PENYEBAB PETANI MEMBUKA LAHAN HUTAN UNTUK TANAMAN CABE DI KENAGARIAN KAMPUNG BATU DALAM KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK Novia Jasma H1, Slamet Rianto2 , Momon Dt. Tanamir2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected] 1
ABSTRACK The purpose of this research is describe and analyze about the causes of land clearing to plant chillies at Kenagarian Kampung Batu Dalam, Danau Kembar, Solok, based on some aspects are 1) farmers’ income 2) the farmer awareness of forest conservation 3) government policy.Types of this research is descriptive qualitative, the research was held at Kenagarian Kampung Batu Dalam, Danau Kembar, Solok. The informan is department of forestry, subdistric headman, village chiefman and farmers who did land clearing. The samples were chosen by using purposive sampling technique. The data collecter by did a depth interview and documentation. The data analyzed by using some technique are reduction data, verification data.The results showed that 1) the farmers’ income at Kampung Batu Dalam is Rp 1.000.000 / month so they do land clearing at forest to increase their income from 1.000.000 to 4.500.000 2) the farmers’awareness of forest conservation is low most of them is still dont know about the rules and the punishment on uu no 14- 1999 about forest conservation. 3) no policy from government doesn’t mean the government let the farmer to do land clearing. The government will give punishments if the farmer is still do land clearing. Keyword : Clearing of forest land, chili cultivitation, farmers dari 54% menggantungkan hidup
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris
yang
sebagian
besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, baik bertani sayuran, padi, holtikultura, petani ikan dan sebagainya.
Menurut
Loekman
(2005:3)Berdasarkan data statistik yang ada, sekitar 75% penduduk Indonesia
tinggal
di
wilayah
pedesaan. Dari jumlah tersebut lebih
mereka dari sektor pertanian dengan tingkat
pendapatan
yang
relatif
rendah, apabila dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan. Selain
berfungsi
penyedia
lapangan
Indonesia,
sektor
sebagai
pekerjaan pertanian
di juga
berfungsi sebagai penyedia bahan makanan, penyedia bahan mentah dan bahan baku bagi sektor industri
1
serta
penghasil
devisa
negara.
terhadap lingkungan alamnya. Petani
Besarnya fungsi sektor pertanian
adalah seseorang yang bergerak di
bagi masyarakat Indonesia tentu saja
bidang bisnis pertanian, dengan cara
harus
usaha
melakukan pengelolaan tanah dengan
pemerintah untuk tetap memajukan
tujuan untuk menumbuhkan dan
pembangunan
Menurut
memelihara tanaman (seperti padi,
Jamal(2004:20) Perhatian pemerintah
bunga,buah dan lain-lain) dengan
terhadap sektor pertanian cenderung
harapan untuk memperoleh hasil dari
melemah.
perhatian
tanaman tersebut untuk di gunakan
terhadap sektor pertanian sangat erat
sendiri ataupun menjualnya kepada
kaitannya
orang lain.
didukung
oleh
pertanian.
Melemahnya
dengan
paradigma
pembangunan yang menjadi acuan
Indriyanto
(2005:122)bahwa
bagi para pengambil kebijakan, yang
“pembukaan
lebih menitik beratkan perhatian
aktivitas manusia untuk pemenuhan
pada
kebutuhan dengan cara mengalih
pertumbuhan
ekonomi
dibandingkan pemerataan. Berdasarkan
merupakan
fungsikan lahan hutan menjadi lahan
pernyataan
di
komoditi yang diperuntukan untuk
atas, pemerintah lebih memfokuskan
pertanian,
pembangunan
pemukiman”.
pada
lahan
sektor
non
perkebunan,
dan
pembentuk
hutan,
pertanian seperti industri karena
binatang liar dan lingkungannya
sektor
lebih
tidak berdiri sendiri, tetapi saling
dapat
mempengaruhi
ini
memungkinkan
dianggap untuk
dan
kaitannya,
sehingga sektor pertanian cenderung
dipisahkan karena saling bergantung
terabaikan.
