seseorang yang terpapar zat toksin. Suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang mengalami/ menderita sakit dengan gejala-gejala mual, muntah, diare dirasakan bersamaan yang diakibatkan oleh makanan yang dimakan di tempat yang sama Apabila terjadi keracunan makanan dalam suatu kelompok. KLB yang disebabkan oleh keracunan makanan yang banyak menyebabkan korban dan ada sumber makanan yang menjadi penyebabnya. Suatu kejadian yang terjadi pada suatu masyarakat yang membahayakan yang disebabkan karena makanan dan menimbulkan sakit.
76
Lampiran 7. Susunan Tim Penyelidik dan Penanggulangan KLB keracunan pangan di puskesmas Tim Penyelidik dan Penanggulangan KLB keacunan pangan Nama Puskesmas Ketua Sekretaris Anggota UPF Ciasmara Surveilan Tata Usaha (TU) Penyehatan Lingkungan Surveilan, Penyehatan UPT Leuwiliang Kepala Puskesmas Kepala TU Lingkungan UPF Puraseda Surveilan, Penyehatan UPT Ciomas Kepala Puskesmas TU Lingkungan Surveilan, Penyehatan UPF Cilebut Kepala Puskesmas TU Lingkungan, Promosi kesehatan Surveilan, Penyehatan UPT Bojong gede Kepala Puskesmas TU Lingkungan Penyehatan Lingkungan, UPT Tenjolaya Kepala Puskesmas Kepala TU Promosi Kesehatan, Surveilan, Bidan Desa Surveilan, Penyehatan UPT Rumpin Kepala Puskesmas TU Lingkungan UPT Cigudeg UPT Gunung Sindur Surveilan, Penyehatan UPT Cileungsi Kepala Puskesmas TU Lingkungan Penyehatan Promosi Kesehatan, UPT Cigombong Kepala Puskesmas Lingkungan Surveilan Surveilan, Penyehatan UPT Tajur halang Kepala Puskesmas TU Lingkungan, bidan desa. UPT Jampang Kepala Puskesmas TU Surveilan UPT Leuwinutug Kepala Puskesmas Surveilan Penyehatan Lingkungan Bidan Penyehatan Lingkungan dan UPT Cinagara Kepala Puskesmas Koordinator Penyuluhan masyarakat Surveilan dan Promosi kesehatan, TU, UPT Cariu Kepala Puskesmas Bidan dokter dan bidan Surveilan, Promosi UPT Tanjungsari Kepala Puskesmas Kesehatan, dokter Penyehatan Lingkungan, UPT Jasinga Kepala Puskesmas Surveilan dokter, bidan Penyehatan Lingkungan, UPT Cimandala Pelayanan Kesehatan Surveilan Surveilan, Promosi Kesehatan, Gizi Penyehatan Lingkungan, UPF Cibinong Kepala Puskesmas Surveilan, Bidan UPF Cibulan Surveilan Sanitarian, Bidan UPF Curug -
77
Lampiran 8. Mekanisme pelaksanaan pengambilan contoh makanan di puskesmas Nama Puskesmas Mekanisme Pengambilan contoh makanan - Mengambil sampel makanan dari masyarakat yang diduga penyebab keracunan. - Mengantarkan sampel makanan ke Dinas Kesehatan/ Labkesda UPF Ciasmara Kabupaten. - Melampirkan data-data pasien, jumlah korban keracunan, data kronologi kejadian. - Pengambilan botol sampel/ media untuk sampel ke Labkesda. - Ke lapangan kemudian mengambil sampel. UPT Leuwiliang - Pengiriman sampel ke Labkesda. - Hasil diterima setelah 3-7 hari kerja. UPF Puraseda Pengambilan sampel oleh Dinas Kesehatan langsung. Langsung melaporkan kasus KLB keracunan pangan ke dinas UPT Ciomas kesehatan dan ditangani oleh Dinas Kesehatan. - Makanan diambil dari masyarakat yang terkena. - Dimasukkan ke dalam plastik bersih dengan menggunakan UPF Cilebut sendok. - Dimasukkan ke dalam lemari pendingin. - Masukkan ke dalam box pendingin. Contoh makanan yang akan diuji diambil oleh petugas puskesmas UPT Bojong gede atau dinas kesehatan kemudian dikirim ke Labkesda. - Pengambilan sampel berdasarkan daftar menu makanan contoh makanan dimasukkan ke dalam plastik masing-masing tiap makanan. UPT Tenjolaya - Beri label: nama makanan, tanggal pengambilan, waktu pengambilan, lokasi. - Kirim ke laboratorium. - Siapkan