LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BEDORO 3 SAMBUNGMACAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
CHRISTINA SUPARTINAH NIM X8806503
PROGRAM PJJ S-1 PGSD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA DESEMBER, 2009
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) 1. Judul Penelitian
Penerapan
Metode
Learning
Problem
Untuk
Kemampuan
Based
Meningkatkan
Pemecahan
Masalah
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Bedoro
3
Sambungmacan
Tahun
Pelajaran 2009/2010 2. a. Mata Pelajaran b. Bidang Kajian
Matematika Desain Dan Strategi Pembelajaran Di Kelas
3. Peneliti a. Nama
CHRISTINA SUPARTINAH
b. NIM
X8806503
c. Program Studi
PJJ S-1/PGSD
d. Jurusan
Ilmu Pendidikan
e. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
f. Institut/Univertas
Sebelas Maret Surakarta
g. Alamat rumah:
Ngablak,
RT
13/4,
Kroyo,
Karangmalang, Sragen Nomor telepon/HP
085642366417
Email:
[email protected]
4. Lama Penelitian
6 Bulan/dari bulan Juli 2009 sampai dengan Desember 2009
5. Biaya yang diperlukan:
-
ii
Surakarta, Mengetahui Supervisor
Sutarti, S.Pd NIP 19600521 197911 2 003
Desember 2009 Peneliti
Christina Supartinah NIM X8806503
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Metode Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Bedoro 3 Sambungmacan Tahun Pelajaran 2009/2010”
Surakarta, Desember 2009 Supervisor
Mengetahui Dosen Pembibing
Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd NIP 19561009 198012 1 001
Sutarti, S.Pd NIP 19600521 197911 2 003
iv
ABSTRAK
Christina Supartinah 2009. Penelitian Tindakan Kelas Penerapan Metode Problem Base Learning untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan menggunakan langkah-langkah menyusun rencana, mengadakan tindakan, melakukan observasi, serta mengerjakan refleksi.Tehnik sampling penelitian ini adalah studi populasi dengan alasan bahwa semua populasi yang ada dijadikan sampel tanpa menyeleksi informan. Sebagai sampel adalah siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Kab. Sragen, Tahun Pelajaran 2009/2010. Yang berjumlah 22 siswa. Tehnik pengumpulan data dengan wawancara, observasi langsung dan hasil nilai tes. Analisis data adalah deskriptif kwalitatif. Hasil Penelitian Tindakan Kelas adalah (1)Pelaksanaan penerapan Metode Problem Base Learning (PBL) untuk meningkatakan kemampuan pemecahan masalah Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Bedoro 3, Kec. Sambungmacan, Kab. Sragen Tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini didukung dengan hasil nilai ratarata pre tes pada siklus I sebesar 65 pada siklus II sebesar 72 sedang hasil nilai rata-rata pos tes siklus I sebesar 75 dan siklus II sebesar 78. KKM pada siklus I, 66 % sedang pada siklus II, 100 %. (2)Metode Problem Base Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika khususnya soal cerita.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitikan Tindakan Kelas (PTK) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan
Usulan
Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
penulis
mendapatkan bantuan serta bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.
2.
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas;
3.
Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program PJJ S-1 PGSD yang selalu memberikan petunjuk dan arahan serta sabagai Dosen Pembimbing yang telah berkenan mengorbankan segala tenaga dan waktu guna memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menyusun Usulan PTK.
4.
Sutarti, S.Pd selaku Kepala SDN Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Kab. Sragen yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
5.
Bapak/Ibu Guru dan Penjaga SDN Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Kab. Sragen yang telah memberikan kemudahan, masukan, bimbingan, dan arahan selama penulis menyusun Usulan PTK.
6.
Segenap sahabat, handai taulan, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasama kepada penulis demi terselesaikannya Usulan PTK ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan PTK ini masih banyak
kekurangannnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga Usulan PTK ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Surakarta, Desember 2009 Penulis
vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
iv
ABSTRAK .................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya .........................................
2
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
3
D. Manfaat Hasil Penelitian ...............................................................
3
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori .................................................................................
5
B. Penelitian yang Relevan ...............................................................
8
C. Kerangka Pikir .............................................................................
8
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................
9
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
10
B. Subyek penelitian .........................................................................
10
C. Prosedur penelitian ......................................................................
11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................
17
B. Pembahasan .................................................................................
17
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................
33
B. Saran ............................................................................................
33
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
35
vii
DAFTAR TABEL
No
Nama
Uraian
1
Tabel IV.1 Hasil Nilai Siklus 1
2
Tabel IV.2
3
Tabel IV.3 Hasil Nilai Siklus 2
4
Tabel IV.4
Rekapitulasi Nilai Pretest dan Past Test siklus I
Rekapitulasi Nilai Pretest dan Past Test siklus II
viii
Hal 24 25 30 31
Ket
DAFTAR GAMBAR
No
Nama
Uraian
Hal
1
Gambar II. 1
Kerangka Pemikiran
9
2
Gambar III. 2
Siklus I & 2
16
3
Gambar IV. 3
Grafik Siklus I & 2
32
ix
Ket
LAMPIRAN
No
Nama
Uraian
1
Lampiran A
Perangkat Pembelajaran
36
2
Lampiran B
Instrumen Penelitian
54
3
Lampiran C
Personalia Penelitian
66
4
Lampiran D
Curriculum Vitae Peneliti
67
5
Lampiran E
Data Penelitian
68
x
Hal
Ket
