Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Opini Auditor, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2013 Lisa Maghdalena
[email protected] Dosen Pembimbing : Rindang Widuri, S.Kom.,MM ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the factors that influence audit delay of financial reports focusing on manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The examined factors of this research are company size, leverage, audit opinion, and accounting firm size toward audit delay. The sample consists of 87 manufacturing companies with the acquisition of observational data as much as 348 financial statement listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX) and submitted financial reports to Bapepam consistently in the period 2010-2013. The data that was used in this research was secondary data and selected by using purposive sampling method. The hypotheses in this study were tested by logistic regression analysis. The used of logistic regression analysis due to the independent variable is a mixture between continuous variable (metric) and categorial (non-metric). The result of this study shows that audit opinion has a significant influence on audit delay. Whereas company size, leverage, and audit firm size have no significant influence on audit delay. Keywords : Audit delay, company size, leverage, audit opinion, and audit firm size
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, leverage, opini auditor, dan ukuran kantor akuntan publik terhadap audit delay. Sampel penelitian ini terdiri dari 87 perusahaan manufaktur dengan total objek penelitian sebanyak 348 data laporan keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam secara konsisten dalam periode tahun 2010 - 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan metode analisis regresi logistik. Penggunaan analisis regresi logistik disebabkan karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa opini auditor memiliki pengaruh terhadap audit delay. Sedangkan ukuran perusahaan, leverage, dan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Kata Kunci : Audit Delay, Ukuran Perusahaan, Leverage, Opini Auditor, dan Ukuran KAP 1
2
PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan aktivitas Pasar Modal yang terjadi di Bursa Efek Indonesia, permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi sumber informasi bagi para pemakai laporan keuangan juga semakin tinggi. Setiap perusahaan yang tercatat di Bursa Efek diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala dan tepat waktu yang telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) atau yang telah berganti nama menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam mengontrol perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di BEI agar menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu, regulator membuat sejumlah peraturan mengenai Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik yang diatur dalam Peraturan Nomor KEP346/BL/2011. Berdasarkan Peraturan Nomor KEP-346/BL/2011, laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ke-tiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan. Menurut IAI (2009), tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Selain itu, didalam laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas dasar sumber daya yang dipercayakan kepada pihak manajemen tersebut. Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi penting akan dijadikan sebagai salah satu dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan kauangan. Dikarenakan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang penting, maka keterlambatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat dijadikan objek penelitian yang dapat diteliti. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay. Faktor - faktor yang diteliti dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan, leverage, opini auditor, dan ukuran Kantor Akuntan Publik. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian mengenai audit delay. Diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Febrianty (2011) dan Iskandar dan Trisnawati (2010). Febrianty (2010) menggunakan ukuran perusahaan, leverage, dan kualitas KAP sebagai variabel independen dan audit delay sebagai variabel dependen. Febrianty (2011) menggunakan metode analisi regresi linear berganda. Hasil penelitian yang didapat oleh Febrianty (2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan leverage mempunyai pengaruh terhadap audit delay, sedangkan kualitas KAP tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Iskandar dan Trisnawati (2010) melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Variabel independen yang digunakan yaitu total aset, klasifikasi industri, laba/rugi, opini audit, ukuran KAP, dan debt. Dan variabel dependen yang digunakan adalah audit delay. Hasil penelitiian yang didapat oleh Iskandar dan Trisnawati (2010) menunjukkan bahwa klasifikasi industri, laba/rugi, dan ukuran KAP memiliki pengaruh terhadap audit delay. Sedangkan total aset, opini audit, dan debt tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Perbedaan yang terdapat antara penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu variabel yang digunakan, jenis industri yang diteliti, periode penelitian, dan metode analisis data yang digunakan. Febrianty (2011) melakukan penelitian dengan menggunakan perusahaan dari industri perdagangan, sedangkan Iskandar dan Trisnawati (2010) menggunakan perusahaan dari seluruh industri. Selanjutnya, Febrianty (2011) melakukan penelitian dalam periode 2007 – 2009, sedangkan Iskandar dan Trisnawati (2010) melakukan penelitian selama periode 2003 – 2009. Febrianty (2011) dan Iskandar dan Trisnawati (2010) melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis data regresi linear berganda, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi logistik.
