NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM UNGKAPAN TRADISIONAL MINANGKABAU DI KELURAHAN KAMPUNG OLO KECAMATAN NANGGALO PADANG Siska Afrina1, Yetty Morelent2, Romi Isnanda2. 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang E-mail:
[email protected] ABSTRACT
Purpose of this study was to describe the values of education in traditional Minangkabau expression in the village of Kampung Olo Nanggalo Padang districts, as well as the meaning of the expression values of education in traditional Minangkabau expression in the village of Kampung Olo Nanggalo District of Padang. Theory used in this study are those of Danadjaya about folklore, the meaning of the phrase, as well as educational values used by Setiadi theory. This research is a descriptive qualitative research method. This data was obtained by recording the expression conveyed by the informant. object of this study is pendididikan values in traditional Minangkabau expression in the village of Kampung Olo Nanggalo District of Padang. Based on the research results can be summarized as follows: (1) there are 62 traditional expressions developed in Kampung Olo Nanggalo District of Padang Padang. (2) meaning that sometimes the traditional expression is an implied meaning. (3) the values of the Minangkabau traditional education are values amounted to 22 expressions of religious education, social education value totaling 15 expression, and the value of cultural education amounted to 14 expressions. Keywords: educational values, Traditional Expression A. Pendahuluan Sastra adalah suatu bentuk dan hasil
suatu
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, sastra
manusia
dengan
dapat diartikan sebagai suatu hasil karya
menggunakan bahasa sebagai medianya
seni kreatif manusia yang menggambarkan
(Semi, 1984:2). Sementara itu, Sumardjo
kehidupan
dan Saini. KM (1988:3) mengatakan bahwa
bahasa sebagai medianya. Karya sastra itu
sastra adalah ungkapan pribadi manusia
dalam wujudnya mempunyai dua aspek
yang
pemikiran,
penting, yaitu isinya dan bentuknya, isinya
perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam
adalah tentang pengalaman hidup manusia
dan
berupa
kehidupannya
pengalaman,
bentuk
gambaran
konkret
yang
mengakibatkan pesona dengan alat bahasa.
1
manusia
dan
menggunakan
sedangkan bentuknya adalah segi-segi yang
aktivitas manusia untuk mengolah dan
menyangkut cara penyampaian, yaitu cara
mengubah alam. Berikut pengertian budaya
sastrawan memanfaatkan bahasa yang indah
atau kebudayaan dari para ahli E.B. Taylor,
untuk mewadahi isinya (Semi, 1984:2).
budaya adalah suatu keseluruhan kompleks
Tiap
daerah
mempunyai
karya
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
sastra, salah satunya adalah karya sastra
kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
yang terdapat di Minangkabau. Karya sastra
istiadat,
Minangkabau berupa sastra lisan, sastra
kebiasaan
yang disampaikan dari mulut ke mulut
sebagai anggota masyarakat (Setiadi, 2006:
(Djamaris, 2002:4), salah satu jenis sastra
27).
yang ada di masyarakat adalah sastra lisan
yang didapat
2006:27) adalah
kemampuan
lain
oleh
serta
manusia
Menurut Liton R (dalam Setiadi,
yang disebut folklor. Folklor
dan
sebagaian
sebagai
kebudayaan konfigursi
dapat
tingkah
dipandang laku
yang
kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar
dipelajari dan hasil tingkah laku yang
dan
secara
dipelajari, dimana unsur pembentukannya
tradisional dalam bentuk yang berbeda, baik
didukung dan diteruskan oleh anggota
dalam bentuk lisan maupun contoh yang
masyarakat
disertai dengan gerak isyarat atau alat
(dalam
pembantu pengingat. Folklor di Indonesia
bahwa
berkembang melalui proses penyebaran
sistem gagasan, milik manusia dengan
tutur kata dari suatu penutur ke penutur lisan
belajar.
diwariskan
turun-temurun,
secara turun-temurun. (Danandjaya, 1991:2) Budaya adalah bentuk
lainnya.
Setiadi,
2006:28)
kebudayaan
Bahasa
Koentjaraningrat
adalah
Minangkabau
mengartikan keseluruhan
merupakan
jamak dari
bahasa daerah yang memberikan banyak
kata budi dan jaya yang berarti cinta, karsa,
sumbangan terhadap perkembangan bahasa
dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal
Indonesia. Dalam bahasa Minangkabau,
dari bahasa sanskerta budhayah, yaitu
terdapat sejumlah arti kias (metaforik).
bentuk jamak kata budhi yang berarti budi
Kebiasaan masyarakat Minangkabau dalam
atau akal. Dalam bahasa inggris, kata
menggunakan bahasa kias atau ungkapan
budaya berasal dari kata culture, dalam
dalam
bahasa latin, berasal dari kata colera. Colera
sruktur kekerabatan saling berkaitan yang
berarti
menyebabkan
mengolah,
menyuburkan,
mengerjakan,
mengembangkan
percakapan
disebabkan
setiap
orang
karena
saling
tanah
menyegani. Sifat dan tingkah laku serta
(bertani). Pengertian ini berkembang dalam
kepribadian seseorang akan tergambar dari
arti culture, yaitu sebagai segala daya dan
bahasa dan tutur kata yang diucapkan, 2
terutama dalam bentuk ungkapan tradisional
hubungan mereka tetap terjalin sampai
Minangkabau. (Nurmasni, 2000:5).
lama. Pepatah di atas menjelaskan bahwa
Dilihat dari kenyatannya, sudah sedikit
yang
tradisional
ini
melestarikan terutama
seseorang yang tidak mau budinya yang
ungkapan
anak
buruk terlihat akan selalu berhati-hati dalam
muda
bergaul dan bertindak dalam pergaulan
sekarang, mereka tidak mengetahui makna,
(Saydam, 2010:177).
