MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM pada UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI BHAKTI PEKERJAAN UMUM KE 63 Tanggal 3 Desember 2008
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Para senior, pejabat, karyawan, mitra kerja, dan seluruh keluarga besar Pekerjaan Umum yang saya hormati.
Pada hari yang berbahagia ini, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat karunia, rakhmat dan ridho-Nya, kita semua dapat mengikuti upacara bendera memperingati Hari Bhakti Pekerjaan Umum ke 63 dalam kondisi sehat wal’afiat. Hari Bhakti Pekerjaan Umum akan selalu dikenang dan menjadi momen yang penting untuk melakukan
evaluasi dan koreksi kedalam atas beberapa kegiatan 1
yang telah kita laksanakan dan sekaligus juga untuk membangkitkan semangat kita dalam menjalankan
tugas-tugas pembangunan di bidang ke-PU-an. Setiap tanggal 3 Desember kita selalu mengenang peristiwa gugurnya “tujuh martir” yang kita kenal sebagai Sapta Taruna pada awal perjuangan menegakkan kemerdekaan tahun 1945 yang lalu. Tujuh martir tersebut adalah para pahlawan Departemen PU yang dengan gigih mempertahankan Gedung Sate di Bandung yang menjadi pusat penyelenggaraan Pemerintah Republik Indonesia saat itu. Kita tahu bahwa kegigihan mereka tidak pernah luntur, walaupun saat itu kondisi sosial, politik, dan ekonomi dalam keadaan serba sulit.
Di tengah-tengah situasi ekonomi dunia yang sulit saat ini, kita juga dihadapkan dengan kondisi yang serba tidak pasti. Ancaman penurunan pertumbuhan ekonomi dan multi efeknya mau tidak mau adalah kondisi yang harus kita hadapi. Untuk itulah, semangat “Sapta Taruna” yang saya sampaikan di atas perlu kita aktualisasikan kembali. Saya yakin dengan semangat pantang menyerah dan penuh keikhlasan yang dicontohkan mereka akan menjadi pendorong bagi kita untuk terus bekerja lebih baik, penuh rasa tanggung-jawab, dan penuh pengabdian yang tulus untuk meningkatkan kinerja kita dalam mendukung pembangunan nasional. 2
Dengan gambaran tersebut, tema peringatan Hari Bhakti Pekerjaan Umum tahun 2008, yaitu
“Aktualiasasi Semangat Sapta Taruna Dalam Penyelenggaraan Infrastruktur PU Menuju Terwujudnya Kesejahteraan Rakyat“, saya nilai
sangat tepat. Tema peringatan tersebut saya harapkan menjadi bagian dari semangat kita dalam melanjutkan pembangunan infrastruktur PU yang didambakan oleh masyarakat banyak. Tema peringatan Hari Bhakti ini juga merupakan penggerak kita untuk mengaktualisasikan semangat perjuangan para Sapta Taruna untuk tetap bekerja keras, bergerak cepat dan bertindak tepat dalam menyelenggarakan infrastruktur PU yang penuh dengan tantangan di masa mendatang. Dengan aktualisasi tersebut kita optimistis dapat melaksanakan percepatan pembangunan bidang kePU-an guna turut mensukseskan program Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, membuka kesempatan kerja lebih luas lagi, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi kita, dan sekaligus berkontribusi positif terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup.
Hadirin yang saya hormati, Pada kesempatan yang baik ini, perlu saya ingatkan sekali lagi pada seluruh jajaran Pekerjaan Umum baik di pusat maupun di daerah dan seluruh unit kerja 3
Kepala Dinas, Kepala Balai serta Kepala Satuan Kerja agar tetap konsisten dalam mewujudkan langkah2 dan rencana kerja hasil evaluasi kinerja kita pada Rakertas awal Oktober 2008 yang lalu. Optimalisasi program dan realokasi anggaran tahun 2008 yang kita sepakati bersama, telah disetujui oleh DPR dan Menteri Keuangan. Untuk itu kita harus secara cermat dan maksimal meningkatkan kinerja agar progress total nasional yang pada akhir bulan Nopember 67,2% keuangan dan 75,5% fisik, pada akhir tahun anggaran 2008 dapat mencapai rata2 diatas 95% untuk menghasilkan infrastruktur PU yang berkualitas dan bermanfaat secara optimal. Sehingga pada tahun 2008 ini dapat diselesaikan pembangunan 33 embung dan 6 waduk, peningkatan/pembangunan jaringan irigasi seluas 140,8 ribu Ha dan rehabilitasi 210 ribu Ha, serta rehabilitasi/peningkatan jaringan rawa seluas 230,5 ribu Ha. Pelaksanaan program pembangunan jalan dapat mencapai kondisi mantap menjadi 86% dengan tambahan lajur jalan baru sepanjang 3.980 km. Untuk program permukiman dapat diselesaikan pembangunan Infrastruktur Pedesaan sekitar 2.000 desa tertinggal, 90 kawasan agropolitan dan 236 kawasan desa pusat pertumbuhan. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh dan Nelayan melalui 4
P2KP di 8.813 kelurahan dan NUSSP di 260 kelurahan seluas 1.109 Ha, dan pembangunan Rusunawa sebanyak 7.640 unit serta dukungan infrastruktur permukiman bagi sekitar 101.059 unit rumah sederhana sehat(RSH). Sedangkan untuk Air Minum diharapkan dapat diselesaikan tambahan kapasitas produksi sebesar 5.700 l/det yang melayani 2,2 juta jiwa, dan peningkatan air limbah di 44 kota/kab, persampahan di 115 kota/kab dan jaringan drainase perkotaan seluas 71 Ha.
