OF HUSBAND TO WIFE DURING MENOPAUSAL PERIOD AT SOROWAJAN BANGUNTAPAN BANTUL ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE OF HUSBAND ON MENOPAUSE AND SOCIAL SUPPORT YOGYAKARTA Ni Kadek Putri Kristiani Dewi¹ , Maria H. Bakri² , Fajarina Lathu A3 ABSTRACT Background : Menopause is a physiological process encountered by women. During this period a women needs social support especially from the partner to keep the spirit and self-confidence. The ability of a husband to give support is largely affected by this knowledge on menopause. The result of preliminary study at Sorowajan showed out of 4 husbands all said that they did not know about menopause and 4 wifes said they were worried and feared facing menopause. Objective : To identify the relationship between knowledge of husband on menopause and social support of husband to wife during menopausal period at Sorowajan Banguntapan Bantul Yogyakarta. Research Methods : The study was descriptive analytical with cross sectional design. Population were all husbands of 45-55 years old (50 people) at Sorowajan. They were all taken as samples. The study was undertaken in February – March 2012. Data were obtained through questionnaire and analyzed using Kendall Tau analysis. Results : Knowledge of husband on menopause at Sorowajan Banguntapan Bantul Yogyakarta mostly belonged to good category (51%). Support of husband to wife during menopausal period mostly belonged to average (50%). The results of Kendall Tau analysis showed score of correlation coefficient (τ) was 0.452 and p value 0.000 (p<0.05). Closeness of association belonged to medium category with score of correlation coefficient (τ) as much as 0.452. Conclusion : There was significant relationship between knowledge of husband on menopause at Sorowajan Banguntapan Bantul Yogyakarta. Keywords : Knowledge, husband social support menopause
¹ Student of nursing program, Respati Yogyakarta University ² Lectures of Poltekes Yogyakarta ³ Lectures of Respati Yogyakarta University
1
PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu, yaitu masa manerche sampai menopause. Menopause yang di tandai dengan rendahnya kadar estrogen memang berdampak terhadap kondisi psikis perempuan. Banyak perempuan yang tidak merasakan gejala atau tanda menoupause. Namun tidak sedikit yang mengalami kondisi-kondisi yang cukup mengganggu sebelum masa menopause itu tiba (Mangoenprasodjo, 2004) Proverawati (2010) Menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia,sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Dari beberapa data tampak bahwa salah satu faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah karena pola makannya. Ketika terjadi menopause,wanita Eropa dan Amerika estrogennya menurun drastis dibanding wanita Asia yang kadar estrogennya moderat. Penurunan kadar astrogen tersebut sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan para wanita. Bagi sebagian wanita yang takut akan datangnya menopause karena akan membuat mereka merasa takut, kesepian, tidak berguna dan tidak berdaya. Mereka berduka karena tidak subur dan tidak muda lagi. Dukungan suami pada istri menopause berpengaruh pada kesiapan istri dalam menghadapi menopaus dan keharmonisan rumah tangga. Menopause adalah periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita dan merupakan diagnosis yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenorea selama 12 bulan. Menopause terjadi pada usia rata-rata 4555 tahun (Proverawati, 2010) . Berbagai keluhan jangka pendek maupun jangka panjang pada wanita menopause bisa menggangu kualitas hidup mereka. Keluhan itu mulai dari fisik antara lain seperti cepat lelah, gejolak rasa, keringat di malam hari, sulit tidur, sampai gangguan psikologis antara lain mudah lupa, sulit kons entrasi,dan sulit mengambil keputusan (Proverawati, 2010) . Penyebab menopause Ogenesis pada usia fetus 20 minggu dan yang tinggal hanya 7 juta oosit mulai usia 20 minggu sampai dengan saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordinal folikel secara bermakna. Pada saat seseorang anak wanita lahir primordinal folikel tinggal 500.000 sampai 1.000.000 lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia sangat berbeda pada setiap wanita. Sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak 100.000 folikel sedangkan wanita yang lain pada usia yang sama hanya memiliki 10.000 folikel penyebab berkurangnya folikel terlihat pada folikel itu sendiri (Baziad, 2003) . Proverawati (2010) menyebutkan, menjelang tahun 2000 harapan hidup wanita Indonesia meningkat menjadi 67.5 tahun dan kelompok usia tua akan mencapai 8,2% dari seluruh populasi Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2010, usia harapan hidup wanita indonesia mencapai 70 tahun. Seiring dengan peningkatan usia harapan hidup, maka akan terjadi peningkatan penyakit – penyakit tua khususnya pada wanita. Pada wanita proses penuaan terjadi suatu fase yaitu fase menopause. Sebelum terjadi masa menopause biasanya di dahului dengan fase pre menopause dimana pada fase premenopause ini terjadi peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan (anovulatoir). Sebagian besar wanita mulai
