LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010 I.
PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi
amanat pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara dan pasal 27 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. Selain itu, laporan ini juga disusun agar seluruh pihak yang berkepentingan dapat mengetahui secara jelas dan transparan informasi terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Negara. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk mengelola keuangan negara secara transparan, profesional dan bertanggung jawab. Seluruh angka dan data yang digunakan dalam laporan ini meliputi realisasi selama satu tahun anggaran yang dimulai 1 Januari 2010 dan berakhir 31 Desember 2010, kecuali secara jelas dinyatakan lain. Surat Berharga Negara (SBN) terdiri atas Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Secara umum, SUN dapat dibedakan atas Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dan Obligasi Negara (ON) yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Menurut denominasi mata uangnya, ON yang telah diterbitkan Pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu ON berdenominasi Rupiah dan ON berdenominasi valuta asing. Menurut jenis tingkat bunganya, ON dapat dikelompokkan ke dalam ON dengan tingkat bunga tetap dan ON dengan tingkat bunga mengambang. Selain itu, Pemerintah juga telah menerbitkan ON tanpa bunga yaitu Zero Coupon (ZC). Sementara itu, Surat Berharga Syariah Negara mulai diterbitkan pada tahun 2008 dengan denominasi Rupiah dan tingkat imbalan tetap (Fixed Rate). Berikut ini adalah gambaran struktur utang pemerintah secara umum pada tahun 2010: Surat Berharga Negara (SBN) Note: FR – Reguler : semi anually coupon VR – Reguler : quarterly coupon ORI : monthly coupon
Surat Berharga Negara (SBN) (dapat diperdagangkan)
Surat Utang Negara (SUN)
Obligasi Negara (ON)
ON – Valas
Variable Rate - Rp
Variable Rate Reguler
SBN tidak dapat dipedagangkan
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
ON – Rupiah
Fixed Rate - Rp
Fixed Rate - Reguler
Zero Coupon Reguler
Gambar 1. Struktur Utang Pemerintah
ORI
II. PENGELOLAAN PORTOFOLIO SUN TAHUN 2010 Sebelum dilakukan penyesuaian melalui APBN-Perubahan tahun 2010, target pembiayaan dari SBN Neto ditetapkan sebesar Rp 91,6 triliun. Dalam perkembangannya, target tersebut kemudian direvisi menjadi Rp 99,25 triliun. Jumlah nominal tersebut merupakan target neto, yaitu jumlah penerbitan SUN baru setelah dikurangi dengan jumlah SUN yang jatuh tempo maupun dibeli kembali oleh Pemerintah sebelum jatuh tempo (buyback). Untuk melaksanakan hal tersebut, dalam rangka pengelolaan portofolio SUN dilakukan kegiatan : A. Penerbitan Obligasi Negara dalam Rupiah Obligasi Negara (ON) dalam denominasi Rupiah yang diterbitkan pada tahun 2010 dilelang sebanyak 23 kali, yang dilakukan sejak bulan Januari sampai Desember 2010. Penerbitan Obligasi Negara secara reguler dilakukan dengan cara lelang di pasar perdana. Pada setiap penerbitan, jumlah penawaran yang dimenangkan lebih rendah dari jumlah penawaran yang masuk dengan bid to cover ratio berkisar dari 1,00 kali sampai 11,87 kali Total nilai net nominal ON dalam denominasi Rupiah yang diterbitkan pada tahun 2010 dengan tingkat bunga tetap (Fixed Rate) adalah sebesar Rp. 46.33 triliun, ON dengan tingkat bunga mengambang (Variable Rate) sebesar Rp 522 miliar sedangkan ON dengan pembayaran bunga secara diskonto (Zero Coupon) tidak diterbitkan pada tahun 2010, serta ORI diterbitkan sebesar Rp 8,00 triliun. Penerbitan ON dalam denominasi Rupiah mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain: (i) struktur jatuh tempo utang yang sudah ada, (ii) pengembangan pasar sekunder SUN, dan (iii) cost of borrowing. Penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI) yang dilakukan sebanyak 1 kali penerbitan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk memperluas basis investor SUN dan ditujukan untuk investor cara bookbuilding melalui Agen Penjual yang diseleksi oleh Panitia Seleksi. Penerbitan ORI007 tersebut mendapat sambutan yang cukup positif dari masyarakat, terbukti dengan jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 8,54 triliun. Mengantisipasi minat investor yang cenderung bergeser dari instrumen jangka panjang ke instrumen jangka pendek sehubungan dengan kondisi ketidakpastian pasar karena adanya krisis keuangan global, pemerintah mengambil inisiatif untuk tidak hanya menerbitkan instrumen ON jangka panjang dan menengah, tetapi juga ON jangka pendek. Instrumen jangka pendek yang diterbitkan oleh Pemerintah adalah ON dengan tingkat bunga mengambang (Variable Rate), yaitu Obligasi Negara yang memberikan bunga sesuai dengan Sertifikat Bank Indonesia tenor 3 bulan, dan ON jenis Zero Coupon.