antara satu dengan yang lainnya, pertanian
cukup
tidak
erat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Kegiatan
serta
sangat
dapat
sejalan dengan pendapat Kadri, dkk
identik dengan masyarakat pedesaan
(2000:52),
karena
kegiatan
bahwa “hutan adalah lapangan yang
pertanian dilakukan di pedesaan yang
ditumbuhi pepohonan yang secara
penduduknya
keseluruhan merupakan persekutuan
sebagian
besar
memiliki
yang
mengemukakan
ketergantungn yang cukup tinggi
2
hidup alam hayati beserta alam
terdapat
lingkungannya atau ekosistem”.
dihadapi petani khususnya petani
Berdasarkan penjelasan di atas, lahan
hutan
merupakan
beberapa
kendala
yang
cabe.
suatu
Lahan
yang
seharusnya
masyarakat, tumbuhan dan binatang
dijadikan kawasan hutan, banyak
yang
yang
hidup
dalam
lapisan
dan
digunakan
untuk
kegiatan
permukaan tanah dan terletak pada
pertanian lahan kering, terutama
suatu kawasan, serta membentuk
untuk pertanian cabe. Pembukaan
suatu
lahan
kesatuan
ekosistem
yang
hutan
yang
terjadi
berada dalam keseimbangan yang
Kenagarian
Kampung
dinamis.
Kecamatan
Danau
Setelah
memperhatikan
di Batu
Kembar
penjelasan di atas, dapat ditarik
Kabupaten Solok. yang dilakukan
kesimpulan bahwa dalam proposal
oleh petani cabe sudah cukup luas,
ini penulis akan membahas tentang
hal ini terlihat dari alih fungsi lahan
penyebab petani membuka lahan
di kaki gunung Talang, yang semula
hutan
di
merupakan kawasan hutan namun
Kenagarian Kampung Batu Dalam
sekarang sudah berubah menjadi
Kecamatan
lahan pertanian cabe.
untuk
tanaman
cabe
Danau
Kembar
Kabupaten Solok.
Berdasarkan
observasi
awal
Selain dengan meningkatnya
penelitian pada tanggal 2 Februari
tekanan ekonomi yang menimpa para
2017 di Kenagarian Kampung Batu
petani,
Dalam Kecamatan Danau Kembar
kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang kelestarian hutan,
Kabupaten
serta tidak adanya kebijakan dari
lahan hutan diantaranya disebabkan
pemerintah,
oleh
sehingga
kebutuhan
Solok,
pembukaan
lahan
yang
petani
cabe.
terhadap lahan semakin tinggi. Hal
dilakukan
ini berakibat semakin banyaknya
Ketersediaan lahan yang semakin
petani yang tidak memiliki lahan
menyempit akibat tekanan ekonomi
pertanian di Kenagarian Kampung
serta
Batu
Danau
masyarakat tentang kelestarian hutan
Kembar Kabupaten Solok sendiri
dan memanfatkan lingkungan untuk
Dalam
Kecamatan
para
berkurangnya
kurang
nya
pengetahuan
3
mempertahankan
kehidupannya.
adalah
kawasan
hutan
yang
Petani harus bisa menyesuaikan diri
mempunyai fungsi pokok sebagai
dengan lingkungannya sesuai dengan
perlindungan,
pemahaman yang dimiliki dalam
kehidupan untuk mengatur tata air,
lingkungan tersebut. Petani akan
mencegah
selalu berinteraksi dengan tanah yang
erosi, mencegah intrusi air laut dan
akan digarap sehingga tanah atau
memelihara kesuburan tanah.
sistem
banjir,
penyanggah
mengendalikan
lahan merupakan unsur utama dalam
Fungsi hutan lindung yang
proses interaksi manusia dengan
utama adalah sebagai pengatur tata
lingkungan dalam melangsungkan
air, sehingga ketersediaan air dapat
kehidupannya.hal ini mengakibatkan
terjaga
petani membuka lahan pertanian baru
iniberarti
di kaki gunung Talang, sedangkan
sungai dan mata air tidak kering dan
sebagian
padamusim hujan tidak terjadit erosi,
lagi
digunakan
untuk
sepanjang pada
musim
kemarau
banjir
tertentu. Hutan yang diolah oleh
Kecenderungan alih fungsi hutan
masyarakat di Kenagarian Kampung
lindung
Batu
Danau
umumnya semakin meningkat dari
Solok.
tahun
Kembar
Kecamatan
Kabupaten
luapan
Hal
penebangan liar oleh pihak-pihak
Dalam
dan
waktu.
dan
ke
sedimentasi.
kawasan
tahun
seiring
dengan
Merupakan kawasan hutan lindung,
meningkatnyajumlah
dengan luasnya kira – kira ±1347
Daerah Aliran Sungai yang kritis.
