MAJALAH ILMIAH
ISSN 0854
0128
Gusnawaty HS, Muhammad Taufik, Sarawa M, Asmar Hasan dan Asdar : KAJIAN POTENSI AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KUTIL (Synchytrium pogostemonis) PADA TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) Gusti Ayu Kade Sutariati, Sitti. Leomo dan Tresjia C. Rakian : KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI UKURAN UMBI DAN TEKNOLOGI LEISA Bahari : ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH PADA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN BOMBANA DAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Aminuddin Mane Kandari, Syamsu Alam dan Hasan: OPTIMASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK PENGEMBANGAN PADI SAWAH MENGGUNAKAN METODE SPASIAL Suryanti, Bambang Hadisutrisno, Mulyadi, dan Jaka Widada : PERANAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA La Ode Safuan dan Hasbulah Syaf : PENGARUH STATUS HARA N, P DAN K TANAH SUB SOIL PADA LERENG YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) Azhar Ansi : PENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK DAN NITROGEN (N) TERHADAP LAJU ASIMILASI BERSIH DAN PRODUKSI JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM SISTEM TUMPANGSARI Taane La Ola, Hartina Batoa dan Muh. Sahwa : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN ASIN DI PASAR SENTRAL LAINO RAHA KABUPATEN MUNA Putu Arimbawa, Muhammad Aswar Limi, dan Rosmawaty : PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN KERING DAN PEMANFAATAN WAKTU LUANG DI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN Muhammad Aswar Limi: PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR
VOLUME 24 NOMOR 01 JANUARI 2014
TERBIT TIGA KALI SETAHUN
26
ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH PADA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN BOMBANA DAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Oleh: Bahari
1)
ABSTRACT The research aimed to analize predict farmer’s productivity and to identify factors affecting productivity rice farm in Bombana district and South Konawe district, after to analize factors affecting rice production. To achieve that objectives, frontier cost function using OLS and MLE estimation method with Cobb-Douglas functional assupmtion was used. One hundred and twenty-seven were selected by simple random method. The results showed that variables of rice field and amount of seed had significant affect torice production. The farmer achieved productivity between 46 to 94 percent withan average of 82 percent. Variation of achieved productivity can be increased by formal education level and farming experience of farmers. Important policy implication was an opportunity to increase productivity of farmers, so rice production could increased without increasing farm input. To increase farmers productivity must been followed by the government involving and others related institutions with distribution of improved seed and several special programs to upgrade farmers education. Kata kunci: rice, stochastic frontier, productivity, technical efficiency.
PENDAHULUAN Salah satu tolok ukur keberhasilan suatu usahatani yang sering menjadi indikator yaitu tingkat pendapatan. Biasanya untuk mencapai pendapatan besar selalu didasarkan penambahan input dengan tujuan agar produksi pertanian meningkat sehingga pendapatan akan meningkat pula. Peningkatan pendapatan usahatani tidak hanya tergantung pada peningkatan produksi usahatani tersebut, namun juga keberhasilan usahatani mencapai produksi yang maksimal pada tingkat input tertentu. Pencapaian tersebut terjadi bila usahatani berada pada kondisi efisiensi penuh (fully efficient). Pencapaian kondisi efisiensi penuh sangat penting dilakukan sebab petani sering tidak menyadari belum mencapai kondisi efisiensi penuh sebagaimana yang seharusnya. Ketidakmampuan petani untuk mencapai tingkat kondisi efisiensi penuh merupakan suatu pendapatan yang hilang akibat adanya selisih antara produksi aktual yang dihasilkan dengan produksi pada tingkat efisiensi penuh (fully efficient). Peningkatan capaian tingkat 1
