MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) MODUL STATISTIKA I LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM STATISTIKA I SEMESTER GENAP 2013 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN
Disusun Oleh:
Tim Asisten Dosen Statistika FE UNPAD
Mengetahui dan Menyetujui, Ketua Program Studi ESP UNPAD
Dr. Mohammad Fahmi, S.E., M.T. NIP. 197312302000121001
1
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) KATA PENGANTAR Bismillahirahmaanirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb, Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji Syukur penyusun ucapkan atas segala Rahmat dan Karunia-Nya yang tidak henti-hentinya diberikan sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan Modul Praktikum Statistika I 2013 ini dengan sebaikbaiknya. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Penyusun berharap semoga modul ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi aktif terhadap dunia akademis. Akhir kata, tidak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, penyusun menyadari bahwa penyusunan modul ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penyusun nantikan demi perbaikan modul ini ke arah sempurna. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
2
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
YESSICA
HAMDI
DITHA
MEISA
IRSYAD
ARDINA
DEASY
TAUFIK
KARINA
RINI
RUDOLF
ALYA
3
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) DAFTAR ISI
DISTRIBUSI FREKUENSI
5
UKURAN GEJALA PUSAT
28
UKURAN DISPERSI
56
ANGKA INDEKS
83
ANALISIS DERET BERKALA
99
PELUANG
127
DISTRIBUSI PELUANG TEORITIS
144
DISTRIBUSI NORMAL DAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL
161
APPENDIX
176
4
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) DISTRIBUSI FREKUENSI
Ringkasan Teori Seringkali data yang telah tertumpuk tersedia dalam jumlah yang sangat besar sehingga kita mengalami kesulitan untuk mengenali ciri – cirinya. Oleh karena itu, data yang jumlahnya besar perlu ditata atau diorganisir dengan cara meringkas data tersebut kedalam bentuk kelompok data sehingga dengan segera dapat diketahui cirinya dan dapat dengan mudah dianalisis. Pengelompokan data tersebut dilakukan dengan cara mendistribusikan data dalam kelas atau selang dan menetapkan banyaknya nilai yang termasuk dalam tiap kelas yang disebut frekuensi kelas. Bentuk tabel yang mengklasifikasikan setiap individu atau item dari data yang diobservasi ke dalam kelas-kelas tertentu, sehingga setiap individu atau item hanya termasuk ke dalam
kelas
tertentu
saja
disebut
dengan
distribusi
frekuensi.
Tujuan
pengelompokan data ke dalam distribusi frekuensi ialah untuk memperoleh gambaran yang sederhana, jelas dan sistematis mengenai peristiwa yang dinyatakan dalam angka-angka. Bagian Distribusi Frekuensi 1.
Kelas ( Class ) Pengelompokan individu atau item dari data ( Class ) yang diobservasi kedalam batas – batas nilai tertentu
2.
Batas kelas ( Class limit ) Bilangan – bilangan yang membatasi kelas – kelas ( class limit ) tertentu, yang memiliki 2 macam pengertian: a.
Batas Kelas / ujung kelas ( State Class Limit ) yaitu bilangan - bilangan yang tertera didalam suatu distribusi frekeuensi yang membatasi kelas – kelas tertentu yang terdiri dari 5
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Batas bawah kelas / Ujung bawah kelas (Lower State Class limit/ LCL) Adalah bilangan yang paling kecil yang membatasi kelas tertentu
Batas atas kelas/Ujung atas kelas (Upper State Class limit/ UCL) Bilangan yang paling besar yang membatasi kelas tertentu
b.
Batas kelas sebenarnya / Tepi kelas ( Class Boundaries ) yaitu bilangan – bilangan yang membatasi antara tiap dua kelas yang berurutan, yang terdiri dari :
Batas bawah kelas sebenarnya/tepi bawah kelas ( Lower Class Boundaries / LCB ) Bilangan yang diperoleh dari rata-rata ujung atas kelas sebelumnya dengan ujung bawah kelas yang bersangkutan.
Batas atas kelas sebenarnya/tepi atas kelas ( Upper Class Boundaries / UCB ) Bilangan yang diperoleh dari rata-rata ujung atas kelas yang bersangkutan dengan ujung bawah kelas yang berikutnya. Rumusnya adalah sebagai berikut : UCBi = LCB(i+1) UCB = (UCLi + LCL(i+1))/2
3.
Panjang kelas /Lebar kelas / Ukuran Kelas ( Class interval / Class Size ) Ci Bilangan – bilangan yang menunjukkan panjang / lebar / ukuran dari tiap – tiap kelas yang diperoleh dengan cara mengurangkan batas bawah kelas berikutnya dengan batas kelas yang bersangkutan
6
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 4.
Frekuensi ( Frequency ) f Angka yang menunjukkan banyaknya data individual yang terdapat dalam satu kelas
5.
Nilai tengah/ titik tengah/tanda kelas ( Midpoint / Class Mark ) X Bilangan – bilangan yang dapat mewakili kelas – kelas tertentu yang diperoleh dengan jalan atau cara merata – ratakan batas kelas yang bersangkutan.
Nilai tengah =
Contoh soal : Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Akhir Semester Mata kuliah Statistika I Batas kelas
Tepi Kelas
Nilai Tengah
Frekuensi
23 – 27
22,5 – 27,5
25
2
28 – 32
27,5 – 32,5
30
4
33 – 37
32,5 – 37,5
35
15
38 – 42
37,5 – 42,5
40
21
43 – 47
42,5 – 47,5
45
31
Jumlah LCL
UCL
73 LCB
UCB
Nilai tengah
Σf
f
7
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Tahapan untuk menyusun suatu distribusi frekuensi Secara umum langkah – langkah yang diperlukan untuk membuat tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut : 1. Menyusun urutan (array) dari data yang di observasi Array : data yang disusun berdasarkan urut - urutan 2. Tentukan nilai maksimum ( terbesar ) dan nilai minimum ( terkecil ) dari data mentah, kemudian hitunglah sebaran / rentang/jangkauan/ Range dengan menggunakan : Rumus : R = Xmaksimum - Xminimum 3. Menentukan banyaknya kelas ( k ) dengan rumus Sturges
k= 1 + 3,322 Log N
atau
N = banyaknya anggota populasi;
k = 1 + 3,322 log n
n = banyaknya anggota sampel
4. Menentukan panjang/lebar/ukuran dari tiap – tiap kelas dengan rumus Ci = =
/
5. Menentukan batas – batas kelas serta memasukkan setiap individu/item dari data yang diobservasi kedalam kelas yang bersangkutan 6. Menyusun suatu distribusi frekuensi secara jelas dan lengkap berdasarkan tabel pada tahap 5
8
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Macam – macam Grafik Distribusi Frekuensi
Histogram ( Hystogram )
Suatu bentuk grafik distribusi frekuensi yang merupakan batang – batang yang disusun secara berderet tanpa jarak yang menggambarkan tinggi frekuensi tiap kelas
Poligon ( Polygon )
Suatu bentuk Grafik distribusi frekuensi yang merupakan garis patah – patah yang menghubungkan titik tengah histogram tiap kelasnya
Ozaiv ( Ogive )
Suatu bentuk Grafik distribusi frekuensi yang merupakan garis patah – patah yang menghubungkan
tinggi
frekuensi
kumulatif dari tiap – tiap kelasnya.
Kurva Frekuensi ( Frequency Curve / Smoothing Curve) Suatu bentuk Grafik distribusi frekuensi yang merupakan garis lengkung yang juga merupakan penghalusan dari bentuk poligon sedemikian rupa sehingga luas daerah dibawahnya sama dengan luas daerah dibawah poligon.
9
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Macam – macam Distribusi Frekuensi a) Distribusi Frekuensi Distrik yaitu distribusi frekuensi yang diantara tiap dua kelas yang berurutan terdapat celah 1 unit / satuan b) Distribusi Frekuensi Kontinu yaitu distribusi frekuensi yang diantara tiap kelas yang berurutannya terdapat celah sebesar 0 atau bilangan yang mendekati 0 c) Distribusi Frekuensi tertutup yaitu distribusi frekuensi yang seluruh batas kelasnya dinyatakan dengan bilangan tertentu d) Distribusi Frekuensi terbuka yaitu distribusi frekuensi yang tidak seluruh batas kelasnya dinyatakan dengan bilangan tertentu, terdiri atas DF terbuka atas Adalah DF yang batas bawah kelas terakhirnya tidak dinyatakan dengan bilangan melainkan dengan keterangan “ kurang dari “ DF terbuka bawah Adalah DF yang batas atas kelas terakhirnya tidak dinyatakan dengan bilangan melainkan dengan keterangan “ lebih dari “ DF terbuka atas bawah Adalah DF yang batas bawah kelas pertama dan batas atas kelas terakhirnya masing – masing tidak dinyatakan dengan bilangan melainkan dengan keterangan “ kurang dari “ dan “ atau lebih “ e) Distribusi Frekuensi Relatif yaitu distribusi frekuensi yang frekuensinya dinyatakan dengan bilangan – bilangan tertentu yang berbentuk ratio atau persentase yang jumlah seluruh frekuensinya selalu sama dengan 1 atau 100 %. firelatif = ∑
firelatif = ∑ x 100
dalam bentuk ratio dalam bentuk persentase
10
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) f) Distribusi Frekuensi Kumulatif yaitu distribusi frekuensi yang frekuensinya ditambahkan atau dikurangkan secara bertahap dengan frekuensi tiap kelasnya dari DF asalnya. DF kumulatif terdiri dari :
DF Kumulatif positif / DF kumulatif kurang dari/DF kumulatif less than DF kumulatif yang frekuensi kumulatifnya dimulai dengan 0 kemudian ditambahkan secara bertahap dengan frekuensi tiap – tiap kelas dari DF asalnya.
DF Kumulatif negatif / DF kumulatif atau lebih /DF kumulatif more than DF kumulatif yang frekuensi kumulatifnya dimulai dengan jumlah seluruh frekuensi dari DF asalnya kemudian dikurangkan secara bertahap dengan frekuensi tiap-tiap kelas dari DF asalnya.
Rumus - Rumus Yang Biasa Dipakai Dalam Distribusi Frekuensi UCBi = LCB(i+1)
Cii = UCB(i+1) – LCBi
UCB = (UCLi + LCL(i+1))/2
Cii =X (i+1) – Xi Untuk DF Yang memiliki Ci sama
Xi = (LCB+UCB)/2
UCLi = LCLi –( Ci-1 ) Untuk DF Diskrit
Cii = LCL(i+1) – LCL
UCLi = LCLi –( Ci-∆ ) Untuk DF Kontinu
fi kepadatan = (Ci Pokok / Cii) Fi
11
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Contoh Soal : Berikut ini adalah data tinggi badan dari Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran 125
165
157
151
132
134
161
145
148
156
154
179
157
150
169
149
170
155
145
148
154
163
159
162
173
180
176
152
162
143
143
150
158
163
134
165
142
150
121
176
a) Susunlah data tinggi badan mahasiswa tersebut ( Array ) ? b) Buatlah ditribusi frekuensinya ? c) Berapa jumlah mahasiswa yang memiliki tinggi badan kurang dari 151 cm dan yang lebih dari 160 cm ? d) Berapa batas atas kelas ke-3, batas bawah kelas ke-2, tepi bawah kelas ke-4, tepi atas kelas ke-2, dan titik tengah kelas ke-2 ? Jawab : a) Array
12
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) b) Distribusi Frekuensi R = Xmaks – X min = 180 – 121 = 59 k=1+3,322 log n = 1 +3,322 log 40 = 6,3220 , diambil 6 Ci = R/k 59/6 = 9,8333, diambil 10 Distribusi Frekuensi Data Tinggi Badan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Tinggi Badan
Jumlah Mahasiswa
121 – 130
2
131 – 140
3
141 – 150
11
151 – 160
10
161 – 170
9
171 – 180
5
Jumlah
40
c) Jadi, Jumlah mahasiswa yang memiliki tinggi badan kurang dari 151 cm dan yang lebih dari 160 cm = 16 orang + 14 orang = 30 orang d) Batas atas kelas ke-3 = 150 Batas bawah kelas ke-2 = 131 Tepi bawah kelas ke-4 = 151-0,5= 150,5 Tepi atas kelas ke-2 = 140 + 0,5 =140,5 Titik tengah kelas ke-2 = (130,5+140,5)/2=135,5
13
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) SOAL DISTRIBUSI FREKUENSI 1.
Berikut adalah data nilai hasil tes tulis Microeconomics Competition dari 50
orang peserta 19
23
18
43
30
20
37
42
30
26
40
16
27
56
17
27
26
27
37
28
38
26
33
45
50
22
28
38
31
39
31
30
31
41
62
37
51
42
25
42
42
41
27
26
19
42
63
16
18
55
a. Buatlah array atau susunan data dari nilai hasil tes tulis Microeconomics Competition tersebut ! b. Buatlah distribusi frekuensinya ! c. Berapa jumlah peserta yang memiliki nilai kurang dari 30 dan yang lebih dari 50 ? d. Berapa batas atas kelas ke-1, batas bawah kelas ke-3, tepi bawah kelas ke-2, tepi atas kelas ke-4, dan titik tengah kelas ke-1 ? Jawaban : a. 16
25
28
37
42
16
26
30
38
42
17
26
30
38
43
18
26
30
39
45
18
26
31
40
50
19
27
31
41
51
14
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
b.
19
27
31
41
55
20
27
33
42
56
22
27
37
42
62
23
28
37
42
63
Range data tersebut 63 -16 = 47 k = 1 + 3.322 log 50 = 1 + 3.322 (1.6989..) = 1 + 5,6439.. = 6,6439 = 7 Ci = =
= 6.714 = 7 Tabel Distribusi Frekuensi Kelas
Frekuensi
16-22
9
23-29
12
30-36
7
37-43
15
44-50
2
51-57
3
58-64
2
Jumlah
50
Jumlah peserta yang nilainya kurang dari 30 dan lebih dari 50 adalah 21 + 5 = 26 pegawai c.
Batas atas kelas ke-1 = 22 Batas bawah kelas ke-3 = 30 Tepi bawah kelas ke-2 = 23-0,5 = 22,5 Tepi atas kelas ke-4 = 43 + 0,5 = 43,5 Titik tengah kelas ke-1 = 15,5 + 22,5/2 = 19
15
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 2.
Berikut ini adalah tinggi badan dari 35 mahasiswa di FEB Unpad 180
177
160
177
157
164
181
157
159
162
174
158
159
181
162
180
160
175
180
164
150
174
181
159
175
170
170
158
166
159
178
176
165
171
185
a.
Susunlah DF asalnya !
b.
Berapa banyak mahasiswa yang tinggi badannya minimal 173 ?
Jawaban : a.
Array 150
159
160
165
174
177
180
157
159
162
166
174
177
181
157
159
162
170
175
178
181
158
159
164
170
175
180
181
158
160
164
171
176
180
185
Range data tersebut 185 – 150 = 35 k = 1 + 3.322 log 35= 1 + 3.322 (1.6989..) = 6.129394043 = 6 Ci = =
= 5.833 = 6 Distribusi Frekuensi Tinggi Badan
Frekuensi
150-155
1
156-161
10
162-167
6
16
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 168-173
3
174-179
14
180-185
1
Jumlah
35
b. Jadi jumlah mahasiswa yang tinggi badannya minimal 173 adalah 20 orang
3.
Distribusi frekuensi kumulatif usia dari 60 orang penduduk Perumahan Permata Hijau di Bandung adalah sebagai berikut : Usia
Banyaknya Penduduk
Kurang dari 10
0
Kurang dari 20
4
Kurang dari 30
8
Kurang dari 40
15
Kurang dari 50
30
Kurang dari 60
45
Kurang dari 70
56
Kurang dari 80
60
a. Susunlah distribusi asalnya b. Buatlah distribusi frekuensi relatifnya Jawaban :
17
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) a.
Ci = 20 – 10 = 10 Distribusi Frekuensi Usia Penduduk Perumahan Permata Hijau
b.
Usia
Banyaknya Penduduk
10-19
4
20-29
4
30-39
7
40-49
15
50-59
15
60-69
11
70-79
4
Total
60
f2 =
100% = 6,67%
f3 =
100% = 11,67%
f4 =
100% = 25%
f1 =
100% = 6,67%
f6 =
100% = 25%
f7 =
100% = 6,67%
f5 =
100% = 18,33%
Distribusi Frekuensi Usia Penduduk Perumahan Permata Hijau Usia
Frekuensi (%)
10-19
6,67
20-29
6,67
30-39
11,67
40-49
25
18
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
4.
50-59
25
60-69
18,33
70-79
6,67
Total
100
The following table shows the monthly-amount of time spent playing football by 400 high school students : Playing Time
Number
(minutes)
of Students
300-399
46
400-499
62
500-599
58
600-699
14
700-799
76
800-899
68
900-999
22
1000-1099
48
1100-1199
6
With this reference of table, determine : a. The upper limit of the third class, fourth class and sixth class! b. The class boundaries of the second class and seventh class! 19
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) c. The DF relative! d. The percentage of students whose monthly playing time does not exceed 800 minutes! e. The percentage of students whose monthly playing time are at least 600 minutes but less than 900 minutes! Jawaban : a. The upper limit of the third class = 599 The upper limit of the fourth class = 699 The upper limit of the sixth class = 899 b. The lower class boundaries of the second class = 400 – 0,5 = 399,5 The upper class boundaries of the second class = 499 + 0,5 = 499,5 The lower class boundaries of the seventh class = 900 – 0,5 = 899,5 The upper class boundaries of the seventh class = 999 + 0,5 = 999,5 c. DF Relative Playing Time
Number
Number
(minutes)
of Students
of Students (%)
300-399
46/400
11,5%
400-499
62/400
15,5%
500-599
58/400
14,5%
600-699
14/400
3,5%
700-799
76/400
19%
800-899
68/400
17%
900-999
22/400
5,5%
1000-1099
48/400
12%
1100-1199
6/400
1,5%
d. The percentage of students whose monthly playing time does not exceed 800 minutes =
100% = 64% 20
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) e. The percentage of students whose monthly playing time are at least 600 minutes but less than 900 minutes ? 100% = 39,5%
= 5.
Berikut ini disediakan distribusi relatif nilai ujian statistika dari 70 orang mahasiswa di Universitas “STA“
Nilai Ujian
Frekuensi relatif
60 – 64
2,857
65 – 69
2,571
70 – 74
21,429
75 – 59
28,571
80 – 84
22,857
85 – 89
10,000
90 – 94
5,714
a) Susunlah ke dalam distribusi frekuensi biasa ( distribusi frekuensi asalnya )? b) Buatlah distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan atau lebih? c) Untuk mengembalikan ke dalam distribusi frekuensi asalnya kita gunakan rumus Jawab : a) Untuk mengembalikan ke dalam distribusi frekuensi asalnya kita gunakan rumus
21
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
jadi : f1=
frel = ∑ x 100
,
atau f i=
∑
=2
f2 =
,
=6
f3 =
,
= 15
f4 =
,
= 20
f5 =
,
= 16
f6 =
,
=7
f7 =
,
=4 Tabel 1. Umur mahasiswa universitas “X” Umur
X
Banyaknya Mahasiswa
60 – 64
62
2
65 – 69
67
6
70 – 74
72
15
75 – 59
77
20
80 – 84
82
16
85 – 89
87
7
90 – 94
92
4
Jumlah
70
b) Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari adalah sebagai berikut : Umur
60 – 64
Banyaknya
Frekuensi Kumulatif
Mahasiswa
Nilai
Fk
Nilai
fk
< 60
0
≥ 60
70
<65
2
≥ 65
68
2
22
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
6.
65 – 69
6
< 70
8
≥ 70
62
70 – 74
15
< 75
23
≥ 75
47
75 – 59
20
< 80
43
≥ 80
27
80 – 84
16
< 85
59
≥ 85
11
85 – 89
7
< 90
66
≥ 90
4
90 – 94
4
< 95
70
≥ 95
0
Here is the data of 40 students who take statistics courses based on the their age : Midpoint
Frekuensi
23
3
26
5
29
7
32
8
35
9
38
6
41
2
a) Arrange the origin`s frequency distribution? b) What percentage of the minimum 31-year old college student who majors statistical And how many students over the age of 34 years? Jawab : a. Mid point = Xn Ci
= Xn+1 - Xn
23
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) = 26 – 23 =3 X1 = 23 Tepi Atas
= 2Xn – Tb
Tepi Bawah
= Tb + Ci
2Xn – Tb
= Tb + Ci
2(23) – Tb
= Tb + 3
46 – Tb
= Tb + 3
2Tb
= 46 – 3
Tb
= 21,5 -> 22
Ta
= 2(23) – 22
Untuk Tepi bawah kelas 1
= 24 X2 = 26 Tepi Atas
= 2Xn – Tb
Tepi Bawah
= Tb + Ci
2Xn – Tb
= Tb + Ci
2(26) – Tb
= Tb + 3
52 – Tb
= Tb + 3
2Tb
= 52 – 3
Tb
= 24,5 -> 25
Ta
= 2(26) – 25
Untuk Tepi bawah kelas 2
= 27 X3 = 29 Tepi Atas
= 2Xn – Tb
Tepi Bawah
= Tb + Ci
2Xn – Tb
= Tb + Ci
2(29) – Tb
= Tb + 3
58 – Tb
= Tb + 3
2Tb
= 58 – 3
Untuk Tepi bawah kelas 3
24
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Tb
= 27,5 -> 28
Ta
= 2(29) – 28 = 30
X4 = 32 Tepi Atas
= 2Xn – Tb
Tepi Bawah
= Tb + Ci
2Xn – Tb
= Tb + Ci
2(32) – Tb
= Tb + 3
62 – Tb
= Tb + 3
2Tb
= 64 – 3
Tb
= 30,5 -> 31
Ta
= 2(32) – 31
Untuk Tepi bawah kelas 4
= 33 X5 = 35 Tepi Atas
= 2Xn – Tb
Tepi Bawah
= Tb + Ci
2Xn – Tb
= Tb + Ci
2(35) – Tb
= Tb + 3
70 – Tb
= Tb + 3
2Tb
= 70 – 3
Tb
= 33,5 -> 34
Ta
= 2(35) – 34
Untuk Tepi bawah kelas 5
= 36 X6 = 38 Tepi Atas
= 2Xn – Tb
Tepi Bawah
= Tb + Ci
2Xn – Tb
= Tb + Ci
2(38) – Tb
= Tb + 3
76 – Tb
= Tb + 3
Untuk Tepi bawah kelas6
25
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 2Tb
= 76 – 3
Tb
= 36,5 -> 37
Ta
= 2(38) – 37 = 39
X7 = 41 Tepi Atas
= 2Xn – Tb
Tepi Bawah
= Tb + Ci
2Xn – Tb
= Tb + Ci
2(41) – Tb
= Tb + 3
82 – Tb
= Tb + 3
2Tb
= 82 – 3
Tb
= 39,5 -> 40
Ta
= 2(41) – 40
Untuk Tepi bawah kelas6
= 42 Distribusi Frekuensi Usia Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah statistik Usia
Frecuency
20-24
3
25-27
5
28-30
7
31-33
8
34-36
9
37-39
6
40-42
2
Total
40
b.Jadi. % jumlah frekuensi mahasiswa yang mengikuti mata kuliah statistic minimal berusia 31 tahun adalah 26
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) x 100 = 62,5 % Dan , jumlah mahasiswa yang berusia lebih dari 34 tahun adalah = 9 + 6+2=17 orang 7.
