KONVERSI LAHAN TANAMAN KARET KE TANAMAN KELAPA SAWIT DI KENAGARIAN INDERAPURA TIMUR KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (Strata I)
IDEL PINA YELMI NIM. 08030015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2013
KONVERSI LAHAN TANAMAN KARET KE TANAMAN KELAPA SAWIT DI KENAGARIAN INDERAPURA TIMUR KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (Strata I)
IDEL PINA YELMI NIM. 08030015
Pembibing 1
(Slamet Rianto,M.Pd)
pembibing 11
(Aslan Sari Thesiwat,Sp,M.S1) Thesiwat,Sp,M.S1)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013
KONVERSI LAHAN TANAMAN KARET KE TANAMAN KELAPA SAWIT DI KENAGARIAN INDERAPURA TIMUR KECAMATAN PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh Idel Pina Yelmi*Slamet Rianto**Aslan Sari Thesiwati * Mahasiswa Geografi STKIP PGRI SUMBAR ** Staf mengajar STKIP PGRi SUMBAR s ABSTRACK The purposes of this research to knew the conversion melodious of rubber plants into Oil Palm plants in Kenagarian Indrapura Timur kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. This research, the researcher used descriptive comparative The total population of this research was all family head of farmer to do conversion rubber plants into oil palm plants in Kenagarian Indrapura Timur Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan 50 family head. The sample of this research used total sampling. The total sampling was all of population to become a sample in Kenagarian Indrapura Timur Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan 50 family head. The result of this research, the researcher found out the conversion of rubber plants into oil palm plants. The first, the cost production of rubber plants was low compare with the cost production of coconut plants. The cause was large of land oil palm plants more than rubber plants. It was not barrier of farmer to conversion of rubber plants into oil palm plants. The second, the result of rubber plants was very high balance to the result of oil palm plants. Therefore, the plants of oil palm were give promise economy of society. The last, there were not process to selling of rubber plants and oil palm in Kenagarian Indrapura Timur Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Thus, the farmer was not need to learned process of selling oil palm plants Key Words: conversion, rubber plants, oil palm
PENDAHULUAN Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah sentral pertanian di Propinsi Sumatera Barat. Pertanian di Kabupaten Pesisir Selatan memegang peranan yang penting dalam struktur perekonomian, dengan demikian peningkatan produktivitas usaha tani penting bagi usaha-usaha, perataan pendapatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama mKaret dan kelapa sawit merupakan jenis perkebunan yang paling dominan di Pesisir Selatan. Karet merupakan tanaman penghasilan lateks yang berasal dari getahnya, umumnya digunakan sebagai ban kendaraan dan untuk peralatan listrikasyarakat pedesaan. Sedangkan kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama Pesisir Selatan, selain itu kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang dipakai masyarakat di seluruh dunia Pada tahun 2005 luas tanaman karet Kenagarian lnderapura Timur 1.425 hektar dengan hasil produksi 7.500 kg dan pada tahun 2010, luasnya tanaman karet Kenagarian Inderapura Timur 998 hektar dengan hasil produksi 7.100 kg. Sedangkan luas lahan tanaman karet Kenagarian lnderapura Timur pada tahun 2005 seluas 2.396 hektar dengan hasil produksi 14.400 kg dan pada tahun 2010. Alasan petani melakukan konversi dari tanaman karet ke kelapa sawit diduga diantaranya hasil kelapa sawit lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman karet. Alasan petani
