PENATAAN SISTEM ADMINISTRASI PENGARSIPAN DI STT NURUL JADID SEBAGAI PROGRAM PERCONTOHAN MENEJEMEN ADMINISTRASI PENGARSIPAN BERBASIS TIK DI PONDOK PESANTREN
M. Noer Fadli Hidayat Teknik Informatika STT Nurul Jadid Probolinggo
[email protected]
ABSTRAK Dasar pemikiran dalam melakukan penelitian ini adalah melakukan perubahan sistem administrasi di kelembagaan STT Nurul Jadid serta sebagai pendorong bagi organisasi yang ada di pesantren, untuk melakukan perbaikan sistem organisasi, khususnya dalam bidang administrasi dan tata kelola arsip dan surat menyurat karena arsip merupakan bahan bukti resmi dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan. Seringnya orang terjerat kasus hukum hanya karena tidak memiliki bukti tertulis / resmi memberikan pelajaran kepada kita untuk tidak mengabaikan tata kelola arsip yang baik. Tindakan untuk meningkatkan produktifitas didalam pelaksanaan kerja administratif, diawali dengan kemampuan mengatur arsip tempat kerja sebagai dasar pengendalian kualitas kerja. Untuk itu diperlukannya penataan administrasi yang baik. Untuk membantu kelancaran kegiatan kelembagaan disuatu perguruan tinggi Islam. Selain itu, untuk mendidik sumber daya manusia yang dipercayai melaksanakan tugas keadministrasian ditubuh organisasi serta perguruan tinggi Islam di pesantren salah satunya STT Nurul Jadid. Salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah ini dengan pemanfaatan teknologi berupa pemanfaatan sebuah Program Aplikasi Kearsipan yang nantinya dapat mempermudah kerja organisasi . Penelitian ini bertujuan memanfaatkan kecanggihan TIK dengan membangun sebuah Program Aplikasi Kearsipan di STT Nurul Jadid sebagai percontohan menejemen administrasi di pondok pesantren. Kata kunci: Program Aplikasi Kearsipan; Pesantren
33
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arsip merupakan bahan bukti resmi dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan. Seringnya orang terjerat kasus hukum hanya karena tidak memiliki bukti tertulis / resmi memberikan pelajaran kepada kita untuk tidak mengabaikan tata kelola arsip yang baik. Tindakan untuk meningkatkan produktifitas di dalam pelaksanaan kerja administratif, di awali dengan kemampuan mengatur arsip tempat kerja sebagai dasar pengendalian kualitas kerja. Filosofi administrasi pengarsipan ditekankan lebih kepada tempat kerja yang terorganisasi dengan baik dan apik secara benar serta penyimpanan sistematis semua dokumen sehingga dapat mencari dengan mudah dalam waktu yang singkat. Lembaga perguruan tinggi Islam yang ada dikawasan pesantren, Kebiasaan menyerderhanakan catatan serta surat-surat kelembagaan penting cenderung disepelekan. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian tentang pentingnya pengarsipan dalam tubuh organisasi. Untuk itu diperlukannya penataan administrasi yang baik. Untuk membantu kelancaran kegiatan kelembagaan di suatu perguruan tinggi Islam. Selain itu, untuk mendidik sumber daya manusia yang dipercayai melaksanakan tugas keadministrasian di tubuh organisasi serta perguruan tinggi Islam di pesantren. Setelah ditentukan persoalan dan bagaimana penyelesaiannya, pengelolaan administrasi pengarsipan khususnya di tubuh organisasi pesantren, seperti penguruan tinggi dan lembaga pendidikan yang ada didalamnya, perlu disadari tentang pentingnya pemanfaatan teknologi, baik dalam lingkup informasi dan komunikasi. Kondisi mengenai pemanfaatan teknologi ini nantinya dapat mempermudah kerja organisasi. Karena sebagaimana exiting pesantren, mereka cenderung menggunakan cara-cara konvensional dalam tata kelola administrasi organisasi. Selain itu, penyebab daya paham terhadap teknologi saat ini, juga menghambat kretifitas dan daya optimal dalam kerja keadministrasian organisasi pesantren. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Penerapan sistem administrasi pengarsipan di STT Nurul Jadid sebagai program percontohan menejemen administrasi pengarsipan berbasis TIK di pondok pesantren. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem administrasi kearsipan diantaranya meliputi data kearsipan, lembar disposisi, kode penempatan, arsip softcopy dan laporan. 2. Perangkat lunak database yang digunakan dalam sistem ini adalah database MySQL 3. Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun aplikasi adalah bahasa pemrograman Borland Delphi 6.0 34
34
