PERMAINAN TRADISIONAL BERBASIS BUDAYA SUNDA SEBAGAI SARANA STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI (Studi etnografi di Desa Jatitujuh Kabupaten Majalengka-Jawa Barat, Tahun 2011)
MALPALENI SATRIANA PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun muka, Jakarta Timur. Email:
[email protected]
Abstract : This research is aimed at obtaining comprehensive information on how the Sundanese traditional game can be one medium that can stimulate the early children development. This is an ethnographic study conducted in Jatitujuh District, Majalengka regency of West Java, which is held from September 2011 to January 2012. The study showed that Sundanese traditional children game or kaulinan urang lembur can be a means of the development of physical-motor, cognitive, language, and social-emotional on early children. This can be seen from the game that become the dominant stimulant for each development and can stimulate the other developments. Keywords : Traditional Games, stimulate the early children development.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang komprehensif tentang bagaimana permainan tradisional Sunda menjadi salah satu media yang dapat menstimulasi perkembangan anak sejak dini. Penelitian ini merupakan studi etnografi yang dilakukan di Jatitujuh, Kabupaten Majalengka Jawa Barat, berlangsung dari September 2011 sampai Januari 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan anak-anak tradisional Sunda atau Kaulinan urang Lembur dapat menjadi sarana perkembangan fisik-motor, kognitif, bahasa, social-emosional dan seni pada anak sejak dini. Hal ini dapat dilihat dari permainan yang menjadi stimulant yang dominan untuk setiap pengembangan dan dapat menstimulasi perkembangan lain. Kata Kunci: permainan tradisional, stimulasi, perkembangan anak usia dini.
Pada anak usia dini, bermain
berbagai
pengetahuan
dengan
adalah kehidupan yang tidak bisa ia
arahan, bimbingan dari beraneka
tinggalkan,
ragam
adalah
kecakapan
salah
bermain
satu
bentuk
permainan
menjadikannya pengalaman hidup
keterampilannya, waktu bermainnya
bersama
pun tidak terjadwal dan berlangsung
menyesuaikan
sepanjang waktu selama anak belum
lingkungannya.
istirahat bermain,
atau anak
tidur. dapat
Pada
masa
menerima
untuk
dan
pengalaman diri
untuk dengan
Para ahli pendidikan melalui berbagai
penelitian,
menemukan 65
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
bahwa bermain berpengaruh pada
hidup, termasuk dalam menyiapkan
perkembangan
generasinya.
merupakan
anak.
suatu
Bermain
kegiatan
yang
Kesadaran
itu
diterapkan dalam tata asuh manusia
dapat menstimulasi kegiatan dan
yang
perkembangan anak. Bermain pada
menghormati alamnya.
anak pasti memiliki karakteristik
mampu
menjaga
dan
Sejalan dengan itu Aprilia
yang berbeda, semua itu di pengaruhi
Pertiwi
oleh faktor kesehatan dan lingkungan
“Bermain Dunia Anak” (1995: 11)
mereka
mengatakan bahwa permainan sangat
sendiri.
Memanfaatkan
Fajar
dalam
bukunya
kegiatan bermain bagi perkembangan
dekat
dapat membentuk kemampuan anak
perkembangan hidup seorang anak.
secara optimal. Kegiatan bermain
Permainan
dan alat bermain tidak perlu mahal
kebutuhan anak untuk mencapai
tetapi
perkembangan
sesuai
dengan
permainannya
dan
jenis
memahami
pentingnya bermain bagi anak. Nandang
sekali
dengan
pola
diberikan
sesuai
pada
usianya,
material yang digunakan pun sesuai dengan
lingkungan
disekitarnya.
Rusnandar(Jurnal
Pola hidup masyarakat berpengaruh
Penelitian, Balai Kajian Sejarah dan
terhadap perkembangan anak serta
Nilai-nilai
permainannya. Permainan tradisional
Tradisi,
2004:
17)
menyatakan bahwa awal perwujudan
merupakan
tradisi yang diterapkan masyarakat
pembelajaran yang mengembangkan
selalu berkaitan dengan alam sekitar.
penanaman
Ini disebabkan keakraban manusia
perkembangan
hidup
dalam
berlangsung mulai dari persiapan
kesehariannya. Hukum alam adalah
sampai mainan tersebut dimainkan.
hukum
bersama
Tuhan
dipatuhinya,
alam
salah
satu
nilai
dan
anak.
bentuk
aspek
Proses
itu
yang
sangat
Letak geografis dan budaya di
sehingga
ketika
wilayah Sunda termasuk kehidupan
manusia akan bersentuhan dengan
ladang
alam, mereka akan sadar diri dengan
lainnya dipulau Jawa. Perbedaan itu
Tuhannya. Hubungan harmonis ini
memungkinkan
selalu
keragaman
dilestarikan
dengan
gaya
berbeda
yang
dengan
wilayah
tumbuhnya berbeda
pula, 66
Permainan Tradisional… Malpaleni Satriana
termasuk dalam pola asuh anak yang
khususnya kemampuan dasar yaitu
sangat dekat sekali dengan lahirnya
fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan
permainan.
sosial-emosional, yang terkandung di
Pada penelitian ini agar yang
dalam permainan tradisional Sunda.
