ANALISIS TI (TEKNOLOGI INFORMASI) SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID DENGAN TOGAF Syaiful Jurusan Teknik Informatika – STT Nurul Jadid Paiton
[email protected] ABSTRACT College education as one of the organizations currently have to apply information technology as more complex the problems faced. College of Technology information systems Nurul Jadid not fully able to provide complete information because only limited to academic information, library information, and financial information separately in each-each division making evaluation difficult. research on enterprise architecture design of information systems have a lot to do with the method of Zachman framework, the Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF), DoD Architecture Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture Framework unakan (TEAF) and The Open Group Architectural Framework(TOGAF). This study used methods of The Open Group Architectural Framework (TOGAF) ADM. TOGAF ADM is a detailed method to model, develop and deploy an enterprise architecture. The results of this study obtained 15 data entities and 7 applications. The method yields Open Group Architectural Framework (TOGAF) ADM. TOGAF ADM will be developed to support the information systems Nurul Jadid School of Technology. Keywords: Information System, TOGAF ADM
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah mengalami peningkatan yang sangat pesat. Perkembangan teknologi tidak hanya terjadi di satu bidang namun telah terjadi di semua segi kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang mengalami perkembangan yang sangat pesat adalah perkembangan teknologi komputer yang telah mengalami evolusi yang sangat cepat. Dengan adanya perkembangan komputer dapat memberikan banyak keuntungan berupa ketepatan waktu, berkurangnya penanganan dokumen, dan manfaat lainnya, serta telah menjadikan informasi menjadi sangat penting. Informasi dibutuhkan dan digunakan oleh organisasi untuk menunjang aktivitas mereka. Adanya perkembangan teknologi yang ada harus dimanfaatkan oleh organisasi, serta tantangan dunia bisnis yang ada menyebabkan organisasi harus mampu menggunakan teknologi informasi agar mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena inilah organisasi membutuhkan suatu sistem. Sistem yang memanfaatkan teknologi, terutama komputer, dalam mengolah infomasi yang dapat membentuk suatu sistem informasi berbasis komputer yang handal untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam memenuhi kebutuhan organisasinya. 1
Perguruan tinggi sebagai salah satu organisasi pendidikan saat ini telah menerapkan teknologi informasi karena semakin kompleknya persoalan yang dihadapi. Berdasar hal tersebut, Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Probolinggo untuk menghadapi kendala admnistrasi akademik dan kemahasiswaan seperti pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), pemantauan Kartu Hasil Studi (KHS), informasi kelas dan dosen, serta jadwal kuliah dan ujian, telah ikut serta dalam progam Sistem Informasi Akademik (SIAKAD). Adanya SIAKAD diharapakan dapat memperbaiki administrasi akademik mahasiswa pada masing-masing jurusan yang sebelumnya masih dijalankan secara manual, dengan harapan adanya keselarasan antara sumber daya informasi yang berhubungan yaitu mahasiswa, pengajar dan staf dalam hal ini akademik dan kemahasiswaan dapat terwujud. SIAKAD ini juga diharapakan dapat menyediakan informasi yang akurat, cepat, dan tepat yang pada akhirnya proses ini dapat mempersingkat waktu dengan tidak menguragi kualitas dari informasi dan menujukan hasil yang lebih efisien dalam menyajikan informasi bagi semua pihak. Meskipun dalam prakteknya masih ada kekurangan seperti sulitnya mengakses SIAKAD ketika pengisian kartu rencana studi baru dimulai, jumlah kelas yang dibuka tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa yang akan menempuh suatu mata kuliah tertentu, jadwal kuliah dan ujian sering tidak sesuai karena tidak diperbarui jika ada perubahan. Dari permasalahan diatas maka diperlukan Sistem Database sebagai acuan untuk mengembangkan sistem informasi yang mengacu pada standar oprasional Pendidikan di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid. Untuk menghasilkan rancangan arsitektur sistem informasi yang baik, maka perlu adanya suatu kerangka kerja (framework) yang digunakan. Penelitian ini membahas perancangan arsitektur enterprise untuk penerapan sistem informasi di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid menggunakan The Open Group Architecture Framework Architecture Development Method (TOGAF ADM). Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian yang mendalam tentang sistem database untuk mengahsilkan rangcangan arsitektur sistem database yang baik, perancangan arsitektur enterprise sistem database, penerapan sistem informasi di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid mengunakan The Open Group Architecture Framework (TOGAF) sangat perlu untuk proses pengembangan sistem informasi. TOGAF ADM adalah metode yang detail dalam memodelkan, mengembangkan dan menerapakan arsitektur enterprise.[1] 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas sehingga pertanyaan penelitian (research question) pada penelitian ini diarahkan pada penyelesaian masalah : “Bagaimana metode TOGAF ADM dapat menganalis dan merancang sistem informasi?“
2
2
1.3. Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode TOGAF ADM untuk menganalisis dan merancang sistem informasi yang dapat digunakan sebagai salah satu fasilitas di Sekolah Tinngi Teknologi Nurul Jadid untuk pengembangan sistem informasi. 1.4. Manfaat 1. Manfaat Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi keilmuan pada penelitian TOGAF ADM bagi peneliti atau praktisi yang lain untuk diterapkan pada penelitian lain dengan karakteristik analisis dan perancangan arsitektur khususnya pada sistem informasi. 2. Manfaat Teorits : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk pengembangan aplikasi Enterprise Architecture kesuksesan sistem informasi. 3. Manfaat Kebijakan : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan pihak manajemen Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Paiton Probolinggo untuk mengembangkan sistem informasi yang ada di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Probolinggo. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terkait Berikut ini beberapa penelitian terkait prediksi lulus tepat dan tidak tepat waktu mahasiswa dengan beberapa metode yang digunakan dalam State of the Art sebagaimana dalam tabel 2.1. berikut:
No
Judul
Tabel 2.1: State of The Art Tahun Penelitian Metode
Hasil
1
Perencanaan Model Arsitektur Bisnis, Arsitektur Sistem Informasi dan Arsitektur Teknologi Dengan Menggunakan TOGAF: Studi Kasus Bakosurtanal
2010
Iyan
Togaf
TOGAF digunakan untuk perencanaan arsitektur infomasi melaksanakan
2
Analisa Penerapan Togaf Dan Cobitdalam Tata Kelola Teknologi Informasisebagai Usulan Pada Kementerian Energi
2010
Ari
Taogaf, Cobit
Suatu pedoman dalam perencanaan teknologi informasi pada organisasi dalam mewujudkan tata 3
Dansumber Daya Mineral
3
Perencanaan Arsitektur Enterprise Berbasis Web Dengan Togaf Adm di Rsud Dr. Soegiri Lamongan
kelola teknologi informasi
2011
Ade
EAP
EAP menghailkan sitem informasi apotik dan sistem informasi rekam medis yang terintegrasi.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Iyan, meyatakan bahwa enterprise architecture framework yang sesuai untuk BAKOSURTANAL adalah TOGAF dan segera membuat blue print TI BAKOSURTANAL [2]. Ditahun yang sama Ade (2010) mengemukakan bahwa TOGAF digunakan untuk melaksanakan perencanaan arsitektur infomasi, akan tetapi masih bersifat generik [3]. Ari dengan penelitiannya yang berjudul “Perencanaan Arsitektur Enterprise Berbasis Web Dengan Togaf Adm di Rsud Dr. Soegiri Lamongan” mengatakan, dari hasil perancangan, pembuatan dan pengujian aplikasi sistem informasi Pendataan Medis Pasein Berbasis Web di RSUD Dr. Soegiri Lamongan, dapat di simpulkan bahwa [5] : 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Konsep Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan [7]. Dalam istilah lain sistem adalah sekumpulan elemen atau subsistem yang saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan [8]. Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada [7]. Dalam istilah lain, informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang [8]. Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan, serta mendistribusikan informasi [7]. Dalam istilah 4
4
