MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012
RANI FITRIYANI 1021.0577 ABSTRAK Kemampuan membaca yang tinggi menjadi syarat bagi setiap pelajar dan mahasiswa dalam memburu pengetahuan di sekolah. Hal ini bukan lagi tuntutan yang berlebih, mengingat jumlah buku semakin meningkat pesat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Dari balik kedua sampul bukulah informasi pengetahuan itu kebanyakan diserap oleh siswa. Dari sini dapat dimaklumi bila ada tuntutan untuk selalu meningkatkan kemampuan membaca itu. Daya baca yang tinggi diperoleh dari pengetahuan tentang cara membaca yang baik dan pengembangan yang terusmenerus. Membaca bukanlah sekedar mengenal kata-kata dan Ada teori khusus yang sejak lama dikembangkan oleh para ahli untuk meningkatkan daya baca Dari sisi inilah terlihat sesuatu yang kurang mendapat perhatian di lingkungan sekolah, yakni anak-anak didik kita pada umumnya kurang mendapat perhatian dan bimbingan dalam meningkatkan daya bacanya Padahal ini merupakan modal pengembangan ilmu lebih lanjut melalui kegiatan membaca, membaca, dan membaca.Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah. Berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial, dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas , kreativitas, dan profesionalisme yang dimilikinya, Dengan demikian, sekolah diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran yang efektif, dapat mencapai tujuan yang diharapkan, materi yang diajarkan relevan dengan kebutuhan masyarakat, berorientasi pada hasil (output), dan dampak pengiring (outcome) serta melakukan penilaian, pengawasan, pemantauan secara terus menerus dan berkelanjutan. Hal tersebut diperlukan terutama untuk menjamin mutu secara menyeluruh (total quality) dan menciptakan proses perbaikan yang berkesinambungan (continues improvemen), keseimbangan, keterpaduan, dan peningkatan mutu.
masih bersilang pendapat dalam memberikan definisi membaca yang benar-benar akurat Meskipun demikian, menunitnya ada satu yang disepakati oleh seluruh pakar ihwal membaca, yakni bahwasanya unsur yang harus ada dalam setiap kegiatan membaca adalah pemahaman (understanding) sebab kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah mambaca,. Anderson, (1972:209) secara singkat dan sederhana mencoba mendefinisikan bahwa: "Membaca sebagai proses kegiatan mencocokan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis". Atau " reading is a recording and decoding proses". Kegiatan membaca semacam itu tentunya merupakan level yang paling rendah. Selain itu, pengertian tersebut raengisyaratkan seakan-akan proses membaca itu merupakan proses yang pasif belaka. Finnochiaro dan Bonono, (1973:119) mencoba memberikan definisi bahwa: "Membaca sebagai proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or witten material)". Kedua jenis kegiatan membaca tersebut oleh pakar membaca umumnya digolongkan sebagai kegiatan mambaca literal. Artinya, pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak jelas) dalam bacaan atau informasi yang ada dalam baris-baris
KAJIAN DAN TEORI METODE Hakikat dan Pengertian Membaca Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juga merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja dan dimana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan dunia persekolahan maupun dalam dunia pekerjaan. Oleh karena itu, para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca {reading literacy) merupakan Conditio Sine Quanon (prasyarat mutlak) bagi setiap insan yang ingin beroleh kemajuan. Meskipun demikian, untuk beroleh kemahiran membaca yang layak bukanlah perkara yang gampang karena faktor yang melingkupinya sangat kompleks. Dengan kata lain, banyak hal yang mempengaruhi terwujudnya salah satu aspek keterampilan berbahasa tersebut Pengertian membaca sangat luas dan beragam, bergantung pada sudut mana kita hendak meninjaunya. Para pakar hingga saat ini umumnya masih memberikan batasan yang berbeda-beda, seperti diakui oleh William, (1984:2) hingga saat ini menunitnya para pakar
1
bacaan (reading lines). Pembaca tidak lagi menangkap makna yang lebih dalam lagi yaitu makna dibalik baris-baris tersebut Membaca semacam ini mencerminkan sebagai kegiatan yang pasif. Goodman, (1967:127) menyatakan bahwa: "Ketika seseorang membaca, bukan hanya sekedar menuntut kemampuan mengambil dan memetik makna dari materi yang tercetak, melainkan juga menuntut kemampuan menyusun konteks yang tersedia guna membentuk makna". Oleh karena itu, membaca dapat kita definisikan sebagai kegiatan memetik makna atau pengertian bukan hanya dari deretan kata yang tersurat saja, melainkan juga makna yang terdapat di antara baris (reading between the lines), bahkan juga makna yang terdapat di balik deretan baris tersebut (reading beyond the lines). Metode dan Teknik Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian menggunakan PreeExperitnenial dengan satu kelompok (one group pretest-postest desain). Hal ini dilaksanakan dengan tujuan agar basil perlakuan dapat diketahui secara objektif dan akurat karena dapat membandingkan keadaan sebeluro dan sesudah diberi perlakuan. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah anaKsis kuantitatif yang didasaikan pada jumlah atau banyaknya orang yang dheliti. Penggunaan metode dan teknik penelitian ini berawal dari tujuan utama penelitian yang ingjn dicapai, yakni Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan SQ3R.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah diunukan pada bab sebelumnya bahwa untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, penulis melaksanakan tes prestasi {achievement test) yang terdiri dari tes tertulis untuk pretes yang diberikan sebelum uji coba diiaksanakan, dan tes tertulis untuk postes guna mengukur kemampuan siswa setelah pelaksanaan uji coba penggunaan teknik SQ3R dalam membaca pemahaman yang dilaksanakan SMP Negeri 4Cilawu. Data Hasil Penelitian Data basil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Nomor
Nama Responden
Pretes 75 80 80 85 90 100 95 85 90 85 75 95 90 80 90 80 INEUROSTIANA 80 IRA FIRANTISUCI 80 IRANURHAYATI 85 IRMANTRIP 100 IRWANF. 90 KIANIRASYAF. 100 LIA MUTIARA SANI 85 MIAAUDINA 100 MUHAMADFAHMI 70 MOCH. FADIL AIMAN 80 NURUL RAHMAWATI 85 PAMELA M. SRI 70 REZEKI PIPIT K 85 RESTUKUSUMAH 80 RESTYN. 95 RIPKAKARTIYA 100 RISANINURJANAH 75 SALMAN. 85 SARAH 95 DWIHARTINAH SHARAHHERTA 100 SINTAMUSTIKA 65 TIAWIDIATI 70 TIAMINURULF 95 UCUNUGRAHA 90 WIDAMUDILA 100 JUMLAH 3535 RATA-RATA 86.22
AIRIKA ARIEFM. ARSIROHIMAT ASMIMARLIANA SARI ASRIR BERUANTTA PUTRIM. DEW1YULIANTI DIANA RUSTIANI DIM MAULUDIA NURHANDINI DININURIANn ESKAYASA FITRINURAINI GINAMERLIANI OISELA RAHMAYUN1TA HADIAN DZAKIA RANGGA HILMANA.
