MIGRASI SISTEM INFORMASI INVENTORY STUDI KASUS PADA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO Abdul Karim Jurusan Teknik Informatika – STT Nurul Jadid Paiton
[email protected] ABSTRAK Di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid sudah diterapkan sebuah Sistem Informasi Inventory yang dibangun dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan DBMS (DataBase Management System) Microsoft Access. Namun, Sistem Informasi tersebut masih memiliki banyak kekurangan di antaranya adalah hanya bisa dijalankan pada Sistem Operasi Windows, hasil laporan fixed, tidak fleksibel, tombol Simpan dan Edit terpisah, pengelompokan jenis barang hanya pada satu jenis saja: baik,cukup, atau rusak, Sistem tidak bisa mendeteksi suatu jenis barang yang kondisinya lebih dari satu, hasil rekapitulasi tidak bisa diatur pada kelompok barang apa saja (fixed), dan tidak ada penomoran label secara otomatis. Hal itu menyebabkan perlunya perubahan dan migrasi sistem untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Metode yang digunakan untuk migrasi sistem yaitu memodifikasi struktur database, diantaranya adalah penggabungan field tabel, penghapusan tabel lama, penambahan tabel baru dan pengurangan field lama. Penelitian ini dimaksudkan untuk membangun sebuah Sistem Inventory di STTNJ yang bisa memudahkan Ketua STTNJ untuk melihat rekapitulasi kondisi sarana dan prasarana yang ada setiap periode yang dibutuhkan. Dari penelitian ini dihasilkan Sistem Informasi Inventory baru di STTNJ dari hasil migrasi sistem dengan persentase data yang dimigrasikan adalah 100% untuk jumlah record data 289 buah. Sistem baru yang dihasilkan dengan Python dan MySQL telah berhasil memecahkan masalah-masalah yang didapati pada sistem lama dengan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access. Kata kunci: migrasi, sistem informasi, inventory
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Inventory sangat bermanfaat bagi sebuah institusi untuk menginventarisasi ketersediaan perangkat atau alat yang dimiliki. Demikian juga di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid (STTNJ), ketersediaan perangkat dan alat yang beroperasi dengan baik akan mempermudah tercapainya tujuan lembaga. Di STTNJ sudah diterapkan sebuah Sistem Informasi Inventory yang dibangun dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan DBMS (DataBase Management System) Microsoft Access. Namun, Sistem Informasi tersebut masih memiliki banyak kekurangan di antaranya: 1. Hanya bisa dijalankan pada Sistem Operasi Windows.
2. Hasil Laporan fixed, tidak fleksibel. 3. Tombol Simpan dan Edit terpisah. 4. Pengelompokan jenis barang hanya pada satu jenis saja: baik,cukup, atau rusak. Sistem tidak bisa mendeteksi suatu jenis barang yang kondisinya lebih dari satu. 5. Hasil Rekapitulasi tidak bisa diatur pada kelompok barang apa saja (fixed) 6. Tidak ada penomoran label secara otomatis. Hal itu menyebabkan perlunya perubahan dan migrasi sistem untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Yaitu dengan merubah struktur database yang lama ke dabase yang baru. Penelitian ini dimaksudkan untuk membangun sebuah Sistem Inventory di STTNJ yang bisa memudahkan Ketua STTNJ untuk melihat rekapitulasi kondisi sarana dan prasarana yang ada setiap periode yang dibutuhkan. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan dipecahkan pada penelitian ini dapat dirumuskan : “Bagaimana menyusun sebuah migrasi Sistem Informasi Inventory di STTNJ yang bisa mengatasi kekurangan-kekurangan pada Sistem yang lama tanpa harus menginput data dari awal”. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini disusun dengan tujuan menghasilkan sebuah Sistem Informasi Inventory baru di STTNJ dengan kemampuan : 1. Pendataan secara rinci tiap item barang pada ruangan tertentu. 2. Menghasilkan laporan yang fleksibel untuk rekapitulasi : a. Ketersedian semua jenis barang pada tiap ruangan. b. Kondisi tiap jenis barang dan distribusinya pada tiap ruangan. 3. Penomoran label inventaris secara otomatis untuk setiap barang pada ruangan tertentu.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Migrasi Data Migrasi data adalah istilah ilmu komputer yang digunakan untuk proses memindahkan atau mentranformasikan data dari suatu konteks ke konteks lainnya yang berbeda. Konteks tersebut dapat berupa bentuk / struktur data, format data, platform teknologi, ataupun lokasi (Wikipedia 2012). Apabila suatu perusahaan akan mengganti sistem databasenya ke sistem database yang lain, database yang lama merupakan hal yang sangat vital demi kelangsungan operasional perusahaan, dimana database yang lama tetap harus digunakan walaupun sitem databasenya diganti. Oleh karena itu, migrasi (mengonversi) database yang lama ke sistem database yang baru merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sebagai contoh migrasi database DBF (xBase) ke SQL Server atau sebaliknya, database Oracle ke SQL Server atau sebaliknya, dan migrasi database lainnya. Tools yang mempunyai kemampuan untuk melakukan migrasi database seperti ini adalah PowerBuilder Syahrial Chan (2007).