dikaji dan diteliti tidak meluas dan
Pengenalan lingkungan dan budaya
fokus,
dikenalkan sejak bayi masih dalam
maka
dilakukan
batasan
terhadap permasalahan objek yang
kandungan
akan diteliti, meliputi ruang lingkup
nyanyian, serta media permainan
kebudayaan Sunda yang berupaya
setelah anak tersebut lahir.
mempertahankan terkandung
nilai-nilai
dalam
melalui
ucapan,
yang
Masalah dalam penelitian ini
permainan
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
sehingga masyarakat dan anak-anak
yang akan dijawab dalam penelitian:
tetap memainkannya serta bagaimana
1. Apakah permainan tradisional
pola permainan tradisional tersebut
Sunda dapat menjadi sarana
dapat
stimulasi perkembangan anak
menjadi
stimulasi
bagi
perkembangan anak sesuai dengan
usia
Standar
Pencapaian
kemampuan dasar yaitu fisik-
Anak
Peraturan
motorik, kognitif, bahasa, dan
Pendidikan
Nasional
sosial-emosional?
Tingkat
Perkembangan Menteri
dini
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2. Bagaimanakah
2009 Tentang Standar Pendidikan
tradisional
Anak Usia Dini.
menjadi
Subfokus permasalahan yang akan
diteliti
perkembangan
khususnya
permainan Sunda
sarana
dapat stimulasi
perkembangan anak usia dini
adalah
aspek
khususnya kemampuan dasar
kemampuan
dasar
yaitu fisik-motorik, kognitif,
anak usia dini sesuai dengan Standar
bahasa, dan sosial-emosional?
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan
Anak
Usia
Kegunaan Penelitian 1. Kontribusi Pada Pendidikan Anak Usia Dini
Dini, 67
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
Untuk kepentingan pendidikan
mengaplikasikan bermain guna
anak usia dini, penelitian ini
pengembangan
dapat menjadi salah satu bahan
perkembangan anak usia dini
dan
acuan
untuk
dapat
mengembangkan
aspek
tradisional.
kemampuan
tradisional
perkembangan
aspek
melalui
permainan Permainan
yang
dikenalkan
dasar anak usia dini melalui
kembali pada anak-anak usia
permainan
dini tidak hanya bermanfaat
tradisional
Indonesia pada umumnya, dan
dan
permainan
sekaligus
tradisional
menyenangkan, juga
tetapi
melestarikan
daerahnya masing-masing pada
warisan leluhur budaya bangsa
khususnya.
Indonesia.
2. Kontribusi Pada Masyarakat
Penelitian
ini
menjadi langkah awal peneliti
Sunda
untuk melanjutkan penelitian
Bagi masyarakat Sunda, hasil
mengenai stimulasi yang ada
penelitian ini menjadi upaya
pada
pengembangan budaya yang
Indonesia sebagai media untuk
memiliki nilai sejarah, makna
stimulasi perkembangan anak
budaya dan kearifan lokal,
usia dini.
permainan
tradisional
khususnya melalui permainan tradisional
yang
dimiliki
masyarakat
Desa
Jatitujuh
Kecamatan
Jatitujuh
Kabupaten
Majalengka-Jawa
dalam
Pandangan
Masyarakat di Indonesia Sebagian Indonesia
besar
masyarakat
menganggap
kehadiran
seorang anak sebagai anugerah yang
Barat.
luar biasa dari Sang Maha Pencipta
3. Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang stimulasi apa saja
Anak
yang
permainan sehingga
dimiliki
oleh
tradisional, dalam
sehingga sangat dinantikan oleh keluarganya.
Rasa
syukur
atas
kehadiran anak diwujudkan dengan diselenggarakannya berbagai upacara untuk menyambut kehadiran anak, 68
Permainan Tradisional… Malpaleni Satriana
mulai dari saat awal kehamilan
menetapkan tujuan-tujuan sosialisasi,
sampai melahirkan. Sedangkan pada
mengajarkan keterampilan kognitif,
masyarakat
linguistik, relasional, dan sosial yang
etnik
Sunda,
anak
dipercaya sebagai jimat awaking
dibutuhkan,
dalam pengertian menjadi pusaka
lingkungan keluarga yang suportif.
dan
menyediakan
keluarga. Pada masyarakat Kanekes anak mampu menentukan kedudukan orangtuanya dalam masyarakat dan kehidupan beragama mereka. Orang Kanekes yang belum mempunyai anak tidak dapat diangkat sebagai pejabat di lingkungan masyarakatnya dan juga dipandang sebagai orang yang belum dipercaya oleh Yang Maha Kuasa. Kepercayaan itu yang mendorong lahirnya upacara-upacara persiapan
penyambutan
kelahiran
Kim dan Berry dalam buku and
Psychology”
(2010:
Cultural 7)
“the
scientific study of human behavior or mind that is native, that is not transported from other regions, and that is designed for its people”, perilaku atau pikiran manusia yang native (asli), tidak ditransportasikan dari wilayah lain dan dirancang untuk
masyarakatnya.
Orangtua
memainkan peran sentral di dalam perkembangan
anak
Dini Standar
Perkembangan
merupakan pengembangan potensi anak yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak didik sesuai
dengan
tahapan
usianya
(Standar Isi PAUD. Standar dan Bahan
Ajar
PAUD
Nonformal.
Lampiran 2). Standar perkembangan bagi anak usia dini yang dicapai
(Edi S Ekadjati, 1995: 72).