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar dalam kurikulum 2006 (DEPDIBUD 2006:9.6) adalah “agar siswa dapat menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif”. Sehingga pengetahuan pola pikir, sikap dan keterampilan yang diperoleh dari belajar Matematika diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Matematika dijadikan salah satu bidang studi yang penting, hal ini ditunjukkan dalam banyaknya jam Matematika di Sekolah Dasar. Namun kenyataan di lapangan pada saat ini Matematika merupakan: (1) Salah satu pelajaran yang tidak disenangi sebagian siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 sehingga Matematika dianggap pelajaran yang sulit dan rumit. (2) Kemampuan memecahkan masalah sangat rendah sehingga timbul kejenuhan dan sulit menganalisis soal cerita. (3) Pemilihan metode yang kurang relevan sehingga minat belajar Matematika rendah. (4) Kurangnya Pembiasaan
motivasi
belajar
Matematika
terhadap
anak
sehingga
pembelajaran kurang bermakna. Pembelajaran Matematika akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 dalam proses belajar, bila siswa memahami berbagai konsep untuk memecahkan masalah melalui pembelajaran langsung dan terstruktur. Untuk itu menjadi tanggung jawab guru untuk menerapkan metode problem based learning sebagai metode pemecahan masalah agar memudahkan siswa dalam belajar Matematika dan pembelajaran lebih bermakna. Akibatnya prestasi belajar kelas V SD Negeri Bedoro 3 rendah dari mata pelajaran lainnya. Bertolak dari kenyataan di atas maka dapat dikatakan salah satu rendahnya kemampuan pemecahan masalah dalam Matematika adalah
xi
pemilihan
metode
yang
kurang
memeberikan
pemberdayaan
dari
kompentensi siswa dan karakteristik bidang itu sendiri. Kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada guru sehingga pembelajaran belum optimal. Salah satu bidang garapan pembelajaran Matematika proses menggunakan operasi dasar perkalian dan pembagian. Ketrampilan ini harus ditingkatkan melalui latihan. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih strategi yang efektif dan efisien. Sudjana (2001:8), menjelaskan bahwa pembelajaran hendaknya diupayakan oleh pendidik secara sistimatis untuk menciptakan kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar. Metode menurut Moelyono (1990:580), adalah cara kerja yang konsisten untuk memudahkan melaksanakan suatu kegiatan guna untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode PBL adalah metode yang mempunyai peluang untuk membangun kecakapan hidup life skill siswa. Siswa terbiasa mengatur dirinya sendiri untuk berfikir metakognitif/reflektif pemikiran dan tindakan. Metode PBL juga memepunyai manfaat untuk siswa akan meningkatkan kecakapan pemecahan masalah lebih mudah mengingat, meningkatkan pemahaman, membangun jiwa kepemimpinan serta kerjasama. Metode pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang terjadi adanya proses terjadinya kolaboratif perspektif menyusun pengetahuan dengan membangun penalaran yang telah dimiliki selain itu PBL menekankan formulasi permasalahan. Karena permasalahan adalah kunci keberhasilan metode PBL. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mangadakan penelitian tentang PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MATEMETIKA
KEMAMPUAN
SISWA
KELAS
V
PEMECAHAN SD
NEGERI
MASALAH BEDORO
3
SAMBUNGMACAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
B. Perumusan Masalah dan Pemecahannya Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut
xii
1.
Apakah penerapan metode problem based learning dapat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam Metemetika siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Sambungmacan Tahun Pelajaran 2009 / 2010?
2.
Bagaimana penggunaan metode PBL yang efisien untuk meningkatkan pemecahan masalah Matematika siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 ?
Pemecahan masalah. Berdasarkan teori PBL dan pemecahan masalah yang terjadi dalam permasalahan kelas V SDN Bedoro 3 Tahun Pelajaran 2009/2010 perlu diselesaikan melalui tindakan guru (1) Berupa penerapan metode PBL untuk
pemecahan
(2)Penggunaan
masalah
metode
pada
PBL
yang
mata efisien
pelajaran dapat
Matematika. meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah Matematika kelas V.
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.
Membuktikan bahwa penerapan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam metemetika siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Sambungmacan Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
2.
Membuktikan penggunaan metode Problem Based Learning secara efisien
dapat
meningkatkan
kemampuan
pemecahan
masalah
Matematika kelas V SD Negeri Bedoro 3.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat: 1.
Bagi Siswa Menolong siswa untuk lebih berminat dalam belajar Matematika dalam memecahkan masalah sehingga akan tercapai hasil belajar yang maksimal.
xiii
2.
Bagi Guru Menggunakan metode Problem Based Learning secara benar sebagai tindakan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
3.
Bagi Sekolah Dapat mengembangkan kegiatan pemecahan masalah sesuai dengan kondisi sekolah.
xiv
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Problem
Based
Learning
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/
2007/09/04-sudarman.pdf Problem Based Learning adalah suatu metode intruksional yang menantang siswa agar belajar untuk belajar bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi (pemecahannya). Masalah dikaitkan dengan keingintahuan serta kemampuan analisis siswa untuk berpikir kritis
analisis
dan
untuk
mencari
serta
menggunakan
sumber
pembelajaraan yang sesuai. Proses pembelajaran Problem Based Learning
ini menggunakan pendekatan yang sistematis untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kerier dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemcahan masalah, serta memperoleh pengetahuan konsep yang esensial. Landasan teori Problem Based Learning adalah kolaboratif yang berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimiliki. Problem Based Learning memiliki gagasan pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada permasalahan otentik. Menurut KOLB (1976), pembelajaran akan efektif apabila dimulai dengan pengalaman yang kongkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi serta penyusunan konsep tentang permasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupakan dasar pembelajaran. Aspek penting dalam Problem Based Learning adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan dan permasalahan akan menentukan
arah
pembelajaran
xv
kelompok.
