I.102 PENGOLAHAN BIJIH NIKEL KADAR RENDAH UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI BAJA TAHAN KARAT Dr. Solihin, M.Env., Ir. Puguh Prasetiyo, Dr. Ir. Rudi Subagja, Dedy Sufiandi ST, Immanuel Ginting ST
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2012
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG • Nikel merupakan unsur yang sangat penting sebagai bahan paduan baja tahan karat dan baja paduan lainnya • Cadangan bijih Nikel laterit di Indonesia mencapai 16 % cadangan nikel dunia, yang tersebar di Pulau Sulawesi, Maluku, Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya. • Kehadiran UU Minerba no 4 tahun 2009 dan 2012 yang melarang ekspor bijih mentah dan mensyaratkan kandungan minimum logam berharga • Kurangnya database hasil penelitian pengolahan bijih nikel kadar rendah, baik dari jalur hidrometalurgi ataupun jalur pirometalurgi • Perlunya kesiapan teknologi untuk menyongsong upaya peningkatan nilai tambah sumber daya alam • Perlunya inventarisasi teknologi yang paling cocok untuk mengolah bijih nikel kadar rendah • Perlunya hasil-hasil penelitian aplikatif yang bisa menjadi dasar studi kelayakan untuk pendirian industri pengolahan bijih nikel kadar rendah
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
PROSPEK TEKNO-EKONOMI PENGOLAHAN BIJIH NIKEL KADAR RENDAH • Bijih nikel kadar rendah (limonit) merupakan produk sampingan dari aktivitas penambangan bijih nikel kadar tinggi (Saprolit) • Teknologi pengolahan bijih nikel kadar rendah, baik jalur pirometalurgi ataupun jalur hidrometalurgi, memiliki mitos resiko teknologi yang perlu diklarifikasi melalui penelitian dan pengkajian • Dalam jalur pirometalurgi, kandungan nikel yang rendah dan besi yang tinggi. Kadar nikel dalam produk Nickel Pig Iron (NPI) sangat rendah. Selain itu, kadar pengotor yang tinggi juga membuat proses suhu tinggi sangat sensitif terhadap biaya kokas sebagai reduktor. • Sementara itu, dalam jalur hidrometalurgi belum banyak diteliti sampai tuntas. Bijih nikel kadar rendah yang mengandung banyak pengotor membuat jalur proses hidrometalurgi sebagai alternatif yang cocok untuk mengolah bijih nikel kadar rendah tersebut.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
RUANG LINGKUP KEGIATAN • Kegiatan yang dilakukan berupa penelitian di dalam laboratorium untuk mengolah bijih nikel kadar rendah Sulawesi Tenggara • Jalur proses yang digunakan untuk mengolah bijih nikel kadar rendah adalah jalur hidrometalurgi • Unit proses yang dikaji adalah unit leaching dimana prilaku leaching nikel dan besi dalam media klorida akan menjadi objek penelitian dan pengkajian FOKUS KEGIATAN • Fokus kegiatan ini adalah pengolahan bijih kadar rendah untuk mendapatkan larutan kaya nikel dan kobalt • Selain itu, dalam penelitian ini juga diharapkan dihasilkan kondisi optimum untuk mendapatkan persen ekstraksi nikel yang tertinggi
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
METODOLOGI DESAIN PENELITIAN • Penelitian didesain sesuai dengan ruang lingkup dan fokus kegiatan. Penelitian adalah berupa kegiatan penelitian laboratorium diiringi dengan kerjasama dengan perusahaan pertambangan berupa supplay bijih nikel kadar rendah. TAHAPAN – METODE PELAKSANAAN KEGIATAN • Tahapan penelitian adalah studi literatur dan diskusi untuk menentukan proses yang dipilih dalam mengolah bijih nikel kadar rendah diikuti oleh rancangan percobaan, percobaan leaching bijih nikel dengan media klorida, karakterisasi sampel hasil percobaan dan sosialisasi hasil percobaan PERKEMBANGAN DAN HASIL KEGIATAN • Dengan penelitian leaching bijih nikel kadar rendah ini, kondisi yang optimum untuk memperoleh persen ekstraksi nikel dalam larutan kaya nikel sudah didapatkan. • Persamaan yang merangkum laju leaching nikel dan besi juga sudah didapatkan. Hasil-hasil penelitian telah ditabulasikan dalam bentuk grafik. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