alat. - Ambil sampel makanan yang bermasalah. - Simpan di tempat kecil, beri label sesuai jenis dan waktu UPT Rumpin kejadian. - Masukkan ke dalam boks pendingin. - Kirim sampel ke Dinas Kesehatan segera. - Contoh makanan yang diduga penyebab dimasukkan ke dalam wadah. - Sampel dibawa dengan boks pendingin yang sudah diberi label UPT Cigudeg jenis makanan, waktu pengambilan, alamat dan nama pengambil sampel. - Selanjutnya dibawa ke Dinas Kesehatan untuk dikirim ke laboratorium. - Sampel diambil dari lokasi pengolah makanan. - Dikemas dalam plastik, dimasukkan ke dalam kulkas. UPT Gunung Sindur - Dibawa dalam coldpack untuk dikirim ke Dinas Kesehatan lalu ke labkesda. UPT Cileungsi - Pengamanan sampel makanan.
78
UPT Cigombong UPT Tajur halang UPT Jampang UPT Leuwinutug
UPT Cinagara
UPT Cariu
UPT Tanjungsari
UPT Jasinga
UPT Cimandala
UPF Cibinong
- Sampel diambil menggunakan sendok lalu dimasukkan ke dalam wadah/ kantung plastik. - Diberi label. - Dimasukkan ke dalam coldpack. Diambil dari tempat kejadian lalu disimpan di lemari es puskesmas dengan menggunakan plastik masing-masing makanan yang dikonsumsi diberi label dan diberi nama. Turun ke lokasi kejadian bersamaan dengan Dinas Kesehatan. Masukkan sampel ke dalam plastik, beri label dan simpan ke dalam lemari pendingin. Sampel dimasukkan ke dalam coldpack lalu diantarkan ke Dinas Kesehatan. Sampel makanan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan disiapkan di lokasi kejadian, kemudian petugas Labkesda kabupaten datang untuk mengambil sampel tersebut. Sampel yang dicurigai dimasukkan kantung plastik bersih lalu dilabel. - Petugas memakai sarung tangan. - Ambil sampel dengan menggunakan alat secukupnya lalu masukkan ke dalam kantung plastik. - Beri label tentang tanggal pengambilan, jenis makanan, jenis pemeriksaan yang dilakukan, lokasi/ alamat kejadian. - Kirim sampel ke labkesda dengan menggunakan vaccin carier yang di dalamnya sudah terdapat es batu. - Sediakan termos. - Sampel diambil menggunakan sendok lalu dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label. - Masukkan sampel ke dalam termos yang diisi es batu lalu dikirim ke dinas kesehatan. Sampel diambil lalu dimasukkan ke dalam kantung plastik dan diberi label kemudian dimasukkan ke dalam boks pendingin. Tetapi Puskesmas ini belum pernah melakukan pengambilan contoh makanan. - Petugas menyiapkan alat untuk pengambilan sampel. - Petugas memakai alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan. - Mengambil sampel dari setiap makanan yang dicurigai menjadi penyebab keracunan makanan, banyaknya sampel 200 g, pengambilan sampel diambil dari tempat yang disajikan, jika sudah tidak ada diambil dari muntahan korban. - Sampel dimasukkan ke dalam kantung plastik/ wadah yang dapat menyimpan sampel dengan aman agar tidak mudah tumpah dan suhunya dijaga < 4 oC selama dalam perjalanan. - Pengambilan sampel harus secara aseptis ke dalam tempat yang kering, bersih dan steril yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Tidak melakukan pengambilan sampel secara langsung dan tidak
79
UPF Cibulan
UPF Curug
melakukan pengiriman sampel untuk diuji karena sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan. Sampel dimasukkan ke dalam plastik dengan menggunakan sendok kemudian dibawa oleh Dinas Kesehatan. Makanan diambil dengan menggunakan sendok lalu dimasukkan ke dalam kantung plastik dan dihekter kemudian diberi label. Sebelumnya petugas harus menggunakan sarung tangan dan masker.
