159 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU DAN PENANAMAN MODAL KOTA DENPASAR) I Wayan Subagiarta ABSTRACT The purpose of this study was 1) to determine and analyze the influence of the working environment on the health of employees, 2) to assess and analyze the effect of individual characteristics on the health of employees, 3) to determine and analyze the influence of the work environment on employee performance, 4) To find out and analyze the effect of individual characteristics on employee performance, 5) to assess and analyze the effect of occupational health effect on employee performance. The technique of collecting data using questionnaires, with menambil sample of 80 respondents. Data were analyzed using Structural Equation Modeling with AMOS program version 20. The results menununjukkan 1) The working environment positive and significant effect on the health of workers, 2) individual characteristics of a positive and significant effect on the health of workers, 3) working environment positive and significant effect on performance employee, 4) Individual Characteristics positive and significant effect on employee performance, 5) Occupational health and significant positive effect on employee performance. Keywords: work environment, occupational health, individual characteristics, and performance PENDAHULUAN Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek krusial yang menentukan keefektifan suatu organisasi, kinerja suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawannya. Oleh karena itu organisasi senantiasa perlu melakukan investasi dengan melaksanakan fungi manajemen sumber daya manusia yaitu meliputi perekrutan, penyeleksian sampai mempertahankan sumber daya manusia. Suatu organisasi dapat berjalan efektif bila didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Pernyataan tersebut menerangkan bahwa sebuah perusahaan dapat mengalami pertumbuhan berkelanjutan tergantung pada bagaimana kondisi kerja sumber daya manusianya (Tepeci:2001). Sumamur (2009:72) menyatakan kondisi kerja merupakan keadaan di mana tempat kerja yang baik meliputi fisik atau non fisik yang dapat memberikan kesan menyenangkan, aman, tentram dan lain sebagainya. Apabila kondisi kerja baik maka hal tersebut dapat memacu timbulnya rasa puas dalam diri karyawan yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, begitu sebaliknya apabila kondisi kerja buruk maka karyawan tidak akan mempunyai kepuasan dalam bekerja. Sedarmayanti (2001) menyatakan bahwa suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuain lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama, lebih jauh lagi lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
160 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu pertama lingkungan kerja fisik merupakan suatu keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung, kedua lingkungan kerja non fisik merupakan semua keadaan terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun dengan hubungan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan (Sedarmayanti : 2001). Karakteristik individu terhadap kinerja karyawan melalui kesehatan kerja adalah karakteristik setiap individu berbeda dari umur, jenis kelamin, ras, kemampuan intelektual dan lainnya. Upaya peningkatan kinerja karyawan memerlukan komitmen, tekad dan upaya terus-menerus dari semua pihak dalam organisasi untuk meningkatkannya, dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu dan ditunjang dengan kesehatan kerja seperti diberikannya asuransi kesehatan, dan pengaman pada alat-alat kerja. Jika kesehatan kerja para individu terjaga dengan baik maka kinerja pun akan semakin meningkat. Menurut (Rivai : 2004) Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peran perusahaan.Karakteristik individu berpengaruh pula terhadap kesehatan kerja karyawan, karena karakteristik individu berbeda dengan individu lainnya dari jenis kelamin, usia, kemampuan dalam menangkap sesuatu, nilai, minat dan sikap. Dan apabila suatu individu telah lanjut usia maka itu akan mempengaruhi kesehatan kerjanya. Kesehatan kerjanya semakin lama semakin menurun. Begitu pula dengan minat dan kemampuannya dalam bekerja. Oleh sebab itu perusahaan harus lebih memperhatikan kesehatan kerja para karyawannya. Siagian (2008) menyatakan bahwa, karakteristik biografikal (individu) dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan masa kerja. Lingkungan kerja, karakteristik individu terhadap kesehatan kerja, lingkungan kerja dikatakan baik apabila mencapai hasil yang maksimal dan dengan karakteristik dari masingmasing individu yang dapat dijaga dengan baik, misalkan saja minat, usia, kemampuan dan sikap dari masing-masing individu lainnya. Jika lingkungan kerja, karakteristik individu berjalan dengan baik, maka akan menunjang kesehatan