2
mengalami gejala pre menoupause pada usia 40-an dan puncaknya terjadi pada usia 50 tahun yaitu terjadi masa menopause ini wanita sudah tidak mengalami haid lagi. Dari hasil studi pendahuluan yang saya lakukan di dusun sorowajan pada tanggal 4 November 2011, didusun tersebut terdapat 20 RT, dari 20 RT saya mengambil penelitian di RT 01, 02, 03, 04 karena di RT tersebut banyak terdapat ibu yang mengalami menopause. Kemudian hasil wawancara dari 4 orang suami yang mempunyai istri usia 45-55 tahun mengatakan belum tahu tentang menopause dan tidak pernah mencari informasi tentang menoupase. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 4 orang istri, mereka mengatakan merasa cemas, takut akan keadaan dirinya yang tidak subur, merasa tidak muda lagi, dan takut jika suaminya tidak bisa menerima keadaannya yang sekarang ini. Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan tingkat pengetahuan suami tentang menopause dengan dukungan sosial suami kepada istri pada masa menopause di Dusun Sorowaja Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta”.
2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan antara tingkat pengetahuan suami tentang menopause dengan dukungan sosial suami ke istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta”.
3. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan suami tentang menopause dengan dukungan sosial suami ke istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristi responden di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Yogyakarta. b. Mengetahui tingkat pengetahuan suami tentang menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta. c. Mengetahui dukungan sosial suami ke istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta. d. Mengetahui keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan suami tentang menopause terhadap dukungan sosial suami ke istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta.
3
4. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut : 1.Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai refrensi dalam upaya pengembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi. 2.Manfaat Praktis a.Bagi Tenaga Kesehatan (puskesmas) Sebagai informasi kepada perawat dalam usaha memberikan penyuluhan tentang menopause kepada suami yang mempunyai istri premenopause, perimenopause, dan menopause. b.Bagi Institusi Pendidikan UNRIYO Sebagai referensi bagi dosen dan mahasiswa tentang hubungan antara tingkat pengetahuan suami tentang menopause dengan dukungan sosial suami ke istri pada masa menopause.
METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan hubungan pengetahuan suami tentang menopause terhadap dukungan suami kepada istri pada masa menopause. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional yaitu suatu penelitian yang termasuk faktor resiko dan variabel – variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo 2005) . Tempat penelitian dilaksanakan di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Pada bulan Februari - Maret 2012. Sampel diambil dengan menggunakan metode kuota sampel dengan menggunakan kuota sampel dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Dari 20 RT peneliti menunjuk RT 01, 02 ,03 dan 04 karena di RT tersebut banyak ibu-ibu yang sudah mengalami menopause. Dalam pengumpulan data yang penting diperhatikan disini adalah terpenuhinya jumlah kuota atau sampel yang telah ditetapkan ( Arikunto, 2010 ). Sempel dalam penelitian ini adalah suami yang mempunyai istri menopause usia 45 – 55 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Seluruh populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Kriteria inklusi dari sampel adalah sebagai berikut : a. Kepala keluarga atau suami yang istrinya berusia antara 45 – 55 tahun. b. Suami yang bersedia menjadi responden. c. Suami yang bisa membaca dan menulis. Variabel dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran ordinal untuk variabel bebas dan skala pengukuran ordinal untuk variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
4
a.