2
B. Penerbitan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) SPN adalah Surat Utang Negara yang jangka waktu jatuh temponya sampai dengan 12 bulan. Pada tahun 2010, Pemerintah menerbitkan 10 seri SPN, yaitu SPN 20110113, SPN 20110210, SPN 20110303, SPN 20110407, SPN 20110505, SPN 20110609, SPN 20110707, SPN 20110811, SPN20110929 dan SPN 20111110 dengan total penerbitan SPN mencapai Rp 29,7 triliun, dengan rincian sebagai berikut: No
Seri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SPN20110113 SPN20110210 SPN20110303 SPN20110407 SPN20110505 SPN20110609 SPN20110707 SPN20110811 SPN20110929 SPN20111110
Tanggal Penerbitan 14 Januari 2010 11 Februari 2010 04 Maret 2010 08 April 2010 06 Mei 2010 10 Juni 2010 08 Juli 2010 12 Agustus 2010 30 September 2010 11 Nopember 2010 JUMLAH
Jatuh Tempo
Kupon
13 Januari 2011 10 Februari 2011 03 Maret 2011 07 April 2011 05 Mei 2011 9 Juni 2011 07 Juli 2011 11 Agustus 2011 29 September 2011 10 Nopember 2011
-
Face Value (Rp) 2.150.000.000.000 3.600.000.000.000 4.800.000.000.000 5.470.000.000.000 4.625.000.000.000 3.300.000.000.000 3.200.000.000.000 1.150.000.000.000 1.000.000.000.000 500.000.000.000 29.795.000.000.000
Tabel 1 Jenis dan Outstanding SPN tahun2010 Untuk meningkatkan minat investor atas instrumen SPN dan mendorong perkembangan pasar SPN, Pemerintah telah melakukan perubahan terhadap PP nomor 11 tahun 2006 dengan menerbitkan PP Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atas diskonto SPN, dimana pemungutan pajak atas diskonto SPN dilakukan di pasar sekunder dan pada saat jatuh tempo dengan tarif sebesar 20% final. C. Penerbitan Obligasi Negara dalam Valuta Asing (International Bonds) Total penerbitan International Bonds dalam tahun 2010 mencapai US$ 2,0 miliar atau setara dengan Rp 17,98 triliun dan JP¥ 60,0 miliar atau setara Rp 6,62 triliun. Mempertimbangkan daya serap pasar SBN domestik, pada tahun 2010 dilaksanakan 1 kali penerbitan International Bonds yaitu pada bulan Januari 2010 yaitu seri RI0320 dengan tingkat yield 5,875% dan seri RIJPY1120 dengan tingkat yield 1,60%. Penerbitan Obligasi Negara di pasar internasional pada tahun 2010 ini adalah untuk kesebelasn kalinya sejak penerbitan pertama pada tahun 2004 lalu. Sebagaimana penerbitan sebelumnya, penerbitan pada tahun 2010 ini juga mendapatkan sambutan yang baik di pasar internasional. Hasil penerbitan ini menunjukkan kepercayaan investor internasional terhadap manajemen fiskal dan prospek ekonomi Indonesia jangka panjang.
3
Sehubungan dengan kinerja penerbitan International Bonds pada tahun 2008, telah diperoleh penghargaan internasional, yaitu The Assets Triple A Deal of The Year 2008 untuk kategori sebagai berikut: 1. Best Issuer; 2. Best Sovereign Bond untuk penerbitan Obligasi Negara dalam valuta asing seri INDO-18 dan INDO38; 3. Best Deal in Indonesia untuk penerbitan Obligasi Negara dalam valuta asing seri INDO-18 dan INDO-38. Tahun 2010 Pemerintah Indonesia kembali menerbitkan obligasi dengan denominasi Yen Jepang yang disebut Samurai Bond dengan seri RIJPY1120 sebesar JP¥ 60.000.000.000 setara Rp 6,62 T dengan tingkat kupon 1,60% dan jatuh tempo tahun 2020. The Asset sebagai salah satu media keuangan internasional memberikan penghargaan tersebut karena menilai Indonesia telah berhasil dalam menerbitkan Obligasi Negara dalam valuta asing dengan tenor 10 dan 30 tahun di tengah-tengah krisis keuangan global yang penuh tantangan. D. Pelaksanaan Debt Switching/Buyback Total pelaksanaan debt switching pada tahun 2010 adalah sebanyak 6 kali dengan jumlah nominal SUN yang ditukar sebesar Rp.3,92 triliun. No
Tanggal Debtswitch
Penawaran yang Masuk
Jumlah Dimenangkan
1
08 April 2010
3.273.000
2.296.000
2
24 Juni 2010
751.000
80.000
3
29 Juli 2010
2.846.000
1.272.000
4
31 Agustus 2010
190.000
0
5
01 Desember 2010
692.000
0
6
27 Desember 2010
597.000
272.000
8.349.000
3.920.000
JUMLAH
Tabel 2 Debtswitch tahun 2010 (dalam juta rupiah) Selain itu juga telah dilakukan cash buyback sebanyak 13 kali yang dilakukan dengan mekanisme lelang dan pembelian langsung (direct payment) dengan jumlah yang telah dibeli pemerintah sebanyak Rp 3,2 triliun dengan perincian sebagai berikut: No
Tanggal
1
12 Agustus 2010 Sub total
Seri
Jatuh Tempo
ZC0003
20-Nop-12
Volume 168 168
4
2
25 Oktober 2010
FR0017 FR0049 FR0020
15-Jan-12 15-Sep-13 15-Des-13
105 50 15
FR0017 FR0023 FR0019 FR0049 FR0020
15-Jan-12 15-Des-12 15-Jun-13 15-Sep-13 15-Des-13
170 2 4 150 131 105
FR0023 FR0033 FR0049 FR0020
15-Des-12 15-Mar-13 15-Sep-13 15-Des-13
391 16 47 32 260
ORI003 FR0025 ORI004 ORI006 ORI005
12-Sep-11 15-Okt-11 12-Mar-12 15-Agust-12 15-Sep-13
355 15 20 32 2 1
FR0051 FR0026
15-Mei-14 15-Okt-14
70 38 59,465
FR0042 FR0044 FR0035 FR0034 FR0036
15-Jul-27 15-Sep-24 15-Jun-22 15-Jun-21 15-Sep-19
97,465 101,90 40,00 1,25 2,60 124,50
Sub total
3
28 Oktober 2010
Sub total 4
02 Nopember 2010 Sub total
5
6
04 Nopember 2010
Sub total 10 Nopember 2010 Sub total
7
8
9
10
16 Nopember 2010
Sub total 18 Nopember 2010
