METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten.
Lokasi
penelitian ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan dapat tercapainya tujuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2011. Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Populasi adalah seluruh karyawan yang bekerja di Pabrik HSM PT. Krakatau Steel Cilegon. Penarikan contoh dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut: 1. Karyawan Pabrik HSM PT. Krakatau Steel Cilegon yang terdeteksi menderita hipertensi ataupun tidak. 2. Berumur >30 tahun. 3. Bersedia untuk menjadi subjek penelitian. Pemilihan contoh didasarkan pada data medical check-up yang ada di Divisi K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup). Terdapat 30 karyawan yang menderita hipertensi dan semua karyawan tersebut diambil untuk dijadikan contoh pada kelompok hipertensi.
Pemilihan contoh untuk
kelompok normal ditentukan oleh perusahaan. Pemilihan contoh kelompok normal ini mempertimbangkan beban kerja yang sama dengan kelompok hipertensi sehingga dicarikan dari satu divisi yang sama. Jumlah contoh yang digunakan sebanyak 30 karyawan pada masing-masing kelompok contoh, baik kelompok normal maupun kelompok hipertensi sehingga total contoh sebanyak 60 karyawan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi: karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, jabatan pekerjaan, pendapatan, pengeluaran, asal daerah, pendidikan, dan pengetahuan gizi), riwayat kesehatan contoh (riwayat keluarga/genetik, riwayat contoh, dan obat-obatan), gaya hidup contoh (kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi, kebiasaan konsumsi alkohol, dan kebiasaan olahraga), pola konsumsi (frekuensi konsumsi pangan dan konsumsi energi, protein, lemak, dan natrium), serta status gizi contoh. Data primer dikumpulkan melaui wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran langsung.
Data sekunder yang
dikumpulkan adalah gambaran umum PT. Krakatau Steel Cilegon dan Pabrik
16
HSM, serta data medical check-up contoh.
Data medical check-up yang
digunakan adalah hasil dari medical check-up terakhir karyawan pada bulan Februari 2011. Data sekunder tersebut diperoleh dari informasi yang diberikan oleh perusahaan. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3 Jenis dan cara pengumpulan data No 1.
Variabel Karakteristik Contoh
2.
Riwayat Kesehatan Gaya Hidup
3.
4.
Pola Konsumsi
5.
Status Gizi
Data Umur, jenis kelamin, jabatan pekerjaan, pendapatan, pengeluaran, asal daerah, pendidikan, dan pengetahuan gizi Riwayat keluarga/genetik, riwayat contoh, dan obat-obatan. Kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi, kebiasaan konsumsi alkohol, dan kebiasaan olahraga Frekuensi konsumsi pangan dan konsumsi energi, protein, lemak, dan natrium Berat badan dan tinggi badan.
Cara pengumpulan data Wawancara menggunakan kuesioner
Wawancara menggunakan kuesioner Wawancara menggunakan kuesioner Wawancara menggunakan kuesioner Pengukuran langsung menggunakan timbangan dan microtoise.
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data yang dilakukan berupa editing, coding, cleaning, entry, dan analisis. Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS 15.0 for Windows.
Data karakteristik contoh terdiri dari umur, jenis
kelamin, jabatan pekerjaan, pendapatan, pengeluaran, asal daerah, pendidikan, dan pengetahuan gizi. Umur diklasifikasikan berdasarkan WNPG (2004) menjadi 2 yaitu: dewasa madya: 30-49 tahun dan dewasa akhir: 50-64 tahun. Jabatan pekerjaan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: pimpinan dan buruh.
