MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf melalui membaca intensif di kelas IV SD Inpres 1 Padengo Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PTK yang dilaksanakan di kelas IV SD Inpres 1 Padengo Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato dengan subjek penelitian siswa yang berjumlah 16 orang, yang diolah secara kuantitatif, dengan empat tahapan penelitian, yakni persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, refleksi, dianalisis menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada observasi awal yang termasuk kategori mampu sebesar 31% atau 5 orang siswa dan 11 orang atau 69% termasuk kategori tidak mampu, pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I, dari 16 orang jumlah siswa, terdapat 8 siswa atau 50% memperoleh nilai dari 70 ke atas dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah terdapat 8 siswa atau sebanyak 50 %, pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dari 16 orang jumlah siswa, terdapat 10 siswa atau 63% memperoleh nilai dari 70 ke atas, dan terdapat 6 siswa yang yang memperoleh nilai 70 ke bawah atau sebanyak 37 %. sehingga dilaksanakan tindakan ke siklus II, pada pertemuan pertama belum berhasil, dan pada siklus II pertemuan II Dari 16 orang jumlah siswa, terdapat 13 siswa atau 81% memperoleh nilai dari 70 ke atas dan terdapat 3 siswa yang yang memperoleh nilai 70 ke bawah atau sebanyak 19 % hasil capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan kemampuan menemukan kalimat utama paragraf di kelas IV SD Inpres 1 Padengo Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato dapat ditingkatkan melalui Membaca Intensif. Dengan demikian bahwa hipotesis tindakan yang telah dirumuskan terbukti dan dapat diterima. Keywords: Key Sentences Paragraphs, Intensive Reading Pendahuluan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan 1
tinggi memegang peranan penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, namun dalam kenyataannya pengajaran Bahasa Indonesia di jenjang pendidikan dasar umumnya sekolah dasar dalam hal membaca intensif di kelas awal. Hasilnya masih kurang baik terbukti pada kemampuan membaca siswa kelas IV nilainya masih rendah di bawah rata-rata ketuntasan belajar, bahkan sudah duduk di kelas VI pun masih banyak siswa yang tidak bisa membaca. Oleh sebab itu, peranan guru kelas IV memegang peranan penting dalam bidang pengajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca intensif pada pembelajaran membaca siswa harus memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini. maka siswa akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Kemampuan membaca merupakan dasar yang utama bagi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, akan tetapi bagi pengajaran mata pelajaran lain. “Dengan mendapatkan pengajaran membaca siswa akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan emosinya”. Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut bagi perkembangan siswa maka cara guru mengajar membaca haruslah memilih metode yang tepat dan benar sehingga mudah dipahami anak. Kemampuan membaca merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa dalam meraih suatu kemajuan, karena dengan membaca siswa akan lebih mudah untuk memaknai dan memahami hakekat yang akan dikerjakannya (membaca). Pada tugas tersebut, guru harus menerapkan teknik pembelajaran yang dapat memotivasi melakukan kegitan membaca. Disamping itu, guru dituntut untuk mampu memulihkan bahan bacaan yang sesuai dengan tujuan dan tngkat perkembangan siswa pada kompetensi bahasa, minat, dan tingkat kesukaran membaca. Kemudian, guru dituntut untuk membina dan
2
meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa dalam hal ini menentukan kalimat utama paragraf. Untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan kemampuan menentukan kalimat utama paragraf, kegiatan pembelajaran yang dipandang paling berhasil diantara formula tersebut adalah membaca intensif. Selain dugunakan sebagai alat untuk menguji keterbacaan, juga sekaligus dapat digunakan sebagai teknik pengajaran membaca. Teknik dalam membaca intensif adalah ketika seseorang melakukan hal-hal untuk latihan seperti halnya dengan latihan kosa kata atau pola dalam suatu kalimat. Bacaan dalam suatu kalimat yang benar agar sesuai adalah harus dipilih oleh guru atau dosen, baik dari segi bentuk maupun dari segi isinya. Pelajar atau mahasiswa yang telah berhasil dalam suatu tahapan tersebut akan secara langsung berkaitan atau berhubungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan dalam suatu bacaan Berdasarkan hal tersebut, bahwa keampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf di kelas IV SD Inpres 1 Padengo belum maksimal. Sesuai dengan hasil observasi, hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dari seorang pengajar untuk memberikan pengajaran (latihan) membaca secara kontinyu kepada siswa, khususnya siswa kelas IV bila dipersentasekan 70% siswa belum dapat menentukan kalimat utama paragraf dengan tepat atau 14 orang dan 30% sudah dapat menentukan kalimat utama paragraf dengan tepat atau 6 orang. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan kemampuan membaca intensif, dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat
3
Utama Paragraf Malalui Membaca Intensif di Kelas IV SD Inpres 1 Padengo Kecamatan Popayato Barat Kabupaten Pohuwato”.