Dengan
tumpuan
permasalahan,
siswa
didorong
untuk
mencari
informasi
untuk
memecahakan permasalahan serta kecenderungan eksplorasi yang telah dimilikinya kemudian mengembangkan sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut dapat merupakan pembelajaran seumur hidup, karena keterampilan dapat di transfer ke sejumlah topik pembelajaran lainnya. Dengan Problem Based Learning yang memfokuskan pada permasalahan yang mampu membangkitkan pengalaman pembelajaran maka siswa dapat mencapai pembelajaran yang diinginkan. 2. Kemampuan memecahkan masalah. Menurut Irmina umi Purwanti (2002) Kemampuan adalah suatu bentuk pengertian
yang sedang dibicarakan seseorang dapat dikatakan
kemampuan memahami, ia dapat menjelaskan suatu situasi, menafsirkan grafis, mengubah hukum ke dalam persamaan matematis, mengubah persaman matematis ke dalam suatu kalimat dan menafsirkan tabel. Sedang menurut Slameto (1998) Kemampuan adalah kecakapan yang terdiri dari kecakapan menghadapi, menyesuaikan diri secara cepat dan efektif, relevan dengan mempelajari dengan cepat. Chaplin (1989:1) berpendapat bahwa kemampuan (ability) merupakan daya kekuatan untuk melakukan sesuatu perbuatan. Kemampuan merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktik. Kemampuan menunjukkan suatu kegiatan yang dapat dilakukan sekarang, sedang aptitude menunjukkan adanya latihan atau pendidikan sebelum suatu perbuatan dapat dilakukan pada waktu mendatang. Kapasitas menyangkut suatu kemampuan yang sepenuhnya bisa dikembangkan dimasa mendatang asal disertai pengkondisian secara optimal. Pada dasarnya kompentensi adalah kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terdapat pada semua orang. Untuk itu kemampuan dapat dikembangkan melalui beberapa aspek. Aspek dari dalam diri sendiri dan aspek dari lingkungan serta adanya pembiasaan latihan secara terus menerus dan berusaha sekuat tenaga dan
xvi
pikiran sehingga kemampuan itu dapat berkembang dengan optimal. Kemampuan pada seseorang sangatlah berbeda-beda ada yang condong ke akademik ada yang condong ke keterampilan (skill) maka dengan adanya perbedaan itu masing-masing individu, tingkat kemampuan akan berbeda-beda. 3. Prosedur proses Problem Based Learning Proses Problem Based Learning dapat dijalankan apabila pengajar siap dengan perangkat yang diperlukan (masalah, pelengkap lainnya) untuk membentuk kelompok-kelompok kecil. Ada tujuh langkah yang diterapkan, yaitu: a. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. b. Merumuskan masalah. c. Menganalisis masalah. d. Menata gagasan siswa secara sistematis, menganalisanya lebih dalam. e. Menformulasikan tujuan pembelajaran. f. Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan (individu/sub kelompok). 4. Pendekatan Pembelajaran Matematika Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam proses belajar Matematika. Pendekatan ini bersifat perkembangan yaitu, suatu pembelajaran yang menekankan pada pengukuran kesiapan belajar siswa, penyediaan, pengalaman dasar dan keterampilan. Pendekatan banyak dipengaruhi oleh teori perkembangan Pieget, maka guru harus menyesuaikan bahan pembelajaran dengan tahap perkembangan anak. Teori ini menjelasakan perlunya pengajaran Matematika dimulai dengan peristiwa konkrit menuju ke abstrak. Pendekatan pemecahan masalah yaitu, pendeketan yang menekankan pada pembelejaran untuk berpikir tentang memecahkan masalah dan penyelesaian informasi Matematika khususnya soal cerita, siswa harus melakukan analisis dan interpretasi informasi sebagai landasan untuk menentukan pilihan kepuasan.
xvii
B. Penelitian yang relevan Menurut KOLB (1976), pembelajaran akan efektif apabila dimulai dengan pengalaman yang kongkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi serta penyusunan konsep tentang permasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupakan dasar pembelajaran. Aspek penting dalam Problem Based Learning adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan dan permasalahan akan menentukan arah pembelajaran kelompok. Dengan tumpuan permasalahan, siswa didorong untuk mencari informasi untuk memecahakan permasalahan serta
kecenderungan
eksplorasi
yang
telah
dimilikinya
kemudian
mengembangkan sesuai dengan kemampuannya.. C. Kerangka berfikir Kemampuan memecahkan masalah Matematika merupakan usaha kegiatan yang di capai siswa dalam periode tertentu dari belajar mata pelajaran Matematika. Manusia menggunakan Matematika biasanya berhubungan dengan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia dalam memecahkannya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan yang tidak disenangi oleh sebagian besar siswa, sehingga kemampuan memecahkan masalah Matematika cenderung rendah. Oleh karena dicarikan suatu upaya meningkatkan cara memecahkan masalah dengan mudah dan optimal. Suatu upaya yang dilakukan guru adalah melalui metode Problem Based Learning. Guru dalam memberikan tugas didiskusikan untuk dipecahkan bersama dengan memformulasikan pengalaman yang meraka punyai. Sehingga dapat menemukan apa yang meraka cari dengan maksimal. Sehingga Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Matematika. Supaya penelitian ini tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka peneliti memepunyai gambaran dalam skema sebagai berikut di bawah ini.
xviii
Sebelum Pembelajaran Matematika Guru belum menggunakan Metode PBL KONDISI AWAL
TINDAKAN
· ·
Kemampuan memecahkan masalah rendah Motivasi terhadap Matematika kurang
·
Pembelajaran kurang menyenangkan
Dalam Pembelajaran Guru menggunakan Metode PBL
Setelah Pembelajaran Matematika dengan menggunkan metode PBL · KONDISI AKHIR
· ·
Siswa Antusias terhadap pembelajaran Matematika Murid dapat meningkatkan memecahkan masalah dengan baik Pembelajaran dapat menyenangkan
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiriran di atas maka peneliti dapat mengajukan hipotesis tindakan bahwa penerapan Problem Based Learning dapat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Matematika siswa kelas V SDN Bedoro 3, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Tahun Pelajaran 2009/2010.
xix
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian. 1. Tempat penelitian. Penelitian dilakukan di SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, karena: a. SD Negeri Bedoro 3 kelas V belum pernah dijadikan tempat penelitian. b. Pada tahun 2009/2010 dalam pembelajaran guru belum pernah menggunakan metode PBL dalam pemecahan masalah Matematika. 2. Waktu penelitian. Waktu
pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Juli
sampai bulan Desember 2009.
B. Subyek Penelitian. Subyek penelitian dan Obyek Penelitian. Subyek penelitian adalah siswa kelas V jumlah siswa 22, L: 11, P:11
SD Negeri Bedoro 3 Kec.
Sambungmacan, Kab. Sragen. Obyek penelitian adalah penerapan metode Problem Based Learning untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan
masalah Matematika. 1. Sumber data. Sumber data diperoleh dari data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini,sebagian besar data kualitatif pengumpulan nya waktu diperoleh dari berbagai sumber a. Nara sumber terdiri dari guru dan siswa kelas V. b. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran. c. Tes hasil belajar. 2. Tekhnik pengumpulan data. Sesuai bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian tindakan kelas ini, maka tehnik penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
xx
a. Wawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode PBL. b. Observasi. Digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan guru selama proses pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi. c. Tes tertulis. d. Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah 5 soal pemecahan masalah setiap siklus. 3. Teknik analisis data. Dalam penelitian tindakan kelas, teknik analisis data yang digunakan adalah tehnik deskriptif. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagaram. 4. Indikator kinerja Untuk mengetahui keberhasilan penelitian tindakan kelas peneliti menetapkan indikator kinerja: a. Rata-rata nilai hasil belajar pemecahan masalah diatas rata rata KKM 66. b. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM harus 70 %.