Ha. yang telah diolah masyarakat
dan
lindung
luas
Kondisi ini tentu sajatidak
untuk lahan pertanian cabe kira –
sejalan
kira ± 420 Ha dimana hutan lindung
pengelolaan
tersebut mempunyai fungsi-fungsi
sungai(DAS) secara terpadu yang
tertentu
mengedepankan
ekosistem
dalam yang
satu terdapat
kesatuan dalam
dengan
prinsip-prinsip daerah
berkelanjutan
aliran
pembangunan dalam
rangka
kehidupan masyarakat itu sendiri.
memaksimalkan kesejahtera an sosial
Seperti yang terdapat dalam Undang-
ekonomi
Undang Republik Indonesia Nomor
mengorbankan
41 Tahun 1999, Hutan lindung
ekosistem
secara
yang
adil
tanpa
kelangsungan penting.
Hutan
4
lindung menghasilkan bukan hanya
2000, arti hutan dirumuskan sebagai
produk yang kasatmata seperti kayu
“Suatu
dan
juga
keseluruhan merupakan persekutuan
menghasilkan intangibleproduk yang
hidup alam hayati beserta alam
manfaat dan keberadaannya semakin
lingkungannya dan ditetapkan oleh
di butuhkan baik olehmasyarakat
pemerintah
yang
jauh
(Marpaung, 1995: 11). Dalam Salim,
denganhutan.(http://id.wikipedia.org/
2004: 40 Hutan adalah “Sejumlah
wiki/Hutan_lindung).
pepohonan
non
kayu,
berdekatan
tetapi
dan
tumbuhan
yang
sebagai
yang
tumbuh
secara
hutan”
pada
Menurut penulis hal ini penting
lapangan yang cukup luas, sehingga
dilakukan agar kita lebih mengetahui
suhu, kelembapan, cahaya, angin dan
keadaan ekonomi petani cabe yang
sebagainya tidak lagi menentukan
menyebabkan terjadinya membuka
lingkungannya,
lahan hutan, sehingga kebijakan
dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan
dalam penyelamatan lahan dan hutan
atau pepohonan baru asalkan tumbuh
didasarkan atas pengetahuan yang
pada tempat yang cukup luas dan
mendalam tentang keadaan ekonomi
tumbuhnya rapat (horizontal dan
dan kesiapan mental para petani
vertikal).
dalam
menghadapi
akan
tetapi
tantangan
Menurut Rukmana (2000:11)
kehidupan. Berdasarkan fenomena
petani cabe merupakan orang-orang
yang terjadi Kenagarian Kampung
desa
Batu
danmengolah tanah dengan cara
Dalam
Kecamatan
Danau
yang
mengendalikan
Kembar Kabupaten Solok. penulis
menanam
tertarik untuk melakukan penelitian
menyambunghidupnya dan sebagai
mengenai penyebab petani membuka
suatu bagian dari ciri hidup lama
lahan hutan untuk tanaman cabe di
yang melihatkepada dan dipengaruhi
Kenagarian Kampung Batu Dalam
oleh kaum bangsawan atau atau
Kecamatan
orang kota yangcara hidupnya serupa
Danau
Kembar
Kabupaten Solok. Berdasarkan pasal 1 ayat (1)
cabe
untuk
dengan mereka namun dalam bentuk yang lebih berbudaya.
Undang-Undang Nomor 5 tahun
5
Tanaman
Cabe
(Capsicum
annum L)berasal dari dunia tropika dan
subtropika
dalam Asiah 2009).
Amerika,
Menurut UU No. 41 Tahun
Amerika
1999 TentangKehutanan Kebijakan
Selatan, dan terus menyebar ke
tersebut memerlukan sistem yang
Amerika Latin. Penyebaran Cabe ke
mengatur
seluruh dunia termasuk negaradi
masyarakat,
Asia, seperti Indonesia dilakukan
memegang perananpenting. Hukum
oleh pedagang Spanyol dan Portugis
sebagai
(Abdjad Asih, 1999).
