PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE EKSPERIMEN BERBASIS LINGKUNGAN (Penelitian Tindakan di Kelompok B PAUD Mentari, Kab. Bengkulu Selatan, Tahun 2014/ 2015)
CHRESTY ANGGREANI PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. Email:
[email protected]
Abstract: The aim of this research is to improving critical thinking abilty in group B PAUD Mentari, Kab Bengkulu Selatan. The research used ation research method according to Kemmis and Taggart were conducted over 14 meetings. Teh subject of this research is gruop B PAUD Mentari which is consist about 10 children’s where consist of 5 male and 5 female. The steps of the action research method of Kemmis and Taggart models that include: (1) planning, (2) action, (3) observation, and (4) reflection. The data collected by observation, documentation with data analysis by quantitative and qualitative. Qualitative data analysis is used mode analysis by Miles and Huberman.Before conducting the research, pre-action research conducted to determine the percentage of the initial result of the critical thinking of children. The result of research says that the average grade in the pre-action amounted to 40,27% After the action in the first cycle increased the average grade o 56,03% and became the second cycle increased to 88,48%. The result of this research shows that critical thinking abilty can be improved through experiment method, proven by the result of the observation which did it and had reach success indicator about 71%. Keywords: Critical Thinking, Experiment Method, Action Research
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak kelompok B PAUD Mentari Kab. Bengkulu Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan menggunakan model Kemmis dan Taggart yang dilakukan sebanyak 14 kali pertemuan. Subjek penelitian ini yaitu kelompok B PAUD Mentari yang berjumlah 10 orang, yaitu 5 laki-laki dan 5 perempuan.Langkah-langkah meliputi: (1) Perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan analisa data secara kuantitatif dan kualitatif.Analisa data kualitatif menggunkan model analisa oleh Miles dan Hubberman.Penelitian pra tindakan dilakukan untuk mengetahui hasil prosentase awal kemampuan berpikir kritis anak melalui metode eksperimen berbasis lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan rerata kelas pada pra tindakan sebesar 40,27%, setelah siklus I meningkat menjadi sebesar 56,03% dan pada siklus 2 meningkat menjadi 88,48%. Hasil penelitian menunjukan metode eskperimen berbasis lingkungan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak, terbukti hasil pengamatan yang dilakukan mencapai indikator keberhasilan sebesar 71%. Kata Kunci: kemampuan berpikir kritis, metode eskperimen, penelitian tindakan
Usia dini adalah usia yang paling
efektif
dalam
mengembangkan
seluruh
aspek
perkembangan anak. Ada 5 aspek 343
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
dalam perkembangan anak usia dini
kritis, memberi alasan, memecahkan
yaitu: Pertama, perkembangan moral
masalah dan menemukan hubungan
dan
sebab akibat (Rahman, 2005: 7).
nilai-nilai
agama.
Kedua,
Perkembangan fisik-motorik. Ketiga, perkembangan
bahasa.
Keempat,
perkembangan
kognitif.
Berpikir kemampuan
kritis dalam
adalah mengambil
Kelima,
keputusan rasional tentang apa yang
perkembangan sosial emosional dan
harus dilakukan atau apa yang harus
kemandirian.
Salah
satu
diyakini (Slavin, 2011:37). Oleh
perkembangan
yang
harus
karena itu kemampuan berpikir kritis
dikembangkan untuk anak usia dini
ini
yaitu perkembangan kognitif.
dikembangkan pada anak usia dini.
Kognitif merupakan aktivitas
menjadi
kritis
persepsi,
memandang
pengolahan
ingatan,
informasi
memungkinkan
yang seseorang
memperoleh
pengetahuan,
memecahkan
masalah,
merencanakan semua
dan
masa
proses
berhubungan
depan
psikologi
dengan
individu
untuk
Kecenderungan anak untuk berpikir
mental yang berhubungan dengan pikiran,
penting
telah
ada
ketika
berbagai
anak benda
disekitarnya dengan penuh rasa ingin tahu.
Pengembangan
kemampuan
berpikir kritis dapat dibelajarkan
dan
untuk
atau
menggunakan materi dan metode
yang
yang
bagaimana
anak
usia
sesuai
kemampuan
dini
dengan berpikir
dengan
tahapan
anak
yang
mempelajari,
masih bersifat konkrit. Kemampuan
memperhatikan,
mengamati,
berpikir kritis anak usia dini tidak
membayangkan,
memperkirakan,
seperti kemampuan berpikir kritis
menilai,
dan
memikirkan
orang
dewasa
karena
struktur
lingkungannya (Desmita, 2010: 153).
pengetahuan yang dimiliki antara
Salah
keduanya sangatlah berbeda. Pada
satu
bagian
dari
perkembangan kognitif yaitu berpikir
prinsipnya
kritis. Sebagaimana tujuan khusus
berpikir kritis adalah orang yang
dari pendidikan anak usia dini adalah
tidak begitu saja menerima atau
agar anak mampu berpikir secara
menolak
344
orang
yang
sesuatu.
