MAKNA KIAS BAHASA MINANGKABAU DALAM PERCAKAPAN ANTARPEMUDA DI KANAGARIAN KAMPUNG BATU DALAM KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK
JURNAL ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (Strata I)
JUMRAL NPM 13080233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017
MAKNA KIAS BAHASA MINANGKABAU DALAM PERCAKAPAN ANTARPEMUDA DI KANAGARIAN KAMPUNG BATU DALAM KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK
1
Jumral1, Wahyudi Rahmat2, Ria Satini2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This reseach is to find out the lack of understanding of youth towards the meaning of illumory speech acts in the form of figurative language of Minangkabau in conversation among youth in KanagarianVillage Stone In Districts Twin Lakes Regency Solok. The objective of the study was to describe the figures of figurative and figurative meaning of Minangkabau language in conversation among youths in Kanagarian Village Stone In Districts Twin Lakes Regency Solok. This research was use qualitative descriptive method. This research data is youth speech in Kanagarian Village Stone In Districts Twin Lakes Regency Solok. The form of language figurative. In collecting this research data using the method refer to the technique tapping and using methods of solid and agih in analyzing data, using the technique of presenting the informal data. Based on the findings og the research, it can be seen that the acts of speech in the form of figures thas are used among the youth in the conversation in Kanagarian Village Stone InDistricts Twin LakesRegency Solok there are two kinds: assertive speech acts and expressive speech acts with figurative language styles. 1. Contradiction, 2. Metaphor, 3. Simile, 4. Semipersonification 5. Sarcasm. The speech acts in the form of figures are dominant using the meaning of refential approach. It can be concluded that the meaning of figurative language og Minangkabau in coversations youth in Kanagarian Village Stone In Districts Twin Lakes Regency Solok using expressive speech acts and assertive speech acts that have the meaning of referential approach ideational approach. Keywords: Illocution speech, Figurative language style, Figurative meaning
berkomunikasi.Dalam komunikasi bahasa
PENDAHULUAN Masyarakat Minangkabau memiliki
itu muncul dalam bentuk tindakan yang
bahasa dan budaya yang berbeda dari
berbentuk nonverbal atau tindak tutur
etnis-etnis lain di Indonesia. Dalam hal
individual yang berbentuk verbal.Tindak
berbahasa, orang Minangkabau memiliki
tutur lebih dilihat pada makna atau arti
bahasa
tindakan dalam tuturannya, dan bagi
daerah
yang
disebut
bahasa
Minangkabau.Bahasa sebagai alat utama
masyarakat
untuk berkomunikasi dan berinteraksi
bentuk penyampaian tuturan itu dengan
dalam
berkias.
kehidupan
masyarakat
antara
penutur dan mitra tutur. Setiap daerah memiliki keunikan
gayaberbahasa tersendiri
dan
Minangkabau
Penggunaan
bentuk
berbentuk
dalam
mengalami
kias
salah
satu
tuturan
yang
tampaknya
mulai
penipisan.
Kepentingan
bertutur secara pragmatis, globalisasi dan
METODE PENELITIAN
pengaruh-pengaruh lainnya yang terkait
Jenis penelitian yang digunakan
dengan kepentingan komunikasi yang
dalam penelitian ini adalah penelitian
lebih cepat dan tepat membuat penggunaan
kualitatif.Secara holistik, dan dengan cara
bahasa kias menjadi jarang digunakan.
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
Pemuda Minangkabau yang merupakan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang
generasi baru yang bakal cakal menjadi
alamiah dengan memanfaatkan berbagai
penerus anggota masyarakat menggunakan
metode
kias hanya untuk bergurau, tetapi makna
Kemudian
dan maksud tujuan kias itu sendiri mereka
menjelaskan metode deskriptif merupakan
kurang
metode yang dilakukan dengan jalan
memahaminya.