memaksa
khususnya
Benua
sebelumnya (Arafah 2002, diacu
Colombia,
Pendapatan adalah gambaran
danmembatasi
prilaku
disinilah
norma
hukum
yang
dapat
bersifat
mengaturdan
membatasi prilaku masyarakat agar
tentang posisi ekonomi keluarga
taat
dalam
Sedangkan
Undangan. termasuk Hukum sebagai
merupakan
alat pemaksa memberikan sanksi
masyarakat.
pendapatan jumlah
keluarga
seluruh
pendapatan
dan
pada
Peraturan
yang tegasbagi para pihak yang
kekayaankeluarga termasuk barang,
melakukan
hewan peliharaan, dipakai untuk
perusakanterhadap hutan.
membagi
keluargakedalam
kelompok
pendapatan
pendapatan
rendah,
sedang
dan
yaitu
penebangan
dan/atau
tiga
Penguasaan dan kepemilikan
:
lahan sangat erat dengan masalah
pendapatan
pendapatan
Perundang-
tinggi.
(Sofian Efendi 2001:24 )
kemakmuran
kemiskinan
masyarakat Indonesia yang sebagian besar
Pengetahuan adalah berbagai
dan
masih
hidupnya
di
menggantungkan sektor
pertanian.
gejala yang ditemui dan diperoleh
Adapun pola penguasaan lahan yang
manusia
ada
melalui
pengematan
sekarang
inderawi. Pengetahuan muncul ketika
timpang
seorang
penguasaan
menggunakanindera
atau
di
ini
dinilai
mana lahan
cukup
distribusi semakin
akal budinya untuk menggali benda
mengalami polarisasi, pemilik modal
atau
yang
mengusai lahan yang begitu luas di
belumpernah dilihat atau dirasakan
sisi lain petani miskin semakin
kejadian
tertentu
miskin
akibat
terpisah
dari
6
sumberdaya
ekonominya
yakni
mendorong petani untuk membuka
lahan. Ketika permintaan terhadap
lahannya
lahan meningkat sedangkan jumlah
METODOLOGI PENELITIAN
lahan tetap, maka untuk memenuhi
Jenis
penelitian
adalah
permintaan akan lahan tersebut yang
penelitian
paling
untuk
Penelitian deskriptif adalah salah
perubahan
satu jenis penelitian yang bertujuan
memungkinkan
dilakukan
adalah
penggunaan
lahan
kualitatif,
satu
mendeskripsikan secara sistematis,
penggunaan ke penggunaan lainnya
penyebab petani membuka lahan
(Subali, 2005).
hutan
Kenyataan
dari
deskriptif
ini
yang
terjadi
di
untuk
tanaman
cabe
di
Kenagarian Kampung Batu Dalam
Kenagarian Kampung Batu Dalam,
Kecamatan
bahwa lahan yang paling banyak di
Kabupaten Solok. Penelitian ini lebih
buka oleh petani adalah lahan hutan
mengarah pada pengungkapan suatu
untuk
tempat
masalah atau keadaan sebagaimana
dasarnya
adanya dan mengungkapkan fakta-
perubahan ini dilakukan oleh pemilik
fakta yang ada, walaupun kadang-
lahan pertanian itu sendiri. Merujuk
kadang di berikan interpretasi atau
penelitian terdahulu, dalam penelitan
analisis. (Pabundu Tika: 2005: 4).
dijadikan
pertanian
yang
sebagai pada
Danau
Kembar
ini penyebab petani membuka lahan
Sedangkan penelitian kualitatif
hutan untuk tanaman cabe terjadi
yang bermaksud untuk memahami
karena
seperti
fenomena tentang apa yang dialami
beberapa
faktor
rendahnya
pendapatan
petani,
oleh
kurangnya
pengetahuan
petani
perilaku, persepsi, motifasi, tindakan
dan
secara holistik, dan dengan cara
dari
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
pemerintah daerah. Kondisi ekonomi
bahasa, pada suatu konteks khusus
akan
yang alamiah dan memanfaatkan
terhadap
kelestarian
kurangnya
hutan,
pengawasan
mempengaruhi
tingkat
objek
penelitian
misalnya
kemampuan petani untuk mengolah
berbagai
metode ilmiah Moleong
lahannya, sehingga semakin kecil
dalam Guspardi (2015). Deskriptif
ekonomi yang dimiliki akan semakin
kualitatif
bertujuan
untuk
7
mendeskripsikan
hasil
penelitian
teknik
pengumpulan
data
yang
yang ditemukan di lapangan. Hasil
digunakan
yang
merupakan
adalah: observasi, wawancara, dan
uraian informasi yang digambarkan
dokumentasi. Teknik analisis data
secara
bertujuan
yang digunakan dalam penelitian ini
telah
adalah: reduksi data, display data,
dideskripsikan
detil
menjawab
yang apa
yang
dirumuskan dalam rumusan masalah.
