BAHASA RETORIKA PADA PIDATO PASAMBAHAN MAANTAAN TANDO DI KANAGARIAN SUPAYANG KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KABUPATEN SOLOK ABSTRACT SUSRI YANTI This research discussed about rhetoric language in Maantaan Tando speech ini Supayang Payuang Sekaki districk of Solok Regency. There many things that need to be researched related to rhetoric problem. Moreover, were based on the limitation of the problem. This research was focused on rhetoric art of Maataan Tando’s speech al aim of this research was to describe rhetoric problem that consist of sound modulation, rhitm speech dynamic and the correct sentences of Maantaan Tando Speech. The design of this research was kualitative descriptive research. The object of this research was rhetoric art of Maantaan Tando in Supayang Payung Sekaki district of Solok regency. To know me reliablitiy and validyt of the data. The researcher directly to be the instrument of the research. This research was done by using recording and observation. This research was cunduded that: sound modulation raised the combination, and sound variation because in modulation brought message that was delivered, through sound, intonation. So, based on the research, there were consist of four tone messages that ws delivered on Maantaan Tando’s speech: (a) tone of manner, (b) that tone of expectation, (c) tone of dynamic gave the speech effect become life and powerful, unstiff and not monotone in conclusion, by using good speech rhythm and dynamic would make that speech become; (a) more variation, (b) easy to understand by the listener, (c) have acticulation, (d) clearness of vowel and speech requences. Then, the correct sentences shown the choice of words selectively. Speech language of Maantaan Tando was manifestation of mind that consist from many aspect. So, the language that was delivered, untwisting and directly to the object. disampaikan melalui lisan seperti, kaba,
A. PENDAHULUAN Pemahaman terhadap karya sastra
carito,
pantun,
pepatah-petitih
dan
hendaknya diiringi dengan pengetahuan
mantra. Sastra lisan merupakan warisan
tentang budaya yang melatarbelakangi
budaya daerah secara turun temurun yang
karya sastra tersebut, sebab secara tidak
memiliki nilai-nilai kebudayaan serta
langsung
perlu
terungkap
dalam
bangsa
sebagai sistem kebudayaan. Kebudayaan Minangkabau
dan
sastra
dikembangkan
dalam
usaha
pembinaan karya sastra nasional.
lisan
Salah satu bentuk sastra lisan
Minangkabau merupakan karya sastra
juga berkembang dikenagarian Supayang
yang disampaikan dengan menggunakan
Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten
bahasa daerah Minangkabau. Salah satu
Solok. Dapat dilihat dalam pelaksanaan
bentuk kebudayaan daerah Minangkabau
upacara-upacara
adalah sastra lisan yang budayanya
Supayang dalam upacara adat maantaan 1
adat
di
kanagarian
tando. Pidato pada acara maantaan tando
aturan
disampaikan secara lisan dan tidak
disampaikan bisa dimengerti dengan
diiringi dengan musik seperti halnya
baik, sehingga dapat diterima oleh
acara kesenian lainnya. Uniknya sastra
pendengar. Untuk itu, seorang orator
lisan
kata
agar mampu memaparkan pesan yang
bersambung dari datuak (pimpinan adat)
akan disampaikan dengan maksimal, ia
yang satu dengan datuak yang lainnya.
harus
mempunyai
Walaupun
dalam
berbicara
ini
merupakan
bentuk
demikian,
dimusyawarahkan
tetap
agar
pidato
kiat-kiat yang
yang
tertentu
disebut
seni
keluarga
retorika. Seni retorika merupakan suatu
maupun orang yang datang melayat
cara yang gunakan agar pidato menjadi
sehingga kesan musyawarah dan mufakat
menarik karena di dalam pidato memiliki
dalam mencapai suatu tujuan terlihat
ketentuan
jelas
yang
seseorang sebelum tampil pidato. Ada
orang
dua hal yang harus dipersiapkan sebelum
Minangkabau yang demokratis dan suka
tampil berpidato yaitu: prasyarat organis
bermusyawarah.
