ISSN 1411 - 5972
(MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Volume I, Edisi 23, Periode Juli-Desember 2013
» Kata Pengantar » Daftar Isi
Hal. i ii
» Pemanfaatan Isotop Lingkungan Di Daerah Cekungan Airtanah Bandung (Fajar Hendrasto dan Bambang Sunarwan)
1
» Kegagalan Konstruksi Pada Musibah Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) (Budiono)
29
» Manajemen Resiko Pada Pengendalian Banjir di Sungai Ciliwung (Ike Pontiawati dan Heny Purwanti)
46
» Teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) Pada Jaringan Optik (Yamato dan Evyta Wismiana)
68
JURNAL TEKNOLOGI
Vol. I, Edisi 23, Periode Juli-Desember 2013. ISSN 1411 - 5972
PELINDUNG DR. H. Bibin Rubini, M.Pd. (Rektor UNPAK) PENANGGUNG JAWAB DR. Ir. Titik Penta Artiningsih, MT. (Dekan Fakultas Teknik) PENASEHAT/KONSULTAN (Ex. Officio) Kajur Teknik Sipil Kajur Perencanan Wilayah Dan Kota Kajur Teknik Geodesi Kajur Teknik Elektro Kajur Teknik Geologi PIMPINAN REDAKSI DR. Ir. Bambang Sunarwan, MT. SEKRETARIS REDAKSI Ir. M.A. Karmadi ANGGOTA REDAKSI Ir. Singgih Irianto, MSi., Ir. Teti Syahrulyati, M.Si., DR. Ir. Rochman Djaja AH. M.Surv., Ir. Ichwan Arif, MT., Ir. Budi Arief, MT., Ir. Dede Suhendi, MT., DR. Ir. Janthy T. Hidayat, M.Si., Ir. Akhmad Syafuan, MT., Heny Purwanti, ST., MT. PEMBANTU UMUM Sudarsono
CATATAN :
JURNAL TEKNOLOGI UNPAK, sebagai majalah ilmiah, direncanakan terbit setiap 6 (enam) bulan. Kehadirannya diharapkan mampu menjadi media komunikasi dan forum pembahasan keilmuan bagi staf pengajar dan mahasiswa, khususnya di lingkungan Fakultas Teknik - UNPAK. Untuk kelangsungan penerbitan, Redaksi berharap para ilmiawan sebagai pakar ilmu pengetahuan dan teknologi berkenan mengirimkan tulisan bebas dan kreatif berbentuk tulisan populer, hasil penelitian, atau gagasan orisinal yang segar. Pengiriman naskah ditulis dengan bahasa Indonesia atau Inggris dilengkapi dengan abstrak (tidak lebih dari 200 kata), ukuran kuarto/A4, ditulis dengan urutan Judul, Nama Penulis, Abstrak, Isi Tulisan dan Daftar Pustaka, dilengkapi dengan Riwayat Pendidikan/Pekerjaan terakhir Penulis. Panjang naskah disarankan tidak lebih dari 10 halaman atau 6000 kata, disertakan copy disket tulisan.