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun Sistem Informasi Kearsipan Sebagai pedoman untuk penataan administrasi pengarsipan di STT Nurul Jadid dan sebagai pendorong kesadaran tertib administrasi pengarsipan di pondok pesantren khususnya di Nurul Jadid. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini adalah : 1. Sistem Informasi Kearsipan secara dapat menjadi alternatif penataan administrasi pengarsipan di STT Nurul Jadid dan sebagai pendorong kesadaran tertib administrasi pengarsipan di pondok pesantren khususnya di Nurul Jadid. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam penataan administrasi pengarsipan. 3. Manfaat penelitian ini secara aplikatif bahwa Sistem Informasi Kearsipan dapat digunakan oleh STT Nurul Jadid dalam melakukan penataan administrasi pengarsipan sehingga dapat mendorong kesadaran tertib administrasi pengarsipan di pondok pesantren khususnya di Nurul Jadid. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh Agus Sugiarto (Agus Sugiarto, 2013) mengkaji dan mengidentifikasi proses transaksi dokumen dan analisis kebutuhan user untuk mengembangkan sistem kearsipan elektronik berbasis client-server pada kantor Yayasan Perguruan Tinggi Satya Wacana. Sistem tersebut dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan manajemen akan pengelolaan kearsipan yang baik, sehingga menjadi sumber informasi yang lengkap dan terintegrasi saat dibutuhkan untuk pengambilan keputusankeputusan penting bagi organisasi. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan analisis dan perancangan sistem yang akan dikembangkan sesuai kebutuhan, dan mengembangkan perangkat lunak sistem kearsipan elektronik. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa dengan menggunakan sistem multiuser memungkinkan para staf kantor dapat melakukan transaksi dokumen (penyimpanan dan pencarian) secara bersamaan dari berbagai komputer. Nining Abriani (Nining Abriani, 2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa informasi telah menjadi kebutuhan mutlak.Informasi menjadi bagian yang sangat penting dalam fungsi manajemen didalam menghadapi pernbahan situasi dan kondisi yang berkembang dengan cepat. Perkembangan informasi inilah menyebabkan manajemen arsip sangatlah penting dalam suatu organsiasi. Arsip memiliki fungsi serta kegunaan yang signifikan didalam menunjang kegiatan dalam organisasi dan pelaksanaan fungsi -fungsi manajemen.Karena signifikansi informasinya, arsip harus 35
dikelola di dalam suatu sistem yang disebut dengan manajemen arsip. Manajemen arsip merupakan pengelolaan terhadap keseluruhan daur hidup arsip. Sistem Kearsipan merupakan hal penting dalam rangkaian subsistem dalam manajemen kearsipan organisasi yang bekerja sama untuk mencapai tujuan agar arsip tertata dalam unit-unit informasi siap pakai untuk kepentingan operasional suatu organisasi. H.M. Nawawi Dg. Sibali (Sibali, 2010) melakukan penelitian dengan judul Penerapan Sistem Kearsipan pada Kantor Arsip Daerah Kabupaten Kutai Barat, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem kearsipan pada bagian Seksi Pengelolaan Arsip Kantor Arsip Daerah Kabupaten Kutai Barat sudah optimal. Alat analisis yang digunakan dalam sistem penyimpanan arsip ini adalah menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu: Filing Menurut Nomor Urut dan Sistem Wilayah (daerah/geografi). Hasil dari penelitian ini adalah 1) Pekerjaan administrasi khususnya penanganan Kartu Keluarga pada Bagian Seksi Pengelolaan Kabupaten Kutai Barat belumlah optimal karena penyimpanan arsipnya menggunakan Sistem Klasifikasi Masalah tanpa menyebutkan asal wilayah Kartu Keluarga sehingga sulit jika dilakukan pencarian kembali, 2) Peralatan yang digunakan untuk menyimpan Kartu Keluarga pada Bagian Seksi Pengelolaan Arsip Kantor Arsip Daerah Kabupaten Kutai Barat hanya menggunakan kotak arsip, folder dan rak arsip, 3) Sistem penyimpanan arsip yang digunakan dalam proses penyimpanan tidak dikembangkan atau dikombinasikan serta tidak disesuaikan dengan jumlah volume dan jenis arsip yang akan disimpan. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Sistem Menurut Chr. Jimmy L. Gaol definisisistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila suatu unit terganggu, unit lainnya pun akan terganggu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. (Gaol, 2008). Pengertian sistem menurut Mulyadi (Mulyadi, 2008) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan definisi-definis tentang sistem di atas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari banyak komponen yang saling berhubungan. Meskipun setiap komponen dalam sistem memiliki fungsi yang berbeda namun komponen-komponen tersebut memiliki tujuan yang sama. 2.2.2 Sistem Informasi Sistem Informasi ialah : seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung dalam pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi selain mendukukung dalam pembuatan 36 36
