Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia
SAM BUTAN
MENTERI PEKERJAAN UMUM “Dengan Etos Kerja dan Semangat Sapta Taruna, Kita Tingkatkan Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman Mendukung Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan“ Disampaikan pada : UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI BHAKTI PEKERJAAN UMUM KE 68
Jakarta, 3 Desember 2013
Bism illahirrahm anirrahim Assalam u’alaikum W arahm atullaahi W abarakaatuh,
Selam at pagi dan salam sejahtera bagi kita sem ua, Para pejabat, karyawan, mitra kerja, dan seluruh keluarga besar Pekerjaan Umum yang saya hormati. Pada hari ini, marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia, rahmat, dan ridhoNya, kita semua dapat memperingati Hari Bhakti Pekerjaan Umum ke-68 dalam kondisi sehat wal’afiat. Hari Bhakti Pekerjaan Umum yang diperingati setiap tanggal 3 Desember menjadi momentum untuk lebih dalam mengevaluasi diri dan melakukan koreksi terhadap seluruh kegiatan sekaligus untuk merevitalisasi kembali etos kerja dan semangat para pahlawan Sapta Taruna dalam menjalankan tugastugas pembangunan di bidang PU dan Permukiman dalam rangka bela negara untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Kita semua mengetahui bahwa di tahun 1945, tepatnya tanggal 3 Desember, “tujuh martir” pahlawan Pekerjaan Umum yang kita kenal sebagai Sapta Taruna telah gugur ditengah perjuangan menegakkan kemerdekaan. Para pemuda pemberani tersebut
dengan gigih telah mempertahankan Gedung Sate di Bandung yang saat itu menjadi pusat penyelenggaraan Pemerintahan Indonesia. Kegigihan mereka telah menjadi simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nilai patriotisme dari "Sapta Taruna Kesatria" tersebut menjadi pendorong lahirnya suatu korps Pegawai Pekerjaan Umum yang mempunyai kesadaran sosial, jiwa kesatuan, rasa kesetiakawanan (solidaritas) serta kebanggaan akan tugasnya sebagai abdi masyarakat, khususnya dalam bidang pekerjaan umum. Hal itu semua tentunya tidak dapat terwujud tanpa adanya etos kerja yang kita miliki. Etos atau ethikos (etika) berasal dari bahasa Yunani yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral yang baik. Etos juga memiliki arti sebagai keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang. Setiap bangsa memiliki etika yang merupakan nilai-nilai yang dikaitkan dengan etos kerja, seperti rajin, bekerja keras, berdisiplin tinggi, mampu menahan diri, ulet, tekun, dan nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendiri bangsa serta para pahlawan Sapta Taruna. Sikap yang rajin, gotong royong, saling membantu, bersikap sopan masih bisa ditemukan dalam masyarakat kita. Inilah etos yang kita
warisi dari para pahlawan dan pendiri bangsa yang harus kita lanjutkan. Saya yakin semangat pantang menyerah dan penuh keikhlasan yang dicontohkan mereka, akan menjadi pemacu semangat kita untuk terus bekerja lebih baik, penuh rasa tanggung jawab, dan penuh pengabdian yang tulus untuk meningkatkan kinerja kita dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Dengan demikian, tema peringatan Hari Bhakti Pekerjaan Umum tahun 2013, yaitu “Dengan Etos Kerja dan Semangat Sapta Taruna, Kita Tingkatkan Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman Mendukung Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan“ sangat tepat dan memiliki makna yang kuat dalam membangkitkan kesadaran kita untuk mengisi pembangunan. Melalui tema ini Saya mengajak seluruh jajaran Pekerjaan Umum baik di pusat maupun di daerah agar tetap konsisten menjadikan 3 Desember sebagai momentum pemacu semangat dan pengabdian kita khususnya dalam menuntaskan tahun terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) kedua 2010-2014.