mampu
Mereka
Peningkatan Kemampuan Berfikir … Chresty Angreani
Berdasarkan hasil observasi
akanmencermati, menganalisis, dan tersebut.
awal di PAUD Mentari kelompok B,
Pada anak-anak prinsip tersebut pun
peneliti menemukan bahwa sebagian
juga berlaku, kita dapat melihat
besar kemampuan berpikir kritis
kemampuan berpikir kritis anak dari
anak
kegiatan
dalam
dikarenakan kegiatan pembelajaran
kegiatan ini anak yang berpikir kritis
yang dilaksanakan masih berpusat
dapat
dan
pada guru (teacher center, metode
mempertanyakan hal-hal yang tidak
yang digunakan lebih cenderung
diketahuinya, anak yang berpikir
menggunakan
kritis
sehingga anak kurang terlibat secara
mengevaluasi
informasi
mengobservasi,
menemukan
secara
konstruktif
memberikan
dapat
komentar-komentar,
masih
aktif
dalam
rendah.Hal
metode
ini
ceramah
setiap
kegiatan
anak mampu menemukan perbedaan
pembelajaran. Pada saat kegiatan
dan persamaan dari gambar yang
bercakap-cakap ataupun tanya jawab
diperlihatkan kepadanya, dan lain
terlihat hanya beberapa anak yang
sebagainya.
mempunyai
merespon pertanyaan guru.Selain itu
kemampuan berpikir kritis dapat
pula terlihat ada sebagian anak tidak
mengarahkan
antusias
membuat
Dengan
anak agar
keputusan
mampu
yang
tepat,
untuk
mengungkapkan
berbicara
atau
idenya.
Pada
cermat, sistematis dan logis dan
kriteria yang lain seperti kemampuan
mampu
mempertimbangankan
mengobservasi,
berbagai
sudut
membuat hipotesis, belum terlihat
Kemampuan
berpikir
pandang. kritis juga
jelas. Berdasarkan
dapat mengarahkan pada sikap, sifat, nilai
dan
karakter
yang
baik.
menganalisis,
tersebut,
maka
paparan
penelitian
yang
Misalnya anak yang terbiasa untuk
menggunakan metode eksperimen ini
berpikir
akan
nantinya diharapkan dapat menjadi
teliti,
salah satu solusi untuk memecahkan
memiliki
kritis
sejak
pribadi
dini yang
bertanggung jawab, skeptis, dan
atau
mengatasi
sikap tidak mudah menyerah.
mengembangkan
dalam kemampuan
berpikir kritis pada anak kelompok B 345
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
PAUD
Mentari,
Kab
Bengkulu
magnet,
kayu,
kertas,
pensil,
Selatan. Metode eksperimen adalah
penghapus,
metode pembelajaran aktif, yang
penggaris (digunakan dalam kegiatan
menerapkan pendekatan child center,
eksperimen magnet), air, bak, gelas,
menggunakan
plastik, kertas (digunakan dalam
kegiatan-kegiatan
bola,
sendok,
paku,
percobaan dan media-media yang
kegiatan
menekankan
balok, wadah, air panas, gelas plastik
pada
pembentukan
eksperimen
udara),
es
kemampuan proses berpikir pada
(digunakan
anak. Adapun kegiatan eksperimen
eksperimen es mencair). Kelebihan
yang dilakukan dalam penelitian ini
dari metode ini adalah melibatkan
yaitu
pencampuran
anak secara aktif dalam kegiatan
terapung
percobaan-percobaan sehingga anak
tenggelam, eksperimen berat ringan,
dapat melihat langsung proses yang
eksperimen larut dan tidak larut,
terjadi
eksperimen magnet, eksperimen es
yang
mencair, eksperimen udara.
metode
eksperimen
warna,
eksperimen
Metode menggunakan
eksperimen benda-benda
ini
dalam
kegiatan
dalam kegiatan percobaan dilakukankannya. ini
Melalui
juga
mengembangkan
dapat
kemampuan
yang
berpikir kritis pada anak karena anak
berasal dari lingkungan yang terdekat
mengalami proses percobaan tersebut
dengan anak seperti: cat air, air,
yang
kertas,
dalam
mengamati, mencoba, menganalisis,
warna),
dan kemudian anak menyimpulkan
gula, garam, kopi, teh, sirup, seruran
percobaan yang dilakukannya. Selain
pensil,
dalam
itu juga metode eksperimen ini
eskperimen terlarut dan tidak larut),
dikemas dalam suasana bermain
batu, balok, bola, daun, kelereng
yang menyenangkan dan menarik
(digunakan
minat
kuas
eksperimen
(digunakan
pencampuran
daun
(digunakan
dalam
eskperimen
terapung tenggelam), kertas warnawarni, batu, plastik, kelereng, daun, gantungan baju (digunakan dalam kegiatan eksperimen berat ringan), 346
diawali
anak
dengan
untuk
percobaan-percobaan.