80
Lampiran 9. Data isi kuesioner Jenis puskesmas Puskesmas
Jenis puskesmas Perawatan Non perawatan
UPF Ciasmara
0
1
UPT Leuwiliang
0
1
UPF Puraseda
0
1
UPT Ciomas
0
1
UPF Cilebut
0
1
UPT Bojong gede
0
1
UPT Tenjolaya
0
1
UPT Rumpin
1
0
UPT Cigudeg
1
0
UPT Gunung Sindur
1
0
UPT Cileungsi
0
1
UPT Cigombong
1
0
UPT Tajur halang
0
1
UPT Jampang
0
1
UPT Leuwinutug
0
1
UPT Cinagara
0
1
UPT Cariu
0
1
UPT Tanjungsari
1
0
UPT Jasinga
1
0
UPT Cimandala
1
0
UPF Cibinong
0
1
UPF Cibulan
0
1
0 7
1 16
UPF Curug Total Keterangan: 1 = Ya 0 = Tidak
81
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Jumlah dan jenjang pendidikan SDM puskesmas Puskesmas
Jumlah SDM (orang)
UPF Ciasmara
10-20
UPT Leuwiliang
20-30
UPF Puraseda
10-20
UPT Ciomas
10-20
UPF Cilebut
20-30
UPT Bojong gede
30-40
UPT Tenjolaya
10-20
UPT Rumpin
20-30
UPT Cigudeg
30-40
UPT Gunung Sindur
20-30
UPT Cileungsi
20-30
UPT Cigombong
10-20
UPT Tajur halang
20-30
UPT Jampang
10-20
UPT Leuwinutug
20-30
UPT Cinagara
10-20
UPT Cariu
30-40
UPT Tanjungsari
30-40
UPT Jasinga
30-40
UPT Cimandala
30-40
UPF Cibinong
20-30
UPF Cibulan
20-30
UPF Curug Total (orang)
20-30
Doktor/ S3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Master/ S2
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jenjang pendidikan Sarjana Diploma S1/ D4 1/ 2/ 3
1 4 2 2 7 7 2 6 5 8 5 2 4 6 5 1 4 2 3 6 3 4 3 92
11 7 6 7 7 10 16 6 15 12 18 12 6 8 2 5 24 9 9 22 13 14 18 157
SLTA/ setara
< SLTA/ setara
3 2 1 3 2 0 0 0 6 2 4 3 4 0 4 4 5 3 2 3 0 3 5 59
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 3 2 0 9
Total (orang)
15 13 10 12 17 17 18 12 26 22 27 17 14 14 13 11 33 14 14 31 19 23 26
82
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Pengetahuan SDM tentang definisi KLB keracunan pangan Mengetahui definisi KLB keracunan pangan Puskesmas Ya Tidak UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
√
-
UPF Puraseda
√
-
UPT Ciomas
√
-
UPF Cilebut
√
-
UPT Bojong Gede
√
-
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
√
-
UPT Cigudeg
√
-
UPT Gunung sindur
√
-
UPT Cileungsi
√
-
UPT Cigombong
√
-
UPT Tajur Halang
√
-
UPT Jampang
√
-
UPF Leuwilinutug
√
-
UPT Cinagara
√
-
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
√
-
UPT Jasinga
√
-
UPT Cimandala
√
-
UPF Cibinong
√
-
UPF Cibulan
√
-
UPF Curug
√
-
Total
23
0
83
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Penanganan KLB keracunan pangan Menangani KLB keracunan pangan Puskesmas Ya Tidak UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
√
-
UPF Puraseda
√
-
UPT Ciomas
√
-
UPF Cilebut
√
-
UPT Bojong Gede
√
-
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
√
-
UPT Cigudeg
√
-
UPT Gunung sindur
√
-
UPT Cileungsi
√
-
UPT Cigombong
√
-
UPT Tajur Halang
√
-
UPT Jampang
√
-
UPF Leuwilinutug
√
-
UPT Cinagara
√
-
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
√
-
UPT Jasinga
-
√
UPT Cimandala
√
-
UPF Cibinong
√
-
UPF Cibulan
√
-
UPF Curug
√
-
Total
22
1
84
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Tim Penyelidikan dan Penanggulangan KLB keracunan pangan Tim Penyelidikan dan Penanggulangan KLB keracunan pangan Puskesmas Ada Tidak ada UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
√
-
UPF Puraseda
-
√
UPT Ciomas
√
-
UPF Cilebut
√
-
UPT Bojong Gede
√
-
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
√
-
UPT Cigudeg
-
√
UPT Gunung sindur