dan penggunaannya lagi, tidak mendengar
Folk yang sama artinya dengan kata
dan tidak mau mencari tahu tentang
kolektif (collectivity).
ungkapan
Mereka
(1991: 1-2) folk adalah sekelompok orang
menganggap sekarang zaman modern dan
yang memiliki cirri-ciri pengenal fisik,
serba canggih dan ungkapan tradisional itu
sosial, dan kebudayaan, sehingga dapat
dianggap sudah kuno dan hanya orang
dibedakan
terdahulu yang membudayakannya. Padahal
lainnya. Ciri-ciri pengenal itu antara lain
ungkapan tradisional itu sangat penting
dapat berwujud: warna kulit yang sama,
diketahui. Sebagai kaum tua, ungkapan
bentuk rambut yang sama, mata pencarian
tradisional masyarakat juga mengandung
yang sama, bahasa yang sama, taraf
nilai-nilai pendidikan, karena pendidikan
pendidikan yang sama, dan agama yang
merupakan
baik
sama. Namun yang lebih penting lagi adalah
berguna bagi kehidupan manusia yang
bahwa mereka telah memiliki suatu tradisi,
diperoleh melalui proses pengubahan sikap
yakni kebudayaan yang telah mereka warisi
dan tata laku dalam upaya mendewasakan
turun-menurun. Jadi folk adalah sinonim
diri manusia melalui upaya salah satu
dengan kolektif, yang juga memiliki ciri-ciri
contoh:
pengenal fisik atau kebudayaan yang sama,
Budi nan indak katinjauan, paham nan indak kamalingan Budi yang tidak kelihatan, paham yang tidak kecurian.
serta mempunyai kesadaran kepribadiaan
tradisional
segala
ini.
sesuatu
yang
Diakui
bahwa
kelompok-kelompok
Selanjutnya menjelaskan
Dundes
(1991:1-2)
Lore adalah tradisi folk, yaitu
sebagian kebudayaannya, yang diwariskan
sering berteman baik hubungan mereka berlanjut.
Dundes
sebagai kesatuan masyarakat.
Maksudnya, bagi dua orang yang
tetap
dari
Menurut
secara turun- menurun secara lisan atau
selama
melalui suatu contoh yang disertai dengan
hubungan baik itu tidak pernah terjadi salah
gerak isyarat atau alat pembantu pengingat
sangka dan selalu baik-baik saja. Demikian
(mnemonic device).
pula, kekurangan prilaku tidak pernah
Bruvand
dijumpai antara masing-masingnya sehingga
(Danandjaja,
1991:21)
seorang ahli folklor dari AS, dapat di 3
golongkan ke dalam tiga kelompok besar
tergolong dalam sekelompok besar ini,
berdasarkan
lisan
selain kepercayaan rakyat, adalah permainan
(verbal folklore), (2) folklor sebagian lisan
rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat
(partly verbal folklore), dan (3) folklor
istiadat, upacara, pesta rakyat dan lain-lain
bukan lisan (non verbal folklore), atau
(Danandjaja, 1991:22).
tipenya:
(1)
folklor
masing-masing dengan istilah mentifacts
Folklor bukan lisan adalah folklor
sociofact, dan artifacts.
yang bentuknya bukan lisan, walaupun
Folklor lisan adalah folklor yang
caranya
pembuatannya diajarkan secara
bentuknya memang murni lisan. Bentuk-
lisan. Kelompok
bentuk (genre) folklor yang termasuk ke
menjadi dua sub kelompok, yakni yang
dalam kelompok besar diantara lain (a)
material dan yang bukan material. Bentuk-
bahasa rakyat (folk speech) seperti logat,
bentuk folklor yang tergolong material
julukan,
title
antara lain: arsitektur rakyat (bentuk rumah
kebangsawanan: (b) ungkapan tradisional
asli daerah, bentuk lumbung padi, dan
seperti pribahasa, pepatah dan pemeo; (c)
sebagainya), kerajinan tangan rakyat ;
pertanyaan tradisional, sperti teka-teki; (d)
pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan
puisi rakyat, seperti pantun, gurindam, dan
dan minuman rakyat, dan obat-obatan
syair; (e) cerita prosa rakyat, seperti mite,
tradisional (gesture), bunyi isyarat untuk
legenda, dan dongeng; (f) nyanyian rakyat
komunikasi rakyat (kentongan tanda bahaya
(Danandjaja, 1991:21).
di jawa atau bunyi gendang untuk mengirim
pangkat
tradisional,
dan
Folklor sebagian lisan adalah folklor
besar ini dapat dibagi
berita seperti yang dilakukan di Afrika), dan
yang bentuknya merupakan campuran unsur
musik rakyat (Danandjaja, 1991:22).
lisan dan unsur bukan lisan. Kepercayaan
Menurut Russel (dalam Dananjaya,
rakyat, misalnya yang oleh “modern” sering
1991: 28) ungkapan tradisional adalah milik
kali
dari
suatu kolektif, namun yang menguasai
pernyataan yang bersifat lisan ditambah
secara aktif hanya beberapa orang saja.
dengan
Ungkapan
disebut
gerak
takhyul
isyarat
itu,
terdiri
yang
dianggap
tradisionl
telah
dikenal
mempunyai makna gaib, seperti tanda salib
masyarakat secara turun temurun, sehingga
bagi orang kristen khatolik yang dapat
tidak
melindungi seseorang dari gangguan hantu,
menciptakannya. Ungkapan disampaikan
atau ditambah dengan benda material yang
secara lisan dan sudah merupakan suatu
dianggap berkhasiat melindungi diri atau
tradisi dalam kehidupan masyarakat.