C. Prosedur penelitian. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan rencana penelitian akan ditempuh dalam 2 siklus yaitu siklus satu dan siklus dua. Jika dalam siklus I sudah mendekati sempurna menurut peneliti, tidak dilaksanakan siklus beikutnya. a. Siklus I. 1. Perencanaan. 1) Merangsang pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.
xxi
2) Menyusun soal-soal cerita (pemecahan masalah) untuk tugas di kelas. 3) Menyusun soal-soal pemecahan masalah untuk tugas rumah (PR). 4) Menyusun soal-soal untuk evaluasi. 5) Menyiapakan lembar evaluasi siswa. 6) Menyiapkan buku nilai. 2. Pelaksanaan Tindakan. Pada siklus I dilaksanakan 3X Pertemuan. 1) Pertemuan pertama diisi penyampaian materi opersi perkalian dan pembagian pada pemecahan masalah. Dalam hal ini materi pengulangan kelas IV, selanjutnya mengerjakan latihan-latihan pada buku panduan. Bagi siswa yang belum jelas dijelaskan sampai detail. Kemudian tindak lanjut adalah pemberian PR materi yang sesuai dengan yang diajarkan. 2) Pertemuan ke dua dimulai dengan pembahasan tugas-tugas (PR) secara klasikal dengan menunjuk beberapa siswa secara bergantian mengerjakan di papan tulis. Guru menjelaskan beberapa contoh soal cerita dalam pemecahan masalah kepada siswa sampai pada akhirnya siswa jelas. 3) Pertemuan ke tiga menjelaskan kembali perkalian dan pembagian dalam soal cerita untuk memecahkan masalah dengan alat peraga metode Problem Based Learning lengkap berserta langkahlangkahnya. 3. Observasi atau Pengamatan Observasi yang dilakukan meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dalam proses belajar mengajar (lembar observasi). 4. Analisis dan Refleksi Data 1) Analisis data 1.1 Reduksi data Dari pengamatan data guru dan siswa serta nilai yang didapat dari pemberian latihan pada siswa yang hasilnya diseleksi dan
xxii
difokuskan kearah tujuan penelitian. Data yang direduksi di kelompokkan kedalam data siswa dan data guru. 1.1.1 Data Siswa Data yang berhubungan dengan siswa dikelompokkan ke dalam data pendukung. Data tersebut meliputi: i.
Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
ii.
Keaktifan siswa dalam membahas tugas.
iii.
Nilai yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas.
1.1.2 Data guru Data tentang guru dikelompokkan pada data pendukung. Data dalam kegiatan belajar mengajar: i.
Kegiatan memberikan tugas.
ii.
Kegiatan membahas tugas.
iii.
Kegiatan memotivasi siswa.
1.2 Kesimpulan Dari sajian data dapat disimpulkan apakah metode Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal-aosl cerita pada siswa kelas V SDN Bedoro 3, Kec. Sambungmacan. 2) Refleksi data Hasil analisa data dikaji dalam keberhasilan dan kegagalannya untuk mencapai tujuan sementara. Apabila tindakan pada siklus I sudah mendekati sempurna menurut peneliti, maka tidak dilaksanakan siklus berikutnya. b. Siklus II 1. Perencanaan a) Membuat rencana pembelajaran dengan mempraktikan refleksi siklus I. b) Menyusun tugas-tugas di kelas. c) Menyusun tugas-tugas di rumah (PR).
xxiii
d) Menyusun tugas-tugas evaluasi. e) Menyusun lembar evaluasi untuk siswa. f) Menyusun lembar evaluasi guru. g) Menyusun buku nilai. 2. Pelaksanaan tindakan Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I dengan materi yang berbeda yaitu perkalian dan pembagian pada soal cerita dalam pemecahan masalah yang berbeda. Dalam pelaksanaan tindakan sama seperti pada siklus I, yaitu dilaksanakan 3X Pertemuan. Pertemuan pertama dimulai dengan peragaan perkalian pembagian dengan soal cerita dalam pemecahan masalah, siswa secara bergantian mengerjakan soal cerita dilanjutkan pengembangan ke dalam beberapa soal selanjutnya diberi tugas rumah (PR). Pertemuan ke dua membahas soal-soal tugas rumah sebagai apersepsi awal pelajaran , memberikan pejelasan pengertian tentang pembagian dan perkalian dalam soal cerita untuk memecahkan masalah. Selanjutnya memberikan evaluasi. Pertemuan ke tiga membentuk kelompok dan pelaksanan metode PBL dalam pemecahan masalah beserta langkah-langkahnya dengan lengkap. 3. Obsevarsi atau pengamatan Kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan tindakan tindakan, perbaikan -perbaikan dengan tetap memperhatikan analisa dan refleksi pada siklus I. 4. Analisis dan refleksi data Dalam siklus II dilakukan sama seperti analisa data dalam siklus I yaitu meliputi reduksi data, ringkasan data, dan penyimpulan data. Adapun data yang dianalisa adalah data dari hasil tindakan perbaikan pada siklus II dengan tetap memperhatikan analisa data siklus I. Seperti pada siklus satu hasil analisa data dikaji keberhasilannya dan
xxiv
kegagalannya untuk mencapai tujuan sementara serta direfleksikan untuk melakukan tindakan selanjutnya sampai mencapai tujuan akhir. a. Data dan cara pengambilannya. 1) Sumber data Sumber data siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3dari guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar. 2) Jenis data a) Data hasil belajar siswa (nilai). b) Data situasi belajar mengajar. c) Data keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan tindakan 3) Cara pengambilan data a) Data hasil belajar diambil melalui evaluasi b) Data
situasi
belajar
mengajar
yang
diambil
dengan
menggunakan lembar observasi. c) Data keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan tindakan diperoleh dari rencana pembelajaran dan lembar observasi. b. Instrumen pengambilan data. 1) Rencana pembelajaran. 2) Kisi-kisi tes evaluasi. 3) Tes evaluasi. 4) Instrumen monitoring observasi siswa pada saat kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan prosedur penelitian tersebut di atas, Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.