Data di bawah ini menunjukan hasil rata-rata gula tebu dalam kuintal per hektar selama periode 1977/1978 di 69 negara. 462
640
649
977
322
482
659
699
603
766
357
170
518
850
332
478
678
703
393
300
455
695
254
449
340
508
773
833
467
750
404
143
703
320
269
398
800
459
849
257
508
917
400
535
472
476
300
719
920
549
546
697
698
316
500
761
685
480
816
299
286
602
494
400
664
380
657
605
1054
(Anto Dajan. Pengantar Metode Statistik jilid I Halaman 108) a) Berdasarkan data di atas buatlah distribusi frekuensinya! b) Buat Distribusi frekuensi relative “kurang dari” dan “atau lebih” dari data di atas! Jawab : a) Carilah banyaknya kelasnya terlebih dahulu k = 1 + 3,322 log 69 = 1 + 3,322 (1,8388) = 6,1084 ambil k = 6
Rentang kelas = Rmaks – Rmin = 1054 – 143 = 911 Panjang / lebar kelas =
= 151,83333 ambil 152
27
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Distribusi frekuensi Hasil rata-rata gula tebu dalam kuintal per hektar selama periode 1977/1978di 69 negara. Rata-rata Gula tebu
Frecuency
143-294,9
6
295-446,9
15
447-598,9
18
599-750,9
18
751-902,9
8
903-1054,9
4
Jumlah
69
b) Distribusi frekuensi kurang dari dan atau lebih Hasil rata-rata gula tebu dalam kuintal per hektar selama periode 1977/1978di 69 negara.
Frekuensi kumulatif Rata-rata gula tebu
fk Kurang dari
Rata-rata gula tebu
fk
Lebih
dari Kurang dari 143
0
143 Atau Lebih
69
Kurang dari 295
6
295 Atau Lebih
63
Kurang dari 447
21
447 Atau Lebih
48
Kurang dari 599
39
599 Atau Lebih
30
Kurang dari 751
57
751 Atau Lebih
12
Kurang dari 903
65
903 Atau Lebih
4
Kurang dari 1055
69
1055 Atau Lebih
0
28
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) UKURAN GEJALA PUSAT
Ukuran Gejala Pusat (UGP) adalah nilai tunggal yang mewakili suatu kumpulan data atau menunjukkan pusat dari nilai data (Suharyadi, Purwanto S.K). Dengan kata lain, ukuran gejala pusat adalah ukuran yang dapat mewakili data secara keseluruhan. Maksudnya jika keseluruhan nilai yang ada dalam data tersebut diurutkan besarnya dan selanjutnya dimasukkan nilai rata-rata ke dalamnya, nilai rata-rata tersebut memiliki kecenderungan (tendensi) terletak diurutan paling tengah atau pusat. Ukuran gejala pusat digunakan sebagai alat untuk membandingkan dua atau lebih kelompok data atau bilangan. Jenis-jenis ukuran gejala pusat adalah : 1. Mayor Mean, terdiri dari : a. Rata-rata Hitung (arithmetic mean) b. Median c. Modus 2. Minor mean, terdiri dari : a. Rata-rata Ukur (geometric mean) b. Rata-rata Harmonis (harmonic mean)
1.
Mayor Mean a. Rata-rata Hitung (Arithmatic Mean) Rata-rata hitung merupakan nilai yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai data dan membaginya dengan banyaknya data tersebut. Rata-rata hitung memiliki sifat : 1) Mudah dihitung
29
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 2) Sangat baik digunakan untuk menghitung rata-rata dari data yang mempunyai sebaran nilai relative kecil (tidak mempunyai nilai ekstrim) atau dari data yang berbentuk deret hitung 3) Tidak dapat digunakan untuk menghitung rata-rata dari data kualitatif ataupun dari data yang berbentuk distribusi frekuensi terbuka Dalam perhitungannya digunakan rumus-rumus sebagai berikut : -
Untuk data tidak berkelompok Populasi
Sampel
Rata-rata Hitung (μ atau x )
Rata-Rata Tertimbang ( x w) Rata-Rata Gabungan ( x )
30
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) -
Untuk data berkelompok Populasi Rata-rata Hitung
Cara pendek
Sampel Cara pendek
(μ atau x ) atau Cara panjang
Keterangan
atau Cara panjang
:
X= nilai data yang diobservasi
Xi = nilai tengah (mid point)
N = banyaknya data pada populasi
Ci = interval kelas
n = banyaknya data pada sampel
X0 = nilai tengah pada kelas u = 0
wi = timbangan (weighted)
Ui = skala arbiter pada kelas ke-i
b. Median Median merupakan bilangan atau keterangan yang membagi suatu deretan bilangan atau deretan keterangan menjadi dua bagian yang sama sehingga letaknya berada di tengah data ketika data tersebut sudah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau sebaliknya. Atau juga merupakan nilai yang berada di tengah-tengah data/titik tengah, setelah data tersebut diurutkan. Median memiliki sifat :
31
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 1) Sangat baik digunakan untuk menghitung rata-rata dari data yang mengandung nilai/pengertian ekstrim 2) Dapat pula digunakan untuk menghitung rata-rata dari data kualitatif ataupun dari data yang berbentuk distribusi frekuensi tertutup maupun terbuka.
Untuk data tidak berkelompok Median untuk data tidak berkelompok adalah nilai yang letaknya di tengah data yang telah diurutkan, namun datanya belum dikelompokkan ke dalam kelas/kategori tertentu atau belum dalam bentuk distribusi frekuensi. Populasi
Sampel
Me = ( + )
Me = ( + )
Data ke ( + )
Data ke- ( + )
Letak Median
Nilai Median
-
Jika jumlah datanya ganjil, maka nilai median merupakan nilai yang letaknya di tengah data
-
Jika jumlah datanya genap, maka nilai median merupakan nilai rata-rata dari dua data yang letaknya berada di tengah.
32
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Untuk data berkelompok Populasi
Letak Median
Sampel
Me =
Me =
Nilai Median Me =
+
.
Me =
+
.
Keterangan : LMe = batas (tepi) bawah sebenarnya kelas median Ci
= panjang/interval kelas
F
= jumlah frekuensi kumulatif sebelum kelas median
fMe = frekuensi kelas median Dari definisi median diatas dapat dikembangkan menjadi : Kuartil Kuartil adalah ukuran letak yang membagi data yang telah diurutkan atau data yang berkelompok menjadi 4 bagian sama besar, atau setiap bagian dari kuartil sebesar 1 satuan. Desil Desil adalah ukuran letak yang membagi data yang telah diurutkan atau data berkelompok menjadi 10 bagian sama besar, atau setiap bagian dari desil sebesar 10%. Persentil
33
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Persentil adalah ukuran letak yang membagi data yang telah diurutkan atau data yang berkelompok menjadi 100 bagian yang sama besar, atau setiap bagian dari desil sebesar 1%.
Rumus Kuartil :
Data Tidak Berkelompok
Data Berkelompok
(i = 1,2,3)
(i = 1,2,3)
Populasi Letak Qi = ( + )
Nilai Qi = data ke- ( + )
Letak Qi =
=
+
−
.
Sampel Letak Qi = ( + )
Qi = data ke- ( + )
Letak Qi =
=
+
−
.
34
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Rumus Desil :
Data Tidak Berkelompok
Data Berkelompok
(i = 1,2,3,….,9)
(i = 1,2,3,….,9)
Populasi Letak Di =
Di = data ke-
( + )
Sampel Letak Di =
Di = data ke-
( + )
Letak Di =
=
( + )
( + )
+
−
.
Letak Di =
=
+
−
.
Rumus Persentil : Data Tidak Berkelompok
Data Berkelompok
(i = 1,2,3,….,99)
(i = 1,2,3,….,99)
Populasi Letak Pi =
Pi = data ke-
( + )
( + )
Letak Pi =
=
+
−
. 35
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Sampel Letak Pi =
Pi = data ke-
( + )
Letak Pi =
( + )
=
+
−
.
c. Modus Modus adalah suatu nilai pengamatan yang paling sering muncul. Kelebihan modus adalah mudah ditemukan, dapat digunakan untuk semua skala pengukuran, serta tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrem. Kelemahan modus adalah kadang kala sekumpulan data tidak mempunyai modus, sehingga semua data dianggap modus dan kadang kala sekumpulan data memiliki modus lebih dari satu. Modus memiliki sifat : 1)
Sangat baik digunakan untuk untuk menghitung rata-rata dari data
yang menunjukkan keadaan yang sering terjadi atau sedang trendi 2)
Digunakan untukmenghitung nilai rata-rata data kualitatif ataupun dari
data yang berbentuk distribusi frekuensi tertutup maupun terbuka -
Untuk data tidak berkelompok, maka modus adalah nilai yang paling
sering muncul atau frekuensi paling banyak -
Untuk data berkelompok, maka modus diperoleh dari rumus : = Dimana : LMo
+
+
.
= batas/tepi bawah kelas modus 36
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) d1= f0 - f1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelum modus d2= f0 – f2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudah modus Ci
= panjang/interval kelas
Hubungan Mean, Median, Modus - jika nilai mean, median, modus mempunyai nilai yang sama maka kurva poligon akan simetris - jika nilai mean lebih besar dari median dan modus maka kurva polygon akan miring ke kanan (arah positif) - jika nilai mean lebih kecil dari median dan modus maka kurvanya akan miring ke kiri (arah negatif) - jika distribusinya tidak terlalu menceng, hubungan rata-rata hitung, median, dan modus secara matematis dituliskan sebagai berikut : Rata –rata hitung – Modus = 3 (Rata-rata hitung – Median) x - Mo
2.
=
3 ( x - Me)
Minor Mean a. Rata-rata Ukur (Geometric Mean) Rata-rata geometris adalah suatu bilangan yang diperoleh dari akar pangkat banyaknya bilangan itu dari hasil kali bilangan-bilangan tersebut. Rata-rata ukur memiliki sifat : 1) Berguna untuk menemukan rata-rata perubahan persentase, rasio, indeks, atau tingkat pertumbuhan dari waktu ke waktu. 37
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 2) Tidak dapat digunakan untuk menghitung rata-rata dari dua kualitatif ataupun dari data yang berbentuk distribusi frekuensi terbuka
Data tidak berkelompok
Data berkelompok
(ungrouped data)
(groupped data)
Populasi
=
Atau =
…
=
∑
Atau =
Atau =
Sampel
=
.
…
∑
=
∑ .
.
Atau =
…
…
∑ .
Dari pengertian rata-rata ukur dapat dikembangkan menjadi : Rata-rata Tingkat Bunga (Mt) Populasi dan sampel :
=
1+
Rata-rata Tingkat Pertambahan Penduduk (Pt)
38
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Populasi dan Sampel :
=
1+
b. Rata-rata Harmonis (Harmonic Mean) Rata-rata harmonis adalah suatu bilangan yang diperoleh dari hasil bagi antara banyaknya bilangan-bilangan itu terhadap jumlah kebalikan bilangan-bilangan tersebut. Rata-rata harmonis memiliki sifat : 1) Baik untuk menghitung rata-rata data per satuan unit tertentu dengan syarat hasil kali antara banyaknya unit dengan nilai data tersebut konstan 2) Lebih sesuai bila digunakan pada data atau observasi yang unit pembilangnya tetap, sedangkan unit penyebutnya berubah-ubah. Data tidak berkelompok
Data berkelompok
(ungrouped data)
(groupped data)
=
=
Populasi
∑
1
∑
Sampel
= Contoh Soal
∑
1
=
∑
1. Puskesmas sedang melakukan penimbangan berat badan bayi. Bayi yang datang untuk melakukan penimbangan adalah 10 bayi dengan berat badan secara berturut-
39
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) turut adalah 5,7kg, 6,2kg, 6,4kg, 7kg, 5,7kg 5,1,kg, 6,7kg 6,9kg, 7,1kg, dan 5,9kg. tentukanlah rata-rata, modus, dan median dari kesepuluh berat badan bayi tersebut! Dik.
: n=10 ; X1=5,1 ;X2=5,7 ;X3=5,7 ;X4=5,9 ;X5=6,2 ;X6=6,4 ;X7=6,7 ;X8=6,9 ;X9=7 ;X10=7,1
Dit.
: x , Me, Mo ?
Jawab
: a.
=
,
,
,
,
,
,
,
,
,
=
,
= 6,27
Jadi, rata-rata dari kesepuluh berat badan bayi tersebut adalah 6,27 kg. b.urutkan data dari terkecil sampai terbesar 5,1kg 5,7kg 5,7kg 5,9kg 6,2kg 6,4kg 6,7kg 6,9kg 7kg 7,1kg Me = ( + 1)= (10 + 1) = 5,5 data ke 5,5 =
,
,
= 6,3
Jadi, median dari berat badan kesepuluh bayi tersebut adalah 6,3kg. c.Mo=data yang sering muncul = 5,7kg jadi, modus dari berat badan kesepuluh bayi tersebut adalah 5,7kg
40
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) SOAL UKURAN GEJALA PUSAT
1. Citizen banking company sedang mempelajari jumlah penggunaan ATM yang berlokasi di Bara Supermarket per hari nya. Berikut adalah jumlah penggunaan mesin ATM tersebut per hari selama 25 hari terakhir. 83 63 95 80 36 84 84 70 73 84 68 54 52 84 90 47 52 87 77 60 a. Buatlah distribusi frekuensinya dan tentukan median serta modus dari jumlah penggunaan mesin ATM per hari nya? b. Tentukan persentil 40 dan desil 6! Jawab
:
Dik : n = 20 R maks – R min = 95 – 36 = 59 k = 1 + 3,322 log 25 = 5,643 ≈6
Ci = R/k = 59/6 = 9,8 ≈ 10
interval 36 – 45 46 – 55 56 – 65 66 – 75 76 – 85 86 – 95 total
Jumlah pengguna (fi) 1 5 3 4 8 4 25
Xi
Xifi
F Kumulatif
40,5 50,5 60,5 70,5 80,5 90,5
40,5 252,5 181.5 282 644 362 1762
1 6 9 13 21 25
a. Median letak Median data keMe =
= (25) =data ke-13. 41
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) +
Me =
Me =65,5 +
.
. 10 = 74,25
Jadi, rata-rata jumlah penggunaan mesin ATM per hari nya adalah 74,25 atau 74 kali.
Modus modus terletak di kelas ke 5 tepi bawah kelasnya adalah 75,5 d1 = 8 – 4 = 4 d2 = 8 – 4 = 4 Ci = 10 =
+
= 75,5 +
.
. 10 = 80,5
Jadi, modus dari jumlah penggunaan mesin ATM per hari nya adalah 80,5 kali atau 81 kali. b. P40 dan D6 Letak Pi =
=
=
− + 100
(25) = 10 .
40 (25) − 9 100 = 65,5 + . 10 = 68 4
Jadi, P40 dari jumlah penggunaan mesin ATM per hari nya adalah 68 kali. Desil ke-6 42
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Letak Di = Letak D6 =
=
(25) = 15
− + 10
.
6 (25) − 13 = 75,5 + 10 . 10 = 78 8
Jadi, D6 dari jumlah penggunaan mesin ATM per hari nya adalah 78 kali.
2. Seorang nasabah Bank Hayam Wuruk mendepositokan uangnya pada tahun 1997 sebanyak Rp 58 juta. karena terjadi krisis finansial global yang diawali pada tahun 2007, maka nasabah tersebut menarik seluruh uangnya sebesar Rp 78 jt. tentukanlah rata-rata tingkat bunga yang diperoleh nasabah tersebut setiap tahunnya! Dik Dit tahunnya
: Mt = Rp 78 jtMo= Rp 58 jt t = 10 : Rata-rata tingkat bunga yang diperoleh nasabah tersebut setiap
Jawab
:
=
1+
78 = 58 1 +
100
Log 78 = log 58 + 10 log 1 + Log 78 - log 58 = 10 log 1 + 0,128 = 10 log 1 + 0,0128 = log 1 +
43
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) X=3 Jadi, rata-rata tingkat bunga yang diperoleh nasabah tersebut setiap tahunnya adalah 3 %. 3. Pak Taro adalah seorang pengusaha di bidang meubel yang berpusat di Jepara. Untuk mendapatkan bahan baku usahanya dia harus melakukan perjalanan Semarang – Ambarawa – Solo - Pekalongan dan Bandung dengan menggunakan kereta. Berikut adalah kecepatan dan waktu tempuh perjalanannya: Perjalanan
Kecepatan
Waktu Tempuh
Jepara – Semarang
60 km/jam
3 jam
Semarang – Ambarawa
50 km/jam
2 jam
Ambarawa – Solo
80 km/jam
4 jam
Solo – Pekalongan
65 km/jam
2,5 jam
Pekalongan - Bandung
85 km/jam
6 jam
Dari data diatas, tentukan rata-rata kecepatan kereta yang digunakan oleh Pak taro dalam melakukan perjalanan tersebut? Jawab : = (60 x 3) + (50 x 2) + (80 x 4) + (65 x 2,5) + (85 x 6) = 1272,5 Jadi, rata-rata kecepatan kereta yang digunakan oleh Pak taro dalam melakukan perjalanan tersebut adalah 1272,5 km/jam. 4. The following table shows list of wage of pulp and paper company in Sumatera:
Wage
Number of
(in hundred thousand
employee
rupiah) 44
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 60 – 69
3
70 – 79
5
80 – 89
20
90 – 99
18
100 – 109
14
110 – 119
10
determine : a. mean of employees wage in that company! b. how much the salary received by most of employees? c. the lowest salary of 30% highest paid employees! d. the highest salary of 20% lowest paid employees! Jawab : Gaji (ratusan ribu rupiah) 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99 100 – 109 110 – 119 Total
Jumlah Karyawan (fi) 3 5 20 18 14 10 70
Xi
Xifi
64,5 74,5 84,5 94,5 104,5 114,5 537
193,5 372,5 1690 1701 1463 1145 6565
a. rata- rata gaji yang didapatkan oleh karyawan = 6565 / 70 = 93,7857 Jadi, rata-rata gaji karyawan perusahaan tersebut adalah sebesar Rp 937.857. 45
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) b. berapa besar gaji yang diterima oleh sebagian besar karyawan modus terletak di kelas ke 3 tepi bawah kelasnya adalah 79,5 d1 = 20 – 5 = 15 d2 = 20 – 18 = 2 Ci = 10 =
+
. + Mo = 979,5 + ((15 /(15+2)) x10) = 88,3235 Jadi, besar gaji yang diterima oleh sebagian besar karyawan tersebut adalah Rp 883.235. c. gaji terendah dari 30% karyawan bergaji paling tinggi P70 atau D70 Letak Pi = i/100 n Letak P70 = 70/100 (70) = 49 =
− + 100
.
70 (70) − 46 100 = 99,5 + . 10 = 101,6428 14
Jadi, gaji terendah dari 30% karyawan bergaji paling tinggi adalah Rp 1.016.428. d. gaji tertinggi dari 20% karyawan bergaji paling rendah P20 atau D2 Letak Di = Letak D2 =
=
− + 10
Letak Pi = (70) = 14 .
(70) =
Letak P20 = 14 =
− + 100
.
46
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 2 (70) − 8 = 79,5 + 10 . 10 20 20 (70) − 8 100 = 79,5 + . 10 20
= 82,5
= 82,5
Jadi, gaji tertinggi dari 20% karyawan bergaji paling rendah adalah Rp 825.000. 5. Ibu Tina bermaksud untuk melakukan perjalanan Bandung – Jakarta – Yogyakarta – Malang yang berjarak 650 KM demi mengunjungi anak-anaknya yang saat ini berdomisili di daerah - daerah tersebut. Ketika berangkat dari Bandung menuju Jakarta dengan menggunakan mobil, mobil melaju dengan kecepatan 60 km/jam. Ketika dari Jakarta menuju Yogyakarta kecepatannya adalah 80 km/jam. Kemudian dari Yogyakarta menuju Malang, mobilnya melaju dengan kecepatan 70 km/jam. Dan ketika kembali ke Bandung kecepatannya hanya 65 km/jam. Hitunglah berapa kecepatan rata-rata Ibu Tina pulang pergi dalam melakukan perjalanan tersebut? Dik Dit jawab
: n = 4 ;x1 = 60 ; x2 = 80 ; x3 = 70 ; x4 = 65 :Hm? : = ∑
=
4
1 1 1 1 60 + 80 + 70 + 65
=
4 = 67,9925 0,05883
Jadi, kecepatan rata-rata Ibu Tina pulang pergi dalam melakukan perjalanan tersebut adalah 67,9925 km/jam. 6. Berikut ini adalah data nilai statistika I dari 20 mahasiswa yang di survey. 78 90
86
75
60
95
95
77
82
91
67
72
55
74
80
82
58
89
70
69
Tentukan : a.mean. median, dan modus dengan data berkelompok!
47
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) b.tentukan persentil ke 55 dan Desil ke 7! Jawab
: a. R = R maks – R min = 95 – 55 = 45 K = 1 + 3,22 log n = 1 + 3,22 log 20 = 5,322 ≈ 5 Ci = R/k = 40/5 = 8 Nilai (interval Jumlah Xi kelas) mahasiswa (f) 55 – 62 3 58,5 63 – 70 3 66,5 71 – 78 5 74,5 79 – 86 4 82,5 87 – 94 5 90.5 jumlah 20 Mean = 1233/20 = 61,65
Xifi 175,5 199,5 372,5 330 452,5 1233
Median Letak Me = ½ n = ½ (20) = 10 Me = Lme + ((n/2 – F)/fme) x Ci = 70,5 + ((10 – 6)/5) x 8 = 78,5 Modus Modus terletak di kelas ke 5 tepi bawah kelasnya adalah 86,5 d1 = 20 – 15 = 13 d2 = 32 – 27 = 5 Ci = 5 =
+
+
.