dapat membawa rezeki, dan seperti batu-
diketahui
Ungkapan
batu permata. Bentuk-bentuk folklor yang
lagi
siapa
tradisional
yang
tergolong
kedalam foklor lisan. Foklor lisan adalah 4
foklor yang bentuknya memang murni lisan.
sama gelap, disigi dan ditinjau adalah cara
Danandjaya (1991:21-22) mengemukakan
melihat yang sama cermatnya.
beberapa bentuk foklor lisan, yaitu: (a)
1. Petitih
bahasa rakyat (folk speech) seperti logat, julukan,
pangkat
tradisional,
dan
Petitih
titel
adalah
pepatah
dengan
menyisipkan satu atau dua kata. Kata sisipan
kebangsawanan, (b) ungkapan tradisional,
yang
seperti peribahasa, pepatah, dan pameo, (c)
Minangkabau
pertanyaan tradisional, seperti teka-teki, (d)
sesuai dengan struktur sosial masyarakat
puisi rakyat, seperti pantun,gurindam, dan
yang kolektif dan sederajatan manusianya,
syair, (e) cerita prosa rakyat, seperti mite,
yaitu kata samo (sama) (Navis,1984:258).
legenda, dan dongeng, dan (f) nyanyian
Contoh:
rakyat.
Ka bukik samo mandaki, Ka lurah samo manurun. Ke bukit sama mendaki, Ke lurah sama menurun
Kesusastraan Minangkabau banyak mengandung ungkapan yang penuh dengan kiasan, sindiran, perumpamaan atau ibarat,
Djamaris
(1984:256),
kelahiran
Menyatakan pepatah ialah kalimat yang
Minangkabau
yang bersumber dari alam terkembang
menyatakan
disebabkan
watak yang
oleh
masyarakat lebih
banyak
menyampaikan sesuatu secara sindiran.
menjadi guru. Pepatah terdiri dari dua buah
Kemampuan
kalimat dan setiap kalimat terdiri dari dua
seseorang
menyampaikan
buah kata. Kalimat pertama sebetulnya telah
sindiran
selesai, tetapi di sampingi anak kalimat penyempurna,
(2002:32)
pepatah
kecendrungan
mendukung dasar falsafah Minangkabau
sebagai
itu ialah kata-kata yang
lakukan hendaknya disukai orang lain.
sebagai pribahasa (Navis, 1984:229).
kedua
falsafah
senang sama senang, apa yang ingin kita
sebagainya yang dikategorikan para ahli
Navis
norma
Maksudnya adalah sakit sama sakit,
salah satunya adalah pepatah, petitih, dan
Menurut
merupakan
sesuatu
dianggap
dalam sebagai
untuk bentuk ciri
kebijaksanaan. Demikian pula bagi orang
sehingga
yang menerima, kemampuan memahami
kedua bagian itu menjadi kalimat yang utuh.
sindiran dianggap pula sebagai ciri kearifan.
Contoh:
Oleh karena itulah pendefinisian
Kalam disigi, lakuang ditinjau. Gelap disigi, lekung ditinjau
nilai sangat bervariasi, nilai itu penting bagi manusia,
Maksudnya adalah keadaan tempat
nilai
itu
dipandang
dapat
mendorong manusia karena dianggap berada
yang kelam dan ditempat yang lekung sama-
dalam diri manusia yaitu terdapat pada
5
objek, sehingga nilai sebagai
kegiatan
lebih dipandang menilai
dapatlah
(Setiadi,
mencapai
keselamatan
dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
2006:125).
Menurut Hasbullah (2009:5-6) ada
Nilai
erat
hubungannya
dengan
empat pengertian dasar yang harus dipahami
manusia, baik dalam bidang etika yang
dalam pendidikan yaitu: (1) Pendidikan
mengatur
merupakan suatu proses terhadap anak didik
kehidupan
manusia
dalam
kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-
berlangsung
hari,
mencapai pribadi dewasa, (2) Pendidikan
maupun
bidang
estetika
yang
terus
sampai
anak
berhubungan dengan persoalan keindahan,
merupakan
perbuatan
manusiawi,
bahkan
Pendidikan
merupakan
hubungan
nilai
masuk
ketika
manusia
didik
(3) antar
memahami agama dan keyakinan beragama.
pribadi pendidik dan anak didik, (4)
Oleh karena itu, nilai berhubungan dengan
Tindakan
sikap seseorang sebagai warga masyarakat,
menuntun anak didik mencapai tujuan-
warga suatu bangsa, sebagai pemeluk agama
tujuan tertentu.
dan sebagai warga dunia (Setiadi, 2006:110) Menurut
Langeveld
atau
perbuatan
mendidik
Islam itu sebenarnya adalah agama
(dalam
Allah yang diturunkan kepada para Nabi
Hasbullah, 2009: 2) pendidikan ialah setiap
sejak Nabi Adam as. Sampai kepada Nabi
usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan
Muhammad saw, yang berisi ajaran tentang
yang diberikan kepada anak tertuju kepada
tata hidup dan kehidupan umat manusia.
pendewasaan anak itu, atau lebih tepat
Agama Islam yang diturunkan kepada Nabi
membantu
cakap
Muhammad saw adalah agama yang ajaran-
sendiri.
ajarannya melengkapi, menyempurnakan
anak
melaksanakan
agar
tugas
cukup
hidupnya
Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa
agama
(atau yang diciptakan oleh orang dewasa
sebelumnya.
seperti sekolah, buku, putaran hidup, sehari-
hubungan
hari,dan sebagainya) dan ditunjukan kepada
manusia dengan manusia dan manusia
orang yang belum dewasa.