Kenyataan
ini
alamiah
(Moleong,
Moleong
2010:6). (2010:11)
menjadi pendorong perlunya pengkajian
menganalisis
data
kembali kias Minangkabau dalam upaya
dikumpulkan
berupa
mengungkapkan
yang
(lisan) langsung dari objek yang diamati.
terkandung di dalamnya. Jika hal itu tidak
Data dalam penelitian ini adalah
dilakukan, kias
berbagai
aspek
sudah
kata-kata
ujaran
sebagai
tuturan pemuda di Kanagarian Kampung
bentuk bentutur masyarakat lokal yang
Batu Dalam Kecamatan Danau Kembar
akan memperkaya budaya nasional akan
Kabupaten
punah.
kias.Sumber data dalam penelitian ini Menurut
Minangkabau
yang
yang
berwujud
(2012:125)
adalah pemuda di Kanagarian Kampung
berkias merupakan salah satu cara bertutur
Batu Dalam Kecamatan Danau Kembar
dalam bentuk perbandingan, persamaan,
Kabupaten Solok. Metode dan teknik
sindiran, dan analogi. Selanjutnya menurut
pengumpulan data yang digunakan dalam
Oktavianus (2012:141) bahasa kias dapat
penelitian ini adalah menggunakan metode
juga disebut sebagai bahasa hikmah yang
simak dengan teknik sadap, menyadap atau
tidak bisa dipahami semata-mata melalui
merekam percakapan objek yang akan
rasio.Maryelliwati dan Rahmat, (2016:23)
diteliti dengan alat perekam. Kemudian
bahasa kieh merupakan salah satu cara
teknik lanjut simak libat cakap, yaitu
bertutur masyrakat Minangkabau. Bahasa
peneliti ikut serta dalam percakapan atau
kias
dialog
tersebut
Otavianus
Solok
biasa
hadir
dalam
yang
sedang
berlangsung,
perbandingan, persamaan, sindiran dan
(Sudaryanto,
1993:133).Metode
yang
anatologi.
digunakan dalam menganalisis data adalah metode padan dan metode agih.Sudaryanto (1993:4) mengatakan metode padan adalah
bahasa yang bersangkutan.Metode padan
ibarek disuruah kuciang
yang
referensial
sesuatu pekerjaan yang tidak mukin bisa
digunakan untuk melihat kenyataan yang
dilakukan atau hal mustahil bisa di
ada dalam bahasa itu sendiri. Metode
harapkan. Selain itu juga di temukan
padan translasional adalah metode analisis
tindak tutur ekspresif yang berwujud kias
bahasa dengan menggunakan alat penentu
dalam
bahasa
Kanagarian
digunakan
atau
pada
lingual
lain.Sudaryanto
percakapan
manjapuik api
antarpemuda
Kampung
Batu
di
Dalam
(1993:15) mengatakan metode agih adalah
Kecamatan Danau Kembar Kabupaten
alat penentunya bagian dari bahasa yang
Solok seperti contoh :Tu lah rang kecekan
bersangkutan
paja ndak tau jo nan ampek. Tuturan
itu
sendiri.Teknik
yang
digunakan teknik lesap dan ganti.
yang berwujud kias ini di golongkan ke
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam tindak tutur ekpresif karena di
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dalam
tuturan
ini
bertujuan
untuk
diuraikan hal-hal berikut sesuai dengan
mengkritik seseorang yang di tandai
teori menurut Searle (dalam Syahrul,
dengan kata paja ndak tau jo nan ampek
2008:33) yang membagi tindak tutur
(orang yang tidak tau sama yang empat),
ilokusi
yaitu
yang di maksud yang empat di sini yang
representatif atau asertif, direktif, ekpresif,
yakni kata yang empat atau dalam bahasa
komisif, deklarasi. Dari beberapa jenis
Minangkabaunya kato nan ampek. Orang
tindak tutur yang dikemukan oleh Searle
yang tidak tau dengan kato nan ampek
(dalam Syarul, 2008:33) di temukan dua
sama saja orang yang di maksud dengan
jenis tindak tutur seperti tindak tutur
orang yang tidak beradap atau kurang
arsertif contoh: Si Adal kok disuruah bak
sopan santun. Hal ini diperkuat pendapat
ibarek disuruah kuciang manjapuk api,
ahli kalau tindak tutuek ekpresif yakni
tuturan ini terjadi karena sipenutur ingin
tindak tutur yang di untarakan untuk
memberitahukan kalau si Adal ini tidak
memuji,
bisa disuruh karena dia tidak akan kembali
mengeluh.