dan prasyarat bahasa. Prasyarat organis
dalam
melambangkan
seluruh
tertentu,
upacara ciri
ini, khas
yang
harus
disiapkan
Penyampaian pidato maantaan
terdiri dari: (1) pernafasan dan teknis
tando di kanagarian Supayang berisikan
bernafas (modulasi suara dan resonansi)
pepatah, petitih, gurindam dan pantun,
ialah satu perubahan ritmis dari intonasi
hal ini sesuai dengan pendapat Esten
bahasa dalam hubungan dengan naik
(1988:41), Minangkabau sebagai salah
turunnya suara secara
satu daerah budaya Indonesia memiliki
membina suara ialah satu intrumen yang
kekayaan sastra yang beragam, pada
lunak yang memiliki irama dan nada-
umumnya sastra di Indonesia berbentuk
nada suara manusia. Hanya lewat suara,
sastra lisan. Apakah itu pepatah-petitih,
orang
pantun,
adat
pikirannya ke dalam pengertian manusia
ataupun
lain. (3) gerak-gerik dan bahasa tubuh
shalawat (salawek), kaba dan bentuk-
ialah gerak-gerik dan ekspresi tubuh
bentuk sastra lisan lainnya.
dapat
mantra,
pasambahan,
pidato-pidato syair-syair
dapat
sadar,
memberikan
mengungkapkan
ide
pikiran
(2)
atau
dan
Seorang yang mahir berpidato
perasaan manusia yang paling dalam dan
disebut juga seorang orator atau ahli
paling tersembunyi. Sementara prasyarat
retorika. Retorika memiliki teknis dan
bahasa terdiri atas (1) bahasa dan retorika 2
ialah alat pengukur nilai seseorang dalam
memilih kata-kata yang tepat untuk
hubungan antar manusia. Keberhasilan
mengungkapkan
atau kegagalan dalam hidup sering
dihadapan orang banyak, tidak terkecuali
bergantung dari kepandaian berbicara.
dalam bermusyawarah untuk mencapai
(2) Ritme dan dinamika bicara ialah
mufakat.
makna kata atau kalimat yang ditentukan oleh
tanda-tanda
baca
dan
hasil
pemikirannya
Peneliti tertarik meneliti seni
teknik
retorika pidato pasambahan maantaan
pernafasan sehingga dapat menentukan
tando
pengulangan yang teratur, sehingga dapat
Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten
menimbulkan gelombang yang terasa
Solok.
indah, (3) perbendaharaan kata ialah
mengetahui seni retorika apa saja yang
tanda bahasa dari pengertian-pengertian,
digunakan oleh orator (datuk) dalam
(4) Ketepatan kalimat ialah manifestasi
pidato maantaan tando tersebut. Dengan
isi pikiran yang sederhana atau terdiri
demikian,
peneliti
dari berbagai segi, dan (5) ketentuan dan
melakukan
penelitian
patokan ialah penyusunan sebuah pidato
“Bahasa Retorika Pidato Pasambahan
dengan kalimat yang tidak berbelit-belit,
Maantaan
tidak menggunakan kata penghubung
Supayang Kecamatan Payung Sekaki
terlalu sering dan turunkan suara pada
Kabupaten Solok”.
akhir kalimat. Apabila pidato maantaan
di
kanagarian
Hal
ini
tando
Berdasarkan
Supayang
bertujuan
untuk
memilih
untuk
dengan Di
latar
judul
Kanagarian
belakang
tando disertai syarat-syarat tersebut,
masalah di atas, penelitian ini difokuskan
tentu akan menjadi pidato maantaan
pada masalah seni retorika yang terdapat
tando suatu kajian yang menari untuk
pada
diteliti.
kanagarian Supayang Kecamatan Payung Sewaktu
melihat
dan
pidato
maantaan
tando
di
Sekaki Kabupaten Solok.
mendengarkan pidato maantaan tando di
Berdasarkan latar belakang dan
kanagarian Supayang Kecamatan Payung
fokus masalah yang telah dikemukakan
Sekaki Kabupaten Solok, sungguh indah
di atas, maka masalah dalam penelitian
tuturan itu didengar, karena terdapat
dapat dirumuskan dalam pertanyaan
banyak hal yang perlu diperhatikan dan
sebagai berikut.
di analisis seperti diksi, estetika, etika
1. Bagaimanakah
dan
seni
retorika.