3
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Dengan menggunakan metode penelitian dan analisis statistik tersebut, maka hubungan antar variabel yang diteliti akan menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Data yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari PT. Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan perusahaan – perusahaan manufaktur pada periode 2010 sampai dengan 2013 yang telah diaudit oleh auditor independen. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang informasinya diperoleh dengan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat dokumen yang telah terjadi (laporan keuangan dan laporan audit emiten) di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan auditan perusahaan diperoleh dari akses website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari literatur dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
HASIL DAN BAHASAN Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai ratarata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum, dan nilai minimum. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, leverage, opini auditor, dan ukuran KAP, serta yang menjadi variabel dependen adalah audit delay. Variabel opini auditor, ukuran KAP, dan audit delay akan diteliti menggunakan frequency tabel dalam analisis statistik deskriptif. Sedangkan variabel ukuran perusahaan dan leverage akan menggunakan mean, nilai maksimum, minimum, dan standar deviasi. Berikut merupakan hasil dan penjelasan dari analisis statistik deskriptif terhadap variabel dependen dan variable independen. Tabel 1 Ringkasan Statistik Deskriptif Audit Delay Frequency Percent Terlambat
23
6,6
Tepat Waktu
325
93,4
Total
348
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit delay. Menurut Kartika (2011) audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku (31 Desember) sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit tersebut. Variabel ini diukur dengan menggunakan nilai dummy dengan kategori yaitu bagi perusahaan yang memiliki ketepatan waktu (menyampaikan laporan keuangannya kurang dari 90 hari setelah akhir tahun atau sebelum tanggal 30 Maret) akan masuk dalam kategori 1. Sedangkan perusahaan yang tidak tepat waktu (menyampaikan laporan keuangannya lebih dari 90 hari setelah akhir tahun atau setelah tanggal 30 Maret) akan masuk dalam kategori 0. Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa selama periode 2010 sampai dengan 2013, sebagian besar perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI telah menyampaikan data laporan keuangan secara tepat waktu. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase data laporan keuangan yang tidak mengalami audit delay yaitu sebesar 93,4%. Sedangkan persentase data laporan keuangan yang mengalami audit delay yaitu 6,6%.
4 Tabel 2 Ringkasan Statistik Deskriptif Ukuran Perusahaan dan Leverage N
Min
Max
Mean
Std. Deviation
Firm_Size
348
10
14
12,09
0,738
Leverage
348
4
321
52,54
41,098
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel independen dimana menggunakan total asset sebagai proksi dari ukuran perusahaan. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma (Log) dari total aset. Aset yang diukur adalah semua aset baik aset lancar maupun tetap akhir periode (satu tahun) yang tercantum dalam laporan keuangan yang telah diaudit. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa nilai minimum total aset dari keseluruhan sampel yang diteliti adalah 10 (nilai log) atau sebesar Rp. 10,582,842,395. Sedangkan nilai maksimum yang didapat yaitu sebesar 14 atau Rp. 213,994,000,000,000. Nilai rata-rata total aset yaitu 12,09 atau sebesar Rp. 6,169,790,419,027 dan nilai standar deviasi yaitu 0,738. Menurut Kasmir (2013), rasio leverage atau rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh utang. Leverage juga dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utangnya, baik berupa utang jangka panjang maupun utang jangka pendek. Dalam penelitian ini, leverage suatu perusahaan diukur dengan membandingkan jumlah aktiva (total aset) dengan jumlah utang (utang jangka pendek maupun jangka panjang). Perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah utang tersebut dinyatakan dalam total debt to total asset ratio. Perhitungan leverage dengan rasio total debt to total asset (TDTA) dapat dihitung dengan rumus : Total Debt to Total Asset
Total Utang Total Aktiva
=
x 100 %
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa nilai minimum dari rasio leverage yaitu 4 atau sebesar 3,72 %. Sedangkan nilai maksimum memiliki persentase sebesar 321%. Nilai rata-rata leverage sebesar 52,54 dan standar deviasi sebesar 41,098. Tabel 3 Ringkasan Statistik Deskriptif Opini Auditor Opinion
Frequency
Selain Unqualified Opinion & Unqualified Opinion With Explanatory Language
Percent
9
2,6
Unqualified Opinion & Unqualified Opinion With Explanatory Language
339
97,4
Total
348
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Dalam penelitian ini, opini auditor diproksikan berdasarkan nilai dummy. Opini auditor diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu unqualified opinion dan unqualified opinion with explanatory language, serta pendapat selain unqualified opinion dan unqualified opinion with explanatory language. Perusahaan yang memperoleh pendapat selain unqualified opinion dan unqualified opinion with explanatory language diberi kode dummy 0, sedangkan untuk unqualified opinion dan unqualified opinion report with explanatory language diberi kode dummy 1.