dengan alam sekitarnya yang menyangkut
Ki hasbullah,
Hajar 2009:4)
Dewantara pendidikan
yang
dibawa
oleh
Agama
Islam
manusia
dengan
para
Nabi
mengatur Tuhannya,
(dalam
bidang aqidah,syari’ah dan akhlak, agama
yaitu
Islam tersebut membuat ajaran tentang tata
tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-
hidup
anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
kehidupan manusia maka berarti ajaran
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
Islam berisi pedoman-pedoman yang harus
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
digunakan
manusia dan sebagai anggota masyarakat
kehidupan yang sejahtera di dunia sekarang 6
yang
meliputi
dan
untuk
seluruh
aspek
menyiapkan
ini dan diakhirat nanti. Dengan demikian
dewasa
berarti bahwa ruang lingkup ajaran agama
meningkatkan sianak kedewasaan yang
Islam itu luas sekali, meliputi aspek
selalu
kehidupan manusia
tanggung
(Abu Ahmadi, 1991:
108-109).
untuk
diartikan
dengan
mampu
jawab
moral
pengaruhnya
menimbulkan dari
segala
perbuatannya.
Sebagai makhluk sosial, anak pasti
Aspek-Aspek moral yang dikaji,
punya teman, dan pergaulan dengan teman
yang dimaksud untuk melihat perilaku
akan menambah pembendaharaan informasi
secara individu. Adapun aspek-aspek moral
yang akhirnya akan mempengaruhi berbagai
itu menurut Berents (2007: 49) adalah
jenis
kepercayaan
dimilikinya.
Setiap manusia mempunyai hati
Kumpulan kepercayaan yang dimiliki anak
nurani dan itu merupakan perjumpaan
akan
paling jelas dengan moralitas sebagai
membentuk
yang
sikap
yang
dapat
mendorong untuk memilih atau menolak
kenyataan.
sesuatu (Setiadi, 2006:129).
maksudkan penghayatan tentang baik dan
Bertens
hati
nurani
kita
menyatakan
buruk berhubungan dengan tingkah laku
bahwa kata moral biasa dipakai dalam arti
konkret kita. Hati nurani ini memerintahkan
nilai-nilai dan norma-norma moral yang
atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
perbuatn. Tidak mengikuti hati nurani ini
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
berarti menghancurkan integritas pribadi
Sistem nilai itu biasa berfungsi dalam hidup
kita dan menghianati martabat terdalam kita.
manusia perorangan maupun pada taraf
Setiap manusia memiliki hak untuk
sosial. Moralitas adalah sifat moral atau
menikmati kebebasannya. Kebebasan selalu
keseluruhan asas dan nilai yang berkenan
disertai kemungkinan untuk memilih atau
dengan baik dan buruk.
membuat pilihan. Disamping itu, kebebasan
Menurut
(2007:6-7)
Dengan
Poerbakawatja
(Syaiful,
merupakan suatu keadaan terlepas dari
2009:3) Dalam arti luas pendidikan meliputi
paksaan dan tekanan selain itu dalam
semua perbuatan dan usaha dari generasi tua
menjalankan
untuk
pilihan tersebut, kebebasan juga dibatasi
mengalihkan
pengalamannya,
pengetahuannya,
dan
membuat
dan
oleh keterbatasan fisik dan intelektual.
keterampilannya kepada generasi muda
Kebebasan juga memiliki kemungkinan
sebagai usaha menyiapkannya agar dapat
untuk seseorang hidup secara mandiri.
memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah
Namun kebebasan yang dimiliki manusia
maupun
pendidikan
juga harus dipertanggung jawabkan, maksud
adalah usaha secara sengaja dari orang
tanggung jawab disini adalah kewajiban
rohaniah.
kecakapannya,
kebebasan
Artinya
7
melakukan tugas tertentu jawab adalah suatu
tampak sebagai perintah yang menyatakan
yang menjadi kewajiban untuk dilaksanakan
apa yang harus dilakukan, misalnya: kita
atau dibahas. Manusia yang bertanggung
harus menghormati kehidupan manusia, kita
jawab
dapat
harus mengatakan yang benar. Dalam
menyatakan dirinya dengan baik, menurut
bentuk negatif norma moral tampak sebagai
norma yang berlaku.
larangan yang menyatakan apa yang tidak
adalah
manusia
yang
Norma umum belum tentu sama
boleh
dilakukan,
misalnya:
jangan
dengan norma diri sendiri, karena konsep
membunuh, jangan berbohong. Bertens
baik buruk menurut diri sendiri berbeda
(2007:142-149)
menurut orang lain. Tanggung jawab dan kemandirian
merupakan
berhubungan
erat
dengan
yang
manusia sebagai makhluk moral. Hak dalam
menentukan bagaimana manusia bereaksi
arti modern: ciri yang berkaitan dengan
terhadap situasi hidup yang sedang ia jalani
manusia yang bebas, terlepas dari setiap
yang memerlukan beberapa jenis keputusan
ikatan dengan hukum obyektif. Hak adalah
besifat
dalam
klaim yang sah atau klaim yang dapat
adalah
dibenarkan. Hak dapat dibedakan atas dua
juga
jenis, yaitu hak legal dan hak moral. Hak
merupakan salah satu modal sangat penting
legal adalah hak yang didasarkan atas
bagi keberhasilan pekerjaan dan hidup
hukum dalam salah satu bentuk. Hak-hak
seseorang.
legal berasal dari undang-undang, peraturan
moral.
kebebasan
Hal
dan
kepercayaan.
terpenting
tanggug
jawab
Kepercayaan
Nilai-nilai bahwa
perilaku
Hak
seseorang
moral
ini
mengakibatkan
bersalah,
karena
hukum atau dokumen legal lainnya. Bertens
ia
(2007:179).