anak
melakukan
Peningkatan Kemampuan Berfikir … Chresty Angreani
pembelajaran yang melibatkan anak
Berpikir Kritis Berpikir
kritis
yaitu
secara aktif adalah metode yang
memahami makna masalah secara
paling
lebih dalam, mempertahankan agar
kemampuan
pikiran tetap terbuka terhadap segala
anak.Melalui
pendekatan dan pandangan yang
anak membangun pengetahuannya
berbeda, dan berpikir secara reflektif
sendiri,
dan
kegiatan eksperimen anak melakukan
bukan
hanya
menerima
pertanyaan-pertanyaan melaksanakan
dan
prosedur-prosedur
tepat
untuk
membangun
berpikir
kritis
pada
pembelajaran
aktif
seperti
dalam
sendiri,
kegiatan-
mengobservasi,
menganalisis,
dan
membuktikan
tanpa pemahaman dan evaluasi yang
sendiri serta menyimpulkan hasil
signifikan
dalam
percobaannya sehingga kemampuan
153).Komponen
berpikri anak dapat berkembang.
kritis
adalah
Bahkan Nugraha menyatakan bahwa
mengidentifikasi
kemampuan berpikir kritis anak akan
Desminta, dari
(Santrock 2010:
berpikir
mengobservasi,
pola hubungan sebab-akibat, asumsi,
berkembang
alasan, logika, dan bias, membangun
melakukan
kriteria
(Nugraha, 2008: 39). Dalam kegiatan
dan
mengklasifikasikan,
dengan kegiatan
sering pengamatan
membandingkan dan membedakan,
pengamatan
menginterpretasikan,
mengenali objek secara lebih baik
menganalisis, menggeneralisasikan,
meringkas, menyintesis, membuat
dan
ini
anak
anak
semakin
lingkungannya.
dapat
mengenal Berdasarkan
hipotesis, membedakan data yang
pendapat
relevan dan tidak relevan ( Orlinc, et
disintesiskan
al dalam Nurhayati, 2012: 78-79).
berpikir kritis anak usia dini adalah
Kemampuan berpikir kritis
ahli
di
atas
bahwa
dapat
kemampuan
kemampuan anak untuk berpikir
dapat dikembangkan pada anak usia
secara
dini dengan menggunakan materi
kemampuan untuk mengobservasi,
dan metode yang sesuai dengan
menganalisis,
tahapan kemampuan berpikir anak
dan menyimpulkan.
sistematis
yang
membuat
meliputi
hipotesis,
yang masih bersifat konkrit. Metode 347
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Prinsip dari metode ini yaitu
Metode Eksperimen Djamarah
mendefinisikan
memberikan
aktivitas
dan
adalah
cara
pengalaman belajar secara nyata dan
saat
anak
terencana pada anak.Tujuan dari
dengan
kegiatan eksperimen untuk anak usia
mengalami dan membuktikan sendiri
dini yaitu: membangun anak dalam
sesuatu
menggunakan
metode
eksperimen
penyajian
pelajaran
melakukan
percobaan
yang
dipelajarinya
kelima
(Djamarah dan Zain, 2002: 84).
inderanya,
Sedangkan Putra, mengungkapkan
anak
bahwa
eksperimen
menunjukan kreativitasnya, melatih
merupakan metode yang bertujuan
anak dalam berpikir ilmiah, logis dan
agar anak mampu mencari dan
kritis.
menemukan
sendiri
eksperimenini
jawaban
atas
persoalan-persoalan
yang
dihadapinya
metode
berbagai
memberi
panca
untuk
kesempatan
bereksplorasi
Kelebihan
dan
metode dapat
mengembangkan
kelima
aspek
dengan
perkembangan anak yaitu: pertama,
sendiri
aspek kognitif anak yang meliputi
(Putra, 2002: 132). Abruscato dan
memuaskan rasa ingin tahu anak,
Derosa
membangun
mengadakan
percobaan
mengemukakanbahwa
kemampuan
berpikir
biasanya
logis,kritis , analitis. Kedua, aspek
akan menghasilkan pengamatan baru,
motorik, dalam kegiatan eksperimen
yang menghasilkan wawasan yang
anak
mendalam,
memodifikasi
model
kegiatan, misalnya: kegiatan dalam
deskriptif,
memperdalam
model,
mengaduk dan mencampur. Ketiga,
kegiatan
bereksperimen
akan
aktif
aspek
banyak kegiatan eksperimen.Hal ini
kegiatan eksperimen dapat memupuk
berarti dalam bereksperimen anak
rasa
belajar
memecahkan
masalah-
kegiatan eksperimen yang dilakukan
masalah
dan
jawaban-
secara
kerja
emosional,
dalam
sehingga akan menghasilkan lebih
mencari
sosial
terlibat
sama
melalui
anak
berkelompok.
melalui
Keempat,
jawaban dari permasalahan tersebut
Aspek bahasa, kegiatan eksperimen
dengan cara melakukan percobaan.
dapat
348
mendorong
anak
untuk
mngkomunikasikan
ide
dan
Peningkatan Kemampuan Berfikir … Chresty Angreani
pikirannya,
contohnya:
anak
dilanjutkan
dengan
perencanaan
menceritakan hasil temuannya di
ulang
depan
observasi, dan refleksi untuk siklus
teman-temannya.