keputusan, koordinasi dan pengawasan sistem informasi dapat membantu manager dalam menganalisa masalah, memvisualisasi masalah-masalah kompleks dan menciptakan produk-produk baru. Sistem informasi ini terdiri dari informasi tentang orang, tempat dan sesuatu dalam organisasi atau lingkungan yang melingkupinya.(Muhammad Fakhri Husen, 2010). 2.2.3 Administrasi Menurut pengertiannya administrasi dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Dalam arti sempit administrasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “Administratie”, yang meliputi kegiatan: catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya, yang bersifat teknis ketatausahaan (clerical work). Kegiatan ini dalam bahasa Inggris disebut : Clerical works.(Soedjadi, 1989) 2. Dalam arti luas Leonald D. White (White, 1958) menjelaskan definisi administrasi yaitu proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau kecil. Sedangkan menurut Herbert A. Simon (Simon, 1982) Administrasi adalah kegiatan dari kelompok yang mengadakan kerjasama untuk menyelesaikan tujuan bersama. Berdasarkanbeberapa definisi diatas, administrasi ialah proses pelaksanaan kerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam implementasinya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. 2.2.4 Arsip Definisi arsipsebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 (Indonesia, Undang-Undang No. 7 Tahun 1971) adalah;1) Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembagalembaga negara dan badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam kadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. 2) Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan atau perorangan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 (Indonesia, UndangUndang No. 43 Tahun 2009) pengertian arsip kembali dijelaskan bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 37
Sedangkan menurut International Standars Organization (ISO) (Sukoco, 2007)arsip adalah informasi yang disimpan dalam berbagai bentuk, termasuk data dalam komputer, dibuat atau diterima serta dikelola oleh organisasi maupun orang dalam transaksi bisnis, menyimpannya sebagai bukti aktivitas. 2.2.5 Sistem Kearsipan Zulkifli Amsyah mendefinisikan sistem penyimpanan kearsipan adalah Sistem yang dipergunakan pada penyimpanan warkat agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan warkat yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat bilamana warkat tersebut sewaktu-waktu diperlukan.(Amsyah, 1990)] Menurut Maulana, Sistem Filling adalah Suatu metode atau cara yang direncanakan dan dipergunakan untuk menyimpan, pemeliharaan arsip bagi individu maupun umum dengan memakai indeks yang sudah ditentukan.(Wursanto, 1991) 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan penelitian ini pengumpulan data yang digunakan oleh penulis menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data atau informasi akurat dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini, metodemetode yang digunakan antara lain sebagai berikut: 1. Observasi Mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung fenomena-fenomena yang diselidiki terhadap menejemen administrasi di pondok pesantren,untuk melihat kebutuhan dan memberikan bantuan bagi petani dan distributor menejemen administrasi di pondok pesantren bersubsidi, serta pengambilan data yang akan digunakan dalam program yang akan dibuat. Observasi dilakukan pada saat berlangsungnya aktifitas keluar masuknya menejemen administrasi di pondok pesantren bersubsidi dan pengguanaan menejemen administrasi di pondok pesantren bersubsidi oleh petani di desa pettung. Baik yang dilakukan secara manual maupun yang semi manual. Semi manual merupakan pekerjaan yang sebagian pekerjaan dikerjakan dengan bantuan komputer. 2. Interview Wawancara dilakukan langsung dengan pihak yang bersangkutan, baik pihak Kantor TU menangani pengelolaan arsip terkait menejemen administrasi di pondok pesantren. Wawancara ini menghasilkan data dan informasi yang dapat dijamin kevalidannya dan sekaligus dapat dipertanggung jawabkan. Walaupun disisi lain dapat timbul sebuah 38
38
informasi yang fiktif, karena sumber bermaksud menyembunyikan hal-hal tertentu yang merupakan rahasia tersendiri bagi pihak-pihak terkait. Untuk interview atau wawancara, peneliti melakukan kesepakatan dengan narasumber untuk dimintai keterangan terkait kegiatan menejemen administrasi di pondok pesantren bersubsi di Interview ini juga melengkapi kekurangan informasi dari hasil observasi. Karena tidak semua data dapat terkumpul hanya dengan observasi saja.