Bila diterima, Redaksi akan mengedit sesuai gaya Jurnal Teknologi - UNPAK
TEKNOLOGI DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING ( DWDM ) PADA JARINGAN OPTIK Yamato & Evyta Wismiana Dosen Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknik, Universitas Pakuan, Bogor
[email protected]
ABSTRAK Perkembangan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing ( DWDM ) pada jaringan optik yang didorong oleh kebutuhan akan kapasitas transmisi yang sangat besar telah mengakibatkan perubahan yang kapasitas domain
bandwidth panjang
yang
gelombang
besar ini
cepat
dalam
penyediaan
dalam jaringan. Sistem transport kanal dalam memberikan
fleksibilitas
yang
tinggi
bagi
penyelenggara jaringan dalam memenuhi kebutuhan yang ada baik masa kini maupun masa akan datang. Teknologi DWDM pada jaringan optik
saat
ini
diyakini
akan
menjadi
teknologi yang berperan dimasa depan, dimana banyak kajian dari berbagai lembaga riset menyatakan
dan meyakini bahwa perkembangan
teknologi masa depan,
yang akan didominasi oleh trafik packet switch, akan ditentukan oleh faktor perkembangan teknologi service node-nya saja (perangkat packet switch),
karena
sudah tidak ada keraguan bahwa di sisi jaringan transport hanya DWDM yang merupakan kandidat utama. Dan kemampuan dari service node akan dipengaruhi oleh kemampuan dari teknologi DWDM dalam menyediakan kapasitas besar dalam jaringan. Terbukti teknologi DWDM ini memang memiliki keunggulan dalam hal tersebut. Secara umum ada beberapa cara alternatif yang dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan kapasitas akibat perkembangan trafik yang sangat cepat,
Kata Kunci : DWDM, Packet Switch, Kapasitas transmisi, Bandwidth
1. PENDAHULUAN
Dense Division
Wavelength
Multiplexing
(DWDM)
merupakan
suatu
teknik
transmisi
yang
yang
memanfaatkan cahaya panjang
kanal setelah
dilakukan
gelombang
tersebut
dapat
melalui
sebuah
ditransmisikan
panjang
serat optic.
yang
sebagai
informasi,
seluruh
dengan
gelombang
berbeda-beda
multiplexing
kanal-
sehingga proses
Jurnal Teknologi Volume I, Periode Juli-Desember 2013
Gambar 1. Prinsip dasar DWDM 68
Teknologi DWDM adalah teknologi
dipergunakan
akan
dengan memanfaatkan sistem SDH
kenonliniearan
apabila
(Synchoronous Digital Hierarchy) yang
daya
sumber-sumber optik
sudah ada (solusi terintegrasi) dengan
tersebut melebihi suatu ambang nilai,
memultiplekskan
yang besarnya tergantung pada jenis
sinyal
sumber-sumber
yang ada. Menurut
definisi,
dari
kenonliniearannya.
mengalami jumlah
Hal
ini
total
diatasi
teknologi DWDM dinyatakan sebagai
dengan pengaturan jarak antara kanal
suatu teknologi jaringan transport yang
yang ditunjukkan gambar 2. [1 ]
memiliki kemampuan untuk membawa sejumlah panjang gelombang (4, 8, 16, 32, dan seterusnya) dalam satu fiber tunggal. Artinya, apabila dalam satu fiber
itu dipakai empat gelombang,
maka kecepatan transmisinya menjadi 4x10 Gbs (kecepatan awal dengan menggunakan teknologi SDH). Teknologi DWDM beroperasi dalam sinyal
dan
domain
optik
Gambar 2. Pengaturan Jarak antar kanal
dan
memberikan fleksibilitas yang cukup
Kemampuannya dalam hal ini diyakini
tinggi untuk memenuhi
banyak orang akan terus berkembang
akan
kebutuhan
kapasitas transmisi yang besar
yang
ditandai
dengan
semakin
dalam jaringan. Kemampuannya dalam
banyaknya jumlah panjang gelombang
hal ini diyakini banyak
yang mampu
terus
berkembang
orang yang
akan
ditandai
untuk
dalam satu serat (saat ini ada yang
dengan semakin banyaknya jumlah
sudah mampu
panjang gelombang yang mampu untuk
panjang gelombang).
ditransmisikan
dalam
Jumlah
Penggunaan
teknologi
satu
fiber. DWDM
ditramsmisikan
hingga
panjang
dimungkinkan
sekitar
gelombang
untuk
400
yang
ditransmisikan
menawarkan kemudahan dalam hal
dalam jaringan ini terus berkembang
peningkatan kapasitas transmisi dalam
karena
suatu sistem komunikasi serat optik,
hal yaitu:
khususnya
1. Sistem DWDM mampu untuk
kabel
laut.