FR0028
15-Jul-17
101
Sub total 26 Nopember 2010
FR0020 FR0051
15-Des-13 15-Mei-14
101,234 105 99
FR0033 FR0049
15-Mar-13 15-Sep-13
204,27 252 109
FR0018 FR0051 FR0032 FR0038
15-Jul-12 15-Mei-14 15-Jul-18 15-Agust-18
360,78 35,00 9,00 126,00 162,24
FR0017 FR0048
15-Des-12 15-Sep-18
332,24 22,00 15,03
Sub total 30 Nopember 2010
270,25
Sub total 11
12
16 Desember 2010
Sub total 20 Desember 2010
5
Sub total
13
Sub total
37,03 10,00 23,00 75,00 5,00 178,00 145,00 23,00 57,00 29,00 95,00 3,00 643
TOTAL 2010
3.201
22 Desember 2010
FR0016 ORI003 FR0022 FR0017 ORI004 ORI006 FR0023 FR0019 ORI005 FR0020 FR0051
15-Agust-11 12-Sep-11 15-Sep-11 15-Jan-12 12-Mar-12 15-Agust-12 15-Des-12 15-Jun-13 15-Sep-13 15-Des-13 15-Mei-14
Tabel 3 Transaksi Buyback tahun 2010 (dalam miliar rupiah) Pada akhir tahun 2010, profil jatuh tempo SUN terkonsentrasi dengan jumlah cukup besar pada kurun waktu 2011-2014 Dalam rangka mengurangi risiko pelunasan pokok SUN pada kurun tahun 20112014 tersebut, Pemerintah berupaya untuk menata ulang struktur jatuh tempo SUN melalui debt switching, yaitu dengan membeli seri-seri Obligasi Negara jangka pendek dan menukarkannya dengan Obligasi Negara yang mempunyai jatuh tempo jangka menengah dan panjang. Jumlah SUN yang jatuh tempo pada kurun tahun 2011-2014, yang berada pada kisaran di atas Rp 32,79 triliun, digeser ke jangka waktu jatuh tempo yang lebih panjang. Kondisi ini juga memberikan keleluasaan bagi Pemerintah untuk menerbitkan instrumen SUN jangka pendek, baik berupa Obligasi Negara Ritel maupun Surat Perbendaharaan Negara. Upaya lain yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengurangi refinancing risk adalah dengan memberikan prioritas penerbitan Obligasi Negara jangka menengah dan panjang. Disamping debt switch, Pemerintah juga melakukan kegiatan cash buyback yang merupakan salah satu strategi pengelolaan portofolio SUN dengan cara melaksanakan pembelian Obligasi Negara yang belum jatuh tempo di pasar sekunder. Dalam periode tahun anggaran 2010, cash buyback sebanyak 13 kali. Buyback dilakukan secara lelang dan pembelian langsung dengan jumlah nominal sebesar Rp. 3,201 triliun dari target sebesar Rp. 3 triliun. Obligasi Negara yang telah dibeli tersebut kemudian dinyatakan lunas atau jatuh tempo, sehingga mengurangi total outstanding SUN. Pada saat pasar mengalami bearish, dimana harga SUN cenderung diskon, penerapan strategi cash buyback ini akan lebih menguntungkan Pemerintah, dibanding jika harus membayar pelunasan pokok pada saat jatuh tempo nantinya. Disamping itu pelaksanaan cash buyback oleh Pemerintah pada saat kondisi pasar bearish ini juga dapat menahan penurunan harga yang makin dalam dan melakukan stabilisasi pasar SUN.
6
III. PENGELOLAAN PORTOFOLIO SBSN TAHUN 2010 Dalam rangka perluasan basis investor, diversifikasi sumber pembiayaan, dan pengembangan pasar keuangan dalam negeri, Pemerintah telah menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah, atau dikenal secara internasional dengan istilah sukuk. Instrumen keuangan ini pada prinsipnya sama seperti surat berharga konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, serta adanya aqad atau penjanjian antara para pihak berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Untuk keperluan penerbitan surat berharga berdasarkan prinsip syariah, perlu adanya pengaturan secara khusus, baik yang menyangkut instrumen maupun perangkat yang diperlukan. Hal tersebut, juga dengan mempertimbangkan adanya kendala-kendala yang dihadapi dari sisi legal dalam hal Pemerintah akan menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan basis hukum yang ada di Indonesia pada saat ini. Oleh karena itu, pada 7 Mei 2008 telah disahkan Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diajukan oleh pemerintah oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Secara garis besar UU tersebut mengatur hal-hal sebagai berikut: a. Transparansi pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara dalam kerangka kebijakan fiskal dan kebijakan pengembangan pasar Surat Berharga Syariah Negara dengan mengatur lebih lanjut tujuan penerbitannya dan jenis-jenis akad atau perjanjian yang digunakan. b. Kewenangan Pemerintah untuk menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara, baik dilakukan secara langsung oleh Pemerintah yang didelegasikan kepada Menteri, ataupun dilaksanakan melalui Perusahaan Penerbit yang dibentuk oleh Menteri. c. Kewenangan Pemerintah untuk menggunakan Barang Milik Negara sebagai dasar penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (underlying asset). d. Kewenangan Wali Amanat untuk bertindak mewakili kepentingan Pemegang Surat Berharga Syariah Negara; e. Kewenangan Pemerintah untuk membayar semua kewajiban yang timbul dari penerbitan Surat Berharga Syariah Negara, baik yang diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah maupun melalui Perusahaan Penerbit, secara penuh dan tepat waktu sampai berakhirnya kewajiban tersebut. f.
