KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)
YULMAITA NPM. 09030300
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013
KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN By: Yulmaita*Erna Juita**Elvi Zuriyani.** * Geografi Departement of Students Education STKIP PGRI West Sumatra ** He Lecturer Employee Of Geografi Departement STKIP PGRI West Sumatera
ABSTRACT This study aimed to obtain information on data on Socio-Economic Condition Family Farmers Cacao In Kenagarian Sikucur District V Koto Kampung Dalam. Discuss about 1) the state of education in the whole family Kenagarian Sikucur cacao farmers, 2) the condition of cacao farm family income, 3) cacao farmers work conditions, and 4) the condition of ownership of family assets cacao farmers in Kenagarian Sikucur In District V Koto Kampung Padang Pariaman district .Classified research on descriptive research, family research subject is that cacao farmers in Kenagarian Sikucur. Kenagarian Sikucur consisting of fourteen surroundings. The sampling technique used is the sample of respondents. the number of respondents in this study was 104 households. Data collection techniques used were interviews and observation, data collection tools by using a questionnaire study. Techniques of data analysis is descriptive in the form of a percentage formula. Results of this study include : 1) the state of education cacao farmers in general not just at the level of junior high school - graduate (74 %) and upper middle as many (72.9 %), 2) The condition of high category cacao farmers' income is Rp. > 1,000 .000-1.250.000 (65.3 %) and Rp. > 1,250,000 (30.7 %) , 3) Conditions before farming cacao farmers work in general farming and coconut rice (75.8 %), with a side job trade and the self-employed (82.6 %), 4 ) the condition of assets cacao farmers in general have two vehicles per household (58.6 %), type of house most of the permanent farmers (84.6 %) homes (53.8 %) and the status of the land or land planted in cacao are generally owned their own (73.0 %) .
PENDAHULUAN
cacao untuk wilayah barat Indonesia.
Indonesia merupakan negara agraris, tanahnya yang subur dengan iklim yang cukup
menguntungkan
untuk
usaha
sehingga
pertanian.
Kondisi
baik ini
dimamfaatkan oleh penduduk indonesia untuk menjadikan pertanian sebagai mata pencarian. Usaha pertanian ini merupakan budaya yang sudah turun temurun dalam menopang kehidupan rakyat Indonesia di samping usaha lainnya seperti berdagang (Septi 2011:1). Sektor pertanian di Sumatera Barat menunjang peranan penting dalam struktur perekonomian dimana 50% masyarakatnya bergerak dalam sektor ini, baik sebagai petani sawah maupun petani perkebunan. Sumatera Barat dengan luas wilayah 42.297,30 km2 (Sumatra Barat dalam angka
tahun
2013)
memiliki
lahan
pertanian seluas 9,952,01 km2. Lahan pertanian seluas ini di gunakan penduduk untuk usaha perasawahan, perkebunan dan kebun campuran (BPS Sumatra Barat 2013) Peningkatan produktifitas usaha pertanian tersebut penting di lakukan untuk
meningkatkan
kesejahteraan
untuk perkebunan masyarakat, hal ini karena kemudahan dalam penanaman, perawatan dan tanaman ini berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Luas lahan tanaman cacao yang di miliki oleh Sumatera Barat dari tahun 2009-2011 adalah seluas 81.843 Ha dengan hasil produksinya adalah 34.806 Ton. (Sumatera Barat dalam angka 2010). Kecamatan V Koto Kampung Dalam di lihat dari topografinya memiliki daerah yang datar, berbukit dan bergelombang dan memiliki tanah yang sangat subur serta iklim yang mendukung untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman cacao. Jumlah petani cacao di Kenagarian Sikucur cukup banyak yaitu sekitar 695 KK dari setiap jorong yang ada di Kenagarian Sikucur tersebut. (Sikucur dalam angka 2013). Di antaranya cacao
daerah yang mengembangkan
adalah bukit
Propinsi Sumatra Barat sebagai salah satu penghasil cacao di Indonesia sangat di perhitungkan dalam hasil produksi cacao dengan
dicanangkannya
Sumatera Barat sebagai sentral penghasil
Bio-Bio,
Durian
Dangka, Sikucur. Sebelum
berkembangnya
tanaman
cacao, penduduk di Kenagarian Sikucur Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten
masyarakat.
nya,terbukti
cacao merupakan tanaman yang cocok
Padang
Pariaman
mengenbangkan tanaman kopi dan padi. Kanagarian Sikucur mempunyai jumlah penduduk 10.329
jiwa yang tersebar di
empat belas Jorong. Saat ini penduduk di Kanagarian Sikucur telah beralih ke tanaman
cacao,
tingginya
minat
masyarakat
untuk
menanam
tanaman
Kenagarian Sikucur Kecamatan V Koto
cacao tersebut karena tanaman cacao
Kampung
memiliki kemudahan dalam penanaman,
Pariaman.