Mereka
mampu
bentuk
modulasi
suara dalam pidato maantaran tando 3
di kanagarian Supayang Kecamatan
kanagarian
Payung sekaki Kabupaten Solok?
Payung Sekaki Kabupaten Solok.
2. Bagaimanakah ritme dalam dinamika
9. Bagi Mahasiswa, bahasa Indonesia
dalam pidato maantaan tando di
dapat
kanagarian
menambah
Supayang
kecamatan
Payung Sekaki Kabupaten Solok? 3. Bagaimanakah
ketepatan
menjadi
sastra
kalimat
Supayang
referensi
pengetahuan
lisan
maantaan
Kecamatan
tentang
khususnya
tando
yang
pidato ada
dalam pidato maantaan tando di
kanagarian
kanagarian
Payung Sekaki Kabupaten Solok.
Supayang
Kecamatan
Payung Sekaki Kabupaten Solok?
10. Bagi
Supayang
dan
peneliti
menjadi
Kecamatan
selanjutnya,
pedoman
di
dan
untuk bahan
panduan dalam memahami sastra Penelitian ini bertujuan untuk: 4. Mendeskripsikan
modulasi
lisan Minangkabau.
suara
dalam pidato maantaan tando di
B. METODOLOGI PENELITIAN
Kanagarian Supayang Kecamatan
Penelitian ini dilakukan dengan
Payung Sekaki Kabupaten Solok.
pendekatan kualitatif dengan metode
5. Mendeskripsikan ritme dan dinamika
deskriptif.
Menurut
(dalam
suara dalam pidato maantaan tando
Aminuddin,
di Kanagarian Supayang Kecamatan
penelitian kualitatif sering diasosiasikan
Payung Sekaki Kabupaten Solok.
dengan teknik analisis data dan penulisan
6. Mendeskripsikan ketepatan kalimat
laporan penelitian. Dalam analisis data
dalam pidato maantaan tando di
kualitatif sering dikontraskan dengan
Kanagarian Supayang Kecamatan
kuantitatif. Penelitian yang menggunakan
Payung Sekaki Kabupaten Solok.
angka-angka,
7. Bagi
penulis,
1990:26)
Huda
mengatakan,
perhitungan
statistik,
menambah
dimasukkan dalam kategori penelitian
kesustraan
kualitatif. Sedangkan penelitian yang
Minangkabau khususnya sastra lisan.
tidak disertai analisis statistik, yang
pengetahuan
tentang
8. Bagi masyarakat, untuk mengetahui
terbatas
pada
pemberian
kategori-
makna yang tersirat dalam pidato
kategori konsep atau gejala, disebut
maantaan
keindahan
sebagai penelitian kualitatif. Metode
bahasa yang terkandung di dalam di
penelitian ini dilakukan dengan cara
tando
dan
4
pendekatan deskriptif. Menurut Waluyo (1992:12)
analisis
deskriptif
Objek penelitian ini adalah seni
adalah,
retorika, pada bahasa pidato maantaan
penelitian yang hanya sampai pada
tando
di
pendekprisian data saja dan tidak perlu
Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten
membandingkan atau mengkorelasikan
Solok. Pidato maantaan tando ini terjadi
data.
di rumah mempelai perempuan, yang diwakili
oleh
kanagarian
datuk
Supayang
dari
keluarga
masing-masing atau keluarga mempelai
A. Latar, Entri Penelitian 1. Latar
perempuan dan mempelai laki-laki. Penelitian ini dilakukan di
Nagari Supayang Kecamatan Payung
Instrumen dalam penelitian ini
Sekaki Kabupaten Solok. Sumber
menggunakan
data yang diambil dari kantor Wali
kelengkapan alat lainnya seperti kaset.