xxv
Gambar III.2 Siklus 1 & 2
xxvi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas yang di laksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Tahun Pelajaran 2009/2010, dilakukan secara kolaboratif artinya antara peneliti, guru, dan supervisor (kepala Sekolah), partisipasi aktif bekerja sama dalam penelitian. Proses refleksi kegiatan antara guru dan peneliti melaksanakan sistim saling mengisi dan memberi masukan demi penyempurnaan kegiatan berikutnya. Meskipun kegiatan tersebut bersifat kolaboratif, tetapi peneliti tidak membebani guru untuk proses penentuan instrument, karena semua dilaksanakan oleh peneliti. Guru diharapkan mengelola proses pembelajaran sampai melakukan tindakan berkelanjutan secara pereodik. Selanjutnya untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini adalah, apakah penerapan metode Problem Based Learning dalam pembelajaran Matematika dapat berfungsi untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran Matemtika. Hasil pemantauan menunjukan bahwa metode Problem Based Learning dapat berfungsi memecahkan masalah Matematika khususnya soal cerita dengan baik.
B. Pembahasan. 1. Perencanaan Penelitian. Pada pelaksanaan kegiatan penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten sragen, peneliti sebelumnya megadakan wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru kelas sebagai teman sejawat untuk menemukan kendala-kendala yang kurang sesuai dengan proses pembelajaran Matematika. Upaya untuk memeperoleh berbagai informasi, peneliti juga mengadakan observasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sehingga secara matang dapat menentukan permasalahan dan pemecahanya. Adapun yang
xxvii
di tempuh adalah (1) Melakukan identifikasi masalah, (2) Melakukan analisis masalah dan perumusan masalah (3) Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan, dan (4) melakukan kelaikan solusi. a. Melakukan identifikasi masalah. Awal pertemuan antara peneliti dengan guru, Kepala Sekolah mengungkapkan gagasan yang menyangkut keberadaan pembelajaran Matematika pada kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010. Temuan hasil diskusi disimpulkan bahwa kemampuan memecahkan masalah Matematika kelas V khususnya semester I ada kekurangan dalam pembelajaran Matematika. Setelah mengadakan observasi, peneliti langsung mengadakan wawancara dengan Kepala Sekolah, guru
maupun
siswa
tentang pembelajaran Matematika
yang
diharapkan. Dalam mengidentifikasi masalah kelemahan guru yang masih secara konvensional. Dengan menggunakan metode PBL diharapkan dapat meningkatkan pebelajaran secara utuh. b. Melakukan analisis masalah. Hasil identifikasi masalah menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
kemampuan
memecahkan
masalah
Matematika
khususnya kelas V yaitu guru, siswa sendiri, alat peraga, metode dan lingkungan belajar siswa. Akan tetapi yang lebih dominan adalah metode yang kurang tepat. Maka tindakan selanjutnya dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah yang dilakukukan guru untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Matematika kelas V. 2. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan metode Problem Based Learning untuk meningkatkan kualitas dan keberhasilan pembelajaran
Matematika.
tersebut,pembelajaran
Kaitanya
Matematika
metode PBL.
xxviii
dengan
permasalahan
ditekankan
mnggunakan
c. Formulasi solusi dalam tindakan hipotesis. Memperhatikan
kajian
teori
yang
ada
dan
relevan
dengan
permasalahan yang diobservasi peneliti, maka dalam penelitian tindakan kelas ini
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut
”Penerapan metode Problem Based Learning dapat meningkatakan kemampuan pemecahan masalah Matematika kelas lima SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun palajran 2009/2010. d. Analisis kelaikan solusi. Penerapan pembelajaran Matematika setelah melakukan evaluasi menggunakan metode PBL terhadap siswa kelas V maka peneliti merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan langkah menggunakan metode PBL. Peneliti juga melakukan cara menggunakan metode PBL yang dapat menggiring siswa menemukan konsep agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Implementasi Tindakan. a. Deskripsi Data siklus I. Pelaksanaan siklus I dilakukan sesuai gagasan guru , maka rencana penelitian berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas sebagai berikut: 1) Perencanaan Sebelum melaksanakan siklus I, terlebih dahulu dilakukan pre tes dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010 telah memahami materi pelajaran Matematika yang diajarkan oleh guru. Sedang persiapan awal tindakan siklus I adalah sebagi berikut: a) Keadaan awal wawancara dengan guru tentang proses pembelajaran dalam kaitannya dengan metode PBL, sehingga ditemukan beberapa masalah apa adanya.
xxix
b) Peneliti
memepersiapkan
rencana
tindakan
untuk
penyempurnaan melakukan tindakan. c) Guru melaksanakan metode kegiatan PBL apa adanya di kelas, peneliti mengadakan pengamatan. d) Refleksi,
mendiskusikan
temuan
guru
melaksanakan
pembelajaran. e) Rencana siklus I, tindakan I, guru melaksanakan kegiatan metode
PBL
dengan
berpedoman
hasil
diskusi
yang
diterangkan dalam rencana tindakan I digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan tindakan kemudian diamati dan direfleksikan hingga terjadi tindakan berikutnya. f) Rencana siklus II, tindakan II guru melaksanakan kegiatan metode PBL dengan berpedoman dari hasil refleksi I dengan melakukan perubahan untuk mengatasi kelemahan pada metode PBL sehingga pada siklus II dapat di gunakan sebagai pijakan untuk pembelajaran Matematika melalui metode PBL. g) Langkah tindakan selanjutnya adalah peneliti bersama dua guru teman sejawat berkolaborasi dan berdiskusi menyusun rencana pembelajaran dengan standar kompentensi Penerapan KPK dan FPB dalam pemecahan masalah soal cerita . b. Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus I Langkah dalam pelaksanaan siklus I memeberi penjelasan materi pelajaran yang akan dibahas dengan menggunakan metode ceramah, dikusi, Tanya jawab, tugas, demontrasi dan dominan metode PBL. Pelaksanaan tindakan siklus I di mulai pada hari kamis tanggal 20 Agustus 2009. 1) Pra pendahuluan (5) Mengkondisikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, berdoa, absensi, penataan kelas, persiapan alat, media pembelajaran. 2) Kegiatan awal (apersepsi 5 ). Pre tes secara lesan/mencongak.