“Indigenous
Standar Perkembangan Anak Usia
dengan
merupakan
integrasi
aspek
pemahaman nilai-nilai agama dan moral,
fisik
motorik,
kognitif,
bahasa, dan sosial emosional, agar dapat digunakan oleh orangtua dan para pendidik anak usia dini dalam mengembangkan
seluruh
potensi
anak. Aspek-aspek perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh mencakup: bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam bentuk nilai-nilai agama dan moral; 69
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
bidang pengembangan kemampuan
unsur
dasar dalam bentuk fisik motorik,
tujuan dimana permainan itu sendiri
kognitif,
sosial
untuk mendapat kepuasan, memilih
pencapaian
dengan bebas dan atas kehendak
bahasa,
emosional.
dan
Tingkat
di
dalamnya,
mempunyai
perkembangan disusun berdasarkan
sendiri
tidak ada yang menyuruh
kelompok usia anak: 0-<2 tahun; 2-,4
ataupun memaksa, menyenangkan
tahun; dan 4-<6 tahun.
dan dapat menikmati, mengkhayal untuk
Bermain
mengembangkan
imajinatif,
Bermain bagi anak usia dini
daya
kreativitas,
dan
melakukan secara aktif dan sadar.
adalah belajar. Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-
Stimulasi Anak Usia Dini Stimulasi
ulang dan menimbulkan kesenangan atau
diri
usaha
memberikan
sebagai
sarana
dapat
menghasilkan
diharapkan
melalui
kepuasan
anak.Bermain sosialisasi,
merupakan
bagi
suatu
sesuatu
agar
apa
yang
diinginkan terhadap apa yang telah
bermain dapat memberi kesempatan
diberikan
anak
menemukan,
Pendidikan sebagai suatu proses,
perasaan,
baik berupa pemindahan maupun
secara
penyempurnaan akan melibatkan dan
menyenangkan. Selain itu, kegiatan
mengikutsertakan bermacam-macam
bermain
anak
komponen dalam rangka mencapai
sendiri,
tujuan yang diharapkan. Bermain
bereksplorasi,
mengekspresikan berkreasi,
dan
dapat
mengenal dengan
belajar
membantu
tentang
siapa
diri
tersebut.
serta
merupakan aktivitas stimulasi yang
di mana anak
sangat penting dilakukan anak-anak.
anak
lingkungan tempat
stimulasi
hidup
Melalui
hidup. Menurut Hughes (1999: 6)
bermain
memperoleh
anak
pelajaran
akan yang
bermain
mengandung aspek perkembangan
merupakan hal yang berbeda dengan
moral, kognitif,bahasa, sosial-emosi,
belajar dan bekerja. Suatu kegiatan
dan fisik motorik. Melalui kegiatan
yang disebut bermain harus ada lima
bermain dengan berbagai macam
mengatakan
bahwa
70
Permainan Tradisional… Malpaleni Satriana
bentuk permainan, anak distimulasi
menjadi
untuk berkembang.
perkembangan anak usia dini
Permainan Tradisional Berbasis
khususnya kemampuan dasar
Budaya Sunda
yaitu fisik-motorik, kognitif,
Kim (2010: 17) menyatakan budaya
adalah
sebuah
emergent
sarana
stimulasi
bahasa, dan sosial-emosional. 2. Mengetahui
bagaimana
property dari individu-individu yang
permainan tradisional Sunda
berinteraksi dengan, mengelola, dan
dapat menjadi sarana stimulasi
mengubah
lingkungannya.
perkembangan anak usia dini
Sedangkan proses budaya adalah
khususnya kemampuan dasar
suatu
yaitu fisik-motorik, kognitif,
budaya
merepresentasikan
yang penggunaan
bahasa, dan sosial-emosional.
kolektif sumber daya alam dan manusia untuk mencapai hasil yang diinginkan. terdapat
Budaya
pada
Sunda
permainan
yang rakyat
Metode digunakan
penelitian
dalam
penelitian
yang ini
adalah kualitatif Etnografi. Menurut
untuk orang dewasa maupun untuk
Moleong
anak-anak,
kualitatif merupakan penelitian yang
biasanya
berdasarkan
(2010:
6)
penelitian
gerak tubuh seperti lari, lompat,
bermaksud
kegiatan
sederhana,
fenomena tentang apa yang dialami
matematika dasar, kecekatan tangan
oleh subyek penelitian, misalnya
seperti menghitung, dan melempar
perilaku,
batu ke satu lubang tertentu.
tindakan, dan sebagainya, secara
sosial
untuk
persepsi,
memahami
motivasi,
holistik, dan dengan cara deskripsi Metodologi Tujuan
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dari
penelitian
ini
adalah untuk memperoleh kajian berbagai jenis permainan yang ada di masyarakat Sunda:
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Istilah etnografi menekankan pada proses
1. Mengetahui bahwa permainan tradisional
pada suatu konteks khusus yang
Sunda
dapat
penelitian maupun hasil dari proses tersebut. 71
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
untuk perkembangan dan persiapan masa Latar Penelitian
dewasanya
mainan dan permainannya.