Variabel Bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2007). variabel bebas dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan suami tentang menopause. Diketahui dari hasil kuisioner. Parameter untuk tingkat pengetahuan yaitu baik (jika skor 76-100% ), cukup (jika skor 56-75%), dan Kurang (jika skor <56%).
b. Variabel Terikat yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas(Sugiyono,2007). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu dukungan sosial suami pada istri masa menopause. Parameter yaitu Tinggi (jika skor 76-100%), Sedang (jika skor 56-75%), dan Rendah (jika skor 56%). Cara pengumpulan data untuk memperoleh data mengenai tingkat pengetahuan suami tentang menopause diperoleh dengan menggunakan kuesioner berupa pertanyaan tertutup sebanyak 15 pertanyaan. Data tentang dukungan sosial suami saat istri masa menopause diperoleh menggunakan kuesioner sebanyak 25 pertanyaan. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan editing, coding, tabulating, dan transfering. Kemudian dilanjutkan dengan analisa univariat dan bivariat yang menggunakan rumus kendal tau.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL a. Tingkat Pengetahuan Data pengetahuan tingkat pengetahuan suami tentang menopause dikategorikan: baik, cukup dan rendah. Distribusi frekuensi hasil analisis univariat data tingkat pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut. tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
pada pada Suami di Dusun
Sorowajan Keluruhan Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2012 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Sumber: Data primer diolah 2012
Frekuensi 26 14 10 50
Persentase 52,0 28,0 20,0 100,0
Tabel 4.2, menunjukkan frekuensi terbanyak adalah responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 26 orang (52,0%). Terdapat 10 orang (20%) responden yang mempunyai pengetahuan kategori kurang.
b. Dukungan Sosial Suami Data dukungan sosial suami dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan rendah. Distribusi frekuensi hasil analisis data dukungan sosial suami dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
5
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluruhan Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2012
Dukungan Sosial Suami Tinggi Sedang Rendah Total Sumber: Data primer diolah 2012
Frekuensi 15 25 10 50
Sosial pada Suami di Dusun Sorowajan Persentase 30,0 50,0 20,0 100,0
Tabel 4.3, menunjukkan frekuensi terbanyak adalah responden yang memberikan dukungan sosial katgori sedang sebanyak 25 orang (50,0%). Terdapat sejumlah 10 orang (20%) responden yang mempunyai dukungan sosial suami dengan kategori rendah. Hasil analisis univariat penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4. Hubungan Antara Pengetahuan Suami Tentang Menopause Dengan Dukungan Sosial Suami Ke Istri Pada Masa Menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta
Pengetahuan
Dukungan Sosial Suami Rendah Tinggi Sedang
Total
Baik
f 13
% 26,0
f 11
% 22,0
f 2
% 4,0
f 26
% 52,0
Cukup
2
4,0
8
16,0
4
8,0
14
28,0
Kurang
0
0,0
6
12,0
4
8,0
10
20,0
15
30,0
25
50,0
10
20,0
50
100,0
Total Sumber: Data primer diolah 2012
pvalue
0,452
0,000
Tabel 4.4, menunjukkan sebagian besar responden yang mempunyai pengetahuan baik memberikan dukungan sosial kategori tinggi sebanyak 13 orang (26,0%). Responden yang mempunyai pengetahuan cukup, sebagian besar memberikan dukungan sosial sedang sebanyak 8 orang (16,0%) dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebagian besar memberikan dukungan sosial sedang sebanyak 6 orang (12,0%). Pembuktian hipotesis penelitian dilakukan analisis data menggunakan uji Kendall Tau. Berdasarkan hasil analisis Kendall Tau diperoleh nilai koefisien korelasi () sebesar 0,452 dengan p value sebesar 0,000. Hasil perhitungan diperoleh Z hitung sebesar 4,632. Nilai Z tabel taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,960. Oleh karena Z hitung > Z tabel (4,632>1,960) dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05), artinya ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan suami tentang menopause dengan dukungan sosial suami kepada istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta, sehingga hipotesis penelitian ini diterima.
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,452 berdasarkan intepretasi koefisien korelasi menunjukkan keeratan hubungan kategori sedang. Artinya keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan suami tentang menopause
6
dengan dukungan sosial suami kepada istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam kategori sedang. Kesimpulan hasil penelitian ini ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan suami tentang menopause dengan dukungan sosial suami ke istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan keeratan hubungan kategori sedang.
