ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE OF MOTHERS ON TOILET TRAINING AND PREPAREDNESS FOR TOILET TRAINING IN TODDLERS AT CERIA PLAY GROUP OF DEMANGAN BARU CATURTUNGGAL DEPOK DISTRICT OF SLEMAN Ni Luh Sri Utami Dewi1, Ni Ketut Mendri2, Nanik Budiastuti3 ABSTRACT Background: Toddler period is a golden age for child growth. One big job of toddlers is toilet training. The success of toilet training depends on preparedness of the toddlers and their family. The result of preliminary study undertaken in 5th December 2011 at Ceria Play Group showed that out of 5 toddlers, 3 still used pampers and were unable to excrete on their own, 2 did not wear pampers but needed assistance whenever they urinated as well as excreted. Objective: To identify association between knowledge of mothers on toilet training and preparedness for toilet training in toddlers at Ceria Play Group of Demangan Baru Caturtunggal Depok District of Sleman. Method: The study was a non experiment with cross sectional design. Population of the study were 40 mothers having toddlers (1-3 years) at Ceria Play Group taken using total sampling technique. The study was undertaken in March 2012. Data were obtained through questionnaire and analyzed using Spearman Rank. Results: Knowledge of mothers on toilet training and preparedness for toilet training of the toddlers belonged to good category (67.5%). Preparedness for toilet training of the toddlers belonged to good category (67.5%). The result of Spearman Rank analysis showed score of correlation coefficient (ρ) was 0.430 with p value 0.006 (p<0.05). Conclusion: There was association between knowledge of mothers on toilet training and preparedness for toilet training of toddlers at Ceria Play Group of Demangan Baru Caturtunggal Depok District of Sleman. Keywords: knowledge, toddlers, toilet training, preparedness
1.
Student Respati University, Yogyakarta Health Polytechnic, Yogyakarta 3. Clinical Instructure Soeradji Tirtonegoro, Klaten 2.
1
A. PENDAHULUAN Usia toddler merupakan usia emas karena perkembangan anak di usia toddler ini yaitu usia 1-3 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Sehingga apabila di usia toddler ini mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya maka akan berpengaruh besar padakehidupan anak selanjutnya. Salah satu tugas besar pada anak usia toddler ini adalah pelatihan toilet training (Nursalam, 2008). Berdasarkan penelitian American Academy of Pediatrics (AAP, 1999) menyatakan bahwa tidak semua anak siap untuk melakukan toilet training pada usia 2 tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hanya 4% dari 482 toddler yang sehat mampu untuk toilet training pada usia 2 tahun, 22% pada usia 2 ½ tahun, 60% pada usia 3 tahun, 88% pada usia 3 ½ tahun dan 2% pada usia 4 tahun. Di Indonesia diperkirakan jumlah balita mencapai 30% dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia dan menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Nasional diperkirakan jumlah balita yang susah mengontrol BAB dan BAK (ngompol) di usia sampai prasekolah mencapai 75 juta anak. Fenomena ini dipicu karena banyak hal, pengetahuan ibu yang kurang tentang cara melatih BAB dan BAK, pemakaian popok sekali pakai, hadirnya saudara baru dan masih banyak lainnya (Riblat,2003) Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2011 di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman,hasil wawancara dengan 5 orang ibu dari siswa, 3 orang ibu (60%) yang memiliki anak usia 2-3 tahun mengatakan anaknya masih menggunakan popok sekali pakai dan belum bisa buang air besar sendiri. Bahkan masih ada yang belum bisa untuk mengatakan ingin pipis atau buang air besar. Dua orang ibu (40%) yang memiliki anak usia 3-4 tahun mengatakan anaknya sudah tidak menggunakan popok sekali pakai tetapi untuk pipis dan buang air besar masih dibantu ibu atau pengasuhnya dirumah. Berdasarkan
studi pendahuluan tersebut diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan toilet training pada anak usia toddler.
2
B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian noneksperimen dengan menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoadmojo, 2010).
2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Menurut Arikunto(2006), populasi adalah keseluruhan subyek dalam penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia toddler (1-3 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman sebanyak 40 orang. b. Sampel Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik sampel yang digunakan adalah Total sampling yaitu semua populasi penelitian merupakan sampel penelitian karena jumlah yang didapatkan tidak terlalu banyak sehingga tidak perlu dilakukan pengurangan jumlah populasi menjadi sampel.