xxx
3) Kegiatan inti (50) a) Penjelasan perkalian dasar dan pembagian sebagai acuan untuk pemecahan masalah Matematika. b) Beberapa siswa mengerjakan perkalian dan pembagian dasar di depan kelas . c) Pemberian
konsep
pemecahan
masalah
serta
mengklarifikasikan konsep yang belum jelas. d) Pembentukan kelompok kecil terdiri lima orang, tiap kelompok mengambil LKS dalam pemecahan masalah. e) Pemecahan masalah tiap kelompok dalam soal cerita untuk mencari solusi yang termudah untuk mengerjakan berdasarkan pengalaman di dalam kelas dan di luar kelas. f) Guru memantau dan membibing kelompok yang mengalami kesulitan. g) Tiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya. h) Siswa bersama guru membahas hasil pemecahan masalah dan menarik kesimpulan serta tanya jawab. i) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu. j) Guru menilai tiga tercepat,kemudian berikutnya sampai habis waktu yang di tentukan. 4) Kgiatan akhir(10) a) saran pesan penguatan materi. b) Pemberian PR. c) Siswa yang kurang 66 melakukan remidi/perbaikan. d) Siswa yang lebih 66 melakukan pengayaan. c. Proses observasi pelaksanaan siklus I Proses observasi kegiatan belajar mengajar penelitian tindakan kelas I, dua orang teman sejawat yang berpartisisapi melaksanakan observasi bersama menggunakan lembar observasi. Obyek yang diobservasi meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama kegiatan
xxxi
berlangsung, dan rencana di dalam kelas sebagai berikut: 1) Proses Pembelajaran a) Perencanaan tujuan di sebutkan dengan jelas, spesifik, dapat diukur menujukan tingkah laku siswa, serta berkaitan dengan pengalaman siswa, sesuai dengan materi. b) Pengembangan pelajaran menunjukkan kemajuan yang logis dalam pemberian waktu kepada siswa berpartisipasi dengan baik serta seluruh waktu terisi kegiatan belajar. c) Pengetahuan, penguasaan materi pelajaran baik, tingkat kemudahan penjabaran gagasan sangat memadai. d) Pengelola kelas dalam belajar dengan waktu yang efektif sehingga tanpa ada gangguan dalam pelaksanaan kedisiplinan dapat diawasi secara menyeluruh. e) Hubungan siswa dengan guru ada komunikasi timbal balik siswa aktif kreatif. f) Hubungan antar siswa dalam keterlibatan tugas dari guru baik saling shering. g) Hasil belajar siswa baik karena sudah relevan dengan tujuan.
2) Keaktifan dalam diskusi kelompok. Keaktifan kegiatan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah dalam penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010 diikuti 22 siswa terdiri 11 siswa laki-laki, 11 siswa perempuan. Dibagi menjadi empat kelompok. Hasil pengamatan baik tapi masih didominir yang pandai yang lain aktif jadi pengikut. Cara mengungkapkan agak ragu karena kurang ada keberanian. Masih kurang serius cara berbicara sambil tertawa. 3) Keaktifan dalam kelas. Aspek
dalam
kegiatan
pengamatan
dalam
kelas
secara
keseluruhan menujukkan semua siswa terpusat pada guru.
xxxii
Keberanian dalam mejawab pertanyaan dan bertanya kurang berani, dilihat dari respon yang kurang diberi pertanyaan harus ditunjuk oleh guru. Dalam mencatat belum ada inisiatif sendiri, ikut siswa yang pandai, mengerjakan tugas baik, sangat serius. d. Refleksi. 1. Proses. Hasil dalam proses pembelajaran mulai dari penyususnan rencana pembelajaran sampai pelaksanaan evaluai, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk peningkatan selanjutnya. Guru dalam memeberikan materi pelajaran harus memakai alat peraga yang konkrit agar dapat cepat memahami. Perhatian guru diharapkan dapat menyeluruh dengan memeberi umpan balik yang bervariasi.
Pada
saat
melakukan
diskusi
guru
hendaknya
memberikan dorongan supaya siswa aktif , berani mengemukakan pendapatnya, secara tertib menanggapi permasalahan yang ada, guru memancing agar siswa merespon positif. 2. Hasil. Kegiatan akhir pembelajaran mengerjakan soal pre tes dan pos tes dengan hasil di bawah ini:
xxxiii
Tabel IV. 1: Hasil Nilai Siklus 1
xxxiv
Tabel IV.2: Rekapitulasi Data Nilai Pre tes dan Postes siklus I
NO
NILAI
PRE TES BANYAK SISWA
1 2 3 4
40,0-59,9 60,0-69,9 70,0-79.9 80,0-89,9 JUMLAH
7 12 3 22
POS TES BANYAK SISWA 2 6 7 7 22
RATARATA PRE TES
RATARATA POS TES
65
75
Data hasil penelitian di atas menunjukan bahwa rata-rata nilai pada saat pre tes rata-rata 65 padahal KKM 66 sedang pos tes rata-rata 75 maka menunjukan bahwa banyak nilai yang dibawah KKM artinya belum semuanya siswa dapat tuntas, maka harus dilaksanakan siklus ke II, untuk
mengetahui kesalahan dalam
pembelajaran yang diprediksi karena kesalahan konsep dalam menerapkan langkah-langkah metode PBL.