Hal
ini
dimungkinkan karena setiap sumber data
memiliki
masing-masing,
sumber yang
optiknya
disebabkan
oleh
beberapa
mengakomodasi karakteristik fiber yang mengacu pada rekomendasi
kemuadian
digabungkan ke dalam serat optik.
ITU-T seri G.652 dan G.653, yang
Meski demikian besarnya daya untuk
umum digunakan pada jaringan
masing-masing sumebr
optik mesti
eksisting.
dibatasi
optik
karena
serat
yang
Jurnal Teknologi Volume I, Periode Juli-Desember 2013
69
2.Channel-Spacing,
proses 3R (reshaping, regenerating,
P engembangan sistem DWDM oleh
dan retiming) dalam rangka menjaga
masing-masing pabrikan
kualitas sinyal di lokasi-lokasi
dilakukan
dengan mempersempit jarak antar
antara
panjang
yang
Kemampuan
DWDM
untuk
lebih
meningkatkan
kapasitas
dengan
gelombang
berdekatan, dikenal
atau
dengan
yang istilah
channel
spacing. Dalam rekomendasi T
seri
G.692
bahwa
telah
channel
ITU-
dinyatakan
spacing
yang
(intermediate
titik
node).
menggunakan kabel eksisting (ITU-T G.652)
adalah
keunggulan
salah
satu
utamanya.
kemampuan
Dengan
tersebut, DWDM akan
mungkin adalah 50 GHz, 100 GHz
mengurangi kompleksitas dan biaya
dan 200 GHz atau lebih.
yang dibutuhkan dalam penambahan
3.
Kemampuan
transmitter
komponen dan
receiver.
Dalam
receiver
beberapa
Kemampuan transmiter dan dalam
mengirimkan
bandwitdh.
dan menerima
aplikasi
DWDM
elemen yang
kebutuhan sistem :
untuk
1. Wavelength
mempengaruhi
sangat
kemampuan
Multiplexer
atau
Wavelength Demultiplexer
dan secara
Berfungsi untuk memultiplikasi kanal-
Kedua komponen ini
kanal panjang gelombang optik yang
performansi
jaringan
keseluruhan.
memiliki
spesifikasi khusus disesuaikan dengan
panjang gelombang yang mungkin ditransmisikan
terdapat
yang
akan ditransmisikan dalam serat optic.
tinggi dalam mengalokasikan kanal
Sedangkan Wavelength Demultiplexer
yang akan
berfungsi
memiliki
tingkat
diterima
keakuratan
ditransmisikan
dalam
bentuk
dan panjang
kembali
untuk kanal
mendemultiplikasi
panjang
gelombang. Komponen ini sebaiknya
menjadi seperti semula.
mampu untuk meredam
2.
efek-efek
Optical
gelombang
Add/Drop
Multiplexer
antar
( OADM )
sinyal yang berdekatan yang umum
Diantara
terjadi dalam jaringan optik DW DM.
demultipleksing
4. Kemampuan penguat optik (optical
DW DM merupakan
amplifier) Komponen penguat optik
berbagai macam panjang gelombang
besar
berada
return
loss
dan interferensi
peranannya
perkembangan Perangkat bagian
ini
dalam
titik
pada
multipleksing dalam
dan sistem
daerah
dimana
beberapa
titik
teknologi
DWDM.
sepanjang span ini sering diinginkan
digunakan
sebagai
untuk menghilangkan atau menambah
sistem
untuk
dengan
jarak
gelombang.