bertanggung jawab. Suatu nilai moral hanya
Nilai sosial adalah segala sesuatu
bisa diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan
yang dianggap baik dan benar, yang diidam-
yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
idamkan masyarakat. Agar nilai-nilai sosial
orang
moral
dapat tercipta dalam masyarakat, diperlukan
mnentukan apakah perilaku kita baik atau
norma sosial dan sanksi-sanksi sosial. Nilai
buruk dari suatu etis. Karena itu norma
sosial adalah penghargaan yang diberikan
moral adalah norma tertinggi, yang tidak
masyarakat kepada segala sesuatu yang
bisa
lain.
baik, penting, luhur, pantas, dan mempunyai
Sebaliknya, norma moral menilai norma-
daya guna fungsional bagi perkembangan
norma
bisa
dan kebaikan hidup bersama. Menurut para
dirumuskan dalam bentuk positif atau
ahli Robin Williams, nilai sosial adalah hal
negatif. Dalam bentuk positif norma moral
yang menyangkut kesejahteraan bersama
bersangkutan.
ditaklukan
lain.
pada
Norma
Norma
norma
moralpun
8
melalui konsensus yang efektif di antara
dan waktu, serta hakikat hubungan manusia
mereka,
dengan manusia lainnya.
sehingga
nilai-
nilai
sosial
dijunjung tinggi oleh banyak orang (Alfan,
Alasan penulis memilih Kelurahan
2013: 242).
Kampung
Olo
Kecamatan
Nanggalo
Tylor (dalam Setiadi, 2006: 27)
Padang, sebagai tempat atau latar penelitian
budaya adalah suatu keseluruhan kompleks
ini karena peneliti berdomisili di daerah
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
tersebut, dan kurangnya minat generasi
kesenian, moral, keilmuan,hukum, adat
muda
istiadat, dan kemampuan yang lain serta
sehingga kebudayaan kurang dilestarikan
kebiasaan sebagai
yang didapat anggota
untuk
mengetahui
kebudayaan
oleh
manusia
dan juga belum berkembang. Berdasarkan
masyarakat.
Menurut
dari segi makna dan nilai-nilai pendidikan
Koentjaranigrat (dalam Setiadi, 2006: 28)
karena
mengartikan bahwa kebudayaan adalah
masyarakat banyak memberikan nilai-nilai
keseluruhan sistem gagasan, milik diri
positif yang dapat diambil dan direalisasikan
manusia dengan belajar.
oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-
Menurut (Alfan, 2013: 249) Nilai
dalam
ungkapan
tradisional
hari. Untuk itu penulis meneliti ungkapan
dalam budaya adalah konsepsi yang secara
ini
supaya
dapat
dilestarikan
dan
eksplisit dan implisit menjadi milik atau ciri
berkembang di Kelurahan Kampung Olo
khas seseorang atau masyarakat. Pada
Kecamatan Nanggalo Padang ini.
konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan
ukuran
atau
standar
B. Metodelogi Penelitian
yang
Jenis
memiliki kelestarian yang secara umum
penelitian
ini
adalah
penenlitian kualitatif dengan menggunakan
digunakan untuk mengorganisasikan sistem
metode deskriptif. Menurut Bagdan dan
tingkah laku masyarakat. Sistem nilai yang
Taylor
dianut suatu bangsa, merupakan sistem nilai
(dalam
mendefinisikan
masyarakat budaya bangsa tersebut. Dengan
sebagai
demikian, fungsi sistem nilai budaya adalah
Moleong, metodologi
prosedur
penelitian
2010:4) kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
sebagai pedoman dan pendorong warga
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
masyarakat dalam bertingkah laku. Oleh
perilaku yang dapat diamati. Sehubungan
karena itu, nilai budaya berfungsi dalam
dengan itu, menurut Kirk dan Miller (dalam
menentukan pandangan hidup masyarakat
Moleong, 2010:4) mendefinisikan bahwa
dalam menghadapi masalah, dan sifat hidup,
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia,
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
etika dan tata krama pergaulan dalam ruang 9
fundamental bergantung dari pengamatan
yang
pada manusia baik dalam kawasannya
diuraikan masyarakat, maka tahap akhir
maupun dalam peristilahan.
penelitian ini adalah menyimpulkan dan
Untuk informan,
mendapatkan
peneliti
data
melakukan
dari
peneliti
dilapangan.
terlibat
langsung
dengan
Dalam pengumpulan data tentang
Peneliti
makna dan Nilai-nilai pendidikan dalam
atau
hadir
informan
dan
disiapkan.
setelah
itu,
data
mengetahui
data
dengan
lima
ungkapan
tradisional
Kecamatan
Teknik triangulasi yang paling banyak
setelah
melalui
tentang
dari
lima
orang
Nanggalo
dianalisis
Padang terdapat
Namun, beberapa
ungkapan yang sama dari informan yang
sumber lainnya dengan teknik pemeriksaan
berbeda.
yang memanfaatkan penggunaan sumber,
Jumlah
ungkapan
tradisional
tersebut setelah dianalisis berjumlah 62
metode, penyidik, dan teori. Selain itu cara
ungkapan.
yang dilakukan peneliti juga menggunakan teknik pengamatan jika terdapat data yang meragukan, dan juga menanyakan kepada ditunjuk
memahami
informan di Kelurahan Kampung Olo
atau sebagai pembanding terhadap data itu.
pemeriksaan
dan
diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 64
pembanding terhadap keperluan pengecekan
telah
dilakukan
tanggal 16 sampai 28 juni 2014, data yang
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
yang
teknik
masing dilakukan di rumah informan dari
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
Rosni
digunakan
ungkapan tradisional Minangkabau, masing-
menyatakan teknik triangulasi adalah teknik
Ibu
Padang,
Kecamatan
tahun (5) Ibu Yurita Jamal 45 tahun, yang
teknik triangulasi. Moleong (2010:330)
ialah
Nanggalo
Olo
Yanti 46 tahun (4) Bapak Dedi Efendi 47
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan
Kampung
di
Ibu Maslina 47 tahun (3) Ibu Linda Putri
pengabsahan
keabsahan
Kelurahan
Minangkabau
informan yaitu, (1) Ibu Rosni 76 tahun (2)
dengan objek yang diteliti.