Kelima,
(replanning),
tindakan,
aspek moral dan nilai-nilai agama,
berikutnya,
dalam kegiatan ekseperimen dapat
sehingga membentuk suatu spiral
melatih
(Arikunto, 2010:17).Pada tahapan
dalam
kesabaran kegiatan
anak,
karena
eksperimen
begitu
seterusnya
ada
refleksi, dapat dilihat peningkatan
langkah-langkah yang harus diikuti
yang menjadi akibat dari intervensi
untuk
tindakan
mengetahui
akhirnya.Berdasarkan
hasil beberapa
lanjutan
berikutnya.
untuk
siklus
Keberhasilan
secara
pengertian diatas dapat disintesiskan
klasikal mengikuti standar Milss
bahwa metode eksperimen adalah
dalam
salah
menetapkan prosentase 71% (Mills,
satu
metode
pembelajaran
dimana anak terlibat aktif dalam
penelitiannya
yaitu
2003: 96).
kegiatan percobaan ilmiah sehingga
Teknik
pengumpulan
data
anak memahami suatu gejala atau
yang digunakan dalam penelitian ini
peristiwa dari percobaan tersebut.
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan
METODE PENELITIAN Metode
catatan
yang
lapangan, untuk mencatat berbagai
ini
kegiatan yang terdiri dari catatan
adalah penelitian tindakan (action
tertulis tentang apa yang dilihat,
research).Desain
didengar, dialami oleh peneliti untuk
digunakan
penelitian
menggunakan
dalam
penelitian
intervensi
tindakan/rancangan siklus penelitian
mengumpulkan
ini menggunakan metode tindakan
dilakukan dengan kepala sekolah
Kemmis dan Taggart. Prosedur kerja
PAUD Mentari, guru kelas kelompok
dalam penelitian tindakan menurut
B, dan anak-anak kelompok B untuk
Kemmis dan Taggart, yang meliputi
memperoleh
tahapan-tahapan sebagai berikut: 1)
mendalam
Perencanaan,
berpikir kritis anak melalui metode
2)
Tindakan,
3)
Pengamatan, 4) Refleksi, kemudia
eksperimen.
data.
Wawancara
informasi tentang
secara
kemampuan
Dokumentasi
berupa 349
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
photo
dan
video
saat
kegiatan
instrumen
dikembangkan
melalui
kegiatan
pembelajaran
tentang karakteristik aktifitas dan
pelaksanaan metode eksperimen. Kisi-kisi
selama
definisi
keterampilan yang ditunjukan anak selama
kegiatan
pembelajaran
konseptual dan operasional yang
melalui proses reduksi data, display
menjelaskan
data
bahwa
kemampuan
berpikir kritis adalah skor yang menggambarkan
dan
verifikasi
data
yang
dilakukan selama proses kegiatan.
kemampuan
berpikir kritis anak yang dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
diukur melalui rating scale. Dimensi
Pra Siklus
kemampuan diukur
berpikir
melalui
kritis yang
tes
mencakup:
ini
yaitu
mengobservasi,
menganalisis,
membuat
Sebelum peneliti melakukan siklus
I,
persiapan
peneliti pra
melakukan
penelitian
untuk
hipotesis,
mencari dan mengumpulkan data-
dan menyimpulkan. Untuk mengukur
data anak yang akan diteliti melalui
tinggi
observasi
rendahnya
berpikir
kritis
berdasarkan
kemampuan anak,
skor
checklist
diskusi
dengan guru kelas. Berdasarkan hasil
pada
obervasi tersebut menunjukan bahwa kemampuan anak dalam berpikir
Pengolahan
data
dalam
penelitian ini menggunakan dua jenis sesuai
dan
dinilai
lembar penilaian.
data,
langsung
dengan
kritis
masih
belum
berkembang
secara optimal.
tuntutan
Hasil
observasikemampuan
penelitian tindakan yaitu kualitatif,
berpikir kritisterhadap seluruh anak
kuantitatif.
data
kelompok B PAUD Mentari yang
statistik
berjumlah sepuluh orang yang terdiri
menggambarkan
dari lima orang anak perempuan dan
skor responden dalam bentuk tabel
lima orang anak laki-laki inimasih
dan grafik. Analisis data kualitatif
rendah
berisi
seperti terlihat pada grafik pada
Analisis
data
kuantitatif
menggunakan
deskriptif
untuk
informasi
yang
berbentuk
kalimat yang menggambarkan anak
350
dan
perlu
Gambar 1di bawah ini.
ditingkatkan,
Peningkatan Kemampuan Berfikir … Chresty Angreani
60
50,54
Persentase (%)
50
51,09 48,91
45,65 38,59
40
47,28 33,15 30,98
30
28,8
27,72
20 10 0
Cl
Fa
Fad
Fn
Kei
Oz
Re
Rev
We
Zac
Nama Responden
Gambar 1. Grafik Kemampuan berpikir Kritis AnakPra-siklus
Berdasarkan
data
dari
Siklus 1
Gambar 1 terlihat bahwa rata-rata skor
dalam
pra
intervensi
ini
Pada siklus 1 tindakan yang diberikan secara bertahap sebanyak
sebesar40,27% berada pada kategori
tujuh
mulai
melakukan
berkembang
(MB).