2.2 Alasan Utama Migrasi Data Beberapa alasan utama migrasi data biasanya dilakukan adalah sebagai berikut: Basis data yang lama tidak didukung oleh prinsipal utama aplikasi basis data tersebut. Buruknya dukungan yang diberikan oleh ekosistem aplikasi tersebut. Sistem baru yang dikembangkan mengharuskan pemakaian sistem basis data lain. Teknologi yang digunakan sudah terlalu lama / usang. Dilihat dari sisi bisnis maka analisis biaya manfaat (cost benefit analysis) sudah menetapkan jika biaya yang akan ditanggung lebih besar daripada manfaat yang didapatkan jika mempertahankan sistem lama (Wikipedia, 2012). 2.3 Pengertian Inventaris Inventaris mengacu pada segala persediaan barang sumber daya yang digunakan dalam sebuah organisasi yang dapat berbentuk sebagai berikut: Bahan mentah Barang jadi Persediaan dan lain-lain. Persediaan adalah sumber daya yang menganggur (idle resourses) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut, misalnya berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti yang dijumpai pada sistem distribusi, ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistem rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya (Bahagia, 2006:7). Menurut Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto dalam bukunya "Manajemen Persediaan" menyatakan bahwa: "Barang persediaan atau disebut inventory adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan 1ain, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek." 2.4 Python Python merupakan bahasa pemograman tingkat tinggi yang diciptakan oleh Gido van Rossum pada tahun 1989 di Amsterdam,Belanda. Python menawarkan berbagai kemudahan menulis suatu program. Sebagai bahasa yang multiplatform, yang dapat berjalan dalam lingkungan seperti windows, UNIX, Linux, dan Mac Python memberikan portabilitas yang tinggi. Bahkan Python menggunakan antarmuka yang sama pada platform-platform tersebut. Kelebihan bahasa pemrograman Python : Tidak ada tahapan kompilasi dan penyambungan (link). Tidak ada deklarasi tipe. Manajemen memori otomatis. Tipe data dan operasi tingkat tinggi. Pemrograman berorientasi objek. Pelekatan dan perluasan dalam C. Kelas, Modul, Eksepsi. Pemuatan dinamis modul C.
Pemuatan kembali secara dinamis modul Python. Model objek universal kelas satu. Konstruksi pada saat aplikasi berjalan. Interaktif, dinamis alamiah. Akses hingga informasi interpreter. Portabilitas secara luas. Kompilasi untuk portabel kode byte. Antarmuka terpasang untuk pelayanan keluar. Kelebihan-kelebihan pada bahasa pemrograman Python tersebut akan memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut : Kecepatan perubahan pada masa pembuatan sistem aplikasi. Program menjadi lebih sederhana, singkat, dan lebih fleksible. Kumpulan sampah memori sehingga dapat menghindari pencatatan kode. Kecepatan pembuatan sistem aplikasi menggunakan tipe objek yag telah ada. Penstrukturan kode dan penggunaan kembali, integrasi C++. Integrasi C, sistem bahasa campuran Dukungan pemrograman skala besar secara modular. Ekstensi yang sederhana, serta berkas biner yang lebih kecil. Memodifikasi aplikasi tanpa menghentikannya. Pemrograman antar platform tanpa ports. Kecepatan eksekusi, melindungi kode sumber. Perangkat bantu sistem, GUI, persistence, database, dan lain sebagainya Mark Lutz (2006).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sistem Lama yang Digunakan Sistem lama yang digunakan untuk pendataan inventory di STTNJ menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan DBMS Microsoft Access. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengguna dan observasi saat pengguna menjalankan sistem yang lama dapat disimpulkan bahwa sistem yang lama tersebut memiliki beberapa kekurangan : 1. Hanya bisa dijalankan pada Sistem Operasi Windows. Hal ini disebabkan software Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access hanya bisa berjalan pada platform Sistem Operasi Windows. Di sisi lain, pengembangan ke depan software yang akan banyak digunakan di STTNJ adalah berbasis Open Source. 2. Hasil Laporan fixed, tidak fleksibel. User menginginkan laporan yang bisa dioleh lebih lanjut dengan menggunakan perangkat lunak spreadsheet semacam Microsoft Excel, Open Calc, dan semisalnya. 3. Tombol Simpan data dan Edit Terpisah User menginginkan agar tombol Simpan dan Edit dijadikan satu saja. Pada saat data yang diinputkan belum ada dalam database, maka tombol itu berfungsi untuk menambah data baru (tombol Simpan). Sedangkan jika data yang akan
4.