Dalam
Kabupaten
Padang
perawatan, tanaman ini berbunga dan METODOLOGI PENELITIAN
berbuah sepanjang tahun. Berkembang pesatnya tanaman cacao yang ada di Kenagarian Sikucur ini dapat memberikan hasil yang memuaskan pada perekonomian masyarakat petani cacao tersebut.
Hasil dari penjualan cacao
tersebut dapat memberikan dampak bagi masyarakat di Kanagarian Sikucur hal ini dapat di lihat dari tingkat kesejahteraanya.
Penelitian
ini
di
golongkan
pada
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu salah satu bentuk penelitian yang menggambarkan
objek
kejadian
atau
peristiwa sebagaimana adanya di lapangan. Penelitian
ini
hanya
menggambarkan
keadaan yang sebenarnya pada keluarga petani cacao di Kanagarian Sikucur.
Selain bertani cacao masyarakat yang ada di Kanagarian Sikucur juga memiliki
Menurut Arikunto (2002:108) yang di
pekerjaan sampingan seperti berdagang,
maksud
tukang bangunan, ojek dan lain-lain.
keseluruhan subjek penelitian. Apabila
dengan
populasi
adalah
Hasil produksi yang baik dari produksi
seseorang ingin meneliti semua elemen
cacao dengan penjualan harga yang tinggi
yang ada di wilayah penelitian. Maka
akan mempengaruhi pendapatan petani,
penelitiannya
pendapatan dari hasil penjualan cacao
populasi.
dapat
memenuhi
penelitian maka yang mmenjadi populasi
kebutuhan hidup petani, baik kebutuhan
dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala
primer, sekunder, maupun tersier, sehingga
Keluarga (KK) yang bermata pencarian
di harapkan petani cacao mendapatkan
sebagai petani
kehidupan yang layak.
Sikucur.
di
gunakan
untuk
merupakan
Sesuai
dengan
cacao
penelitian masalah
di Kenagarian
Sehubungan dengan kenyataan diatas, penelitian ini melihat dan meneliti kondisi sosial ekonomi keluarga petani dengan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi
kondisi
tersebut. Dalam penelitian ini, sampel
pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan
penelitian adalah kepala keluarga petani
tujuan
untuk
mengetahui
kepemilikan aset keluarga petani. Maka judul penelitian ini adalah ”Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Petani Cacao Di
cacao di Kenagarian Sikucur yang tersebar di tiga Jorong yaitu Bukit Bio-Bio, Durian Dangka, Sikucur, maka jumlah responden
penelitian adalah 104 Kepala Keluarga
lakukan oleh keluarga, masyarakat dan
(KK) hal ini dapat terlihat pada Tabel III.2
pemerintah melalui kegiatan , bimbingan,
di bawah ini :
pengajaran dan latihan yang berlangsung dalam pendidikan formal, informal dan
Tabel
III.2
Sampel
Jumlah
Responden N Nama o Korong
1 . 2 . 3 .
non
formal,
pendidikan
berlangsung
seumur hidup yang bertujuan optimalisasi Jumlah KK Petani Cacao
Persentas e(%)
Jumlah Respon den
Bukit Bio-Bio Durian Dangka Sikucur
162
15%
24
332
15%
50
201
15%
30
Jumlah
695
pertimbangan kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkankan peranan hidup secara tepat. kondisi
pendapatan
responden
tergolong tinggi, responden yaitu > Rp. 1.000.000 – Rp. 1.250.000 sebesar 65,3%
Sumber
:
104 pengolahan
data
sekunder 2012
dengan pengeluaran > Rp. 1.250.000 sebesar 59,6% per bulannya. Sejalan dengan pendapat di atas menurut Hull dalam
Septi,
(2011:17)
menyatakan
pendapatan adalah gambaran yang lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
tepat tentang posisi ekonomi keluarga
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan responden
kondisi
pendidikan
sebanyak
99,0%
sekolah sudah
menempuh pendidikan dan juga Kondisi pendidikan anak sebagian besar sudah
yang
merupakan
jumlah
keseluruhan
pendapatan atau kekayaan termasuk semua barang dan hewan peliharaan, pendapatan ini di kelompokan atas tiga bagian yaitu tinggi, sedang dan rendah. kondisi pekerjaan pokok petani
menengah ke atas yaitu tamat SLTP
sebelum bertani cacao sebagian besar
81,6%, tamat SLTA 58,6%.