Nagari Supayang. Nagari Supayang
Tabel
pada posisi 1000 30 22 bujur Timur, 0
Mengklasifikasikan
42 07 Lintang Selatan mempunyai
diperoleh. Contoh tabelnya.
luas wilayah 143,8 Ho, dengan jumlah
penduduk
17.792
6.576
jiwa
jumlah
perempuan
Nagari
Supayang
recorder
Tabel
ini
Data
dan untuk
yang telah
Pidato Maantaan tando
jiwa,
Bahasa
jumlah kepala keluarga 4.498 jumlah laki-laki
1.
tape
Bahasa Indonesia
Minangkabau
sedangkan
11.216
jiwa.
mempunyai
kesenian randai 5 grup, pencak silat 4 grup, selawat dulang 8 grup dan tari piring 9 grup. Tingkat kesejahteraan
Tabel 2. Tabel
ini
untuk
Nagari Supayang termasuk dalam
mengklasifikasikan
nagari sedang berkembang, topografi
data yang telah diperoleh atau
nagari luas kemiringan lahan (rata-
tabel inventarisasi data. Contoh
0
rata) 600 suhu 29 c dengan curahan hujan
2.570
mm.
Luas
lahan
pertanian 43,9 Ha sedangkan curah hujan pemukiman 59,5 Ha. 5
analisis
juga
Retorika No
Kalimat
Modulasi
Retoris
Suara
Ritme dan
Kalimat
Bicara
menjadi
ramah, gembira, sedih, hangat, sayu,
Ketepatan
Dinamika
mengkarakterisasi
dan ironis. Pidato
maantaan
tando
dimulai dengan pembahasan sebagai bentuk penghormatan kepada seluruh orang yang hadir. Di sini perlu dijelaskan, bahwa seetiap maksud yang
C. TEMUAN PENELITIAN DAN
dengan
dilakukan
secara
Apabila
kito puji, dihakikat kasamo kito
pada bab ini judul pada bab ini yaitu (1)
sambah” (di lahir sama kita panggil,
modulasi suara, (2) ritme dan dinamika
di batin sama kita puji, di hakikat
bicara, dan (3) ketepatan kalimat.
sama
1. Modulasi Suara
kita
sembah).
Maksudnya
adalah, secara lahiriah tentu lawan
telah
bicara yang dihormati, sementara
modulasi
secara batiniah allahlah yang wajib
berarti satu perubahan ritmis (irama)
dan harus diimani.
dari intonasi bahasa dalam hubungna
Setelah
dengan naik turunnya suara secara
sembah
sadar. Dengan modulasi orang dapat
selesai
dilanjutkan
melakukan dengan
apa
maksud kedatangan kepada keluarga
berbicara cepat dan lambat, tinggi dan
tersebut. Sebagaimana dikatakan:
rendah, atau dengan kombinasi dan dengan
secara
kasamo kito imbau, di batin kasamo
rumusan masalah dikemukakan sebelumnya
sesuai
diteliti
pasambahan di atas adalah “di lahia
utama yang ditemukan. Sesuai dengan
sebelumnya,
yang
mendalam, makna yang tersirat dari
utama yang dapat mewakili keseluruhan data
yang
indah
gurindam, dan syair.
kualitatif.
Pembahasan ditekankan pada penjelasan data
Sebagaimana
kata-kata
mengandung petatah-petitih, pantun,
disertai pembahasan berdasarkan analisis
variasi
oleh
secara alangsung disampaikan. Tetapi
Bab ini memuat penelitian yang
dijelaskan
disampaikan
seseorang orator (ahli pidato) tidak
PEMBAHASAN
yang
ingin
Iyo nan bak pitua
keinginan
datuak juo
pembicara, disamping itu modulasi 6
Kinari bukan kinari
dibuktikan dengan usaha mendatangi
sajo
keluarga
Sakajuik di padang
dikatakan kamari bukan kamari sajo,
lalang
gadang maksud nan kami jalang. Ini
Kamari bukan kamari
menunjukkan bahwa keluarga laki-
sajo
laki
Gadang makasuik nan
keluarga
kami jalang
Namun demikian, apapun usaha yang
Sakian sambah kami
dilakukan manusia dan semaksimal
tibokan bakeh datuak.