Kalimat Utama Paragraf Gagasan utama juga disebut gagasan pokok, atau ide pokok. Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf, maka dalam satu paragraf hanya ada satu gagasan utama. Ide pokok terdapat dalam kalimat utama. Menurut Purwanto, Ari (2008:12) Sebuah paragraf tersusun atas kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama juga sering disebut sebagai kalimat topik. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Kalimat penjelas yaitu kalimat yang isinya memperjelas, menguraikan, atau berupa rincian-rincian tentang kalimat utama. Kalimat utama dapat terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf disebut paragraf induktif. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf disebut paragraf campuran. Paragraf yang kalimat utamanya berada di awal sampai akhir paragraf sebenarnya tidak mempunyai istilah khusus, namun biasanya kalimat utama akan berada di awal sampai akhir paragraf jika paragraf tersebut berupa narasi atau deskripsi. Paragraf
narasi adalah
paragraf
4
yang
berisi
cerita. Paragraf
deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu sehingga pembaca seolah-olah dapat ikut menyaksikan sesuatu yang digambarkan itu.
Tujuan Membaca Intensif Menurut Farida Rahim (2008: 11) ada beberapa tujuan membaca yang mencakup:
a)
kesenangan,
b)
menyempurnakan
membaca
nyaring,
c)
menggunakan strategi tertentu, d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, e) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, f) memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis, g) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain, i) mempelajari tentang struktur teks, dan j) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Menurut Tarigan (dalam Isjoni. 2007: 3) tujuan membaca terbagi atas dua (a) membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau memperoleh fakta-fakta (b) membaca untuk memperoleh ide-ide utama (c) membaca untuk mengetahui atau susunan organisasi cerita (d) membaca untuk menyimpulkan (e) membaca untuk mengelompokkan atau mengklarifikasikan (f) membaca untuk menilai atau mengevaluasi (g) membaca untuk membandingkan atau mempertahankan. Kemampuan membaca dengan baik merupakan prestasi seseorang yang paling berharga. Dunia kita merupakan dunia baca, kian banyak kita membaca kian banyak informasi yang kita peroleh, kina banyak ilmu pengetahuan yang kita miliki. Suatu kenyataan bahwa buku-buku yang berkenan dengan masalah pengajaran membaca masih sangat langka di Indonesia. Dan diantara buku-buku yang ada masih dapat dihitung dengan jari sebelah tangan, maka akan kita jumpai
5
bahwa di dalam daftar isinya hamper tidak ada satu bab pun membicarakan masalah fungsi dan tujuan dalam pembelajaran membaca di sekolah
Pengertian Membaca Intensif Pengertian awal dari Membaca Intensif menurut Resmini, Novi, dkk. ( 2006 :27) ialah belajar membaca dengan tekun atau teliti. Teknik dalam membaca intensif adalah ketika seseorang melakukan hal-hal untuk latihan seperti halnya dengan latihan kosa kata atau pola dalam suatu kalimat. Bacaan dalam suatu kalimat yang benar agar sesuai adalah harus dipilih oleh guru atau dosen, baik dari segi bentuk maupun dari segi isinya. Pelajar atau mahasiswa yang telah berhasil dalam suatu tahapan tersebut akan secara langsung berkaitan atau berhubungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan dalam suatu bacaan. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PTK yang dilaksanakan di kelas IV
SD Inpres 1 Padengo Kecamatan Popayato Barat
Kabupaten Pohuwato dengan subjek penelitian siswa yang berjumlah 16 orang, yang diolah secara kuantitatif, dengan empat tahapan penelitian, yakni persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, refleksi, dianalisis menggunakan persentase. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukan, jelaslah bahwa penggunanan kegiatan membaca intensif sangat tepat digunakan dan bisa meningkatkan kemampuan menemukan kaliamat utama paragraf. Pelaksanaan penelitian ini sebagaimana
6
telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu adalah untuk mencapai indikator kinerja sebagai berikut” penelitian ini diangap berhasil Apabila jumlah siswa yang diberikan tindakan mengalami peningkatan dalam menemukan kalimat utama paragraf 30% pada observasi awal mencapi 75%”. Tindakan siklus I masing-masing dua kali pertemuan karena luasnya materi dan rumitnya materi seihingga dilaksanakan 4 jam pelajaran (4x35 menit) dan siklus II direncanakan peneliti dua kali pertemuan, selanjutnya peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I, adapun persiapan peneliti bersama supervisor yakni melakukan diskusi untuk merancang pelaksanaan tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama paragraf menggunakan kegiatan membaca intensif. Hal-hal yang dilakukan bersama supervisor antara lain, 1) guru menyiapkan perangkat dan media pembelajaran, 2) menyiapkan materi pelajaran serta media yang digunakan. 3) menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa serta tes kemampuan belajar berupa wacana yang berjumlah 5 paragraf, dengan bobot skor sesuai tingkat kesukaran soal yang diberikan. Kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa, dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan kata kunci terdapat 8 siswa atau 50% memperoleh kriteria mampu dan 8 orang atau 50% memperoleh kriteria tidak mampu. Dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan kalimat penjelas terdapat 8 siswa atau 50% memperoleh kriteria mampu dan 8 orang atau 50% memperoleh kriteria tidak mampu.Dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan letak kalimat utama terdapat 8
7
siswa atau 50% memperoleh kriteria mampu dan 8 orang atau 50% memperoleh kriteria tidak mampu Berdasarkan hasil yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan terdapat kelemahan pada tindakan pembelajaran menggunakan kegiatan membaca intensif adalah:
1) Langkah-langkah pembelajaran belum optimal, 2) Guru kurang
menguasai kelas, 3) Guru kurang menumbuhkan partisipasi aktif dalam pembelajaran, 4) suasana kelas belum tertib, 5) Motivasi dalam pembelajaran kurang, 6) siswa memilih-milih pasangan, 7) kemampuan belajar siswa belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan. Berdasarkan hasil refleksi antara peneliti dan guru mitra, dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja untuk diperlukan perbaikan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya dalam upaya meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama paragraf melalui membaca intensif, yaitu pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II. Kemampuan menemukan kalimat utama paragraf melalui membaca intensif pada pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II, dapat dijelaskan bahwa, dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan kata kunci terdapat 10 siswa atau 63% memperoleh kriteria mampu dan 6 orang atau 37% memperoleh kriteria tidak mampu. Dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan kalimat penjelas terdapat 10 siswa atau 63% memperoleh kriteria mampu dan 6 orang atau 37% memperoleh kriteria tidak mampu.Dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan letak kalimat utama terdapat 10 siswa atau 63%
8
memperoleh kriteria mampu dan 6 orang atau 37% memperoleh kriteria tidak mampu Berdasarkan hasil refleksi bersama guru mitra, bahwa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I pertemuan II sebagai berikut. 1. Kemampuan menemukan kalimat utama paragraf sudah mengalami peningkatan namun masih harus diperbaiki melalui proses belajar mengajar sebab indikator kinerja belum tercapai. 