melakukan konversi diantaranya tingginya produktivitas tanaman kelapa sawit, diantaranya biaya produksi tanaman sawit lebih murah dibandingkan tanaman karet, hasil produksi yang lebih banyak, permintaan terhadap sawit yang lebih tinggi serta pemasaran yang lebih mudah. Produktivitas tanaman kelapa sawit yang lebih baik tersebut Salah satunya Kenagarian Inderapura Timur mayoritasnya memiliki tanaman karet dan kelapa sawit. Pada umumnya, penduduk yang ada di Kenagarian Inderapura Timur ini bermata pencaharian sebagai petani, umunmnya petani kelapa sawit dan karet Alasan petani melakukan konversi lahan lahan diantaranya tingginya produktivitas tanaman kelapa sawit, diantaranya biaya produksi tanaman sawit lebih murah dibandingkan tanaman karet, hasil produksi yang lebih banyak, permintaan terhadap sawit yang lebih tinggi serta pemasaran yang lebih mudah. Produktivitas tanaman kelapa sawit yang lebih baik tersebut tentu saja menjanjikan pendapatan yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman karet. Dari fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti, penyebab petani melakukan konversi dari tanaman karet ke tanaman kelapa sawit, yang di tuangkan dalam bentuk penelitian dengan judul ”Konversi lahan Tanaman Karet Ke Tanaman Kelapa Sawit di Kenagarian Inderapura Timur Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan’
METEDOLOGI Jenis penelitian ini dapat digolongkan pada jenis penelitian deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif komparatif bertujuan untuk membandingkan beberapa variabel yang ada dua atau lebih kelompok. Penelitian deskriptif komparatif dikenal sebagai analisa kerja yakni secara sederhana penelitian ini menyelidiki permasalahan dan mempelajari atau meninjau variabelvariabel dalam penelitian ini meliputi :1) biaya produksi, 2) produksi dan 3) pemasaran. Penelitian deskriptif dapat digunakan memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang, dimana deskriptif ditemukan menujukan terbukti atau hipotesis yang diajukan Teknik pengambilan sampel dilakukan dalam bentuk sampel responden yang akan digunakan untuk menentukan besarnya subjek penelitian. Responden dalam penelitian ini diambil secara total sampling yaitu mengambil semua sampel yang ada pada Kenagarian Inderapura Timur yang berjumlah 50 KK petani. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari lapangan yaitu informasi dari petani yang terdiri dari biaya produksi, produksi dan pemasaran. tanaman karet dan kelapa sawit Analisa Data 1. Analisis Deskriftif
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan teknik pengumpulan data cara tehknik observasi dan penyebaran angket. Teknik observasi yng digunakan dalam penelitian ini adalah tehknik observasi langsung dimana peneliti datang langsung ke tempat peneliti dengan mengamati apa yang dilakukan responden (Tika 2005). Uji persyaratan Analisis Analisis uji normalitas dalam penelitian bertujuan untuk menguji asumsi bahwa distribusi sampel dari data sampel mendekati normalitas populasi. Pengujian normalitas penyebaran skor data dengan menggunakan Uji Kolmogorof Smirnov. Taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar menolak atau menerima keputusan normal/ tidaknya suatu distribusi data adalah 0,05. Hipotesis yang diajukan untuk normalitas ini adalah sebagai berikut: H1 : data populasi berdistribusi normal H0 : data populasi tidak berdistribusi normal Uji –t Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang bearti, digunakan rumus uji-t Temuan dan bahasan penelitian Kenagarian Inderapura Timur merupakan salah satu Kenagarian di Kabupaten Pesisir Selatan. Secara astronomis, Kenagarian Inderapura Timur terletak pada 100052’30” – 100056’21” BT dan 1058’05” – 20’07’30” LS. Luas Kenagarian
Inderapura Timur ± 52,4 km2. Batas Kenagarian Inderapura Hasil penelitian yang akan dibahas masing-masing variabel tentang konversi tanaman karet ke tanaman kelapa sawit di Kenagarian Inderapura Timur Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut Pertama, biaya produksi menyebabkan terjadinya konversi lahan tanaman karet ke tanaman sawit, karena luas lahan tanaman karet lebih kecil dibandingkan tanaman sawit tetapi dari segi biaya produksi, tanaman karet lebih kecil dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit. Biaya produksi meliputi biaya untuk persiapan lahan, biaya untuk bibit, biaya untuk pemeliharaan dan biaya panen. Tanaman karet dan tanaman kelapa sawit memerlukan biaya untuk pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan dan pemberantasan hama dan penyakit. Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual (Halim, 1988:5), sedangkan Mulyadi, 1995:14) menyatakan biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Kedua, produksi menyebabkan terjadinya konversi lahan tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit di Nagari Inderapura Timur. Produksi yang tinggi menyebabkan terjadinya perbedaan pendapatan. Damsar (2011:67) menyatakan produksi mencakup segala kegiatan,