3.2
3.
Studi Literatur Merupakan metode pengumpulan data dengan mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai buku atau referensi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Studi ini juga sebagai pelengkap kekurangan data pada metode observasi dan interview.
4.
Metode Bimbingan Melakukan konsultasi dan bimbingan dalam mendokumentasikan hasil penelitian yang diperoleh selama melakukan penelitian di lapangan dan perancangan system yang akan dibangun. Hal ini diperlukan untuk mengoreksi dan mengarahkan penulis jika melakukan kesalahan penulisan dan sebagainya.
Metode Pengembangan Sistem 1. Analisis. Melakukan analisis terhadap permasalahan yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan menentukan batasan-batasan sistem, sehingga dapat menentukan cara yang paling efektif dalam menyelesaikan masalah, dan memberikan solusi sistem informasimanajemenkearsipan yang diperlukan. Pada tahap ini seluruh data, permasalahan, solusi,metode yang dipakaidalammenetukankeputusan serta kebutuhan pemakai sistem di uraikan secara jelas dan singkat. Untuk tahapan analisis yang dilakukan adalah: a) Melakukan analisis sistem sekarang. b) Melakukan analisis kebutuhan untuk sistem informasi menejemen administrasi di pondok pesantren. c) Menetukan variable-variable yang akan digunakan oleh system yang akan dibangun d) Menggali informasi kebutuhan sistem informasi mendatang sesuai kebutuhan pemakai yang terlibat. 2. Perancangan Sistem Setelah tahap analisis selesai kemudian dilanjutkan dengan tahap perancangan sistem. Tahap ini merupakan tahap pendefinisian dari kebutuhan fungsional sistem yang akan dibangun dan merupakan tahap persiapan rancang bangun sistem serta gambaran bagaimana suatu sistem dibentuk. 39
Untuk tahapan perancanganataudesain sistem informasi pendukung keputusan yang dilakukan adalah: a) Melakukan perancangan/desain sistem dengan Flowchart dan Data Flow Diagram (DFD). b) Melakukan desain database dengan metode: Entity Relationship Diagram (ERD). c) Melakukan desain interface untuk: input, output dan reportnya. 3. Implementasi Tahap ini merupakan langkah untuk merealisasikan rancangan sistem yang telah dibuat. Dalam implementasi Rancang Bangun dan Implementasi Sistem informasi Menejemen administrasi di pondok pesantren Untuk tahapan implementasi yang dilakukan adalah: a) Melakukan implementasi programming beserta dokumentasinya. b) Melakukan implementasi database sesuai dengan kebutuhan user berdasarkan desain database yang sudah dibuat. c) Melakukan instalasi sistem informasi yang baru. 4. Testing Tahap ini merupakan uji coba sistem yang telah dibuat. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas dan efisiensi sistem tersebut dan untuk mengetahui sejauh mana sistem dapat bekerja sesuai dengan tujuan pembuatan sistem tersebut dalam memberikan kontribusi menejemen administrasi di pondok pesantren. 5. Dokumentasi Merupakan tahap akhir penyelesaian penelitian dosen ini. Pada tahap ini dilakukan pengarsipan terhadap penelitian dosen dalam bentuk laporan dokumentasi. 4.
IMPLEMENTASI
4.1 Analisis Sistem Setelah diketahui komponen administrasi kearsipan yang ditetapkan, maka perlu dirumuskan hubungan antar komponen tersebut sehingga membentuk suatu hubungan sistematik untuk mencapai tujuan sistem. Dalam membentuk hubungan sistem yang baik perlu dilakukanan analisa system terlebih dahulu. Perangkat yang akan digunakan dalam menganalisa system yaitu Sistem Flow Chart, Data Flow Diagram, dan Entity Relationship Diagram.