efrisiensi petani selain meningkatkan pendapatan, juga sangat berperan untuk menjaga daya saing hasil pertanian dipasaran. Salah satu cara mengukur tingkat efisiensi yang diperoleh petani dalam berusahatani adalah dengan konsep efisiensi. Konsep efisiensi ini terdiri dari efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Salah satu syarat suatu usahatani dikatakan efisien apabila efisiensi teknis telah tercapai. Upaya mencapai usahatani yang efisien sulit diwujudkan, namun pemikiran mengenai maksimasi keuntungan yang terbatas sangat berarti untuk menunjukkan bahwa petani gurem pada dasarnya juga melakukan usahatani dengan menggunakan perhitungan ekonomi. Dalam prakteknya petani kecil dalam mencapai efisiensi dan produktivitas yang diharapkan menghadapi berbagai permasalahan, baik aspek teknis (teknologi), aspek ekonomi (permodalan dan akses pasar), sosial kelembagaan (lemahnya konsolidasi kelembagaan kelompok tani), serta aspek kebijakan pemerintah yang belum kondusif untuk pengembangan usahatani. Berbagai tingkat teknologi yang telah
) Staf Pengajar Pada Jurusan Agribisnis Universitas Halu Oleo, Kendari AGRIPLUS, Volume 24Fakultas NomorPertanian : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
26
27
diterapkan di kedua daerah ini ternyata produktivitas yang diperoleh masih sangat rendah dibanding dengan daerah lain sebagai sentra produksi padi sawah (BPS, 2013). Berdasarkan paparan hal tersebut maka dengan menggunakan konsep efisiensi maka penelitian ini secara khusus bertujuan untuk (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi sawah, (2) menduga tingkat produktivitas yang saat ini telah diraih oleh petani padi sawah, serta (3) mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas tersebut. METODE PENELITIAN Kerangka Analisis Elaborasi pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur in-efisiensi usahatani padi sawah menjadi penting karena efisiensi tidak saja menyangkut rasionalitas petani, tetapi lebih ditekankan pada keragaan sistem (petani dan sistem penunjang usahatani). Secara terus-menerus telah terjadi pengembangan metodologi pengukuran efisiensi ekonomis yang dapat memberikan estimasi empiris tingkat inefisiensi yang lebih akurat, Ogundari, et al., 2007; Wang et. al. 2011; Azizi and Moghaddasi, 2012; dan Gallego et al., 2012) Prosedur dua langkah telah digunakan untuk meneliti sumber technical efficiency dalam berbagai studi Kebede, 2001 dalam Bahari, dkk. 2012) yang memilih half normal distribution sebagai model analisis untuk penentuan efisiensi dan mengemukakan bahwa penggunaan prosedur satu langkah (truncanted normal distribution) menghasilkan hasil analisis yang ekstrim. Jika dibandingkan dengan penggunaan prosedur dua langkah (half normal distribution) yang menghasilkan hasil analisis yang lebih moderat (Mahadevan, 2009). Dengan begitu, pada penelitian ini menggunakan model half normal distribution.
Sumber Data Populasi dalam penelitian terdiri dari seluruh petani padi sawah yang pada daerah penelitian. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Konawe Selatan Kecamatan Mowila yang diwakili oleh Desa Wuura dan Kabupaten Bombana Kecamatan Poleang Timur yang diwakili oleh Desa Teppoe. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dengan pertimbangan bahwa kedua daerah tersebut merupakan sentra produksi padi sawah. Jenis data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kerat silang (cross section) pada satu periode produksi. Diperoleh ukuran sampel sebanyak 55 petani pada Kabupaten Konawe Selatan dan 72 petani pada Kabupaten Bombana. Teknik pengambilan sampel petani padi sawah dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling). Untuk menentukan tingkat efisiensi teknis masingmasing petani maka pengukuran tingkat efisiensi teknis berdasarkan (Coelli, 2005; Rifiana, 2010), dimana Efisiensi Teknis (Technical Efficiency = TE) yang dicapai usahatani ke-i dihitung dengan menggunakan rasio antara tingkat output petani ke-i hasil pengamatan (yi) dan output yang potensial dihasilkan (yi*), pada tingkat penggunaan input xi tertentu. Maka persamaannya sebagai berikut :
sehingga 0 ≤ TEi ≤ 1
Oleh karena variabel dinyatakan dalam logaritma natural, maka ukuran rasio diatas sama dengan nilai exponen (-ui). Dimana TEi adalah efisiensi teknis petani kei, adalah nilai harapan (mean) dari ui dengan syarat εi, jadi 0 ≤ TE i ≤ 1. Ukuran diatas tersebut bernilai antara nol sampai Oleh karena variabel dinyatakan dalam logaritma natural, maka ukuran rasio diatas sama dengan nilai exponen (-ui). Dimana TEi adalah efisiensi teknis petani ke-