apapun usaha itu, hanya Allahlah yang
perempuan,
berusaha
sebagaimana
menyatukan
menjadi
satu
dua
keluarga.
menentukan segalanya. Terjemahannya: Benar kata pepatah
2. Ritme dan Dinamika Suara
datuak juga
Pada pidato maanntaan tando
Kinari bukan kinari
di kanagarian supayang Kecamatan
saja
Payung Sekaki kabupaten Solok perlu
Sikajuik
di
padang
diperhatikan
ritme
dan
dinamika
lalang
dalam berpidato. Penggunaan ritme
Ke sini bukan ke sini
bicara
saja
berjalan sesuai dengan alurnya, enak
Banyak maksud yang
didengar
kami inginkan
apaabila ritme bicara tidak ada, pidato
Demikian
akan dan
menjadikan bervariasi.
pidato Namun
sambah
yang akan disampaikan akan monoton
dikembalikan kepada
dan tidak bersemangat.damapak lain
datuak.
ketidakadaan
ritme
adalah
tidak
jelasnya pesan yang disampaikan, Pada bagian kalimat diatas
urutan pidato tidak tampak dan apa
dijelaskan bahwa adanya sebuah nada
yang disampaikan tidak akan sampai
harapan, yaitu pada kalimat kamari
pada sasarannya. Oleh karena itu, agar
bukan kamari sajo, siapa pun pasti
pidato maantaan tando itu dapat
menginginkan semua permintaan dan
menyambung suara pihak keluarga,
keinginannya dikabulkan. Hal ini
maka orator selain memperhatikan 7
ritme
bicara,
juga
harus
variasi yang membuat pidato menjadi
memperhatikan dinamika bicara. Sebelumnya dijelaskan,
bahwa
hidup dan berkarakter.
juga
telah
Kalimat di atas menjelaskan
bahasa
pidato
b[a]liau ju[o] datuak, ini berarti
maantaan tando terdiri dari bait-bait
sebuah
syair, pantun, gurindam dan pepatah
dengan menantikan sebuah jawaban
petitih. Pada pidato maantaan tando
dari
tersebut, tentu memiliki pengulangan
memberikan dorongan aktif suara
dan
dengna
yang menyebabkan suara menjadi
pernafasan dan latihan vokal yang
kuat dan daya klimaks terbentuk,
baik,
memperhatikan
sehingga kalimat tersebut menjadi
beberapa aspek di atas, maka akan
kalimat yang baik. Nada kalimat juga
terbentuk sebuah ritme dan dinamika
disertai
bicara yang mendukung kesuksesan
mungkin akan menjadi sebuah kalimat
retorika pidato maantaan tando.
bentakan,
tanda
baca.
Nah,
kemudian
panggilan
datuak.
kepada
Ritme
dengan
datuak
bicara
dinamik,
bernada
akan
maka
kesal,
dan
Pada kalimat berikut terlihat:
sebagainya.maka, interpretasi yang
b[ a ]liau ju[o] datuak, s[ a ]mbah jo
dapat diambil adalah, dengan adanya
titah
ma[a]lah
irama dan penekanan kalimat atau
ruponyao nan kdipulangkan ju[o]
ritme dan dinamik, menjadi kalimat
kapado
yang
kadipulangkan, datuak
kalimat
[i]olah
tersebut
pendek,
dilafalkan
menjadi
sebuah
kalimat yang berseni dan berkarakter.