Optical
Multiplexer
(OADM)
dari
memperbesar
kemampuan
tempuh
sinyal
dengan
proses
penguatan
melakukan sinyal
dan
Jurnal Teknologi Volume I, Periode Juli-Desember 2013
satu
digunakan
atau
lebih
panjang Add/Drop
inilah
yang
untuk melewatkan
sinyal
70
dan melakukan fungsi add and drop yang bekerja pada level optik. 3.Optical
Cross
Perangkat (OXC)
Connect
Pada
dasarnya,
melakukan
proses
(awal
adanya
terlebih
dahulu
memiliki
konversi
berfungsi panjang
(OXC)
Cross
switching tanpa melakukan
2.1. Model dan Teori
Connect
Optical ini
gelombang. N
digunakan
x
N
dalam
teknologi
prinsip
kerja
W DM DWDM)
yang sama
dengan media transmisi yang lain.
kanal
Yaitu untuk mengirimkan informasi dari
ini
suatu tempat ke tempat yang lain.
OXC dan
teknologi
dan
OEO
untuk merutekan
berukuran
2. MODEL, TEORI DAN ANALISA
biasa
konfigurasi
Namun, dalam
teknologi
ini
pada
suatu kabel atau serat optic dapat
jaringan ring yang memiliki banyak
dilakukan
node terminal.
bersamaan banyak informasi melalui
4. Optical Amplifier (OA)
kanal yang berbeda. Setiap kanal ini
Merupakan penguat optik yang bekerja
dibedakan
dilevel
prinsip perbedaan panjang gelombang
optik,yang
sebagai
dapat
pre-amplifier,
amplifier dan mendukung
berfungsi in
line-
post-amplifier.Untuk sistem
mentransmisikan informasi kapasitas
tinggi,
optikyang
tepat
yang dengan
pemilihan serat sebagai
media
transmisi juga perlu diperhatikan.
pengiriman
dengan
(wavelength) sumber yang menjadi
yang
informasi. dikirimkan panjang
secara
menggunakan
dikirimkan Sinyal
oleh
informasi
awalnya
diubah
gelombang
sesuai dengan panjang
yang
gelombang
yang tersedia pada kabel serat optik kemudian dimultipleksikan pada satu fiber. Dengan teknologi DWDM ini,
Keunggulan DWDM sebagai berikut:
pada satu kable serat optik dapat
•Tepat untuk diimplementasikan pada
tersedia beberapa panjang gelombang
jaringan telekomunikasi jarak jauh
yang berbeda sebagai media transmisi
(long haul) baik untuk sistem point-to-
yang biasa disebut dengan kanal.
point maupun ring topology. • Lebih fleksibel untuk mengantisipasi pertumbuhan trafik yang tidak
Berikut ilustrasi pengiriman informasi pada WDM:
terprediksi. • Transparan terhadap berbagai bit rate dan protokol jaringan • Tepat untuk diterapkan pada daerah dengan perkembangan kebutuhan Bandwidth sangat cepat. [ 2 ]
Jurnal Teknologi Volume I, Periode Juli-Desember 2013
Gambar 3. Pengiriman Informasi pada DWDM
71
Sebagai perbandingan dengan DWDM,
input optic (sebagai contoh dari system
ilustrasi transmisi dengan TDM adalah :
SONET
atau yang lainnya), mengubah
sinyal tersebut menjadi sinyal optic dan mengirimkan
kembali
menggunakan
pita
sinyal
laser
tersebut
1550
nm.
Terminal mux juga terdiri dari multiplekser optikal yang mengubah sinyal 550 nm dan menempatkannya pada suatu fiber SMFGambar 4. Transmisi dengan TDM
28.
TDM menggunakan teknik pengiriman tetap pada satu Channel dengan meng-efisiensi-
4. Intermediate optical terminal (amplifier).
kan skala waktu untuk mengangkut berbagai
Komponen ini merupakan amplifier
macam informasi.
jauh
yang
menguatkan
banyak a. Komponen penting pada DWDM : Pada
teknologi
DWDM,
terdapat
jarak
sinyal
dengan
panjang gelombang
yang
ditransfer sampai sejauh 140 km atau lebih.