kerja karyawan yang ada di perusahaan tersebut. Kesehatan kerja secara jasmani maupun rohani yang mampu meningkatkan hasil kerja para karyawan. Kesehatan kerja adalah suatu istilah yang sangat erat kaitannya. Kesehatan kerja mengacu pada keadaan umum fisik, mental dan kesejahteraan emosional, setiap karyawan diharuskan sehat dan bebas dari penyakit, cedera atau masalah mental dan emosional yang mengganggu aktivitas, praktek manajemen keselamatan di organisasi dibentuk untuk mempertahankan karyawan secara keseluruhan menjadi baik menurut Malthis dan Jackson (2003). Lingkungan kerja, karakteristik individu terhadap kinerja karyawan melalui kesehatan kerja, adalah bila lingkungan kerja terjaga dengan baik maka kinerja karyawan juga semakin optimal. Demikian pula dengan karakteristik dari masing-masing individu yang dapat dijaga dengan baik, misalkan saja minat, kemampuan dan sikap dari masing-masing individu lainnya. Hal itu ditunjang dengan kesehatan kerja para karyawan yang terjamin, maka kinerja para karyawan akan semakin baik pula. Jika lingkungan kerja, karakteristik individu berjalan dengan baik dan ditunjang dengan kesehatan kerja yang terjamin baik maka kinerja suatu perusahaan pun akan semakin optimal. Menurut (Mangkunegara:2009) mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
161 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
1. PengertianLingkunganKerja Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana para karyawan melakukan aktivitas sehari-hari dalam bekerja. Lingkungan kerja yang sehat sehingga dapat menunjang kinerja yang baik dari para karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut. Kondisi lingkungan kerja yang tidak baik akan mengurangi kecintaan terhadap pekerjaan, maka harus diperhatikan pula mulai dari kamar mandi, tempat ibadah, dan jasa kesehatan, keamanan bagi karyawan serta peraturan kondisi kerja yang baik, kemudian tidak lupa hubungan baik antar karyawan, sehingga membuat tempat kerja menjadi nyaman dan harmonis. Sihombing (2004) menyatakan bahwa :”Lingkungan kerja adalah faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu ditempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang kerja. Sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di perusahaan antara atasan dan bawahan serta antara sesama karyawan”. Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama karyawan dan hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat karyawan bekerja. Lingkungan kerja menurut Nitisemito (2008) adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. 2. Pengertian Karakteristik Individu Karakteristik individu adalah karakter-karakter yang dimiliki oleh setiap orang yang berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Sumber daya yang terpenting dalam organisasi sumber daya manusia, orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi agar suatu organisasi dapat tetap eksistensinya. Setiap manusia memiliki karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa pendapat mengenai karakteristik individu (Siagian, 2008:114) . Mathis (2003) menyatakan bahwa karakteristik personal (individu) mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, suku bangsa, dan kepribadian. Robbins (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mudah didefinisikan dan tersedia, data yangdapat diperoleh sebagian besar dari informasi yang tersedia dalam berkas personalia seseorang pegawai mengemukakan karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya tanggungngan dan masa kerja dalam organisasi. Siagian (2008) menyatakan bahwa karakteristik biografikal (individu) dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan masa kerja. 3. Pengertian Kesehatan Kerja Menurut Suma’mur (2009) kesehatan kerja adalah ilmu kesehatan dan penerapannya yang bertujuan mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam bekerja, berada dalam keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Kesehatan kerja memiliki sifat medis dan sasarannya adalah tenaga kerja (pekerja). Menurut Mangkunegara (2009) kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umurnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Menurut Mangkunegara (2009) program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