2. Pada kegiatan pembelajaran guru belum dapat membimbing siswa untuk yang masih bingung, dan kurang paham terhadap materi dalam proses pembelajaran. Melihat kemampuan menemukan kaliamat utama paragraf belum mencukupi target indikator kinerja maka berdasarkan hasil refleksi bersama, bahwa untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I pertemuan II akan dilaksanakan siklus II, dengan cara mengusahakan agar siswa lebih siap dalam menerima materi pelajaran, memberikan motivasi kepada siswa untuk memperhatikan pemberian materi pelajaran melalui penggunaan membaca intensif, memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara membaca intensif yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, merangsang suasana kelas agar tetap hidup, usaha ini cukup menggembirakan karena dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan kata kunci terdapat 11 siswa atau 69% memperoleh kriteria mampu dan 5 orang atau 31% memperoleh kriteria tidak mampu. Dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan kalimat penjelas terdapat 11 siswa atau 69% memperoleh kriteria mampu dan 5 orang atau 31% memperoleh kriteria tidak mampu. Dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan
9
siswa menentukan letak kalimat utama terdapat 11 siswa atau 69% memperoleh kriteria mampu dan 5 orang atau 31% memperoleh kriteria tidak mampu, dengan melihat hasil refleksi pada siklus II pertemuan I dapat disimpulkan tindakan kelas dilanjutkan lagi kesiklus II pertemuan II karena dari segi kemampuan belajar siswa, sudah mengalami peningkatan namun belum mencapai indikator yang ditetapkan. Tindakan pada siklus II pertemuan II menunjukan terjadinya peningkatan yang cukup signifikan dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan kata kunci terdapat 13 siswa atau 81% memperoleh kriteria mampu dan 3 orang atau 19% memperoleh kriteria tidak mampu. Dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan kalimat penjelas terdapat 13 siswa atau 81% memperoleh kriteria mampu dan 3 orang atau 19% memperoleh kriteria tidak mampu. Dari 16 orang jumlah siswa, kemampuan siswa menentukan letak kalimat utama terdapat 13 siswa atau 81% memperoleh kriteria mampu dan 3 orang atau 19% memperoleh kriteria tidak mampu. Berdasarkan hasil ini penelitian tidak dilanjutkan lagi kesiklus berikutnya, karena, langkah-langkah pembelajaran sudah optimal, guru sudah menguasai kelas, guru aktif menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, pada saat pembelajaran terlihat siswa yang lebih aktif dibanding guru, motivasi dalam pembelajaran optimal, dan guru sudah melibatkan siswa yang paling pokok adalah kemampuan belajar siswa
sudah mencapai
indikator kinerja yang diharapkan. Berdasarkan hasil data tersebut, kemampuan belajar siswa memperoleh peningkatan
yang baik pada pembelajaran menggunakan kegiatan membaca
intensif serta menerapkan langkah-langkah pembelajaran perbaikan yang
10
diperoleh dari pelaksanaan siklus I yang berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh pada siklus II, dengan demikian, hipotesis penelitian tindakan kelas ini “Jika guru melakukan kegiatan membaca intensif, maka kemampuan siswa menemukan kalimat utama paragraf dapat ditingkatkan” dapat Diterima. Simpulan Sebagai akhir dari penelitian ini, penulis akan mengemukakan hasil bahasan dari penelitian ini dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut. 1) penggunaan kegiatan membaca intensif ternyata dapat meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama paragraf di kelas IV, dengan ketuntasan dari observasi awal 31% hingga mencapai 81%. 2) dilaksanakannya penelitian tindakan kelas sampai pada dua siklus, dengan menyempurnakan hal-hal yang terdapat pada siklus I, maka hasil belajar siswa pada pembelajaran mengalami peningkatan yang bermakna dan dinyatakan berhasil, sehingga dapat dikatakan hipotesis yang telah diajukan diterima.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran, antara lain sebagai berikut. 1) Dalam meningkatkan kemampuan menemukan kaliamt
utama
menggunakan
paragraf
kegiatan
hendaknya
membaca
intensif
untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa.
11
2) Hendaknya
kepala
dukungan
guna
sekolah
memberikan
perbaikan
proses
pembelajaran. 3) Hendaknya
peneliti
lanjut
mengadakan
penelitian dengan model yang sama dan materi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Farida Rahim. 2008. Komunikasi Lisan. Yogyakarta: Lukaman. Isjoni. 2007. Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purwanto, Ari. 2008. Ejaan Yang Disempurnakan Lengkap. Yogyakarta: Tim Pustaka Widyatama. Resmini, Novi, dkk. ( 2006 ). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI PRESS.
12