Mo = 29,5 + (13/(13+5)) x 5 = 30,222 Jadi, besarnya mean, median, modus secara berturut-turut adalah 37,939 37,277 dan 30,222.
48
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 7. Heavy equipment firm, PT.Hokage, consists of two main units, production and sales unit, which is the average employee income are different from each other. Production unit have an average income Rp 2.750.000/monthly and sales unit Rp 3.150.000/monthly. if the average monthly income of all employees is Rp 2.900.000, determine the ratio of the number of employees in the production and sales unit! Dik
: x 1= Rp 2.750.000 x 2= Rp 3.150.000 x = Rp 2.900.000
Dit
: perbandingan n1 dan n2?
Jawab
:
2.900.000 = (2.750.000n1 + 3.150.000n2) / (n1+n2) 2.900.000n1 + 2.900.000n2 = 2.750.000n1 + 3.150.000n2 2.900.000n1 - 2.750.000n1 = 3.150.000n2 - 2.900.000n2 150.000n1
= 250.000n2
n1
= 1,67 n2
jadi, perbandingan banyaknya jumlah karyawan di unit produksi dan penjualan adalah 1 : 1,67. 8. Berikut ini adalah data investasi dari sejumlah investor yang menanamkan investasinya di perusahaan sekuritas yang berlokasi di Bandung. Besar Investasi
Jumlah Investor
(dalam jutaan Rupiah) 15 – 19
13
49
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 20 – 24
11
25 – 29
19
30 – 34
32
35 – 39
27
40 – 44
7
45 – 49
15
50 – 54
23
55 – 59
10
60 – 64
8
Tentukan : a. Mean, median, modus besarnya investasi? b. Kuartil 1, 2, dan 3! c. Desil ke 6 dan persentil ke 40! Dik : n = 165 Besar Investasi (dalam jutaan Rupiah) 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64
Ci = 5 Jumlah Investor (fi)
Xi
Xifi
F Kumulatif
13 11 19 32 27 7 15 23 10 8
17 22 27 32 37 42 47 52 57 62
221 242 513 1024 999 294 705 1196 570 496
13 24 43 75 102 109 124 147 157 165
50
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Total
165
395
6260
Dit : a. Mean, median, modus? b. Q1, Q2, Q3 c. D8 dan P40! Jawab
:
a. Mean = 6260/165 = 37,939 Median Letak Me = ½ n = ½ (165) = 82,5 Me = Modus
+
.
= 34,5 + ((82,5 - 75)/27) x 10 = 37,277
Modus terletak di kelas ke 4 tepi bawah kelasnya adalah 29,5 d1 = 32 – 19 = 13 d2 = 32 – 27 = 5 Ci = 5 =
+
+
.
Mo = 29,5 + (13/(13+5) x 5) = 30,222 Jadi, besarnya mean, median, modus secara berturut-turut adalah 37,939 37,277 dan 30,222. b. Kuartil 2, 3 dan 4 Kuartil 2 Letak Qi = Letak Q1 = (165) = 41,25 51
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) =
− + 4
.
1 (165) − 24 = 24,5 + 4 . 5 = 27,694 27
Kuartil 2 Letak Qi = Letak Q2 = (165) = 82,5 =
− + 4
.
2 (165) − 75 = 34,5 + 4 . 5 = 35,888 27
Kuartil 3
Letak Qi = Letak Q3 = (165) = 123,75 =
− + 4
.
3 (165) − 109 = 44,5 + 4 . 5 = 49,416 15
Jadi kuartil 1, 2, dan 3 secara berturut-turut adalah 27,69 dan 35,888 49,416. c. Desil 8 dan Persentil 40 Letak Di =
Letak Pi =
52
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Letak D6 = =
+
= 49,5 +
(165) = 132
(
.
)
= 51,239
Letak P40 = =
.5
+
= 29,5 +
(165) = 66
(
.
= 33,093
)
.5
Jadi, Desil ke 8 dan Persentil ke 40 secara berturut-turut adalah 51,239 dan 33,093. 9. Berikut ini adalah data nilai Statistika I dari 20 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran. Nilai
Jumlah mahasiswa
(kelas interval)
(f)
73 - 76
18
77 - 80
9
81 – 84
8
85 – 88
25
89 – 92
21
93 – 96
19
Buatlah distribusi frekuensi dan hitunglah : a. Tetukan rata-rata hitungnya dan berapa modusnya! b. Dengan menggunakan hubungan rata-rata hitung, median, dan modus tentukanlah berapa mediannya?
53
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jawab : Nilai (kelas interval) 73 – 76 77 – 80 81 – 84 85 – 88 89 – 92 93 – 96 Jumlah
Jumlah mahasiswa (f)
Titik tengah (Xi)
f.Xi
18 9 8 25 21 19 100
74,5 78,5 82,5 86,5 90,5 94,5
1341 706,5 660 2162,5 1900,5 1795,5 8566
a. Mean
= 8566/100 = 85,66 Jadi, rata-rata nilai Statistika I dari 20 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran adalah 85,66. Modus Modus terletak di kelas ke 4 tepi bawah kelasnya adalah 84,5 d1 = 25 – 8 = 15 d2 = 25 – 21 = 4 Ci = 4 =
+
= 84,5 +
+
.
15 . 4 = 87,6578 15 + 4
Jadi, besarnya modus nilai Statistika I dari 20 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran adalah 87,6578. b. Hubungan rata-rata hitung, median, dan modus 54
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Rata-rata hitung – modus = 3 (rata-rata hitung – median) 85,66 – 87,6578 = 3 (85,66 – median) -1,9978 = 256.98 – 3(median) 3 (median) = 258,9778 Median
= 86,3259
Jadi, besarnya median nilai Statistika I dari 20 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran adalah 86,3259.
55
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) UKURAN DISPERSI
Ukuran Dispersi atau ukuran penyimpangan adalah ukuranyang menyatakan seberapa jauh penyimpangan nilai-nilai data dari nilai-nilai pusatnya (pokok-pokok materi statistika 1 Ir. M Iqbal Hasan MM).Sebuah ukuran lokasi (seperti rata-rata atau median) haya menjelaskan pengukuran pusat data sehingga ukuran lokasi tersebut hanya bernilai perspektif tetapi tidak mengukur sebaran datanya. Ukuran dispersi dapat digunakan untuk :
Memberikan informasi tambahan dalam pengambilan keputusan Contoh : jika kita ingin menyeberangi Danau Toba di Sumatera Utara, maka kita tidak dapat hanya mengandalkan informasi awam lewat buku panduan, dan sebagainya. Kita juga memerlukan informasi tambahan seperti batas-batas kedalamannya secara umum maupun dispersi kedalaman Danau tersebut.
Mengevaluasi realibitas dua ukuran lokasi atau lebih Contoh : TV merk Polytron dirakit di Kudus dan Semarang. Rata-rata hitung produksi kedua pabrik adalah 50.Berdasarkan data rata-rata, kita dapat menyimpulkan bahwa kedua pabrik memiliki distribusi hasil yang identik. Namun, kita memiliki informasi lain bahwa ada penyimpangan ketidakteraturan produksi di Kudus antara 40-60 jam, sehingga dapat dikatakan bahwa pabrik Polytron di Semarang lebih mendekati rata-ratanya yaitu 50 sementara produksi di Kudus lebih tersebar (terdispersi).
Macam-macam ukuran dispersi : 1. Ukuran Dispersi Absolut Adalah ukuran dispersi yang digunakan untuk menggambarkan dispersi nilainilai observasi sebuah distribusi secara definitif atau yang dapat digunakan untuk melihat penyimpangan nilai pada suatu kumpulan data (bukan beberapa
56
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) kumpulan data). Ukuran Dispersi Absolut terdiri dari : a.
Jangkauan/Jarak/Rentang (Range) Ukuran Dispersi yang paling sederhana adalah jangkauan (range) yang merupakan perbedaan antara nilai terbesar dan nilai terkecil pada sekelompok data.
Rumus :
Data Tidak Berkelompok (Ungrouped Data) R = Xmax - Xmin
Data Tidak Berkelompok (Grouped Data) R = Xmax - Xmin
Dimana: Xmax = tengah kelas tertinggi, dan Xmin = nilai tengah kelas terendah
b. Deviasi Rata-Rata (Mean Deviation) Kelemahan dari jangkauan adalah jangkauan hanya didasarkan pada dua nilai yaitu nilai terbesar dan nilai terendah (tidak memerhatikan seluruh nilai).Deviasi rata-rata (mean deviation) mengukur sebaliknya yaitu jumlah rata-rata berdasarkan bagaimana nilai pada populasi/sampel bervariasi dari nilai rata-ratanya. Rumus :
Data Tidak Berkelompok (Ungrouped Data)
57
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Untuk Populasi, MD =
Untuk Sampel, MD =
Data Berkelompok (Grouped Data)
Untuk Populasi, MD =
Untuk Sampel, MD =
c.
Rentang antar Kuartil (Inter Quartile Range) Sebaran bilangan yang berada antara kuartil 3 dan kuartil 1. Rumus:
IQR = Q3-Q1
d. Simpangan Kuartil/ Deviasi Kuartil (Quartile Deviation) Pada dasarnya, pengukuran deviasi kuartil sama dengan pengukuran jarak. Pengukurannya berdasarkan pada jarak antara Q1 dan Q3.Pengukuran tidak dipengaruhi oleh dispersi seluruh nilai observasi namun hanya mengukur dispersi nilai-nilai observasi Xi yng didistribusikan di tengah-tengah distribusi. Rumus :
QD =
atau QD =
58
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) e.
Simpangan Baku (Standard Deviation) Simpangan baku merupakan suatu ukuran yang menyatakan rata-rata penyimpangan suatu variabel terhadap rata-rata hitungnya. Rumus :
Data Tidak Berkelompok (Ungrouped Data)
Untuk Populasi
Data Berkelompok (Grouped Data)
59
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Untuk Populasi
60
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
f.
Varians (Variance) Varians dan Standar Deviasi sebenarnya didasarkan oleh Deviasi RataRata.Bentuknya merupakan kuadrat dari Standar Deviasi. Rumus : (untuk data berkelompok maupun tidak berkelompok)
2. Ukuran Dispersi Relatif Berbeda dengan dispersi absolut, ukuran dispersi relative merupakan metode yang dikembangkan untuk membandingkan dispersi dari beberapa kumpulan data. Rumus Umum :
Dispersi Relatif =
Ukuran dispersi relatif terdiri dari : a. Koefisien Variasi (Coefficient of Variation)
61
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Ketika 2 distribusi dinyatakan dalam unit yang sama dan memiliki rata-rata hitung yang sama, perbandingan variasi kedua distribusi diatas secara singkat dapat ditentukan dari hasil perbandingan standar deviasi masing-masing distribusi. Koefisien Variasi sendiri biasanya dinyatakan dalam persen dan semakin kecil nilai Koefisien Variasinya melambangkan bentuk data yang semakin merata (lebih baik). Rumus : (untuk data berkelompok maupun tidak berkelompok)
b. Koefisien Variasi Kuartil (Coefficient of Quartile Variation) Dalam suatu observasi, bila rata-rata hitung dan standar deviasi tidak diketahui, maka perbandingan antara 2 variasi harus dihitung dengan koefisien variasi yang dirumuskan secara bebas dari rata-rata hitung maupun standar deviasi.
Koefisien Variasi Kuartil merupakan pengukuran yang biasa dinyatakan dalam persen yang merupakan hasil bagi atau perbandingan antara simpangan kuartil terhadap mediannya atau antara selisih kuartil 3 dan kuartil 1 terhadap jumlah kuartil 3 dan kuartil 1.
Rumus : (populasi dan sampel menggunakan rumus yang sama ; untuk data berkelompok maupun tidak berkelompok)
62
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) c. Angka Baku (Standard Score) Angka Baku menunjukkan jarak atau selisih antara sebuha nilai X tertentu dari rata-rata hitungnya dalam unit standar deviasi. (Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi Edisi 13, Lind, Marchal, Wathen) Rumus : (untuk data berkelompok maupun tidak berkelompok)
Ukuran Kemencengan (Skewness) (Sk=
)
Ukuran Kemencengan adalah suatu ukuran yang menunjukkan menceng atau tidaknya bentuk kurva suatu distribusi frekuensi. Sebuah distribusi yang tidak simestris akan memiliki rata-rata, median, dan modus yang tidak sama besarnya, sehingga suatu distribusi akan terkonsentrasi pada suatu sisi dan bentuk kurvanya akan menceng. Batas- Batas Ukuran Kemencengan : a. Kurva Distribusi Normal/ Kurva Simetris Berarti, bentuk kurva distibusi frekuensinya normal atau 0,1 <| Sk | ≤ 0,0.
b. Kurva Distribusi menceng Kanan Berarti, kurva distribusi frekuensi yang memiliki ekor lebih panjang ke kanan atau memiliki kemencengan positif. Batasnya yaitu 0,3 <| Sk | ≤ 0,1 63
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
c. Kurva Distribusi menceng Kiri Berarti, kurva distribusi frekuensi yang memiliki ekor lebih panjang ke kiri atau memiliki kemencengan negatif. Batasnya yaitu | Sk | ≥ 3
Ada beberapa metode untuk mengukur Kemencengan (Skewness) yaitu : 1. Rumus Pearson
64
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
2. Rumus Bowley
3. Rumus Moment/ Matematis
Data Tidak Berkelompok (Ungrouped Data)
Data Berkelompok (Grouped Data)
65
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Ukuran Keruncingan (Kurtosis) (Kt =
)
Pengukuran Kurtosis sebuah distribusi teoritis dapat juga dinamakan pengukuran ekses (excess) dari sebuah distribusi. Sebetulnya, kurtosis dianggap sebagai distorsi dari kurva normal dan umumnya diukur dengan membandingkan bentuk keruncingan kurvanya dengan kurva normal. (Pengantar Metode Statistik Jilid 1, Anto Dajan) Bentuk kurva berdasarkan keruncingannya dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Leptokurtic, yaitu bagian tengah memiliki puncak lebih runcing dari kurva normal 2. Platikurtic, yaitu bagian tengah memiliki kurva yang lebih datar dari kurva normal 3. Mesokurtic, yaitu bagian tengah lebih datar atau tumpul dari kurva normal
Batas-batas ukuran Keruncingan :
4>3 → Leptokurtic (diagram distribusi berbentuk runcing) 4 = 3→ Platikurtic (diagram distribusi berbentuk landai)
4<3 → Mesokurtic (diagram distribusi berbentuk simetris)
66
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Rumus :
Data Tidak Berkelompok (Ungrouped Data)
Data Berkelompok (Grouped Data)
Contoh Soal : Data dibawah merupakan sampel dari nilai UTS Statistik 1 mahasiswa/i semester 2 Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran :
74, 62, 81, 55, 90, 61, 45, 88, 92, 64, 72, 69, 75, 91, 50
Hitunglah : a. Seluruh pengukuran Dispersi Absolut b. Aldila merupakan salah satu mahasiswi Statistik. Berapa nilai UTS nya bila ia 67
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) memiliki angka baku 0.72? c. Ukuran Kemencengan dan Keruncingannya, dan jelaskan artinya Jawaban : a. Pengukuran Dispersi R = Rmax – Rmin = 92 – 45 = 47
IQR = Q3 – Q1 = 84.5 – 61.5 = 23
QD = IQR/2 = 11.5
AD = = 1.480000001
S=
V = s2 = 230.2095238
= 15.17265711
b. Diketahui : Z = 0.72 Ditanyakan : X ? Jawab : 0.72 =
,
,
x = 82, 22431312 c. Skewness : 68
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) = -0.144997675 Sk berada pada batas < 0 yang berarti kurva menceng kiri atau memiliki kemencengan negative.
Kurtosis :
= 1038.810451 4 berada pada batas > 3 yag berarti kurva bernama Leptokurtic atau diagram
distribusi berbentuk runcing Penyelesaian dengan SPSS Langkah : 1. Buka Software Minitab
2. Masuk data pada worksheet 1
69
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 3. Ketik nilai pada kolom C1 lalu masukkan data
4. Klik stat – basic statistic– display descriptive stat – lalu masukkan variabel “nilai” (c1) pada kolom variabel
70
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 5. Pilih Statistics, lalu akan muncul :
6. Pilih Desciptive Stat yang dibutuhkan lalu klik OK 7. Akan muncul output sebagai berikut :
71
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) SOAL UKURAN DISPERSI
1. McKinley, Corp reported their profit (in percent) for the past 6 years : 2,3 ; 4 ; 7,2 ; 7 ; 7,5 ; 7,8 a. Compute the range, standard deviation, and the variance b. Compute the coefficient of variation and coefficient of quartile variation Answer :
X 2,3 4
a.
-3.666666667 1.966666667
13.44444444 3.867777778
7,2
1.233333333
1.521111111
7
1.033333333
1.067777778
7,5
1.533333333
2.351111111
7,8
1.833333333
3.361111111
= 5, 966667
R = Xmax – Xmin = 7,8 – 2,3 = 5,5
Standard Deviation =
72
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
,
S=
= 2.066128962 Variance = s2 = (2.066128962)2 = 4.268888889
b. CV = .
=
x 100 %
,
= 0.346278597 x 100 % = 34, 6278597 %
CVQ = . .
= =
,
,
. .
x 100%
x 100%
= 0,219713 x 100% = 21, 9713%
2.
Pada UAS Semester lalu diketahui bahwa Andrea memiliki nilai 83 untuk mata kuliah Pengantar Akuntansi dan 85 untuk mata kuliah Statistika. Dikelas itu terdapat 40 mahasiswa/I dimana rata-rata dan simpangan baku untuk mata kuliah Pengantar Akuntansi adalah 82 dan 15, sedangkan untuk mata kuliah Statistik yaitu 80 dan 10. Pada mata kuliah yang mana Andrea memperoleh nilai yang lebih baik? Penyelesaian :
Mata Kuliah Pengantar Akuntansi =
= 0, 066666667
73
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Mata Kuliah Statistik =
= 0,5
Jadi, karna nilai Z untuk mata kuliah Statistik lebih besar dari nilai Z untuk mata kuliah Pengantar Akuntansi maka nilai Andrea lebih baik pada mata kuliah Statistik.
3. Diketahui data nilai Review Peaktikum Statistika kelas A adalah sebagai berikut :
Hitunglah simpangan baku dan varians data tersebut! Penyelesaian :
74
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
V = s2= (13.04)2= 170,0416 Jadi, nilai simpangan baku dan varians nilai Review Praktikum Statistika kelas A yaitu 13,04 dan 170,0416
4. Berikut adalah data pasien Puskesmas di musim hujan berdasarkan usia : Usia
Frekuensi
0–4
35
5–9
25
10 - 14
20
15 - 19
18
20 - 24
12
Hitunglah : a. Varians data b. Tentukan ukuran kemencengan, gambarkan, dan jelaskan artinya Penyelesaian : Usia
Xi
F
u
u2
u3
fu
fu2
fu3
0_4
2
20
-1
1
-1
-20
20
-20
5_9
7
35
0
0
0
0
0
0
10_14
12
25
1
1
1
25
25
25
15_19
17
18
2
4
8
36
72
144
20_24
22
12
3
9
27
36
108
324
75
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jumlah
100
77
225
473
a. Varians = s2
s=
−(
5
)2
= 6,436419812 V = s2 = (6,436419812)2 = 41, 4275 Jadi varians dari data pasien Puskesmas di musim hujan ialah 41, 4275
b.
=
,
((
= - 0, 879885023
)–3(
)(
)+2(
Karena ukuran kemencengannya Sk = menceng kiri atau bernilai negative
)3)
< 0 maka bentuk kurva yaitu
76
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 5. Income 7 orang Analis Ekonomi di Bank A yaitu 3500, 3700, 4500, 5000, 5200, 5800, 6500 sedangkan income 7 orang Analis Ekonomi di Bank B yaitu 3000, 4000, 3500, 4500, 5000, 6000, 6500. Manakah yang lebih homogen antara Income Analis Ekonomi Perusahaan A dan Perusahaan B? Penyelesaian :
Perusahaan A : =
= .
=
s=
.
,
= 1002, 038738
,
CV = s/ = 1002, 038738 4885, 714286 = ,
Perusahaan B :
=
= s=
= CV = s/
.
.
,
=1186, 660552
,
= 1186,660552 4642,857143 = ,
Jadi, karena semakin kecil CV sebuah kelompok data menunjukkan data yang semakin homogen, dapat disimpulkan bahwa Income Analis Ekonomi di Perusahaan A lebih homogen dari Perusahaan B.
6. Berikut adalah sampel jumlah konsumsi pekerja pria dan wanita perusahaan swasta pada tahun 2011 : Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Pria
8.00
6.50
5.00
6.00
5.50
6.50
6.50
8.50
6.00
5.25
4.50
7.00
Wanita
8.50
7.00
6.8
5.50
6.20
6.00
7.00
9.50
5.00
6.25
7.00
8.50
(dalam ratus ribuan)
77
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) a. Hitung seluruh pengukuran Dispersi (kecuali angka baku). Manakah kelompok yang lebih heterogen? b. Hitunglah ukuran keruncingan, gambarkan, dan jelaskan artinya! Penyelesaian : Pria Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jumlah Rata Q3 Q1
8 6.5 5 6 5.5 6.5 6.5 8.5 6 5.25 4.5 7 75.25 6.27083 6.625 5.4375
X-x 1.729166667 0.229166667 -1.270833333 -0.270833333 -0.770833333 0.229166667 0.229166667 2.229166667 -0.270833333 -1.020833333 -1.770833333 0.729166667
|X-x| 1.729166667 0.229166667 1.270833333 0.270833333 0.770833333 0.229166667 0.229166667 2.229166667 0.270833333 1.020833333 1.770833333 0.729166667 10.75
(X-x)2 2.990017361 0.052517361 1.615017361 0.073350694 0.594184028 0.052517361 0.052517361 4.969184028 0.073350694 1.042100694 3.135850694 0.531684028 15.18229167
Wanita 8.5 7 6.8 5.5 6.2 6 7 9.5 5 6.25 7 8.5 83.25 6.9375 7.375 6.15
X-x 1.5625 0.0625 -0.1375 -1.4375 -0.7375 -0.9375 0.0625 2.5625 -1.9375 -0.6875 0.0625 1.5625
|X-x| 1.5625 0.0625 0.1375 1.4375 0.7375 0.9375 0.0625 2.5625 1.9375 0.6875 0.0625 1.5625 11.75
a. Dispersi Absolut
Range Pria = Rmax – Rmin = 8,50 – 4,50 = 4 Range Wanita = Rmax – Rmin = 9,50 – 6,00 = 3,5
Mean Deviation Pria = Wanita =
= .