162 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosiatau gangguan fisik. Menurut Manullang (2000) yang dimaksud kesehatan kerja adalah “suatu usaha dan keadaan yang memungkinkan seseorang mempertahankan kondisi kesehatan dalam pekerjaan”. 4. Pengertian Kinerja Kinerja adalah sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu lembaga organisasi, baik itu lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta. Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance yang merupakan prestasi kerja atau atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Menurut Sedarmayanti (2001:180) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih adahulu dan telah disepakati bersama. Definisi kinerja karyawan menurut (Mathis:2003) adalah “Perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per-jam)”. Senada dengan pendapat tersebut, (Mangkunegara:2009) menggungkapkan bahwa kinerja karyawan sebagai ungkapan seperti output, efisien serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktifitas. Mangkunegara dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia definisi kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja sumber daya manusia adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja merupakan suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi, serta organisasi. Pada dasarnya pengertian kinerja berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya METODE PENELITIAN Untuk menjawab pokok permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini data dukumpulkan dari 80 orang pegawai Penelitian ini dilakukan di Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar dengan beralamatkan di Jl. Majapahit No.1 Lumintang Denpasar. Data yang telah terkumpulan dianalisis dengan teknik analisis data Structural Equation Modelling (SEM) dengan program AMOS Versi 20.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
163 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
HASIL 1. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kesehatan Kerja Diterimanya hipotesis pertama yang menyatakan bahwa semakin baik lingkungan kerja, maka semakin baik kesehatan kerja pegawai di Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar, menunjukkan bahwa semakin kondusif Lingkungan Kerja maka semakin tinggi Kesehatan Kerja di Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar. Begitu pula sebaliknya semakin tidak kondusif Lingkungan Kerja, maka semakin rendah pula Kesehatan Kerja Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar. Hasil temuan ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dkk (2013) yang meneliti tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja menemukan bahwa lingkungan kerja mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kesehatan kerja kerja karyawan pada Bagian Produksi PT. Indohamafish Jembrana Bali sebesar 0,730. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja kesehatan kerja karyawan pada Bagian Produksi PT. Indohamafish Jembrana Bali yaitu sebesar 70,5%. 2. Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Kesehatan Kerja Diterimanya hipotesis kedua yang menyatakan bahwa semakin baik karakteristik individu maka semakin baik kesehatan kerja pegawai Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar, menunjukkan bahwa semakin baik Karakteristik Individu pegawai maka semakin tinggi Kesehatan Kerja. Begitu pula sebaliknya semakin rendah Karakteristik Individu, maka semakin rendah pula Kesehatan Kerja Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar. Hasil temuan di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lumbanraja (2012) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh karaktristik individu dan karakteristik pekerjaan terhadap kesehatan kerja Perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa (2012). Hasil penelitiannya menemukan bahwa karakteristik individu karakteristik pekerjaan yang terdiri dari signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kesehatan kerja perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Hal ini berarti bahwa karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan yang terdiri dari signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik sangat diperlukan dalam meningkatkan kesehatan kerja perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Secara parsial karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan yang terdiri dari signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik berpengaruh signifikan terhadap kesehatan kerja perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. 3. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Diterimanya hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa semakin baik lingkungan kerja maka semakin baik kinerja pegawai Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar, menunjukkan bahwa semakin kondusif Lingkungan Kerja yang ada di Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar maka semakin tinggi pula kinerja pegawai. Begitu pula sebaliknya semakin jelek Lingkungan Kerja, maka semakin rendah pula Kinerja Pegawai. Hasil temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoiriah (2009) Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai CV. Aji Bali Jayawijaya. Dan didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Syahrifadilla (2012) berdasarkan @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
