EFFECT OF HEALTH SOCIALIZATION ON BREAST CANCER TO KNOWLEDGE AND INTEREST OF MOTHERS IN PRACTICING BREAST SELF-EXAMINATION AT KARANGBENDO BANTUL YOGYAKARTA I Wayan Dedi Wisma1, Maria H Bakri2, Melania Wahyuningsih3 ABSTRACT Background: Breast cancer is a disease that most people, particularly women, are afraid of. Early detection of breast cancer can be done through breast self-examination. Objective: The study aimed to find out effect of health socialization on breast cancer to knowledge and interest in practicing breast self-examination. Method: The study was undertaken at Karangbendo Banguntapan 19 th March 2012. It was a quasi experiment that used pre and post intervention design. The intervention was socialization on breast cancer and breast selfexamination. Respondents consisted of 56 women. Data were obtained through questionnaire on breast cancer and breast self-examination. Data analysis used paired t test. Result: Average score of knowledge of mothers on breast cancer before socialization was 1.96 (DS 0.006) and after socialization was 2.27 (DS 0.700). The result of t calculation was -2.178 and p-value was <0.05; thus Ho was denied. Average score of interest of mothers in practicing breast self-examination before socialization was 0.54 (DS 0.503) and after socialization was 0.71 (DS 0.456). The result of t calculation was -3.458 and p-value was <0.05; thus Ho was denied and Ha was accepted. Conclusion: There was effect of health socialization on breast cancer to knowledge on breast cancer and interest in practicing breast self-examination of mothers at Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta.
Keywords: breast cancer, knowledge, breast self-examination, SADARI 1. – 2. Health Polytechnic, Yogyakarta 3. Respati University Yogyakarta
PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan kanker ganas kedua yang paling banyak menyerang wanita, kanker ini sangat ditakuti oleh kaum wanita karena dapat menyebabkan kematian. Wanita lebih berpeluang terpapar kanker payudara dari pada pria, kejadian kasus kanker payudara pada pria perbandingan pria dan wanita yaitu 1:100 kasus yang terjadi di Indonesi(1). Semakin bertambah usia seorang wanita semakin besar kemungkinan terserang kanker payudara. Kanker ini biasanya menyerang wanita berusia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 89 tahun. Insiden yang tertinggi ada di kelompok usia 55-59 tahun, meskipun demikian wanita di bawah usia 35 tahun juga bisa terkena kanker payudara(2) Menurut data statistic Word Health Organizatiaon (WHO) setiap tahunya jumlah penderita kanker di dunia bertambah sekitar 7 juta jiwa. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta jiwa, setiap 3 menit di temukan seorang wanita meninggal karena kanker payudara. Dua pertiga dari penderita kanker di dunia berada di Negara-negara yang sedang berkembang. Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan ke dua setelah kanker leher rahim. Salah satu penderita ada yang berusia 18 tahun. Kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut ketika penyembuhan sudah sangat sulit dilakukan, karena tidak semua wanita melakukan deteksi dini kanker payudara(3). Penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dan teknik melakukan pemeriksaan payudara sendiri sangat penting untuk diberikan agar masyarakat tidak hanya saja tahu tapi juga mau melakukan anjuran yang di berikan dengan tujuan mengubah pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan(4). Pada tahun 2001, di antara 447 kasus kanker payudara yang terdapat di RS kanker Dharmais, sekitar 9,1% di antaranya terjadi pada perempuan berusia 30 sampai 55 tahun, bahkan ada yang berusia 21 tahun. Terdapat kecendrungan kasus kanker payudara terdiagnosis pada usia yang semakin muda, hal ini di sebabkan karena gaya hidup. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah penderita kanker payudara belum dapat diketahui secara pasti. Data yang diperoleh hanya dari rumah sakit yang menangani kasus kanker payudara. Menurut data dari dinas kesehatan propinsi DIY, di RSUP DR. Sardjito pada tahun 2010, ditemukan 477 kasus kanker payudara, jumlah kasus kanker payudara terbanyak terdapat di kabupaten Bantul, yaitu 155 orang, di kabupaten Sleman 151 orang, di kabupaten Kulon Progo adalah 66 orang, di kabupaten Gunung Kidul adalah 55 orang, dan di kota Yogyakarta 50 orang. Dilihat dari kasus yang terjadi, penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara sangat penting untuk diberikan agar masyarakat tahu dan memahami cara untuk mendeteksi dini kanker payudara sehingga pertumbuhan kanker dapat dicegah bahkan mungkin disembuhkan semasih berukuran kecil. Kesadaran wanita Indonesia untuk mencegah dan deteksi dini kanker payudara masih sangat rendah wanita yang datang ke dokter atau ke rumah sakit sudah dalam kondisi yang parah sering disebut dengan stadium lanjut(5), sehingga pengobatan tidak dapat adekuat dengan kesembuhan prima. Apabila ditemukan dalam stadium dini dan mendapat terapi yang tepat dan adekuat kanker payudara dapat di sembuhkan. SADARI merupakan deteksi dini kanker payudara yang paling di anjurkan untuk dilakukan oleh setiap wanita. Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% keganasan payudara bisa ditemukan pada saat wanita melakukan SADARI(6). Sebagai seorang perawat kita wajib memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat tentang kesehatan khususnya kesehatan tentang kanker payudara yaitu cara melakukan pemeriksaan payudara
sendiri dan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segara di ketahui. Pada studi pendahuluan yang di lakukan oleh peneliti di Dukuh Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta
pada tanggl 8 November 2011 terdapat 4 kasus kanker payudara dan 1 diantaranya telah
meninggal. Hal ini dikarenakan keterlambatan deteksi dini tentang kanker payudara, dan kurang mengetahui tentang pemeriksaan dini tentang kanker payudara. (SADARI). Hasil dari wawancara dengan beberapa warga di Dukuh Karangbendo Bantul dalam studi pendahuluan, menunjukan bahwa belum pernah dilakukan penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara dan teknik melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Baik dari puskesmas, atau tim kesehatan lainya. Berdasarkan uraian diatas, didapat data stadium lanjut, bahkan sampai ada yang meninggal dunia, padahal jika diketahui pada gejala awal tentang kanker payudara mungkin akan dapat dicegah bahkan disembuhkan, penulis tertarik untuk mengambil judul “ pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara terhadap pengetahuan dan minat untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri pada ibu-ibu di Dukuh Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta”.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode quasi eksperimental atau eksperimen semu dengan rancangan penelitian sebelum dan sesudah intervensi(7). Intervensi dalam penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara. Pengetahuan ibu tentang kanker payudara sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara, hasil dari pengukuran tersebut di catat dan dibandingkan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012 di Dukuh Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta. Tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik purposipe sampling yaitu sampel diambil dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan strata, random atau daerah sampel tetapi berdasarkan atas adanya tujuan dan pertinmbangan tertentu. Pengambilan sampel harus memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditentukan oleh penliti. Kriteria responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah : Kriteria Inklusi : a.
Ibu ibu yang berusia 35-55 tahun.
b.
Ibu bersedia menjadi responden.
c.
Ibu yang hadir saat pelaksanan penyuluhan
Kriteria Eksklusi : a.
Ibu yang keluar saat penyuluhan berlangsung
b.
Ibu yang sudah terpapar kanker payudara
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1.
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pengaruh pemberian penyuluhan kesehatn tentang kanker payudara. Penyuluhan tentang kanker payudara adalah pemberian informasi langsung tatap muka kepada respoden secara kelompok, untuk mengetahui setiap perubahan-perubahan yang
terjadi pada payudara. Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi dengan menggunakan phontoom sebagai alat peraga dan pembagian leaflet tentang kanker payudara dan SADARI. 2.