pemeiksaan
tradisional
Wawancara
peneliti
merekam perkataan informan berhubungan
Teknik
ungkapan
wawancara langsung dengan informan.
memperhatikan pedoman wawancara yang telah
yang
C. Hasil Penelitian
langsung dirumah informan dan melakukan wawancara
dengan
proses
meupakan masyarakat asli Kampung Olo. Peneliti
sama
penulisn laporan.
wawancara. Wawancara dilakukan dengan adanya
dihasilkan
dan
dipercayai masyarakat. Apabila kesimpulan 10
5.
Diganggam arek dipacik taguah. (Digenggam erat dipegang teguh) 6. Darah satampuak pinang umua satampuak jaguang. (Darah setampuk pinang umur seampuk jagung) 7. Dima bumi dipijak disinan langik djunjuang. (Dimana bumi diinjak disana langit dijunjung) 8. Elok nagari dek panghulu, elok tapian dek nan mudo. (Baik negeri kaena penghulu, baik ketepian karena yang muda) 9. Ganggam-ganggam baro saraso angek dilapehkan. (Genggam-genggam bara, serasa hangat dilepaskan) 10. Jalan disasak rang lalu.cupak dipapek rang mangaleh. (Jalan dialih orang lewat, cupak dipepat orang berdagang) 11. Jan dipadakekkan durian jo antimun. (Jangan diperdekakan durian dengan mentimun) 12. Kabukik samo madaki kalurah samo manurun. (Kebukit sama mendaki kelurah sama menurun)
D. Rekap Data ungkapan tradisisonal No 1.
Nama Informan Roni (76 tahun)
1.
2. 3. 4. 5.
6.
7. 8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
2.
Maslina tahun)
(47
1.
2.
3.
4.
Ungkapan Tradisional Anak dipangku kamanakan dibimbiang. (Anak dipangku kemenakan dibimbing) Abih manih sepah dibuang. (Habis manis sepah dibuang) Adaik salingka nagari. (Adat selingkar negeri) Adaik diisi limbago dituang (Adat diisi lembaga dituang) Anak-ana kato mangaduah, sabab manuruik sakandak hati, kabukik tarang hujan lah taduah, nan hilang patuik dicari. (Anak-ana kata bercanda, sebab menurut sekehendak hati, kebukit terang hujan sudah berhenti, yanghilang harus dicari. Adaik dipakai baru jikok kain dipakai usang. (Adat dipakai baru kalau kai dipakai usang) Bajalan samo mancaliak. (Berjalan sama melihat) Basayok leba, basisiak panjang. (Bersayap lebar bersisip panjang) Batapuak sabalah tangan indak kababunyi. (Bertepuk sebelah tangan, tidak berbunyi) Barek samo dipikua ringan samo dijinjiang. (Berat sama dipikul ringan sama dijinjing) Bulek aia dek pamuluah, bulek kato dek mupakaiak. (Bulat air karena pemuluh, bulat kata karena mufakat) Bariak tando tak dalam, bakuak tando tak panuah. (Beriak tanda tak dalam, berguncang tanda tak penuh) Basasok bajurami, bapandam bakuburan. (menyesak bejerami, berpendam berkuburan) Bapauik tak batali, bapanggang tak barapi. (Berpaut tidak bertali, dibakar tidak berapi) Bak cando baliang-baliang diateh bukik. (Sepert baling-baling diatas bukit) Bak kabau dicucuak hiduang, bak langau diikua jawi. (Seperti kerbau ditusuk hidung, seperti lalat diekor jawi) Camin nan idak namuah kabua, palito nan indak kunjuang padam. (Cermin yang tidak mau sakit, pelita yang tidak kunjung mati) Datang tampak mugko pulang nampak pungguang. (Datang lihat muka, pulang lihat punggung)
3.
Dedi Efendi (47 tahun)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
11
Bak kambiang aago duo kupang. (Seperti kambing harga dua kupang) Bak manjamua ateh jarami. Jariah habis bajaso indak adoh. (eperti menjmur diatas jerami, jerih habis berjasa tidak) Bak maambek aia ilia, bak manahan gunuang runtuh. (Seperti menghambat air hilir, bagai menahan gunun runtuh) Cupak alah tatagak suri lah tabantang. (cupak sudah berdiri suri sudah terkembang) Dima tambilang taantak, disinan tindawan tumbuah. (Dimana tembilang terhentak, disana cindawan tumbuh) Duduak sahamparan, tagak sapamatangan. (Duduk sehamparan, berdiri sepematang) Indak bingkudu tak bagatah, antah kok biriah jo kaladi, indak panghulu nan taqwa antah kok Allah jo Nabi. (Tidak bengkudu yang tak bergetah, entah karena birih sama keladi, tidak penghulu yang takwa, entah karena Allah dengan Nabi) Janji biaso mungkia, titian biaso lapuak. (Janji biasa mungkir titian biasa lapuk)
9.
4.