5 Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa terdapat 339 data laporan keuangan yang memperoleh unqualified opinion dan unqualified opinion report with explanatory language dengan persentase sebesar 97,4%. Lalu terdapat 9 data laporan keuangan yang memperoleh pendapat selain unqualified opinion dan unqualified opinion report with explanatory language dengan persentase sebesar 2,6%. Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa selama periode 2010 sampai dengan 2013 sebagian besar data laporan keuangan memperoleh opini yang baik, yaitu wajar tanpa pengecualian. Sedangkan hanya sebagian kecil yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian.
Size
Tabel 4 Ringkasan Statistik Deskriptif Ukuran KAP Frequency Percent
Non Big Four
216
62,1
The Big Four
132
37,9
Total
348
100
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Ukuran KAP diberlakukan sebagai variabel dummy. Ukuran KAP diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu KAP The Big Four dan Non Big Four. Perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four diberi kode dummy 1, sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big Four diberi kode dummy 0. Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa terdapat 132 data laporan keuangan yang diaudit oleh KAP The Big Four dengan persentase sebesar 37,9%. Kemudian terdapat 216 data laporan keuangan yang diaudit oleh KAP Non Big Four dengan persentase sebesar 62,1%. Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa selama periode 2010 sampai dengan 2013 sebagian besar data laporan keuangan diaudit oleh KAP Non Big Four. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan masih menaruh kepercayaan yang cukup tinggi terhadap jasa yang diberikan oleh KAP Non Big Four sehingga perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan jasa KAP Non Big Four dalam mengaudit perusahaan mereka.
Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test) Dalam menilai kelayakan model regresi logistik, metode yang digunakan adalah Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Ghozali (2013) menyatakan bahwa jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (5%), maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Tabel 4.5 menyajikan ringkasan hasil pengujian SPSS atas kelayakan model regresi dalam penelitian ini. Tabel 5 Goodness of Fit Test Hosmer and Lemeshow Test Chi-Square Sig. 7,642 ,469 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Berdasarkan pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit pada Tabel 5 diketahui bahwa nilai chi-square yang didapat adalah 7,642 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,469. Tingkat signifikansi 0,469 dalam Tabel 5 lebih tinggi dari 0,05 sehingga Ho diterima, yang berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Dengan demikian, model regresi ini layak untuk dipakai dalam analisis selanjutnya.
6 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menilai Keseluruhan Model dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) Block Number = 0 dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) Block Number = 1. Jika terjadi penurunan nilai antara -2LL Block Number = 0 dengan nilai -2LL Block Number = 1, maka menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Tabel 6 -2 Log Likelihood -2 Log Likelihood
Step -2LL Block Number = 0
192,845
-2LL Block Number = 1
159,976
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Berdasarkan perbandingan antara -2LL Block Number = 0 dengan Block Number = 1 menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka dari 192,845 menjadi 159,976 sebesar 32,869. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan variabel independen ukuran perusahaan, leverage, opini auditor, dan ukuran KAP kedalam model memperbaiki model fit.
Menguji Tabel Klasifikasi Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat. Atau dapat dikatakan bertujuan untuk menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan yang salah (incorrect). Berikut disajikan hasil pengujian tabel klasifikasi dari model regresi :
Observed
Tabel 7 Ringkasan Tabel Klasifikasi Predicted Audit Delay Terlambat Tepat Waktu
Audit Delay
Terlambat Tepat Waktu
0 0
Overall Percentage
23 325
Percentage Correct
0 100 93,4
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa dari 23 data laporan keuangan yang mengalamai audit delay, tidak ada data laporan keuangan yang diprediksi dengan benar oleh model penelitian. Atau ketepatan persentase dari data laporan keuangan yang diprediksi mengalami audit delay yaitu 0%. Kemudian dari 325 data laporan keuangan yang tidak mengalami audit delay, terdapat 325 data laporan keuangan yang diprediksi dengan benar oleh model penelitian dengan persentase sebesar 100%. Dengan demikian, secara keseluruhan (overall percentage) ketepatan klasifikasi model regresi logistik untuk kategori audit delay yang tepat waktu dan terlambat adalah 93,4%. Atau data hasil observasi dapat memprediksi model regresi sebesar 93,4%.