164 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja dan pengembangan pegawai berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT Carsurindo Superintendent Medan. 4. Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Kinerja Pegawai Diterimanya hipotesis keempat yang menyatakan bahwa semakin baik karakteristik individu, maka semakin baik kinerja pegawai Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar, menunjukkan bahwa maka semakin baik Karakteristik Individu maka semakin baik pula Kinerja Pegawai pegawai. Begitu pula sebaliknya semakin rendah Karakteristik Individu pegawai, maka semakin rendah pula Kinerja Pegawai Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar. Hasil temuan ini sependapat dengan ungkapan yang dikatakan oleh Nursiani dalam Gunastri (2008) dalam penelitiannya yang berkaitan dengan masalah karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi, motivasi kerja dan hubungannya dengan kepuasan kerja pegawai. Alat analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling (SEM) dan riset menunjukan bahwa karakteristik individu dengan motivasi kinerja berpengaruh positif dan signifikan, karakteristik pekerjaan dengan motivasi kinerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan, karakteristik organisasi dengan motivasi kinerja berpengaruh positif dan signifikan. Selanjutny karakteristik individu dengan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan, karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja berpengaruh negatif tetapi signifikan, karakteristik organisasi dengan kepuasan kinerja berpengaruh positif dan signifikan serta antara motivasi kinerja dengan kepuasan kerja terhadap hubungan yang positif tetapi tidak signifikan. 5. Pengaruh Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Diterimanya hipotesis kelima yang menyatakan bahwa semakin baik kesehatan kerja maka semakin baik kinerja pegawai Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar, menunjukkan bahwa semakin baik Kesehatan Kerja yang ada di Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar maka semakin tinggi pula ffektivitas kerja pegawai. Begitu pula sebaliknya semakin jelek Kesehatan Kerja, maka semakin rendah pula Kinerja Pegawai. Temuan ini selaras dengan Rahman (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Ceria Utama Abadi Cabang Palembang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Ceria Utama Abadi Cabang Palembang. Jumlah anggota populasi sebanyak 181 orang karyawan. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Dan penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh hasil sebanyak 64 responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana untuk mengukur pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel independent (X) dan kinerja karyawan sebagai variabel dependent (Y). Pengolahan data dalam penelitian ini dibantu dengan program Stastitical for Product and Service Solution (SPSS) versi 19. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan dan positif @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
165 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
terhadap kinerja karyawan PT. Ceria Utama Abadi Cabang Palembang. Berdasarkan hasil pengujian empiris variabel keselamatan dan kesehatan kerja memiliki nilai koefisien sebesar 0.461 dengan nilai t hitung 3.477 serta nilai signifikansi 0.001. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesehatan kerja, maka semakin tinggi lingkungan kerja maka semakin tinggi kesehatan kerja pegawai Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar. 2. Karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesehatan kerja, maka semakin baik karakteristik individu pegawai maka semakin baik kesehatan kerja pegawai. 3. Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, semakin baik lingkungan kerja maka semakin tinggi pula kinerja pegawai. 4. Karakteristik Individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai, maka semakin baik Karakteristik Individu pegawai maka semakin baik pula Kinerja Pegawai. 5. Kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, semakin tinggi Kesehatan Kerja Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar, maka semakin tinggi pula Kinerja Pegawai. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan saran-saran yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari analisis yang telah dilakukan terbukti bahwa Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kesehatan Kerja dan Kinerja Pegawai Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar. Oleh karena itu, pihak Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar diharapkan agar tetap menjaga Lingkungan Kerja yang kondusif, menumbuhkan Karakteristik Individu yang baik, memberikan Kesehatan Kerja yang akan berdampak pada peningkatan Kinerja Pegawai. Sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan pula. 2. Menyadari adanya faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi Kesehatan Kerja dan Kinerja Pegawai selain variabel-variabel yang diteliti dalam model penelitian ini, maka sudah seharusnya pihak Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar juga memperhatikan faktor-faktor tersebut. Apabila semua faktor tersebut diperhatikan, dicarikan jalan keluar atau pemecahannya dan bisa terjadi secara baik dan seimbang, maka Kesehatan Kerja dan Kinerja Pegawai terhadap Badan Pelayanan perijinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal Kota Denpasar diharapkan akan semakin meningkat. DAFTAR PUSTAKA Alexs.Nitisemito, 2000, Manajemen Personalia, Manajemen Sumber Daya Manusia,Edisi 3, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Alexs.Nitisemito, 2008, Manajemen Personalia, Edisi ke 2, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta. Djarwanto dan Subagyo Pangestu, 2005, Statistik Induktif, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta. @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
166 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Ferdinand, 2011, Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi Ilmu Manjemen, Penerbit BP Undip, Semarang. -------------------, 2006, Structural Equation Modeling, Edisi 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Ginting,P.H, 2010, Pengaruh Karakteristik, Individu Pekerjaan dan Organisasi, Serta Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap motivasi Kerja di PT.Sumbetri Megah, Skripsi, Andy irawan Sumatera Utara, FT Universitas Sumatera Utara,Digital library tersedia dalam http://jurnal.wima.ac.id/index.php/kamma/article/view/351/324. Husaini,Purnomo, 2006, Pengantar Statistika, Edisike 2, Penerbit PT BumiAksara, Jakarta. Husein, Umar, 2007 : 65, Metode Untuk Skripsi, Tesis, Penerbit Raja Pers, Jakarta. Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodolog ipenelitian Bisnis Untuk Akuntansidan Manjemen, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta. Iqbal Hassan, 2004, Analisis Data PenelitianDenganStatistik, Penerbit PT BumiAksara, Jakarta. Mathis,Robertl&Jockson, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu, 2009, Evaluasi Kinerja SDM, Penerbit Refika Aditama, Bandung. Manulang, M, 2000, Manajemen Personalia, Gajah Mada university Press, Yogyakarta. Mustofa, Zaenal, 2000, Pengantar Statistik Terapan Ekonomi, Edisike 2, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Rivai, Veithzal, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Jakarta, Penerbit Raja GrafindoPersada. Riduan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. Riduan dan Kuncoro,Achmad, 2012, Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis(AnalisisJalur), Penerbit Alfabeta, Bandung. Robbins, Stephen P, 2006, Perilaku Organisasi Jakarta : PT Indek Kelompo kGremedia Umar Dr. Husein, 2008, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Jakarta, Penerbit Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P, 2007, Organization Behavior, Edition Person Prentice Hall, New Jersey. Sedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Penerbit Mandar Maju, Bandung Simanjuntak, Payaman J., 2004, Manajemen Kesehatandan Keselamatan Kerja, Jakarta : Hipsmi. Siagian, Sondang P., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Sihombing, Umberto, 2004, Pengaruh Keterlibatan Dalam Pengambilan Keputusan, Penilaian Pada Lingkungan Kerja dan motivasi Berprestasi Terhadap Kepuasan Kerja Pamong Praja, htpp:/www.depdiknas.go.id. Sumamur, 2009, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Penerbit Gunung Agung, Jakarta. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung. Suharsini, Arikunto, 2006, Metode Penelitian (Prosedur Penelitian Suatu Pendekata n Praktis), Penerbit Bina Aksara, Jakarta. Sujarweni, Wiratma, 2014, SPSS Untuk Penelitian, Penerbit Pustaka Baru Press , Yogyakarta. Sudjana, 2002, Teknis Analisis Regresi dan Korelasi, Penerbit Tarsito, Bandung. Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung. @JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
167 Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Sulistyawan dan Indarto, 2012, Analisis Dampak Kinerja Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening (Studi pada CV.Hidup Baru Jaya Semarang), Universitas Semarang. Tepeci,Mustafa, 2001, The Effect Ofpersonal Values, Organizational Culture, Person Organization Fit On Individual Outeomes In Restaurant Industryn A Thesis In Man Environment Relations The Pennsylvania State University, Download at WWW.Google.Com Wicaksono, 2006, Seri Solusi Bisnis Berbasis Teknologi Informasi, Aplikasi Excel Dalam Menganalisis Data, Penerbit PT. Alex Media Komputindo, Jakarta.
@JMB 2016 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive