e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B2 SEMESTER II Dewa Ayu Putri Ariska Pinatih1, Rini Kristiantari2, I Ketut Ardana3 1
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak dalam menulis setelah diterapkannya metode pemberian tugas berbantuan media gambar pada anak kelompok B2 Semester II di PAUD Kusuma 2 Denpasar Tahun Ajaran 2014/2015. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah 20 orang anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi dengan instrumen lembar observasi. Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif kualitatif dan analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian bahwa terjadi peningkatan kemampuan motorik halus dalam menulis dengan menerapkan metode pemberian tugas berbantuan media gambar pada siklus I sebesar 61. 1% menunjukkan pada kategori rendah kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85.7 % pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode pemberian tugas berbatuan media gambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam menulis pada anak kelompok B2 semester II di PAUD Kusuma 2 Denpasar sebesar 24.6%. Kata-kata Kunci: Metode Pemberian Tugas, Media Gambar, Kemampuan Motorik Halus
Abstract This study aims to determine the increase in the fine motor skills of children in writing after the implementation of media-assisted method of administration task group B2 pictures in children in early childhood Kusuma II Semester 2 Academic Year 2014/2015 Denpasar. This type of research is classroom action research (PTK) is conducted in two cycles. Subjects were 20 children. Collecting data in this study was conducted using observations with the instrument observation sheet. Data from the study were analyzed using descriptive statistical analysis techniques of qualitative and quantitative descriptive statistical analysis. The result of research that an increase in the fine motor skills in writing with the task of implementing the method granting media-assisted image on the first cycle of 61. 1% showed low category and then increased in the second cycle becomes 85.7% in the high category. Based on the research results and the description can be concluded that by applying the method of administration tasks rocky media image can improve fine motor skills in writing on a group of children in early childhood B2 second half Kusuma 2 Denpasar amounted to 24.6%. Keywords: Methods of Giving task, Media Image, fine motor skills
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015)
PENDAHULUAN Anak, dalam beragam usia dengan berbagai perilakunya biasanya menarik perhatian orang dewasa. Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan canda tawa dan kegembiraan sehingga orang dewasa akan terhibur dengan melihat tingkah polah mereka. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Yang dimaksud anak usia dini yaitu dalam rentan umur dari lahir sampai enam tahun merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Gunarti dkk, 2011:1). Maka dari itu pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membuat masyarakat mengembangkan potensi manusia agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berahlak mulia, serta serta memiliki ketrampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga Negara. Dalam hal ini pendidikan sangat penting bagi anak usia dini. Dalam pembelajaran khususnya pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), guru harus mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata anak. Hal tersebut dikarenakan anak pada usia 0-6 tahun hanya mampu memahami konsep melalui lingkungan sekitar yang bersifat nyata (konkret). Pada usia tersebut merupakan masa emas (golden age) pada perkembangan anak. Hal ini juga sebagai bukti meningkatnya kesadaran orang tua dan guru tentang pentingnya PAUD. Sebagai masa penting, masa sensitifnya semua potensi yang dimiliki untuk berkembang. Masa sensitif atau yang
lebih dikenal dengan masa peka yang terjadi pada anak berbeda-beda (Isjoni, 2011:19). Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Anak Usia Dini Non Formal Dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional, 2011: 1 menyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut” (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu bentuk layanan pendidikan yang diberikan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun dengan cara memberi rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak meliputi aspek fisik dan non fisik, dengan pemberian rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal-fikir, emosional dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dari beberapa aspek tersebut salah satu aspek perkembangan yang belum sesuai dengan harapan sehingga perlu untuk dikembangkan adalah motorik halus.Dalam kemampuan motorik ada dua kemampuan yaitu kemampuan motorik kasar dan kemampuan motorik halus. Menurut Sujiono dkk (2008. 