Pengetahuan adalah pemahaman ibu tentang panyakit kanker payudara, gejala penyakit, factor resiko, pencegahan serta deteksi dini kanker payudara, yang ditunjukan dengan cara menjawab pernyataan dengan benar secara tertulis. Alat ukur menggunakan kuisioner yang digunakan sebagai pre-test dan post-test. Penilaiannya pada pernyataan favorabel diberi nilai 1 jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah, sedangkan pada pernyataan unfavorable nilai 1 untuk jawaban salah dan nilai 0 untuk jawaban benar. Peneliti melakukan pengukuran sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Hasil ukur pengetahuan menggunakan skor Baik = bisa menjawab 76-100% dengan benar dari kuisioner. Cukup = bisa menjawab 56-75% dengan benar dari kuisioner Kurang = bisa menjawab < 55% dengan benar dari kuisioner
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengambil data yang digali langsung oleh peneliti dengan cara menyebarkan kuisioner. Kuisioner ini berisi pernyataan tertutup tentang pengetahuan kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri, serta minat untuk melakukan SADARI. Kuisioner dalam penyuluhan tentang kanker payudara berisi 23 butir pernyataan dengan alternatif pilihan jawaban benar dan salah, respoden tinggal menjawab sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan kuisioner tentang minat melakukan SADARI berisi 15 pernyataan lagi, yang berupa pilihan berminat (ya) dan tidak berminat (tidak). Kuisioner pertama diberikan sebelum penyuluhan dan kuisioner ke dua diberikan sesudah penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri dengan pernyataan yang sama di catat. Data hasil pengisian kuisioner sebelum dan sesudah penyuluhan tersebut. Kemudiaan dibandingkan, untuk mengetahui adanya perubahan pengetahuan tentang kanker payudara yang dapat meningkatkan minat ibu-ibu untuk melakukan SADARI. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan satu kader kesehatan yang sebelumnya telah diberikan penjelasan oleh peneliti tentang bagaimana jalannya penelitian dan materi tentang kanker payudara serta SADARI dan cara pengisian kuisioner. Penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dan SADARI diberikan dengan metode ceramah, diskusi
disertai demontrasi. Setelah diberikan penyuluhan kemudian reponden
diberikan kuisioner post test. Pengolahan data dan anlisis data dialakukan dengan editing, koding, tabulasi, entry dan cleaning kemudian dialnjutkan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji paired t-test
HASIL Data hasil penelitian. Pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara terhadap pengetahuan dan minat melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan pada ibu-ibu di Dukuh Karangbendo Banguntapa Bantul Yogyakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi frekuensi Pengetahuan tentang Kanker Payudara Sebelum dan Sesudah diberikan Penyuluhan bagi Ibu-ibu di Dukuh Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta 2012 Pre test Post test No Kategori n % n % 1
Rendah
13
23.2
8
14.3
2
Sedang
32
57.1
25
44.6
3
Tinggi
11
19.6
23
41.1
56
100
56
100
Jumlah Sumber: Data primer : 2012 Tabel 2
Distribusi frekuensi pelaksanaan minat malakukan SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan oleh Ibu-ibu di Dukuh Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta 2012 Post test Pre test
No
Kategori n
%
n
%
1
Tidak Berminat
26
46.4
16
28.6
2
Berminat
30
53.6
40
71.4
56
100
56
100
Jumlah Sumber: Data primer : 2012 Tabel 3
Pengetahuan tentang kanker payudara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan bagi ibu-ibu di Dukuh Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta 2012 Pengetahuan Mean SD T P Value N hitung Pre test
1.96
0.660
-2,178 0,034
Post test
2.27
56
0,700
Sumber: Data primer : 2012 Tabel 4
Pelaksanaan minat melakukan SADARI sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan bagi ibu-ibu di Dukuh Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta 2012 SADARI Mean SD T P Value N hitung Pre test
0.54
0.503
-3,458 0.001
Post test Sumber: Data primer : 2012
0.71
0.456
56
PEMBAHASAN A. Pengetahuan ibu tentang kanker payudara pre-test dan post-test 1.