Fn
kali
pertemuan.Sebelum tindakan
peneliti
memiliki kemampuan berpikir kritis
membuat
yang paling tinggi sebesar 51,09% .
dengan
Rev memiliki kemampuan berpikir
eksperimen
kritis paling rendah yaitu sebesar
kemampuan berpikir kritis pada anak
27,27%. Dari data hasil observasi
keompok B PAUD Mentari.Setelah
dan dari skor pra-intevensi yang
pemberian tindakan pada siklus 1
didapatkan
sebanyak tujuh kali pertemuan guru
terhadap
desain
pembelajaran
menggunakan untuk
metode
meningkatkan
kemampuanberpikir kritis anak, hal
dan
ini
untuk
kemampuan
untuk
menggunakan instrumen yang telah
akan
menjadi
dilaksanakan
dasar
tindakan
kolaborator
meningkatkan kemampuan berpikir
disediakan
kritis
berikut:
anak
melalui
metode
berpikir
dengan
mengamati kritis
hasil
anak
sebagai
ekpserimen pada anak kelompok B PAUD Mentari, Bengkulu Selatan. 351
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Persentase (%)
80 70 60 50 40 30 20 10 0
67,39
62,5
Cl
Fa
65,22 53,8
Fad
Fn
57,61
51,09 48,91 48,91
Kei
Oz
Re
60,33 44,57
Rev
We
Zac
Nama Responden
Gambar 2. Grafik Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Anak pada Siklus 1
pada
membandingkan prosentase rata-rata
prosentase
pada hasil pra interevensi dengan
kemampuan berpikir kritis anak.
hasil rata-rata siklus 1. Dari jumlah
Rata-rata skor kemampuan berpikir
responden yang berjumlah 10 orang
pada siklus 1 sebesar 51,55 atau
yang dilihat dari rata-rata saat pra-
sebesar 56,03% berada pada kategori
intervensi yang mencapai 40,38%
mulai berkembang. Pada gambar
sedangkan pada siklus 1 mencapai
tersebut terlihat kemampuan berpikir
56,03%.
kritis anak
kenaikan dari pra-intervensi sampai
Berdasarkan gambar2menunjukan
sebesar
paling tinggi yaitu Cl
67,39%,
yang
memiliki
kemampuan berpikir kritis paling
Adapun
besar
rata-rata
dengan siklus 1 adalah sebesar 15,65%. Berdasarkan
redah yaitu Zac dengan prosentase
kriteria
sebesar 44,57%. Setelah pemberian
keberhasilan yang telah disepakati
tindakan pada siklus 1, diketahui
antara
bahwa kemampuan berpikir kritis
bahwa penelitian dikatakan berhasil
anak mengalami peningkatan dari pra
apabila nilai rata-rata kelas sudah
intervensi sampai akhir siklus 1.Hal
mencapai 71%.Akan tetapi, jika rata-
ini
rata kelas belum mencapai kriteria
352
di
dapatkan
dengan
peneliti
dan
kolaborator,
Peningkatan Kemampuan Berfikir … Chresty Angreani
keberhasilan
sebesar
71%
maka
perencanaan,
tindakan,
observasi,
penelitian dilanjutkan ke siklus yang
dan refleksi. Pelaksanaan dalam
ke dua. Peningkatan rata-rata kelas
siklus ke 2 ini sama dengan siklus 1
baru mencapai 56,93%, sehingga
yang membedakan adalah media
penelitian ini dilanjutkan ke siklus
nya.Berikut
ini
yang kedua.
peningkatan
kemampuan
adalah
grafik berpikir
kritis pada anak kelompok B PAUD Mentari:
Siklus 2 Dalam pelaksanaan siklus 2
80,00
86,41
80,43
79,35
91,85
92,39
94,57
85,00
83,15
90,00
89,67
Persentase (%)
95,00
91,85
100,00
95,11
ini terdapat empat kegiatan yaitu
75,00 70,00
Cl
Fa
Fad
Fn
Kei
Oz
Re
Rev
We
Zac
Nama Responden
Gambar 3. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Anak Siklus 2
Berdasarkan menunjukan
3
memiliki kemampuan berpikir kritis
peningkatan
yang paling tinggi yaitu sebesar
gambar
kemampuan berpikir kritis anak pada
95,11%,
dan
Oz
memiliki
siklus 2 yang rata-ratanya sebesar
kemampuan berpikir kritis paling
81,40 atau 88,48% yang berkategori
rendah yaitu sebesar 79,35%. Hasil
berkembang sangat baik (BSB) .
refleksi pada siklus 2 menunjukan
Pada gambar tersebut terlihat Cl
bahwa kemampuan berpikir kritis 353
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
anak
sudah
kegiatan
meningkat
pembelajaran
melalui
kolaborator menghentikan penelitian
dengan
ini sampai pada siklus 2 karena peningkatan yang telah diharapkan
menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan
peningkatan
tercapai
bahkan
sudah
melebihi
standar yang telah ditetapkan.
kemampuan berpikir kritis anak pada kelompok B PAUD Mentari yang di
Hal
tersebut
terlihat
dari
dapat pada akhir siklus 2, peneliti
kemampuan anak yang ditunjukan
dan
menyimpulkan
selama
bahwa peningkatan yang dihasilkan
setelah
dari pra-siklus, siklus 1, sampai
berlangsung.
dengan siklus 2 sudah memenuhi
gambaran
standar yang telah disepakati yaitu
berpikir kritis anak pada kelompok B
nilai rata-rata klasikal sebesar 71%.