-
√
UPT Cileungsi
√
-
UPT Cigombong
√
-
UPT Tajur Halang
√
-
UPT Jampang
√
-
UPF Leuwilinutug
√
-
UPT Cinagara
√
-
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
√
-
UPT Jasinga
√
-
UPT Cimandala
√
-
UPF Cibinong
√
-
UPF Cibulan
√
-
UPF Curug
-
√
19
4
Total
85
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Pengambilan contoh makanan KLB keracunan pangan Mengambil contoh makanan Puskesmas Ya Tidak UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
√
-
UPF Puraseda
-
√
UPT Ciomas
√
-
UPF Cilebut
√
-
UPT Bojong Gede
√
-
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
√
-
UPT Cigudeg
√
-
UPT Gunung sindur
√
-
UPT Cileungsi
√
-
UPT Cigombong
√
-
UPT Tajur Halang
√
-
UPT Jampang
√
-
UPF Leuwilinutug
√
-
UPT Cinagara
√
-
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
√
-
UPT Jasinga
-
√
UPT Cimandala
√
-
UPF Cibinong
-
√
UPF Cibulan
√
-
UPF Curug
√
-
Total
20
3
86
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Petugas khusus pengambil contoh makanan Memiliki petugas khusus Puskesmas Ya Tidak UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
√
-
UPF Puraseda
-
√
UPT Ciomas
√
-
UPF Cilebut
√
-
UPT Bojong Gede
√
-
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
√
-
UPT Cigudeg
√
-
UPT Gunung sindur
√
-
UPT Cileungsi
√
-
UPT Cigombong
-
√
UPT Tajur Halang
√
-
UPT Jampang
√
-
UPF Leuwilinutug
√
-
UPT Cinagara
-
√
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
√
-
UPT Jasinga
√
-
UPT Cimandala
√
-
UPF Cibinong
√
-
UPF Cibulan
√
-
UPF Curug
√
-
Total
23
0
87
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Bidang kerja petugas khusus Puskesmas
Petugas khusus Promosi Gizi Kesehatan 1 0
P2P & Surveilan 1
Penyehatan Lingkungan 0
0
Sis. Info. Kesehatan 0
UPT Leuwiliang
1
1
0
1
0
0
UPF Puraseda
-
-
-
-
-
-
UPT Ciomas
1
0
0
0
1
0
UPF Cilebut
0
1
0
0
0
0
UPT Bojong Gede
1
1
0
0
0
0
UPT Tenjolaya
0
1
0
0
0
0
UPT Rumpin
1
1
0
0
0
0
UPT Cigudeg
0
1
0
0
0
0
UPT Gunung sindur
0
1
0
0
0
0
UPT Cileungsi
0
1
0
0
0
0
UPT Cigombong
1
0
0
0
0
1
UPT Tajur Halang
1
0
0
0
0
0
UPT Jampang
1
0
0
0
0
0
UPF Leuwilinutug
1
0
0
0
0
0
UPT Cinagara
-
-
-
-
-
-
UPT Cariu
0
1
0
0
0
0
UPT Tanjungsari
1
1
0
0
0
0
UPT Jasinga
1
1
0
0
0
0
UPT Cimandala
1
1
0
0
0
0
UPF Cibinong
1
0
0
0
0
0
UPF Cibulan
0
1
0
0
0
0
UPF Curug
1
0
0
0
0
0
Total
14
13
1
1
1
1
UPF Ciasmara
Laboratorium
88
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Pelatihan tentang pengambilan contoh makanan Melakukan pelatihan khusus Puskesmas Ya Tidak UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
-
√
UPF Puraseda
-
√
UPT Ciomas
√
-
UPF Cilebut
-
√
UPT Bojong Gede
-
√
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
-
√
UPT Cigudeg
-
√
UPT Gunung sindur
-
√
UPT Cileungsi
-
√
UPT Cigombong
-
√
UPT Tajur Halang
√
-
UPT Jampang
-
√
UPF Leuwilinutug
-
√
UPT Cinagara
-
√
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
-
√
UPT Jasinga
-
√
UPT Cimandala
-
√
UPF Cibinong
√
-
UPF Cibulan
-
√
UPF Curug
-
√
Total
5
18
89
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Alat dan bahan yang digunakan Alat dan bahan
Sendok
Pisau
Kantung plastik
UPF Ciasmara
1
1
0
1
1
0
0
1
Boks untuk es kering 0
UPT Leuwiliang
1
1
1
1
1
0
0
1
1
UPF Puraseda
1
0
0
1
0
0
0
0
0
UPT Ciomas
1
0
1
1
0
0
0
1
1
UPF Cilebut
1
0
1
1
0
0
0
1
0
UPT Bojong Gede
1
0
1
1
1
0
0
1
0
UPT Tenjolaya