Subyek yang diteliti adalah masyarakat yang bermukim di Desa Jatitujuh
Kecamatan
Jatitujuh
Kabupaten Majalengka Jawa Barat, serta
mainan
(cocoonan)
dan
permainan (cocooan) yang ada di masyarakat tersebut.Desa Jatitujuh adalah salah satu desa di Kecamatan Jatitujuh
Kabupaten
Majalengka.Kecamatan
Jatitujuh
merupakan pintu gerbang masuk ke Kabupaten Majalengka dari wilayah utara
terutama
dari
wilayah
Kabupaten Indramayu. Ragam
Permainan
Desa Jatitujuh sebagai desa perbatasan
Tradisional
mempunyai
budaya
pembauran antara daerah Kabupaten Majalengka
dan
Kabupaten
Indramayu. Dari pembauran budaya itu
peneliti
mendapatkan
data
permainan anak tradisional
Desa
Jatitujuh yang sangat beragam, baik permainan yang ada di darat maupun permainan yang ada di sungai. Permainan di darat sangat bervariasi, dari
yang
permaianan menggunakan Permainan
menggunakan maupun
yang
alat
alat tidak
permainan.
dilakukan
dengan
menyesuaikan dimana anak akan
Sunda Pada rakyat
adalah melalui
dasarnya
merupakan
mekanisme
permainan kepanjangan
kebudayaan
mengatur
tata
hubungan
serta
mengakomodasi
dalam
kelakuan, sarana segala
ide
tata untuk atau
gagasan demi terwujudnya kearifan melalui nilai-nilai yang dijadikan patokan bagi tindakan dan perbuatan pendukung-pendukung kebudayaan. Pola asuh anak dalam masyarakat Sunda dan media yang menjadi alat
bermain, misalnya anak-anak dapat menggunakan
rumput-rumputan
untuk bermain disaat mereka sedang ada di kebun, bermain dengan tanah liat atau pasir, dan berbagai macam permainan yang dapat memanfaatkan bahan
alam
yang
tersedia
di
lingkungan mereka berada. Dari hasil pendataan yang dilakukan peneliti, terdapat sekitar 66 (enam puluh enam) permainan anak tradisional Desa Jatitujuh dari 72
Permainan Tradisional… Malpaleni Satriana
usia 0-8 tahun yang masih dimainkan
nengklung,
sehari-harinya.
angkong-angkong,
Peneliti
hanya
koak-koak
geleng,
tung
geleng-
mengambil 38 (tiga puluh delapan)
geleng, geretan, bruk gula bruk
permainan yang dilakukan dari usia
kalapa, paciwit-ciwit lutung, uncang
0-6 tahun untuk dianalisa sesuai
angge, cacandian, gegelembungan,
dengan
perkembangan
sisit ula, abah-abahan, tuk-tuk bur,
kemampuan dasar anak usia dini
bunga jago, momobilan, rerumputan
berdasarkan
Tingkat
jalan, kakapalan, papatungan tanah,
Anak,
ucing patung, cirulang, kokoleceran,
tingkat
Standar
Pencapaian
Perkembangan
Peraturan
Menteri
Pendidikan
kelom
batok,
paparahuan,
Nasional Republik Indonesia Nomor
tatarompetan,
58 Tahun 2009 Tentang Standar
cublek
Pendidikan
Dini,
pengantenan, totopian, gogolekan,
khususnya kemampuan dasar anak
cing ciripit, ucing sumputan, ucing
meliputi
kalangkang,
Anak
Usia
fisik-motorik,
kognitif,
bahasa, dan sosial-emosional.
sangkutan,
suwing,
cublek-
kakalungan,
kokorolokan,
sentruman,
kuda
ucing
lumping,
kekelongan, dan pipileman. Permainan Sebagai
Tradisional Sarana
Sunda Stimulasi
Perkembangan Anak Usia Dini Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, yang Terkandung di dalam Permainan Anak Tradisional Desa Jatitujuh Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka Jawa Barat Sesuai Dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Usia
Dini,
Pendidikan Anak
antara
lain:
Pembahasan Temuan Penelitian Ragam Permainan Tradisional Sunda Suatu
ekosistem
memperlihatkan
akan
sebab-akibat
hubungan antar manusia yang juga berinteraksi
dengan
lingkungan
hidupnya. Sehingga manusia sebagai salah satu makhluk yang ada dalam ekosistem
mempunyai
hubungan
timbal balik dengan semua yang ada di lingkungan.
neleng 73
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
Menjadi
manusia
berarti
menjalin hubungan dengan sesama dan dengan dunia, manusia tidak hanya di dalam dunia tetapi ada bersama dengan dunia. Manusia utuh adalah manusia sebaliknya
sebagai
manusia
subyek,
yang
hanya
beradaptasi adalah manusia sebagai objek (Paulo Freire, 1984: 3-4). Pendidikan merupakan pengolahan akal pikiran dari ilmu yang diterima, dipadukan
dengan
dituangkan
melalui
rasa,
lalu
perbuatan
sehingga dapat diwujudkan berupa keutuhan ilmu.