Hadirin yang saya hormati, Tahun 2009 nanti adalah tahun terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dan Rencana Strategis Departemen PU 2005-2009. Perencanaan dan pemograman tahun 2009 karenanya harus mengacu kepada proritas program dalam RKP 2009 dan diupayakan untuk mempercepat pencapaian sisa berbagai target dalam pemenuhan sasaran-sasaran yang terkait baik dalam RPJMN maupun Renstra Departemen PU sebagaimana telah direview pada tahun 2007 lalu. Prioritas Pembangunan Nasional dalam RKP 2009 diutamakan untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Pengurangan Kemiskinan dengan fokus sasaran pada i) Peningkatan Pelayanan Dasar dan Pembangunan Perdesaan, ii) Percepatan 5
Pertumbuhan yang berkualitas dengan Memperkuat Daya Tahan Ekonomi yang didukung Pembangunan Pertanian, Infrastruktur dan Energi, dan iii) Peningkatan Upaya Anti Korupsi, Reformasi Birokrasi dan Pemantapan Demokrasi. Sejalan dengan prioritas tersebut, maka pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum dalam tahun 2009 diarahkan terutama untuk mendukung :
1. Peningkatan Pelayanan Dasar dan Pembangunan Perdesaan, meliputi: i) penyediaan air baku untuk
daerah rawan air, ii) pembangunan jalan lintas/lingkar pada pulau2 kecil/terluar dan kawasan perbatasan, iii) penanganan kawasan kumuh/nelayan dan pembangunan Rusunawa, iv) penyediaan air minum dan sanitasi bagi MBR dan rawan air, v) pembangunan infrastruktur dasar untuk permukiman desa tertinggal, terpencil, pulau terluar, kawasan perbatasan, dan vi) penanggulangan kemiskinan perkotaan. 2. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi, terutama dalam i) mendukung ketahanan pangan, meliputi: pembangunan infrastruktur SDA (jaringan irigasi/rawa, pembangunan waduk dan embung, pengendalian banjir), dan pembangunan akses jalan pada pusat2 produksi pangan/beras; ii) peningkatan daya saing terutama untuk 6
pertumbuhan ekonomi lokal meliputi: penyediaan air baku dan pembangunan jalan akses untuk kawasan industri, pusat pertumbuhan, agropolitan dan pariwisata, serta revitalisasi kawasan; dan iii) melancarkan arus Barang dan Jasa meliputi: pemeliharaan dan pembangunan jalan Nasional, pembangunan jalan Akses kawasan industri/pelabuhan/bandara, pengendalian banjir termasuk penanganan sistem drainase utama/primer, dan pembangunan jalan poros desa. 3. Peningkatan Kualitas Kelembagaan, antara lain meliputi: peningkatan kinerja pemrograman, pelaksanaan dan pengawasan termasuk teknikal audit dalam rangka meningkatkan kualitas/mutu hasil pekerjaan, dan pemenuhan kewajiban institusi dalam pembuatan laporan tahunan, semesteran, triwulanan, dan laporan akuntansi Keuangan-BMN. Perhatian lebih besar harus ditujukan pada aspek peningkatan kapasitas daerah (local capacity building) sehingga kemandirian dan kompetensi Pemerintah Daerah yang lebih baik dapat diwujudkan. Aspek lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah pemenuhan rencana tata ruang sebagai acuan perencanaan pembangunan. Hal ini penting mengingat peran infrastruktur pekerjaan umum 7
sangat signifikan dalam membentuk struktur dan pola ruang untuk mendorong pembangunan daerah dan
pengembangan wilayah. Pembangunan infrastruktur yang diusulkan harus dapat mendukung Pengembangan Wilayah dan disinkronisasikan dengan Pembangunan Daerah. Kendala kurang
konsistennya atau belum optimalnya perencanaan dalam mengacu penataan ruang harus dieliminir
dengan melakukan standarisasi dokumen pendukung sebagai turunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang memuat peta lokasi dan rencana pembangunan infrastruktur, struktur ruang dan sistem kota/daftar kota, serta melakukan sinkronisasi dengan RTRW yang dibuat oleh daerah.
Hadirin yang berbahagia, Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya ingin menegaskan kembali bahwa Moto Departemen PU, yaitu : bekerja keras, bergerak cepat, dan bertindak tepat akan selalu relevan dalam mengaktualisasikan semangat Sapta Taruna. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur PU harus tepat waktu, tepat sasaran dan hasilnya harus lebih berkualitas dalam mendukung pencapaian prioritas utama pembangunan nasional. Untuk itu saya minta agar seluruh jajaran PU untuk terus meningkatkan profesionalismenya dengan terus mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya, seiring dengan 8
semakin berat dan kompleksnya tantangan tugas ke depan. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankanlah Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran pekerjaan umum yang telah bekerja keras dan bersemangat tinggi dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur PU sebagai wujud pengabdian Sapta Taruna kita. Saya juga secara pribadi dan selaku pimpinan Departemen Pekerjaan Umum mengucapkan selamat kepada para penerima tanda jasa sebagai bentuk penghargaan Pemerintah atas jasa, karya, dan pengabdian Saudara2, serta menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pejabat dan karyawan yang telah memasuki masa purnabakti atas seluruh pengabdian dan bhakti yang telah diberikan selama ini kepada bangsa dan negara. Akhir kata, marilah kita menengadahkan tangan dan berdoa, semoga Allah SWT/Tuhan YME senantiasa memberikan rakhmat dan kekuatan-NYA kepada kita semua dalam mengemban tugas yang lebih berat di masa-masa mendatang. Wassalamu ’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Menteri Pekerjaan Umum DJOKO KIRMANTO 9