Hadirin yang saya horm ati, Menghadapi 2014, Kementerian PU dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah terkait dengan pengelolaan sumber daya air, pembangunan jalan, pengadaan infrastruktur dasar permukiman dan penataan ruang bersama-sama dengan daerah. Namun demikian dengan kerja keras kita semua, saya berharap sebagian besar tantangan dapat kita atasi bersama. Capaian kinerja dalam bidang sumber daya air diantaranya dapat ditunjukan dengan adanya peningkatan jaringan irigasi yang semula 5,8 juta ha (2004) menjadi 7,2 juta ha (2013) dalam rangka mendukung ketahanan pangan 10 juta ton beras. Sedangkan kapasitas tampung waduk dan embung juga meningkat yang semula 13,18 miliar m3 (2004) menjadi sekitar 14 miliar m3 (2013). Adapun pembangunan waduk semula 273 waduk (2004) menjadi 286 waduk (2013). Embung telah dibangun sebanyak 412 embung dari semula 809 embung (2004) menjadi 1.221 embung (2013). Selain itu telah pula diselesaikan pembangunan kanal banjir sepanjang 32,9 km (2013) dan pembangunan prasarana sungai sepanjang 2.081 km dalam rangka pengendalian daya
rusak air, pengurangan genangan dan normalisasi sungai terutama di kota-kota padat penduduk. Pembangunan jalan dan jembatan dilaksanakan untuk meningkatkan konektivitas/aksesibilitas, mobilitas dan keamanan jalan untuk mendukung pengembangan ekonomi nasional/wilayah. Salah satu yang diukur dalam pencapaian kinerja jalan adalah tingkat kemantapan jalan mencapai 90% (nasional) dan 60% (jalan daerah), peningkatan struktur dan kapasitas jalan. Selama periode Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan II kemantapan jalan telah ditingkatkan dari semula 80,6% (2004) menjadi 92,5% (2013). Adapun panjang jalan nasional telah ditingkatkan dari semula 34.628 km (2004) menjadi 38.569 km (2013). Akhir tahun 2014 kemantapan jalan nasional diharapkan telah mencapai 94%. Untuk infrastruktur dasar permukiman diukur diantaranya dari meningkatnya pelayanan dasar masyarakat (dalam pencapaian target MDG) yaitu peningkatan akses air minum sampai dengan 70%, pemberdayaan masyarakat miskin di kelurahan/desa. Sedangkan untuk pengembangan permukiman di kabupaten/kota dapat diukur salah satunya dari peningkatan kualitas penataan bangunan dan
lingkungan, serta keberhasilan fasilitasi penataan ruang di Propinsi dan Kabupaten/Kota dan lain-lain. Adapun capaian pembangunan infrastruktur dasar permukiman ini diantaranya ditunjukan dari peningkatan akses masyarakat terhadap air minum yang semula hanya 42,29% (2004) menjadi 58,05% (2013) atau meningkat 15,7%. Adapun akses terhadap sanitasi semula 38,13% (2004) menjadi 58,60% (2013), lebih tinggi 20,4% dibandingkan kondisi 2004. Demikian pula pembangunan rusunawa semula hanya 1.240 unit (2004) saat ini telah mencapai 41.206 unit (2013). Capaian di bidang penataan ruang sampai dengan akhir tahun 2013 dapat ditunjukan dari telah diterbitkan 4 Perpres Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau, 4 Perpres RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN), 18 Perda Rencana Tata Ruang Provinsi, 256 Perda RTR Kabupaten dan 70 Perda RTR Kota. Pada akhir tahun 2014 diperkirakan seluruh target RPJMN 2010-2014 yang menjadi tanggung jawab Kementerian PU dapat dicapai dengan baik kecuali beberapa hal seperti pembangunan jalan tol sepanjang 120,35 km (yang menjadi tanggung jawab pemerintah), yang hanya dapat diselesaikan sepanjang
59 km karena menghadapi masalah pengadaan tanah. Namun dengan telah ditetapkannya UU No. 2 Tahun 2012 dan Perpres 71 Tahun 2012 mengenai Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum dan tata laksananya maka diharapkan proses pengadaan tanah dapat lebih lancar sehingga target dapat dicapai. Demikian pula target jalan tol sepanjang 1.296 km yang dikerjakan oleh swasta dengan keluarnya peraturan mengenai pengadaan tanah ini maka dapat dilakukan langkah-langkah percepatan sehingga sebagian besar target tersebut diharapkan masih dapat diselesaikan. Upaya pencapaian target-target tersebut tentunya menuntut kita untuk lebih siap dan bijak dalam menggunakan sumber daya, mengelola dan meningkatkan kinerja pada sektor publik. Oleh karenanya penyelenggaraan infrastruktur PU dan permukiman harus didukung oleh SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan profesional berbasis kompetensi dan memiliki integritas yang tinggi, serta SDM yang tanggap terhadap perkembangan teknologi, kondisi sosial masyarakat, serta kepentingan strategis nasional.