Pengetahuan ibu tentang kanker payudara pada pre-test Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang kanker payudara di Dukuh Karangbendo di dapat dari data pre- test dengan menggunakan uji paired t-test di ketahui kategori pengetahuan responden pada kategori rendah sebanyak 13 orang (23.2%), kategori sedang sebanyak 32 orang (57,1%), katagori tinggi sebanyak 11 orang (19,6%), pengetahua respoden termasuk dalam kategori sedang, karena sebagian besar responden sudah pernah mendapatkan informasi tersebut melalui siaran telovisi ataupun dari membaca majalah, akan tetapi informasi dari media tersebut belum dapat mewakili untuk memjawab pernyatan yang diajukan oleh penliti, masih kurangnya pengetahuan tersebut dikarenakan rendahnya minat dan motivari responden untuk mengetahui lebih lanjut tentang informasi mengenai kanker payudara dan pemeriksan SADARI. Responden hanya mengandalkan informasi dari siaran TV atau dari membaca majalah saja. Padahal informasi yang didapat dari siaran TV dan membaca majalah biasanya masih bersifat umum dan bahasa yang digunakan masih ilmiah yang bagi masyarakat awam masih sangat sulit untuk dipahami sehingga kadang menyebabkan kesalahan persepsi responden tentang magsud pesan yang sebenarnya, selain itu dikarenakan masih adanya responden yang belum pernah mendapatkan informasi mengenai kanker payudara ataupun SADARI. Notoadmodjo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan didalam masyarakat dipengaruhi oleh masyarakat itu sediri yang mempunyai informasi yang lebih banyak dan paham, upaya untuk mencapai informasi sehingga terjadi perubahan prilaku positif yang meningkat. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengiterpretasikan materi tersebut secara benar. Meskipun responden pernah mendapatkan informasi tentang kanker payudara, namun jika responden tidak melakukan pengindraan atau tidak memperhatikan saat informasi yang dijelaskan maka akan mengakibatkan pemahaman yang kurang.
2.
Pengetahuan ibu tentang kanker payudara pada post-test Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang kanker payudara di Dukuh Karangbendo di dapat dari data pre-test dengan menggunakan uji paired t-test di ketahui kategori pengetahuan responden adalah, kategori rendah sebanyak 8 orang (14,3%), kategori sedang sebanyak 25 orang (44,6%), katagori tinggi sebanyak 23 orang (41.1%) dapat dilihat terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan dengan t hitung sebesar -2,178 dan nilai P 0,001 <0,05 sehingga padat disimpulkan penyuluhan dapat mempengaruhi dalam meningkatkan pengetahuan. Meningkatnya pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan karena dipengaruhi daya tangkap dari peserta yang cepat. Daya tangkap peserta dipengaruhi oleh minat responden yang tinggi terhadap tema dari penyuluhan tersebut yang dianggap sesuai dengan kebutuhan responden, pada saat penyuluhan berlangsung respnden memperhatikan dengan saksama materi yang disampaikan oleh penyuluh. Meningkatnya pengethuan responden setalah diberika penyuluhan dikarenakan factor penyuluh yang sudah terbiasa memberikan penyuluhan sehingga materi yang disamapaikan dapat di
pahami oleh responden. Selain itu sasaran yang menjadi responden dalam penelitian ini paling banyak mempunyai latar belakang pendidikan SMP, dimana pada tingkat pendidikan ini kemampuan peserta dalam menerima materi yang disampaikan cukup mudah di cerna. Hal lain yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan responden juga didukung oleh kondisi lingkungan saat penyuluhan yang sangat mendukuang untuk dilakukan penyuluhan. Hal ini sesuai dengan teoari Effendi (2003), yang menyatakan bahwa keberhasilan penyuluahn ditentukan oleh pemberi materi atau penyuluh, sasaran dan dilihat dari proses penyuluhan itu sendiri. Selain faktor diatas, faktor lain yang mempenagruhi keberhasilan penyuluhan dapat dilihat dari pemilihan metode yang digunakan, metode juga sangat mempengaruhi keberhasilan penyuluhan dan melihat sasaran yang mempunyai latar belakang yang berbeda atau beragam, penyuluhan disini menggunakan metode ceramah dan demostrasi yang menggunakan alat peraga berupa phantom payudara serta pemberian leaflet, sehingga respoden dapat menerima materi dengan berbagai alat indra, baik itu pendengaran maupun penglihatan. Diharapkan dengan berbagai kombinasi metode dan media, responden dapat menemukan metode yang sesuai bagi dirinya. Menurut Notoadmodja (2007), bahwa semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima informasi maka akan semakin banyak dan semakin jelas pengetahuan yang di peroleh sesorang .