Fungsi
bermain
bentuknya
merupakan
apapun cara
pewarisan ilmu pengetahuan kepada setiap generasi dengan penyampaian yang beradab dan berbudaya, proses itu sangat melekat dalam memaknai sebuah
pesan
diturunkan
sehingga
lagi
ke
dapat generasi
berikutnya secara turun temurun. Mewariskan
tradisi
pengetahuan
melalui bermain secara langsung, dalam mengetahui isyarat pesan alam memang sebuah pembelajaran yang menyadarkan kita saat ini, bahwa manusia tidak pernah sendiri, ada
Skema 1 Hubungan antara Ekosistem, Kebudayaan, dan Permainan
74
Permainan Tradisional… Malpaleni Satriana
manusia lain dan alam di sekitarnya.
perkembangan indera-indera raba-
Manusia harus kembali menyadari
rasa (kulit), gerak dan keseimbangan,
semua yang ada di alam ini adalah
raba-rasa
‘hidup’
dan
mendengar dan melihat.
untuk
berkomunikasi,
saling
berhubungan sehingga
(tangan),
Orangtua
cium-cecap,
mempunyai
pola
terjadi keseimbangan struktur alam
dinamis dalam mengajak bayinya
yang dapat dikombinasikan dengan
bermain, dari permainan membelai,
kebutuhan
menepuk-nepuk,
kemajuan
peradaban
pengetahuan di masa depan.
mengayun,
sehingga bayi dapat mengetahui
Dari skema di atas, peneliti
bahwa
dirinya
dapat
merasakan
menyimpulkan bahwa bermain bagi
sesuatu bila terjadi sentuhan terhadap
anak adalah wujud dari apresiasi
dirinya. Bayi pun akan melakukan
rasa,
gerakan dengan tangan, kaki dan
secara
gerak sadar
yang
diimajinasikan
untuk
mengetahui
anggota tubuh lainnya, sehingga ia
sesuatu dalam rangka mempelajari
akan mempunyai keseimbangan dan
kehidupan. Bermain juga merupakan
tubuh yang kuat. Mengetahui bahwa
cara anak belajar mengenal dirinya,
jari-jemarinya dapat dimanfaatkan
mengetahui
untuk
apa
yang
dilingkungannya, membuatnya
ada
dan
dapat
mengerti
tentang
mendapatkan
dengan
cara
benda
lain
menggenggam.
Mengeluarkan bunyi tangisan untuk
kehidupan. Melalui bermain anak
memanggil
akan mengenal siapa dirinya sebagai
merasakan ketidak-nyamanan, dan
makhluk hidup. Pada permainan
menggunakan
neleng nengklung, koak-koak geleng,
menghisap air susu ibunya sebagai
angkong-angkong,
tung
makanan untuk pertahanan hidup.
bruk
Menggunakan mata untuk melihat
kalapa, paciwit-ciwit lutung, kita
dan telinga untuk mendengar disaat
dapat melihat bahwa bayi diajarkan
ada
untuk
bersenda gurau.
geleng-geleng,
geretan,
bruk
memahami
gula
apa
yang
dimilikinya sebagai ciptaan Yang Maha
Pencipta.
Mengoptimalkan
yang
orangtuanya
mulutnya
mendekati
bila
untuk
mengajak
Melalui bermain, anak juga belajar tentang apa yang ada di 75
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
lingkungan sekitarnya. Kita dapat
memerankannya melalui permainan
melihat dari permainan cacandian,
bermain peran mikro dan bermain
sisit ula, gegelembungan, tuk-tuk
peran makro.
bur, rerumputan, berbagai macam permainan
yang
memanfaatkan
media tanaman, dan sebagainya. Anak-anak mengetahui bahwa di daerahnya terdapat pasir, tanah liat, sungai yang dapat digunakan sebagai sarana bermain. Mengetahui bahwa terdapat beragam jenis tanaman yang mempunyai bentuk, ukuran, tekstur, dan
warna
berbeda
disekitarnya
dapat
yang
ada
dimanfaatkan
sebagai media dalam permainannya. Anak-anak dengan sendirinya akan mengidentifikasi
dan
mengklasifikasikan tanaman yang mereka
temukan
dimanfaatkan
agar
untuk
bisa
permainan
Bermain
pun
akan
mengajarkan anak untuk mengerti kehidupan.
Kita
dapat
melihat dari permainan abah-abahan, momobilan,
papatungan
ucing-ucingan,
pipileman,
tanah, dan
sebagainya. Anak-anak mulai belajar bagaimana dewasa
Sebagai Sarana Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini Pada Sunda
permainan
yang
dapat
tradisional menstimulasi
perkembangan anak usia dini yang diamati peneliti, terdapat beberapa keunikan bahwa permainan anak tradisi
mempunyai
manfaat
dan
saling berhubungan dalam kehidupan sebagai
sarana
perkembangan
stimulasi
anak
menuju
kehidupan dewasanya, yaitu: 1. Permainan
yang
dilakukan
sesuai
dengan
urutan
perkembangan indera anak dan proses tumbuh kembang anak;
mereka.
tentang
Permainan Tradisional Sunda
orangtua
lainnya
dikehidupan
dan
bertingkah sehari-hari
orang laku dan
Sejak anak terlahir sebagai anggota keluarga baru, orangtua dan orang dewasa lainnya memberikan stimulasi
untuk
perkembangan
bayinya melalui bermain senda gurau dan nasehat yang sebagian dianggap sebagai jampi-jampi. Dimana pada tahun pertama pertumbuhannya lebih ditujukan pada stimulasi susunan indera syaraf-syaraf raba-rasa (kulit), 76
Permainan Tradisional… Malpaleni Satriana
gerak dan keseimbangan, raba-rasa
dimana
(tangan),
indera
selalu
penciuman
dan
mengendalikan gerakan kasar yaitu
pendengaran
dan
menggerakkan otot-otot besar tubuh
Selanjutnya
khususnya pada tangan dan kaki.
cecap,
indera
indera
penglihatan.
memberikan
mereka
stimulasi
pada
Anak-anak belajar keseimbangan dan
perkembangan fisik, motorik kasar
kestabilan, misalnya melalui lari,
dan
melompat, menendang, melempar
motorik
halus.