1.13) menyatakan “kemampuan motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang dewasa. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak” . Sedangkan motorik halus menurut Septiari (2012: 15) adalah “kemampuaan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015) melibatkan otot-otot kecil, koordinasi mata dan tangan” . Motorik halus menurut Sujiono (2008: 1.14) adalah “keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergerakan tangan yang tepat”. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Jadi dari beberapa pendapat diatas pengertian motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus, seperti tangan. Biasanya gerakan motorik halus biasanya dilakukan seperti, menulis, mewarnai, dan gerakan-gerakan tangan yang lain. Menurut Dhieni, dkk(2010: 3.10) hasil belajar yang diharapkan yaitu anak mampu mengembangkan motorik halusnya terutama dalam menulis. Menulis merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, dimana anak dapat menyampaikan makna, ide, pikiran dan perasaannya melalui untaian kata yang bermakna. Menurut Abbas, 2006:125 (dalam Dhieni, dkk. 2010: 3.10)Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan motorik halus yang harus dikuasai siswa. Ketrampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Sedangkan kegiatan menulis di TK harus memperhatikan kesiapan dan kematangan anak. Kegiatan tersebut dapat dilakukan jika perkembangan motorik halus anak telah matang dimana terlihat dari kemampuannya dalam memegang pensil. Pada awalnya anak hanya memegang pensil untuk mencoret-coret, namun seiring perkembangan anak akan mengkonsentrasikan jari-jarinya untuk menulis lebih baik. Ada dua kemampuan yang diperlukan anak untuk menulis yaitu kemampuan meniru bentuk dan kemampuan menggerakkan alat tulis.Menulis memiliki banyak manfaat. Manfaat menulis khususnya bagi anak menurut Nurjatmika, 2012: 119 diantaranya sebagai berikut: Media penghapus stres,Belajar mengeluarkan pendapat dengan cara bijak,Belajar merangkai kata,Melatih diri menjalani proses secara teratur, Melatih kesabaran
anak, Menjadi bekal untuk masa depan, Menambah ilmu dan wawasan. Agar anak mencapai perkembangan motorik halus dalam menulis, cara yang efektif dilakukan guru untuk mengembangkan motorik halusnya dengan menggunakan metode yang tepat. Metode yang digunakan dalam mengembangkan motorik halus anak dalam menulis salah satunya adalah metode pemberian tugas. Menurut Isjoni (2011: 94) metode pemberian tugas merupakan salah satu metode yang memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan bahasa reseptif, kemampuan mendengar, dan menangkap arti mengembangkan kemampuan bahasa kognitif, memperhatikan, kemampuan bekerja sampai tuntas). Sedangkan metode pemberian tugas menurut Samsudin (2008, 34) yaitu metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru. Jadi metode pemberian tugas adalah cara guru untuk melatih anak dengan memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh anak dengan aturan-aturan yang telah diberikan oleh guru. Yang dimaksudkan agar anak menyelesaikan tugas tersebut dengan baik, serta melatih tanggung jawab anak untuk menyelesaikan tugasnya.Metode pemberian tugas memiliki kelebihan yang baik untuk diterapkan sebagai salah satu cara mengajar. Menurut Winarno (2010) kelebihan metode pemberian tugas yaitu sebagai berikut: metode pemberian tugas digunakan untuk melatih aktivitas, kretivitas, tanggung jawab dan disiplin peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri bekerja secara mandiri, metode pemberian tugas dapat merangsang daya pikir peserta didik, karena mereka dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya, pemberian tugas disamping dapat dilakukan secara individu bisa juga dilakukan secara kelompok, dalam hal ini peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil. Agar anak lebih antusias dan senang dalam kegiatan belajar menulis, guru harus menyiapkan media yang menarik.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Salah satu media yang cocok dalam mengajari anak menulis adalah dengan media gambar. Menurut Sanaky(2009: 71) gambar atau foto merupakan media yang paling umum digunakan orang, karena media ini mudah dimengerti dan dapat dinikmati, mudah didapatkan dan dijumpai dimana-mana, serta banyak memberi penjelasan bila dibandingkan dengan verbal.Media gambar memiliki kelebihan yang baik digunakan sebagai media pembelajaran.Menurut Sanaky (2009: 72) kelebihan media gambar sebagai berikut, (1)sifatnya konkrit, (2)gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu,(3)media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, (4)dapat memperjelas suatu masalah, (5)murah harganya, (6)mudah didapat, (7)mudah digunakan. Berdasarkan hasil observasi pada anak Kelompok B2 di PAUD Kusuma 2 Denpasar Barat ditemukan bahwa kemampuan anak dalam motorik halus dalam menulis masih perlu ditingkatkan. Adapun hambatan yang sering ditemukan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan motorik halusdalam menulis yaitu kurangnya pengetahuan anak tentang tata cara menulis yang benar, atau menulis bentuk yang benar. Kurangnya perhatian anak saat mengerjakan tugas menjadi salah satu juga hambatan kemampuan menulis anak kurang.Dengan demikian untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam menulis dengan metode pemberian tugas berbantuan media gambar pada anak kelompok B2 PAUD Kusuma 2 Denpasar. Harapan kedepannya dengan diterapkan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar lebih efektif. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.Apakah Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Gambar Dapat Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Menulis Untuk Anak Kelompok B2 Semester II PAUD Kusuma 2 Denpasar Pada Tahun Ajaran 2014/ 2015? Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan
motorik halus dalam menulis dengan metode pemberian tugas berbantuan media gambar pada anak kelompok B2 semester II, di PAUD Kusuma 2 Denpasar Pada Tahun Ajaran 2014/ 2015. Manfaat penelitian ini ada dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam menulis dengan metode pemberian tugas berbantuan media gambar.Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah bagi anak yakni dapat mengasah motorik halus pada anak dalam menulis, bagi gurudapat memberikan alternatif pengelolaan kelas yang efektif kepada guru yakni dapat menjadi alternatif pilihan dalam penggunaan metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam menulis dengan metode pemberian tugas berbantuan media gambar, bagi kepala sekolah yakni hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang berharga sebagai bahan pertimbangan dalam merancang program pembelajaran dan penentu kebijakan atau alternatif dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada kemampuan motorik halus anak dalam menulis dengan metode pemberian tugas berbantuan media gambar, bagi peneliti lain yakni dapat digunakan sebagai pedoman atau landasan dalam meneliti proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak agar memfokuskan suatu persiapan mengajar untuk melatih kemampuan motorik halusanak dalam menulis dengan metode pemberian tugas berbantuan media gambar. METODE Penelitian ini pada dasarnya untuk mengetahui peningkatan tentang kemampuan motorik halus dalam menulis melalui metode pemberian tugas berbantuan media gambar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Classroom Action Research (CAR).Menurut Agung, (2010:3) Penelitian Tindakan kelasmerupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.Sejalan dengan penelitian tersebut menurut Wardani (2011:14) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelas sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B2 di PAUD Kusuma 2 Denpasar semester II Tahun Ajaran 2014/2015 . Anak kelompok B2 ini berjumlah 20 anak. Anak laki-laki berjumlah 10 anak dan anak perempuan berjumlah 10 orang. Penelitian ini dilaksanakan secara bersiklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu (1) Rencana tindakan adalah tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku atau sikap sebagai solusi. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah a)melakukan analisis kurikulum untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak, (b)menyusun RKM dan RKH yang akan diterapkan kepada anak, (c)menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam kegiatan pembelajaran, (d)mengatur posisi anak melaksanakan kegiatan pembelajaran (e)membuat instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas.(2) pelaksanaan tindakan merupakan upaya yang dilakukan oleh guru/ peneliti untuk melakukan perbaikan atau peningkatan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan pelaksanaan ini berisi tentang pelaksanaan tindakan yang dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan. (3) Evaluasi dan observasi, dilakukan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran. Evaluasi adalah tugas yang diberikan dalam kegiatan pemberian tugas yaitu kegiatan menulis.Kegiatan menulis dalam
pemberian tugas ini seperti, meniru tulisan misalnya “ayam” atau meniru berbagai bentuk bangun datar, menulis kembali yang telah diajarkan guru.Observasi dilakukan dalam setiap tindakan pada setiap siklus, alat yang digunakan adalah lembar observasi. Adapun yang diobservasi adalah mengenai kemampuan motorik halus dalam menulis berbantuan media gambar oleh anak sebagai hasil dari tindakan yang dilakukan di dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. (4) refleksi, dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangkan dampak tindakan yang telah diberikan. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi ini adalah mengkaji dan merenungkan hasil penelitian terhadap pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan dicari pemecahan masalahnya untuk direncanakan tindakan pada siklus selanjutnya.Adapun rancangan penelitian yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Gambar rancangan penelitian tindakan kelas model Arikunto, dkk (2009: 16) Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi Menurut Margono dalam Setiawan dkk (2012:5) observasi adalah sistem atau rencana untuk mengamati perilaku. Selain itu, observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015) gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan motorik halus anak dalam menulis dengan menggunakan lembar observasi. Setelah data terkumpul dilanjutkan, maka dilanjutkan dengan melaksanakan teknik analisis data menggunakan dengan menggunakan dua metode yaitu metode analisis data statistik dan analisis data deskriptif. Menurut Agung (2012:67) metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distributif frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan objek/variabel sehingga diperoleh kesimpulan umum. Sedangkan metode deskriptif kuantitatif menurut Agung (2012:67) adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentase mengenai suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan kriteria kemampuan motorik halus yang dikonversikan ke dalam penilaian acuan patokan (PAP) skala lima dan adapun rumus yang digunakan untuk analisis dalam menentukan rata-rata persentase yaitu M%. Standar PAP skala liama kemampuan motorik halus dalam menulis diuraikan sebagai berikut: a) tingkat penguasaan motorik halus dalam menulis 0%-54% masuk dalam kriteria sangat rendah, b) tingkat penguasaan motorik halus dalam menulis 55%-64% masuk dalam kriteria rendah, c) tingkat penguasaan motorik halus dalam menulis 65%-79% masuk dalam kriteria sedang, d) tingkat penguasaan motorik halus dalam menulis 80%-89% masuk dalam kriteria tinggi, dan e) tingkat penguasaanmotorik halus dalam menulis 90%-100% masuk dalam kriterian tinggi. Kriteria keberhasilan dalam penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambarjika mengembangkan kemampuan motorik
halus anak dalam menulis berbantuan media gambar berada pada presentase dari 80-89 ke atas atau dalam kriteria tinggi. Apabila terjadi peningkatan skor rata-rata dari siklus I ke siklus berikutnya dan mampu mencapai kriteria tinggi maka dapat disimpulan pembahasan bahwa penggunaan metode pemberian tugas berbantuan media gambar berlangsung secara efektif dan efisien. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yakni pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada tiap-tiap siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan, dimana 4 x pertemuan dan untuk evaluasi penilaian dilaksanakan setelah melakukan pembelajaran.Pada Siklus I dilaksanakan 4 kali pertemuan yaitu 4 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan untuk evaluasi penilaian setelah melakukan pembelajaranterhadap kemampuan motorik halus dalam menulis pada anak kelompok B2 yang berjumlah 20 anak. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan berdasarkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan sebelumnya. Data penelitian perkembangan Motorik Halus dalam menulis pada siklus I disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan menghitung mean (M) modus (Mo), median (Md), dan grafik poligon kemudian membandingkan ratarata atau patokan (PAP) skala lima. Pada saat penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambaruntuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam menulis denganmenggunakan 4 indikator yang muncul pada pembelajaran akan diberi bobot, yakni 4 (berkembang sangat baik), bobot 3 (berkembang sesuai harapan), bobot 2 (mulai berkembang) dan bobot 1 (belum berkembang). Skor total yang diperoleh masing-masing siswa dibagi dengan bobot maksimal dikali 100. Penyajian data kedalam tabel distribusi frekuensi ditempuh beberapa langkah seperti menghintung rentangan, menghitung banyak kelas interval, menghitung panjang kelas interval.Dari
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015) data
tersebut
maka
diperoleh
data
sebagai berikut.
Tabel 1.Tabel distribusi frekuensi data kemampuan motorik halus dalam menulis pada siklus I Kelas Interval (KI) 38 – 45 46 – 53 54 – 61 62 – 69 70 – 77 Jumlah
x 41. 5 49. 5 57. 6 65.5 73. 5 -
Maka dari tabel distribusi tersebut didapatkan data kemampuan motorik halus anak dalam menulis nilai ratarata(mean) pada siklus I adalah 61.1, nilai modus pada siklus I adalah 56.86, dan nilai median pada siklus I adalah 58.86. Dan dari nilai tersebut maka grafik polygon pada siklus I yaitu sebagai berikut.
Gambar 2.Gambar grafik polygon kemampuan motorik halus dalam menulis pada siklus I. Berdasarkan perhitungan dari gambar grafik poligon di atas menunjukkan bahwa Mo<Md<M (56.86<58.86<61.1) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I merupakan kurva juling positif. Hal ini dapat diinterprestasikan bahwa sebaran data anak berada di bawah nilai rata-rata.
