MERUMUSKAN DAN MENGUJI HIPOTESA Perlukah Hipotesa Dalam Suatu Penelitian ?
YA
TIDAK
Langkah pokok dituntun oleh komponen “ masalah hipotesa-dataanalisa-kesimpulan ” dimana komponen-komponen tersebut dijalin oleh suatu kerangka teori
Penelitian bersifat eksploratif ( penelitian pendahuluan sebelum penelitian yang terperinci dan mendalam dilaksanakan ) dan deskriptif
By : Hendri Donard, S.Pd., M.Si
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. 2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta. 3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi ke dalam satu kesatuan penting dan menyeluruh. 4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta
CIRI – CIRI HIPOTESA YANG BAIK 1. Hipotesa harus menyatakan hubungan. 2. Hipotesa harus sesuai dengan fakta. 3. Hipotesa harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dan ttumbuh dengan ilmu pengetahuan. 4. Hipotesa harus dapat di uji. 5. Hipotesa harus sederhana. 6. Hipotesa harus bisa menerangkan fakta.
MENGGALI DAN MERUMUSKAN HIPOTESA 1. Dalam menggali hipotesa, si peneliti harus : a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilakukan. b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki. c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
2. Merumuskan Hipotesa. Penyebab kesukaran dalam memformulasikan hipotesa :
1.Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang terang. 2. Kurang kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang ada. 3. Gagal berkenaan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesa secara benar.
PETUNJUK MERUMUSKAN HIPOTESA 1. Hipotesa harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik 2. Hipotesa sebaiknya dinyatakan deklaratif atau pernyataan
dalam kalimat
3. Hipotesa sebaiknya menyatakan hubungan antar dua atau lebih variabel yang dapat diukur. 4. Hipotesa hendaknya dapat di uji. 5. Hipotesa sebaiknya mempunyai kerangka teori.
MENGUJI HIPOTESA Secara umum
Mencocokkan dengan fakta
Mempelajari konsistensi logis
Diperlukan percobaan untuk memperoleh data
Studi tentang operasional memberi alasan, fakta-fakta di amati, bukti-bukti dikumpulkan
Data dicocokkan dengan fakta
Kesimpulan di ambil
Sesuai atau tidak ?
Berfikir secara logis
MENGUJI DENGAN MENCOCOKKAN DENGAN FAKTA Si peneliti mengadakan percobaan guna mengumpulkan data yang akan digunakan untuk menguji hipotesanya. Dalam percobaan tersebut, si peneliti menggunakan kontrol, yaitu dengan dua cara : 1. Dengan manipulasi fisik. dilaksanakan dengan berbagai cara dengan menggunakan berbagai alat. Manipulasi fisik dapat berupa manipulasi mekanis, dengan menggunakan listrik, dengan cara pembedahan, dan lain sebagainya. sebagai contoh : seorang peneliti ingin melihat pengaruh pemangkasan terhadap produksi kopi. Peneliti akan melakukan manipulasi fisik terhadap kopi percobaannya, yaitu dengan memangkas tanaman kopi secara mekanis, dengan menggunakan pisau pemangkas. 2. Pemilihan atau seleksi Si peneliti dapat memilih sesuka hati bahan-bahan yang akan digunakan, asal saja bahan tersebut sesuai dengan tujuan ( apakah menggunakan cangkul, pestisida, pupuk, dsb ) ataupun masalah penelitian yang dipilih ( apakah pemupukan, penyemprotan, dan sebagainya )
MENGUJI HIPOTESA DENGAN KONSISTENSI LOGIS Secara luas,logik adalah studi tentang operasional memberi alasan, dimana fakta-fakta diamati, bukti-bukti dikumpulkan dan kesimpulan yang wajar diambil. Ada dua cara memberi alasan, yaitu : cara deduktif ( dari umum menuju spesifik ) dan cara induktif ( dari spesifik menuju umum ). 1. Alasan Deduktif Cara memberi alasan dengan berfikir dan bertolak dari pernyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus atau spesifik. Penarikan kesimpulan secara deduktif sering disebut juga sillogisma ( berasal dari bahasa Yunani yang berarti menggabungkan bersama-sama ). Sillogisma terdiri dari tiga kalimat, dimana dua kalimat pertama adalah dua proposisi atau premis dan kalimat terakhir adalah kesimpulan. Penggunaan sillogisma memberi alasan mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : a. Pengorganisasian pengetahuan dalam suatu pengalaman, atau kepercayaan yang telah diterima. b. merupakan alat yang ampuh dalam menentukan apakah sebuah kesimpulan yang diambil konsisten dengan hukum-hukum umum atau tidak
SILLOGISMA
1. Sillogisma Alternatif
a.
Jika : A adalah B atau C A bukan C A adalah B A. Ayam itu tidur atau mati B. Ayam itu tidak mati C. Ayam itu tidur
b. Jika : A adalah B atau C A adalah B A bukan C
A. Tanaman itu apel atau jeruk B. Tanaman itu apel C. Tanaman itu bukan jeruk
2. Sillogisma Hipotesis
3. Sillogisma Kategori