40
40
4.1.1
Sistem Flow Chart
Gambar 4.1 Sistem Flow Chart
4.1.2
Data Flow Diagram
Data memilikiperan yang sangat penting dalam sebuah system informasi karena merupakan sumber yang akan diolah untuk dijadikan suatu informasi. Dalam suatu system alur data berhubungan dengan entitas, proses, dan data storage.Alur data tersebut digambarkan pada Data Flow Diagram dengan beberapa level untuk mempermudah dalam pemahamannya.
4.1.2.1 Context Diagram
Gambar 4.2 Context Diagram
41
4.1.2.2 Diagram Berjenjang
Gambar 4.3 Diagram Berjenjang
4.1.2.3 Data Flow Diagram Level 1
Gambar 4.4 Data Flow Diagram Level 1 4.1.3
Entity Relationship Diagram
Gambar 4.5 Entity Relationship Diagram 42
42
Kamus Data : Index
: {Id, Nama}
Sumber
: {id_sumber,Nama}
Surat_masuk
:{id_sumber,No_surat_masuk,tgl_surat,unit_pengolah}
Surat_keluar
:{id_sumber,No_surat_keluar,tgl_surat,unit_pengolah}
Disposisi
:{id_diiposisi,no_surat_masuk, tgl_disposisi, Isi_disposisi}
4.2 Desain Fisik Sistem Setelah dianalisaseluruh kebutuhan sistem, maka langkah berikutnya adalah membuat desain fisik sistem yang mencakup desain database, desain input, desain output, dan desain menu. 4.2.1.1 Desain Input Desain input akan menggambarkan rancangan tampilan interface perangkat lunak dalam proses pemasukan data pokok dan transaksi. 1. Login
Gambar 4.6 Halaman Login 2. Menu Utama
Gambar 4.7 Halaman Menu Utama 43
3. Data Arsip
Gambar 4.8 Menu Data Arsip 4. Disposisi
Gambar 4.8 Menu Data Disposisi 5. Laporan Surat Masuk
Gambar 4.9 Laporan Surat Masuk
44
44
6. Laporan Surat Keluar
Gambar 4.9 Laporan Surat Keluar 7. Laporan Disposisi
Gambar 4.9 Laporan Disposisi
5.
KESIMPULAN 1. Dengan adanya Sistem Informasi Kearsipan dapat menjadi alternatif penataan administrasi pengarsipan di STT Nurul Jadid dan sebagai pendorong kesadaran tertib administrasi pengarsipan di pondok pesantren khususnya di Nurul Jadid. 2. Penggunaan dan pemanfaatan Sistem Informasi Kearsipan dapat menjadi referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat memberikan kemudahan dalam penataan administrasi pengarsipan di Nurul Jadid.
45
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Intermediate, 2008, Yogyakarta, BPFE Indonesia, R. Undang-Undang No. 43 Tahun 2009. Indonesia, R. Undang-Undang No. 7 Tahun 1971. Introduction To The Study Of Public Administration, 1958, New YorkThe Mc Millan Co. Kearsipan Jilid 1 dan 2, 1991, Jakarta, Kanisius Manajemen Administrasi Modern, 2007, Jakarta, Erlangga Manajemen Kearsipan, 1990, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Umum Mulyadi, 2008, Sistem Akuntansi, Jakarta Salemba Empat Penerapan Sistem Kearsipan pada Kantor Arsip Daerah Kabupaten Kutai Barat, 2010, Jurnal Eksis 621440 - 1605 Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, 1996, Jakarta, Gunung Agung Pengembangan Sistem Kearsipan Elektronik Berbasis Client-Server, 2013, Jurnal Teknologi Informasi - Aiti 1011 - 100 Peranan Penting Sistem Kearsipan dalam Organisasi, 2012, Jurnal Pengembangan Humaniora 122120 - 123 Simon, H. A, (1982), Administrative Behavior, A Study of Decision, Terjemahan. Jakarta: PT. Bina Aksara. Sistem Informasi Manajemen, 2008, Jakarta, Grasindo Sistem Teknologi Informasi, 2010, Yogyakarta, Andi Soedjadi, F. (1989). Organisasi dan Metode, Penunjang Berhasilnya Manajemen. Jakarta: Haji Masagung. Teori Pengembangan dan Filosofi Kepemimpinan Kerja, 1971, Jakarta, Bhratara
46
46