Landasan hukum bagi pengaturan lebih lanjut atas tata cara dan mekanisme penerbitan Surat Berharga Syariah Negara di pasar perdana maupun perdagangan Surat Berharga Syariah Negara di pasar sekunder agar pemodal memperoleh kepastian untuk memiliki dan memperdagangkan Surat Berharga Syariah Negara secara mudah dan aman.
7
Pemerintah untuk pertama kalinya menerbitkan SBSN pada Agustus 2008 melalui metode bookbuilding di pasar perdana dalam negeri. Pada tahun anggaran 2010 pemerintah Indonesia menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara sebanyak 16 kali dengan rincian sebagai berikut No
Seri
Tanggal Lelang
IFR 0003 (reopening) 1
IFR0005 (new issuance)
21 Januari 2010
IFR0007 (new issuance)
Tanggal Jatuh Tempo
Kupon
Nilai Lelang
15 September 2015
9,25 %
55.000.000.000
15 Januari 2017
9,00 %
105.000.000.000
15 Januari 2025
10,25 %
790.000.000.000
2
SR002
10 Februari 2010
10 Februari 2013
8,70 %
8.033.860.000.000
3
SDHI 2012A
22 Februari 2010
03 Maret 2012
7,61 %
3.342.000.000.000
15 September 2015
9,25%
525.000.000.000
15 Januari 2017
9,00 %
14.000.000.000
15 Januari 2025
10,25 %
460.000.000.000
15 September 2015
9,25 %
300.000.000.000
15 Maret 2030
10,25 %
320.000.000.000
15 September 2015
9,25 %
150.000.000.000
15 Maret 2030
10,25 %
675.000.000.000
15 Maret 2020
8,80 %
100.000.000.000
15 September 2015
9,25 %
200.000.000.000
15 September 2015
9,25 %
395.000.000.000
15 Januari 2017
9,00 %
255.000.000.000
15 Maret 2020
8,80 %
100.000.000.000
17 Mei 2013
7,55 %
4.250.000.000.000
15 Januari 2017
9,00 %
57.000.000.000
15 Maret 2030
10,25 %
417.000.000.000
15 Maret 2030
10,25 %
239.000.000.000
15 Januari 2025
10,25 %
7.000.000.000
15 September 2015
9,25 %
80.000.000.000
15 Maret 2030
10,25 %
524.000.000.000
IFR0003 (reopening) 4
IFR0005 (reopening)
11 Maret 2010
IFR0007 (reopening) 5
IFR0003 (reopening) IFR0006 (new issuance)
30 Maret 2010
IFR0003 (reopening) 6
IFR0006 (reopening)
13 April 2010
IFR0008 (new issuance) 7
IFR0003 (reopening)
27 April 2010
IFR0003 (reopening) 8
IFR0005 (reopening)
11 Mei 2010
IFR0008 (reopening) 9 10 11 12
SDHI2013A IFR0005 (reopening) IFR0006 (reopening) IFR0006 (reopening) IFR0007 (reopening) IFR0003 (reopening) IFR0006 (reopening)
17 Mei 2010 15 Juni 2010 13 Juli 2010 27 Juli 2010
13
SDHI2014A
02 Agustus 2010
9 Agustus 2014
7,36 %
2.855.000.000.000
14
SDHI2014B
20 Agustus 2010
25 Agustus 2010
7,30 %
336.000.000.000
15
SDHI2014C
04 Oktober 2010
07 Oktober 2010
7,13 %
2.000.000.000.000
15 September 2015
9,25 %
200.000.000.000
15 Januari 2017
9,00 %
130.000.000.000
15 Maret 2020
8,80 %
52.000.000.000
TOTAL PENERBITAN 2010
26.966.860.000.000
IFR0003 (reopening) 16
IFR0005 (reopening) IFR0008 (reopening)
05 Oktober 2010
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Lealang SBSN tahun 2010
8
IV. STRUKTUR PORTOFOLIO SURAT BERHARGA NEGARA SELAMA TAHUN 2010 A. Surat Berharga Negara Berdenominasi Rupiah Surat Berharga Negara berdenominasi Rupiah dapat dipisahkan ke dalam beberapa jenis, yaitu: a. Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds – FR) Obligasi jenis ini memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan dan dibayarkan secara periodik. Kupon obligasi berbunga tetap seri FR (Fixed Rate) dibayarkan setiap enam bulan sekali (semi-annually). Berdasarkan posisi akhir tahun 2010, terdapat 38 seri FR dengan tingkat kupon berkisar antara 7,375 % sampai dengan 15 % dengan masa jatuh tempo berkisar antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2038. Obligasi jenis FR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.