5.
6.
7.
diinputkan sudah ada dalam database, maka tombol tersebut berfungsi sebagai Update data. Pengelompokan jenis barang hanya pada satu jenis saja: baik,cukup, atau rusak. Sistem lama tidak bisa mendeteksi suatu jenis barang yang kondisinya lebih dari satu. Contoh : AC berjumlah 3, kondisi baik 2 buah dan kondisi rusak 1. Sistem lama belum bisa memecahkan contoh kasus seperti ini karena kondisi barang pada tiap jenis hanya satu saja. Semuanya dianggap baik semua, cukup semua, atau rusak semua. Tidak ada Detail Rekapitulasi Kondisi Barang. Pada sistem yang lama belum ada modul untuk menampilkan detail rekapitulasi kondisi barang tiap ruangan. Contoh : CPU terdapat di ruangan mana saja dan bagaimana masing-masing kondisinya. Tidak ada penomoran label secara otomatis. Setiap barang inventaris milik STTNJ diberi label dengan format yang khusus. Sistem lama pengisian nomor labelnya masih manual. User membutuhkan sistem baru yang penomoran labelnya secara otomatis. Sistem yang baru diharapkan mampu memberikan usulan nomor berikutnya pada suatu jenis barang yang ada di ruang tertentu. Alur Input Data yang Tidak Efisien Pada sistem yang lama, untuk menginput jenis barang, user harus memasukkan data ruangan juga. Hal ini seharusnya tidak diperlukan. Jenis barang seharusnya terpisah dari entitas ruangan. Untuk menginputkan jenis barang, user harus melihat dulu daftar tabel pada form, padahal seharusnya input jenis cukup menggunakan combobox atau listbox.
3.2 Analisis Kekurangan pada Sistem yang Lama dan Solusi yang Dirancang Dari paparan di atas, kekurangan-kekurangan pada sistem yang lama serta solusi yang dirancang dapat disimpulkan seperti pada Tabel 3.1. No Kekurangan pada Sistem yang Solusi yang Dirancang Lama 1
2
3
Hanya bisa dijalankan pada Python dan MySQL bisa diterapkan Sistem Operasi Windows pada beberapa platform yaitu Windows dan Linux serta bersifat Open Source Hasil Laporan (Report) bersifat Menggunakan modul XLWT untuk fixed, tidak fleksibel menghasilkan laporan (report) dalam bentuk file xls yang bisa dibaca dari software spreadsheet seperti Microsoft Excel, Office Calc, dan semisalnya. Tombol Simpan dan Edit data Pada tahap implementasi, tombol Terpisah Simpan dan Edit data pada form akan dijadikan satu. Software akan mengecek apakah data yang diinputkan pada bagian di atasnya sudah ada dalam database atau tidak, jika belum ada, maka akan dijalankan fungsi Simpan (menambah data baru). Jika sudah ada, maka akan dijalankan fungsi Edit/
4
5
6 7
Update Data Tidak ada Detail Rekapitulasi Akan dibuatkan form khusus yang terdiri Kondisi Barang dari 2 grid/ ListCtrl. Bagian atas berisi kondisi barang secara garis besar, sedangkan bagian bawah berisi kondisi barang tersebut pada setiap ruangan. Contoh : AC kondisi baik 2, cukup 1, ditampilkan di bagian atas. Sedangkan di bagian bawah ditampilkan detail data : di ruangan mana saja dan berlabel inventaris apa. Pengelompokan jenis barang Perbaikan pada desain database dan hanya pada satu jenis saja: implementasi form baru baik,cukup, atau rusak. Tidak ada penomoran label Perbaikan pada implementasi form input secara otomatis barang. Alur Input Data yang Tidak Perbaikan pada implementasi. Pada Efisien Sistem lama penggunaan dua form : Input Barang dan Transaksi akan diganti cukup satu form, dan pengisian jenis barang tidak terikat dengan ruangan. Tabel 3.1 Analisis Kekurangan dan Solusi yang Dirancang