menjadi
lima
jenis
berterima
kasih,
mengkritik,
lagi kalau di suruh dan apa yang disuruh
Berdasarkan temuan penelitian ini
itu tidak akan dilakukan. Hal ini di perkuat
kalau dihubungan dengan teori yang
pendapat ahli kalau tindak tutur arsetif
di
bertujuan untuk memberitahu hal lain
(2012,125-135), menjelaskan dan mebagi
kepada orang lain seperti pada contoh
gaya bahasa kias menjadi Pertentangan,
tersebut. Kalau dikaji berdarkan makna
paradoks,
yang tersirat dalam tuturan itu kias bak
Semipersonifikasi,
kemukan
menurut
simile,
Okatavianus
metafora, depersonifikasi,
antitesis,
pengulangan,
dan
dengan teori Okatavianus (2012,125-135)
sinisme. Maka di temukan tuturan yang
karena kias itu hadir tampa ada gaya
berwujud
bahasa perbandingan yang inplinsit atau
kias
sarkasme
dengan
gaya
bahasa
diantaranya:
tampa penanda simile. Gaya bahasa kias
a. Gaya bahasa kias pertentangan
ini langsung hadir seperti manjua panjaik
Gaya bahasa ini ditemukan dalam penelitian berwujud
berbentuk kias
tuturan
seperti:
yang
gadang
kacino. d. Gaya bahasa kias simile
lo
Gaya bahasa kias ini ditemukan
singguluang pado baban gaya bahasa ini
dalam penelitian berbentuk tuturan yang
dikategorikan pertentangan sesuai dengan
berwujud kias seperti: ega payah diaja
teori Okatavianus (2012,125-135) karena
samo bak ibarek managakaan banang
dalam kias ini mendapingkan dua benda
pasah. Tuturan dalam kias ini termasuk
yang sifatnya saling berkaitan
gaya bahasa simile sesuai dengan teori
yakni
singguluang dan baban.
Okatavianus (2012,125-135) karena kias
b. Gaya bahasa kias paradoks
itu hadir dari perbandingan dua hal yang di
Gaya bahasa ini ditemukan dalam penelitian
berbentuk
yang
umpama, sebagai, dan ibarat. Dalam kias
berwujud kias seperti: urang manggoriang
ini penanda perbandingannya adalah kata
di minyak nan awak mangoriang jo aie
samo bak ibarek (sama bak ibarat).
nak
e. Gaya bahasa semipersonifikasi
mandasie
lo,
tuturan
tandai oleh seperti, bak, bagaikan, laksana,
gaya
bahasa
ini
dikategorikan paradoks sesuai dengan teori
Gaya bahasa kias ini ditemukan
Okatavianus (2012,125-135) karenan gaya
dalam penelitian berbentuk tuturan yang
bahasa kias ini menampilkan makna yang
berwujud kias seperti: walaupun batahun-
bertentangan dengat kodrat alam yang di
tahun ikan dalan lawik pantang lo
tandai oleh manggoriang jo aie kata ini lah
dagiangnyo kaasinnyo. Tuturan dalam kias
yang menandai petentangan dengan kodrat
ini
alam, karena biasanya air di pakai untuk
semipersonifikasi
merebus.