No
Seri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
FR0015 FR0016 FR0017 FR0018 FR0019 FR0020 FR0022 FR0023 FR0025 FR0026 FR0027 FR0028 FR0030 FR0031 FR0032 FR0033 FR0034 FR0035 FR0036
Outstanding Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5.478.938.000.000,00 4.098.937.000.000,00 7.533.263.000.000,00 5.430.062.000.000,00 11.456.341.000.000,00 10.222.951.000.000,00 6.587.000.000.000,00 14.799.143.000.000,00 6.406.000.000.000,00 13.522.535.000.000,00 19.989.000.000.000,00 14.221.766.000.000,00 11.440.000.000.000,00 17.899.000.000.000,00 1.434.000.000.000,00 9.400.474.000.000,00 16.756.400.000.000,00 11.023.750.000.000,00 10.735.500.000.000,00
No
Seri
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
FR0037 FR0038 FR0039 FR0040 FR0042 FR0043 FR0044 FR0045 FR0046 FR0047 FR0048 FR0049 FR0050 FR0051 FR0052 FR0053 FR0054 FR0055 FR0056
Outstanding Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2.450.000.000.000,00 2.920.757.000.000,00 4.175.000.000.000,00 26.474.000.000.000,00 14.774.100.000.000,00 14.417.000.000.000,00 18.014.000.000.000,00 6.400.000.000.000,00 16.855.000.000.000,00 20.840.000.000.000,00 5.675.970.000.000,00 4.786.607.000.000,00 15.686.000.000.000,00 2.376.123.000.000,00 23.500.000.000.000,00 6.372.000.000.000,00 7.722.000.000.000,00 4.100.000.000.000,00 3.750.000.000.000,00
Tabel 5 Nilai Outstanding SBN seri Fixed Rate (FR) per 31 Desember 2010
9
Grafik 1: Struktur Outstanding ON Rupiah seri FR per 31 Desember 2010 No
Seri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
FR0015 FR0016 FR0017 FR0018 FR0019 FR0020 FR0022 FR0023 FR0025 FR0026 FR0027 FR0028 FR0030 FR0031 FR0032 FR0033 FR0034 FR0035 FR0036
Jatuh Tempo
No
Seri
15 Februari 2011 15 Agustus 2011 15 Januari 2012 15 Juli 2012 15 Juni 2013 15 Desember 2013 15 September 2011 15 Desember 2012 15 Oktober 2011 15 Oktober 2014 15 Juni 2015 15 Juli 2017 15 Mei 2016 15 Nopember 2020 15 Juli 2018 15 Maret 2013 15 Juni 2021 15 Juni 2022 15 September 2019
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
FR0037 FR0038 FR0039 FR0040 FR0042 FR0043 FR0044 FR0045 FR0046 FR0047 FR0048 FR0049 FR0050 FR0051 FR0052 FR0053 FR0054 FR0055 FR0056
Jatuh Tempo 15 September 2026 15 Agustus 2018 15 Agustus 2023 15 September 2025 15 Juli 2027 15 Juli 2022 15 September 2024 15 Mei 2037 15 Juli 2023 15 Februari 2028 15 September 2018 15 September 2013 15 Juli 2038 15 Mei 2014 15 Agustus 2030 15 Juli 2021 15 Juli 2031 15 September 2016 15 September 2026
Tabel 6 Jatuh Tempo SBN seri Fixed Rate (FR) per 31 Desember 2010
10
Grafik 2: Struktur Jatuh Tempo ON Rupiah Seri FR per 31 Desember 2010.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Seri FR0015 FR0016 FR0017 FR0018 FR0019 FR0020 FR0022 FR0023 FR0025 FR0026 FR0027 FR0028 FR0030 FR0031 FR0032 FR0033 FR0034 FR0035 FR0036
Kupon
No
13,4000% 13,4500% 13,1500% 13,1750% 14,2500% 14,2750% 12,0000% 11,0000% 10,0000% 11,0000% 9,5000% 10,0000% 10,7500% 11,0000% 15,0000% 12,5000% 12,8000% 12,9000% 11,5000%
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Seri FR0037 FR0038 FR0039 FR0040 FR0042 FR0043 FR0044 FR0045 FR0046 FR0047 FR0048 FR0049 FR0050 FR0051 FR0052 FR0053 FR0054 FR0055 FR0056
Kupon 12,0000% 11,6000% 11,7500% 11,0000% 10,2500% 10,2500% 10,0000% 9,7500% 9,5000% 10,0000% 9,0000% 9,0000% 10,5000% 11,2500% 10,5000% 8,2500% 9,5000% 7,3750% 8,3750%
Tabel 7 Kupon SBN Seri Fixed Rate (FR) per 31 Desember 2010
11
Grafik 3: Tingkat kupon Seri FR per 31 Desember 2010 b. Obligasi Negara Ritel (ORI) ORI adalah Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual di pasar perdana. ORI memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan dan dibayarkan secara periodik. Kupon ORI dibayarkan sebulan sekali (monthly). ORI dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. Penerbitan ORI merupakan salah satu upaya untuk melaksanakan Strategi Pengelolaan Utang Negara tahun 2005 – 2009 yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor 447/KMK.06/2005. Di dalam dokumen strategi dimaksud ditetapkan bahwa pengembangan pasar sekunder SUN dilakukan antara lain dengan melakukan diversifikasi instrumen SUN melalui SUN Ritel yang mana hal ini sejalan pula dengan upaya memperluas basis investor. Penerbitan ORI merupakan langkah nyata Pemerintah dalam melaksanakan strategi dimaksud. Selain itu, ORI diterbitkan