= ,
.
= ,
78
(X-x)2 2.44140625 0.00390625 0.01890625 2.06640625 0.54390625 0.87890625 0.00390625 6.56640625 3.75390625 0.47265625 0.00390625 2.44140625 19.195625
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Inter Quartile Range Pria = Q3 – Q1= 6,625 – 5,4375 = 1,1875 Wanita = 7,375 – 6,15 = 1,225
Quartile Deviation Pria = Wanita =
,
,
=
= ,
= ,
Simpangan Baku Pria =
s=
.
= 1.124807082 .
Wanita = s =
= 1.264766942
Varians
Pria = s2 = (1.124807082)2 = 1.265190972 Wanita = (1.264766942)2 = 1.599635417 Dispersi Relatif
Coefficient of Variance Pria = CV = s/ = 1.124807082 / 6.270833333 = 0,179371229 / 17,9371229% Wanita = CV = 1.264766942 / 6.9375 = 0,182308748 / 18,2308748%
Coefficient of Quartile Variation Pria = Wanita = =
. .
100% = . .
. .
. .
100% = ,
100% =
,
%
%
Jadi, dengan melihat Coefficient of Variation nya yang menandakan semakin besar data akan semakin heterogen, dapat disimpulkan bahwa kelompok Wanita memiliki persebaran data yang lebih heteregen.
79
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) b. Ukuran Keruncingan (Kurtosis) Pria = Wanita =
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-Rata
= (
( .
Pria 8 6.5 5 6 5.5 6.5 6.5 8.5 6 5.25 4.5 7 75.25 6.27083
.
)
)
(
( .
.
= 2,432507664
X-x 1.729166667 0.229166667 -1.270833333 -0.270833333 -0.770833333 0.229166667 0.229166667 2.229166667 -0.270833333 -1.020833333 -1.770833333 0.729166667
)
)
= 2,489293271
(X-x)4 8.94020382 0.002758073 2.608281077 0.005380324 0.353054659 0.002758073 0.002758073 24.6927899 0.005380324 1.085973857 9.833559578 0.282687905 47.81558567
Karna ukuran keruncingan yang 4< 3
(diagram distribusi berbentuk simetris)
Wanita 8.5 7 6.8 5.5 6.2 6 7 9.5 5 6.25 7 8.5 83.25
X-x 1.5625 0.0625 -0.1375 -1.4375 -0.7375 -0.9375 0.0625 2.5625 -1.9375 -0.6875 0.0625 1.5625
(X-x)4 5.960464478 1.52588E-05 0.000357446 4.27003479 0.295834009 0.772476196 1.52588E-05 43.11769104 14.09181213 0.223403931 1.52588E-05 5.960464478 74.69258428
69,375
aka bentuk kurva disebut Mesokurtic
7. The table below show the price of food and their average customers each day in Faculty Economy and Busines Canteen :
80
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Price (Rp)
Freq (Customers)
500 – 1500
50
1500 – 2500
40
2500 – 3500
30
3500 – 4500
35
4500 – 5500
25
Total
180
a. If Ditha shop Rp 4.000,00 each day, how much her Standard Score? b. If Ditha has 0,54 as a Standard Score, how much she shop each day? Answer :
f 50 40 30 35 25 180
Price 500-1500 1500-2500 2500-3500 3500-4500 4500-5500 Total Rata-Rata
a.
x 1000 2000 3000 4000 5000
=
=
.
fx 50000 80000 90000 140000 125000 485000 2694.444444
(X-x) -1694.444444 -694.4444444 305.5555556 1305.555556 2305.555556
(X-x)2 2871141.975 482253.0864 93364.19753 1704475.309 5315586.42 10466820.99
=2694.444444 ,
= 241,141049
81
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
=
.
.
= ,
So, if Ditha shop Rp 4.000,00 each day, he has Standard Score = 5,4140743 b.
0,54
=
,
.
446,5574981 = x – 2694,444444 x = 3141,001942 So, if Ditha has 0,54 as her standard score, he shopRp 3.141,001942 each day.
82
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) ANGKA INDEKS
Angka Indeks adalah bilangan yang dinyatakan dalam persentase (%) yang menunjukkan besarnya perbandingan atau perubahan nilai suatu variabel tertentu pada waktu/periode waktu tertentu dibandingkan dengan nilai variabel tersebut pada waktu/periode dasarnya.
Waktu
tertentu (waktu berjalan)
adalah waktu atau periode waktu saat
dilakukan penghitungan angka indeks suatu variabel.
Waktu dasar adalah waktu atau periode waktu yang dijadikan dasar perhitungan angka indeks suatu variabel. Periode waktu dasar biasanya dinyatakan dalam angka indeks sebesar 100.
Masalah Penyusunan Angka Indeks
Dalam menyusun angka indeks, ada beberapa masalah utama yang mungkin dihadapi dan berpengaruh terhadap keabsahan dan validitas dari angka indeks. Beberapa masalah utama tersebut adalah 1.
:
Masalah pemilihan sampel, terkait kelayakan data yang diperbandingkan dan data yang sesuai dengan kebutuhan penentuan indeks
2.
Masalah pembobotan, perlu ukuran pembobotan yang tidak menghasilkan angka indeks terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga bobot yang ditentukan untuk suatu variabel harus disesuaikan berdasarkan periodenya dengan memperhatikan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu (misalnya perubahan perilaku, gaya hidup, dll)
3.
Masalah pemilihan tahun dasar, sebagai pembanding yang baik, tahun dasar harus memiliki kriteria berikut : (a) Tahun dasar adalah tahun dimana kondisi normal atau tidak mengalami krisis, (b) Waktu yang dijadikan tahun dasar tidak terlalu lama (tidak expired) sehingga masih layak digunakan.
83
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Sumber Data
Sumber data untuk perhitungan indeks bisa didapat dari data internal seperti data penjualan perusahaan, data produksi pabrik, dan lain-lain. Selain itu, sumber data untuk perhitungan indeks yang bersifat umum bisa didapatkan dari pemerintah, seperti Indeks Harga Konsumen, Indeks Biaya Hidup, dan Indeks Upah Riil yang bisa dilihat dari data BPS (Badan Pusat Statistika).
Jenis-Jenis Angka Indeks 1. Angka Indeks Harga (Po/n) Angka Indeks Harga adalah angka indeks variabel harga yang dibandingkannya berupa harga barang/jasa dan dipakai untuk menunjukkan perubahan harga barang/jasa.Indeks ini bertujuan mengukur perubahan harga antara dua interval waktu
tertentu,
misal
antar
tahun,
antar
kuartal,
antar
bulan,
dan
sebagainya.Dalam praktek, indeks harga adalah indeks yang paling sering digunakan seperti indeks harga konsumen, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan lainnya. 2. Angka Indeks Kuantitas (Qo/n) Angka
Indeks
Kuantitasadalah
angka
indeks
variabel
tertentu
yang
dibandingkannya berupa jumlah/kuantitas barang.Indeks kuantitas mengukur perubahan sejumlah kuantitas barang dari masa ke masa. Sebagai contoh, jika diketahui indeks kuantitas produksi kopi tahun 2011 adalah 120, dengan dasar tahun 2008, maka ada peningkatan jumlah produksi kopi sebesar 20%. 3. Angka Indeks Nilai (Vo/n) Angka Indeks Nilaiadalah angka indeksvariabel tertentu yang dibandingkannya berupa nilai barang atau jasa dan dipakai untuk melihat perubahan nilai dari suatu barang/jasa. Dimana besaran nilai didapat dari perhitungan V = P x Q.
84
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Metode Pengukuran Angka Indeks
Metode ini menentukan penggunaan variabel harga dari waktu ke waktu untuk suatu
komoditi
tertentu.
Dasar
penghitungannya
adalah
harga
sebagai
pembanding,sekaligus tahun dasar (tahun ke-0) diberi simbol Po dan harga yang diperbandingkan dan terjadi pada tahun ke-n diberi simbol Pn. Karena tahun dasar merupakan permulaan dan dasar perbandingan, maka indeksnya selalu bernilai 100% (angka indeks dinyatakan dalam persentase). 1.
Metode Tidak Tertimbang Pada metode ini, semua variabel yang akan diukur indeksnya mempunyai nilai yang sama. Metode ini merupakan metode paling sederhana dan praktis dalam mengukur sebuah indeks, walaupun cara ini mempunyai kelemahan, terutama belum dapat memenuhi tes satuan (unit test). Metode tertimbang terdiri dari Metode Relatif Sederhana, Metode Agregatif Sederhana, dan Metode Rata-Rata Relatif.
2.
Metode Tertimbang Pada metode ini ada bobot yang digunakan untuk membedakan variabel satu dengan lainnya, setiap komponen diberi bobot berbeda, karena pada dasarnya setiap barang/jasa mempunyai tingkat utilitas (manfaat dan kepentingan) yang berbeda.Seperti adanya penimbangan kuantitas barang terjual untuk berbagai jenis barang yang berbeda harganya.Dalam prakteknya, metode initerbagi dalam beberapa cara perhitungan indeksseperti metode Laspeyers, Paasche, Marshall Edgeworth, Walsh, Dribisch, dan Fisher.
3.
Metode Relatif Jika pada metode tertimbang atau tak tertimbang, proses perhitungan dimulai dengan menjumlahkan seluruh komponen yang ada kemudian dilakukan rata-
85
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) rata, maka metode relatif memulai dengan menghitung setiap indeks komponen, kemudian baru melakukan rata-rata dari semua indeks yang didapat.
4.
Metode Rantai Metode ini menghitung indeks secara berantai, misalnya dari tahun 2010dibandingkan dengan tahun 2009, kemudian tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011, dst.
AIH Tidak Tertimbang
AIH Agregatif
AIH Rata-Rata
Angka Indeks
Tertimbang
Relatif
Berantai
Penimbang :
Nilai
Laspeyers barang pada waktu Angka Indeks Berantai (cenderung berlebih ke dasar
Harga Relatif
AIH
atas / upward bias)
=
/
∙
∑ ∑
/
/
∙ ∙
=
∑
AIH Paasche
Indeks Gabungan
∑
∙(
∙
∙
Penimbang : =
∑ ∑
∑ = ∑ =
∑ ∑
(cenderung berlebih ke ∙
∙ ∙
AIH Agregatif
bawah
/
)
=
/
….
Nilai
barang pada waktu
downward tertentu
bias)
∙
/
∙
/
∑ ∑
∙ ∙
=
∑
∑
∙(
∙
∙
)
AIH Marshall
86
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Sederhana =
/
Edgeworth ∑ ∑
∙
AIH Rata-rata
.
∑ ∑
/
( (
) )
AIH Walsh
Relatif Sederhana
∑ ∑
/
∙ ∙
)
AIH Drobisch
=
/
∑
∑
∙
(Rata-Rata Hitung)
=
/
+
/
/
AIH Irving Fisher /
=
∑
∑
∙
(Rata-Rata Ukur)
=
/ /
∙
/
87
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Pergeseran Waktu Atau Periode Waktu Dasar
Bila jarak antara waktu atau periode waktu dasar dengan waktu atau periode waktu tertentu sudah cukup jauh, maka hasil perhitungan angka indeksnya tidak atau kurang representatif. Oleh karena itu, periode atau waktu dasar harusdisesuaikan dengan rumus sebagai berikut: =
∙ 100
IB
: angka indeks baru setelah dilakukan pergeseran waktu atau periode dasar
IL
: angka indeks lama sebelum dilakukan pergeseran waktu atau periode dasar
ILD
: angka indeks lama yang waktu/periode waktunya dijadikan waktu/periode
dasar baru
Penerapan Angka Indeks
1. Pendeflasian Metode untuk menghitung daya beli suatu mata uang tertentu berdasarkan nilai nominalnya serta menghitung pendapatan nyata berdasarkan pendapatan uangnya. =
∙ 100
PN=
DB
: Daya beli suatu mata uang tertentu
PN
: Pendapatan nyata
NN
: Nilai nominal suatu mata uang asing tertentu
PU
: Pendapatan uang
IHK
: Indeks Harga Konsumen
∙ 100
2. Perubahan Pendapatan =
+
∙ 100 88
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 3. Perubahan Pendapatan Nyata =
+
∙ 100
4. Inflasi =
+
∙ 100
89
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) SOAL ANGKA INDEKS
1.
Berikut adalah data harga saham dan volume penjualan beberapa perusahaan dalam bidang. Harga dalam Rp/lembar dan volume dalam ribuan lembar. 5 Januari 2013
13 Januari 2013
Perusahaan Harga
Volume
Harga
Volume
TFKN
25
37
20
925
RDLF
30
5
30
1
YSSC
65
175
60
60
IRYD
45
21
45
70
DSYP
55
35
50
25
Hitunglah Indeks Harga, Indeks Kuantitas, dan Indeks Nilai ! Jawab : 5 Januari 2013
Perusahaan
13 Januari 2013
Po
Qo
Po . Qo
Pn
Qn
Pn . Qn
TFKN
25
37
925
20
925
18500
RDLF
30
5
150
30
1
30
YSSC
65
175
11375
60
60
3600
IRYD
45
21
945
45
70
3150
DSYP
55
35
1915
50
25
1250
Total
220
273
15310
215
1081
26530
a. b.
=
=
∑
∑
∑
∑
∙ 100 =
∙ 100 =
∙ 100 = 97,73
∙ 100 = 365,604 90
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) =
c.
2.
∑
∑
∙
∙
∙ 100 =
∙ 100 = 173,29
Berikut adalah data harga sepeda motor yang diproduksi oleh STA Company : Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Harga ($)
1062
1254
1297
1350
1414
1578
Tentukan angka indeks harga setiap tahun dengan menggunakan tahun dasar 2009? dan berikan interpretasi dari angka indeks tersebut? Jawab : Angka Indeks Harga /
=
∙ 100
Angka Indeks Harga tahun 2008 =
∙ 100 = 84,69
Angka Indeks Harga tahun 2010 =
∙ 100 = 103,43
Angka Indeks Harga tahun 2009 = Angka Indeks Harga tahun 2011 = Angka Indeks Harga tahun 2012 = Angka Indeks Harga tahun 2013 =
∙ 100 = 100
∙ 100 = 107,66 ∙ 100 = 112,76 ∙ 100 = 125,84
Selama tahun 2008 – 2013 diketahui bahwa harga penjualan sepeda motor STA Company umumnya mengalami kenaikan, tampak dari angka indeks harga yang semakin lama semakin besar. Diketahui pula bahwa dalam 4 tahun dari tahun 2009– 2013, harga penjualan sepeda motor telah naik sebesar 25,84%.
3.
You are employed by the state bureau of economic development. There is a demand for a leading economic index to review past economic activity and to forecast future economic trends in the state. You decide that several key factors
91
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) should be included in the index :investmentin new business started during the year, number of business failures, state income tax receipt, college enrollment, and state sales tax receipt. The data for 1987 an the present year are : (in $ millions) 1987
Present Year
New Businesses
1088
1162
Business Failures
627
520
191,7
162,6
242,119
290,841
41,6
39,9
State Income Tax Receipt College Student Enrollment State Sales Tax Receipt
Compute the simple aggregate index for the present year and simple average relatives index for the present year, interpret ! Jawab : Simple Aggregate Index 1987
Present
Simple Aggregate
Year
Index of Present Year
New Businesses
1088
1162
Business Failures
627
520
191,7
162,6
242,119
290,841
41,6
39,9
State Income Tax Receipt College Student Enrollment State Sales Tax Receipt Total
2190,419 2176,341
=
=
∑ ∑
∙ 100
2176,341 ∙ 100 2190,419 = 99,36
The simple aggregate index is 99,36%. This means that the aggregate group of key factors had decreased 0,64% in the present year, compared with 1987.
92
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Simple Average Relatives Index
/
1987
=
∙ 100
Present
Simple Average
Year
Relatives Index
New Businesses
1088
1162
(1162/1088)x100 = 106,80
Business Failures
627
520
(520/627)x100 =82,93
191,7
162,6
(162,6/191,7)x100 = 84,82
242,119
290,841
(290,841/242,119)x100 = 120,12
41,6
39,9
(39,9/41,6)x100 = 95,91
State Income Tax Receipt College Student Enrollment State Sales Tax Receipt Total
490,58 =
Simple Average Relatives Index
∑
=
490,58 = 98,116 5
Using the simple average relative index, the key factors had decreased 1,884% in the present year, compared with 1987. 4.
Berikut adalah data harga dan produksi dari beberapa produk yang dihasilkan oleh Karina Nature Company : Production (unit)
Price ($) 2011
2012
2011
2012
$ 0,287
$ 0,76
1000
1200
Natural Gas (1000 cu.ft)
0,17
2,50
5000
4000
Petroleum (barrel)
3,18
26
60.000
60.000
Platinum (troy ounce)
133
490
500
600
Aluminium (cents per lb.)
Hitunglah Indeks Harga Laspeyers, Paasche, Drobisch, dan Fisher ! Jawab :
93
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Price ($)
Production (unit)
PoQo
PnQo
PoQn
PnQn
1200
287
760
344,4
912
5000
4000
850
12.500
680
10.000
26
60.000
60.000
190.800
1.560.000
190.800
1.560.000
490
500
600
66.500
245.000
79.800
294.000
258.437
1.818.260
271.624,4
1.864.912
2011
2012
2011
2012
Aluminium
0,287
0,76
1000
Natural Gas
0,17
2,50
Petroleum
3,18
Platinum
133
Total
Laspeyers : Paasche :
/
Drobisch : Fisher :
5.
/
/
/
=
∑ ∑
∑ ∑
=
∙ ∙
∙ ∙
. .
/
/
∙
.
.
.
/
/
. ,
,
=
=
,
,
,
= 695,07
703,56 ∙ 686,58 = 695,02
Berikut adalah data produk olahan susu yang diproduksi oleh Deasy Dairy : 2012
2010 Produk
Harga
Jumlah
Harga
Jumlah
(Rp)
(pack)
(Rp)
(pack)
6100
450
6750
400
Susu Rasa Buah
8450
600
9000
650
Biskuit Susu
11.000
890
12.300
840
Keju Mozarella
27.900
750
29.450
1000
Susu Murni Sapi
94
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Tentukan angka indeks relatif rata-rata tertimbang dengan timbangannya nilai barang pada waktu dasar dan menggunakan timbangan waktu tertentu ?(tahun dasar 2010) Jawab : (Harga dalam Rp, dan Jumlah dalam pack) Indeks relatif rata-rata tertimbang periode waktu dasar :
/
∑
=
∑
∙(
∙
∙
)
=
41.473.282 ∙ 100 = 107,64 38.530.000
Indeks relatif rata-rata tertimbang periode waktu tertentu :
/
6.
=
∑
∑
∙(
∙
∙
)
=
51.859.317,4 ∙ 100 = 107,30 48.332.000
Berapakah angka indeks berantai mulai dari tahun 2006 sampai 2012 berdasarkan daftar data penjualan domestik untuk produk kecantikan Oktapiani Beauty Skin Care, beserta interpretasinya?
Tahun Penjualan (Juta Rp)
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
7,9
7,3
8,0
8,2
8,8
9,4
9,6
Jawab : Angka Indeks Berantai (Juta Rp) Tahun Penjualan Indeks Berantai 2006 7,9 100 (7,3/7,9) x 100 = 2007 7,3 92,41 (8,0/7,3) x 100 = 2008 8,0 109,59 (8,2/8,0) x 100 = 2009 8,2 102,5
Keterangan TURUN 7,59% dari tahun sebelumnya NAIK 9,59% dari tahun sebelumnya NAIK 2,5% dari tahun sebelumnya
95
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
7.
2010
8,8
2011
9,4
2012
9,6
(8,8/8,2) x 100 = 107,32 (9,4/8,8) x 100 = 106,82 (9,6/9,4) x 100 = 102,13
NAIK 7,32% dari tahun sebelumnya NAIK 6,82% dari tahun sebelumnya NAIK 2,13% dari tahun sebelumnya
Below is Price Index of Apparel and Upkeep’s BuyinginBatam with base year 2005 :
Year
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Index
124
132
130
121
120
119
The economics wants to shift the base year to 2006. In other words, he wants to compute these index numbers with a base period of 2006 rather than 2005. Canyou help him out? Jawab :
=
8.
∙ 100
Year 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Index 124 132 130 121 120 119
New Index 100 (132/124) x 100 = 106,45 (130/124) x 100 = 104,84 (121/124) x 100 = 97,58 (120/124) x 100 = 96,77 (119/124) x 100 = 95,97
Berikut adalah tabel gaji manajer CV Taufik & Rudolf, yang bergerak di industri mainan anak, dari tahun 2000sampai tahun 2005 beserta IHK (Indeks Harga Konsumen) pada tahun-tahun tersebut : (dalam Rp)
96
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Tahun
Gaji
IHK
2000
13.300.000
130,7
2001
14.400.000
140,1
2002
16.050.000
144,3
2003
18.000.000
144,5
2004
20.050.000
149,5
2005
22.100.000
152,2
a. Hitung daya beli mata uang Rp3.480.000 pada tahun 2000-2005 berdasarkan nominalnya pada tahun tersebut ? b. Berapakah pendapatan sebenarnya pada tahun 2004 ? c. Hitung laju inflasi dari tahun 2000–2005, analisis laju inflasinya ? Jawab : a. Nilai Nominal Rp 3.480.000 =
∙ 100
Tahun DB 2000 (Rp 3.480.000/130,7) x 100 = Rp 2.662.586,075 2001 (Rp 3.480.000/140,1) x 100 = Rp 2.483.940,043 2002 (Rp 3.480.000/144,3) x 100 = Rp 2.411.642,412 2003 (Rp 3.480.000/144,5) x 100 = Rp 2.408.304,498 2004 (Rp 3.480.000/149,5) x 100 = Rp 2.327.759,197 2005 (Rp 3.480.000/152,2) x 100 = Rp 2.286.465,177 b. Pendapatan sebenarnya tahun 2004
=
c. Laju Inflasi
∙ 100 =
20.050.000 ∙ 100 = 149,5
13.411.371,24
97
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) =
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005
+ IHK 130,7 140,1 144,3 144,5 149,5 152,2
∙ 100
Inflasi
[(140,1-130,7)/130,7] x 100 = 7,19% [(144,3-140,1)/140,1] x 100 = 3,07% [(144,5-144,3)/144,3] x 100 = 0,14% [(149,5-144,5)/144,5] x 100 = 3,46% [(152,2-149,5)/149,5] x 100 = 1,81%
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan dari tahun 2000 sampai 2005 pada umumnya terjadi fluktuasi laju inflasi, yang cenderung menurun setiap tahunnya. Ini terlihat dari nilai inflasi tahun 2005hanya 1,81% dibandingkan inflasi tahun 2000 dan 2001 yang berkisan pada 7,19%,
98
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) ANALISIS DERET BERKALA
1. Pendahuluan
Deret berkala atau runtun waktu adalah serangkaian pengamatan terhadap peristiwa, kejadian atau variable yang diambil dari waktu ke waktu. Kemudian dicatat secara teliti menurut urutan waktu terjadinya dan disusun sebagai data statistic. Dari suatu runtut waktu tersebut akan dapat diketahui pola perkembangan suatu peristiwa, kejadian atau variable.