4
SINERGI KOORDINASI
• Koordinasi dilakukan dalam bentuk dukungan suplay bahan baku bijih nikel kadar rendah, diikuti dengan diskusi dan sosialisasi setelah tahap penelitian laboratorikum selesai dilakukan • Perusahaan penambangan bijih nikel yang disertakan dalam koordinasi adalah PT Aneka Tambang. Koordinasi sementara dilakukan secara informal berupa diskusi dalam hal persoalan dalam pengolahan bijih nikel kadar rendah • Koordinasi dilakukan melalui dukungan bahan baku dan kunjungan ke lokasi pertambangan sekaligus sosialisasi hasil-hasil penelitian • Behubung jauhnya jarak sarana penelitian dengan lokasi pertambangan, koordinasi tidak dapat dilakukan optimal
• Kunjungan ke lokasi diharapkan dapat lebih membuat kesepakatan lebih jauh • Perlu diketahui bahwa industri pertambangan dan pengolahan nikel adalah industri yang padat modal yang memerlukan kajian lebih lanjut sebelum tahap implementasi berupa pabrik pengolahan bijih nikel kadar rendah. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
• Hasil-hasil kegiatan berupa hasil-hasil percobaan di laboratorium akan disosialisasikan ke industri pertambangan, baik melalui seminar, focus group discusion atau kunjungan diskusi. • Hasil kegiatan diharapkan menjadi basis pemilihan proses dan pembuatan studi kelayakan proses pengolahan bijih nikel kadar rendah melalui jalur hidrometalurgi • Oleh karena itu, wujud pemanfaatan adalah dijadikannya data-data dalam penelitian ini dalam studi kelayakan • Perusahaan yang akan memanfaatkan hasil-hasil kegiatan ini adalah pihak pertambangan nikel negara (PT Aneka Tambang) • Karena industri pengolahan bijih nikel adalah industri yang besar dan padat modal, sehingga memerlukan tahapan pengkajian tekno-ekomomi yang lebih jauh, maka signifikansi hasil penelitian belum bisa terlihat dalam jangka pendek. Hasil-hasil penelitian akan dipresentasikan ke perusahaan pertambangan negara sebagai acuan dalam kebijakan perusahaannya. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
• Ke depan, diharapkan penelitian ini dilanjutkan menuju tahap refining sehingga besi dan nikel bisa didapatkan dalam produk yang masingmasing terpisah • Besi sebagai produk sampingan, akan memunculakn inovasi berupa kombinasi jalur proses piro dan hidrometalurgi. Selain itu, perlu juga dicoba penelitian jalur pirometalurgi dengan beberapa perubahan berupa penelitian preparasi awal sehingga pengotor bisa dipisahkan sejak awal sehingga menghemat kokas. • Pengembangan selanjutnya adalah kerjasama dalam hal studi kelayakan berdasar hasil-hasil penelitian di kegiatan ini • Tahapan pengembangan adalah: Penelitian Lanjutan, Studi Kelayakan, Pembangunan Pilot Plant, dan akhirnya pembuatan pabrik pengolahan bijih nikel kadar rendah.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
FOTO KEGIATAN
Diskusi dan koordinasi
Sampel dari PT Antam
Preparasi Bahan baku
Aktivitas Percobaan di Laboratorium
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
8
logo lembaga
TERIMA KASIH Dr. Solihin. M.Env. Ir. Puguh Prasetyo Dr. Ir. Rudi Subagja Dedi Sufiandi, ST Immanuel Ginting, ST