juga dalam rangka memberikan alternatif investasi yang cukup menguntungkan dan aman bagi investor individu, serta memberikan unsur pendidikan bagi investor individu untuk berinvestasi pada instrumen pasar modal seperti ORI. Selama ini investor individu umumnya menyimpan dananya pada instrumen investasi berupa tabungan atau deposito yang notabene instrumen pasar uang. Terlebih dengan belum pulihnya kepercayaan masyarakat umum pada industri reksadana. Selain itu, keberadaan ORI dapat menjadi alternatif lahan investasi yang menjanjikan seperti instrumen investasi lainnya yang sudah ada seperti saham, reksadana dan deposito. Tahun 2010 pemerintah menerbitkan satu seri ORI baru yaitu ORI007 dengan tingkat kupon 7,95% dan mampu menghimpun dana investor sebesar Rp. 8 triliun dan melakukan pelunasan (redemption) atas ORI002, sehingga posisi pada akhir 2010 menunjukan ada 5 seri ORI
12
yang masih outstanding dengan jatuh tempo berkisar antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dengan nilai outstanding berkisar antara Rp. 2,68 triliun sampai dengan Rp. 12,86 triliun. No 1 2 3 4 5
Seri ORI003 ORI004 ORI005 ORI006 ORI007 Jumlah
Outstanding
Jatuh Tempo
Rp 8.930.695.000.000,00 Rp 12.855.765.000.000,00 Rp 2.678.875.000.000,00 Rp 8.206.730.000.000,00 Rp 8.000.000.000.000,00 Rp 40.672.065.000.000,00
12 September 2011 12 Maret 2012 15 September 2013 15 Agustus 2012 15 Agustus 2013
Tabel 8 Nilai dan Jatuh Tempo ORI per 31 Desember 2010
Grafik 4: Struktur Outstanding ORI per 31 Desember 2010
Grafik 5: Struktur Jatuh Tempo ORI per 31 Desember 2010
13
c. Obligasi tanpa bunga (zero coupon – ZC) Zero coupon adalah obligasi negara tanpa bunga yang dijual secara diskonto. Berdasarkan posisi akhir tahun 2010, terdapat 2 seri ZC dengan outstanding berkisar dari Rp 1,25 T dengan masa jatuh tempo berkisar antara tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Zero coupon dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. ZC0004 telah dilakukan pelunasan seluruhnya pada tahun 2010. No 1 2
Seri ZC0003 ZC0005
Nilai Outstanding Rp 1.249.000.000.000,00 Rp 1.263.000.000.000,00
Jatuh Tempo 20 Nopember 2012 20 Februari 2013
Tabel 9 Nilai Outstanding dan Jatuh Tempo SBN seri Zero Coupon (ZC) per 31 Desember 2010
Grafik 6: Struktur Outstanding Zero Coupon (ZC) per 31 Desember 2010
Grafik 7: Struktur Jatuh Tempo Zero Coupon (ZC) per 31 Desember 2010 14
d. Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds – VR) Obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan. Sampai akhir tahun 2010, terdapat 16 seri VR dengan outstanding berkisar dari Rp 1,03 T sampai dengan Rp 25 T dengan masa jatuh temponya berkisar antara tahun 2011 sampai dengan 2020. Obligasi jenis VR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Seri VR0017 VR0018 VR0019 VR0020 VR0021 VR0022 VR0023 VR0024 VR0025 VR0026 VR0027 VR0028 VR0029 VR0030 VR0031 VR0032 JUMLAH
Nilai Outstanding Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.031.666.000.000,00 4.368.483.000.000,00 13.856.226.000.000,00 9.899.007.000.000,00 7.546.328.000.000,00 9.666.749.000.000,00 8.652.056.000.000,00 9.909.300.000.000,00 6.909.300.000.000,00 5.442.142.000.000,00 5.442.142.000.000,00 7.033.994.000.000,00 12.212.320.000.000,00 10.503.015.000.000,00 25.322.354.000.000,00 5.000.000.000.000,00 142.795.082.000.000,00
Jatuh Tempo 25 Juni 2011 25 Oktober 2012 25 Desember 2014 25 April 2015 25 Nopember 2015 25 Maret 2016 25 Oktober 2016 25 Februari 2017 25 September 2017 25 Januari 2018 25 Juli 2018 25 Agustus 2018 25 Agustus 2019 25 Desember 2019 25 Juli 2020 25 April 2011
Tabel 10 Nilai dan Jatuh Tempo SBN seri Variable Rate (VR) per 31 Desember 2010
15
Grafik 8: Struktur Outstanding VR per 31 Desember 2010
Grafik 9: Struktur Jatuh Tempo VR per 31 Desember 2010
e. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) SPN merupakan instrumen utang jangka pendek dengan penerbitan secara diskonto. Sampai akhir tahun 2010, terdapat 10 seri SPN yaitu SPN 20110113, SPN 20110210, SPN 20110303, SPN 20110407, SPN 20110505, SPN 20110609, SPN 20110707, SPN 20110811, SPN20110929 dan SPN 20111110 dengan outstanding berkisar Rp 500 M dan Rp 5,5 T yang akan jatuh tempo pada tahun 2011. SPN dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.
Grafik 10: Struktur Outstanding SPN per 31 Desember 2010 16
f.