interpretasi
Analisis
kesimpulan
ini
memberikan
dilakukan informasi
untuk
mengenai
pemeriksaan
hutan
dilakukan
tanaman
cabe
di
data,
Menurut
penyebab petani membuka lahan untuk
dalam penelitian ini
dan
penarikan
Moleong
(2008)
keabsahan
dapat
dengan
4
cara
Kenagarian Kampung Batu Dalam
yaitu:Perpanjanganengamatan,
Kecamatan
Ketekunan pengamatan, Triangulasi,
Danau
Kembar
Kabupaten Solok.
dan Pemeriksaan sejawat melalui
Informan penelitian diambil secara
purposive
sampling
(menunjuk) yaitu penelitian sampel berdasarkan tertentu
pada
(Sugiyono,
karakteristik 2011).
Jadi
apabila kita melakukan penelitian yang mengambil sebagian subjek dari
informan
maka
dinamakan
dengan informan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah, Dinas Kehutanan, Camat, Wali Nagari, Kepala Jorong, dan petaniyang membuka lahan hutan diKenagarian Kampung Batu Dalam Kecamatan
Danau
Kabupaten Solok.
Kembar
diskusi HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan di dalam peta dinas kehutanan, luas hutan lindung yang ada di Kenagarian Kampung Batu
Dalam
Kecamatan
Danau
Kembar Kabupaten Solok ± 1347 Ha. Berdasarkan hasil di lapangan, ternyata luas hutan lindung yang telah digarab oleh petani untuk pertanian cabe sebesar ± 420 km² / sama dengan 3,11%. Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka peneliti mencoba membahas berdasakan kajian teori dan fokus penelitian. pembahasan ini berguna
untuk
memberikan
8
informasi
dan
penelitian
sesuai
menerangkan dengan
yang
dilapangan.
Kampung Batu Dalam termasuk pendapatan yang sangat rendah, ratarata pendapatan nya ± 500.000 – 1.000.000 rupiah. Setelah mereka membuka lahan hutan bertambahnya pendapatan mereka ± 1.000.000 – 4.500.000 ribu rupiah. Alasan petani
adalah
lahan
hutan
tersebut,
untuk menambah lahan
pertaniannya memenuhi
dan
juga
kebutuhan
untuk
hidupnya.
karena menurut masyarakat,
tanah
yang cocok untuk tanami cabe adalah tanah yang ada di hutan.karena tanah di hutan itu, lebih bagus dari pada tanah yang ada di lahan lainnya. Pendapatan adalah Salah satu indikator utama untuk mengukur kemampuan dengan
suatu
kegiatan
masyarakat mengetahui
adalah tingkat
pendapatan masyarakat. Pendapatan menunjukkanseluruh uang atau hasil material lainnyayang dicapai dari penggunaan kekayaanatau jasa yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu
ekonomi
(Winardi, 1998). Setiap orang yang bekerjamenginginkan
Pertama, Pendapatan petani di
membuka
pada
pendapatan
atau keuntungan yang maksimal supayadapatmemenuhi
kebutuhan
hidupnya. Menurut Arsyad (2004), pendapatan sebagai
seringkali
indikator
suatu
pembangunan
negara
membedakan
digunakan
selain tingkat
untuk kemajuan
ekonomi antara negara maju dengan negara berkembang. Kedua, Pengetahuan petanidi Kenagarian Kampung Batu Dalam tentang
kelestarian
hutan
masih
rendah, karena petani tidak tahu tentang
kebijakan
dan
sanksi
membuka lahan hutan dalamUU No.14
tahun
perlindungan
1999
hutan.