Data pada tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan teknik SQ3R mengalami peningkatan. Dengan membandingkan nilai pretes dan postes, maka diperoleh gambaran perubahan nilai sebelum dan sesudah menggunakan teknik SQ3R sebagai berikut:
Nilai diperoleh
2
a. b. c. d.
Tetap = 9 orang/21.95% Naik = 30 orang / 73.17% Menurun = 2orang/4.88% Rata-rata kenaikan 10.12 Dari 41 orang siswa terdapat sembilan orang siswa yang tidak mengalami perubahan nilai. Dari sembilan orang itu, terdapat enam orang yang tidak mengalami perubahan karena aflat yang meseka peroleh sudah mencapai nilai maksimal (100) sehingga tidak mungkin lag! mencapai nilai di atas 100 meskipun mungkin sebenamya kemampuan yang mereka miliki berada di atas 100. Tiga dari sembilan orang, yakni responden nomor 4 bernama Asmi Marliana Sari, nomor 12 Fitri Nuraini, dan nomor 18 Ira Firanti Suci, itu benar-benar tidak menga'ami perubahan. Terlihat pula bahwa dari 41 orang siswa ternyata ada dua orang siswa, yakni rcsponden nomor 31 bernama Resti N. dan responden nomor 39 bernama Tiami Nurul F justru mengalami penurunan nilai dari nilai yang mereka peroleh sebelumnya. A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh simpulan berikut ini. Pembelajaran membaca pemahaman menjadi lebih efektif dengan menggunakan teknik SQ3R Ini sangat dapat dipahami karena dengan melakukan langkah-langkah dalam teknik SQ3R siswa menjadi lebih mudah untuk memahami isi sebuah bacaan Efektivitas penggunaan teknik SQ3R dalam membaca pemahaman didukung oleh adanya peningkatan kemampuan siswa sebesar 10.12 atau 12 % dari sebelumnya Kemampuan guru dalam menggunakan teknik SQ3R masih periu terus ditingkatkan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa meskipun pada umumnya kemampuan siswa mengalami peningkatan, tetapi masih terdapat pula sebagian siswa yang tidak mengalami peningkatan, bahkan ada pula siswa yang justru mengalami
penurunan nilai Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 orang siswa terdapat 3 orang siswa yang benarbenar tidak mengalami perubahan atau peningkatan nilai, dan 2 orang justru mengalami penurunan nilai dari nilai sebelum menggunakan teknikSQ3R. Adapun penilaian dari kepala sekolah yang diperoleh penulis pada waktu melaksanakan pembelajaran (observasi) di kelas adalah 4,12, berada pada kriteria Baik (teriampir). Dilihat dari nilai pretes dan postes, hasil belajar belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman mengalami peningkatan sebesar 12%. Dari hasil uji hipotesis dan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung (6.25) lebih besar dari t tabel (2.704). Itu berarti bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah menggunakan teknik SQ3R. Dengan demikian ini berarti pula bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan penggunaan teknik SQ3R terhadap keberhasilan belajar siswa dalam membaca pemahamaan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1998) prosedur penelitian. Jakarta: Rineka cipta Departemen pendidikan nasional, (2008) peraturan menteri pendidikan nasional. Jakarta: Depdiknas Departemen pendidikan nasional, (2003). Undangundang RI nomor 20. Jakarta: Bp panca usaha Faisal, S. (1982) Metedologi penelitian pendidikan.Surabaya:Usaha nasional Harras, K.A. dan Sulistianingsih. (1997) Materi pokok pembaca. Jakarta:universitas terbuka Heyanto, N. dan hamid. (2003) Materi pokok statistika dasar. Jakarta: Universitas terbuka Iskandar, A.E.(2008) perenungan di bulan gemar membaca. Suara daerah Nurhadi,(2008) Bagaaimana meningkatkan kemampuan membaca. Bandung: Sinar baru
3
MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012
MAKALAH
RANI FITRIYANI 1021.0577
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 4
5