2. PEMBAHASAN Pengetahuan didefinisikan sebagai hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan tersebut sebagian besar terbentuk melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan suami tentang menopause terbentuk sebagai hasil penginderaan terhadap objek atau berbagai sumber informasi sehingga dapat membentuk dan meningkatkan pengetahuannya tentang menopause. Terbentuknya pendidikan suami juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi keluarga. Keadaan sosial ekonomi dikaitkan dengan pekerjaan yang dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan. Menurut hasil penelitian diketahui sebagian besar responden adalah pegawai swasta sebesar 54% dengan tingkat penghasilan keluarga sebagian besar responden (46%) sebesar Rp. 500.000-Rp. 1.000.000. Hasil ini dapat diartikan bahwa suami mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk memenuhi kebutuhan informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya. Didukung dengan pendapat dari Suekanto (2004) menyebutkan tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup, semakin mendukung untuk memperoleh informasi yang mendukung peningkatan pengetahuan. Hasil analisis diketahui dukungan suami kepada istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta sebagian besar dalam kategori sedang sebesar 50%. Hasil ini dapat diartikan bahwa bantuan, dorongan serta penerimaan suami belum dapat dikatakan maksimal. Dukungan sosial merupakan bentuk bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain. Dukungan sosial terhadap seseorang akan dapat meringankan beban yang dialami dan dirasakan oleh orang tersebut. Didukung pendapat dari Tahir (2000) yang menyebutkan bahwa wanita pada masa menopause membutuhkan dukungan dukungan suami sebagai tempat berkeluh kesah, memberikan perlindungan dan motivasi untuk mengatasi masalah dan meringankan beban yang dirasakan.
7
KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan suami tentang menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Baguntapan Kabupaten Bantul sebagian besar dalam kategori baik sebesar 52%. 2. Dukungan suami kepada istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta sebagian besar dalam kategori sedang sebesar 50%. 3. Ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan suami tentang menopause dengan dukungan sosial suami ke istri pada masa menopause di Dusun Sorowajan Kelurahan Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Didukung hasil analisis Kendall Tau diperoleh nilai koefisien korelasi () sebesar 0,452 dengan p value sebesar 0,000 (p<0,05).
SARAN Berdasarkan kesimpulan penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Meningkatkan peran perawat dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khusunya suami-suami yang mempunyai istri pramenopause,
memotivasi suami untuk memberikan
dukungan sosial kepada istri yang telah memasuki masa menopause, karena dengan adanya dukungan suami, maka istri akan lebih siap untuk menghadapi kondisi tersebut, dan merasa diperhatikan. Untuk tingkat pengetahuan suami mempunyai pemahaman yang baik berkaitan dengan menopause dan dapat menjelaskan dengan benar tentang menopause dan menginterfretasikan secara benar. 2.
Bagi Institusi Pendidikan UNRIYO Menambah referensi bacaan kepustakaan bagi dosen dan mahasiswa berkaitan dengan pengetahuan dan dukungan sosial yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan penelitian ilmiah, sehingga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan hasil kajian tentang tingkat pengetahuan suami tentang menopause dan dukungan sosial yang diberikan suami pada saat istrinya mengalami masa menopause.
8
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Anita,(2010).Efek menopause Terhadap Wanita. http://medicastore.com/pemyakit/84/Menopause.html. Diakses pada tanggal 26 Desember 2011. Bazid, A. (2003) Menopause dan Adropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawrohardjo. Hidayat, (2007) Metode Penelitian Keperawatandan teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Kasdu, Dini. (2002). Kiat Sehat Dan Bahagia Diusia Menopause . Jakarta : Puspa Swara. Mackenzie, R. (1992). Menopause : Tuntunan Praktis untuk Wanita, Jakarta : Arcan. Mangoenprassodjo, (2004). Siapa Takut Menopause : Kiat Memasuki Masa Paruh Baya Tanpa Rasa Was-Was dan Cemas, Yogyakarta : Thinkfresh. Nadesul,H.(2004). Henti Haid Di Mata Suami. http : // www.e-psikologi.com.5 November 2010. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip DasarCetakan Kedua. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Proverawati, (2010). Menopause dan Sindrom Premenopause , Yogyakarta : Nuha Medika. Sarwono, P. (2003). Menopause dan Adropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Sarwono, P.(2005). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo. Suekanto, S.(2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono, (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono, (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suharso, dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang : Widya Karya. Taylor dan Lilis. (1997). Fundamental of Nursing The Art And Science of Nursing Care. Philadelphia : Lippincott.
9