a. Deskripsi Data Siklus II. Siklus II dilakukan sesuai dengan gagasan guru, maka rencana penelitian berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan
yang di laksanakan
dalam kelas. 1. Perencanaan Pelaksanaan kegiatan penelitian untuk siklus I telah usai dan hasilnya belum memuaskan maka di adakan tindakan siklus II yang dilaksanakan hari kamis
tanggal 17 September 2009. Sebelum
mengadakan kegiatan pembelajaran siklus II mengadakan diskusi dengan Supervisor dalam hal ini kepala sekolah beserta teman sejawat untuk membahas masalah yang timbul dalam siklus I. Berdasarkan identifikasi masalah yang timbul pada siklus I maka upaya dalam pelaksanakan tindakan siklus II ini dapat diambil langkah-langkah sebagai berikut. (1) Membuat rancangan perbaikan pelaksanaan pembelajaran siklus II. (2) Mengulang pembuatan soal-soal cerita
xxxv
dalam pemecahan masalah untuk dikelas. (3) Mengulang pembuatan soal cerita dalam pemecahan masalah untuk PR. (4) Mengulang tes evaluasi. (5) Menyusun kembali lembar evaluasi. (6) Menyusun lembar penilaian. (7). Mengadakan refleksi II. 2. Tindakan Siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II dimulai pada hari kamis tanggal 17 September 2009. a. Pra pendahuluan(5) Mengkondisikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, berdoa, absensi, penataan kelas, persiapan alat, media pembelajaran. b. Kegiatan awal (apersepsi(10 ). Pre tes secara mencongak. c. Kegiatan inti(40) 1) Penjelasan perkalian dasar dan pembagian sebagai acuan untuk pemecahan masalah Matematika. 2) Beberapa siswa mengerjakan perkalian dan pembagian dasar di depan kelas. 3) Pemberian
konsep
pemecahan
masalah
serta
mengklarifikasikan konsep yang belum jelas. 4) Pembentukan kelompok kecil terdiri lima orang, tiap kelompok mengambil LKS dalam pemecahan masalah. 5) Pemecahan masalah tiap kelompok dalam soal cerita untuk mencari solusi yang termudah untuk mengerjakan berdasarkan pengalaman didalam kelas dan di luar kelas. 6) Guru memantau dan membibing kelompok yang mengalami kesulitan. 7) Tiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya. 8) Siswa bersama guru membahas hasil pemecahan masalah dan menarik kesimpulan serta tanya jawab. 9) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
xxxvi
10) Guru menilai tiga tercepat, kemudian berikutnya sampai habis waktu yang di tentukan. d. Kgiatan akhir(15) Saran, pesan, penguatan materi. Pemberian PR Siswa yang kurang 66 melakukan remidi/perbaikan (hanya 2 siswa). Siswa yang lebih 66 melakukan pengayaan (20 siswa). Karena pengalaman dari siklus I siswa telah mengenal cara memahami makna kalimat maka siswa dapat memecahkan masalah secara lancar. Dan hampir semua siswa dapat lebih paham. Nilai yang diperoleh dalam siklus II ini sudah lebih baik dan meningkat, karena nilai KKM 66 sudah melebihi 70 % sehingga peneliti merasa berhasil. 3. Observasi siklus II Kegiatan obervasi dimulai dari kegiatan guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlansung di dalam kelas dengan hasil sebagai berikut a. Proses pembelajaran. 1) Perencanaan
tujuan
pelajaran
baik
dan
jelas,
spesifik,
operasional, dapat diukur dan menunjukkan perubahan tingkah laku siswa, serta berkaitan dangan pengalaman siswa. 2) Pengembangan pelajaran, menunjukkan kemajuan dengan nilai yang logis, pembagian waktu dalam memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi sangat baik, dan seluruh waktu terisi dengan kegiatan belajar yang efektif. 3) Pengetahuan tentang mata pelajaran penguasaannya materi pelajaran sangat baik, dan tingkat kemudahan penjabaran gagasan sangat memadahi. 4) Pengelola kelas dalam belajar dengan waktu yang efektif, sehingga tanpa ada gangguan dalam pelaksanaan pembelajaran,
xxxvii
serta tingkat pengawasan kedisiplinan yang baik, karena pengawasannya menyeluruh. 5) Hubungan guru dengan siswa melalui komunikasi untuk mengembangkan gagasan sebagai umpan balik yang baik, dan guru member perhatian dan dorongan pada siswa, sehingga siswa kelihatan aktif dan berpikiran kreatif. 6) Hubungan antar siswa sangat baik dan aktif dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan belajar, karena ketertibatannya dalam tugas yang di berikan guru. 7) Hasil belajar yang di peroleh siswa sudah baik karena relefan dengan tujuan yangditetapkan, semua pertanyaan telah di bahas, sehingga pembinaan dalam meningkatkan hasil belajar siswa sangat baik. b. Keaktifan siswa dalam diskusi Hasil pengamatan kegiatan diskusi siswa pada siklus II menunjukkan kegiatan siswa dalam mengikuti diskusi rata-rata sangat baik dan semua siswa aktif dan sungguh-sungguh. Hal ini menunjukkan siswa dalam mengerjakan tugas melakukan sangat baik, siswa dalam mengungkapkan pandapatnya sangat berani, karena tidak ragu dalam mengutarakan pendapatnya. Siswa dalam menanggapi teman yang mengungkapkan pendapatnya dalam kerja kelompok sangat baik. c. Keaktifan siswa dalam kelas Aspek pengamat dalam kegiatan pembelajaran siswa di
kelas
menunjukkan semua siswa perhatiannya sangat baik terhadap guru dalam mengajar. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan guru maupun bertanya pada guru menunjukkan sangat berani. Siswa aktif dalam mencatat keterangan guru. Aktifitas siswa dalam mengerjakan tugas dari guru di lakukan sangat baik dan sangat serius dalam mengikuti pelajaran Matematika.
xxxviii
4. Refleksi Siklus II Hasil kegiatan observasi pada siklus II sebagai berikut : a. Proses Hasil proses pembelajaran mulai dari penyusunan rencana pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi, dilakukan dengan sangat baik dan lancar jika dibandingkan dengan siklus I. Kenyataan ini menunjukkan adanya perbaikan pada siklus sebelumnya, begitu juga keaktifan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Keseriusan dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru sangat baik. Keberanian dalam mengungkapkan pendapat terlihat sangat baik. Siswa dalam menanggapi pendapat teman Nampak baik, dan siswa dalam menyampaikan hasil diskusi dilakukan dengan baik. b. Hasil Hasil pre tes dan post tes pada kegiatan penelitian tindakan kelas siklus II dengan hasil sebagai berikut :
xxxix
Tabel III: Hasil Nilai Sklus 2
DATA HASIL PENILAIAN SIKLUS II HARI KAMIS TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009. KELAS V SD BEDORO 3 KEC SAMBUNGMACAN. NO
NAMA SISWA
PRE TES POST TES
KET.