Dilanjutkan
kembali dengan pengenalan pada
dan
lingkungan sekitar anak, baik yang
mengendalikan gerakan halus yaitu
ada dilingkungan keluarga maupun
menggunakan
yang
mengkoordinasikan otot-otot kecil
ada
dilingkungan
menangkap.
ditangan.
mampu melakukan permainan yang
mengembangkan
mencerminkan
menolong
orang
dewasa atau meniru kegiatan di masyarakatnya
sebagai
pun
dan
masyarakatnya. Hingga anak pun
kegiatan
Anak
Disini
anak
belajar
keterampilan
diri
sendiri
dan
memanipulasi benda-benda kecil. Sebelum
persiapan
dan
saat
proses
bermain,
anak
sudah
mereka menjadi anggota masyarakat
kegiatan
yang sesungguhnya.
mengembangkan
kemampuan
2. Setiap permainan anak selalu
berpikirnya
menemukan
melibatkan
fisik-motorik,
kognitif,
bahasa,
emosional,
dan
sosial-
mengandung
bermacam-macam
alternatif
pemecahan
Sebelum
mereka
Disaat anak-anak melakukan
masalah.
bermain,
berpikir
unsur seni;
dan
tentu
bagaimana
si
caranya
anak ia
mengajak teman-temannya agar mau
permainan, baik yang dilakukan
bermain
secara
secara
mengarahkan teman-temannya untuk
melibatkan
bermain sesuai dengan permainan
individu
ataupun
bersama-sama
selalu
fisik-motorik,
kognitif,
motorik,
sosial-emosional,
mengandung
unsur
seni.
bahasa dan Anak
senantiasa melakukan aktivitas fisik,
bersama,
bagaimana
yang ia inginkan. Bila kesepakatan akan
melakukan
diperoleh, aturan
permainan
anak-anak
dalam
apa
membuat
permainan
dan 77
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
membuat sanksi bila ada pelanggaran
cara anak ketika berinteraksi dengan
saat melakukan permainan. Pada
temannya,
proses
mainannya, dan berinteraksi dengan
bermain
dilakukan,
anak
berinteraksi
dengan
mendapatkan perolehan belajarnya,
orang
membantu
mengembangkan
Anak akan memiliki konsep diri
kemampuan logika matematiknya
yang positif, bertanggung jawab pada
dan pengetahuan akan ruang dan
dirinya dan pada orang lain dengan
waktu, serta mempunyai kemampuan
mengikuti
untuk
disepakati, menghormati orang lain
anak
memilah-milah,
mengelompokkan
serta
mempersiapkan
pengembangan
kemampuan
berpikir
dewasa
dan
dilingkungannya.
aturan
yang
berinisiatif.
berperilaku
sudah
Anak
yang
pun
mendukung
teliti.
interaksi sosial, yaitu menunjukan
Perkembangan kognitif meliputi cara
empati, dan berinteraksi melalui
anak berpikir, cara anak melihat
berbagi
duniannya dan tentang
Perkembangan
cara anak
dan
mengambil
giliran.
sosial-emosional
menggunakan alat dan bahan main
anak juga merupakan suatu proses
untuk belajar.
dimana anak belajar tentang nilai-
Perkembangan bahasa meliputi
nilai dan perilaku yang diterima oleh
pemahaman dan kemampuan untuk
masyarakat.
mengkomunikasikan melalui ucapan
3. Membuat
dan tulisan. Disaat bermain, anakanak
mampu
pikiran
mengungkapkan
melalui
sederhana
secara
bahasa tepat
suasana
gembira
dengan kebersamaan; Setiap
yang
bermain
dan
suasana
melakukan
akan
kegiatan
selalu
membuat
bergembira
dengan
mampuberkomunikasi secara efektif.
kebersamaan anak-anak satu sama
Anak mendengarkan temannya dan
lainnya. Meskipun terkadang ada
berbicara
perselisihan diantara mereka, malu
pendapatnya,
mengutarakan baik
itu
berupa
pernyataan maupun pertanyaan. Perkembangan
sosial-
emosional anak berkaitan dengan
karena mendapatkan sanksi, ataupun ada yang cedera, anak-anak akan segera
dapat
melupakan
hal-hal
tersebut dengan cepat dan langsung 78
Permainan Tradisional… Malpaleni Satriana
kembali
dapat
melanjutkan
akrab
dengan
tidak
permainan.
Melalui
menambah
langsung
mereka
keakrabatan
telah diantara
bermain, anak-anak akan senantiasa
keluarga,
ceria
dengan
keluarga ini pun berdampak pada
diwujudkan
jalinan antar masyarakat desa yang
dan
kegembiraan
bersemangat yang
sehingga
melalui kebersamaan yang mereka
semakin kuat.
ciptakan.