Menguji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R2) Menguji koefisien determinasi (Nagelkerke R2) dilakukan untuk melihat seberapa besar model yang dipakai mampu menerangkan variabel terikat. Berikut disajikan hasil pengolahan SPSS atas pengujian Nagelkerke R2 dalam penelitian ini:
7 Tabel 8 Nagelkerke R Square Cox & Snell
-2 Log likelihood
159,976
Nagelkerke
R Square
R Square
0,027
0,069
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa nilai Nagelkerke R2 yang didapat adalah sebesar 0,069 atau 6,9%. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan, leverage, opini auditor dan ukuran KAP dapat menjelaskan variabel dependen (audit delay) sebesar 6,9%, sedangkan sisanya 93,1% dapat dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak terdapat dalam model penelitian.
Uji Hipotesis (Uji Koefisien Regresi) Uji koefisien regresi adalah tahap terakhir yang dilakukan untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh variabel independen (ukuran perusahaan, leverage, opini auditor dan ukuran KAP) terhadap variabel dependen (audit delay) dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan metode analisis regresi logistik. Berikut disajikan hasil dari Uji Hipotesis (Uji Koefisien Regresi) dalam penelitian ini:
B
Tabel 9 Uji Koefisien Regresi S.E Wald
Sig
Exp (B)
Firm_Size
-,427
,380
1,266
,261
,652
Leverage
-,002
,005
,144
,704
,998
Audit_Opinion
-2,228
,906
6,051
,014
,108
KAP_Size
1,030
,604
2,911
,088
2,801
Constant
7,726
4,589
2,834
,092
2265,516
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam tabel 4.9, maka dapat dibuat model regresi sebagai berikut : AUDELAY = 7,726 – 0,427 Firm_Size – 0,002 Leverage – 2,228 Audit_Opinion + 1,030 KAP_Size +ε Berdasarkan pengujian yang terdapat di dalam Tabel 9 dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut : 1. Pengujian Hipotesis 1 Hipotesis 1 menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat dalam Tabel 4.9, diketahui bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,427 dengan nilai signifikansi sebesar 0,261. Nilai koefisien sebesar -0,427 menunjukkan hubungan yang negatif antara ukuran perusahaan dengan audit delay. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan ukuran perusahaan, maka audit delay akan mengalami penurunan sebesar 0,427 kali. Nilai signifikansi ukuran perusahaan menunjukkan angka sebesar 0,261. Nilai 0,261 lebih besar dari 0,05 (5%), sehingga Hipotesis 1 ditolak. Hal ini berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil yang dinyatakan oleh Pourali et al, (2013). Hasil penelitian Pourali et al, (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap audit delay. Hasil yang sama juga didapat oleh Febrianty (2011) dan Modugu (2012) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Walaupun demikian, penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Turel (2010), Iskandar dan Trisnawati (2010), serta Lianto (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Lianto (2010) berpendapat bahwa semua
8 perusahaan senantiasa diawasi oleh para investor, regulator, dan pihak-pihak lain sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat segera menyelesaikan pelaksanaan audit laporan keuangan. 2.