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
28
i, adalah nilai harapan (mean) dari ui dengan syarat εi, jadi 0 ≤ TE i ≤ 1. Ukuran diatas tersebut bernilai antara nol sampai satu. Nilai ukuran ini mengindikasikan besarnya output dari usahatani ke-i dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh usahatani efisien (fully efficient firm), atau rasio output hasil observasi dengan frontier. Kemudian untuk menghitung efisiensi teknis digunakan metode penaksiran Maximum Likelihood Estimator (MLE) dengan penetuan tingkat efisiensi teknis dengan opsi Error Components Model dengan menggunakan perangkat lunak FRONTIER versi 4.1. Persamaan efisiensi teknis yang telah dilakukan sebelumnya oleh Kebede (2001), Saptana, dkk (2010), dan Bahari, dkk (2012) sebagai berikut : lnY = βo + β1ln(X1) + β2ln(X2) + β3ln(X3) + β4ln(X4) + β5ln(X5) + β6ln(X6) + (vi - ui) Keterangan : Y = Jumlah produksi padi (kg) X1 = Luas lahan yang digunakan pada periode penelitian (Ha) X2 = Jumlah benih dalam satu periode (kg) X3 = Jumlah tenaga kerja dalam satu periode (kg) X4 = Jumlah pupuk urea dalam satu periode (kg) X5 = Jumlah pupuk KCL dalam satu periode (kg) X6 = Jumlah pestisida dalam satu periode (L) βo = Konstanta βi = Parameter peubah input tidak tetap yang diduga vi = variabel acak yang merupakan simpangan atau deviasi (galat) akibat kekeliruan pengukuran dan atau faktor-faktor lain. ui = variabel acak non negatif, variabel ini berhubungan dengan koefisien inefisiensi teknis pada masing-masing unit pengamatan
Y* adalah hasil produksi pada kondisi ideal dimana dicapai efisiensi (full efficient), sedangkan Y adalah biaya aktual berdasarkan hasil pengamatan, imbangan kedua ukuran ini akan menentukan koefisien inefisiensi. Jika Yi* = Yi maka tidak ada efek inefisiensi (ui=0) pada unit pengamatan, atau dengan kata lain dicapai produksi relatif tertinggi
(full efficient) dan mempunyai indeks TEi =1, jika Yi*
0), dan indeks TEi>1. Nilai koefisien inefisiensi berkisar antara 0 hingga 1 (Coelli et al., 2005). Adapun untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap capaian tingkat efisiensi teknis bagi usahatani padi sawah dilakukan dengan mengestimasi pengaruh beberapa faktor sosial ekonomi tertentu terhadap nilai efisiensi teknis tiap-tiap petani. Adapun estimasi faktor yang diduga berpengaruh terhadap efisiensi teknis dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square dengan formulasi persamaan dalam penelitian sebagai berikut: TEi = δ0 + δ1Z1 + δ2Z2 + δ3Z3 + δ4Z4 + δ5Z5 + δ6Z6 +ε TEi = Tingkat efisiensi teknis Z1 Z2 Z3 Z4 δo δi ε
= = = = = =
Umur (tahun) Jumlah anggota keluarga (jiwa) Tingkat pendidikan (tahun) Pengalaman berusahatani (tahun) Konstanta Parameter peubah input tidak tetap yang diduga = Unsur sisa
Untuk menguji suatu model regresi yang ditaksir dengan menggunakan metode estimasi Maximum Likelihood memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan mengenai parameter model regresi yang ditaksir maka digunakan pengujian Likelihood Ratio Test (LR test). LR test dihitung dengan menggunakan rumus berikut : LR = -2 (L0 – L1) ~ Keterangan :
L0 = nilai log likelihood function dalam model regresi tanpa pembatasan L1 = nilai log likelihood function dalam model regresi dengan pembatasan m = jumlah pembatasan
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
29
Dalam pengujian kita membandingkan nilai yang diperoleh dari rumus tersebut terhadap nilai kritis pada taraf kepercayaan tertentu. Apabila nilai lebih besar dari pada nilai yang diperoleh dari tabel critical value maka nilai seluruh parameter sama dengan nol (H0 : β1 = β2 = ... βi = 0 ) dapat ditolak. Pengujian LR test terhadap model yaitu jika H1 diterima apabila LR test > pada taraf kepercayaan tertentu berarti variabel bebas secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. H0 diterima apabila LR test < pada taraf kepercayaan tertentu maka maka berarti variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Kurniawan, 2012; Gallego et. al., 2012).