B. Minat ibu-ibu meelakukan SADARI pada pre-test dan post-test 1.
Minat ibu-ibu melakukan SADARI pada pre-test Berdasarkan hasil analisis dari data pre-test dengan menggunakan uji paired t-test diketahui minat responden melakukan SADARI termasuk kategori berminat yaitu sebanyak 30 orang (53,6%). Akan tetapi masih adanya respnden yang kurang berminat untuk melakukan SADARI hal ini di karenakan rendahnya minat responden atau tidah adanya motivasi untuk melakukan SADARI tidak ada. Kurangnya pengetahuan responden tentang kanker payudara dan SADARI membuat responden enggan melakukan SADARI. Pengetahuan yang kurang mengenai kanker payudara menimbulkan perasaan takut dan malu terhadap responden untuk melakukan SADARI karena takut mengetahui terdiagnosa kanker payudara setelah melakukan SADARI hal tersebut akan dijadikan momok oleh masyarakat yang menganggap bahwa kanker payudara pasti akan berakhir pada kematian. Minat adalah bentuk dari motivasi. Pengaruh positif minat akan membuat seseorang merasa tertarik untuk bereksperimen seperti merasakan kesenangan, kegembiraan dan kesukaan (Ormrod, 2003). Minat adalah perhatian yang kuat intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas (Sadirman, 2009).
2.
Minat ibu-ibu malakuakn SADARI pada pos-test Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Paired T-test diketahui bahwa ada perubahan minat responden yang sebelumnya tidak berminat menjadi berminat dengan demikina terjadi perubahan peningkatan rerata nilai dengan t hitung sebesar -3,458 dan nilai P 0,034 <0,05) sehingga dapat disimpulakan bahwa penyuluhan berpengaruh dalam meningkatkan minat.
Meningkatnya minat responden setelah diberikan penyuluhan dikarenakan pengetahuan responden mengenai kanker payudara sudah cukup baik, pengetahuan yang baik mengenai kanker payudara , dapat meningkatkan minat responden juga untuk melakukan SADARI seperti yang dikatakan sawarno (2005) bahwa minat responden akan diperolah dari pengetahuan yang baik. Jadi pengetahuan yang baik mampu menimbulkan minat yang akhirnya seseorang mau untuk melakukan suatu tindakan.
KESIMPULAN Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara terhadap pengetahuan dan minat melakukan pemeriksaan payudara sediri pada ibu-ibu di Dukuh Karangbendo Bangutapan Bantul Yogyakarta menghasikan kesimpulan sebagai berikut :
SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraiakan pada bab sebelumnya, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Puskesmas bantul 1 Sebaiaknya kader kesehatan berperan aktif dalam memberikan informasi kepada masyrakat khususnya tentang kanker payudara agar masyrakat masyarakat secara teratur melakukan SADARI setiap bulanya
2.
Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pengembangan keilmuan keperawatan tentang pentingnya penyuluhan dan pemeriksaan payudara sendiri.
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4.
Wijayakusumo, H,(2006), Kanker Dengan Tanaman Obat, Jakarta : Puspawarsa Mangan, (2004). Cara bijak menaklukan kanker. Terbitan I, Depok : Agromedia Ramli ,M. Umbas, R Deteksi DIni Kanker, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Machfoedz,(2005). Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan. Cetakan pertama, Yogyakarta : Fitramaya 5. Erlyn,(2009). Akhirnya Aku Sembuh Dari Kanker Payudara, Yogyakarta: Maksimus 6. Purwoastuti.(2008) kanker payudara : pencegahan dini dan deteksi dini. Jilid I. cetakan I.yogyakarta : Kanisius 7. Notoatmodjo,(2010). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka cipta 8. Notoatmodjo,(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta 9. Ormrod,(2003). Konsep minat www. Wikipedia.co.id. diakses 23 November 2011 10. Sardiman,(2010) interaksi dan motivasi belajar mengajar, jakarata : PT Raja Gravindo Pustaka