Menurut Anto Dajan, Variable Y merupakan serangkaian hasil observasi dan X merupakan variabel waktu yang bergerak secara seragam dan ke arah yang sama, dari waktu yang lampau ke waktu yang mendatang, maka serangkaian data yang terdiri dari Y diatas dan yang merupakan fungsi dari t dinamakan deret berkala(time series) atau data historis(historical data)
Dalam analisis deret berkala (Time Series) dibedakan menjadi 4 komponen, antara lain: a) Trend b) Variasi Musim/Indeks Musim c) Variasi Siklus d) Variasi yang tidak teratur atau variasi random
2. Penjelasan Komponen-Komponen dalam deret berkala Ada empat komponen gerak/variasi data berkala, yaitu :
99
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) a) Gerak Jangka Panjang atau Trend
Trend melukiskan gerak data berkala selama jangka waktu yang panjang/cukup lama. Gerak ini mencerminkan sifat kontinuitas atau keadaan yang serba terus dari waktu ke waktu selama jangka waktu tersebut. Karena sifat kontinuitas ini, maka trend dianggap sebagai gerak stabil dan menunjukkan arah perkembangan secara umum (kecenderungan menaik/menurun).
Y
Y
t
t
Gambar 1. Trend Naik/Trend Positif
Gambar 2. Trend Turun/Trend Negatif
Trend sangat berguna untuk membuat peramalan (forecasting) yang merupakan perkiraan untuk masa depan yang diperlukanbagi perencanaan.
Trend dibedakan menjadi dua jenis, yakni : a. Trend Linier
: mengikuti pola garis lurus ( Y = a + b t )
b. Trend Non Linier :
mengikuti
pola
lengkung
(parabola,
eksponensial, logaritma, dll).
b) Variasi Musim/ Indeks Musim Gerak musiman terjadi lebih teratur dibandingkan gerak siklus dan bersifat lengkap, biasanya selama satu tahun kalender. Gerak ini berpola 100
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) tetap dari waktu ke waktu. Factor utama yang menyebabkan gerak ini adalah iklim dan kebiasaan.
c) Variasi Siklus
Gerak siklus adalah gerak/variasi jangka panjang di sekitar garis trend (temponya lebih pendek). Gerak siklus terjadi berulang-ulang namun tidak perlu periodik, artinya bisa berulang setelah jangka waktu tertentu atau bisa juga tidak berulang dalam jangka waktu yang sama.
Perkembangan perekonomian yang turun naik di sekitar trend dan “Business Cycles” adalah contoh gerak siklus.
Gerak siklus melukiskan terjadinya empat fase kejadian dalam jangka waktu tertentu, yakni kemajuan, kemunduran, depresi dan pemulihan.
Y (nilai/kuota)
Keterangan : (2)
(1) (1)
(2)
(4) (3)
(4)
Garis Trend
(1) Kemajuan (2) Kemunduran
(3)
(3) Depresi
Gerak siklus (sekitar trend) t (waktu)
(4) Pemulihan
Gambar 3. Gerak Siklus
d) Variasi yang tidak teratur atau variasi random
Gerak ini bersifat sporadis/tidak teratur dan sulit dikuasai.
Beberapa faktor yang cenderung menyebabkan pergerakan ini terjadi adalah perang, bencana alam, mogok dan kekacauan
Dengan adanya pengaruh tersebut, maka gerak ireguler (variasi random) ini sulit untuk dilukiskan dalam suatu model.
(Materi Semester Pendek Statistik Bisnis By Hani Hatimatunnisani S, Si)
101
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 3. Metode-metode dalam analisis deret berkala a. Trend Metode-metode dalam menghitung dan menggambarkan garis trend, antara lain:
i.
Metode Setengah Rata-rata (Semi Average Method) Metode semi rata-rata membuat trend dengan cara mencari ratarata kelompok data. Langkah-langkahnya : 1. Mengelompokan data menjadi dua bagian. Jika data ganjil, maka nilai yang ditengah dapat dihilangkan atau dihitung dua kali yaitu 1 bagian menjadi kelompok pertama dan 1 bagian menjadi kelompok kedua. 2. Menghitung rata-rata hitung kelompok K1 dan kelompok K2. K1 diletakkan pada tahun pertengahan pada kelompok 1 dan K2 diletakan pada tahun pertengahan pada kelompok 2. Nilai K1 dan K2 merupakan nilai konstanta (a) dan letak tahun merupakan tahun dasar. Nilai K1 dan K2 menjadi intercept pada persamaan trendnya. 3. Menghitung selisih K1 dan K2. Apabila K2 - K
1
> 0 berarti tren
positif dan bila K2 – K1 < 0, maka trendnya negatif > 4. Nilai perubahan tren (b) diperoleh dengan cara: b= 5. Untuk mengetahui trendnya, tinggal memasukan nilai X pada persamaan Y’ = a +bX yang sudah ada
ii. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average Method) Dalam metode ini, setelah rata-rata dihitung, diikuti oleh gerakan satu periode ke belakang. Metode ini disebut juga rata-rata
102
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) bergerak terpusat karena rata-rata bergerak diletakkan pada pusat dari periode yang digunakan. Langkah-langkah pengerjaan: 1. Menghitung rata-rata dari sejumlah data yang paling awal. 2. Melupakan nilai data yang pertama. 3. Mengulang tahap 1 dan tahap 2 sampai data yang terakhir. Metode ini terdiri dari dua pola, yaitu: a. Pola gerak ganjil (taraf N ganjil) b. Pola gerak genap (taraf N genap) Dengan menggunakan metode ini,
jumlah moving averagenya
adalah jumlah data asli dikurangi satu (N-1), semakin banyak tahun yang bersangkutan yang diambil, semakin kurang fluktuasi rataratanya dan semakin halus (smooth) grafiknya.
iii. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method) Garis Trend dalam persamaan matematik: Yt = a + bX, dimana untuk menemukan nilai a dan b dapat dicari dengan cara:
Cara panjang (ΣX ≠ 0) Harus ada koding, X1 = 0 (koding tahun pertama), X2 = 1 dan seterusnya. Rumus
²
(∑ ) (∑ )(∑ ) (∑ ) ( )
Cara Pendek ( ΣX = 0)
dan =
Koding untuk N ganjil
: ...,-2,-1,0,1,2,...
Koding untuk N genap
: ...,-2,5;-1,5;-0,5;0,5;1,5;2,5...
a=
² (
)²
Rumus: a=
∑
∑
b=
. ∑ ²
Mengubah trend tahunan menjadi triwulan dan bulanan. Dirumuskan: 103
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Trend triwulanan: Y= + . → + . Trend Bulanan Y=
+
.
→
+
+ . .
+
.
Contoh : Berikut adalah data penjualan sepeda motor dealer “STA” periode 2002-2010
Unit Tahun
Penjualan
2002
11
2003
15
2004
14
2005
16
2006
17
2007
18
2008
17
2009
21
2010
20
Tentukan persamaan garis trendnya dengan menggunakan Least Square! Method (Cara pendek dan panjang). a. Cara Pendek Tahun
Unit Penjualan (yi)
Ui
ui.yi
ui²
2002
11
4
44
16
2003
15
3
45
9
104
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 2004
14
2
28
4
2005
16
1
16
1
2006
17
0
0
0
2007
18
-1
-18
1
2008
17
-2
-28
4
2009
21
-3
-63
9
2010
20
-4
-80
16
149
0
-56
60
Σ
a= b=
∑
=
∑
.
∑ ²
=
= 16,55556
= 0,933333
maka persamaan trendnya: Yt = 16,55556 - 0,933333X Origin : 1 Juli 2006 Unit X : 1 tahun Unit Y : Jumlah penjualan dalam satuan unit Cara Perhitungan Menggunakan Software SPSS Langkah-langkah adalah sebagai berikut : 1. Buka Software SPSS 2. Pilih variabel view, lalu masukan unit penjualan (yi) dan koding (ui)/(xi) 3. Pilih data view dan masukan data untuk masing-masing variabel. 4. Masuk ke menu bar, pilih analyze, kemudian pilih sub menu dan pilih regression linear. 5. Masukan unit penjualan (Yi) sebagai variabel dependen dan koding sebagai variabel independen (Xi) 6. Lalu masuk ke menu statistik 7. Check list estimates, dan confidence intervals.. 8. Klik Ok 105
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Hasilnya Variables Entered/Removedb Variables
Variables
Entered
Removed
Model Xta
1
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Yt Coefficientsa Standardiz ed
Model 1
Unstandardized
Coefficient
95% Confidence
Coefficients
s
Interval for B
B
(Constan t) Xt
Std. Error
Beta
t
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
16.556
.401
41.235
.000
15.606
17.505
-1.033
.155
-.929 -6.645
.000
-1.401
-.666
a. Dependent Variable: Yt
Maka Persamaan trendya: Yt = 16.556 - 1.033Xt Origin
: 1 Juli 2006.
Unit X
: 1 Tahun.
Unit Y
: Jumlah Penjualan dalam satuan orang.
106
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Cara Panjang
Unit Tahun
Penjualan
x
x.y
x²
(yt) 2002
11
0
0
0
2003
15
1
15
1
2004
14
2
28
4
2005
16
3
48
9
2006
17
4
68
16
2007
18
5
90
25
2008
17
6
102
36
2009
21
7
147
49
2010
20
8
160
64
149
36
658
204
Σ
a= b=
(
)
(
=
)(
( )(
) (
) (
)(
)
)
= 12,422
) ( )( (∑ ) (∑ )(∑ ) ( )( ) = ( )( ) ( ) = (∑ ) ( )
1,033
Maka persamaan trendya: Yt = 12,422 + 1,033 X Origin
: 1 Juli 2002
Unit X
: 1 tahun
Unit Y
: Jumlah penjualan dalam satuan unit
Hasil Komputer
107
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Variables Entered/Removedb Variables
Variables
Entered
Removed
Model Xta
1
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Yt
Coefficientsa Standardi zed Unstandardized Coefficie Coefficients
95% Confidence
nts
Interval for B
Std. Model 1
B
Error
(Constant) 12.42 2 Xt
1.033
.740 .155
Beta
t
Sig.
16.77 9 .929 6.645
Lower
Upper
Bound
Bound
.000
10.672
14.173
.000
.666
1.401
a. Dependent Variable: Yt
Maka Persamaan trendnya: Yt = 12,422 +1,033X Origin
: 1 Juli 2002
Unit X
: 1 Tahun
Unit Y
: Jumlah penjualan dalam satuan unit
108
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) b. Variasi Musim/Indeks Musim Apabila tren berhubungan dengan jangka panjang, maka indeks musim berhubungan dengan perubahan atau fluktuasi dalam musim-musim tertentu atau tahunan. Dalam perhitungan statistik, komponen musim dinyatakan dalam suatu bilangan yang dinyatakan dalam bentuk presentase yang disebut Indeks Musim.
Manfaat indeks musim antara lain: a.
Untuk deasonalisasi Y desasonalisasi =
b.
Untuk meramalkan dengan memperhitungkan pengaruh musim. Y ramalan =
100
(
)
Macam-macam metode untuk menghitung Indeks musim:
i. Metode Rata-rata Sederhana (Percentage Average Method) Metode rata-rata sederhana mengasumsikan bahwa pengaruh tren dan siklus yang tidak besar dan dianggap tidak ada. Indeks Musim hanya berdasarkan pada data aktual dan nilai rata-ratanya saja. Indeks Musim dirumuskan sebagai berikut : Indeks Musim =
ii. Metode rata-rata dengan trend Metode rata-rata dengan trend adalah metode rata-rata yang disesuaikan dengan trend. Indeks Musim pada metode rata-rata dengan tren merupakan perbandingan antara nilai data asli dengan nilai tren. Oleh sebab itu, nilai trend harus diketahui lebih dahulu. Indeks musim dirumuskan: Indeks Musim =
100 109
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) iii. Metode ratio rata-rata bergerak (Ratio to moving average method) Metode rasio rata-rata bergerak (ratio to moving average method) adalah metode yang dilakukan dengan cara membuat rata-rata tidak ada ketentuan berapa periode (n). Nilai n bisa 2,3,4 atau 12 tergantung pada kondisi pengaruh fluktuasi musiman. Dirumuskan: Indeks Musim = Nilai rasio X Faktor koreksi, Dimana: Nilai ratio
: Data asli/data rata-rata bergerak
Faktor koreksi : (100xn)/Jumlah rata-rata ratio selama n Contoh Soal: Hitunglah indeks musim dengan metode ratio rata-rata bergerak untuk tiga triwulan dari data penjualan baju Toko “Rudolf Makmur”.
Triwulan Tahun
Penjualan
I
II
III
2007
245
60
80
105
2008
240
50
90
100
2009
310
55
85
95
2010
310
50
85
95
Penyelesaian: Tahun
2007
Trend bergerak
Penjualan
I
60
II
80
60+80+105=245
81.66666667
97.9592
III
105
80+105+50=235
78.33333333
134.0426
Triwulan
Rata-rata
Indeks
Triwulan
Musim
110
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
2008
2009
2010
I
50
105+50+90=245
81.66666667
61.2245
II
90
50+90+100=240
80
112.5000
III
100
90+100+55=245
81.66666667
122.4490
I
55
100+55+85=240
80
68.7500
II
85
55+85+95=235
78.33333333
108.5106
III
95
85+95+50=230
76.66666667
123.9130
I
50
95+50+85=230
76.66666667
65.2174
II
85
50+85+95=230
76.66666667
110.8696
III
95
a) Membuat rata-rata bergerak dan rasio data asli dengan nilai rata-rata bergerak. b) Membuat rata-rata bergerak dengan 3 triwulan, maka dibuat penjumlahan setiap 3 triwulan. Contoh penjumlahan triwulan pertama 60+80+105=245. Nilai ini bisa diletakkan pada triwulan I , II ,III, tidak ada aturan baku. Untuk contoh ini diletakkan pada triwulan 2 karena posisinya ada di tengah. Untuk jumlah total triwulan selanjutnya bergerak yaitu meninggalkan triwulan I tahun 2007 dan masuk triwulan I tahun 2008 sehingga menjadi 80+105+50=235. Hal ini diteruskan sampai selesai. c) Membuat rata-rata bergerak. Jumlah penjumlahan selama 3 triwulan perlu dibuat rata-ratanya dengan cara membagi jumlah pada kolom 4 dengan 3. Contoh 245/3 = 81.66666667 d) Membuat indeks musim dengan membuat rasio antara data asli dengan data rata-rata. Contoh : (80/81.66666667)x100 = 97.9592 e) Setelah mendapatkan indeks musim setiap triwulan, perlu mengetahui rata-rata setiap triwulan dari setiap tahunnya. Maka dari indeks musim triwulan dikelompokan ke dalam triwulan yang sama.
111
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Tahun
Triwulan I
2007 2008
61.2245
2009
68.75
2010
65.2174
Rata-rata
II
III
97.9592
134.0426
112.5
122.449
108.5106 123.913 110.8696
65.0639667 107.4599 126.801533
Maka indeks musim kuartalan selanjutnya: Triwulan I = 65.0639667 Triwulan II = 107.4599 Triwulan III = 126.801533
112
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) SOAL ANALISIS DERET BERKALA
1. Berikut ini adalah harga rata-rata perdagangan besar karet RSS I di pasar Jakarta, 1967-1978. (Sumber : Indikator ekonomi, November 1979 halaman 44 Biro Pusat Statistik Jakarta dari buku Anto Dajan : Pengantar Metode Statistik Jilid Hal 288)
Tahun
Harga dalam rupiah/100kg
1967
3179
1968
9311
1969
14809
1970
12257
1971
10238
1972
11143
1973
23732
1974
23986
1975
18164
1976
26670
1977
28464
1978
37061
a. Tentukan persamaan trendnya dengan metode Least Square Method Cara Panjang! b. Berdasarkan persamaan trend yang didapatkan, berapa estimasi harga ratarata perdagangan besar karet RSS I di pasar Jakarta pada tahun 1979?
113
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jawab:
Tahun 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 Jumlah
Harga dalam rupiah/100kg (Y) 3179 9311 14809 12257 10238 11143 23732 23986 18164 26670 28464 37061 219014
x
xy
x²
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 66
0 9311 29618 36771 40952 55715 142392 167902 145312 240030 284640 407671 1560314
0 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 506
a. Menentukan persamaan trendnya dengan metode Least Square Method Cara Panjang a= b=
(
=
(
) (∑ ) (∑ )(∑ ) (∑ ) ( )
)(
=
(
(
)(
)( (
) ( )( ) ( ) ) ( )( )(
) (
) )
= 4568,97436 )
= 2487,67133
Maka persamaan trendya: Yt = 4568,97436 + 2487,67133X Origin : 1 Juli 1967 Unit X : 1 tahun Unit Y : Harga dalam rupiah/100kg b. Menentukan estimasi harga rata-rata perdagangan besar karet RSS I di pasar Jakarta pada tahun 1979 Yt = 4568,97436 + 2487,67133X Yt = 4568,97436 + 2487,67133 (12) Yt = 4568,97436 + 29852,056 Yt = 34421,0303 Origin : 1 Juli 1967 Unit X : 1 Tahun Unit Y : Harga dalam rupiah/100kg
114
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jadi, berdasarkan persamaan tren yang ada, maka estimasi harga rata-rata perdagangan besar karet RSS I di pasar Jakarta pada tahun 1979 2. The following are data on the total value of sales of the Times in the U.S. $ from 1946 to 1950. The data is taken from a survey of current business 1954 USA (Anto Dajan : Pengantar Metode Statistik Jilid II Hal 336) Bulan
1946
1947
1948
1949
1950
Januari
1979
1632
2505
2001
3261
Februari
1981
1768
3024
2539
3868
Maret
2005
1922
3416
2762
4270
April
2099
2171
3877
3026
4482
Mei
2145
2215
3639
2971
3853
Juni
1933
2046
3354
2732
2974
Juli
1573
1705
2451
1998
3175
Agustus
1402
1566
2057
1713
3791
September
1620
1940
2598
2069
4505
Oktober
1824
2470
3021
2480
4602
November
1903
2466
3042
2444
3958
Desember
1809
2464
2820
2170
3106
Determine a typical seasonal index using Percentage Average Method for eah of the month! Jawab :
Tahap 1 Bulan Januari Februari Maret April Mei
1946 1979 1981 2005 2099 2145
1947 1632 1768 1922 2171 2215
1948 2505 3024 3416 3877 3639
1949 2001 2539 2762 3026 2971
1950 3261 3868 4270 4482 3853
115
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Juni Juli Agustus September Oktober November Desember JUMLAH RATA-RATA Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1933 2046 3354 2732 2974 1573 1705 2451 1998 3175 1402 1566 2057 1713 3791 1620 1940 2598 2069 4505 1824 2470 3021 2480 4602 1903 2466 3042 2444 3958 1809 2464 2820 2170 3106 22273 24365 35804 28905 45845 1856.1 2030.4 2983.7 2409 3820.4
Tahap 2
1946 106.6223679 106.7301217 108.0231671 113.0875948 115.5659318 104.1440309 84.74835002 75.53540161 87.28056391 98.27144974 102.5277242 97.46329637
1947 80.3775908 87.0757234 94.6603735 106.923866 109.090909 100.767494 83.972912 77.1270265 95.546891 121.649908 121.452904 121.354402
1948 83.95709977 101.3518043 114.4900011 129.9407887 121.9640264 112.412021 82.14724612 68.94201765 87.07406994 101.2512568 101.9550888 94.51457938
1949 83.072133 105.40737 114.66528 125.62532 123.34198 113.41982 82.947587 71.115724 85.895174 102.95797 101.46341 90.08822
1950 85.35718181 101.2455011 111.7679136 117.3170466 100.8528738 77.8449122 83.10611844 99.23001418 117.9190751 120.4580652 103.6012651 81.30003272
JUMLAH 439.3863731 501.8105194 543.6067381 592.8946207 570.8157235 508.588282 416.9222135 391.9501838 473.7157739 544.5886452 531.0003965 484.7205303
RATARATA 87.87727462 100.3621039 108.7213476 118.5789241 114.1631447 101.7176564 83.38444269 78.39003677 94.74315477 108.917729 106.2000793 96.94410606
So the seasonal index for each month is Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Seasonal Index 87,87727462 100,3621039 108,7213476 118,5789241 114,1631447 101,7176564 83,38444269 116
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Agustus September Oktober November Desember
78,39003677 94,74315477 108,917729 106,2000793 96,94410606
3. Berikut ini adalah data pengunjung salon “Noer Rahmani” tahun 2002-2010 Jumlah Tahun
Pengunjung
2002
14
2003
18
2004
17
2005
16
2006
20
2007
22
2008
24
2009
23
2010
25
a. Tentukan persamaan trendnya, gunakan Least Square Method cara pendek! b. Tentukan persamaan trend kuartal dan trend bulanannya! c. Jika tahun dasarnya digeser menjadi tahun 2008, tentukan persamaan trend yang barunya. Jawab :
Tahun 2002 2003 2004
Jumlah Pengunjung (Y) 14 18 17
X(ui) -4 -3 -2
XY(ui.yi) -56 -54 -34
X²(ui²) 16 9 4 117
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah
16 20 22 24 23 25 179
-1 0 1 2 3 4 0
-16 0 22 48 69 100 79
1 0 1 4 9 16 60
a. Menentukan persamaan trendnya dengan menggunakan Least Square Method cara pendek a= b=
∑
=
∑
. ∑ ²
=
= 19,8889
= 1,3167
maka persamaan trendnya: Yt = 19,8889 + 1,3167X Origin : 1 Juli 2006 Unit X : 1 tahun Unit Y : Jumlah pengunjung dalam orang b. Menentukan persamaan trend kuartal dan trend bulanannya Trend Kuartalan ,
Y= + . =
+
,
,
.