H0 : β1 = β2 = ... βi = 0 H1 : β1 ≠ β2 ≠ ... βi ≠ 0
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Statistik Usahatani Statistik deskripsi untuk semua peubah yang digunakan dalam pendugaan fungsi biaya frontier stokastik disajikan pada Tabel 1A. Tabel ini menunjukkan rentang jumlah produksi yang cukup besar dengan rata-rata sebesar 5817.569 Kg dengan variasi 2684.893 yang menunjukkan bahwa jumlah produksi cukup variatif. Selain itu, terlihat variasi luas lahan yang cukup besar yakni pada rentang antara 1 Ha – 4 Ha, mengisyaratkan bahwa skala usaha juga bervariasi.
Tabel 1A. Deskripsi statistik usahatani padi sawah di Bombana, 2013 Peubah N Rerata Jumlah Produksi (Kg) 72 5817.569 Luas Lahan (Ha) 72 2.014 Benih (Kg) 72 35.528 Ten.Kerja (HKP) 72 54.831 Urea (Kg) 72 228.403 Kcl (Kg) 72 90.972 Petisida (L) 72 5.472 (Sumber : Hasil Penelitian, 2013)
St. Deviasi 2684.893 0.736 7.584 13.171 142.416 38.836 1.616
Minimum 2000.00 1.00 25.00 35.14 100.00 50.00 3.00
Maksimum 16500 4 55 82 800 350 10
Tabel 1B. Deskripsi statistik usahatani padi sawah di Konsel, 2013 Peubah N Rerata Jumlah Produksi (Kg) 55 3605.455 Luas Lahan (Ha) 55 1.345 Benih (Kg) 55 36.818 Ten.Kerja (HKP) 55 51.353 Urea (Kg) 55 127 KCl (Kg) 55 63.273 Petisida (L) 55 11.009 (Sumber : Hasil Penelitian, 2013)
St. Deviasi 2189.678 0.700 8.890 13.324 79.207 42.852 39.786
Minimum 750.00 0.50 10.00 25.14 40.00 20.00 1.50
Maksimum 11000 4 60 82 490 300 275
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
30
Variasi skala usaha tersebut akan memberikan variasi pada tingkat penggunaan input (urea, KCl dan pestisida) yang turut menentukan tingkat hasil produksi padi sawah. Sedangkan pada usahatani padi sawah di Konsel menunjukkan rerata jumlah produksi yang lebih rendah yakni 3605.455 Kg, dengan variasi yang lebih rendah pula yakni 2189.678 Kg. Namun pada rerata luas lahan yang lebih rendah daripada Kabupaten Bombana yaitu 1.345 Ha. Hasil dugaan model fungsi produksi frontier stokastik disajikan dalam Tabel 2. Dari Tabel ini, peubah luas lahan dan benih menunjukkan pengaruh yang nyata, hal ini menunjukkan bahwa pada usahatani padi sawah baik di Kabupaten Bombana maupun Kabupaten Konsel luas lahan dan penggunaan jumlah benih merupakan faktor paling dominan. Namun terdapat tanda hubungan yang berbeda dengan kriteria ekonomi yakni peubah benih, tenaga kerja dan pupuk KCl. Salah satu penyebab terdapat tanda hubungan yang berbeda dengan kriteria ekonomi pada peubah benih karena sebagian petani menggunakan benih mutu rendah sehingga produksi yang didapatkan tidak sebanyak produksi yang dihasilkan oleh petani yang menggunakan benih berkualitas. Kemudian peubah tenaga kerja yang mempunyai tanda yang berlawanan dengan kriteria ekonomi disebabkan karena adanya penggunaan tenaga kerja dengan sistem gotong royong dalam kegiatan pengolahan tanah, penanaman serta panen, yang efektif jika petani berlahan besar namun akan kurang kurang efektif pada petani berlahan yang lebih sempit. Adapun peubah pupuk KCl yang mempunyai tanda yang berlawanan dengan kriteria ekonomi disebabkan karena petani tidak mengikuti kaidah pemupukan yang dianjurkan ataupun karena kesuburan lahan pertanian yang sudah menurun sehingga besaran penambahan hasil produksi