3. Definisi Operasional Variabel a. Kesiapan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) 1) Saat anak mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam tanda kesiapan toilet training dilihat dari aspek kesiapan fisik, kesiapan mental, kesiapan psikologisdan kesiapan orang tua. 2) Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan skala yang dipakai adalah skala ordinal. 3) Pengukuran kesiapan toilet training dilakukan dengan alat ukur berupa kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan tertutup dengan jumlah sebanyakpertanyaan (terlampir). 4) Hasil pengukuran didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 4 aspek kesiapan toilet training. Kemudian, pertama dihitung setiap aspek dan kedua dihitung dengan kumulatif dari keempat aspek kesiapan toilet training. 5) Nilai responden dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk dengan perincian nilai sebagai berikut : a)
Katagori baik
: apabila jawaban benar 75% - 100%
b) Katagori sedang
: apabila jawaban benar 40% - 75%
c)
: apabila jawaban benar < 40%
Katagori buruk (Nursalam,2008)
b.
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang toilet training 1) Informasi yang diketahui, dipahami dan diaplikasikan oleh responden (ibu) mengenai kesiapan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun).
3
2) Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan skala yang dipakai adalah skala ordinal 3) Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan alat ukur berupa kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan tertutup dengan jumlah sebanyakpertanyaan (terlampir). 4) Hasil pengukuran didapat berdasarkan total nilai diperoleh. Nilai responden dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan buruk dengan perincian nilai sebagai berikut : a)
Katagori baik
: apabila jawaban benar 75% - 100%
b) Katagori sedang
: apabila jawaban benar 40% - 75%
c)
: apabila jawaban benar < 40%
Katagori buruk
(Nursalam,2008)
4. Uji Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006) a.
Uji validitas menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment, yaitu : N ∑ xy – (∑x) (∑y) rxy
=
√{N∑x2 - (∑x2)} {N∑y2 – (∑y2)}
Keterangan : rxy
=
validitas istrumen
X
=
pernyataan nomor tertentu
Y
=
skor total
N
=
jumlah responden atau subjek
Setelah hasil uji validitas dilakukan didapatkan 3 pertanyaan kuesioner yang tidak valid kemudian dilakukan eliminasi sehingga pertanyaan yang telah valid dikumpulkan kembali dan digunakan dalam penelitian di play group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. b.
Reliabilitas instrumen menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang sudah reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto,2006). Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan di play group Kreatif Primagama Terban, Gondokusuman, Yogyakarta. Dari hasil studi pendahuluan yang pernah peneliti lakukan setelah melakukan wawancara
4
dengan 3 orang ibu yang memiliki anak usia 3-4 tahun bahwa ibu tersebut mengatakan anaknya masih menggunakan popok sekali pakai. Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Spearman-rank, yaitu :
2 x r1/21/2 r11 = (1 + r 1/21/2) Keterangan rumus : r11
= koefisien korelasi alat ukur
r1/21/2
=rxy yaitu indeks korelasi anatara 2 variabel
5. Anaslisis Data a.
Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan bertujuan untuk menghasilkan presentase daritiap variabel, baik variabel bebas (tingkat pengetahuan) maupun variabel terikat (kesiapan toilet training)
b.
Analisa Bivariat Analisa bivariat untuk menguji tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan toilet training pada anak usia toddler dengan menggunakan rumus korelasi spearman rank yaitu :
2 x r1/21/2 r11 = (1 + r 1/21/2) Keterangan rumus : r11
= koefisien korelasi alat ukur
r1/21/2
=rxy yaitu indeks korelasi anatara 2 variabel
5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Univariat a) Karakteristik Responden Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden pada Ibu Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Karakteristik Umur 20 – 35 tahun > 35 tahun Pendidikan D III SI Pekerjaan Ibu rumah tangga Swasta Guru Dokter Total Sumber: Data primer diolah 2012
Frekuensi
Persentase
33
82,5
7
17,5
12
30,0
28
70,0
21 15 2 2 40
52,5 37,5 5,0 5,0 100,0
b) Tingkat Pengetahuan Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan pada Ibu Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Tingkat Pengetahuan Baik Sedang Buruk Total Sumber: Data primer diolah 2012
Frekuensi 27 13 0 40
Persentase 67,5 32,5 0,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui frekuensi terbanyak adalah responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak
27 orang (67,5%) dan responden yang mempunyai
tingkat pengetahuan kategori sedang sebanyak 13 orang (32,5%).