+
,
,
+
.
Maka persamaan trendnya adalah Yt = 4,6019031 + 0,082293751X Origin : 15 Februari 2006 Unit X : 1 Kuartal/Triwulan Unit Y : Jumlah pengunjung dalam orang Y=
Trend Bulanan +
.
=
,
+
,
.
,
.
Maka persamaan trendnya adalah Yt = 1,6071177 + 0,00914375X Origin : 15 Januari 2006 Unit X : 1 Bulan Unit Y : Jumlah pengunjung dalam orang
118
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) c. Menentukan persamaan trend yang baru jika tahun dasarnya digeser menjadi tahun 2008 Yt = a + b(2) + bx Yt = 19,8889 + 1,3167(2) + 1,3167X Yt = 22,5223 + 1,3167X Origin : 1 Juli 2008 Unit X : 1 Tahun Unit Y : Jumlah pengunjung dalam orang 4. Berikut ini adalah data perkembangan angka-angka ekspor kopi PT Karina Nainggolan per semester (1/2 tahun) dari 2007-2012. Ekspor dinyatakan dalam ribuan ton.
Tahun
Periode
Jumlah Ekspor
2007
Semester I
15
Semester II
22
Semester I
27
Semester II
23
Semester I
22
Semester II
30
Semester I
28
Semester II
27
Semester I
40
Semester II
35
Semester I
33
Semester II
41
2008
2009
2010
2011
2012
a. Tentukanlah indeks musim dengan menggunakan Ratio to Trend Method b. Hitunglah peramalan jumlah ekspor kopi untuk semester I dan semester II pada tahun 2013 Jawab:
119
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Periode Semester I Semester II Semester I Semester II Semester I Semester II Semester I Semester II Semester I Semester II Semester I Semester II Jumlah
Y 15 22 27 23 22 30 28 27 40 35 33 41 343
X 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 66
XY 0 22 54 69 88 150 168 189 320 315 330 451 2156
X² 0 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 506
Yt 18.2179 20.1025 21.9871 23.8717 25.7563 27.6409 29.5255 31.4101 33.2947 35.1793 37.0639 38.9485 342.9984
Y/Yt * 100 82.33660301 109.4391245 122.7992778 96.3483958 85.41599531 108.5348162 94.83327971 85.95961172 120.1392414 99.49032528 89.03542261 105.2672118 1199.599305
a. Menentukan indeks musim dengan menggunakan Ratio to Trend Method a= b=
) ( )( ) = 18,2179 ( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( )( (∑ ) (∑ )(∑ ) ) = = 1,8846 (∑ ) ( ) ( )( ) ( )
=
(
)(
Maka persamaan trendya: Yt = 18,2179 + 1,8846X Origin : 1 Juli 2007 Unit X : 1 semester (1/2 tahun) Unit Y : Jumlah ekspor kopi dalam ribuan ton Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Rata-Rata
Semester I 82.3366 122.7993 85.4160 94.8333 120.1392 89.0354 594.5598 99.0933
Semester II 109.4391 96.3484 108.5348 85.9596 99.4903 105.2672 605.0395 100.8399
Maka, indeks musim Jumlah ekspor kopi per semester adalah Semester I : 99.0933 120
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Semester II
: 100.8399
b. Menentukan peramalan jumlah ekspor kopi untuk semester I dan semester II pada tahun 2013 Yt = Yt = 18,2179 + 1,8846X Origin : 1 Juli 2007 Unit X : 1 semester(1/2 tahun) Unit Y : Jumlah ekspor kopi dalam ribuan ton
Semester I 2013 : Yt = 18,2179 + 1,8846 (12) = 40,8331 Semester II 2013 : Yt = 18,2179 + 1,8846 (13) = 42,7177 Forecasting dengan memperhitungkan pengaruh musim Tahun
Semester Yt I 2013 II Jumlah total
Indeks Musim Y Forecasting 40.8331 99.0933 40.46286628 42.7177 100.8399 43.07648596 83.5508 = 84
Jadi, forecasting jumlah ekspor kopi pada semester 1 sampai semester 2 pada tahun 2013 adalah 40.46286628 dan 43.07648596 5. This following table shows production of the goods (unit) in PT. Deasy Jaya with the period 2001-2011
Tahun
2001 2002 2003 2004 2005 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Produksi
116
185
210
225
230
250
155
140
175
190
200
a. Determine the trend equation use Semi Average Method, which median is ignored and origin 2003! b. Determine trend equation, if the median is counted twice! Jawab: a. Determine the trend equation use Semi Average Method, which median is ignored and origin 2003 Kelompok
Tahun
Produksi
Rata-
Nilai 121
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) rata
K1
K2
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
116 155 140 175 190 185 210 225 230 250
155,2
220
X -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
a = 155,2 , b= = 10,8 Maka persamaan regresinya adalah : Yt = 155,2 + 10,8X Origin : I juli 2003 Unit X : 1 Tahun Unit Y : Jumlah produksi (unit) b. Determine trend equation, if the median is counted twice (tahun 2006 dihitung dua kali) Kelompok
K1
K2
Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Produksi 116 155 140 175 190 200 200 185 210 225 230 250
Rata-rata
Nilai X -5 -3 -1 163 1 3 5 7 9 11 216.6666667 13 15 17
122
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) a= 163 ,
b= = 4,5 Maka persamaan trendnya adalah : Yt = 163 + 4,5X Origin : I januari 2004 Unit X : ½ tahun Unit Y : Jumlah unit produksi dalam unit 6. Berikut ini adalah data mengenai produksi pakaian anak-anak PT. Alya STA, Bandung tahun 2005-2011 per caturwulan.
Caturwulan Tahun
I
II
III
2005
45
26
50
2006
56
34
45
2007
59
28
43
2008
69
36
58
2009
64
40
61
2010
63
44
67
2011
72
42
73
Tentukan Indeks Musim serta variasi musimnya dengan menggunakan Percentage Average Method. Jawab: Tahun 2005 2006 2007 2008 2009
I 45 56 59 69 64
Caturwulan II 26 34 28 36 40
III 50 45 43 58 61
Jumlah
Rata-Rata
121 40.33333333 135
45
130 43.33333333 163 54.33333333 165
55
123
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 2010 2011
63 72 Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
44 42
I 111.570248 124.444444 136.153846 126.993865 116.363636 108.62069 115.508021
67 73
174 58 187 62.33333333
Caturwulan II 64.4628099 75.5555556 64.6153846 66.2576687 72.7272727 75.862069 67.3796791
III 123.966942 100 99.2307692 106.748466 110.909091 115.517241 117.112299
839.654751 486.86044 773.484809 Jumlah 119.950679 69.5514914 110.49783 Rata-Rata Maka seasonal indeks untuk setiap caturwulan-nya adalah Caturwulan I : 119.950679 Caturwulan II : 69.5514914 Caturwulan III : 110.49783 7. The following are data on the total sales of shoes “PT. Rini Shoes” quarterly since 2004 until 2009 (in $000)
Tahun
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
2004
351.2
324.9
308.7
430.9
2005
309.8
326.5
387.5
457.8
2006
302.7
345.7
341.2
435.2
2007
345.9
324.1
346.4
476.1
2008
341.4
345.7
351.6
460.8
2009
312.9
342.8
328.7
477.9
Determine the typical seasonal pattern for sales using the ratio to moving average Method.
124
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Tahap 1
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
I
Sales Of Shoes (Y) 351.2
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
324.9 308.7 430.9 309.8 326.5 387.5 457.8 302.7 345.7 341.2 435.2 345.9 324.1 346.4 476.1 341.4 345.7 351.6 460.8 312.9 342.8 328.7 477.9
Kuartal
Total 4 Kuartal
Four Quarter Moving Average
1415.7 1374.3 1375.9 1454.7 1481.6 1474.5 1493.7 1447.4 1424.8 1468 1446.4 1451.6 1492.5 1488 1509.6 1514.8 1499.5 1471 1468.1 1445.2 1462.3
353.925 343.575 343.975 363.675 370.4 368.625 373.425 361.85 356.2 367 361.6 362.9 373.125 372 377.4 378.7 374.875 367.75 367.025 361.3 365.575
Centered Moving Average (Yt)
348.75 343.775 353.825 367.0375 369.5125 371.025 367.6375 359.025 361.6 364.3 362.25 368.0125 372.5625 374.7 378.05 376.7875 371.3125 367.3875 364.1625 363.4375
Y/Yt *100
88.5161 125.344 87.5574 88.9555 104.868 123.388 82.3365 96.2886 94.3584 119.462 95.4865 88.0677 92.9777 127.062 90.3055 91.7493 94.6911 125.426 85.9232 94.3216
Tahap 2 Tahun
Triwulan I
2004
II
III
IV
88.5161
125.344 125
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Rata-rata IM
87.5574 82.3365 95.4865 90.3055 85.9232 441.6091 88.3218 88.4503
88.9555 96.2886 88.0677 91.7493 94.3216 459.3827 91.8765 92.0102
104.868 94.3584 92.9777 94.6911
123.388 119.462 127.062 125.426
475.4113 95.0823 95.2206
620.6820 124.1364 124.3170
100 4
399.4170 1.0014549
Faktor koreksi = (100Xn)/ jumlah rata-rata rasio selama n =
,
∗
= 1,0014596
So, the typical seasonal pattern for sales using the ratio to moving average Method is Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
: 88.4503 : 92.0102 : 95.2206 : 124.3170
126
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) PROBABILITAS
Probabilitas adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 dan dinyatakan dalam desimal (misalnya: 0,65) atau dalam persentase (65%). Probabilitas 0 menunjukkan peristiwa yang tidak mungkin terjadi. Probabilitas satu menunjukkan peristiwa yang pasti terjadi. Maka probabilitas dapat didefinisikan sebagai peluang suatu kejadian. Dalam Probabilitas ada beberapa istilah yang penting yaitu : -
Percobaan (experiment), percobaan adalah aktivitas yang menghasilkan suatu peristiwa. Misalnya: kegiatan melempar uang akan menghasilkan peristiwa muncul gambar atau angka.
-
Hasil (out come), hasil adalah suatu hasil dari suatu percobaan tersebut, yaitu muncul gambar atau angka
-
Peristiwa (event), peristiwa adalah hasil yang terjadi dari suatu kejadian.
Pendekatan Dalam Perumusan Peluang 1. Pendekatan klasik mengasumsikan bahwa sebuah peristiwa mempunyai kesempatan untuk terjadi yang sama (equally likely). Probabilitas suatu peristiwa dinyatakan sebagai rasio antara jumlah kemungkinan hasil (peristiwa) dengan total kemungkinan hasil.
Dimana P (A) = peluang kejadian A
( )=
x = Banyaknya kejadian A n = banyaknya semua kejadian yang mungkin terjadi
127
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Contoh : sebuah dadu dilemparkan sebanyak 1 kali. Berapa peluang terjadinya mata dadu kelipatan 2? Jawab : n = 6 (banyaknya angka yang mungkin muncul dalam pelemparan dadu 1 kali) x = 3 (kelipatan 2 adalah mata dadu 2,4 dan 6) P(mata dadu kelipatan 2) =
= =
Jadi, peluang terjadinya mata dadu kelipatan 2 dari pelemparan dadu sebanyak 1 kali adalah ½. 2. Pendekatan Frekuensi Relatif, dalam pendekatan ini besar probabilitas suatu peristiwa tidak dianggap sama, tetapi tergantung pada berapa banyak suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaan dan dicatat besarnya frekuensi relatif masing-masing kejadian.
Dimana : P (A)
( )=
( )
= peluang kejadian A
f (A)
= frekuensi munculnya kejadian A
N
= frekuensi secara keseluruhan
Contoh : Dari 5000 pengirim sms yang memberikan vote a di acara Indonesia Idol ternyata 3250 memberikan vote pada Regina dan sisanya pada Sean. maka peluang dari pengirim sms yang memberikan vote pada Regina adalah : ( )=
( )
=
3250 13 = 5000 20
128
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jadi, peluang dari pengirim sms yang memberikan vote pada Regina adalah 13/20 atau 0,65. 3. Pendekatan Subyektif adalah menentukan besarnya probabilitas suatu peristiwa didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan. Contoh : Peluang tim Indonesia mengalahkan Malaysia dalam pertandingan sepak bola adalah 0,8. Peluang ini ditentukan oleh subjektivitas seseorang, tentu saja hasilnya akan berbeda dengan orang lain. Faktorial Factorial adalah banyaknya cara yang dihasilkan dari n obyek yang berbeda, dilambangkan dengan n! atau n faktorial. Contoh : Bila ada 6 nama Bank, yaitu BCA, BNI, BJB, BII, BRI, Mandiri, maka ada berapa cara menyusun urutan nama ke 6 nama bank tersebut? Jawab : n = 6 n! = 6x5x4x3x2x1 = 720 cara. Jadi, terdapat 720 cara untuk menyusun urutan nama dari ke 6 bank tersebut .Permutasi Permutasi adalah kemungkinan susunan dari r obyek yang diambil dari n obyek. Permutasi sangat memperhatikan susunan letak dari obyek, dalam hal ini berarti XYZ akan berbeda artinya dengan YXZ, XZY, dsb. Rumus : P = (
!
)!
Contoh : Apabila ada 20 perusahaan yang memberikan dividen tahun 2003 dan disusun berdasarkan kinerja perusahaan dimana tiap kelompok terdiri 5 perusahaan, ada berapa cara susunan perusahaan tersebut. 129
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) =(
Jawab :
!
)!
=
= 1.860.480
!
Jadi, banyaknya cara menyusun perusahaan tersebut adalah 1.860.480 Jika banyaknya permutasi dari n obyek dimana n1 berjenis 1, n2 berjenis 2,……., nk, dan n1+n2+…….+nk=n, maka : P = (
!
!
! …..
!)
Contoh : bila dalam suatu rak buku terdapat 12 buku yang terdiri dari 2 buku managerial finance, 5 buku mikroekonomi, 4 buku statistik, 3 buku akuntansi, dan 1 novel, berapakah cara buku tersebut dapat disusun? Jawab
: n = 12, n1=2, n2=2, n3=4, n4=3, n5=1, maka banyaknya cara penyusunan
buku tersebut di rak adalah P = (
!
!
!
!
!
!)
= 831.600 cara
Jadi, buku-buku tersebut dapat disusun di rak dengan 831.600 cara.
Kombinasi Kombinasi adalah banyaknya kemugkinan yang dapat terjadi pada saat seseorang melakukan pengambilan r obyek dari n obyek yang tersedia tanpa memperhatikan letak susunannya. Dalam hal ini XYZ sama artinya dengan XZY, YXZ, dsb. C =
n! r! (n! − r!)
Contoh : Ada 5 bank yang mengajukan kredit portofolio ke Bank Indonesia . Sementara itu Bank Indonesia hanya akan memilih 2 bank saja . Ada berapa kombinasi bank yang dapat dipilih oleh bank Indonesia ? Jawab
:C =
!( !
!
!)
=
!( !
!
!)
= 10
Jadi ada 10 kombinasi bank yang dapat dipilih oleh Bank Indonesia.
Macam-Macam Kejadian (Event) 1. Kejadian Terpisah (Mutually Exclusive)
130
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Dua keajadian A dan B disebut saling terpisah bila keduanya tidak mungkin terjadi secara bersamaan, atau dengan kata lain munculnya kejadian A menghilangkan peluang munculnya kejadian B, sehingga ( ∩ ) = 0. Rumus : ( ∪ ) = ( ) + ( )
Contoh : sebuah kartu dikocok, kemudian diambil secara acak, berapa peluang terambilnya kartu jack sekop dan as hati? Jawab : P (jack sekop ∪ as hati) = P (jack sekop) + P (as hati) =
+
Jadi, peluang terambilnya kartu jack sekop dan as hati adalah
= .
2. Kejadian Bukan Terpisah (Inclusive) Terjadinya peristiwa bukan menghilangkan peristiwa yang lain, tapi kejadian yang ada mungkin memiliki sifat gabungan dari kejadian yang lain, sehingga ) ≠ 0.
Rumus : ( ∪ ) =
( ∩
( )+ ( )− ( ∩ )
Contoh : Jika dilakukan pelemparan dadu sebanyak 1 kali, berapakah peluang munculnya angka ganjil atau angka bilangan prima? Jawab : angka ganjil pada dadu (A) = 1,3,5 mata dadu bilangan prima (B) =2,3,5 Sifat gabungan ( ∩ ) = 3,5
P (angka ganjil pada dadu ∪ mata dadu empat) = + − = =
Jadi, peluang munculnya angka ganjil atau angka bilangan prima adalah 2/3.
3. Kejadian Bebas Dua kejadian disebut bebas bila nilai peluang kejadian A tidak bergantung pada muncul atau tidaknya kejadian B, dan begitu pula sebaliknya. Rumus : ( ∩ ) = ( )
( )
Contoh : peluang terjadinya hujan di Medan adalah 0,6 dan peluang terjadinya hujan di Makassar adalah 0,8. Berapakah peluang hujan di Medan dan Makassar?
131
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jawab : P ( hujan di Medan ∩ hujan di Makassar) = 0,6 x 0,8 = 0,48. Jadi, peluang hujan di Medan dan Makassar adalah 0,48.
4. Kejadian Tak Bebas Dua kejadian A dan B disebut tidak bebas bila kejadian yang satu dipengaruhi oleh kejadian yang lainnya. Rumus : P(A ∩ B) = P(B)x P dimana P
atau P(A ∩ B) = P(B)x P
adalah munculnya kejadian A setelah munculnya kejadian
B, begitu juga dengan P
Contoh : satu bungkus permen terdiri dari 3 rasa apel, 4 rasa jeruk, 2 rasa mangga, dan 1 rasa nanas. Jika diambil 2 permen secara berturut-turut tanpa pengembalian, berapakah peluang terambilnya yang pertama permen rasa mangga dan yang kedua permen rasa jeruk? Jawab : P (rasa mangga ∩ rasa jeruk) =
=
Jadi, peluang terambilnya yang pertama permen rasa mangga dan yang kedua permen rasa jeruk tanpa pengembalian adalah
.
Teknik Pengambilan 1. Dengan Pengembalian Suatu cara pengambilan yang pengambilan berikutnya dilakukan setelah mengembalikan terlebih dahulu pengambilan sebelumnya. Contoh : satu lusin kemeja terdiri dari 2 warna biru, 4 warna merah, 3 warna hijau, 3 warna hitam. Dilakukan pengambilan 4 kemeja tersebut secara random dengan pengembalian. Berapakah peluang terambilnya 1 kemeja warna hitam, 2 kemeja warna merah, dan 1 kemeja warna biru berturut-turut? Jawab : P ( H ∩ M1 ∩ M2 ∩ P) = P(H) x P(M1) x P(M2) x P (P) 132
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) =
×
×
×
=
Jadi, peluang terambilnya 1 kemeja warna hitam, 2 kemeja warna merah, dan 1 kemeja warna biru berturut-turut adalah
2. Tanpa Pengembalian Suatu cara pengambilan yang pengambilan berikutnya dilakukan tanpa mengembalikan terlebih dahulu pengembalian sebelumnya. Contoh : sebuah kotak terdiri dari 2 bola putih, 3 bola biru, dan 3 bola merah. Dilakukan pengembalian 3 bola dari kotak tersebut secara random tanpa pengembalian. Berapakah peluang terambilnya 1 bola biru dan 2 bola merah berturut-turut? Jawab : P ( B ∩ M 1 ∩ M2) = P(B) x P(M1) x P (M2) = × × =
Jadi, peluang terambilnya 1 bola biru dan 2 bola merah berturut-turut adalah
.
Teorema Bayes Teorema Bayes merupakan probabilitas bersyarat suatu kejadian yang terjadi setelah kejadian yang lain ada. Rumus : P
A
B =
(
)×
(
(
)×
)×
⋯
(
)×
Contoh : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung sedang merencanakan perbaikan jalan di daerah Dipati Ukur dan Pasteur dengan probabilita berturut-turut sebesar 0,3 dan 0,7. Bila perbaikan jalan dilakukan di daerah Dipati Ukur maka peluang terjadinya penurunan kemacetan sebesar 0,02 dan peluang terjadinya penurunan kemacetan di Pasteur sebesar 0,05. Jika diketahui telah terjadi penurunan kemacetan, berapakah peluang perbaikan jalan di Pasteur? Diketahui
: A1 = perbaikan jalan di Dipati Ukur 133
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) A2 = perbaikan jalan di Pasteur B = terjadinya penurunan kemacetan P (A1) = 0,3 probabilita perbaikan jalan di Dipati Ukur P (A2) = 0,7 probabilita perbaikan jalan di Pasteur P (A1/B) = 0,02 penurunan kemacetan di Dipati Ukur P (A2/B) = 0,05 penurunan kemacetan di Pasteur Ditanyakan
: P (A2/B), Dinas PU ternyata telah melakukan perbaikan jalan di
Pasteur.