1
0
1
1
1
1
0
1
0
UPT Rumpin
1
0
1
1
0
0
0
1
0
UPT Cigudeg
1
0
1
1
1
0
0
1
0
UPT Gunung sindur
1
0
0
0
1
0
0
1
1
UPT Cileungsi
1
0
1
1
1
0
0
1
0
UPT Cigombong
1
1
1
1
1
1
0
1
1
UPT Tajur Halang
1
0
1
1
0
0
0
0
0
UPT Jampang
1
0
1
1
1
0
0
1
0
UPF Leuwilinutug
0
0
1
0
0
0
0
1
0
UPT Cinagara
1
1
0
1
1
0
0
1
1
UPT Cariu
1
1
1
1
1
0
0
1
0
UPT Tanjungsari
1
0
1
1
1
0
0
1
0
UPT Jasinga
1
0
1
1
1
0
0
1
0
UPT Cimandala
1
0
1
1
0
0
0
1
0
UPF Cibinong
1
0
1
1
1
0
0
1
0
UPF Cibulan
1
0
1
1
0
0
0
0
0
UPF Curug
1
1
1
1
1
0
0
1
0
Total
22
6
19
21
15
2
0
20
5
Puskesmas
Label
Es batu
Es kering
Adsorbent
Boks pendingin
90
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Jumlah contoh makanan yang diambil Jumlah contoh makanan yang diambil Puskesmas 100 g 200 g 500 g Lainnya UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
√
-
-
-
UPF Puraseda
-
-
-
-
UPT Ciomas
-
-
-
√
UPF Cilebut
-
-
-
√
UPT Bojong Gede
-
√
-
-
UPT Tenjolaya
√
-
-
-
UPT Rumpin
-
√
-
-
UPT Cigudeg
-
√
-
-
UPT Gunung sindur
-
√
-
-
UPT Cileungsi
√
-
-
-
UPT Cigombong
-
√
-
-
UPT Tajur Halang
-
-
-
√
UPT Jampang
√
-
-
-
UPF Leuwilinutug
√
-
-
-
UPT Cinagara
-
√
-
-
UPT Cariu
√
-
-
-
UPT Tanjungsari
-
√
-
-
UPT Jasinga
√
-
-
-
UPT Cimandala
-
√
-
-
UPF Cibinong
-
√
-
-
UPF Cibulan
-
√
-
-
UPF Curug
-
√
-
-
Total
7
11
1
3
91
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Identifikasi jenis contoh makanan KLB keracunan pangan Mengidentifikasi jenis contoh makanan Puskesmas Ya Tidak UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
√
-
UPF Puraseda
-
√
UPT Ciomas
-
√
UPF Cilebut
√
-
UPT Bojong Gede
√
-
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
√
-
UPT Cigudeg
√
-
UPT Gunung sindur
√
-
UPT Cileungsi
√
-
UPT Cigombong
√
-
UPT Tajur Halang
√
-
UPT Jampang
√
-
UPF Leuwilinutug
-
√
UPT Cinagara
√
-
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
√
-
UPT Jasinga
-
√
UPT Cimandala
√
-
UPF Cibinong
√
-
UPF Cibulan
√
-
UPF Curug
√
-
Total
19
4
92
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) SOP tentang tata cara pengambilan contoh makanan Memiliki SOP
Puskesmas Ya √
Tidak -
UPT Leuwiliang
-
√
UPF Puraseda
-
√
UPT Ciomas
√
-
UPF Cilebut
√
-
UPT Bojong Gede
√
-
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
√
-
UPT Cigudeg
√
-
UPT Gunung sindur
√
-
UPT Cileungsi
-
√
UPT Cigombong
-
√
UPT Tajur Halang
-
√
UPT Jampang
-
√
UPF Leuwilinutug
√
-
UPT Cinagara
-
√
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
-
√
UPT Jasinga
-
√
UPT Cimandala
√
-
UPF Cibinong
√
-
UPF Cibulan
-
√
UPF Curug
-
√
12
11
UPF Ciasmara
Total
93
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Pengiriman contoh makanan ke laboratorium rujukan Mengirim contoh makanan ke laboratorium Puskesmas Ya Tidak UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
√
-
UPF Puraseda
-
√
UPT Ciomas
√
-
UPF Cilebut
√
-
UPT Bojong Gede
√
-
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
√
-
UPT Cigudeg
√
-
UPT Gunung sindur
√
-
UPT Cileungsi
-
√
UPT Cigombong
√
-
UPT Tajur Halang
-
√
UPT Jampang
√
-
UPF Leuwilinutug
√
-
UPT Cinagara
√
-
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
√
-
UPT Jasinga
-
√
UPT Cimandala
√
-
UPF Cibinong
-
√
UPF Cibulan
√
-
UPF Curug
√
-
Total
18
5
94
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Laboratorium rujukan yang digunakan Laboratorium Kesehatan Daerah