termasuk proses yang menciptakan hasil, penghasilan dan pembuatan. Selanjutnya Sutrisno (2010:99) menyatakan produktivitas sebagai hubungan antara keluaran (barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan dan uang). Produktivitas adalah ukuran efisiensi produksi yang membandingkan antara hasil keluaran dan masukan. Produktifitas total merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan semua masukan yang dipakai untuk menghasilkan keluaran di dalam rasio output input. Tetapi kalau yang di hitung sebagai masukan hanya satu atau sebagian saja, maka pendekatan yang di pakai tersebut produktivitas parsial. Ketiga, pemasaran tidak menyebabkan terjadinya konversi lahan tanaman karet menjadi tanaman sawit di Kenagarian Inderapura Timur, dilihat dari cara memasarkan dan pembeli. Hal ini selanjutnya Damsar (2011:93 distribusi merupakan bagian dari pemasaran, pemasaran merupakan tujuan akhir dari sebuah usaha, pemasaran adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang dari produsen ke konsumen, pada saat ini pemasaran produksi sangatlah susah atau kurang lancar. Selanjutnya Irawan (1985: 295), menyebutkan ada lima saluran pemasaran secara umum yaitu: 1) Saluran dari produsen-konsumen akhir, 2) Saluran dari produsenpengecer-konsumen akhir, 3) Saluran dari produsen- pedagang besarpengecer-konsumen akhir, 4) Saluran dari produsen-agenpengecerkonsumen akhir, 5) saluran dari produsen-agen-pedagang besarpengecer-konsumen akhir.
Kesimpulan dan Saran 1. Biaya produksi menyebabkan terjadinya konversi lahan tanaman karet ke tanaman sawit, karena luas lahan tanaman karet lebih kecil dibandingkan tanaman sawit tetapi dari segi biaya produksi, tanaman karet lebih kecil dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit. 2. Produksi menyebabkan terjadinya konversi lahan tanaman karet menjadi tanaman kelapa sawit di Nagari Inderapura Timur. Produksi yang tinggi menyebabkan terjadinya perbedaan pendapatan 3. Pemasaran tidak menyebabkan terjadinya konversi lahan tanaman karet menjadi tanaman sawit di Kenagarian Inderapura Timur, dilihat dari cara memasarkan dan pembeli. Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan: 1. Petani untuk memperhatikan faktor biaya produksi lahan tanaman kelapa sawit dan tanaman karet untuk mencapai produksi yang lebih optimal. 2. Petani untuk lebih mengutamakan lahan sstanaman kelapa sawit yang memiliki produktivitas lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani 3. Petani untuk mencari cara pemasaran yang lebih baik sehingga harga jual yang didapatkan lebih baik dari sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Andoko dan Heru .2005.Petunjuk
Lengkap Budidaya Jakarta: PT Agro Pustaka
Karet. Media
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Ekonomi, Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Fahmuddin, Agus. 2004. Konversi lahan dan Hilangnya Multifungsi Lahan Sawah. htt//fahmud.wodpresss .com diakses tanggal 20 Oktober 2012 Halim, Abdul. 1988. Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit BPFE, Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press Margono 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Mulyadi. 1998. Akuntansi Bicnia, Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit FE ugm, Nawi, Marnis dkk. 2004 . Panduan Pengusunan Proposal Penelitian Dengan Mudah. Padang: Jahadul Khair Center Noviko, Dasril. 2006. “Komparasi Produktifitas Tanaman Padi Dan Jangung(Studi Konversi lahan Lahan Dikenagarian Tikalak Kecamata X Koto
Singarak Kabupaten Solok”. FIS .UNP Sunarko,2006. Petunjuk Praktis Budidaya Dan Pengelolahan Kelapa Sawit. Jakarta: Agro Media Pustaka Soekartawi. 2002. Manajemen agrobisnis bunga potong. Jakarta: Universitas Indonesia Tika, Moh, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geogerafi. Jakarta: Bumi Aksara Utomo, Muhajir 2001. Bertanam padi disawah tanpa olah tanaman. Jakarta penebar swadaya IKAPI Yanti, Enda 1995. Studi Komparasi Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Sebelum dan Sesudah Konversi lahan Lahan Kecamatan Kuranji Kota Madya Padang:FIS UNP Htt://ww.anggijuve .blogspot.com.pengertian konversi lahan