Memasuki AEC (Asean Economic Community) 2015, Pekerja Konstruksi juga dituntut untuk lebih profesional dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap kondisi infrastruktur yang handal dan berkelanjutan yang diselenggarakan melalui prinsip good governance. Dalam hal ini saya minta agar langkah-langkah untuk mendukung transformasi industri konstruksi nasional yang meliputi (i) restrukturisasi sistem industri konstruksi, (ii) perkuatan rantai pasok konstruksi, (iii) pemberdayaan usaha konstruksi skala mikro, kecil, dan menengah, serta (iv) pengembangan kompetensi SDM konstruksi dapat dipercepat penyelesaiannya. Disamping itu perlu didukung penguatan iklim investasi dalam bidang infrastruktur, agar gap kebutuhan pendanaan investasi dapat diisi oleh dunia usaha/swasta melalui skema pembiayaan dan kerjasama yang telah dikembangkan sampai dengan saat ini. Pada kesempatan ini, Saya juga ingin menekankan perlunya percepatan penyerapan anggaran dengan tanpa mengabaikan kualitas pekerjaan berkenaan dengan akhir tahun anggaran 2013. Saya berharap agar tingkat penyerapan anggaran tahun ini tidak lebih kecil dari tahun kemarin. Demikian juga dengan persiapan kegiatan tahun yang akan datang supaya
betul-betul dapat dipersiapkan dengan baik, termasuk pelaksanaan percepatan pelelangan agar kiranya segera dapat dimulai.
Saudara-saudara peserta upacara yang berbahagia, Untuk menuju keberhasilan pencapaian pelaksanaan program bidang PU dan permukiman serta tantangan yang dihadapinya, akan membutuhkan kemampuan SDM. Dengan SDM yang kompeten Saya yakin pembangunan yang sedang kita laksanakan saat ini dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum pada Pembukaan UUD 1945. Kemampuan SDM tersebut setidaknya mensyaratkan dimilikinya etos kerja dan semangat pantang menyerah dalam melaksanakan pengabdiannya kepada masyarakat. Etos kerja dapat merupakan integritas (perilaku) dalam menjalankan suatu karya maupun kultur institusi yang memberikan motivasi kepada anggotanya untuk bekerja dengan baik demi tercapainya suatu tujuan. Etos kerja pada prakteknya membutuhkan kreativitas yang baik dalam rangka membangun kompetensi yang diharapkan. Kreativitas tanpa dilandasi etos kerja yang baik tidak akan ada
wujudnya. Kreativitas adalah kemampuan individu/ seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang genuine, baru, sebagai bagian dari pemecahan masalah. Kreativitas adalah cara-cara berpikir divergen, produktif, berdaya pikir heuristik dan lateral. Dengan demikian, etos kerja dan kreativitas merupakan dua hal yang memegang peranan penting dalam mendukung SDM yang kompeten, dan menjadi produktif. Kompetensi adalah salah satu indikator kemampuan seseorang yang baik dalam penguasaan knowledge atau pengetahuan dalam bidangnya, skill atau memiliki keterampilan ataupun keahlian dalam pekerjaannya yang diakui secara profesional serta attitude atau perilaku yang baik termasuk memiliki etos kerja. Memiliki etos kerja yang baik, memiliki kreativitas dan inovasi dalam mendukung produktivitas bekerja dan berkarya inilah yang harus dimiliki oleh kita semua untuk mewujudkan harapan masyarakat menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan. Sementara, semangat kerja yang antara lain dicontohkan oleh semangat dan perjuangan para Sapta Taruna, dapat menjadi modal dasar untuk menggerakkan perbaikan tata kelola penyelenggaraan
pembangunan bidang PU dan Permukiman secara berkelanjutan.
Hadirin yang saya horm ati, Untuk itulah Kementerian PU telah berkomitmen untuk meningkatkan kembali kualitas SDM melalui revitalisasi dan pengembangan sistem nilai, etos kerja, dan kreativitas yang membentuk sistem budaya kerja PU, nilai-nilai organisasi PU dan motto PU. Budaya kerja secara umum telah tertuang dalam PermenPAN No. 39 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja sebagai acuan bagi Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemda untuk membantu pengembangan budaya kerja dalam pelaksanaan Reformasi Birokirasi (RB). Selanjutnya setelah individu memiliki budaya kerja yang baik, maka nilai-nilai organisasi menjadi dasar acuan dan motivasi untuk sikap dan tindakan dalam konteks organisasi yang selaras dengan visi dan misi yang menjadi penentu kualitas, kapasitas dan kapabilitas organisasi. Kementerian PU mengenal 7 (tujuh) nilai organisasi, yaitu rasional, kerjasama tim, inovasi, efisiensi-efektivitas, responsif dan bekerja keras, bergerak cepat & bertindak tepat.