PAUD Mentari:
tindakan
pemberian
dan
tindakan
Berikut
ini
kenaikan
adalah
kemampuan
80,43
91,85 28,8
44,57
60,33
86,41 47,28
27,72
30
48,91
83,15 30,98
48,91
51,09
79,35
92,39
94,57 65,22
53,80
89,67
33,15
40
48,91 57,61
50
pemberian
dan
38,59
60
62,50
Persentase (%)
70
50,54
80
67,39
90
45,65
100
peneliti
91,85
demikian
95,11
Dengan
51,09
kolaborator
20 10 0
Cl
Fa
Fad
Fn
Kei
Oz
Nama Responden
Re
Rev
We
Zac
Pra-Siklus Siklus 1 Siklus 2
Gambar 4. Data Grafik Kemampuan Berpikir Kritis dari Pra-Siklus, Siklus 1, Siklus 2
354
Peningkatan Kemampuan Berfikir … Chresty Angreani
Data
pada
gambar
menunjukan kemampuan sebelum
berpikir
9
sebesar
32,01%
peningkatan
sehingga rata-rata hasil peningkatan
kritis
kemampuan berpikir kritis sebesar
mendapatkan
dari
kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode
peningkatan
eksperimen
88,48%
berada
pada
kategori
berkembang sangat baik.
berbasis
Hasil penelitian ini sesuai
lingkungan sampai tindakan kedua
dengan pendapat yang dikemukan
yang sudah mendapatkan kegiatan
oleh Hal di atas senada dengan
pembelajaran dengan menggunakan
pendapat yang dikemukakan oleh
metode
berbasis
Piaget dalam Nugraha (2011: 78-79)
lingkungan.Data pada grafik tersebut
yang menyatakan bahwa kognitif
pada siklus 2 semua anak sudah
anak
menunjukan
peningkatan
keterlibatan
kritis yang
lingkungannya. Tahun-tahun awal
eksperimen
kemampuan
berpikir
berkembang
melalui
aktif
dengan
signifikan.Anak-anak
sudah
usia
memiliki
dalam
primary age children) pada tahap
kemampuan
mengobervasi, membuat
menganalisis, hipotesis,
sekolah
dasar
keterampilan
(5-7
berpikir
tahun,
konkrit-
dan
praoperasional yang bertumpu pada
menyimpulkan yang baik melalui
pengalaman langsung. Pada usia ini
kegiatan
anak belajar melalui aktivitas fisik
eksperimen
yang
dilakukannya.
(hand on). Oleh karena itu metode
Berdasarkan analisis dari data kuantitatif,
penelitian
memperoleh
ini
eksperimen adalah metode yang cocok
untuk
memberikan
peningkatan
pengalaman belajar langung kepada
kemampuan berpikir kritis anak dari
anak dengan menggunakan media
pra siklus dengan rata-rata kelas
yang
sebesar
mengenal dan mengidentifikasi serta
40,38%
mengalami
konkrit.
Anak-anak
dapat
peningkatan pada siklus 1 sebesar
mempelajari
15,69%
berada di lingkungannya. Melalui
dengan
rata-rata
kelas
benda-benda
yang
mencapai 56,03%. Kemudian dari
pengalaman
siklus 1 ke siklus 2 mengalami
experiences) anak akan lebih mudah
langsung
(hand
on
355
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
dalam memahami suatu konsep dan
dapat diajarkan pada kelas-kelas
pembelajaran menjadi bermakna dan
rendah (Yaumi dan Ibrahim, 2014:
menyenangkan bagi anak. Dengan
69). Berdasarkan pendapat tersebut
demikian
dengan
kemampuan berpikir kritis dapat
menggunakan metode eksperimen
dibelajarkan untuk anak usia dini
dapat meningkatakan kemampuan
dengan
berpikir kritis anak pada kelompok B
pembelajaran yang melibatkan anak
PAUD Mentari.
secara langsung, mengunakan media
pembelajaran
Selain itu juga Vygotsky dalam Nugraha (2011:82)
juga
menggunakan
yang konkrit karena anak usia dini belajar dari hal-hal yang konkrit.
menyebutkan anak dapat mencapai
Dengan
fungsi
pembelajaran
mental
lebih
tinggi
bila
metode
penggunaan dan
metode
media
yang
mendapatkan stimulasi/bantuan dari
kongkrit
lingkungan berupa scaffolding. Hal
mendapatkan pemahaman yang real.
ini dibuktikan dari hasil penelitian
Hal ini sesuai dengan karakteristik
secara
anak usia 5-6 tahun berada pada
kuantitatif
dengan
dan
kualitatif
menggunakan
metode
masa
anak-anak
akhir
dari
akan
masa
pre
eksperimen yang melibatkan anak
operasional. Anak usia 5-6 tahun
secara
untuk
mendapat suatu pemahaman suatu
meningkatkan kemampuan berpikir
konsep dari fakta atau bukti yang
kritis anak menjadi lebih baik,
mereka
seperti:
pengalaman belajar.
aktif
mampu
semakin
bertanya,
keaktifan
sering
anak
anak
dalam
dapatkan
.