Pimpinan
meliputi golongan General Manager, Manager, Super Intendent/Senior Engineer, dan Supervisor/Engineer, sedangkan buruh meliputi golongan Teknisi/Foreman dan Operator/Pelaksana. Tingkat pendidikan dibagi menjadi 2 kategori yaitu: lulus SLTA/sederajat dan lulus Perguruan Tinggi (PT). Pengetahuan gizi. Data pengetahuan gizi contoh didapatkan dengan metode wawancara melaui kuesioner. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 soal pilihan berganda (multiple choice test) dengan satu pilihan jawaban yang benar. Pertanyaan tersebut terdiri dari 10 pertanyaan mengenai pengetahuan gizi secara umum dan 10 pertanyaan mengenai hipertensi. Jika jawaban benar akan mendapat skor 1 dan jika jawaban salah akan mendapat skor 0.
17
Selanjutnya, pengetahuan gizi akan dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan Khomsan (2000) yaitu: kurang (persentase nilai <60%), sedang (persentase nilai 60-80%), dan baik (persentase nilai >80%). Kebiasaan merokok. Data kebiasaan merokok didapatkan dari jawaban yang diberikan oleh contoh melalui kuesioner meliputi status merokok contoh, jumlah rokok yang dihisap dalam sehari, dan jenis rokok. Kebiasaan minum kopi. Data kebiasaan minum kopi didapatkan dari jawaban yang diberikan oleh contoh melalui kuesioner meliputi status minum kopi contoh, jumlah kopi per cangkir yang diminum sehari, dan jenis kopi yang diminum contoh. Kebiasaan konsumsi alkohol. Data kebiasaan konsumsi alkohol didapatkan dari jawaban yang diberikan oleh contoh melalui kuesioner meliputi status konsumsi alkohol contoh, jumlah alkohol yang dikonsumsi/minggu, dan jenis alkohol yang dikonsumsi contoh. Kebiasaan olahraga. Data kebiasaan olahraga didapatkan dari jawaban yang diberikan oleh contoh melalui kuesioner meliputi status kebiasaan olahraga contoh, jenis olahraga yang dilakukan, durasi olahraga, dan frekuensi olahraga dalam seminggu. Frekuensi konsumsi pangan.
Data frekuensi konsumsi pangan contoh
didapatkan melalui metode FFQ (Food Frequency Questionnaire) mengenai konsumsi makanan sehat dan makanan berisiko (makanan dan minuman manis, makanan asin, makanan awetan, makanan berlemak, dan jeroan) dalam satu bulan terakhir. Konsumsi pangan.
Data konsumsi zat gizi dilakukan dengan cara recall 2x24
jam. Kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi contoh dilihat dalam DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan) dengan menggunakan program Microsoft Excel.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kandungan zat gizi dalam
makanan adalah sebagai berikut: Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDD/100)} Keterangan : Kgij
= Kandungan zat gizi-i dalam bahan makanan-j
Bj
= Berat makanan-j yang dikonsumsi (g)
Gij
= Kandungan zat gizi-i dalam 100 gram BDD bahan makanan-j
BDDj = Bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan
18
Setelah mengetahui zat-zat gizi dari pangan yang dikonsumsi contoh, maka tingkat kecukupan zat gizi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara konsumsi zat gizi aktual dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan menurut AKG 2004. Rumus untuk menghitung tingkat kecukupan gizi (TKG) adalah sebagai berikut:
Penilaian untuk tingkat kecukupan energi dan protein menurut Depkes (1996) dibagi menjadi lima kategori yaitu: 1. Defisit tingkat berat
: <70% AKG
2. Defisit tingkat sedang : 70-79% AKG 3. Defisit tingkat ringan
: 80-89% AKG
4. Normal
: 90-119% AKG
5. Kelebihan
: >120% AKG
Tingkat kecukupan lemak menurut WNPG (2004) yaitu: 1. Cukup : ≤30% kecukupan energi 2. Lebih : >30% kecukupan energi Tingkat kecukupan natrium (WHO 1990) yaitu: 1. Cukup : ≤2400 mg 2. Lebih : >2400 mg Status gizi. Data status gizi contoh dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT didapatkan dari data berat badan dan tinggi badan yang sebelumnya diukur terlebih dahulu. IMT dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Hasil IMT diklasifikasikan berdasarkan Depkes (2003) yaitu: 1. Kurus sekali
: <17
2. Kurus
: 17.00-18.40
3. Normal
: 18.50-25.00
4. Gemuk
: 25.10-27.00
5. Gemuk sekali : >27 Uji beda antara kelompok normal dan hipertensi dilakukan dengan menggunakan uji beda T test dan Mann-Whitney.