Surat Utang Pemerintah (SUP) kepada BI Surat Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia terdiri dari lima seri yaitu SU002, SU004, SU007, dan Special Rate Bank Indonesia (SRBI01). Kupon SUP dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali. Pembayaran cicilan pokok dilakukan bersamaan dengan pembayaran bunga. No
Nama
1 2 3 4
SU-002/MK/1998 SU-004/MK/1999 SRBI-01/MK/2003 SU-007/MK/2006 JUMLAH
Outstanding Rp 19.420.583.064.850,00 Rp 52.315.360.704.352,00 Rp 126.697.947.827.429,00 Rp 49.998.285.712.461,00 Rp 248.432.177.309.092,00
Jatuh Tempo 01 April 2025 01 Desember 2025 01 Agustus 2033 01 Agustus 2025
Tabel 11 Nilai dan Outstanding Surat Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia per 31 Desember 2010
Grafik 11: Struktur Outstanding SUP per 31 Desember 2010
17
Grafik 12: Struktur Jatuh Tempo SUP Per 31 Desember 2010 g. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Pada akhir tahun 2010, terdapat 10 seri fixed rate SBSN yaitu IFR0001, IFR0002, IFR0003, IFR0004, IFR0005, IFR0006, IFR0007, IFR0008, SR-001 dan SR-002 dengan masa jatuh tempo antara tahun 2012 sampai dengan 2030 dengan tingkat imbalan antara 8,70% sampai dengan 12,00%. Selain itu terdapat 5 seri SDHI (Sukuk Dana Haji Indonesia) yaitu SDHI 2012A, SDHI 2013A, SDHI 2014A, SDHI 2014B, dan SDHI 2014C dengan masa jatuh tempo antara tahun 2012 sampai dengan 2014 dan tingkat imbalan antara 7,13 % sampai dengan 7,55%.
No
Seri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
IFR0001 IFR0002 IFR0003 IFR0004 IFR0005 IFR0006 IFR0007 IFR0008 SR-001 SR-002 SDHI 2012A SDHI 2013A SDHI 2014A SDHI 2014B SDHI 2014C
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Outstanding
Imbalan
Jatuh Tempo
2.714.700.000.000,00 1.985.000.000.000,00 2.632.000.000.000,00 550.000.000.000,00 561.000.000.000,00 2.175.000.000.000,00 1.257.000.000.000,00 252.000.000.000,00 5.556.290.000.000,00 8.033.860.000.000,00 3.342.000.000.000,00 4.250.000.000.000,00 2.855.000.000.000,00 336.000.000.000,00 2.000.000.000.000,00
11,8000% 11,9500% 9,2500% 9,0000% 9,0000% 10,2500% 10,2500% 8,8000% 12,0000% 8,7000% 7,6100% 7,5500% 7,3600% 7,3000% 7,1300%
15 Agustus 2015 15 Agustus 2018 15 September 2015 15 Oktober 2013 15 Januari 2017 15 Maret 2030 15 Januari 2025 15 Maret 2020 25 Februari 2012 10 Februari 2013 03 Maret 2012 17 Mei 2013 09 Agustus 2014 25 Agustus 2014 07 Oktober 2014
Tabel 12 Nilai Outstanding dan Jatuh Tempo SBSN Rupiah per 31 Desember 2010
18
Grafik 13: Struktur Outstanding Fixed Rate SBSN per 31 Desember 2010
Grafik 14: Tingkat Imbalan SBSN per 31 Desember 2010
19
Grafik 15: Struktur Jatuh Tempo SBSN per 31 Desember 2010
B. Surat Berharga Negara Berdenominasi Valas Surat Berharga Negara (SBN) saat ini telah menjadi sumber utama dalam pemenuhan target pembiayaan dalam APBN karena mempunyai pengaruh yang signifikan. Dalam rangka pemenuhan target tersebut pemerintah semaksimal mungkin berusaha terus menggali potensi sumber pembiayaan dari dalam negeri, yaitu dengan menerbitkan SBN berdenominasi Rupiah di pasar domestik. Namun, dengan pertimbangan beberapa hal seperti daya serap pasar obligasi dalam negeri yang masih terbatas dan kebutuhan untuk pemenuhan benchmark atas obligasi Indonesia dalam denominasi USD, maka Pemerintah memutuskan untuk melakukan penerbitan obligasi negara dalam valuta asing di pasar internasional mengacu pada Undang-Undang nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Sampai dengan akhir tahun 2010, terdapat 13 seri SUN Valas dengan 11 seri memiliki denominasi USD dan 2 seri dengan denominasi JP¥ yaitu seri RIJPY0719 dan RIJPY1120. SUN valas tersebut memiliki tingkat kupon mulai dari 1,600% sampai dengan 11,625% dengan masa jatuh tempo mulai dari tahun 2014 sampai dengan 2038. Selain itu terdapat 1 seri SBSN Valas yaitu seri SNI14 sebesar USD 650.000.000 setara Rp. 5,8 T
20
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Seri RI0014 RI140504 RI0015 RI0016 RI0017 RI0018 RI190304 RI0035 RI0037 RI0038 RI0320 RIJPY0719 RIJPY1120 SNI14
Outstanding (rupiah) Rp11.688.300.000.000,00 Rp8.991.000.000.000,00 Rp8.991.000.000.000,00 Rp8.091.900.000.000,00 Rp8.991.000.000.000,00 Rp17.082.900.000.000,00 Rp17.982.000.000.000,00 Rp14.385.600.000.000,00 Rp13.486.500.000.000,00 Rp17.982.000.000.000,00 Rp17.982.000.000.000,00 Rp3.860.150.000.000,00 Rp6.617.400.000.000,00 Rp5.844.150.000.000,00