6. Melalui
4. Membuat anak-anak mengenal satu sama lain; Dari
sebuah
jalinan
bermain
antar
orangtua
mewariskan ilmu pengetahuan dan kemampuannya pada anak;
kegiatan
Jenis dan kegiatan bermain
permainan yang dilakukan secara
dapat
bersama-sama, secara langsung anak
kebiasaan dan kebudayaan suatu
akan saling mengenal satu sama lain
daerah.Secara
diantara mereka. Anak-anak tidak
beberapa
membutuhkan waktu lama untuk
dikondisikan sebagai wujud dari
akrab dengan anak lain yang baru
kegiatan
mereka kenal, disaat seorang anak
orangtua.Beberapa permainan anak
bertemu pertama kali dengan teman
tradisional
barunya
mencerminkan
yang mereka pedulikan
menjadi
cerminan
tidak
langsung
permainan
atau
Desa
suatu
anak
pekerjaan
Jatitujuh
juga
perwujudan
hanyalah bahwa kegiatan bermain
tersebut.Kita dapat melihat mulai
akan semakin seru bila terdapat
dari permainan abah-abahan yang
banyak orang, sehingga anak akan
dimulai membuat desain lengkap
saling mengakrabkan diri bermain
sebuah bangunan rumah sampai
bersama.
mengambil peran tentang orangtua
5. Membuat
ikatan
kekerabatan
atau orang dewasa yang melakukan
yang telah terjalin antar keluarga
kegiatan
semakin erat, sehingga jalinan
masyarakat.Hal ini dimungkinkan
antar masyarakat desa semakin
karena sebagian masyarakat Desa
kuat;
Jatitujuh juga banyak yang berkerja
Bila anak-anak sudah saling
sehari-hari
di
bangunan.
mengenal dan menjadi akrab, secara 79
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
Banyaknya
jenis
permainan
berperan
sebagaimana
pekerjaan
yang menggunakan media pasir dan
tersebut.Melalui bermain peran itu
tanah liat pada anak-anak Desa
berarti anak-anak telah memahami
Jatitujuh
bagaimana
dikarenakan
pekerjaan
melakukan
pekerjaan
masyarakat Desa Jatitujuh dahulu
sebagai petani, pedagang, pekerja
adalah pekerja pembuat genteng
bangunan,
yang handal
sebagainya,
dan
yang terbaik,
pekerja
gerabah
sehingga
dan
keahlian
sehingga keahlian dalam pengolahan
orangtua mereka dapat tersampaikan
media pasir, tanah liat dan air
melalui permainan.
bukanlah hal yang sulit. Anak-anak
8. Melalui bermain anak dapat
mereka yang menjadi sangat biasa
menyadari kemampuan yang ada
melihat orangtua mereka dan secara
pada mereka.
tidak langsung mereka melakukan
Anak-anak masyarakat Desa
permainan yang juga menggunakan
Jatitujuh dengan seiring usianya
media tersebut.
melakukan berbagai macam tahapan orangtua
kegiatan bermain, akan sampai pada
menyiapkan kemampuan anak
permainan yang dapat menyadarkan
memasuki saat usia dewasa dan
mereka akan kemampuan masing-
bekerja;
masing. Hal ini dapat kita lihat pada
7. Melalui
bermain
Anak-anak
yang
bermain
anak usia 8 tahun yang bermain
secara tidak langsung mendapatkan
sasandiwaraan.
kegiatan belajar dasar bagaimana
merupakan
mereka
bekerja
melibatkan banyak anak dalam setiap
kelak.Anak-anak yang bermain peran
tugasnya, seperti pembuat cerita,
mikro maupun bermain peran makro
pemain
sebelumnya
artistik,dekorasi, pemusik, teknisi,
seharusnya
telah
memperhatikan
bagaimana kebiasaan orantua atau orang
dewasa
lainnya
Sasandiwaraan permainan
sandiwara,
yang
penari,
dan sebagainya.
bekerja,
sehingga mereka juga meniru dengan
80
Permainan Tradisional… Malpaleni Satriana
Skema 2. Manfaat dan Hubungan Permainan Tradisi Anak dalam Kehidupan sebagai Sarana Stimulasi Perkembangan Anak menuju kehidupan Dewasa
yang
SIMPULAN Permainan tradisional
Sunda
anak-anak atau
kaulinan
urang lembur dapat menjadi sarana stimulasi
perkembangan
dapat
menjadi
stimulant
dominan dari setiap perkembangan dan
menyebabkan
perkembangan
lain menjadi terstimulasi.
fisik-
Diantaranya pada usia 0-<12
bahasa, dan
bulan, terdapat permainan neleng
sosial-emosional anak usia dini. Hal
nengklung yang menjadi stimulant
ini terlihat dari beberapa permainan
dominan untuk fisik-motorik, dan
motorik, kognitif,
81
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
perkembangan
kognitif,
bahasa,
juga
ikut
sosial-emosional
tradisional
atau
kaulinan
urang
lembur. Pada
terstimulasi. Pada usia 12-<24 bulan
permainan
tradisional
terdapat permainan uncang-uncang
Sunda terdapat manfaat yang saling
angge
berhubungan
yang
menjadi
stimulant
sebagai
dominan untuk sosial-emosional, dan
stimulasi
perkembangan
bahasa,
menuju kehidupan dewasanya, yaitu
fisik-motorik juga ikut terstimulasi.