Semua pegawai PU dituntut bekerja secara maksimal dan kreatif atas dasar pemahaman, kesadaran dan kepedulian melalui strategi dan inovasi yang dilakukan dengan cerdas, sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung pencapaian sasaransasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kinerja pelaksanaan pembangunan infrastruktur PU dan Permukiman harus tepat waktu, tepat sasaran dan hasilnya harus lebih berkualitas dalam mendukung pencapaian prioritas utama pembangunan nasional.
Hadirin yang saya horm ati, Kementerian PU sebagai bagian dari Pemerintah telah pula berusaha menjawab tantangan menciptakan good governance sebagaimana tertuang dalam Perpres No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010–2025 dan PermenPAN No. 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010– 2014 dalam rangka membentuk Indonesia baru melalui Program RB yang meliputi aspek tata laksana, akuntabilitas dan SDM. Tata laksana yang berarti prosedur yang jelas mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Akuntabilitas mendorong keterbukaan penyelenggaraan kegiatan kepada pihak-pihak terkait.
SDM menjadi modal (non material/non finansial) Kementerian PU dalam menunjukkan eksistensi. Pada akhirnya ketiganya bertujuan mewujudkan kompetensi aparatur yang baik. Saya meyakini hal tersebut dapat diwujudkan diantaranya melalui etos kerja dan semangat kerja melalui kontribusi masing-masing individu dan proses kerja sebagai faktor pengungkit. Walaupun dalam mewujudkan kondisi tersebut Saya yakin tidaklah mudah karena membutuhkan bimbingan dan peningkatan kompetensi aparatur yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang dilandasi etos kerja atau moral yang baik. Etos kerja di Kementerian PU, telah didukung oleh instrumen SMM (Sistem Manajemen Mutu). Adapun upaya untuk meningkatkan etos kerja sejatinya dapat dilakukan dengan 2 (dua) hal, yaitu inward-looking dengan melihat pada diri sendiri secara pribadi maupun organisasi dan outward-looking dengan melihat dinamika nasional maupun global untuk kemudian melakukan penyesuaian. Mengupayakan reformasi birokrasi artinya berupaya untuk mengubah budaya kerja saat ini, menjadi budaya yang mengembangkan sikap dan perilaku kerja yang berorientasi pada hasil (outcome) melalui produktivitas kerja dan kinerja yang tinggi.
Saudara - saudara yang saya cintai, Saya juga ingin menekankan bahwa di dalam kondisi sosial ekonomi yang semakin kondusif serta semakin besarnya tanggung jawab yang kita emban maka semakin diperlukan pula kesiapan yang tinggi dari kita semua dalam melaksanakan tugas-tugas di masa mendatang. Untuk itu Saya minta agar seluruh jajaran PU untuk terus mengaktualisasikan semangat “Sapta Taruna” dengan terus menumbuhkembangkan kemampuan dan pengetahuan Saudara-saudara dalam melanjutkan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan nasional, khususnya dalam menggerakkan segala daya upaya kita untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan melalui penyediaan infrastruktur sekaligus melaksanakan Reformasi Birokrasi guna mewujudkan Kementerian PU sebagai institusi yang bersih, yang memiliki pelayanan yang prima serta kapasitas dan akuntabilitas yang tinggi. Harapan kita ke depan semoga kita bisa menghantarkan kepada generasi penerus suatu warisan birokrasi PU yang memiliki kredibilitas yang tinggi. Akhirnya, pada kesempatan yang baik ini, perkenankanlah Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran pekerjaan umum yang telah
bekerja keras dan bersemangat tinggi dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur PU dan permukiman sebagai wujud pengabdian Sapta Taruna kita. Saya juga secara pribadi dan selaku pimpinan Kementerian Pekerjaan Umum mengucapkan selamat kepada para penerima tanda jasa sebagai bentuk penghargaan Pemerintah atas jasa, karya, dan pengabdian Saudara-saudara, serta menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pejabat dan karyawan yang telah memasuki masa purnabakti atas seluruh pengabdian dan bhakti yang telah diberikan selama ini kepada bangsa dan negara. Akhir kata, marilah kita selalu berdoa, semoga Allah SWT/Tuhan YME senantiasa memberikan rakhmat dan kekuatan-NYA kepada kita semua dalam mengemban tugas yang lebih berat di masa-masa mendatang.
W abillahi taufik w al hidayah, W assalam u ‘alaikum W r W b Menteri Pekerjaan Umum
DJOKO KIRMANTO