BBTKL
UPF Ciasmara
√
-
Tidak mengirim sampel -
UPT Leuwiliang
√
-
-
UPF Puraseda
-
-
√
UPT Ciomas
√
-
-
UPF Cilebut
-
√
-
UPT Bojong Gede
√
-
-
UPT Tenjolaya
√
-
-
UPT Rumpin
√
-
-
UPT Cigudeg
√
-
-
UPT Gunung sindur
√
-
-
UPT Cileungsi
-
-
√
UPT Cigombong
√
-
-
UPT Tajur Halang
-
-
√
UPT Jampang
√
-
-
UPF Leuwilinutug
√
-
-
UPT Cinagara
√
-
-
UPT Cariu
√
-
-
UPT Tanjungsari
√
-
-
UPT Jasinga
-
-
√
UPT Cimandala
√
-
-
UPF Cibinong
-
-
√
UPF Cibulan
√
-
-
UPF Curug
√
-
-
Total
17
1
5
Puskesmas
95
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Durasi waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman contoh makanan Lama waktu yang dibutuhkan Puskesmas < 3 jam 3 jam 6 jam 12 jam 24 jam UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
-
-
√
-
-
UPF Puraseda
-
-
-
-
-
UPT Ciomas
√
-
-
-
-
UPF Cilebut
-
-
√
-
-
UPT Bojong Gede
√
-
-
-
-
UPT Tenjolaya
-
√
-
-
-
UPT Rumpin
-
-
-
-
√
UPT Cigudeg
-
-
-
-
√
UPT Gunung sindur
-
-
-
-
√
UPT Cileungsi
-
-
-
-
-
UPT Cigombong
-
-
-
√
-
UPT Tajur Halang
-
-
-
-
-
UPT Jampang
-
-
√
-
-
UPF Leuwilinutug
-
-
√
-
-
UPT Cinagara
-
√
-
-
-
UPT Cariu
-
√
-
-
-
UPT Tanjungsari
-
√
-
-
-
UPT Jasinga
-
-
-
-
-
UPT Cimandala
-
-
√
-
-
UPF Cibinong
-
-
-
-
-
UPF Cibulan
-
√
-
-
-
UPF Curug
-
√
-
-
-
Total
2
7
5
1
3
96
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Ketersediaan lemari pendingin contoh makanan Lemari pendingin khusus Puskesmas Ada Tidak ada UPF Ciasmara √ UPT Leuwiliang
√
-
UPF Puraseda
-
√
UPT Ciomas
-
√
UPF Cilebut
-
√
UPT Bojong Gede
-
√
UPT Tenjolaya
√
-
UPT Rumpin
-
√
UPT Cigudeg
-
√
UPT Gunung sindur
√
-
UPT Cileungsi
√
-
UPT Cigombong
√
-
UPT Tajur Halang
-
√
UPT Jampang
√
-
UPF Leuwilinutug
-
√
UPT Cinagara
-
√
UPT Cariu
√
-
UPT Tanjungsari
-
√
UPT Jasinga
-
√
UPT Cimandala
-
√
UPF Cibinong
-
√
UPF Cibulan
√
-
UPF Curug
-
√
Total
8
15
97
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Pengaruh jenis puskesmas terhadap kesiapan puskesmas Puskesmas
Jenis Puskesmas
Parameter E F 1 0
UPF Ciasmara
non perawatan
A 1
B 1
C 1
D 1
G 1
H 1
I 1
J 0
UPT Leuwiliang
non perawatan
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
UPF Puraseda
non perawatan
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
UPT Ciomas
non perawatan
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
UPF Cilebut
non perawatan
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
UPT Bojong Gede
non perawatan
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
UPT Tenjolaya
non perawatan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
UPT Rumpin
perawatan
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
UPT Cigudeg
perawatan
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
UPT Gunung sindur
perawatan
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
UPT Cileungsi
non perawatan
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
UPT Cigombong
perawatan
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
UPT Tajur Halang
non perawatan
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
UPT Jampang
non perawatan
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
UPF Leuwilinutug
non perawatan
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
UPT Cinagara
non perawatan
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
UPT Cariu
non perawatan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