Linda Putri Yanti (46 tahun)
Jatuah mumbang jatuah kalapo, jatuah bairiang kaduonyo, rusaklah adat rusaklah pusako, habiah kabudayaan nan asli. (Jatuh mumbang jatuhlah kelapa, jatuh beriringan keduanya rusak lah Adat rusak lah pusaka, habislah kebudayaan yang asli) 10. Kawan galak banyak, kawan manangih indak bara. (kawan bergelut banyak, kawan menangis tidak seberapa) 11. Koto piliang inyo indak, Bodi caniago inyo antah. (Koto piliang dia bukan, Bodi Caniago ia entah) 1. Ditilek aka jo budi muluik manih baso katuju budi aluik bak lauik dalam. (ditilik dengan akal budi mulut manis bahasa disukai budi halus bagai laut dalam) 2. Duduak surang basampiksampik, dudu banyak balapanglapang. (Duduk sendiri bersempitsempit, duduk bersama berlapang-lapang) 3. Dari niniak trun ka mamak,dari mamak turun ka kamanakan, patah tubuah hilang baganti. (Dari nini turun kemamak, dari mamak turun ke keponakn, patah tumbuh hilang berganti) 4. Kato surang dibulekkan, kato basamo dipaiyokan. (Kata sendiri dibulati, kata bersama diperiyakan) 1. Kato rajo malimpahkan, kato panghulu manyalasaikan kato rang banyak kato bagalau. (kata raja melimpahkan kata penghulu manyalasaikan) 2. Kato nan bana diindakkan, rahmaiak Tuhan diabaikan. (kata yang benar ditidakkan, rahmat Tuhan diabaikan) 3. Ketek banamo gadang bagala. (kecil punya nama, besar bergelar) 4. Murai tak bakicau, ayam indak bakukuak lai. (Murai tidak berkicau, ayam tidak berkokok lagi) 5. Malang tak dapek ditulak, mujua tak dapek diraiah. (Malang tidak dapat ditolak, mujur tidak dapat diraiah) 6. Malapeh pagi manguruang patang. (Melepas pagi mengurung petang) 7. Mambangki batang tarandam. (Membangkit batang tetandam) 8. Manjilin kuciang, mandi jo aia liua. (menjilin kucing mandi dengan air ludah)
5.
Yurita Jamal (45 tahun)
1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13.
Nilai Kelurahan Nanggalo
Nan tau kili-kili jawi, nan tau dipaso-paso ayam. (yang tau kili-kili sapi, yang tau dipaksa-paksa ayam) Putih kapeh tampak banangnyo, putih hati bakaadaan. (putih kapas dapat dilihat, putih hati bakaadaan) Pucuak dicinto ulampun tibo. (Pucuk dicinta ulampun tiba) Siriah pulang kaganggangnyo pinang pulang katampuaknyo. (Sirih pulang keganggangnya pinang pulang keyampuknya) Siriah bajunjuang rumah batunggak.. (Sirih berjunjung rumah bertonggak) Saikua kabau nan bakubang kasadonyo kanai luluaknyo. (Seekor kerbau yang berkubang semua kena lumpurnya) Taresek dihatia takalang dek lidah. (terasa dihati, tersangkut dilidah) Tak mamakai baris jo balabah. (tidak memakai baris dan batas) Tau manimbang samo barek, tau maagak maagiah. (tau menimbang sama berat, tau memperkirakan member) Tagak bapaliang duduak bageser. (Berdiri berpaling, duduk bergeser) Bak geleang sipatuang kanyang. (seperti geleng capung kenyang) Duduak samo randah, tangak samo tinggi. (duduk sama rendah berdiri sama tinggi) Jalan pasa nan kadituruik, labuah goloang nan kaditampuah. (jalan pasar yang akan dituruti, labuh luas yang akan ditempuh.)
pendidikan Kampung Padang
agama
Olo
memiliki
di
Kecamatan ungkapan
tradisional yang ditemukan peneliti dalam penelitian ini berjumlah
22 ungkapan,
karena ungkapan tradisional memiliki nilai pendidikan agama maka dapat dianalisis sebagai berikut: Bapauik tak batali bapanggang tak barapi
12
Berpaut tidak betali dibakar tidak berapi.
terjadi karena tidak ada dukungan oleh pandangan-pandangan moral yang baik dan
Adapun makna yang terkandung
benar. Oleh karena itu, suatu hati perlu
dalam ungkapan tersebut adalah wanita
untuk dididik dan ditumbuhkembangkan
yang masih diikat oleh tali perkawinan
dengan cara terbuka dan mau belajar untuk
tetapi suaminya sudah lama tidak pulangpulang
tanpa
memberikan
nafkah
memahami seluk beluk permasalahan yang
.
sedang dihadapi.
seharusnya diselesaikan saja dipengadilan
Nilai pendidikan sosial di Kelurahan
agama.
Kampung Olo Kecamatan Nanggalo Padang
Nilai pendidikan moral di Kelurahan
yang berbentuk ungkapan tradisional yang
Kampung Olo Kecamatan Nanggalo Padang
ditemukan peneliti dalam penelitian ini
yang berbentuk ungkapan tradisional yang
berjumlah 15 ungkapan tradisional, yaitu
ditemukan peneliti dalam penelitian ini
data
berjumlah 22 ungkapan tradisional, yaitu
Adaik diisi limbago dituang. Adat diisi lembaga dituang.
data Abih manih sampah dibuang. Habis manis sampah dibuang.
Adapun makna yang terkandung dalam ungkapan tersebut adalah bila kita
Adapun makna yang terkandung
mengingini sesuatu hendaklah memenuhi
dalam ungkapan tersebut adalah Seorang
persyaratan yang sudah ditentukan oleh
yang tidak diindahkan lagi, karena dianggap
undang-undang atau peraturan, atau sesuatu
tidak ada yang diharapkan lagi dari yang
yang sudah
bersangkutan.
Dalam
yang memiliki kepribadian kuat dan matang
dipertanggungjawabkan.
apabila
pendidikan
sosial
baik. Tetapi sebagai aktivitas pendidik, kita
Keputusan
tidak mampu mengubah perilaku peserta didik ke arah nilai yang baik, tanpa memberi
kebebasan. Kesatuan pendapat moral hanya dicapai
nilai
seluruhnya berada pada ketentuan nilai yang
dapat
demikian itu baru akan lahir apabila ada
mungkin
diadatkan
perilaku yang dibenarkan bukan berarti
serta mapan yang dapat mengambil suatu yang
dan
ditempat itu.