f 2 2 6 5 5 20
Nilai
fk 3 6 13 15 20 -
fx 83 99 345 327. 5 367. 5 1222
rata-rata
(mean)
yang
diperoleh pada siklus I sebesar 61.1 Untuk menghitung tingkat kemampuan motorik halus anak dalam menulis dapat dihitung dengan membandingkan ratarata persen (M%) dengan kriteria PAP skala lima. Nilai M% pada siklus I adalah 61. 1% yang diukur ke dalam PAP skala lima, seperti yang ada pada gambar 02,M% berada pada tingkat penguasaan 55 - 64%, yang berarti kemampuan motorik halus pada siklus I berada pada kriteria rendah. Dari hasil observasi yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat beberapa kendala yang mengakibatkan kemampuan motorik halus anak dalam menulis masih berada pada kategori rendah. Dengan demikian masih perlu ditingkatkan pada siklus II. Adapun kendala-kendala yang ditemukan peneliti saat menerapkan siklus I adalah sebagai berikut: (1)Ada beberapa anak yang malas dan selalu mengeluh tidak bisa membuat tugas yang diberikan oleh guru, (2)Beberapa anak masih tidak bisa membuat huruf atau angka yang disuruh guru sehingga perlu dipandu. Sedangkan solusi yang perlu dilakukan agar sewaktu menerapkan metode pemberian tugas berbantuan media gambar ini meningkat yaitu serbagai berikut: (1)Membuat media lebih menarik agar anak tertarik untuk mengerjakan tugas, (2)Mencontohkan berulang kali agar anak tidak keliru lagi. Setelah didapatkan data nilai kemampuan motorik halus dalam menulis
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015) pada siklus I masih pada kategori rendah makahal yang sama perlu dilakukan pada siklus kedua.Siklus II dilaksanakan 4 kali pertemuan yaitu 4 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan untuk evaluasi penilaian setelah melakukan pembelajaranterhadap kemampuan motorik halus dalam menulis pada anak kelompok B2 yang berjumlah 20
anak.Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan sebelumnya. Data anak pada kemampuan motorik halus dalam menulis disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Tabel 2.Tabel distribusi frekuensi data kemampuan motorik halus dalam menulis pada siklus II. Kelas Interfal (KI) 75 – 78 79 – 82 83 – 86 87 – 90 91 - 94 Jumlah
x 76. 5 80. 5 84. 5 88. 5 92. 5 -
Maka dari tabel distribusi tersebut didapatkan data kemampuan motorik halus anak dalam menulis nilai ratarata(mean) pada siklus II adalah 85.7, nilai modus pada siklus II adalah89.58, dan nilai median pada siklus II adalah 87.62. Dan dari nilai tersebut maka grafik polygon pada siklus II yaitu sebagai berikut.
Gambar 3.Gambar grafik polygon kemampuan motorik halus dalam menulis pada siklus II. Berdasarkan perhitungan dari gambar grafik poligon diatas terlihat Mo < Md< M (89.56<87.62< 85.7), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus II
f 3 5 0 7 5 20
fk 3 8 8 15 20 -
fx 229.5 402.5 0 619.5 462. 5 1714
merupakan kurva juling positif. Hal ini dapat diinterprestasikan bahwa sebaran data anak berada di atas nilai ratarata.Nilai rata-rata (mean) yang diperoleh pada siklus II sebesar 85.7. Jadi untuk menghitung tingkat kemampuan motorik halus anak dalam menulis dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan kriteria PAP skala lima. Nilai M% = 85.7 % yang diukur ke dalam PAP skala 5, seperti yang ada pada gambar 02, M% berada pada tingkat penguasaan 80-89%, yang berarti kemampuan motorik halus dalam menulis pada siklus II berada pada kriteria tinggi Melalui perbaikan proses pembelajaran dan pelaksanaan siklus II telah terjadi adanya peningkatan pada kemampuan motorik halus dalam menulis anak. Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut: (1)Anak yang awalnya anak mengeluh diberikan tugas menulis. Namun karena kegiatan menulis ini berisikan gambar kegiatan ini menjadi lebih menarik, (2)Saat mengerjakan tugas sering kali ada anak yang mengeluh tidak bisa mengerjakankan tugas yang diberikan, namun dengan tuntunan oleh guru anak tersebut jadi bisa mengerjakannya dengan baik, (3)Saat selesai
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015) mengerjakan tugas anak-anak diberikan tanda cap bintang ditangannya/ hadiah, agar lebih memotivasi anak untuk rajin untuk lebih menulis Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dapat meningkatkan motorik halus anak dalam menulis.Hal ini dapat dilihat dari analisis mengenai hasil belajar dalam kegiatan menulis berbantuan media gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh persentase rata-rata pengembangan kemampuan motorik halus anak dalam menulis kelompok B2 semester genap di PAUD Kusuma 2 Denpasar Tahun Ajaran 2014/2015diperoleh rata-rata pada siklus I sebesar 61.1% dan rata-rata pada siklus II sebesar 85.7%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan presentase rata-rata anak dari siklus I ke siklus II sebesar 24.6%.terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak dalam menulis melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar pada anak kelompok B2 di PAUD Kusuma 2 Denpasar. Metode pemberian tugas menurut Moeslichatoen (2004: 169) merupakan salah satu metode untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan memantapkan penguasaan perolehan hasil belajar. Guru TK sering kali tidak menyadari dan menghargai nilai pemberian tugas dalam kepala anak usia TK. Pemberian tugas merupakan tahap yang paling penting dalam mengajar. Karena dalam pemberian tugas tersebut guru TK memperoleh umpan balik tentang kualitas kemampuan motorik halus anak dalam menulis. Hasil pemberian tugas yang diberikan secara cepat dan menjadi kemampuan prasyarat anak untuk memperoleh pengalaman belajar yang lebih luas, tinggi, dan kompleks. Sebelum guru memulai kegiatan pemberian tugas tersebut, guru pertamatama menjelaskan tema yang akan
dipelajari hari ini. Kemudian guru menjelaskan apa saja tugas yang harus anak-anak kerjakan. Misalnya pada hari ini guru menugaskan anak membuat huruf “a” .Guru mencontohkan dulu dipapan, bagaimana cara memegang pensil, lalu bagaimana cara arah menggoreskan pensil dengan benar saat membuat huruf “a”. setelah guru mencontohkannya selanjutnya guru memberikan LKS/ lembar kerja untuk anak. Agar anak lebih senang belajar, guru berkreasi dengan membuat gambar ada lembar kerja anak, misal binatang yang berawalan huruf “a” contohnya “ayam” , di lembar kerja anak terdapat gambar ayam, lalu dibawah gambar terdapat tulisan putus-putus. Lalu anakanak menebalkan tulisan tersebut. Saat menebalkan itu. Guru meneliti bagaimana anak saat meniru bentuk. Setelah anakanak menebalkan guru bisa member tugas kembali, anak-anak untuk menulis kembali kata “ayam” tersebut dengan benar. Setelah anak menyelesaikan tugasnya, guru menelai hasil kerja anakanak. Jika anak sudah mampu berilah pujian sehingga anak semakin senang untuk belajar. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode pemberian tugas berbatuan media gambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam menulis anak pada kelompok B2 semester II di PAUD Kusuma 2 Denpasar yang mendapat peningkatan sebesar 24.6%, dan oleh metode pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara insentif dan berkelanjutan.
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana telah disajikan, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan motorik halus dalam menulis pada anak kelompok B2 di PAUD Kusuma 2 Denpasar.Hal ini diketahui dari data yang telah didapat oleh peneliti bahwa pada siklus I sebesar 61.1% dengan kategori rendah.Setelah masuk ke siklus II terjadi peningkatan dalam
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No 1 Tahun 2015) motorik halus anak dalam menulis yaitu sebesar 85.7%.Hal ini menunjukkan terjadi peningkatkan motorik halus anak dalam menulis rata-rata sebesar 24. 6%. Berdasarkan simpulan diatas diajukanbeberapa saran sebagai berikut.(1)Kepada Kepala Sekolah, agar merekomendasikan kepada guru-guru untuk menerapkan metode pemberian tugas karena dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam menulis,(2)Kepada guru, dalam proses pembelajaran dapat menggunakan metode pemberian tugas sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam menulis anak kelompok B2, (3)Kepada peneliti lain yang tertarik dengan penelitian ini dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan kajian untuk meneliti permasalahan dalam lingkup yang lebih luas dan mencoba menerapkan pada aspek motorik halus yang lain.
Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal. Isjoni. H. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabet. Moeslichatoen R.2004.Metode Pengajaran di Taman KanakKanak. Jakarta : PT Rineka Cipta. Musfiroh
Tadkiroatun. 2011. Mengembangkan Kecerdasan Majemuk. Universitas Terbuka.
Nurjatmika Yusep. 2012. Ragam Aktivitas Harian untuk TK. Jogjakarta: DIVA Press. Sanaky.
AH Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Safiria Insania Press.
DAFTAR RUJUKAN
Septiari Bea Bety. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika.
Agung, A. A. Gede. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Analisis Data dalam PTK. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Setiawan Denny, dkk. 2012. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Terbuka.
-------, A. A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Arikunto Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Dhieni,
dkk. 2010. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanakkanak: Direktorat Jenderal
Sujiono Bambang, dkk. 2008. Metode Pengembangan Fisik. Universitas terbuka. Wardani IGAK, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Winarno. 2010. Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Kartu Huruf. Diakses pada http://www.ejurnal/paud/2012. (Diakses pada tanggal 15 Desember 2014).