Keterkaitan antar variabel
dianalisis hubungannya dengan menggunakan uji korelasi Spearman untuk data ordinal dan uji korelasi Pearson untuk data rasio.
19
Perhitungan faktor risiko menggunakan rumus yang diacu dalam Chandra (2006) sebagai berikut: Status Gizi (IMT) Gemuk (25.00-27.00) Normal (18.50-25.00) Total
Hipertensi a c n1
Normal b d n0
Total m1 m0 t
a. Confidence Interval Odds Ratio = Upper OR (1+z/x) = Lower OR (1+z/x) b. Chi Square Test
c. Nilai z : Confidence Interval 90% 95% 99%
Nilai z 1.64 1.96 2.56
Keterangan: a
= Jumlah karyawan dengan status gizi gemuk pada kelompok hipertensi
b
= Jumlah karyawan dengan status gizi gemuk pada kelompok normal
c
= Jumlah karyawan dengan status gizi normal pada kelompok hipertensi
d
= Jumlah karyawan dengan status gizi normal pada kelompok normal
n1
= Jumlah karyawan pada kelompok hipertensi
n0
= Jumlah karyawan pada kelompok normal
m1
= Jumlah karyawan yang berstatus gizi gemuk
m0
= Jumlah karyawan yang berstatus gizi normal
t
= Total karyawan Definisi Operasional
Contoh adalah karyawan Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon yang menderita dan tidak menderita hipertensi. Karakteristik karyawan adalah ciri-ciri yang dimiliki karyawan meliputi umur, jenis kelamin, pendapatan, pengeluaran, asal daerah, pendidikan, pengetahuan gizi, dan riwayat kesehatan. Umur karyawan adalah jumlah tahun lamanya karyawan hidup. Pendapatan adalah jumlah uang yang dimiliki per bulan dari hasil kerja karyawan, baik dari pekerjaan utama maupun sampingan.
20
Pengeluaran adalah jumlah uang yang dikeluarkan per bulan baik untuk pangan maupun untuk non-pangan. Pendidikan adalah tingkatan sekolah formal yang telah ditempuh oleh karyawan. Pengetahuan gizi adalah tingkat pengetahuan gizi karyawan yang diperoleh secara formal maupun informal. Gaya hidup menggambarkan kebiasaan merokok, kebiasaan minum kopi, kebiasaan konsumsi alkohol, dan kebiasaan olahraga karyawan. Kebiasaan merokok adalah pola merokok karyawan yang hasilnya diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner. Kebiasaan konsumsi alkohol adalah jumlah atau volume dan jenis alkohol yang dikonsumsi oleh karyawan. Kebiasaan minum kopi adalah jumlah atau volume dan jenis kopi yang dikonsumsi oleh karyawan. Kebiasaan olahraga adalah kebiasaan olahraga karyawan yang meliputi jenis olahraga yang dilakukan, durasi olahraga, dan frekuensi olahraga dalam seminggu. Pola konsumsi pangan adalah mengenai frekuensi konsumsi pangan, konsumsi, dan tingkat kecukupan energi, protein, lemak, dan natrium karyawan. Frekuensi konsumsi pangan adalah frekuensi karyawan mengkonsumsi makanan sehat dan makanan berisiko dalam satu bulan terakhir. Konsumsi pangan adalah jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh karyawan pada waktu dan kondisi tertentu selama 2x24 jam (dengan metode recall). Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh karyawan yang diperoleh dari rumus IMT dan diklasifikasikan berdasarkan Depkes (2003).