Okatavianus (2012,125-135) karena kias
c. Gaya bahasa kias metafora
ini hadir untuk mengiaskan seseorang
Gaya bahasa kias ditemukan dalam penelitian
berbentuk
tuturan
yang
termasuk
sesuai
dengan
bahasa teori
dengan ungkapan mengisan binatangbinatang yang dekat dengan kehidupan
berwujud kias seperti: ang manjua panjaik
sehari-hari
kacino mah, tuturan dalam kias ini
dalam lawik.
termasuk gaya bahasa kias metafora sesuai
gaya
yakni
ikan
batahun-tahun
g. Gaya bahas kias sarkasme
batahu-tahun ikan dalan lawik. Dari
Gaya bahasa kias ini ditemukan
pengamatan fakta daging ikan tidak akan
dalam penelitian berbentuk tuturan yang
terasa asin walaupun bertahun-tahun hidup
berwujud kias seperti: paja kapalo batu tu.
didalam air meski lingkungannya berair
Tuturan dalam kias ini termasuk gaya
asin.
bahasa sarkasme sesuai dengan teori
ideasional contoh pada tuturan dalam kias:
Okatavianus
karena
ang lah manjua panjaik kacino mah,
tuturan yang berwujud kias ini hadir dalam
makna pendekatan ini hadir hanya untuk
bentuk
yang
penyampaian media dalam suatu bahasa
muncul dalam suasana emosi muncul
yakni yang di tekankan oleh kata manjua
dalam bahasa Minangkabau. Yang menjadi
panjaik kacino karena pada dasarnya orang
penandanya yakni kata paja kapalo batu tu
cinalah yang dominan memproduksi dan
yang mengiaskan prilaku seseorang yang
menjual jarum jahit itu.
benar-benar keras seperti kerasnya batu.
KESIMPULAN
(2012,125-135)
sindiran-sindiran
kasar
Selanjutnya
makna
pendekatan
Dari beberapa gaya bahasa kias
Dapat disimpulkan bahwa bentuk
juga memiliki makna pendekatan makna
tindak tutur yang berwujud kias yang
yang
teori
dominan di temukan adalah tindak tutur
menjelaskan
ekspresir yang makna kiasnya banyak
pendekatan
bertujuan untuk mengritik, mengeluh,
referensial dalam mengaji makna lebih
memuji dan menyanjung, dan sebagian
menekankan pada fakta sebagai objek
tuturan yang berujud kias di temukan
kesadaran
penarikan
dalam bentuk tindak tutur arsertif. Gaya
kesimpulan secara individual. Pendekatan
bahasa kias yang banyak di temukan dalam
ideasional
pada
percakapan antarpemuda di Kanagarian
keberadaan bahasa sebagai media dalam
Kampung Batu Dalam Kecamatan Danau
mengolah
Kembar Kabupaten Solok yakni gaya
berbeda
Aminuddin, tentang
sesuai
dengan
(2008:61)
makna
yakni
pengamatan
lebih
dan
menekankan
pesan
dan
menyampaikan
informasi. Contoh kias yang memiliki
bahasa
makna
yaitu:
langsung tampa penanda simile. Dan
walaupun batahun-tahun ikan dalan lawik
makna kias itu hadir dalam bentuk makna
pantang lo dagiangnyo kaasinnyo, makna
pendekatan
pendekatan
pendekatan ideasonal.
pendekatan
ini
referensial
hadir
karena
adanya
kesadran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan yang berlangsung subjektif yang di tandai dengan walaupun
kias
metafora
refensional
yang
dan
kiasnya
makna
DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2011. Semantik:Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Moleong. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Maryelliwati dan Wahyudi Rahmat.2016. Sastra Minangkabau dan Penciptaan Sebuah Karya. Padang Panjang: Institut Seni Indonesia. Oktavianus.2012. Bertutur Berkias dalam Bahasa Minangkabau. Padang: Minangkabau Press. Syahrul R. 2008. Pragmatik Kesantunan Berbahasa: Menyimak Fenomena Berbahasa Indonesia Guru dan Siswa. Padang: UNP Press. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Universitas Press.