Kupon 6,7500% 10,3750% 7,2500% 7,5000% 6,8750% 6,8750% 11,6250% 8,5000% 6,6250% 7,7500% 5,8750% 2,7300% 1,6000% 8,8000%
Jatuh Tempo 10 Maret 2014 04 Mei 2014 20 April 2015 15 Januari 2016 09 Maret 2017 17 Januari 2018 04 Maret 2019 12 Oktober 2035 17 Februari 2037 17 Januari 2038 13 Maret 2020 29 Juli 2019 12 Nopember 2020 23 April 2014
Tabel 13 Nilai Outstanding dan Jatuh Tempo SBN Valas dalam rupiah per 31 Desember 2010
Grafik 16: Struktur Outstanding SBN Valas per 31 Desember 2010 (dalam rupiah)
21
Grafik 17: Struktur Jatuh Tempo SBN Valas per 31 Desember 2010
Grafik 18: Tingkat Kupon/Imbalan SBN Valas per 31 desember 2010 Secara umum, struktur Surat Berharga Negara pada akhir tahun 2010 dapat digambarkan sebagai berikut:
22
Grafik 19: Struktur Outstanding SUN dan SBSN Rupiah per 31 desember 2010 V. MUTASI SURAT BERHARGA NEGARA SELAMA TAHUN 2010 Surat Berharga Negara dapat berubah saldonya akibat adanya penerbitan baru, pelunasan, pembelian kembali atau oleh sebab lainnya. Adapun ringkasan perubahan posisi SBN tahun 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 1: Mutasi Principle Outstanding SBN Tahun 2010 Je nis SB N
31-D e c-10
31-D e s-09
M utasi
(1)
(2)
(3)
(4=2-3)
FR O RI ZC SPN VR SUP SBSN (A) T o tal SBN Ru p iah
399,723,617,000,000 40,672,065,000,000 2,512,000,000,000 29,795,000,000,000 142,795,082,000,000 248,432,177,309,092 38,499,850,000,000 902,429,791,309,092
353,393,549,000,000 40,149,265,000,000 8,686,000,000,000 24,700,000,000,000 143,286,082,000,000 251,875,025,331,844 11,532,990,000,000 833,622,911,331,844
46,330,068,000,000 522,800,000,000 (6,174,000,000,000) 5,095,000,000,000 (491,000,000,000) (3,442,848,022,752) 26,966,860,000,000 68,806,879,977,248
SBN Valas Rupiah USD
151,498,350,000,000 16,850,000,000
Rupiah JPY
10,477,550,000,000 95,000,000,000
(B) T o tal SUN Valas (Rp ) G ran d T o tal SBN (A+B)
133,480,000,000,000 14,200,000,000
18,018,350,000,000 2,650,000,000
161,975,900,000,000
3,559,500,000,000 35,000,000,000 137,039,500,000,000
6,918,050,000,000 60,000,000,000 24,936,400,000,000
1,064,405,691,309,090
970,662,411,331,844
93,743,279,977,248
23
Memperhatikan tabel di atas, dapat dilihat adanya perubahan yang cukup signifikan berupa meningkatnya porsi SBN berbunga tetap (FR) dan menurunnya porsi SBN berbunga mengambang (VR) serta menurunnya porsi Surat Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah untuk menurunkan risiko tingkat bunga dengan meningkatkan porsi fixed rate bonds dalam portofolio SBN.
VI. PENCAPAIAN TARGET APBN TA 2010 Target APBN atas pengelolaan SUN ditetapkan dalam dua pos yaitu pos Bunga Utang SBN (SUN + SBSN) dan Cicilan Pokok Utang Dalam Negeri yang menjadi fungsi Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelolaan Utang (999.01) A. Bunga Utang Surat Berharga Negara Berdasarkan APBN-P TA 2010, total pagu Bunga dan Biaya Utang SBN Dalam Negeri ditetapkan sebesar Rp 61,68 T sementara realisasi pembayaran bunga dan biaya SBN Dalam Negeri mencapai Rp 60,23 T, sehingga terdapat sisa pagu anggaran sebesar Rp 1,45 T. Pagu Bunga Utang SUN Valas ditetapkan sebesar Rp 14,47 T sementara realisasi pembayaran bunga dan biaya SUN valas mencapai Rp 12,32 T, sehingga terdapat sisa pagu anggaran sebesar Rp 0,73 T. B. Surat Berharga Negara Neto Surat Berharga Neto adalah selisih antara SBN yang diterbitkan dengan SBN yang jatuh tempo dan yang dibeli kembali. Mengingat target pembiayaan SBN dalam APBN ditetapkan dalam bentuk penerbitan SBN Neto, maka Pemerintah memiliki fleksibilitas untuk menentukan jumlah penerbitan SBN dan jumlah pembelian kembali, asalkan jumlah SBN Neto tidak melebihi yang telah ditetapkan dalam APBN. Untuk tahun 2010, SBN Neto dalam APBN-P ditetapkan sebesar Rp 107,50 T, sedangkan realisasi SBN Neto mencapai Rp 91,16 T, sehingga terdapat selisih kurang sebesar Rp 16,34 T dengan rincian sebagai terlampir di bawah ini.
24
Target APBN-P
Realisasi (ao 28 Des 2010)
% realisasi (Target APBN-P)
SBN jatuh tempo 2010 SBN Netto (APBN) Rencana Buyback Kebutuhan Penerbitan 2010
67.540.415 107.500.400 2.362.685 177.403.500
67.540.415 91.162.520 3.200.565 161.903.500
100,00% 84,80% 135,46% 91,26%
SUN
134.936.640
134.936.640
100,00%
SUN Domestik - ON - ZC - SPN - ORI SUN Valas
109.895.000 72.100.000 29.795.000 8.000.000 25.041.640
109.895.000 72.100.000 29.795.000 8.000.000 25.041.640
26.966.860
26.966.860
6.150.000 8.033.860 12.783.000 -
6.150.000 8.033.860 12.783.000 -
SBSN IFR SBSN Ritel SDHI SBSN Valas
100,00%
25