memiliki
pengulangan dan turun naik nada yang
Berikut kita akan menemukan
bervariasi. Jika pada kalimat s[ a
kalimat-kalimat seperti: ba[a] lah
]mbah jo titah kadipulangkan, nada
disiko nantun, limb[ a ]k nan dari itu,
sedikit diturunkan, nada pada kalimat
tambahan n[ a ]n dari pado itu, dengan
ma[a]lah ruponyo nan kadipulangkan
pengunaan ritme bicara yang baik,
kapado datuak [i]olah pendek, nada
kalimat-kalimat
sedikit
intonasi
bidang batas kalimat pertama dengan
tinggi renadah dengan nada tanda
kalimat berikutnya. Dengan adanya
baca yang diberi jeda sebentar, akan
penekanan
memberikan penekanan pada bagian
tersebut, selain memberikan efektifitas
tertentu
pidato, nada naik dan turun akan
dinaikkan.
tadi
akan
Maka
menimbulkan 8
pada
tersebut
menjadi
kalimat-kalimat
memberikan warna pidato sehingga
ritme dan dinamika bicara, tetapi juga
pidato tidak berlalu begitu saja, tetapi
dari
disetiap urutannya memiliki maksud
digunakan. Semua itu merupakan
dan pesan tersendiri.
satu kesatuan bahasa yang tidak
Berdasarkan analisis kalimatkalimat
tersebut,
ketepatan
dapatkah
satu
dengan
tepatlah
dinamika
mengatakan:
penting
yang
dapat dipisahkan begitu saja antara
diinterprestasikan bahawa ritme dan bicara
kalimat
untuk
lainnya.
sebuah
Sehingga
ungkapan
yang
mendukung retorika sebuah pidato. Karena dengan dinamika bicara,
Dengan seni hidup menjadi indah
pidato
Dengan ilmu hidup menjadi mudah
yang
disampaikan
akan
menjadi hidup dan bervariasi, tidak
Dengan agama hidup menjadi lebih
hambar dan tidak pula kaku. Dengan
terarah.
adanya ritme dan dinamika bicara,
Konstruksi
sebuah
menentukan
kalimat
membuat pesan yang diampaikan
sangat
keberhasilan
akan mudah ditangkap pendengar,
sebuah kalimat. Kalau dilihat dari
ucapan dan urutan bicara menjadi
pidato maantaan tando yang tidak
jelas, sehingga nampaklah bidang
disampaikan
batas antara paragraf satu dengan
kesasaran yang dituju, tetapi dengan
paragraf berikutnya karena di dalam
memberikan
sebuah paragraf membawa satu pesan
pengantar terhadap isi pidato. Hal ini
dan amanat tersendiri.
tidaklah
secara
langsung
sampiran
sebagai
mengherankan,
karena
bermain pantun, pepatah dan petitih sudah
3. Ketepatan Kalimat Dari keseluruhan pembahasan
Pada kalimat-kalimat pidato
Kecamatan
maantaan tando, dapat di lihat
Payung Sekaki Kabupaten Solok,
susunan
memiliki persoalan dan hikmah yang
dengan
pola
sangat kompleks. Tidak hanya dari
Sebagai
contoh
modulasi
ungkapan:
suara
yang
bagi
bermain bahasa kias.
seni retorika maantaan tando di Supayang
kebiasaan
masyarkat Minangkabau yang suka
yang telah diuraikan tadi, nampaklah Kanagarian
menjadi
digunakan, 9
bahasa
yang
yang
terstruktur
sangat
dapat
kita
baik. dari
Jo
salam
sambah
kepada nabi, karena
dianjuang,
s[ a ] mo
dibuat untuk dihuni,
bamohon
kapado
karena jalan yang tak
Allah,
salawat
salam
boleh
jo
dunia,
pulo
hadir,
alua tak buliah tidak,
yang
kapado
Berdasarkan
ungkapan
di
atas, dapak kita lihat sebuah struktur
pambilang gala, nan
kalimat yang terpola dengan baik.
gadang kok kurang
Ketepatan kalimat yang dirangkai
anjuang, nan tinggi
menunjukkan
amba,
masyarakat
mamintak,
ketinggian
budi
Minangkabau
dalam
beretorika. Hal ini sesuai dengan
sambah jo simpuah
pepetah “muluik manih kucindam
pamanuhi.
murah, budi baiak baso katuju” (mulut manis kelakar mudah, baik
Terjemahan:
budi bahasa disuka).