lain sistem Informasi adalah suatu tipe khusus dari sistem kerja yang fungsi internalnya terbatas pada pemrosesan informasi dengan enam tipe operasi : menangkap (capturing), mentransmisikan (transmitting), menyimpan (storing), mengambil (retrieving), memanipulasi (manipulating), dan menampilkan (displaying) informasi [9]. Selain mendukung pembuatan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi dapat membantu manajer dalam menganalisa masalah, membuat masalah-masalah kompleks dan menciptakan produk-produk baru. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu sama lainya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran [9]. 2.2.2. Arsitektur Enterprise Dalam mengkaji arsitektur enterprise, pertama yang harus diperhatikan adalah pembentuk kata. Kata arsitektur enterprise terbentuk dari kata arsitektur dan enterprise. Arsitektur merupakan perancangan dari suatu benda atau merepresentasikan suatu gambaran yang sesuai dengan suatu obyek sehingga dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan kebutuhan dan berkualitas [11]. Menurut Surendro (2007) arsitektur menyiratkan suatu perencanaan yang diwujudkan dengan model dan gambar dari komponen dari sesuatu dengan berbagai sudut pandang [12]. Untuk definisi enterprise mengandung arti keseluruhan komponen pada suatu organisasi dibawah kepemilikan dan kontrol organisasi tunggal [13]. Dari definisi tersebut, arsitektur enterprise merupakan kegiatan pengorganisasian data yang dihasilkan oleh organisasi yang kemudian dipergunakan untuk mencapai tujuan proses bisnis dari organisasi tersebut [14]. Arsitektur enterprise merupakan basis aset informasi strategis, yang menentukan misi, informasi dan teknologi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi, dan proses transisi untuk mengpenerapan kan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan kebutuhan misi [15]. Dengan memahami pengertian arsitektur, enterprise, dan arsitektur enterprise, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur enterprise mengandung arti perencanaan, pengklasifikasian, pendefinisian, dan rancangan konektifitas dari berbagai komponen yang menyusun suatu enterprise yang diwujudkan dalam bentuk model dan gambar serta memiliki komponen utama yaitu arsitektur bisnis, arsitektur informasi (data), arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi [16]. Hasil dari arsitektur enterprise ini terdiri dari dokumen-dokumen seperti gambar, diagram, model, serta dokumen dalam bentuk teks yang akan menjelaskan seperti apa sistem informasi yang dibutuhkan suatu organisasi. Arsitektur enterprise akan dijadikan sebagai acuan bagi pengembangan sistem informasi. Pengembangan sistem tanpa memiliki arsitektur yang baik akan sulit untuk mencapai hasil yang maksimal [13]. 5
Latar belakang dibentuknya konsep architecture enterprise adalah adanya kebutuhan organisasi dalam membangun sistem informasi untuk memisahkan data, proses, infrastruktur teknologi, orang, waktu, dan motivasi dalam suatu kerangka kerja architecture enterprise [11]. Kebutuhan pemisahan komponen informasi yang berjalan dalam suatu perusahaan dimaksudkan untuk menghindari pengulangan data, proses, dan kesalahan identifikasi kebutuhan teknologi yang berjalan dalam suatu sistem informasi agar berjalan secara efektif dan efisien. Mengapa harus memiliki arsitektur enterprise? Karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin kompleks, menuntut hadirnya rancang bangun yang komprehensif. [17] 2.2.3. Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise Kerangka kerja bisa diartikan sebagai sejumlah pemikiran, konsep, ide atau asumsi yang digunakan untuk mengorganisasikan proses pemikiran tentang sesuatu atau situasi. Kerangka kerja ini juga dapat dianggap sebagai dasar berpikir untuk mengelompokkan dan mengorganisasikan representasi sebuah perusahaan yang penting bagi manajemen perusahaan dan pengembangan sistem selanjutnya [18]. Sebuah architecture framework adalah tool yang bisa digunakan untuk mengembangkan cakupan luas dari arsitektur-arsitektur yang berbeda [15]. Arsitektur enterprise harus mendeskripsikan sebuah metode untuk mendesain sistem informasi dalam term kumpulan building block dan memperlihatkan bagaimana building block tersebut sesuai satu dengan lainnya. Penggunaan arsitektur enterprise framework akan mempercepat dan menyederhanakan pengembangan arsitektur, memastikan cakupan komplit dari solusi desain dan memastikan arsitektur yang terpilih akan memungkinkan pengembangan di masa depan sebagai respon terhadap kebutuhan bisnis [19]. 2.2.4. Survei terhadap Arsitektur Enterprise Saat ini ada beragam jenis framework yang menunjukkan perkembangan konsep arsitektur enterprise, diantaranya adalah Zachman framework, Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF), DoD Architecture Framework (DoDAF), Treasury Enterprise Architecture Framework (TEAF), serta The Open Group Architectural Framework (TOGAF) [20]. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Institute For Enterprise Architecture Development (IFEAD) tahun 2005 [21], framework yang paling banyak digunakan dalam dunia industri maupun pemerintahan adalah Zachman (25%), TOGAF (11%), dan FEAF (9%). Hasil perbandingan penggunaan jenis framework terlihat pada Gambar 2.1.