lebih kecil daripada besaran penambahan pupuk. Hasil Estimasi Fungsi Produksi Frontier Pengujian terhadap persamaan fungsi biaya yang menggunakan metode Maximum Likelihood Estimator untuk memenuhi persyaratan dapat diketahui dengan menggunakan pengujian LR test. Hasil pengujian LR test pada Tabel 2. menunjukkan nilai 3,1463, sedangkan nilai kritis yang diperoleh dari tabel critical value dengan jumlah pembatasan = 1 pada taraf kepercayaan 95 persen yaitu sebesar 2,706. Dengan membandingkan nilai LR test (3,1463) dan nilai kritis (2,706), maka dapat diketahui bahwa LR test> pada taraf kepercayaan 95 persen berarti variabel bebas secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dengan begitu keputusan terhadap pengujian adalah menolak H0 dan menerima H1 (H1 : β1 ≠ β 2 ≠ ... βi ≠ 0) yang berarti bahwa model fungsi biaya frontier stokastik sudah baik.Selain itu, nilai γ (gamma) yakni sebesar 0,7075 yang signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen menunjukkan bahwa terdapat pengaruh efisiensi teknis antara petani satu dengan lainnya yang turut memberikan perbedaan capaian hasil produksi padi sawah pada daerah penelitian. Pada Tabel 3. dibawah menunjukkan ringkasan sebaran tingkat efisiensi teknis yang diduga dari fungsi produksi frontier stokastik. Sebaran Efisiensi Teknis Usahatani Tabel 3 menunjukkan ringkasan tingkat efisiensi teknis yang diduga dari fungsi produksi frontier stokastik. Tingkat efisiensi teknis dari usahatani padi sawah didaerah penelitian belumlah tergolong tinggi, yakni berada pada rentang dari yang terendah sebesar 0,458 (45,8 persen) dan tertinggi sebesar 0,939 (93,9 persen). Secara keseluruhan performansi pencapaian tingkat efisiensi teknis yang diraih oleh petani di
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
31
daerah penelitian digambarkan dengan nilai rata-rata tingkat efisiensi teknis yakni sebesar 0,816 (81,6 persen). Tingkat efisiensi teknis sebesar 0,816 (81,6 persen) menggambarkan bahwa secara rata-rata petani hanya dapat mencapai produktivitasnya hingga 81,6 persen dari faktor-faktor produksi yang telah dikorbankannya. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan rata-rata tingkat keberhasilan usahatani padi sawah untuk mencapai produksi yang maksimal hanya dalam kisaran 81,6 persen dari frontier-nya yakni tingkat produksi yang paling maksimal yang seharusnya dapat dicapai dengan cara mentranformasikan berbagai sumberdaya yang dimilikinya pada kondisi pengusahaan padi sawah yang terbaik (the best practiced). Tingkat efisiensi teknis dapat diartikan sebagai tingkat prestasi petani dalam keterampilan dan dalam mengkonversi berbagai input yang digunakan menjadi hasil produksi yang maksimal. Penguasaan
informasi, penguasaan teknik budidaya dan teknologi terbaru yang efektif, serta pengambilan keputusan dalam mengelola berbagai input dapat disimpulkan berada dalam level memuaskan. Selain itu, efisiensi teknis juga dapat diartikan sebagai peluang meningkatkan produksi dan produktivitas, dimana jika produktivitas yang semakin tinggi akan menyebabkan senjang peningkatan produktivitas. Pada kondisi demikian, peningkatan produktivitas hanya dapat dilakukan dengan penggunaan inovasi teknologi yang lebih maju, yang dimana hal tersebut diharapkan muncul dari berbagai penelitian. Adapun peningkatan produksi karena mengingat hanya peubah luas lahan yang mampu memberikan respon positif signifikan terhadap hasil produksi maka peningkatan hasil produksi padi sawah hanya dapat dilakukan dengan peningkatan skala usaha yang dalam hal ini ditandai dengan peningkatan luas lahan usahatani padi sawah.