Diagnostik optikal dan telemetry
beberapa komponen utama yang harus
dimasukkan di sekitar daerah amplifier ini
ada untuk mengoperasikan
untuk mendeteksi adanya kerusakan dan
DW DM dan
agar sesuai dengan standart channel ITU
pelemahan
sehingga
dapat
pengiriman sinyal informasi pasti terdapat
beberapa jaringan
atenuasi dan dispersi pada sinyal informasi
teknologi
diaplikasikan
pada
ini
optic seperti SONET dan yang lainnya.
pada
fiber.
Pada
proses
yang dapat melemahkan sinyal
Komponen-komponennya adalah sbb: 1.
Transmitter
menjembatani
yaitu
komponen
antara
sumber
yang sinyal
5. DWDM terminal demux. Terminal
ini
mengubah
sinyal
dengan
informasi dengan multiplekser pada system
banyak panjang gelombang menjadi sinyal
DW DM. Sinyal dari transmitter ini akan
dengan hanya 1 panjang gelombang dan
dimultipleks untuk dapat ditansmisikan.
mengeluarkannya
ke
dalam
beberapa
fiber yang berbeda untuk masing- masing 2.
Receiver
menerima
yaitu sinyal
demultiplekser
komponen
yang
informasi
dari
demultiplexing ini beritndak pasif, kecuali
dipilah
untuk beberapa telemetry seperti system
untuk
dapat
berdasarkan macam-macam informasi.
client
untuk
dideteksi.
Sebenarnya
yang dapat menerima sinyal 1550 nm. Pada transmisi jarak jauh dengan
3. DWDM terminal multiplexer. Terminal
mux
seperti
demultiplexi
sinyal yan selalu dikirim ke 0/E/0. Teknologi
transponder converting wavelength untuk
terkini dari demultiplekser ini yaitu terdapat
setiap signal panjang gelombang tertentu
couplers
yang
power wavelength) berupa FIBER BRAGG
converting
dibawa.
wavelength
terdiri
client-layer
dari
akan
sebenarnya
system
Transponder
(penggabung
dan
pemisah
menerima sinyal
Jurnal Teknologi Volume I, Periode Juli-Desember 2013
72
GRATING
dan
dichroic
filter
untuk
menghilangkan noise dan crosstalk
membuat channel dapat dipakai dengan memperhatikan amplifier.
batasan-batasan
Channel
spacing
fiber
bergantung
pada system komponen yang dipakai. Channel
spacing
merupakan
system
frekuensi minimum yang memisahkan 2 sinyal
yang
disebut
dimultipleksikan.
sebagai perbedaan
gelombang
Gambar 5. FBG dan Dichroic Filter
Atau
diantara
ditransmisikan.
bias
panjang
2
sinyal
yang
Amplifier
optic
dan
kemampuan receiver untuk membedakan 6. Optikal
supervisory
merupakan
tambahan
gelombang 1510
yang selalu
nm-1310
informasi
channel.
nm.
Ini
panjang
ada OSC
sinyal menjadi penentu dari spacing pada 2 gelombang yang berdekatan.
di antara membawa
optik multi wavelength
sama
halnya dengan kondisi jarak jauh pada terminal optic atau daerah EDFA. Jadi OSC selalu
ditempatkan
intermediate informasi
pada
amplifier
sebelum
yang
daerah menerima
dikirimkan
kembali.
Gambar 7. Karakteristik Optik kanal DWDM
Berikut ilustrasi tata letak komponen pada DWDM:
Pada perkembangan selanjutnya, system DWDM berusaha untuk menambah channel yang
sebanyak-banyaknya
memenuhi
untuk
kebutuhan lalu lintas data
informasi. Salah satunya adalah dengan memperkecil channel spacing tanpa adanya suatu interferensi dari pada sinyal pada satu fiber optic tersebut.