Pengujian Hipotesis 2 Hipotesis 2 menyatakan bahwa tingkat leverage memiliki pengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat dalam Tabel 4.9, diketahui bahwa tingkat leverage memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,002 dengan nilai signifikansi sebesar 0,704. Nilai koefisien sebesar -0,002 menunjukkan hubungan yang negatif antara tingkat leverage dengan audit delay. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikkan satu satuan leverage, maka audit delay akan mengalami penurunan sebesar 0,002. Leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,704. Signifikansi sebesar 0,704 tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga Hipotesis 2 ditolak. Hal ini berarti bahwa tingkat leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil yang didapat dalam penelitian ini tidak mendukung hasil yang didapat oleh Bustamam dan Kamal (2010) serta Febrianty (2010). Penelitian yang dilakukan oleh Bustamam dan Kamal (2010) serta Febrianty (2010) menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Walau demikian, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang didapat oleh Modugu et al (2012) dan Iskandar dan Trisnawati (2010) yang menyatakan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan bahwa jumlah total debt yang lebih besar dari total asset merupakan hal yang wajar pada kondisi ekonomi yang tidak stabil dan yang terpenting adalah adanya pengungkapan yang memadai dari pihak manajemen perusahaan terkait dengan tingginya total debt dalam perusahaan sehingga tidak akan menghambat auditor dalam melakukan pekerjaan audit.
3.
Pengujian Hipotesis 3 Hipotesis 3 menyatakan bahwa opini auditor memiliki pengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat dalam Tabel 4.9, diketahui bahwa opini auditor memiliki nilai koefisien regresi sebesar -2,228 dengan nilai signifikansi sebesar 0,014. Nilai koefisien sebesar -2,228 menunjukkan hubungan yang negatif antara opini auditor dengan audit delay. Hal tersebut menunjukkan perusahaan yang memperoleh unqualified opinion memiliki audit delay lebih panjang dibanding perusahaan yang memperoleh pendapat selain unqualified opinion. Nilai signifikansi opini auditor menunjukkan angka sebesar 0,014. Nilai 0,014 tersebut lebih kecil daripada 0,05 sehingga Hipotesis 3 diterima. Hal ini berarti bahwa opini auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010). Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan bahwa proses pemberian pendapat terhadap kewajaran suatu laporan keuangan merupakan tahap akhir dalam proses audit, sehingga jenis opini apapun yang diberikan tidak akan mempengaruhi lamanya audit report lag yang terjadi. Tetapi, hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ahmed dan Hossain (2010) dan Banihmd. et al.,(2012) yang menunjukkan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. Ahmed dan Hossain (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang memperoleh opini selain unqualified opinion and unqualified opinion with explanatory language akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan dan menyampaikan laporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan auditor akan memerlukan waktu yang lebih panjang dalam proses audit laporan keuangan jika mereka mengidentifikasi adanya perbedaan antara neraca dan laba-rugi perusahaan dengan catatan akuntansi yang ada.
4.
Pengujian Hipotesis 4 Hipotesis 4 menyatakan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat dalam Tabel 4.9, diketahui bahwa ukuran KAP memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1,030 dengan nilai signifikansi sebesar 0,088. Nilai koefisien sebesar 1,030 menunjukkan hubungan yang positif antara ukuran KAP dengan audit delay. Hal tersebut berarti perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four membutuhkan waktu yang lebih cepat dalam proses pelaksanaan audit. Dan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big Four cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaan audit atau cenderung mengalami audit delay. Nilai signifikansi ukuran KAP
9 menunjukkan angka sebesar 0,088. Nilai 0,088 lebih besar dari 0,05, sehingga Hipotesis 4 ditolak. Hal ini berarti bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil yang didapat dalam penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010). Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan bahwa KAP The Big Four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efisien dan efektif sehingga audit dapat diselesiakan secara tepat waktu. Tetapi, hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Febrianty (2011) dan Modugu et al (2013). Febrianty (2011) menyatakan bahwa semakin baik kualitas KAP maka KAP tersebut belum tentu memberikan jaminan terhadap kualitas audit yang dilakukan dengan salah satunya yakni ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan, dimana seharusnya semakin besar KAP, semakin banyak memiliki sumber daya, lebih banyak auditor ahli, sistem informasi yang canggih, dan memiliki sistem kerja audit yang baik sehingga akan semakin cepat dalam penyelesaian laporan keuangan. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN 1. Ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010 – 2013. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji hipotesis sebesar 0,261 yang lebih besar dari 0,05 (5%). 2. Leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010 – 2013. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji hipotesis sebesar 0,704 yang lebih besar dari 0,05 (5%). 3. Opini auditor mempunyai pengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010 – 2013. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji hipotesis sebesar 0,014 yang lebih kecil dari 0,05 (5%). 4. Ukuran KAP tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay pada perusahaan mannufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010 – 2013. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi pada uji hipotesis sebesar 0,088 yang lebih besar dari 0,05 (5%). SARAN 1.