3.3 Struktur Database pada Sistem Lama Sistem lama menggunakan database Microsoft Access dengan struktur database yang terdiri dari 3 tabel utama : barang, tempat, dan transaksi. Struktur masing-masing tabel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tabel Barang Nama Field Tipe Deskripsi no_barang Text Barang Text Data nama barang Jenis Text Merk Text Harga Text Warna Text no_tempat Text ID AutoNumber Tabel 3.2 Struktur tabel barang (lama) 2. Tabel Tempat Nama Field no_tempat Tempat
Tipe Deskripsi Text Text Ruangan tempat barang Tabel 3.3 Struktur tabel tempat (lama)
3. Tabel Transaksi Nama Field no_trans no_tempat no_barang jmlh_brg Tanggal Kondisi Ket ID
Tipe Deskripsi Text nomor label inventaris Text Text Text Text Text Text AutoNumber Tabel 3.4 Struktur tabel transaksi (lama)
Data (jumlah record) pada masing-masing tabel adalah : Nama Tabel Jumlah Barang 289 Tempat 28 Transaksi 293 Tabel 3.5 Daftar Jumlah Record pada Database Lama Migrasi data ke sistem baru diharapkan tetap menjaga agar data-data lama tetap ada dan tidak perlu input keseluruhan data dari awal. 3.4 Analisis dan Perancangan Struktur Database Baru Desain database pada sistem lama terlihat tidak efisien. Tabel transaksi dimaksudkan sebagai penampung data kondisi barang. Seharusnya, tabel transaksi tidak perlu dipisah dari tabel barang. Selain itu, field yang menunjukkan kondisi suatu barang pada sistem yang lama hanya satu yaitu field kondisi. Padahal, seharusnya ada 3 jenis kondisi yaitu : baik, cukup, dan rusak. Field tanggal pada tabel transaksi sebenarnya tidak diperlukan. Setelah diamati, isi data dari field tanggal hanyalah perpaduan antara dua digit bulan dengan empat digit tahun. Contoh datanya adalah “09.2010”. Sebenarnya field ini tidak diperlukan karena untuk mengetahui suatu barang diinputkan pada bulan dan tahun berapa, cukup melihat pada nomor label inventaris. Nomor label inventaris pada sistem lama terdapat pada tabel transaksi field no_trans. Field itu nantinya akan dirancang sebagai field kunci pada tabel barang. Entity Relationship (ER) Diagram Sistem yang Baru
Gambar 3.1 ER Diagram Sistem Baru
Kamus Data : Barang : { no_inv, nama, kd_jenis, no_tempat, tipe, merk, harga, warna, jumlah, baik, cukup, rusak, ket } Tempat : { no_tempat, tempat } Jenis : { kd_jenis, nama_jenis } (keterangan : tulis tebal dan bergaris bawah menunjukkan primary key, sedangkan tulis tebal dan cetak miring menunjukkan foreign key) 3.5 Desain Fisik Database yang Baru Database pada sistem yang baru akan diimplementasikan menggunakan DBMS MySQL. Sistem baru akan memiliki 3 tabel dalam database yaitu tabel barang, tempat, dan jenis. Struktur pada masing-masing tabel adalah sebagai berikut: 1. Tabel barang No Nama Field Tipe Lebar 1 no_inv Varchar 30 2 Nama Varchar 25 3 kd_jenis Varchar 3 4 no_tempat Varchar 3 5 Tipe Varchar 25 6 Merk Varchar 25 7 Harga Integer 11 8 Warna Varchar 25 9 Jumlah Integer 11 10 Baik Integer 11 11 Cukup Integer 11 12 Rusak Integer 11 13 Ket Varchar 60 Tabel 3.6 Struktur Tabel barang Sistem Baru 2. Tabel jenis_brg No Nama Field Tipe Data Lebar 1 kd_jenis Varchar 3 2 nama_jenis Varchar 25 Tabel 3.7 Struktur Tabel jenis_brg Sistem Baru
No 1 2
3. Tabel tempat Nama Field Tipe Data Lebar no_tempat Varchar 3 Tempat Varchar 40 Tabel 3.8 Struktur Tabel Tempat Sistem Baru
3.6 Migrasi Data dari Sistem Lama ke Baru 3.6.1 Metode Migrasi Data Setelah tahapan perancangan database pada sistem baru selesai kemudian dilakukan migrasi data dari sistem lama ke sistem yang baru. Metode yang dilakukan adalah dengan 3 cara, yaitu :