UPT Tanjungsari
perawatan
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
UPT Jasinga
perawatan
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
UPT Cimandala
perawatan
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
UPF Cibinong
non perawatan
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
UPF Cibulan
non perawatan
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
UPF Curug
non perawatan
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
Keterangan: 1 = Ya/ ada 0 = Tidak/ tidak ada A = Pengetahuan tentang definisi KLB keracunan pangan B = Menangani KLB keracunan pangan C = Tim Penyelidikan dan Penanggulangan KLB keracunan pangan D = Mengambil contoh makanan E = Petugas khusus pengambil contoh makanan F = Pelatihan tentang tata cara pengambilan contoh makanan G = Identifikasi jenis contoh makanan H = SOP tentang tata cara pengambilan contoh makanan I = Mengirim contoh makanan ke laboratorium J = Lemari pendingin khusus contoh makanan
98
Lampiran 9. Data isi kuesioner (lanjutan) Pengaruh jumlah SDM terhadap kesiapan puskesmas Puskesmas
Jumlah SDM (orang)
Parameter E F 1 0
10-20
A 1
B 1
C 1
D 1
G 1
H 1
I 1
J 0
UPT Leuwiliang
20-30
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
UPF Puraseda
10-20
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
UPT Ciomas
10-20
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
UPF Cilebut
20-30
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
UPT Bojong Gede
30-40
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
UPT Tenjolaya
10-20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
UPT Rumpin
20-30
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
UPT Cigudeg
30-40
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
UPT Gunung sindur
20-30
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
UPT Cileungsi
20-30
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
UPT Cigombong
10-20
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
UPT Tajur Halang
20-30
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
UPT Jampang
10-20
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
UPF Leuwilinutug
20-30
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
UPT Cinagara
10-20
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
UPT Cariu
30-40
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
UPT Tanjungsari
30-40
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
UPT Jasinga
30-40
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
UPT Cimandala
30-40
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
UPF Cibinong
20-30
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
UPF Cibulan
20-30
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
UPF Curug
20-30
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
UPF Ciasmara
Keterangan: 1 = Ya/ ada 0 = Tidak/ tidak ada A = Pengetahuan tentang definisi KLB keracunan pangan B = Menangani KLB keracunan pangan C = Tim Penyelidikan dan Penanggulangan KLB keracunan pangan D = Mengambil contoh makanan E = Petugas khusus pengambil contoh makanan F = Pelatihan tentang tata cara pengambilan contoh makanan G = Identifikasi jenis contoh makanan H = SOP tentang tata cara pengambilan contoh makanan I = Mengirim contoh makanan ke laboratorium J = Lemari pendingin khusus contoh makanan
99