6
6
Gambar 2.1. Hasil survei pemakaian framework [18] 2.2.5. The Open Group Architecture Enterprise (TOGAF) TOGAF memberikan metode yang detil bagaimana membangun dan mengelola serta mengpenerapankan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM). ADM merupakan hasil dari kontribusi secara terus menerus dari banyak pelaksana arsitektur. ADM menggambarkan sebuah metoda untuk membangun sebuah arsitektur enterprise, dan membentuk inti dari TOGAF. Metode ini menggabungkan elemen dari TOGAF dengan kebutuhan bisnis dan Teknologi Informasi organisasi ADM juga bisa digunakan sebagai panduan atau alat untuk merencanakan, merancang, mengembangkan, dan mengpenerapan kan arsitektur sistem informasi untuk organisasi [20]. TOGAF ADM seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2, juga merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengidentifikasi berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam perancangan, karena metode ini bisa disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan selama perancangan dilakukan.
Gambar 2.2. TOGAF Architecture Development Method [1].
7
2.2.6. Rantai Nilai (Value Chain) Rantai nilai (value chain) Porter dapat dijadikan langkah awal dalam memodelkan bisnis dengan mendefinisikan area fungsional utama. Gambar 7 menunjukan rantai nilai Porter yang terdiri dari aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung (support activities) (Porter 1985).
Gambar 2.3. Value Chain Diagram (TOGAF 2009) 2.3. Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan, penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
maka
onsep
Gambar 2.4 Skema Krangka Pemikiran
8
8
3. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam menganalisis kesuksesan sistem informasi akademik Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa tahapan. Tahapan yang dilakukan dituangkan dalam bentuk diagram alir dapat sebagai berikut: 3.1.1. Observasi. Merupakan metode pengumpulan data dengan cara pengamatan atau peninjauan langsung terhadap obyek penelitian, yaitu mengumpulkan, menelaah, dan mengamati setiap aktivitas beserta data administrasi di Sekolah Tinggo Teknologi Nurul Jadid Paiton Probolinggo. 3.1.2. Wawancara. Metode wawancara bertujuan untuk mengumpulkan nformasi, metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai pihak-pihak terkait yaitu: Ketua, Pembantu Ketua, Dosen, Staf Administrasi, dan Peserta didik. Mengenai kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi oleh pihak kampus serta aplikasi seperti apa yang diinginkan oleh Sekolah Tingi Teknologi Nurul Jadid agar teknologi informasi dapat diterapkan dengan maksimal. 3.1.3. Studi Pustaka Metode Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang dijadikan sebagai referensi dalam perencanaan Sistem Informasi penerapan SOP. Referensi-referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 3.1.4. Angket Metode angket juga sering disebut kuesioner berarti suatu daftar pertanyaan. Angket adalah sejumlah pernyataan atau pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. 3.2. Analisis Information System Architecture Menekankan pada bagaimana arsitektur sistem informasi dibangun yang meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Pada arsitektur data, dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh komponen data yang akan digunakan oleh aplikasi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi berdasarkan kebutuhan area fungsional bisnis yang telah ditetapkan. Indentifikasi yang dilakukan adalah menentukan kandidat entitas data, mendefinisikan entitas data, dan membuat relasi antara fungsi bisnis dan entitas data. Teknik yang bisa digunakan adalah ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi, dilakukan dengan mengidentifikasi kandidat aplikasi, menentukan jenis aplikasi yang dibutuhkan untuk memproses data dan mendukung bisnis, serta membuat pemodelan arsitektur aplikasi.