permainan yang dilakukan sesuai
Pada
terdapat
dengan urutan perkembangan indera
permainan sisit ula yang menjadi
anak dan proses tumbuh kembang
stimulant dominan untuk kognitif
anak; setiap permainan anak selalu
dan bahasa, sosial-emosional, fisik-
melibatkan fisik-motorik, kognitif,
motorik juga ikut terstimulasi. Pada
bahasa,
usia 4-<6 tahun terdapat permainan
mengandung unsur seni; membuat
gogolekan yang menjadi stimulant
suasana
dominan untuk bahasa dan kognitif,
kebersamaan; membuat anak-anak
sosial-emosional, fisik-motorik juga
mengenal satu sama lain; membuat
ikut terstimulasi.
ikatan kekerabatan yang telah terjalin
usia
kognitif,
2-<4
tahun
Permainan
anak-anak
antar
perkembangan
sarana
sosial-emosional,
gembira
keluarga
semakin
anak
dan
dengan
erat;
tradisional lahir sebagai ekspresi
sehingga jalinan antar masyarakat
anak
desa semakin kuat; melalui bermain
mengkhidmati
lingkungan
ekosistemnya.Ekosistem merupakan
orangtua
mewariskan
interaksi
pengetahuan
dan
antar
lingkungannya.
manusia Jadi
dengan hubungan
ilmu
kemampuannya
pada anak; melalui bermain orangtua
timbal balik dan sebab akibat antar
menyiapkan
manusia yang satu dengan manusia
memasuki saat usia dewasa dan
lain dengan lingkungan hidupnya itu
bekerja; melalui bermain anak dapat
melahirkan
menyadari kemampuan yang ada
produk-produk
kebudayaan. Bagi anak-anak produk
kemampuan
anak
pada mereka.
kebudayaan itu adalah permainan
82
Permainan Tradisional… Malpaleni Satriana
DAFTAR PUSTAKA Alif, M Zaini. (2004). Tesis: Afrizal, Jamrid. (2010). Manfaat Bermain. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/17 450340/manfaatbermain#open_ download , manfaat bermain. [11-122010]. Alif, M Zaini. (2004). Tesis: Merevitisi Permainan Tradisional. ITB-Bandung. Berk, Laura E. (2003). Child Development-sixth edition. USA: Pearson Education, Inc. Dananjaya, James. (1986). Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Grafiti. Dewantara, Ki Hadjar. (1962). Bagian Pertama: Pendidikan. Jogjakarta: Madjelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif-Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ekadjati, Edi S. (2009). Kebudayaan Sunda-Suatu Pendekatan Sejarah (jilid I). Jakarta: Pustaka Jaya Hamadi, Abu. (1991). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Rineka cipta. Hughes, Fergus P. Children, Play, and Development. Sage Publication, 1999. Ismail, Andang. (2006). Education Games. Yogyakarta: Nuansa Aksara. Iskandar, Yoseph. (1990). Bagus Rangin. Bandung: Perpustakaan Kebudayaan Sunda Universitas Padjajaran. Kim Uichol, et.al., (2010). Indigenous and Cultural
Psychology. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. Koentjaraningrat, Harsojo. (1971). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Kebudayaan Sunda. Jakarta: Djambatan. Kompas. (2008). Berpesan Lewat Permainan Tradisional. [Online]. Tersedia:http://nasional.kompa s.com/read/, “Berpesan Lewat Permainan Tradisional”.[Agustus 2011]. Lampiran 1: Naskah Akademik. 38a_Standar dan Bahan Ajar PAUD Nonformal – 2007. Masitoh. et al. (2004). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka Moleong, Lexy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosda Karya. Patmonodewo, Soemiarti. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Papalia, Diane E et.al,. (2008). Human Development (Alih Bahasa: A.K Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Pertiwi, Aprilia Fajar et.al.,(1995). Bermain Dunia Anak. Jakarta: Yayasan Aspiri Pemuda. Post, Surabaya. (2011). Kenalkan Mainan Tradisional Hingga Manca Negara. [Online]. Tersedia:http://www.surabayap ost.co.id, “Kenalkan Mainan Tradisional Hingga Manca Negara” (September 2011). 83
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7, Edisi 1 April 2013
Putra, Nusa. (2011). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta:Indeks Rosidi, Ajib, et.al,. (2000). Ensiklopedi Sunda-Alam, Manusia, dan Budaya. Jakarta Pustaka Jaya. Rusnandar, Nandang. (2004). Sistem Pengetahuan Masyarakat Sunda. Jakarta: Jurnal Penelitian, Balai Kajian Sejarah dan Nilai-nilai Tradisi. Santoso, Soegeng. (2011). Kumpulan Makalah-Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pendirinya (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta). Santrock, John W. Life Span Development (Alih Bahasa: Achmad Chusairi). Jakarta: Erlangga. Sastramidjaja, Ali. (2003). Ngawanohan awak sakujur. Bandung. Satori, Djam’an & Komariah, Aan. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta. Soemardjo, Jakob. (2003). Simbolsimbol Artefak Budaya Sunda. Bandung: Kelir. Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: P.T Macanan Jaya Cemerlang. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta. Tabrani, Primadi. (2000). Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar. Bandung: Penerbit ITB. Talkshow RRI X. (tt). Menggali Permainan Anak Tradisional
Dalam Pembentukan Karakter Anak. [Online]. Tersedia: http://www.simpuldemokrasi.c om, “Menggali Permainan Anak Tradisional Dalam Pembentukan Karakter Anak”. [2008]. Tedjasaputra, Mayke S. (2007). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Grasindo Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Woolfolk, Anita. (2007), Educational Psychology. USA: Pearson Education, Inc. Zulkifli. (2003) . Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rosda Karya
84