Tabel 2. Hasil dugaan untuk parameter fungsi produksi frontier stokastik usahatani padi sawah di daerah penelitian, 2013 Variabel
OLS
MLE
18.0230 14.1401 -2.4452 -0.4775
Koefisien (Std.Error) 9.1491 1.1617 -0.2787 -0.0527
0.2319
-0.0022
-0.0318
Pupuk KCl (kg) -0.0124 -0.1378 Petisida (L) 0.0423 0.8895 σ2 γ LR test Sumber : Data terolah (2013) dengan FRONTIER 4.1. Keterangan : *** berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99 persen ** berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95 persen * berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90 persen tn berpengaruh tidak nyata
0.0092 0.0390 0.1040 0.7075 3,1463
0.1061 0.7727 4.0057 4.4454
Jumlah Produksi(Kg) Luas Lahan(Ha) Benih (kg) Tenaga kerja (HKP) Pupuk Urea (kg)
Koefisien (Std.Error) 8.8477 1.1500 -0.2647 -0.0449 0.0170
t-ratio
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
t-ratio 20.1306 14.4936 -2.7581 -0.5857
32 Tabel 3. Tabulasi Sebaran Tingkat Efisiensi Teknis Pada Usahatani Padi Sawah , 2013 Tingkat Efisiensi Teknis
Daerah Bombana
Konsel
Jumlah Total
0,400 – 0,499 1 0,500 – 0,599 2 1 0,600 – 0,699 1 3 0,700 – 0,799 28 12 0,800 - 0,899 26 31 0,900 - 0,999 15 7 Jumlah 72 55 Maksimum 0.939 0.925 Minimum 0.532 0.458 Rerata 0.815 0.811 Sumber : Data terolah (2013) dengan FRONTIER 4.1.
Dari analisis diperoleh bahwa lebih dari 62.2 persen petani padi sawah didaerah penelitian sudah beroperasi pada tingkat efisiensi yang lebih dari 80 persen. Adapun sisanya yakni sebesar 37,8 persen yang hanya berproduktivitas dibawah 80 persen hingga 45 persen. Selain itu, berdasarkan pembedaan daerah dapat diketahui bahwa antara Kabupaten Bombana dan Kabupaten Konawe Selatan menunjukkan rerata tingkat efisiensi teknis yang tidak jauh berbeda. Meskipun belum ada pembandingnya tingkat efisiensi teknis yang diraih oleh petani di sekitar daerah penelitian dalam usahatani padi sawah, namun jika dibandingkan dengan beberapa hasil penelitian lainnya didaerah lain dapat diketahui bahwa tingkat efisiensi teknis usahatani padi sawah di daerah penelitian ini secara rerata lebih rendah dari pada tingkat efisiensi usahatani padi sawah di beberapa daerah lain berikut yaitu di Kalimantan Barat yakni rerata tingkat efisiensi teknis 85 persen pada rentang 64 persen - 99 persen (Kilmanun, 2012), Kalimatan Selatan yakni dengan rerata tingkat efisiensi teknis 92 persen pada rentang 70,8 persen - 99,9 persen (Kurniawan, 2012), Provinsi Banten yakni
Total Persentase (%)
1 3 4 40 57 22 86 0.939 0.458 0.816
0.79 2.36 3.15 31.50 44.88 17.32 100,00
dengan rerata tingkat efisiensi teknis 87% pada rentang 70,3 persen - 99 persen (Haryani, 2009); Kalimantan Timur yakni dengan rerata tingkat efisiensi teknis 94,7 persen pada rentang 79,1 persen - 99 persen (Mariyah, 2008). Faktor-Faktor Efisiensi Teknis
Yang
Mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis pada usahatani padi sawah pada daerah penelitian disajikan pada Tabel 4. Faktor umur dimasukkan untuk mengetahui pengaruh umur produktivitas seorang petani terhadap efisiensi teknis yang diramalkan bahwa petani yang berada pada umur produktivitas akan menghasilkan kinerja yang baik dalam mengelola usahataninya. Namun demikian, hasil analisis menunjukkan bahwa umur petani tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis meskipun tanda hubungan bernilai positif yang menunjukkan bahwa sebagian besar petani yang berumur lebih tua mempunyai pengelolaan usahatani yang lebih baik.