9
3.3. Perancangan Interprise Architecture Latar belakang dibentuknya konsep architecture enterprise adalah adanya kebutuhan organisasi dalam membangun sistem informasi untuk memisahkan data, proses, infrastruktur teknologi, orang, waktu, dan motivasi dalam suatu kerangka kerja architecture enterprise. Hasil dari arsitektur enterprise ini terdiri dari dokumen-dokumen seperti gambar, diagram, model, serta dokumen dalam bentuk teks yang akan menjelaskan seperti apa sistem informasi yang dibutuhkan suatu organisasi. Arsitektur enterprise akan dijadikan sebagai acuan bagi pengembangan sistem informasi di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dipilihnya enterprise architecture framework maka dilakukan proses GAP analisis dengan lamgkah-langkah didalam TOGAF seperti tabel-tabel dibawah ini antara enterprise architecture pada kondisi saat ini dengan target arsitektur yang akan menghasilkan suatu analisa kebutuhan-kebutuhan TI seperti yang terihat pada tabel berikut: Tabel 4.1: Gap Analysis Ea Saat Ini Dengan Target Arsitektur Untuk Arsitektur Sistem Informasi Es Saat Ini Analisis Target Arsitektur Aplikasi yang ada belum Pengadaan Aplikasi sudah lengkap lengkap Databese tidak Upgrade fasilitas TI Database terintegrasi terintegrasi Duplikasi data Upgrade fasilitas TI Data multi user Backup data terpisah Upgrade fasilitas TI Backup data terpusat dimasing-masing divisi Data terpisah antara Upgrade fasilitas TI Data tersentralisasi pusat-pusat Sistem informas yang Upgrade fasilitas TI Semua user yabg ada hanya user tertentu bersangkutan dengan sistem yang bisa mengakses informasi bisa mengakses sitem infornasi yang ada sistem Ada aplikasi yang tidak Upgrade fasilitas TI Aplikasi user friendly use friendly Keamanan sistem Pengadaan Firewall informasi masih lemah Kecapatan akses lambat Upgrade fasilitas TI Akses cepat Hasil analisa setelah divalidasi antara TOGAF, Enterprise Architecture (EA) saat ini dan target arsitektur maka arsitektur yang dituju harus mempunyai dasar-dasar teknis yang ada di TOGAF yaitu perencanaan yang tidak berkala mengakibatkan banyaknya fasilitas service terabaikan, dari validasi tersebut sangat dibutuhkan perencaan TI, Enterprise Architecture yang dibuat bukan berdasarkan trend teknologi saja tetapi dampak lainnya harus dianalisa secara detail berdasarkan 10
10
kerangka arsitektur yang dipilih. Karena perencanaan yang mengikuti trend teknologi saja akan meningkatkan biaya (cost) dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM), enterprise architecture yang direncanakan belum memenuhi syarat jika belum memenuhi platform dasar yang berdasarkan kepada TOGAF. 5. KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang analisis dan perancangan terhadap TOGAF ADM yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemodelan arsitektur enterprise memberikan panduan dalam pengembangan sistem informasi menjadi terintegrasi. Di dalam sistem informasi yang dihasilkan terdapat 31 entitas data dan 7 aplikasi di antaranya sistem informasi penerimaan mahasiswa baru, sistem informasi akademik, sistem informasi alumni, sistem informasi keuangan, sistem informasi kepegawaian, sistem informasi sarana prasana dan sistem informasi perpustakaan. Dengan demikian analisis dan perancangan TOGAF ADM dapat diterapkan untuk proses analisis dan perancangan database pada sistem informasi Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid. 5.2. Saran Dari kesimpulan di atas, terdapat 31 entitas data dan 7 aplikasi untuk mendukung sistem informasi di Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid. Walaupun TOGAF ADM sudah mampu menganalisis dan merancang sistem database namun pada penelitian selanjutnya perlu dikembangkan lagi dengan metode analisis dan perancangan yang yang lain misalnya COBIT pada contoh kasus yang sama.