Jawab
=
: P
A
B =
(
)×
(
)×
(
)×
(0,7) × (0,05) 0,035 = = 0,853658536 ≈ 0,8536 (0,3) × (0,02) + (0,7) × (0,05) 0,006 + 0,035
Jadi, probabilita terjadinya penurunan kemacetan Jika diketahui
ternyata telah dilakukan perbaikan jalan di daerah Pasteur adalah 0,8536. Harapan Matematis/Mathematical Expectation (ME) Rumus ME = ∑ P X dimana ME = nilai harapan matematis
= peluang terjadinya kejadian
X = besarnya nilai kejadian
Contoh : perusahaan STA yang bergerak dalam bidang manufaktur akan melakukan ekspansi, maka perlu dilakukan pemilihan tempat yang baru untuk cabang perusahaan STA. jika daerah Z memiliki keuntungan Rp 350 juta dengan probabilita 0,4 dan modal yang digunakan sebesar Rp Rp 80 juta. Sedangkan 134
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) di daerah W modal yang digunakan sebesar Rp 100 juta dengan keuntungan Rp Rp 300 juta dan probabilita 0,55. Dimanakah seharusnya perusahaan tersebut mendirikan cabang perusahaannya? Diketahui : asumsi : 1=untung ; 2=rugi
Daerah Z P1 = 0,4
P2 = 1 – 0,4 = 0,6
X1 = Rp 350 juta
X2 = - Rp 80 juta
=
+
= (0,4 x 350 juta) + 0,6 x (−80 juta)
= 140 juta + (−48 juta) = 92 juta Daerah W P1 = 0,55
P2 = 1 – 0,55 = 0,45
X1 = Rp 300 juta
X2 = - Rp 100 juta
=
+
= (0,55 x 300 juta) + 0,45 x (−100 juta)
= 165 juta + (−45 juta) = 120 juta
Karena daerah W.
<
maka perusahaan sebaiknya mendirikan cabang di
135
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) SOAL PROBABILITAS
1.
The following table shows monthly income from 10.000 head of family surveyed in Bandung.
Income (Rupiah)
Number of head of family
< 1.000.000
1498
1.000.000 - 1.499.000
3466
1.500.000 – 1.999.000
1073
2.000.000 – 2.499.000
899
2.500.000 – 2.999.000
2302
≥ 3.000.000
762
Jumlah
10.000
One family taken randomly. What is the probability that the family is: a. Including families with high incomes, ≥ 3.000.000? b. Including families with incomes at least 2.000.000 but less than 2.500.000? c. Including families with low incomes, <1.000.000? Jawab : a. ( ≥ 3.000.000) =
( )
=
= 0,0762
136
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jadi, peluang keluarga tersebut termasuk keluarga yang mempunyai pendapatan tinggi, ≥ 3.000.000, adalah 0,0762. b. (2.000.000 <
< 2.499.000) =
( )
=
= 0,0899
Jadi, peluang keluarga tersebut termasuk keluarga yang mempunyai pendapatan paling sedikit 2.000.000 tetapi kurang dari 2.500.000 adalah 0,0899.
c. ( ≤ 1.000.000) =
( )
=
= 0,1498
Jadi, peluang keluarga tersebut termasuk keluarga yang mempunyai pendapatan rendah, < 1.000.000 adalah 0,1498.
2.
Sebuah kotak berisi 4 bola kuning, 6 bola hijau, 5 bola merah, dan 7 bola putih. Dari kotak tersebut diambil 4 bola secara acak. Tentukan probabilita terambilnya 1 bola hijau, 1 bola putih, dan 2 bola kuning bila teknik pengambilannya : a. Dengan pengembalian (with replacement)! b. Tanpa pengembalian (without replacement)! Jawab : a. P ( H ∩ P ∩ K1 ∩ K2) = P(H) x P(P) x P (K1) x P (K2) =
×
×
×
=
= 0,0028686
Jadi, probabilita terambilnya 1 bola hijau, 1 bola putih, dan 2 bola kuning dengan pengembalian (with replacement) adalah 0,0028686. b. P ( H ∩ P ∩ K1 ∩ K2) = P(H) x P(P) x P (K1) x P (K2) =
×
×
×
=
= 0,0038277
Jadi, probabilita terambilnya 1 bola hijau, 1 bola putih, dan 2 bola kuning tanpa pengembalian (without replacement) adalah 0,0038277.
137
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 3.
Di sebuah outlet di Jalan Dago, Bandung, ada 15 jenis baju yang sangat menarik. Petruk adalah salah satu pengunjung outlet tersebut dan berniat ingin membeli 15 jenis baju tersebut. Namun karena keterbatasan dana, maka hanya 4 saja yang dapat dibeli. Hitunglah, ada berapa kombinasi baju yang dapat dipilih oleh Petruk? Jawab: Banyaknya kombinasi yang dapat dipilih dapat diselesaikan dengan konsep perhitungan kombinasi: C =
!( !
!
!)
C
diketahui bahwa n=15 dan r = 4, sehingga =
15! 15! 15.14.13! = = = 1365 4! (15! − 4!) 4! (11!) 4! (11!)
Jadi, ada 1365 kombinasi baju yang dapat dipilih oleh Petruk.
4.
Dalam rapat pengurus BEM KEMA FEB unpad, staf kementerian pendidikan mempresentasikan 12 program kerja yang akan dilaksanakan selama satu periode kepengurusan di hadapan executive board. Dalam rapat tersebut setiap executive board diminta untuk memberikan penilaian atau rank terhadap 6 program kerja yang dianggap feasible. Ada berapa cara macam urutan penilaian yang mungkin terjadi dari setiap executive board? Jawab : n = 12 P = P
r=6
n! (n − r)!
=
12! = 665.280 (12 − 6)!
Jadi, banyaknya cara urutan penilaian yang dilakukan oleh executive board adalah sebanyak 665.280 cara.
138
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 5.
Three people have been nominated as the manager of a company. Probability A selected is 0.3, probability B selected is 0,5, and probability C selected is 0.2. If A selected, the chances of the employee salary increase was 0.8. If B or C selected, Probability rising salaries, respectively 0.1 and 0.4. Determine : a. How much the probability of rising the salary? b. How much the probability of rising the salary if C selected? Jawab : Dik : B1 = A terpilih
P(B1) = 0.3
P(G│B1) = 0.8
B2 = B terpilih
P(B2) = 0.5
P(G│B2) = 0.1
B3 = C terpilih
P(B3) = 0.2
P(G│B3) = 0.4
G = kejadian gaji naik Dit : a. P(G) = …? b. P(B3/G) = …? Jawab : a. Peluang terjadi kenaikan gaji karyawan adalah P(G) = P(B1) P(G│B1) + P(B2) P(G│B2) + P(B3) P(G│B3) = (0.3)(0.8) + (0.5)(0.1) + (0.2)(0.4) = 0.37 Jadi, besarnya peluang kenaikan gaji adalah sebesar 0,37. b. Peluang kenaikan gaji terjadi jika terpilih C = =
(
)
(
)
+ (2)
+ (
)
(0,2)(0,4) 8 = = 0,216216 (0,3)(0,8) + (0,5)(0,1) + (0,2)(0,4) 37
Jadi peluang kenaikan gaji jika C terpilih adalah sebesar 0,23.
6.
Dari sekumpulan bahan mentah di perusahaan Osborn, ternyata berdasarkan pengalaman di masa lalu dapat diolah menjadi tiga jenis kualitas bahan jadi dengan penggolongan 80% kualitas I, 15% kualitas ke II, dan 5% kualitas ketiga. 139
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Modal yang dipakai untuk kualitas barang I adalah 35 juta dengan keuntungan 30 juta. Untuk barang II modal yang diperlukan adalah 90 juta dengan keuntungan 10 juta, sedangkan modal yang digunakan untuk barang III adalah 10 juta dengan keuntungan sebesar 40 juta. Perusahaan Osborn berencana untuk melakukan ekspansi perusahaan, bantulah Perusahaan Osborn untuk menentukan sebaiknya di kualitas barang yang manakah perusahaan Osborn menginvestasikan modal utamanya? Dik : -
Kualitas Barang I P1=0,8
P2=1-0,8=0,2
X1= Rp 35 juta
X2= - Rp 30 juta
MEI= P1X1 + P2X2 = (0,8 x Rp 35 juta) + (0,2 x Rp (-Rp 30 juta)) = Rp 22 juta. - Kualitas Barang II P1=0,15
P2=1-0,15=0,85
X1= Rp 90 juta
X2= - Rp 10 juta
MEII= P1X1 + P2X2 = (0,15 x Rp 50 juta) + (0,85 x Rp (-Rp 10 juta)) = Rp 5 juta. - Kualitas Barang III P1=0,05
P2=1-0,05=0,95
X1= Rp 130 juta
X2= - Rp 3 juta
MEIII= P1X1 + P2X2 = (0,05 x Rp 130 juta) + (0,95 x Rp (-Rp 3 juta)) = Rp 3,65 juta. Karena MEI >MEII >MEIII maka perusahaan Osborn sebaiknya menginvestasikan modal yang utamanya di barang kualitas III.
7.
Peluang seorang langganan yang masuk ke toko yang akan membeli kemeja adalah 0,1. Jika ia membeli kemeja, peluangnya dia akan membeli dasi juga
140
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) adalah 0,4. Membeli atau tidak membeli kemeja, peluang dari langganan itu membeli celana adalah 0,5. Tentukan : a. Berapa peluang bahwa langganan itu akan membeli kemeja dan dasi? b. Berapa peluang bahwa langganan itu akan membeli kemeja dan celana? Dik : A = membeli kemeja B = membeli dasi
P (A) = 0,1 P (B/A) = 0,4 (beli kemeja syarat untuk beli dasi)
C = membeli celana
P (C) = 0,5 (A dan C independen)
Dit : a. P(A ∩ B) = …?
b. P(A ∩ C) = …?
Jawab : a.
P (A dan B)
P(A ∩ B) = P(A)x P
= 0,1 × 0,4 = 0,04
Jadi, peluang bahwa langganan itu akan membeli kemeja dan dasi adalah 0,04 b. P(A ∩ C)
P(A ∩ C) = P(A)x P(C) = 0,1 × 0,5 = 0,05
Jadi, peluang bahwa langganan itu akan membeli kemeja dan celana adalah 0,04.
8.
Diambil sebuah kartu dari selengkap kartu bridge terkocok. Tentukanlah nilai kemungkinan terambilnya kartu a.
As
b.
Raja (dengan lambang K)
c.
Gambar ‘wajik’
Jawab : satu kartu lengkap = 52, yang masing-masing mempunyai peluang sama. a. Ada 4 kemungkinan kartu As terambil, sehingga P(As) = b. Ada 4 kemungkinan kartu Raja terambil, sehingga P(K) =
. .
141
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) c. Ada 13 kemungkinan kartu gambar ‘daun’, sehingga P(kartu ‘daun’)=
9.
.
Tiga anggota koperasi dicalonkan menjadi ketua. Peluang Ali terpilih 0,3, peluang Badu terpilih 0,5, sedangkan peluang Cokro 0,2. Kalau Ali terpilih maka peluang kenaikan iuran koperasi adalah 0,8. Bila Badu atau Cokro yang terpilih maka peluang kenaikan iuran adalah masing-masing 0,1 dan 0,4. Bila seseorang merencanakan masuk jadi anggota koperasi tersebut tapi menundanya beberapa minggu dan kemudian mengetahui bahwa iuran telah naik, berapakah peluang Badu terpilih jadi ketua?
Dik : A : Orang yang terpilih menaikkan iuran
P( B1 ) P( A | B1 ) (0,3)(0,8) 0,24 P( B2 ) P( A | B2 ) (0,5)(0,1) 0,05 P ( B3 ) P ( A | B3 ) (0,2)(0,4) 0,08
P(B1): Ali yang terpilih = 0,3 P(B2): Badu yang terpilih = 0,5 P(B3) : Cokro yang terpilih = 0,2 Dit : P (B3/A) = …? =
Jawab :
=
(
)
( (
) )
(
)
(0,5)(0,1) 0,05 = = 52,08333333 (0,3)(0,8) + (0,5)(0,1) + (0,2)(0,4) 0,00096
Jadi, peluang menaikkan iuran jika Badu terpilih menajdi ketua adalah 52,08333333. 10. Ketika menjelang Natal, permintaan terhadap pohon natal meningkat, begitu juga dengan berbagai macam hiasannya seperti lampu. Santa berniat untuk menghias pohon natal yang kemarin dibelinya dengan menggunakan 15 lampu yang terdiri
142
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) dari 4 warna merah, 5 biru, dan 6 kuning. Maka ada berapa cara menyusun lampu untuk menghiasi pohon natal tersebut? Dik : n = 15 n1 = 4
n2 = 5
n3 = 6
Dit : P = …? Jawab : P = ( P=
!
!
!
)
15! = 630.630 (4! x5! x6!)
Jadi, banyaknya cara menyusun lampu untuk menghiasi pohon natal
tersebut adalah 630.630
143
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) DISTRIBUSI PELUANG TEORITIS
Distribusi teoritis memungkinkan para pembuat keputusan untuk memperoleh dasar logika yang kuat di dalam keputusan, dan sangat berguna bagi dasar pembuatan ramalan
(forecasting/prediction)
berdasarkan
informasi
yang
terbatas
atau
pertimbangan teoritis, dan berguna pula untuk menghitung probabilitas terjadinya suatu kejadian. (Sumber: Supranto, Johanes. 2001. Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Erlangga) Distribusi Peluang teoritis terdiri dari : I. Variabel Diskrit dan Variabel Kontinyu Untuk memahami variabel diskrit dan kontinyu, marilah mencermati definisi beberapa istilah berikut ini: 1. Variabel Random adalah variabel yang nilainya diperoleh dari suatu percobaan. Variabel random dapat berupa variabel diskrit atau variabel kontinyu. 2. Variabel Diskrit adalah variabel yang didapat dari proses penghitungan dimana hasilnya merupakan bilangan bulat dan jumlahnya terbatas. Misalnya: -
Jumlah penjualan mobil per hari: x = 0, 1, 2, 3, ...
-
Jumlah orang yang suka produk tertentu dari 500 responden: x = 0, 1, 2, 3, ..., 500
-
Jumlah munculnya mata dadu 1 pada peristiwa pelemparan sebuah dadu sebanyak 10 kali: x = 0, 1, 2, ..., 10
3. Variabel Kontinyu adalah variabel yang didapat dari proses pengukuran dimana terdiri dari nilai-nilai yang terletak dalam suatu interval tertentu, sehingga dapat berupa bilangan pecahan maupun bilangan bulat. Misalnya: 144
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) -
Tinggi badan 100 responden: x = 145 cm, 156,76cm, ...
-
Waktu terbang dari Yogyakarta ke Jakarta: 45’ < x < 120’
-
Berat ayam goreng KFC: 50 gram < x < 200 gram
(Sumber: Setia Atmaja, Lukas. 2009. Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Penerbit ANDI) II. Macam-macam Distribusi Peluang Teoritis Variabel Diskrit 1. Distribusi Binomial Distribusi binomial dapat diterapkan pada peristiwa yang memiliki ciri-ciri percobaan binomial atau Bernoulli (Bernoulli Trial) sebagai berikut: -
Setiap percobaan hanya mempunyai dua kemungkianan hasil, diberi istilah hasil yang dikehendaki (sukses) dan hasil yang tidak dapat dikehendaki (gagal).
-
Setiap percobaan bersifat independen atau dengan pengembalian. Probabilitas sukses setiap percobaan harus sama, dinyatakan dengan p, sedangkan probabilitas gagal dinyatakan dengan q. Jumlah p dan q harus sama dengan 1.
-
Jumlah percobaan, dinyatakan dengan N, harus tertentu jumlahnya.
Rumus distribusi binomial: ( )= ∶
Keterangan:
=
! ! ( − )!
P (x) = probabilitas peristiwa sukses sebanyak x C = kombinasi x dari n
145
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) N = jumlah percobaan p = probabilitas sukses q = probabilitas gagal x = jumlah sukses yang dicari probabilitasnya Parameter dalam distribusi binomial: Rata-rata (µ) = n.p Standar deviasi (σ) = 2. Distribusi Multinomial
. .
Perluasan dari distribusi binomial ialah distribusi multinomial. Misalkan sebuah eksperimen menghasilkan peristiwa-peristiwa E1, E2, ..., Ek dengan peluang π1 = P(E1), π2 = P(E2), ..., πk = P(Ek) dengan π1 + π2 + ... + πk = 1. Terhadap eksperimen ini kita lakukan percobaan sebanyak n kali, maka peluang akan terdapat x1 peristiwa E1, x2 peristiwa E2, ..., xk peristiwa Ek di antara N, ditentukan oleh distribusi multinomial berikut:
( ,
,…,
)=
!
! !…
!
…
(Sumber: Sudjana. 1997. Metoda Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito) 3. `Distribusi Hipergeometrik Distribusi hipergeometrik sangat erat kaitannya dengan distribusi binomial. Perbedaannya antara distribusi hipergeometrik dengan binomial adalah bawa pada distribusi hipergeometrik, percobaan tidak bersifat independen. Untuk mencari probabilitas x sukses dalam ukuran sampel n, kita harus memperoleh x sukses dari r sukses dalam populasi, dan n-x gagal dalam N-r gagal. Sehingga fungsi probabilitas hipergeometrik dapat dituliskan sebagai berikut:
146
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Keterangan:
( )=
.
r = jumlah unit/elemen dalam populasi yang berukuran N x = jumlah elemen berlabel diantara n unit N = jumlah observasi dalam populasi n = jumlah observasi dalam sampel Sumber: (Supranto, Johanes. 2001. Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Erlangga)
4. Distribusi Poisson Pada percobaan binomial, seandainya n relatif besar, katakanlah lebih besar dari 50 dan p relatif kecil, katakanlah lebih kecil dari 0,1 maka perhitungan probabilitas dengan menggunakan rumus distribusi binomial akan menjadi sulit. Dalam kasus ini, kita dapat menggunakan pendekatan Poisson untuk menghitung probabilitas percobaan binomial. Rumus Distribusi Poisson:
Keterangan:
( )=
. !
λ = rata-rata = n.p x = jumlah sukses e = 2,718281828 (Sumber: Setia Atmaja, Lukas. 2009. Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Penerbit ANDI)
147
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) SOAL DISTRIBUSI PELUANG TEORITIS
1.
Rudolf International adalah Oil Company terbesar di Indonesia. Dari oil yang dihasilkan tersebut ternyata terdapat 10% oil/barel yang berkualitas buruk. Untuk menyelidiki hal tersebut perusahaan mengambil secara acak 50 Barrel untuk diselidiki. Tentukan peluang dari oil tersebut: a.
Seluruh Barel tersebut berkualitas baik
b.
Paling banyak 1 barel yang berkualitas buruk
c.
Terdapat 48 Barel yang berkulitas baik
Dik :
p = probabilitas barang buruk = 10% q = probabilitas barang baik = 90% N = 50
Dit: a. P(x = 0) b. P(x ≤1)
c. P(x = 2) Jawab: a. ( ) =
( = 0) =
. 0,10 . 0,90
= 1 . 1 . 5,153775207× 10 = 5,153775207× 10
Jadi, peluang dari 50/barel minyak seluruhnya merupakan minyak berkualitas baik (tidak ada yang buruk) adalah 5,153775207× 10
148
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) b. ( ) =
( = 1) =
. 0,10 . 0,90
= 50 . 0,10. 5,726416897× 10
= 0,02863208449
Peluang terambil 1 barel minyak berkualitas buruk dari 50 barel sample yang diambil adalah : . P(x ≤1) = p(x=0) + p(x=1)
. P(x ≤1) = 5,153775207× 10
+ 0,02863208449
P(x ≤1) = 0.0337858597
Jadi, peluang dari 50 barel terdapat satu barel yang berkualitas buruk adalah 0.0337858597 atau 3,37858597%
c. P(x = 2) ( )=
( = 2) =
. 0,10 . 0,90
( = 2) = 1225. 0,01. 6,362685441× 10 = 0.07794289665
Jadi, peluang dari 50 barel terdapat 48 barel yang berkualitas baik adalah 0.07794289665 atau 7,794289665% 2.
There are many books in Deasy bag. Three books about history, four books about statistics, and three books about economics. The two books are yellow, three books are silver, and five books are blue. If Deasy want to take 4 books in
149
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) different colour, could you calculate the probability that Deasy takes 1 book yellow, 2 book silver and 1 book is blue? Given
: X1 = yellow = 1
X2 = silver = 2 X3 = blue = 1 π1 =
( yellow )
π2 =
( silver )
π3 =
( Blue )
n=4 Asked: P(1,2,1) Solution : ( ,
,
)=
(1,2,1) =
! ! !
!
4! 2 1! 2! 1! 10
= 12 .
3 10
2 9 5 × × 10 100 10
5 10
= 0,108
So, the probability Deasy takes 1 book yellow, 2 book silver and 1 book is blue is 0,108 or 10,8% 3.
Divisi SDM di Perusahaan STA terdiri dari 12 orang, dimana 8 adalah wanita dan 4 laki-laki. Misalkan 2 orang dari 12 anggota divisi SDM tersebut dipilih
150
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) untuk dipindah ke divisi Logistik. Berapa probabilitas bahwa dari pemilihan secara acak didapat 2 orang wanita? Dik:
r=8
n=2
x=2
N = 12
Dit: P(x=2)
( )=
. ( )=
.
=
28(1) = 0,424242 66
Jadi, probabilita bahwa dari pemilihan secara acak didapat 2 orang wanita yang dipilih untuk dipindah ke divisi logistik adalah 0,424242 atau 42,4242%.
4.
Tiap jam, pengusaha produksi barang mengambil sebuah sampel sebanyak lima barang yang dihasilkan suatu mesin untuk diperiksa. Jika terdapat lebih dari satu barang yang rusak, ia akan menghentikan proses dan menyuruh pegawainya untuk memeriksa atau memperbaiki mesin. Jika tidak, ia membiarkan proses itu berjalan terus sebagaimana biasa. Berapakah peluang menghentikan mesin, jika adanya barang yang rusak dalam proses itu sebesar 2 %?
Dik : p( rusak ) = 0,02 Q ( baik ) = 0,98 N=5 Dit : p( X≥ 2)
Jawab : proses dihentikan kalau tiap 5 barang terdapat yang rusak 2,3,4,5 kalau x = banyak barang yang rusak dari 5 barang yang diambil. Maka : p( X≤ 1) = p(0)+p(1)
P(0) semuanya baik maka
151
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) ( )=
=
( = 0) =
=
= 0,9036
. 0,02 . 0,98
P(1) = ( ) = =
( = 1) =
= 0,0922
. 0,02 . 0,98
Jadi p( X≥ 2)=1- p(0)+p(1) = 0,9036 + 0,0922 = 0,0042
Jadi peluang pengusaha produksi akan menghentikan mesin jika terdapat lebih dari satu barang yang rusak dari 5 sampel barang yang diambil adalah 0,42%
5.
Seorang pemilik perusahaan telah meneliti bahwa banyak pesanan barang yang ia terima setiap hari rata – rata 3,8. Berapakah peluangnya pada suatu hari akan diterima: a.
Tepat lima buah pesanan
b.