bertani kelapa sebesar 20,1%, dan bertani Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan
bahwa
kondisi
pendidikan
padi sebesar 55,7%. Dengan pekerjaan sampingan umumnya berdagang 48,0%,
keluarga petani dan anak petani cacao
dan
wiraswasta
34,6%.
sudah termasuk baik dan masih perlu
penjelasan
di
adanya peningkatan dan perhatian lebih
pengertian
pekerjaan
terhadap pendidikan. Hal ini sesuai dengan
(2009:21) pekerjaan adalah usaha yang di
pendapat Prayitno dalam Dona, (2011)
tunjukan untuk memenuhi kebutuhan diri
pendidikan adalah usaha sadar yang di
sendiri atau kebutuhan umum, maka dapat
atas
Berdasarkan
sejalan menurut
dengan Panji
di katakan bahwa, orang bekerja itu untuk
pendapatannya sebaik mungkin, dan juga
mempertahankan eksistensi diri sendiri dan
bisa mempertahankan pekerjaan sebagai
keluarga.
petani cacao. 2. Untuk pemerintah di
Kondisi kepemilikan aset sebanyak
harapkan adanya penyuluhan dan bantuan
98,0% petani cacao memiliki kendaraan
terhadap pendidikan di Nagari Sikucur
pribadi dengan rumah sebagian besar
agar mutu pendidikan bisa meningkat, dan
permanen (84,6%), dan mempunyai lahan
juga
perkebunan seluas 2 Ha (48%), 1 Ha
memberikan batuan kepada petani cacao
(46,1%). Sebagaimana yang di jelas kan
seperti bibit unggul dan pupuk agar
bahwa kepemilikan itu adalah kekuasaan
tanaman cacao bisa berkembang yang
yang
dapat
didukung
secara
sosial
untuk
di
harapkan
pada
meningkatkan
memegang kontrol terhadap sesuatu yang
masyarakat.3.Untuk
di
sebagai pedoman dan
miliki
secara
eksklusif
dan
pemerintah
perekonomian
peneliti
lanjutan
arahan
dalam
menggunakannya untuk tujuan pribadi.
penelitian yang sama, agar penelitian bisa
Sedangkan aset menurut Siregar (2004)
di gambarkan sesuai dengan yang ada di
adalah barang atau sesuatu barang yang
lapangan.
mempunyai nilai ekonomi , nilai komersial atau nilai tukar yang di miliki oleh badan usaha, instasi dan individu .
KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian
Suatu
Pendekatan
dapat di simpulkan bahwa kondisi
Praktek. Jakarta:Rineka Cipta
pendidikan keluarga petani cacao sudah
Anoraga, Panji.2009.Psikologi kerja.
cukup membaik yang di lihat dari kondisi
Jakarta: Rineka Cipta
pendidikan, kondisi pendapatan, kondisi pekerjaan
dan
kondisi
kepemilikan
asetnya.
Dona,Septi.2011.Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Petani kakao Di Kenagarian Simpang Surian
Berdasarkan hasil penelitian di atas
Kecamatan Guguak Kabupaten 50
maka peneliti mengemukakan beberapa
Kota.Skripsi Jurusan Geografi FIS
saran kepada: 1. Untuk masyarakat di
UNP.
harapkan adanya penyuluhan dan ceramah khusus untuk anak-anak anggota keluarga agar angka putus sekolah berkurang, masyarakat harus bisa memamfaakan hasil
Siregar. 2004. Pengertian Dan Manajemen Aset. Http://pengertian-kategori aset,ac.id Di Akses tanggal 2 Mei 2013 jam 16.20 WIB.