Hasil
dari
melalui
peningkatan
menjawab pertanyaan yang diberikan
kemampuan berpikir kritis melalui
oleh guru, memiliki rasa ingin tahu
metode eksperimen ini dapat dikaji
yang tinggi terhadap percobaan-
dari pendekatan multidisipliner yang
percobaan yang dilakukannya, berani
memiliki
berbicara
beberapa
bidang
psikologi,
pedagogik,
untuk
mengungkapkan
hasil percobaan yang dilakukannya. Yaumi dan
Ibrahim yang
menyatakan bahwa berpikir kritis 356
keterkaitan
dengan
ilmu
seperti
sains
dan
sosiologi, seperti bagan dibawah ini:
Peningkatan Kemampuan Berfikir … Chresty Angreani
PEDAGOGIK
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Anak Usia Dini melalui metode
SOSIOLOGI
SAINS
PSIKOLOGI
Gambar 5. Pendekatan Multidispliner
Berdasarkan pada bagan 1
sukardi
dalam
Haryanto
dan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nugrohadi
kajian dari sudut pandang pedagogik,
ilmu yang mempelajari hubungan
menurut Hoogveld dalam Sadulloh
sosial
(2010:2) pedagogik merupakan ilmu
(individu
yang
masalah
individu dan ide-ide sosial. Dengan
membimbing anak ke arah tujuan
demikian melalui metode eksperimen
tertentu yaitu supaya anak mampu
membantu
untuk
tugas
mengembangkan
hasil
keterampilan sosial yang dimlikinya,
penelitian ini bahwa melalui metode
seperti: anak belajar bekerja sama
eskperimen mempunyai tujuan untuk
dengan temannya, hal ini terlihat
memberikan
dalam percobaan berat-ringan dalam
mempelajari
menyelesaikan
hidupnya.
Berdasarkan
kesempatan
kepada
(2011:83)
antar
merupakan
sesama
dan
manusia
individu),
anak
antar
untuk keterampilan-
anak untuk membuktikan sesuatu
permainan
objek, keadaan atau sebuah proses
metode eksperimen anak terlibat
mulai
aktif
dari
melakukan menarik
mengamati
proses,
penganalisisan, kesimpulan
dan
berdasarkan
hasil percobaan yang dilakukan. Kajian dari sudut pandang
pasar-pasaran.
dalam
kegiatan
Dalam
percobaan
sehingga mendorong anak untuk melakukan lingkungannya. dengan
interaksi Melalui
lingkungan
dengan interaksi
anak
dapat
sosiologi, sosiologi menurut siti dan 357
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
membangun
konsep
dan
pengetahuannya.
berdasarkan
belajar
hal
tersebut
anak menjadi terlatih dan dengan sering
mengamati,
bahwa melalui metode eksperimen
berpikir
tidak hanya mampu mengembangkan
berkembang.
kemampuan
pengalaman
langsung ini, kekuatan intelektual
Kajian dari sudut pandang sains,
penyediaan
berpikir
nya
kritis
kemampuan anak
akan
tetapi
Kajian dari sudut padang
dengan media-media yang konkrit
psikologi, psikologi berasal dari kata
anak
psyche (jiwa) dan logos (ilmu), jadi
mampu-mampu
mengenal
benda-benda yang ada lingkunganya.
psikologi
Pembelajaran
pengetahuan tentang jiwa. Suryani
kesempatan
sains kepada
memberi
ilmu
yang
untuk
dan Widyasih mengatakan psikologi
belajar secara langsung mengenali
adalah suatu ilmu yang menyelidiki
objek
lingkungannya.
serta mempelajari tentang tingkah
anak
mampu
laku atau aktivitas-aktivitas dimana
mengolah kesan (hasil) pengamatan
tingkah laku serta aktivitas-aktivitas
menjadi sautu pengetahuan. Adang
itu
(Nugraha,
juga
kejiwaan (motorik, kognitif, dan
satu
emosional).
disekitar
Melalui
keaktifan
anak
adalah
2011:85)
menyebutkan
bahwa
salah
sebagai
manifestasi
Seorang
anak
hidup
akan
fungsi dari pengajaran sains dapat
belajar dengan baik dan bermakna
menumbuhkan
anak
bila anak merasa nyaman. metode
rasional,
eksperimen adalah metode yang
untuk analitis,
kemampuan
berpikir dan
logis,
kritis
serta
dapat
melibatkan
anak
secara
aktif,
berkontribusi secara signifikan dalam
dikemas dalam suasana bermain
pembentukan
anak.