Dengan
hal
bergantung
ini
sangat
demikian, pada
system komponen yang digunakan. Salah Gambar 6. Tata letak komponen pada DWDM
satu
contohnya
demultiplekser b. Channel Spacing Channel
spacing
DWDM
adalah yang
pada harus
memenuhi beberapa criteria di antaranya system
adalah bahwa demux harus stabil pada
DWDM. Standart
setiap waktu dan pada berbagai suhu, harus
channel spacing dari ITU adalah 50 GHz
memiliki penguatan yang relatif besar pada
sampai 100 GHz (100 GHz akhir-akhir ini
suatu daerah frekuensi tertentu dan dapat
performansi
sering
dari
digunakan).
menentukan
Spacing
(sekat)
ini
Jurnal Teknologi Volume I, Periode Juli-Desember 2013
73
tetap memisahkan sinyal informasi sehingga
Bagian
tidak terjadi interferensi antar sinyal.
tentang arsitektur jaringan yang telah
Sistem yang sebelumnya sudah dijelaskan
dikembangkan
yaitu FBG (Fiber Bragg Grating) mampu
jaringan
memberikan
spacing
Channel
tertentu
seperti pada gambar 8 dibawah ini
ini
memberikan
analisa
untuk
akses
perumahan
berdasarkan
teknologi
DWDM. Jaringan akses berbasis optik DWDM dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori,
pasif
mengakses
jaringan
DWDM dan jaringan DWDM aktif. Istilah jaringan untuk
DW DM
jaringan
(waktu
aktif DWDM
multiplexing
diterapkan
di
dalam
sini
di
merujuk
mana TDM
domain) saluran
yang panjang
gelombang. Kedua jenis arsitektur akses jaringan dibahas dalam sub bagian berikut ; Gambar 8. Spacing Channel
1.DWDM Passive Optical Network (PON) DWDM
Perbandingan CWDM dan DWDM :
jaringan
optik
pasif
(PON)
menggunakan saluran panjang gelombang untuk menghubungkan pengguna dengan kantor
pusat.
menggunakan
Setiap
layanan
satu panjang gelombang
saluran. PON awal dikembangkan untuk layanan narrow band,
seperti arsitektur
PON dikembangkan oleh British Telecom. Namun, PON baru-baru ini adalah untuk kedua
layanan
narrowband. Jarak antar kanal merupakan jarak antara dua panjang gelombang yang dialokasikan sebagai referensi. Semakin sempit jarak
broadband
Sebuah
dan
loop pelanggan
pasif menarik karena tidak menggunakan perangkat aktif di luar kantor pusat (CO), kecuali ditempat pelanggan.
antar kanal, maka akan semakin besar jumlah panjang gelombang yang dapat ditampung. Jarak antar kanal yang paling umum
digunakan
oleh para pemasok
DW DM saat ini adalah 0,2 nm sd 1,2 nm [3]
Beberapa arsitektur jaringan optik pasif telah diusulkan untuk WDM atau DW DM, yang
meliputi
doublestar Gambar
itu, 9
tunggal-bintang 2.2. Analisa 2.2.1. Jaringan Optik Akses DWDM
Jurnal Teknologi Volume I, Periode Juli-Desember 2013
memiliki
bintang-tunggal, dan menunjukkan di
pohon,
bintang-bus. arsitektur
setiap rumah tangga
serat yang didedikasikan untuk
kantor pusat (CO).
74
kedua narrowband dan layanan broadband. Salah satu kelemahan dari jaringan ini arsitektur kekakuan, dalam hal upgrade jaringan.
Arsitektur
dianggap
sebagai
bintang-bus
dapat
variasi dari
pohon
arsitektur, yang meningkatkan fleksibilitas arsitektur pohon. Gambar 9. Arsitektur PON Single Star Para W DM saluran dalam serat yang digunakan untuk membawa semua layanan yang
diperlukan,
video.