1
Ani Surohman
70
75
Tuntas
2
Dandi Wahyu NU
65
70
Tuntas
3
Haris Candra F
70
75
Tuntas
4
Latief Kafi
70
80
Tuntas
5
Toni Budi P
65
70
Tuntas
6
Amirudin M
65
70
Tuntas
7
Afifah
80
90
Tuntas
8
Albi May D
80
90
Tuntas
9
Ackrizal f R
80
95
Tuntas
10 Evita n H
65
70
Tuntas
11 Galuh Werdiningsih
85
90
Tuntas
12 Helen Alisia J
85
90
Tuntas
13 Ichsan DA
65
70
Tuntas
14 Kusnul KH
70
75
Tuntas
15 Marantina S
80
85
Tuntas
16 Muh Yudha D
80
85
Tuntas
17 Nuri Isnaini
90
90
Tuntas
18 Nanda H
65
70
Tuntas
19 Selvia Dewi l
70
75
Tuntas
20 Sukma Fit
65
70
Tuntas
21 Sintia DP
65
70
Tuntas
22 Fakrut Ina W
66
66
Tuntas
Rata-rata
72
78
100 %
xl
Tabel IV.4: Rekapitulasi Data Pre Tes dan Pos Tes Siklus 2
NO 1 2 3 4 5
NILAI 40,0-59,9 60,0-69,9 70,0-79.9 80,0-89.9 90.0-99,9 JUMLAH
BANYAKNY A SISWA PRE POS TES TES 1 1 14 12 3 3 4 6 22 22
RATA-RATA PRE TES
POS TES
72
78
Data hasil penelitian menunujukkan rata-rata pre tes sebesar 72 hasil ini menujukan bahwa siswa sudah siap menerima pelajaran, karena nilai rata-rata kelas sudah melebihi KKM 66 dari indikator peneliti. Sedang rata-rata nilai pos tes sebesar 78 bahwa semua siswa telah tuntas belajar secara klasikal peningkatan hasil belajar adalah 78-72 x 100 % = 60%. Metode alat pemantauan yang dipakai yaitu: (1), Observasi Partisipasi, yaitu peneliti menelti langsung pada kegiatan tindakan kelas, sehingga dapat mengamati segala proses kegiatan, dilakukan dengan acuan tour obsevasi: (2) Wawancara, yaitu melakukan wawancara yang berkaitan dengan semua pihak yang terkaityang dianggap perlu (guru, kepala sekolah, siswa dan personal lainnya); dan (3) Rekaman audio visual menggunakan photo.
b. Refleksi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010, dilakukan secara kolaboratif artinya antara peneliti dan guru berpartisipasi aktif dan bekerja sama dalam penelitian. Proses refleksi kegiatan antara guru dan peneliti melaksanakan system saling mengisi dan memberi masukan demi penyempurnaan siklus berikutnya.
xli
Meskipun kegiatan tersebut bersifat kolaborasi-partisipatorik, tetapi peneliti dan guru untuk penentuan instrumentnya, karena semua dilaksanakan
oleh
peneliti.
Guru
diharapkan
mengelola
proses
pembelajaran sampai melakukan tindakan berkelanjutan secara periodik. Selanjutnya untuk mengetahui kebehasilan penelitian ini ialah apakah penerapan metode PBL dalam pembelajaran Matematika dapat berfungsi untuk
mengefektifkan
kegiatan
pembelajaran
Matematika.
Hasil
pemantauan menunjukan bahwa metode PBL dapat berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika. Grafik Hasil Siklus 1 (66 %)
70 60 50 40 30 20
Grafik Hasil Siklus 2 (100 %)
100 80 60 40 20
Grafik IV.3 Siklus 1 & 2
xlii
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN. Bedasarkan pada pembahasan dalam PenelitianTindakan Kelas (PTK) ini, maka dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Metode Problem Base Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Matematika Kelas 5 SDN Bedoro 3 Kec. Sambungmacan, Kab. Sragen. Hal ini di dukung dengan hasil rata-rata nilai pre tes siklus I sebesar 66 dan siklus II sebesar 72 sedangkan nilai rata-rata pos tes siklus I sebesar 75 dan siklus II sebesar 78. 2. Metode Problem Base Learning (PBL) dalam proses pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah secara kritis, serta dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa dengan maksimal. B. SARAN. 1. Kepala Sekolah. Hendaknya
menginstruksikan
kepada
para
menggunakan metode Problem Base Learning
guru
untuk
(PBL) dalam
pembelajaran Matematika terutama dalam pemecahan masalah matematika soal cerita. 2. Kepada Guru. Dalam
menerapkan
metode
Problem
Base
Learning
(PBL)
hendaknya: a. Dapat menampakan wujudnya dalam bentuk Problem Base Learning (PBL), anak di butuhkan untuk kritis memahami makna serta dapat memecahkan masalah dengan sendiri tidak boleh mendominasi/menggantungkan diri kepada orang lain, serta dapat memformulasikan dengan pengalamannya.
xliii
b. Perlu ditanamkan norma bahwa sifat mendominasi pada orang lain sama buruknya menggantungkan diri pada orang lain. c. Agar terjadi Interaksi dalam pemecahan masalah guru menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk saling shering membutuhkan melalui ketergantungan positif yang menurut tiap siswa saling membantu memecahkan masalah demi, keberhasilan siswa dalam penerapan pemikiran yang kritis , dinamis, dan inovatif. 3. Kepada siswa. Hendaknya selalu menggunakan waktu untuk mengikuti kegiatan pemecahan masalah dalam belajar setiap hari. 4. Kepada peneliti lain. Hendaknya melakukan penelitian sejenis dengan materi yang standar kompetensi yang berbeda dan sampelnya lebih banyak.
xliv
DAFTAR PUSTAKA
Hudaya, Herman (1990) Strategi Mengajar belajar matematika. IKIP Bandung. Mulyasa. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. Suharsimi Arikunto (1993) Prosedur Penelitian. Yogyakarta. Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, Suharjono, Supardi (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara. http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2007/09/04-sudarman.pdf diunduh 15 Juli 2009 jam 13.004
xlv