Dengan salam sambah diangkat, bermohon Allah,
kalau
simpuh pemenuhi.
sala, k[ a ]n pahatok
ampun
tinggi
diminta, sambah dan
pembilang
kurang
besar
kurang hamba, ampun
hadok
hadang, ndak k[ a ]n
kok
yang
kalau kurang anjung,
salam lalu sambah
diatok
akan
pembilang
gelar,
dunie
nan
tidak
diatap
walau kabak mano
sagalo
lalu
kepada segala yang
bakeh baun[I], dek
tatimpo
salam
sembah disampaikan
kapado nabi, dek buek
ragamnyo
walau
seperti apa ragamnya
s[ a ]mo
dihadiahkan
tidak,
sama kapada
selawat
salam diahadiahkan
D. PENUTUP Setelah
dan
melakukan
penganalisisan retorika pidato maantaan
sama
tando
pula
di
kanagarian
Supayang
Kabupaten Solok Kecamatan Payung 10
Sekaki. Yang mengupas masalah seni retorika yang ada pada bahasa pidato
a. Nada sopan santun
maantaan tando. Dengan pengalisisan
b. Nada harapan
ini, peneliti menmukan banyak hal yang
c. Nada permohonan
perlu menjadi kajian retorika secara
d. Nada takut dan cemas.
mendalam, karena di dalam retorika bahasa pidato maantaan tando persoalan
2) Ritme dan Dinamika Bicara
dan hikmah yang multi kompleks. Dari dilakukan
Ritme
hasil
penelitian
yang
terhadap
analisis
pidato
dapat
menimblkan
gelombang suara, dapat juga berarti pergantian
keras
lembut,
tinggi
maantaan tando di Kanagarian Supayang
rendah atau panjang pendek kata
Kabupaten Solok Kecamatan Payung
yang dilakukan secara berulang-
Sekaki,
kesimpulan
ulang. Selain itu pada ritme bicar
sebagai berikut, yaitu: seni retorika
juga ditentukan oleh tanda-tanda
membahas masalah persoalan retorika
baca dan teknik pernafasan.dinamika
yang terdiri dari:
adalah
1) Modulasi suara
dalam berpidato. Karena ketiadaan
dapatlah
ditarik
Modulasi
suara
dapat
penopang
dan
pembantu
dinamika bahasa, pidato tidak dapat
membuat seseorang orator mengatur
menyentuh
cepat
pendengar dan karena itu tidak dapat
atau
lambat,
tinggi
dan
dunia
rendahnya suara, atau dengan variasi
mempengaruhi
dan kombinasi suara sesuai dengan
mendalam.
keinginan pembicara, di samping itu modulasi
pendengar
secara
Dengan adanya ritme dan
mengkarakterisasi
dinamika
bicara
ramah,
gembira,
maantaan
tando
sedih, hangat, sayu, dan ironis.
Supayang
Penggunaan modulasi suara pada
Kecamatan Payung Sekaki, membuat
pidato
pidato itu:
suara
juga
perasaan
menjadi
maantaan
Kanagarian
Supayang
tando
di
Kabupaten
pada di
pidato
Kanagarian
Kabupaten
Solok
1. Lebih bervariasi
Solok Kecamatan Payung Sekaki
2. Mudah ditangkap dan dipahami
terdapat empat nada yang sangat
oleh pendengar
penting yaitu:
3. Memiliki artikulasi 11
4. Kejelasan
tempo
vocal
dan
E. DAFTAR PUSTAKA
urutan bicara
Arif, Ermawati. 2001. Retorika. Padang: UNP. Afrizal. 2012. Makna yang Terkandung
3) Ketepatan kalimat Kontruksi
kalimat
sangat
dalam Pidato Adat Kematian
menentukan sukses tidaknya suatu
Acara Manujuah hari di
pidato. Gaya kalimat dengan pola
Kenagarian. Skripsi. Solok: FBSS
yang terstruktur, menempati posisi
UMMY
yang
sangat
penting
untuk
Aminuddin. 1990. Pengembangan penelitian
menentukan ketepatan kalimat dalam
Kualitatif dalam bidang Bahasa
bahasa
dan Sastra. Malang : Yayasan
pidato.
maantaan
Kalimat
tando
Supayang
di
pidato
Kanagarian
Kabupaten
Asih Asah Asuh (YA3) Malang.