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI untuk memperhatikan faktor opini auditor agar perusahaan tidak terlambat dalam mempublikasikan laporan keuangannya karena penelitian ini membuktikan bahwa variabel opini auditor memiliki pengaruh terhadap audit delay. 2. Dikarenakan nilai Nagelkerke R2 yang diperoleh dalam penelitian ini cukup rendah, maka saran bagi penelitian selanjutnya yaitu melakukan pengujian terhadap variabel independen lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini, misalnya sign of income, subsidiaries, dan audit fee. 3. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan periode waktu yang lebih lama dibanding dengan penelitian ini agar dapat melihat kecenderungan terjadinya audit delay sepanjang tahun. 4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel industri perusahaan yang berbeda dengan penelitian ini. Peneliti selanjutnya juga dapat memperluas sampel penelitian dengan melakukan penelitian terahadap semua industri yang terdaftar di dalam BEI dan tidak terbatas hanya pada industri manufaktur.
REFERENSI Arens, A. A. , Elder, R. J., Beasley M. S. (2012). Auditing and Assurance Service An Integrated Approach. Pearson-Prentice Hall. Ahmed, A. A. A. dan Hossain, Md. S. (2010). Audit Report Lag : A Study of the Bangladesh Listed Companies. ASA University Review, 4(2). Banimahd, B. , Moradzadehfard, M. , Zeynali,M. (2012). Audit Report Lag and Auditor Change : Evidence From Iran. Journal of Basic and Applied Scientific Research, 2(12), 12278 – 122282.
10 BAPEPAM-LK. (Nomor KEP-36/PM/2003). PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN BERKALA EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK. BAPEPAM-LK. (Nomor KEP-346/BL/2011). PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN BERKALA EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK. Boynton, W. C., Johnson, R. (2006). Modern Auditing : Assurance Service and The Integrity of Financial Reporting. United States of America : John Wiley & Sons, Inc Bursa Efek Indonesia (Nomor KEP-307/BEJ/07-2004). PERATURAN NOMOR I – H TENTANG SANKSI. Bustamam, M. K. (2010). Pengaruh Leverage, Subsidiaries, dan Audit Complexity Terhadap Audit Delay. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, 3, 110-112. Febrianty. (2011). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2009. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS), 1(3). Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Universitas Diponegoro. IAI. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan . Jakarta. IAPI. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik . Jakarta: Salemba Empat. Iskandar, M. J. dan Trisnawati, E. (2010). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12(3), 175 – 186. Kartika, A. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3(2), 152-171. Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers. Kieso, Weygandt, Warfield. (2011). Intermediate Accounting. IFRS Edition. United States : John Wiley & Sons. Lianto, N. dan Kusuma, B. H. (2010). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2(2), 97-106. Margaretta, S. dan Soepriyanto, G. (2012). Penerapan IFRS dan pengaruhnya Terhadap Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Binus Business Review, 3(2), 993-1009. Modugu, P. K. , Eragbhe, E. , Ikhatua, O. J. (2012). Determinants Of Audit Delay In Nigerian Companies:Empirical Evidence. Research Journal of Finance and Accounting, 3(6). Mulyadi. (2010). Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Pourali, et al. (2013). Investigation Effective Factors in Audit Delay : Evidence from Teheran Stock Exchange (TSE). Research Journal of Applied Science, Engineering and Technology, 5(2), 405 - 410. Sarwono, J. (2013). 12 Jurus Ampuh SPSS Untuk Riset Skripsi. Jakarta : Elex Media Komputindo. Turel, A. G. (2010). Timeliness of Financial Reporting in Emerging Capital Markets : Evidence from Turkey. European Financial and Accounting Journal, 5(1), 113 - 133. UNDANG-UNDANG RI. (Nomor 8 Tahun 1995). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PASAR MODAL . UNDANG-UNDANG RI. (Nomor 5 Tahun 2011). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG AKUNTAN PUBLIK.
RIWAYAT PENULIS Lisa Maghdalena lahir di Kota Jakarta pada tanggal 15 Januari 1994. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi dan Keuangan pada tahun 2015.