1. Export data : Access – Excel – CSV- MySQL. Export data tabel dari Access (.mdb) ke Excel (.xls), dari Excel formatnya disimpan dalam bentuk CSV, kemudian data dari CSV diimport ke MySQL. Metode ini dilakukan untuk migrasi data dari tabel tempat. Tabel tempat adalah tabel yang strukturnya sama persis pada sistem lama dengan sistem yang baru, sehingga migrasi data cukup dilakukan dengan export data : Access – Excel – CSV- MySQL. 2. Buat Query di Access, export ke Excel, tambahkan kolom, simpan ke CSV, kemudian export ke MySQL. Metode ini dilakukan untuk mengisi data ke tabel jenis_brg pada sistem yang baru. Tabel jenis_brg adalah tabel yang tidak ada di sistem lama, namun isi datanya akan diambil dari field barang di tabel barang yang lama. 3. Membuat software sederhana untuk mengisi data ke tabel barang di sistem yang baru. Tabel barang pada sistem yang baru sumber datanya berasal dari 3 tabel di sistem yang lama. Karena itu, diperlukan sebuah tools untuk mengintegrasikan data-data dari ketiga tabel itu ke dalam tabel barang di sistem yang baru. 3.6.2
Perancangan Software Memindah Data ke Tabel Barang di Sistem yang Baru Sebelum dirancang sebuah software untuk memindah data ke tabel barang di sistem yang baru, terlebih dahulu dilakukan pemetaan field-field yang dituju dan asal data dari tabel di sistem lama atau tabel lain di sistem baru. Pemetaan itu ditunjukkan pada tabel 3.9. Nama Field Asal Data Keterangan no_inv transaksi.no_trans Sistem Lama Nama barang.barang Sistem Lama kd_jenis jenis.kd_jenis Sistem Baru no_tempat transaksi.no_tempat Sistem Lama Tipe barang.jenis Sistem Lama Merk barang.merk Sistem Lama Harga barang.harga Sistem Lama Warna barang.warna Sistem Lama Jumlah transaksi.jml_brg Sistem Lama Baik Kolom Baru Cukup Kolom Baru Rusak Kolom Baru Ket transaksi.ket Sistem Lama Tabel 3.9 Pemetaan Tiap Field Tabel Barang Sistem Baru Tabel 3.9 menunjukkan field-field pada tabel barang di sistem yang baru berikut sumber data yang akan dimigrasikan. Field no_inv berasal dari field no_trans di tabel transaksi. Field nama berasal dari field barang di tabel barang. Kedua field tersebut berasal dari tabel pada sistem lama. Sedangkan field kd_jenis adalah field baru yang belum ada di tabel pada sistem lama. Field tersebut justru diambil datanya dari field di tabel lain pada sistem baru yang dirancang. Seperti
sudah dijelaskan sebelumnya, pada sistem baru terdapat tabel baru yaitu jenis. Tabel ini berisi data hasil export query Access ke Excel, dan dari Excel ditambahkan satu kolom untuk dijadikan kd_jenis. Field baik, cukup, dan rusak adalah field-field baru yang tidak berasal dari field-field pada tabel di sistem lama. Namun, field baik, cukup, dan rusak adalah hasil modifikasi dari 2 field di tabel transaksi yaitu jmlh_brg dan kondisi. Sebagai contoh, jika pada sistem lama, jumlah barang adalah 4 dan kondisinya baik, maka pada sistem baru akan dibuat field jumlah bernilai 4 dan field baik bernilai 4, sedangkan field cukup dan rusak bernilai 0. Jika pada sistem lama jumlah barang 2 dan kondisi cukup, maka pada sistem baru akan dibuat field cukup bernilai 2, sedangkan field baik dan rusak bernilai 0. Untuk memperjelas hal itu, bisa dilihat pada gambar 3.2. Data yang dipindahkan adalah data default, untuk selanjutnya user bisa mengedit data sesuai kondisi barang yang sebenarnya. Misalkan jumlah barang 4 yang baik 2 dan rusak 