Solok
Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra dsan Terapan.
Kecamatan Paying Sekaki, adalah
Padang: Yayasan Citra Budaya.
hasil sebuah pemikiran yang jernih,
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu
selektif, tidak berbelit-belit, dan
Komunikasi.
Jakarta:
mengarah pada sasaran yang dituju.
Grafindo Perkasa.
Raja
Secara keseluruhan, nalisis
Djamaris, Edward. 2002. Pengantar Sastra
retorika pidato maantaan tando di
Minangkabau. Jakarta: Yayasan
Kanagarian
Obor Indonesia.
Solok
Supayang
Kabupaten
Kecamatan
Paying
Sekakidapat
disimpulkan,
Edison
bahwa
dan
Nasrun.
2010.
Minangkabau,
Budaya
dan
retorika bahasa pidato maantaan
Hukum
tando memiliki persoalan yang multi
Bukittinggi: Kristal Multimedia.
kompleks. Sarat muatan nilai seni serta
mempunyai
pengetahuan
yang
Minangkabau.
Elva Syamsyuni. 2010. Analisis Prakmatik
segudang
cocok
Adat
Tambo
dalam
untuk
Pidato
Maantaan
Pasambahan
Marapulai
dianalisis. Sehingga membuat pidato
Kenagarian
ini naik, pendek tapi berbobot dan
Kecamatan Kubung Kabupaten
lugas namun bernilai tinggi.
Solok. UMMY
12
Skripsi.
Koto
di
Solok:
Baru PBS
Erni, Yurnis. 2010 “Tradisi Pasambahan
Medan, Tamsin. 1988. Antologi Kebahasaan
pada Perhelatan Perkawinan di
(disunting oleh Muhardi). Padang
Kecamatan
Tilatang
Kamang
: Angkasa Raya.
Kabupaten
Agam”.
Skripsi.
Moleong. Lexy. J. 2009. Metode Penelitian
Padang: FBSS UNP
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Esten, Marsal. 1988. Sastra jalur Kedua, Sebuah
Pengantar.
Rosdakarya.
Padang:
Angkasa Raya.
Muryanto,
Hendrikus, Dori Wuwur. 1995. Retorika.
Kristiawan.
2007.
Jadi
Pujangga? Siapa Tkaut. Klaten:
Terampil berpidato, Berdiskusi, Beragumentasi,
A.
Citra Aji Parama.
Bernegosiasi.
Navis. A.A. 1984. Alam Terkembang Jadi
Yogyakarta : Kanisius.
guru,
adat
dan
kebudayaan
Irwadi. 2010. Pengetahuan Kesusastraa,
Minangkabau. Jakarta : Temprint.
Genre Susastra Minangkabau.
Rahkmat, Jalaluddin. 2001. Retorika Modern
Solok:
Diklat
Universitas
pendekatan
Mahaputera Muhammad Yamin
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Solok.
Suarman, dkk. 2000. Adat Minangkabau nan
Kasim, Yuslina, dkk. 1987. Pemetaan Bahasa Daerah
di
Salingka Hiduik. Solok. Data
Sumatera
Utama.
Barat dan Bengkulu. Laporan Penelitian.
Praktis.
Jakarta:
Syamsudin dan vismnara. S. Dasmaranti.
Pusat
2005.
Metode
penelitian
Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan Bahasa. Jakarta :
Bahasa.
Rosda.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores: Nusa
Tarigan, Hendry Guntur. 1982. Menulis
Indah.
Sebagai Keterampilan Berbahasa.
Keraf,Goris. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa.
Bandung: Angkasa
Jakarta: Gramedia
Waluyo,
Herman
J.
1992.
Penelitian
Pendidikan Bahasa. Surakarta: Sebelas Maret Universitas Press.
13