6
c.
Kesiapan Toilet Training Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kesiapan Toilet Training pada Ibu Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Kesiapan toilet training Baik Sedang Buruk Total
Frekuensi 27 13 0 40
Persentase 67,5 32,5 0,0 100,0
Sumber: Data primer diolah 2012 Berdasarkan Tabel 4.3, di atas diketahui frekuensi terbanyak adalah responden yang mempunyai anak kesiapan toilet training baik sebanyak 27 orang (67,5%). Responden yang mempunyai anak kesiapan toilet training kategori sedang sebanyak 13 orang (32%). Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komponen Kesiapan Toilet Training pada Ibu Anak Usia Toddler(1-3 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Kesiapan toilet training Kesiapan fisik Baik Sedang Buruk
25 15 0
62,5 37,5 0,0
Kesiapan mental Baik Sedang Buruk
24 15 1
60,0 37,5 2,5
24 15 1
60,0 37,5 2,5
29 11 0 40
72,5 27,5 0,0 100,0
Kesiapan psikologis Baik Sedang Buruk Kesiapan orang tua Baik Sedang Buruk Total Sumber: Data primer diolah 2012
Frekuensi
Persentase
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui komponen kesiapan toilet training. Dilihat dari kesiapan fisik, sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 25 orang (62,5%). Menurut kesiapan mental diketahui sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 24 orang (60%). Kesiapan psikologis dalam kategori baik sebanyak 24 orang (60%) dan dilihat dari kesiapan orang tua dalam kategori baik sebanyak 29 orang (72,5%).
7
2. Bivariat Tabel 4.5. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Kesiapan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Tingkat Pengetahuan
Kesiapan Toilet Training Baik
Total
p
Sedang
Baik
f 22
% 55,0
f 5
% 12,5
f 27
% 67,5
Sedang
5
12,5
8
20,0
13
32,5
13
32,5
40
100,0
27 67,5 Total Sumber: Data primer diolah 2012
0,430
0,006
Dari Tabel 4.4, diketahui bahwa dari 27 orang (67,5%) yang mempunyai pengetahuan baik, sebagian besar mempunyai kesiapan toilet training sebanyak 22 orang (55%). Sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan sedang yaitu sebanyak 13 orang (32,5%), sebagian besar mempunyai kesiapan sedang sebanyak 8 orang (20,0%). Pembuktian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan toilet training pada anak usia toddler (13 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dianalisis dengan Spearman Rank. Hasil analisisdiperoleh nilai koefisien korelasi () sebesar 0,430 denganp value sebesar 0,006. Oleh karena nilai p value sebesar 0,006 kurang dari 0,05 (p<0,05), artinya secara statistik ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan toilet training pada anak usia toddler (13 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, sehingga hipotesis penelitian ini diterima.
8
C. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan tentang Toilet Training Hasil analisis diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dalam kategori baik sebesar 67,5%. Hal ini ditunjukkan dengan hasil jawaban kuesioner responden dimana sebagian besar ibu mampu menjawab pertanyaan secara benar. Pengetahuan yang baik dapat diartikan bahwa ibu mempunyai pemahaman yang baik mencakup aspek-aspek pengetahuan tentang toilet training.
2. Kesiapan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) Hasil analisis diketahui kesiapan toilet training pada anak usia toddler di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dalam kategori baik sebesar 67,5%. Hasil ini dapat diartikan bahwa anak telah mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam tanda kesiapan toilet training. Dilihat dari kesiapan mental diketahui sebagian besar dalam kategori baik sebesar (60%). Kesiapan psikologis dalam kategori baik sebesar (62,5%). Kesiapan psikologis berhubungan dengan suasana yang nyaman agar mampu mengontrol dan konsentrasi dalam merangsang untuk buang air besar dan buang air kecil. Dilihat dari kesiapan orang tua dalam kategori baik sebesar (72,5%). Keberhasilan toilet training berhubungan erat dengan kesiapan orang tua diantaranya ditunjukkan dengan kemampuan mengenali kesiapan anak serta kemauan untuk menyediakan waktu yang dibutuhkan dalam toilet training.