2. Hal itu akan bisa dilakukan user melalui software aplikasi pada sistem baru. Software yang berfungsi memindahkan data ke tabel barang cukup 1 form (JFrame). Bahasa pemrograman yang dipakai adalah Java dengan IDE Netbeans 6.0. Untuk menghubungkan dengan DBMS Access digunakan ODBC (Open DataBase Connectivity), sedangkan koneksi dengan MySQL ditangani oleh java-mysql connector. JFrame yang dirancang terdiri dari 4 tombol (JButton) dan 1 JTable. JTable terdiri dari kolom sejumlah 14, yaitu 13 kolom pada tabel barang di sistem baru dan 1 kolom tambahan yaitu no_barang. Pada saat pertama kali JFrame dijalankan, JTable masih belum berisi data apapun. Saat tombol Ambil Data diklik, maka kolom yang terisi adalah No_INV, no_barang, no_tempat, jumlah, baik, cukup, dan ket. Semua kolom tersebut berasal dari tabel transaksi di sistem lama. Jumlah baris yang diisikan pada JTable adalah sebanyak jumlah record pada tabel barang di sistem yang lama. Selanjutnya, jika ditekan tombol Isi Barang, maka akan terisi kolom nama, tipe, merk, warna, harga yang berasal dari tabel barang di sistem lama, dengan acuan no_barang yang sudah terisi sebelumnya. Selanjutnya, jika ditekan tombol Kode Jenis, maka akan diisi kolom kd_jenis dari tabel jenis di sistem yang baru (MySQL) dengan acuan kolom nama yang dicocokkan dengan field nama_jenis di tabel jenis. Setelah itu, barulah ditekan tombol Simpan ke MySQL untuk menyimpan seluruh baris dan kolom (selain kolom no_barang) ke tabel barang di MySQL (sistem baru). 3.7 Hasil Pengujian Pengujian terhadap sistem baru ini dilakukan terhadap 2 hal : 1. Persentase data yang bisa dimigrasikan. 2. Pemecahan masalah yang mengacu pada kelemahan/kekurangan di sistem lama. Data yang dimigrasikan adalah data barang. Hasilnya adalah 100% data berhasil dimigrasikan. Pada sistem lama jumlah record pada tabel barang adalah 289, demikian juga jumlah record pada tabel barang di sistem baru adalah 289.
IV. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Telah dihasilkan Sistem Informasi Inventory baru di STTNJ dari hasil migrasi sistem dengan persentase data yang dimigrasikan adalah 100% untuk jumlah record data 289 buah. 2. Sistem baru yang dihasilkan dengan Python dan MySQL telah berhasil memecahkan masalah-masalah yang didapati pada sistem lama dengan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access. 4.2 Saran Saran yang bisa diberikan terkait penggunaan dan pengembangan sistem yang baru adalah : 1. File-file hasil cetak bisa disimpan ke media lain dan bisa digunakan sebagai arsip sesuai periode yang dibutuhkan. 2. Pengembangan sistem selanjutnya bisa mengakomodasi transaksi keluar masuk barang yang meliputi peminjaman, pengembalian, perbaikan, atau pemusnahan barang yang rusak. DAFTAR PUSTAKA Bahagia. Senator Nur. 2006. Sistem Inventori. ITB Bandung Hendri. 2003. Cepat Mahir Python. www.ilmukomputer.com Kadir, Abdul.2005. Dasar Pemrograman Python.Yogya : Andi Publisher Lutz, Mark. 2006. Programming Python. California. O’Reilly Publishing Peter Norton, et al. 2005. Beginning Python.Indianapolis: Wiley Publishing wiki.wxpython.org/AnotherTutorial, diakses 30 Mei 2011 zetcode.com/databases/mysqlpythontutorial, diakses 30 Mei 2011 Syahrial Chan. 2007. Migrasi Database. Elex Media Komputindo. Jakarta Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto.2003. Manajemen Persediaan. Grasindo. Jakarta InfoLinux. 2007. Panduan Menguasai Pemrograman Visual Wxpython. Dian Rakyat. Jakarta.