Paling banyak lima buah pesanan
c. Tidak kurang dari lima buah pesanan d. Tidak ada pesanan Dik : λ = 3,8 Dit : a. P(x=5) b.P(x ≤ 5 )
c. P( ≥ 5) d. P (x=0)
Jawab ( )=
: a. P(5) = . ! 152
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) ,
P(x = 5) =
. , !
= 0,1480
Jadi peluangnya pada suatu hari akan diterima 5tepat lima pesanan adalah 0,1480 atau 14,80 % b. P(x ≤ 5 ) ( )=
. !
pesanan paling banyak ada 5 maka x = a,1,2,3,4 atau ,5 maka kita harus menghitung p(0),p(1),p(2),p(3),p(4),p(5) lalu dijumlahkan p(0) =
,
P(1) =
,
P(2) =
,
P(3) =
,
P(4) =
,
. , !
= 0,0224
. ,
= 0,0851
. ,
= 0,1617
. ,
= 0,2049
. ,
= 0,1944
! ! ! !
P(5) = 0,1480 Maka P(x ≤ 5 ) = p(0)+p(1)+p(2)+p(3)+ p(4)+p(5)
= 0,0224 +0,0851 + 0,1617 + 0,2049 + 0,1944 +0,1480
= 0,8165 Jadi peluangnya pada suatu hari akan diterima paling banyak lima buah pesanan adalah 0,8165 , 81,65 % c. P( ≥ 5)
153
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Tidak kurang dari 5 pesanan berarti x= 5,6,7.... peluangnya dapat dihitung dengan = 1- p(0)-p(1)-p(2)-p(3)-p(4) = 1-(0,0224)-(0,0851)-(0,1617)-(0,2049)-(0,1944) = 0,3315 Jadi peluangnya pada suatu hari akan diterima tidak kurang lima buah pesanan adalah 0,3315, 33,15 % d. Tidak ada pesanan berarti x=0 sehingga peluangnya adalah =p(0)= 0,0224 Jadi peluangnya pada suatu hari tidak akan diterima pesanan adalah 0,0224 atau 2,24%
6.
Taufik and Rini go to one country in Africa, They want to know about most of Africans colour. So long as they walk in Africa they dont see people have white skin, until they decided to go to one of college in Africa and to test whether there are people who have white skin in this college. Taufik think there is not people who have white skin in this college. Taufik think there no people who have white skin in this college but Rini think most of people in this college have white skin. Could you help taufik and Rini to calculate probability what they are thinking about if total students in this college 25 students and 3 of them from America who have white skin. If they want to meet 6 people in which randomly called by dean, please help Taufik and Rini to calculate what they are thinking about. a. No one has white skin b. At most people have white skin Given:
N = 25 n=6 r=3 154
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Asked:
a. P(x = 0) a.No one have skin white in this college b.P(x ≤ 1)At mostaperson have skin white in this college
.
( )=
a. P(x = 0)
.
= =
.
= 0,421304347 So, the probability that no one have skin white in this college from randomly calling 6 people by dean is 0,421304347 or 42,1304347%. b. P(x ≤ 1) = ( = 0) + ( = 1) P( x =1) =
=
.
.
= 0,446086956 P( x ≤ 1) = 0,421304347 + 0,446086956 = 0,867391303 So, the probability At most a person have skin white in this college from randomly calling 6 people by dean is 0,867391303 or 86,7391303 % 7.
Alya dan Karina sedang bermain ular tangga, Alya dan Karina saling menyiapkan strategi untuk dapat sampai ke puncak lebih dahulu, mereka menggunakan 2 dadu dengan 6 kali pelemparan, Alya menyiapkan strategi agar dapat menang dengan strategi yang ia gunakan adalah dengan nilai dadu yang berjumlah 9 harus keluar 2 kali, dadu bernilai 12 harus keluar 2 kali dan dadu 155
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) bernilai ganjil harus keluar 2kali. Dapatkah kamu membantu alya berapakah probabilita strategi yang direncanaknanya dapat terjadi ?
Dik : π1 = Dadu berjumlah 9 = {(3,6), (4,5), (5,4), (6,3)}= π2 = dadu berjumlah 12 = {(6,6)}= π3= dadu bernilai ganjil = {(1,2), (1,4), (1,6), (2,1), (2,3), (2,5), (3,2), (3,4), (3,6), (4,1), (4,3), (4,5), (5,2), (5,4), (5,6), (6,1),(6,3),(6,5)} = =
x1 = 2 x2 = 2 x3 = 2 n=6 Dit: P(2, 2, 2) Jawab: ( ,
,
)=
(2, 2, 3) =
! ! !
6! 4 2! 2! 2! 36
= 90
1 9
!
1 36
1 36
1 2
18 36
= 2,143347051 × 10
156
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jadi probabilita keluarnya nilai dadu yang berjumlah 9 harus keluar 2 kali, dadu bernilai 12 harus keluar 2 kali dan dadu bernilai ganjil harus keluar 2kali atau rencana Alya dapat terpenuhi ialah 0,0002143347051 atau 0,02143347051 % 8.
Dari masa lampau, memperlihatkan bahwa pada umunya dalam tiap bulan, disuatu pabrik telah terjadi kecelakaan sebanyak tiga kali. a. Distribusi apakah yang dapat digunakan dalam kasus ini? b. Berapakah peluang bahwa dalam bulan tertentu tidak akan terjadi kecelakaan? c. Terjadi kecelakaan kurang dari empat kali? Dik: λ = 3 Jawab : a. Distribusi Poisson b. P(x=0) c. P(x< 4) . !
( )=
.
b. P(x = 0) =
!
=
= 0,0498
Jadi, probabilitas bahwa dalam bulan tertentu tidak akan terjadi kecelakaan adalah 0,0498 atau 4,98 % c. Kecelakaan kurang dari 4 kali berarti x=0,1,2,atau 3 maka P(x< 4)
. !
( )=
P(0) = 0,0498 P(1) =
.
= 0,1494
P(2) =
.
= 0,2240418077
! !
157
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) .
P(3) =
!
= 0,2240418077
Jadi P(x< 4) = p(0) + p(1) +p(2)+p(3)=
= 0,0498 + 0,1494 + 0,2240418077+ 0,2240418077 = 0,6472836154
Jadi, probabilitas bahwa dalam bulan tertentu terjadi kecelakaan kurang dari 4 kali adalah 0,6472836154 or 64,72836154 %. 9.
Dari barang yang dihasilkan oleh semacam mesin ternyata 15% rusak diambil secara acak dari produksi tersebut sebanyak 30 buah untuk diselidiki. Berapa peluangnya dari barang yang diselidiki itu akan terdapat: a. Satu Rusak b. Paling sedikit satu rusak Jawab : Dik
p = probabilitas barang rusak = 15% q = probabilitas barang bagus = 85% N = 30
Dit:
a. P(x = 1)
b. P(x ≥ 1) Jawab:
a.
( )=
( = 1) =
. 0.15 . 0,85
= 30(0.15)(0.85)
= 0.0404
158
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jadi, peluang dari 30 buah barang terdapat satu buah barang rusak adalah 0.0404 atau 4.04% b. P(x ≥ 1) = Paling sedikit 1 rusak berarti rusaknya bisa 1, 2 bahkan semua produk yang diambil, jadi untuk mencari peluang paling sedikit 1 barang rusak dapat kita gunakan rumus: p(0) + p(1) + .....p(30)= 1 atau p(1) +p(2)+......p(30)= 1-p(0) jadi p(0)=
( = 0) =
. 0.15 . 0,85
= 1(1)(0.85) = 0.0076
Jadi P(x ≥ 1) = 1-0.0076 =0.9924 Jadi, peluang dari 30 buah barang terdapat paling sedikit satu buah barang rusak adalah 0,9924 atau 99,24%
10. Pada suatu acara seminar terdapat 5 buah doorpize yaitu 5 televisi. Namun karena kelalain dari seorang panitia 3 dari televisi tersebut jatuh sehingga televisi terebut rusak. Panitia tersebut tidak mampu mengganti televisi yang rusak dengan televisi yang baru sehingga tetap dijadikan doorprize dan untuk menutup kesalahan tersebut ia membungkus semua televisi dengan bungkus kado sehingga tidak diketahui televisi yang rusak dan televisi yang dalam keadaan baik. Pada saat pembagian doorprize ternyata ada 1 orang yang berhak mendapatkan 2 hadiah karena dia orang pertama yang datang di acara seminar tersebut. Berapakah kemungkinan bahwa 1 orang tersebut yang berhak mendapatkan 2 doorprize mendapatkan 2 televisi yang rusak? Dik:
r=3
n=2
x=2
N=5
159
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Dit: P(x=2)
( )=
. ( )=
.
=
3.1 = 0,3 10
Jadi, probabilita bahwa dari bahwa 1 orang tersebut yang berhak mendapatkan 2 doorprize mendapatkan 2 televisi yang rusak ialah 0,3 atau 30%
160
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) DISTRIBUSI NORMAL DAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL
Distribusi Normal Distribusi normal atau sering disebut dengan distribusi Gauss adalah distribusi peluang teoritis dengan variable random continue yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Berbentuk lonceng (bell-shaped) dan memiliki satu puncak pada bagian tengah distribusi. Rata-rata, median dan modusnya sama dan terletak di pusat distribusi. Luas total di bawah kurva normal adalah 1,00. Setengah dari luas di bawah kurva normal ada di sebelah kanan dari titik pusatnya dan setengah yang lain ada di sebelah kirinya.. Kurvanya simetris (symmetrical) dengan sumbu di sekitar nilai rata-rata. Jika kita memotong vertikal kurva normal pada titik pusatnya, kedua bagiannya akan menjadi pencermin satu sama lain Kurva ini menurun secara halus pada kedua arah dari bagian tengah. Jadi distribusinya asimtotik. Kurva mendekati sumbu X tetapi tidak pernah sampai menyentuhnya. Dengan kata lain, perpanjangan ekor kurva tak hingga di kedua arahnya. Lokasi sebuah distribusi normal ditentukan oleh rata-rata. Dispersi atau sebarannya ditentukan oleh standar deviasi
161
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Penyelesaian persoalan distribusi normal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus : Z
X
dan tabel statistik tentang luas daerah kurva normal standar.
Pendekatan Distribusi Binomial Oleh Distribusi Normal Penyelesaian persoalan distribusi binomial yang memiliki jumlah sampel lebih dari 30 (n > 30), dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus distribusi normal : Z
X
dengan; n n 1 dan terlebih dahulu disesuaikan variabel random diskritnya menjadi variable random continue dengan menggunakan faktor penyesuaian sebesar 0,5 dengan ketentuan sebagai berikut : Variabel Random Diskrit
Variable Random Continue
X a
a 0,5 X a 0,5
a X b
a 0,5 X b 0,5
a X b
a 0,5 X b 0,5
162
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Contoh Soal Distribusi Normal 1. Suatu perusahaan membutuhkan waktu rata-rata 55 menit untuk memproduksi produk X dengan standar deviasi 12 menit. a. Berapa peluang produk X ini dapat diselesaikan dalam waktu antara 45-60 menit ? b. Berapa minimal waktu yang dibutuhkan dari 30% produk yang paling lama diproduksi ? Jawaban : Diketahui :
µ = 55 σ = 12
Ditanyakan :
a.
P(45< x < 60) ?
b.
Minimal waktu yang dibutuhkan dari 30% produk yang paling lama diproduksi
Jawab
:
a. P(45< x < 60)? Z1
X 1 45 55 0,83 12
Z2
X 2 60 55 0,42 12
Luas antara Z1- 0 = 0,2967 Luas antara Z2- 0 = 0,1628 Luas Z1-Z2 = 0,1339
Z1
Z2
0
Jadi, Peluang produk X ini dapat diselesaikan dalam waktu antara 45-60 menit adalah sebesar 13,39%
b.
163
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Luas kanan 0 = 0,5000 Luas kanan Z = 0,3000 Luas 0- Z = 0,2000
0
z
Lihat tabel Z : Z = 0,52 Z
X X 55 0,52 12
X = (0,52)(12) + 55 X = 61,24 menit Jadi, minimal waktu yang dibutuhkan dari 30% produk yang paling lama diproduksi adalah 61,24 menit.
Contoh Soal Pendekatan Distribusi Binomial Oleh Distribusi Normal 1. Sebuah toko perhiasan yakin bahwa pemasangan iklan di sebuah stasiun televisi nasional akan meningkatkan penjualannya sebesar 10 %. Berapa probabilita bahwa dari 50 orang pengunjung sedikitnya ada 10 orang yang membeli di toko perhiasan tersebut ?
Jawaban : Diketahui :
π = 10% = 0,10 1 – π = 0,90 n = 50
Ditanyakan : Jawab
P(x ≥10) ?
:
164
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) n 50 0,10 5 n 1 50(0,10)(0,90) 2,12132034
x ≥10 disesuaikan atau dicontinuekan menjadi x ≥9,5 Z
X 9,5 5 2,12 2,12132034
Luas kanan 0 = 0,5000 Luas 0 – Z = 0,4830 Luas kanan Z = 0,0170
0
Z
Jadi, probabilita bahwa dari 50 orang pengunjung sedikitnya ada 10 orang yang membeli di toko perhiasan tersebut adalah sebesar 0,0170
165
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) SOAL DISTRIBUSI NORMAL DAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL
1.
Vitamin C is one of product which is produced by C-105 Company, C-105 Company running bussiness in healthy product. The average of durability its product is 35 months and standard deviation is 5,5 months. Calculate : a. The probability of durability its product is more than 36 months? b. The probability of durability its product between 45 months and 50 months? Jawaban : Diketahui :
µ = 35 = 5,5
Ditanyakan :
a. P(x > 36)? b. P(45 < x < 50)?
Jawab : a.
Z
X 36 35 0,18 5,5
Luas kanan 0 = 0,5000 Luas 0 – Z = 0,0714 Luas kanan Z = 0,4286 0
z
Jadi probabilita daya tahan produk lebih dari 36 bulan adalah sebesar 0,4286 atau 42,86%. b. Z1
X 1 45 35 1,82 5,5
Z2
X 2 50 35 2,73 5,5
166
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
Luas 0 – z2 Luas 0 – z1 Luas 0 – Z1 0
z1
= 0,4968 = 0,4656 = 0,0312
z2
Jadi probabilita daya tahan produk antara 45 bulan dan 50 bulan adalah sebesar 0,0312 atau 3,12%. 2.
Tentukan, a. Luas kurva distribusi normal yang dibatasi oleh 0-Z atau Z-0, jika : i. Nilai Z = 2,64 ii. Nilai Z = -0,87 b. Nilai Z bila luas kurva normalnya : iii. Sebelah kanan Z = 0,9963 iv. Sebelah kanan Z = 0,0401 v. Antara Z1 dan Z2 = 0,2573, jika luas antara 0 – Z2 = 0,4962 vi. Sebelah kiri Z = 0,6255 Jawaban : a. i. Luas 0 – Z
= 0,4959
Jadi, luas kurvanya adalah 0,4959
0
Z
ii. 167
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Luas Z – 0
= 0,3078
Jadi, luas kurvanya adalah 0,3078
Z
0
b. i. Luas kanan Z = 0,9963 Luas kanan 0 = 0,5000 Luas Z – 0 = 0,4963 Jadi, nilai Z nya adalah -2,68 Z
0
ii. Luas kanan 0 = 0,5000 Luas kanan Z = 0,0401 Luas 0 – Z = 0,4599 Jadi, nilai Z nya adalah 1,75
1.
Z
iii. Luas 0 – Z2 = 0,4962 Luas Z1 – Z2 = 0,2573 Luas 0 – Z1 = 0,2389 Jadi, nilai Z1 nya adalah 0,64
0
Z1
Z2 168
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) iv. Luas kiri Z Luas kiri 0 Luas 0 – Z
= 0,6255 = 0,5000 = 0,1255
Jadi, nilai Z nya adalah 0,32
0 3.
Z
Seorang pemilik restoran “ LunChic “ menyatakan bahwa 25 % pengunjung suatu pusat perbelanjaan memilih restoran miliknya sebagai tempat untuk makan siang. Untuk membuktikan pernyataan dari pemilik restoran, dipilihlah 100 orang pengunjung
pusat
perbelanjaan
yang
bersangkutan
untuk
mengetahui
preferensinya dalam memilih restoran untuk makan siang. Dari observasi ini, hitunglah peluang : a. Kurang dari 20 orang memilih restoran “ LunChic “ untuk makan siang b. Lebih dari 25 orang memilih restoran “ LunChic “ untuk makan siang Jawab : Diketahui :
π = 25% = 0,25 1 – π = 0,75 n = 100
Ditanyakan : Jawab
a. P(x < 20) ?
b. P (x > 25 ) ?
:
n 100 0,25 25 n 1 100(0,25)(0,75) 4,33
a. x < 20 disesuaikan atau dicontinuekan menjadi x < 19,5
Z
X 19,5 25 1,27 4,33
169
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Luas kiri 0 Luas Z – 0 Luas kiri Z
z
= 0,5000 = 0,3980 = 0,1020
0
Jadi, probabilita bahwa kurang dari 20 orang memilih restoran “ LunChic “ untuk makan siang adalah 10,20%. b. x > 25 disesuaikan atau dicontinuekan menjadi x > 25,5
Z
X 25,5 25 0,16 4,33
Luas kanan 0 = 0,5000 Luas 0 – Z = 0,0636 Luas kanan Z = 0,4364
0
z
Jadi, probabilita bahwa lebih dari 25 orang memilih restoran “ LunChic “ untuk makan siang adalah 43,64 %.
4.
Sebuah Bank Konvensional menyatakan bahwa jumlah nasabahnya akan mengalami kenaikan setiap hari Senin dibanding hari-hari lainnya yaitu sebesar 50%. Jika jumlah nasabah pada Senin ini adalah 120 orang, maka berapa peluang pada Senin yang lalu nasabahnya hanya maksimum 70 orang dan berapa peluang pada Senin minggu yang akan datang terdapat sedikitnya 130 nasabah bank tersebut ? Jawab : Diketahui :
π = 50% = 0,50 1 – π = 0,50 170
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) n = 120 Ditanyakan : Jawab
a. P(x ≤ 70) ?
b. P (x ≥ 130 ) ?
:
n 120 0,5 60 n 1 120(0,5)(0,5) 5,47
a. x ≤ 70 disesuaikan atau dicontinuekan menjadi 70,5
Z
X 70,5 60 1,92 5,47 Luas 0 – Z Luas kiri 0 Luas kiri Z
0
= 0,4726 = 0,5000 + = 0,9726
z
Jadi, probabilita bahwa pada Senin yang lalu nasabahnya hanya maksimum 70 orang adalah 97,26 %.
b. x ≥ 130 disesuaikan atau dicontinuekan menjadi 129,5
Z
X 129,5 60 12,70 5,47 Luas kanan 0 = 0,5000 Luas 0 – Z = 0,5000 Luas kanan Z = 0,0000
0
z
Jadi, probabilita bahwa pada Senin minggu yang akan datang terdapat sedikitnya 130 nasabah bank tersebut adalah 0%.
171
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) 5.
Mitchubeachy Corporation, holding in automotive, has average selling price of new car in Jakarta in a year about $115.000. The population standard deviation was $25.000. 100 new car is taken randomly as samples from Jakarta. a. What is the probability that the selling price was between $113.000 and $117.000? b. What is the probability that the selling price was more than $110.000? Answer: Given:
µ = 115.000 = 25.000
Determine:
a. P(113.000< x <117.000)? b. P(x >110.000)?
Answer : a. Z1
X 1 113000 115000 0,08 25000
Z2
X 2 117000 115000 0,08 25000
Luas 0 – Z2 Luas Z1-0 Luas Z1- Z2
Z1
0
= 0,0319 = 0,0319 + = 0,0638
Z2
So, the probability that the selling price was between $113.000 and $117.000 is 6,38%. b.
Z
X 110000 115000 0,2 25000
172
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Luas kanan 0 = 0,5000 Luas z – 0 = 0,0793 + Luas kanan Z = 0,5793
Z
0
So, the probability that the selling price was more than $110.000 is 57,93%
6.
Sebuah perusahaan percetakan mengklaim bahwa penjualan bukunya meningkat 15% setelah dilakukan promosi di suatu pameran di sebuah supermarket. Dari 100 orang pengunjung pameran pada hari minggu, berapakah peluang 12 hingga 24 orang pengunjung pameran tersebut tertarik untuk membeli buku dari percetakan tersebut ? Jawaban : Dik
:
π = 15% = 0,15 1 – π = 0,85 n = 100
Dit
:
Jwb
:
P(12 ≤ X ≤ 24) ?
P(12 ≤ X ≤ 24) di continue kan menjadi P(11,5 ≤ X ≤ 24,5)? n 100 0,15 15 n 1 100 0,15 0,85 3,570714214
Z
1
X
1
11,5 15 0,98 3,570714214
Z
2
X
2
24,5 15 2,66 3,570714214
Luas Z1 – 0 = 0,3365 Luas 0 – Z2 = 0,4961 + Luas Z1 – Z2 = 0,8326
Z1
0
Z2 173
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) Jadi, peluang bahwa terdapat 12 hingga 24 orang pengunjung pameran tertarik untuk membeli buku dari percetakan tersebut sebesar 0,8326 atau 83,26%. 7.
Dalam sebuah kontes bayi sehat tercatat bahwa berat bayi dari masing-masing peserta kontes tersebut memiliki rata-rata 4,70 kg dan standar deviasi 0,40 kg. Jika 25 peserta dipilih secara random, Tentukan: a. Probabilita berat bayi paling sedikit 4,6 kg? b. Probabilita berat bayi paling berat 4,9 kg? Jawaban : Diketahui :
µ = 4,7 = 0,4
Ditanyakan :
a. P(x ≥ 4,6)? b. P(x ≤ 4,9)?
Jawab : a. Z
X 4,6 4,7 0,25 0,4 Luas kanan 0 = 0,5000 Luas Z - 0 = 0,0987 + Luas kanan Z = 0,5987
Z
0
Jadi probabilita berat bayi paling sedikit 4,6 kg adalah 59,87%
174
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL) b.
Z
X 4,9 4,7 0,5 0,4 Luas 0 – Z Luas kiri 0 Luas kiri Z
0
= 0,1915 = 0,5000 + = 0,6915
z
Jadi probabilita berat bayi paling berat 4,9 kg adalah 69,
175
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
APPENDIX
176
MODUL STATISTIKA I – 2013 (INTERNAL)
177