sehingga memberikan rasa senang
Pengembangan kemampuan berpikir
kepada anak, anak tidak takut untuk
kritis
melalui
melakukan percobaan. Selain itu juga
pembelajaran sains yang kondusif
anak belajar mengendalikan rasa
melalui metode ekseprimen anak
takut, dan malu untuk bercerita di
akan belajar mengenali lebih banyak
depan teman-temannya. Selain itu
objek atau lingkungannya. Dengan
juga dengan kegiatan eksperimen
358
harus
potensi
dilakukan
Peningkatan Kemampuan Berfikir … Chresty Angreani
anak belajar untuk mengendalikan
terlarut-tidak
emosinya untuk belajar sabar karena
berat-ringan, percobaan perubahan
di dalam melakukan eksperimen ada
wujud benda dari padat menjadi cair,
beberapa
harus
percobaan
magnet.
sebelum anak
dilakukan
sebanyak
percobaanya.
pertemuan
tahapan
dilakukan
anak
menemukan
yang
hasil
terlarut,
percobaan
Kegiatan
ini
tujuh
kali
dalam
setiap
Dengan demikian, melalui stimulasi
siklusnya.Dalam setiap akhir siklus
memberikan kontribusi yang sangat
dalam penelitian selalu dilakukan
besar
asesmen dan refleksi untuk melihat
dalam
perkembangan
kemampuan berpikir kritis anak.
tingkat
melalui suasana yang kondusif dan
memperbaiki
metode yang tepat mampu untuk
kekurangan yang ada pada siklus
mengembangkan
sebelumnya. Kegiatan siklus akan
kemampuan
berpikir kritis pada anak.
perkembangan
berhenti
dan
kekurangan-
ketika
keberhasila
anak
tingkat
telah
kreteria
tercapai
atau
berhasil sesuai dengan kesepakatan
SIMPULAN Berdasarkan
temuan
dan
antara peneliti dan kolaborator. (2)
pembahasan, peneliti menyimpulkan
Hasil
beberapa hal diantaranya: (1) Proses
pembelajaran
peningkatan
eksperimen
kemampuan
berpikir
dari
pelaksanaan melalui dapat
kegiatan metode
meningkatkan
kritis pada anak kelompok B PAUD
kemampuan berpikir kritis pada anak
Mentari, Ds. Tanjung Tebat, Kab.
kelompok B PAUD Mentari. Dari
Bengkulu selatan dilakukan melalui
pra intervensi kemampuan berpikir
kegiatan
dengan
kritis anak hanya 40,27%, meningkat
menggunakan metode eksperimen
pada siklus 1 yaitu sebesar 56,03%.
berbasis
Kegiatan
Dan pada siklus 2 sebesar 88,48%.
eksperimen atau percobaan yang
Berdasarkan data yang dipaparkan
dilakukan oleh anak berupa: kegiatan
terlihat peningkatkan kemampuan
percobaan
pencampuran warna,
berpikir
percobaan
udara,
percobaan
eksperimen.
percobaan
dampak dari metode eksperimen
pembelajaran
lingkungan.
terapung-tenggelam,
kritis Hal
melalui ini
metode
merupakan
359
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
adalah metode yang sesuai untuk
secara berkala ke pihak sekolah. (3)
anak usia dini yang menciptakan
Peneliti mengharapkan pada peneliti
suasana belajar yang menyenangkan,
selanjutnya
bermakna
kemampuan berpikir kritis dapat
dan
sesuai
dengan
karakteristik anak usia dini.
pengembangan
diperluas lagi jangkauan subjeknya dan lebih besar lagi dengan latar belakang yang berbeda.
SARAN Berdasarkan
kesimpulan
yang telah dipaparkan, adapun saran
DAFTAR PUSTAKA
yang dapat diberikan yaitu: (1) Guru
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta, 2008 Desmita.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010 Djamara, Bahri Saiful dan Aswan Zain.Strategi Belajar Mengajar, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Nugraha, Ali.Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini. JIL. SI Foundation, 2005 Nurhayati, Eti. Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 Rahman, S Hibana.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:PGTKI Press, 2005 Slavin, E Robert.Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, Edisi Kesembilan, Jilid 2. Jakarta: Indeks, 2011 Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim.Kecerdasan Jamak: Mengidentifikasi dan Mengembangkan Multitalenta Anak. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2009
dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak melalui berbagai macam
metode
dan
media
pembelajaran yang bervariasi untuk merangsang kritis
kemampuan
anak,
guru
memberikan
berpikir
juga
harus
kesempatan
yang
seluas-luasnya kepada anak untuk terlibat
aktif
dalam
kegiatan
pembelajaran sehingga anak dapat membangun
konsep
pengetahuan
dalam dirinya. (2) Orang tua dapat menjadikan penelitian ini sebagai rujukan
dalam
kemampuan
berpikir
menstimulasi kritis
anak
sejak dini di rumah. Orang tua juga harus menjalin kerja sama yang baik dengan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak, dan orang
tua
perkembangan 360
harus
melaporkan
anaknya
dirumah
Peningkatan Kemampuan Berfikir … Chresty Angreani
361