DAFTAR PUSTAKA [1] Land MO. Proper E, Waage M, Cloo J, Steghuis C. 2009, Enterprise Architecture: Creating value by Informed Goverance, Berlin: Spinger. [2] Iyan Supriyana. 2010, Perencanaan Model Arsitektur Bisnis, Arsitektur Sistem Informasi dan Arsitektur Teknologi Dengan Menggunakan TOGAF: Studi Kasus Bakosurtanal. [3] Ade Supriatna, 2010. Analisa Penerapan Togaf Dan Cobit Dalam Tata Kelola Teknologi Informasi Sebagai Usulan Pada Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral. [4] Yulrio Brianorman, Cut Fiarni, 2011. Perancangan Enterprise Architecture ada Puskesmas yang sesuai untuk penerapan teknologi Cloud Computing. [5] Ari Anggana Agung K (2011), Perencanaan Arsitektur Enterprise Berbasis Web Dengan Togaf Adm Di Rsud Dr. Soegiri Lamongan. [6] Kuswardani Mutyarini, St., Dr. Ir. Jaka Sembiring, 2006. Arsitektur Sistem Informasi Untuk Institusi Perguruan Tinggi Di Indonesia. [7] Sutedjo B, 2002, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. [8] Sutanta E. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu. 11
[9] Jogiyanto. 2007. Model kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. [10] Jogiyanto. 2005. Analisis & Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi, Yogyakarta. [11] Zachman JA. 1997. Enterprise Architecture: The issue of the century, database programming and design. Canada. Zachman International, Inc. [12] Surendro K. 2007. Pemanfaatan Enterpris Architecture Planning untuk Perencanaan Strategis Sistem Informasi, Jurnal Informatika, Fak. Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra. Vol. 8, No.1: pp1-9. [13] Lankhorst M. 2005, Enterprise Architecture at Work: Modelling, Communication, and Analysis, Berlin: Springer. [14] Mutyarini K, Sembiring. J, 2006. Arsitektur Sistem Informasi untuk Institusi Perguruan Tinggi di Indonesia, Prosiding KNTI&K. pp102-107. [15] [CIO Council] Chief Information Officer Council. 2001, A Practical Guide to Federal Enterprise Architecture version 1.0.Boston: Springfield. [16] Parizeu Y. 2002,” Enterprise Architecture for complex Government and The Challenge of Government On-Line in Canada”, Riset Master, Dalhousie University. [17] Katili EA. 2004. Pengembangan Arsitektur Informasi Perusahaan Aspek Fungsi, Jaringan, Motivasi, AJB Bumi Putera 1912 [Tesis], Bandung: ITB, Hal 9. [18] Zachman JA. 1996. The Framework for Enterprise Architecture: background, description, and utility. Canada: Zachman International, Inc. [19] Setiawan EB. 2009a. Pemilihan EA Framework. Didalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi; Yogyakarta, 20 Juni 2009. Hlm 114 - 118. [20] Open Group. 2011b, The Open Group Architecture Framework, http://pubs.opengroup.org/architecture/togaf9doc/arch/chap05.html,diakses 12 April 2011.
12
12