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
33
Tabel 4. Hasil dugaan untuk faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi teknis usahatani padi sawah, 2013 Peubah
Koefisien
(Std.Error)
t-ratio
Konstanta Umur Jumlah anggota keluarga Pendidikan Pengalaman berusahatani
0.668 *** 0.00001604tn -0.00305tn 0.00598** 0.00694***
0.043 0.00073 0.00236 0.00288 0.00113
15.361 0.022 -1.294 2.079 6.121
Sumber : Data terolah (2013) dengan SPSS 16.0. Keterangan : *** berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99 persen ** berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95 persen * berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90 persen tn berpengaruh tidak nyata Temuan penelitian lain yang didapatkan yaitu peubah jumlah anggota keluarga petani menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap tingkat efisiensi teknis. Temuan ini mengindikasikan bahwa jumlah tanggungan keluarga yang merupakan salah satu sumber daya manusia yang dimiliki petani tidak dimanfaatkan yakni tidak dilibatkan ataupun tidak dioptimalkan dalam kegiatan usahatani, sehingga tidak memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan efisiensi teknis petani. Temuan penelitian selanjutnya yaitu tingkat pendidikan yang berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap tingkat efisiensi teknis usahatani padi sawah. Tingkat pendidikan merupakan mutu seorang petani yang memudahkan petani menyerap informasi, mengadopsi inovasi serta penyesuaian terhadap perubahan yang timbul, sehingga tingkat pendidikan yang dimiliki oleh petani akan menentukan kemampuan mereka untuk menerapkan teknologi yang ada untuk berproduksi secara efisien. Selain itu, temuan ini sejalan dengan temuan Temuan penelitian terakhir yaitu pengalaman berusahatani yang
berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif dengan tingkat efisiensi teknis usahatani padi sawah, sehingga semakin lama pengalaman berusahatani maka meningkatakan produktivitas. Dengan semakin lamanya seseorang berusahatani maka terdapat usaha penyempurnaan teknis dari peternak untuk menjadi semakin baik dalam berusahatani (best practiced). Penyempunaan teknis tersebut bertujuan untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan yang sangat penting di setiap periode usahataninya sebagai salah satu upaya untuk mencapai pendapatan yang maksimal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini telah menduga model fungsi produksi frontier stokastik yang sekaligus menduga tingkat efisiensi teknis usahatani padi Kabupaten Bombana dan Konsel. Hasil dugaan fungsi produksi berdasarkan metode estimasi Ordinary Least Square dan Maximum Likelihood Estimators menunjukkan hanya peubah luas lahan, urea dan pestisida mempunyai tanda yang sesuai dengan harapan sedangkan peubah lainya yakni benih, tenaga kerja dan KCl
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
34
menunjukkan tanda tidak sesuai dengan harapan. Namun, peubah benih menunjukkan pengaruh yang nyata yang disebabkan oleh penggunaan benih bermutu rendah. Tingkat efisiensi teknis keseluruhan yang dicapai petani padi sawah didaerah penelitian berada pada rentang antara 46 persen hingga 94 persen. Berdasarkan perbandingan produktivitas dengan daerah lain maka secara umum produktivitas petani di daerah penelitian masih rendah. Hasil analisis faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis menunjukkan bahwa peubah umur, tingkat pendidikan dan pengalaman berusahatani menunjukkan pengaruh positif terhadap peningkatan efisiensi teknis, namun hanya peubah tingkat pendidikan