tentang
Pengetahuan
menurutArafah dan Asiah(2002 :41), adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh
manusiamelalui
pengematan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seorang menggunakan indera atau akal budinya untuk menggali
benda
atau
kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya Ketiga, Tidak ada kebijakan pemerintah yang bukan menjadi
9
penyebab petani untuk membuka
Barang
lahan
melanggar
hutan,
karena
Pemerintah
siapa
dengan
sengaja
ketentuansebagaimana
sudah mengeluarkan surat edaran
dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1)
yang berisikan kebijakan dan sanksi-
atauPasal 50 ayat (2), diancam
sanksi tentang membuka lahan Hutan
dengan pidana penjara palinglama 10
Lindung,
yang
(sepuluh) tahun dan denda paling
membuka lahan hutan tersebut, pihak
banyak Rp5.000.000.000,00 (lima
pemerintah tidak senang hati untuk
milyar rupiah).
memberikan sanksi meskipun sudah
Kesimpulan
dengan
petani
ada dalam undang – undang tentang
Berdasarkan hasil penelitian
pelanggaran pembukaan lahan hutan
yang telah dilakukan, dapat ditarik
tersebut.
kesimpulan bahwa :
Kebijakan
tersebut
1. Pendapatan petani di Kampung
memerlukan sistem yang mengatur
Batu Dalam rata-rata Perbulan Rp
dan membatasi prilaku masyarakat,
1.000.000.
disinilah hukum memegang peranan
membuka
penting. Hukum sebagai norma yang
memenuhi
bersifat memaksa dapat mengatur
dengan
dan membatasi prilaku masyarakat
setalah mereka membuka lahan
agar taat pada Peraturan Perundang-
hutan
Undangan,
Undang-
bertamabah ± Rp 1.000.000 –
Undang Nomor 41 Tahun 1999
4.500.000 per bulan, karena tanah
TentangKehutanan. Hukum sebagai
di hutan lebih bagus untuk di
alat pemaksa memberikan sanksi
tanami cabe.
termasuk
yang tegasbagi para pihak yang melakukan
penebangan
Sehingga lahan
hutan
kebutuhan
cara
menanam
pendapatan
petani untuk hidup cabe,
mereka
2. Pengetahuan petani di Kenagarian
atau
Kampung Batu Dalam tentang
perusakanterhadap hutan. Ketentuan
kelestarian hutan masih rendah,
mengenai
dalam
karena petani tidak tahu tentang
ketentuan pidana pasal 78 undang-
kebijakan dan sanksi membuka
undang nomor 41tahun 1999 tentang
lahan hutan dalam UU No.14
kehutanan,
tahun 1999 tentang perlindungan
sanksi
diatur
Menyebutkan
bahwa:
10
hutan. Karena masyarakat tidak
Bersama
memikirkan dampak yang akan
(PHBM Plus), Jakarta, Direksi
timbul dari pembukaan lahan
PerumPerhutani.
hutan tersebut.
Masyarakat
Plus
Manik. 2010. Pengaruh Konversi
3. Tidak ada kebijakan pemerintah
Lahan
terhadap
Kondisi
yang bukan menjadi penyebab
Lingkungan di Wilayah Peri-
petani
lahan
urban kota Semarang. Skripsi.
hutan, karena Pemerintah sudah
Fakultas ilmu sosial Universitas
mengeluarkan surat edaran yang
Diponegoro.
untuk
membuka
berisikan kebijakan dan sanksisanksi tentang membuka lahan
Moleong,
2010.
“Penelitian
Kualitatif”. Bandung, Alfabeta
Hutan Lindung, dengan petani yang
membuka
lahan
hutan
tersebut, pihak pemerintah tidak
Pabundu
Tika:
2005:“Penelitian
deskriptif Bandung, Alfabeta
senang hati untuk memberikan
Rukmana.
sanksi meskipun sudah ada dalam
Yogyakarta. Aditya Media.
undang
–
undang
pelanggaran
tentang
pembukaan
lahan
hutan tersebut.
abdjad.
2004.
1999.
pertanian.
Dasar-dasar
Kehutanan. Jakarta: Sinar Grafika Sugiyono.
2011.
metode
penelitian. Bandung : Alfabeta
DAFTAR PUSTAKA Asih
Salim.
2000.
Cabai
Hot
BeautyJakarta : Penebar Swadaya. Arif Arifin. 2001. Hutan Kehutanan. Yogyakarta : Kanisius. http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_ lindung (1-3-2017 / 11:5). Indriyanto. 2005. Etika Lingkungan. Jakarta.Kompas . Kadri
dkk.
2000.
Pedoman
Pengelolaan Sumberdaya Hutan
11