Arsitektur
seperti ini
suara
dan
dirancang untuk
kemudahan instalasi dan upgrade, namun, biaya serat optik yang didedikasikan antara pelanggan
dan CO dalam
jaringan
ini
Gambar 11. Arsitektur PON Double-star
masih menjadi perhatian utama. Dengan demikian, arsitektur ini mungkin tidak cocok
Gambar
untuk penyebaran luas dalam waktu dekat.
PON
11
menggambarkan
bintang
ganda.
arsitektur
Arsitektur
ini
memberikan fleksibilitas lebih dibandingkan dengan arsitektur bintang-bus. Itu bisa dianggap
sebagai
front-runner
diantara
arsitektur yang mungkin dari PONS untuk aplikasi akses perumahan.
2. DWDM Active Optical Networks (PON ) Gambar 10. Arsitektur Pohon PON
Dalam
jaringan
akses
masing-masing
pasif
DWDM,
saluran
panjang
Gambar 10 menunjukkan arsitektur PON
gelombang digunakan untuk menyediakan
pohon, di mana saluran DW DM dibagi di
satu layanan pada waktu yang diberikan
jalan cabang-cabang pohon dengan user
terlepas
masing-masing memiliki satu atau panjang
bandwidth
gelombang lebih banyak saluran. Arsitektur
meningkatnya
ini mengurangi penggunaan serat dalam
teknologi DWDM, bandwidth dari satu sinyal
dibandingkan dengan bintang-tunggal. Ini adalah
arsitektur
yang
lebih
baik,
terutama untuk DWDM berbasis sistem
saluran
dari
saluran
kebutuhan
menjadi
kapasitas layanan.
kapasitas
cukup
dan
Dengan
bandwidth
tinggi
untuk
membawa beberapa layanan atau banyak bahkan di lingkungan akses.
di mana sejumlah besar saluran panjang gelombang
tersedia.
Arsitektur
dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan untuk Jurnal Teknologi Volume I, Periode Juli-Desember 2013
75
3. Kesimpulan
3]. I.
P.
Kaminow,
et
a. Teknologi DWDM tersebut dengan
Wideband
segera menjadi daya tarik sendiri
Network”,
bagi
Selected
Areas
Communications,
Vol.14,
perusahaan-perusahaan
penyedia
jasa
(carriers).
Hal
teknologi carriers
telekomunikasi ini
DWDM untuk
dikarenakan memungkinkan
memiliki
All-Optical IEEE
“A
al,
WDM
Journal
on in
No.
5,
June 1996, pp. 780 - 799. 4]. Shaowen
sebuah
University,
SongWilfrid Waterloo,
“A
Overview
membangun
sendiri
infrastruktur
IEEE Canadian Review - Spring /
jaringannya,
cukup
menyewa
beberapa
panjang-gelombang
5].
Introduction Metropolita
tujuan
System Inc.
ataupun
Networks”,
Printemps 2001
sesuai kebutuhan dengan daerah sama
DWDM
ON,
jaringan tanpa perlu susah payah
yang
for
Laurier
to
DWDM
Networks
–
for SISCO
berbeda. PENULIS : 1. Ir. Yamato, MT., Staf Pengajar Program
4. Daftar Pustaka
Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik – 1 ] . [1]
P.E.
Green,
Networking
“Optical
Jr.,
IEEE
2. Evyta Wismiana, ST., MT. Staf Pengajar
Areas in
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
Update”,
Journal on Selected
Universitas Pakuan, Bogor.
Communications, Vol.14, No. 5, June
Teknik – Universitas Pakuan, Bogor.
1996, pp. 764 - 778. 2]. J.D.
Angelopoulos,
“TDMA Cells
et
Multiplexing in
SuperPON”,
of
al, ATM
a Residential Access IEEE
Journal
Selected
Areas
Communications,
Vol.16,
on in
No.
7,
Sep. 1998, pp. 1123 - 1133.
Jurnal Teknologi Volume I, Periode Juli-Desember 2013
76