dan pengalaman berusahatani berpengaruh nyata. Adapun peubah jumlah tanggungan keluarga menunjukkan pengaruh yang negatif dan tidak nyata terhadap peningkatan produktivitas. Saran Peluang untuk meningkatkan produktivitas masih besar karena senjang antara produktivitas rata-rata yang diraih oleh petani dengan produktivitas maksimum yang seharusnya dapat dicapai dengan transformasi dari kombinasi input yang terbaik (the best practiced farm) itu masih lebar. Disarankan, peningkatan jumlah produksi untuk meningkatkan pendapatan petani sebenarnya masih dapat dilakukan tanpa peningkatan input-input pertanian sebab produksi hasil pertanian di Bombana dan Konsel dapat ditingkatkan hanya dengan melalui peningkatan efisiensi teknis. Perlu penelitian lanjutan bahwa peningkatan produksi melalui peningkatan input terkendala untuk dilaksanakan sebab peningkatan lahan sangat banyak membutuhkan biaya yang merupakan investasi besar untuk petani.
DAFTAR PUSTAKA Azizi, K and R. Moghaddasi. 2012. Potato Production Efficiency: Evidence fromFiroozkuh, Iran. Middle-East Journal of Scientific Research 11(10): 1439-1442. Bahari, M.A. Dirgantoro; D. Ismunandar B. 2012. Deterninan Produktivitas Pengusaha Rumput Laut pada Keterbatasan Saluran Pemasaran di Sentra Produksi. EKUITAS: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 16(4): 487-506. Coelli, T., D.S.P. Rao, C.J. O’Donnell and G.E. Battese. 2005. An Introduction To Efficiency and Productivity Analysis, 2nd ed. Springer Science Bussiness Media Inc. New York USA. Gallego, J.C.G., J.G.Garcia, and M.C.P. Carceles. 2012. Appropriate Distribution of Cost Inefficiency Estimates as Predictor of Financial Instability. Estudi Os De Economí A.Ap Licada 30 (3): 112. Haryani, D. 2009. Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah Pada Program Pengelolaan Tanaman Dan Sumberdaya Terpadu Di Kabupaten Serang Provinsi Banten. Tesis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kilmanun, J. C. 2012. Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Tesis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kurniawan, A.Y. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Teknis pada Usahatani Padi Lahan Pasang Surut di Kecamatan Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan. Jurnal Agribisnis Perdesaan 02 (01) : 35-52. Mahadevan, R. 2009. A Frontier Approach to Measuring Total Factor Productivity Growth in Singapore Service’s Sector. Journal of Economic Studies, 29(1): 4858. Mariyah. 2008. Pengaruh Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat Terhadap Pendapatan Dan Efisiensi Usahatani Padi Sawah Di Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. Tesis. Fakultas
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128
35 Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ogundari K. 2007. Technical, Allocative and Economic Efficiency of Upland Rice armers in Nigeria:A Stochastic Frontier Approach. TheEmpirical Economics Letters 6 (6): 537-543. Rifiana, E., Rahmawati, dan K. Wilda. 2010. Efisiensi Teknis Dan Ekonomis Usahaani Padi Sawah Lahan Pasang Surut Di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Agroscientiae 17 (3): 128-133.
Saptana, A. Daryanto, H.K. Daryanto, dan Kuntjoro. 2010. Analisis Efisiensi Teknis Produksi Usahatani Cabai Merah Besar Dan Perilaku Petani Dalam Menghadapi Risiko. Jurnal Agro Ekonomi 28 (2): 153 – 188. Wang, W.S., C. Amsler and P. Schmidt. 2011. Goodness Of Fit Test In Stochastic Frontier Models”. Journal of Productivity Analysis 35(2): 95-118.
AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128