Dalam nilai pendidikan moral orang
keputusan
dibiasakan
contoh atau suri tauladan bagi peserta didik.
kita
Disinilah
memutuskannya berdasarkan suara hati
peran
kita
sebagai
pendidik
menjadi sangat penting. Pendidikan dalam
nurani. Memang suara hati nurani ada
hubungannya dengan nilai dan norma tidak
peluang untuk salah dalam pengambilan
saja supaya anak mengerti, memahami, dan
keputusan. Kesalahan atau kekeliruan itu
sadar akan nilai – nilai sosial. Melainkan 13
agar mereka dapat melaksanakan nilai dan
Nanggalo Padang, ditemukan sebanyak 64
norma tersebut secara loyal, demi ketertiban
ungkapan tapi setelah dianalisis terdapat 62
sosial, dan demi kesejahteraan batin (tidak
ungkapan.
adanya konflik dan rasa berdosa) di dalam
Pada penelitian sebelumnya yang
jiwa mereka.
dilakukan oleh Lili Asnita lebih dikaji
Nilai Kelurahan
pendidikan Kampung
Olo
budaya
di
tentang
Kecamatan
ungkapan
dalam
bahasa
Mianagkabau dalam bentuk fungsi dan
Nanggalo Padang yang berbentuk ungkapan
situasi
tradisional yang ditemukan peneliti dalam
Nurmasni, pelaksanaan penelitiannya lebih
penelitian ini berjumlah 14 ungkapan
difokuskan
tradisional, yaitu data
Selanjutnya untuk peneliti yang penulis
Anak dipangku kamanakan dibimbiang. Anak dipangku kemenakan dibimbing.
penggunaanya.
kepada
Sedangkan
nilai-nilai
oleh
etika.
lakukan ini lebih khususnya, yaitu dengan makna dan nilai-nilai pendidikan dalam
Adapun makna yang terkandung dalam
ungkapan tradisional Minangkabau.
ungkapan tersebut adalah di Minangkabau
Penulis mendukung pada penelitian
laki-laki mempunyai dua peranan penting
yang dilakukan Nurmasni yang mana hasil
yaitu sebagai ayah dan sebagai mamak,
penelitiannya didapatkan, nilai etika yang
sebagai ayah seorang laki-laki berkewajiban
paling dominan yang terkandung dalam
memangku dan memberi kehidupan kepada
setiap ungkapan tradisional Minangkabau.
anaknya,
Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan
dan
sebagai
mamak
ia
berkewajiban memberi bimbingan ilmu
penelitian
kepada kemenakannya.
sebelumnya mengkaji tentang nilai etika
Dalam setiap
nilai
pemimpin
sebelumnya
adalah
peneliti
pendidikan
budaya
saja, pada penelitian ini tidak hanya
akan
dimintai
mengkaji nilai etika, tetapi juga mengkaji
pertanggungjawaban atas pemimpin dan
makna dan
setiap pemimpin dalam urusan harta tuannya
dalam ungkapan tradisional Minangkabau di
dan akan dimintai pertanggung jawaban atas
Kelurahan
urusan tanggung jawabnya.
Nanggalo Padang.
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
Data dalam penelitian ini di analisis
nilai agama, moral, sosial,
Kampung
Berdasarkan
hasil
Kecamatan
analisis
peneliti
dalam ungkapan tradisional Minangkabau di
tradisional Minangkabau di Kampung Olo
Kampung
Olo
Kecamatan
14
tentang
yang
berdasarkan pada nilai-nilai pendidikan
Kelurahan
lakukan
Olo
ungkapan
Kecamatan Nanggalo Padang, maka dapat Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: PT Gramedia.
disimpulkan sebagai berikut: 1. Ungkapan berjumlah
tradisional 62
tradisional
Minangkabau
ungkapan,
ungkapan
Minangkabau
banyak
Danandjaya.1991. Folklor Jakarta: Grafiki.
Djamaris, Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
mengandung nilai-nilai pendidikan yaitu nilai pendidikan agama, moral, sosial, dan budaya. Nilai pendidikan yang lebih
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakatra: PT Grasindo Persada.
dominan adalah nilai pendidikan moral dimana nilai pendidikan moral sangat
hari dalam masyarakat. yang
ungkapan
terkandung
tradisional
Ilmu Raja
Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
berguna dalam pergaulan hidup sehari-
2. Makna
Indonesia.
dalam Navis. AA. 1984. Alam TakambangJadi Guru. Jakarta: Grafitti Press.
Minangkabau
adalah makna kiasan, atau bukan makna Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada Universitty Press. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
yang sebenarnya tetapi ada maksud tersirat dari ungkapan yang disampaikan tersebut, dengan tujuan supaya orang yang diberi ajaran atau nasehat tidak
Sumardjo dan Saini, KM. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
sakit hati atau merasa tersinggung perasaannya.
Saydam Gouzali. 2010. Kajaiban Pepatah Minang. Bandung: Pustaka Setia G. Daftar Pustaka Alfan
Setiadi, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: prenada Media Group
Muhammad. 2013. Pengantar Filsafat Nilai. Bandung: Cv Pustaka Setia.
Semi, M. Atar. 1984. Anotonim sastra. Padang: FBSS IKIP
Ahmadi Abu. 1991. Ilmu Pendidika. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asnita Lili, 1989.”Ungkapan dalam Bahasa Minangkabau Ciri, Bentuk, Fungsi dan Situasi Penguna”. Skripsi. Padang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.
15