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training dengan Kesiapan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun) Hasil analisis Spearman Rank diperoleh nilai koefisien korelasi () sebesar 0,430 dengan p value sebesar 0,006 (p<0,05). Hasil ini secara statistik diartikan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Pengetahuan yang baik akan membentuk kesiapan yang baik dalam melakukan toilet training pada anak.
9
D. KESIMPULAN 1.
Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan kesiapan toilet training pada anak usia toddler di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Didukung hasil analisisdiperoleh nilai koefisien korelasi () sebesar 0,430dengan p value sebesar 0,006 (p<0,05).
2.
Tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dalam kategori baik sebesar 67,5%.
3.
Kesiapan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Play Group Ceria Demangan Baru Kelurahan Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dalam kategori baik sebesar 67,5%.
10
DAFTAR PUSTAKA American Academy of Pediatrics. (2003). Toilet Training Guidelines: Clinicians – The Role of the Clinicians in Toilet Training. Official Journal of The American Academy of Pediatrics Vol. 103 No 6 pp 1364-1366. Available on: www.aap.org. Minggu, 27 November 2011 American Academy of Pediatrics. (2003). Toilet Training Readness. Available on: www.aap.org. Minggu, 27 November 2011 Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta Azizah, U. (2007). Perbedaan Kesiapan Toilet Training Pada Toddler Yang Menggunakan Popok Sekali Pakai Dan Tidak Menggunakan Popok Sekali Pakai Di Kelurahan Pakuncen Yogyakarta.Yogyakarta: Skripsi Universitas Gadjah Mada Brazelton, T. B., Christophersen, E. R., Frauman,A. C., Gorski, P. A., Poole, J. M., Stadler, A.C., Wright,C.L. (2004). Instruction, Timeliness and Medical Influences Affecting Toilet Training. Official Journal of The American Academy of Pediatrics Vol. 103 No 6, pp. 1353-1358. Available on: www.pediatrics.aappublication.org. rabu, 4 Juli 2007 Dhofar, M. (2005). Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kesiapan Toilet Training Anak Usia Toddler Di Desa Tirtonadi Mlati Sleman Yogyakarta.Yogyakarta: Skripsi Universitas Gadjah Mada Hidayat,A.A.(2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta: Salemba Medika Kessler,D. (2001). Toilet Training Your Child.Available on: www.toddlerstoday.com. Senin, 5 Desember 2011 Keraf, A. S., Dua, M. (2010). Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta : Kanisius Kozier, B. (2004). Fundamental of Nursing: Concept, Process and Practise. 4 th edition.USA: Addison-Wesley Nursing. Kusrini. (2006). Sistem Pakar Teori dan Aplikasi.Yogyakarta : C.V. Andi Offset Lynn,C. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatrics. Jakarta: EGC Mansjoer. (2004). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.Jakarta: Media Aesculapius FK UI Muscari, M. E. (2005). Panduan Belajar Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta Nurhadi. (2004). Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Ritblatt, Shulamit N.O., Amy Dale H. et al. (2003). Parents and Child Care Profesionals Toilet Training Attitudes and Practices:A Comparative Analysis. Available on : www.static.highbeam.com/j/journalofresearchinchildhoodeducation/marc222003 Roger (2011). Potty Training. Available on: http://www.babyzone.com/toddler/potty_toilet_training/article/pottytraining
11
Saryono, T. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Penuntun Praktis bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Setiawan, S. (2009). Keterampilan Khusus Praktik Keperawatan Anak.Jakarta: Trans Info Media. Simon JL, Thompson RH. 2006. The Effects of Undergarment type on The Urinary Continence of Toddlers. J. Appl Behav Anal 2006 Fall; 39(3): 363-8. Available on: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi. Minggu, 27 November 2011. Soetjiningsih., (2004). Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Supartini,Y. (2004).Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC We, R. Mommies. (2005). Strategi Toilet Training Pada Anak. Available on: www.wrm-indonesia.org/index2.php. Senin 12 Desember 2011 Wong,D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Wong, D. L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Ed. 4. Jakarta:EGC Yusuf, S.L.N. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda
12