175 LIT Salatiga
LAPORAN P ENELITIAN S TUDI REKONFIRMASI VEK TOR PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI DAERAH ENDEMIS JAWA TENGAH
Nama Penyusun Laporan : Dra. Retno Ambar Yuniarti, M.Kes
BALAI BESAR PENELITIAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENY AKIT, BA DAN PENELITlAN DAN PENGEMBANGAN KESEHA TAN DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
2011
LAPORAN PENELITIAN
STUDI REK O NFIRMASI VEKTOR PENYAKIT CHIK UNGUNYA DI DAERAH ENDEMI S JAWATE NGAH ....... Badan Penelitian d:m Pen1�cmhrrngan
·-- --.,
--------
-
Kc:,•:fl�i�:;
p E R p u s T /:.. !Cl\ A t··.l
'J.'anggal
j I I
_________,, _ _ _ .
No. lnduk
:
No. Klass
:
_ ___ _
.....--' ... .. \'"{._ ._ 5
_ _ _
L \\
:sa\Q\1gq
·
----------·
N ama Penyusun Laporan : Dra. Retno Ambar Yuniarti, M Kes
BALAI BESAR PENELITIAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT, BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHA TAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2011
l
J
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALA! BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT 123 PO. BOX 200, Salatiga 50721 :(0298) 327096 � 312107, Faksimile :(0298) 322604; 312107
JI. HasanudinNo. Telepon
E-mail :
[email protected]
SURAT KEPUTUSAN KEPALA BAlAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT NOMOR : HK.00.07Nll/2984/2010 TENTAN.G Penelitian dengan judul "Studi Rekonfirmasi Vektor Chikungunya di Oaerah Endemis Jawa Tengah' MENIMBANG: 1.
2.
MENGINGAT: 1.
2.
3.
Bahwa dalam rangka peningkatan kinerja riset di lingkungan Badan Pene!itian dan Pengembangan Kesehatan yang berfokus pada bidang prioritas teknologi kesehatan khususnya program pengendalian vektor dan reservoir penyakit, maka dipandang perlu dilakukan penelitian. Bahwa mereka yang namanya tercantum dalam Surat Keputusan ini dipandang cakap untuk melaksanakan penelitian tersebut.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1353/MENKES/PER/IX/2005 tertanggal 14 September 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian No. LB,02.0SNll/2933/2010 tertanggal 27 Desember 2010 dengan judul penelitian Studi Rekonfirmasi Vektor Chikungunya di Daerah Endemis Jawa Tengah. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (DIPA B2P2VRP) Tahun Anggaran 2011 No. 0813/024-11.2.01/13/2011 tertanggal 20 Desember 2010.
MENETAPKAN: Pertama Membentuk tim pelaksanaan penelitian dengan susunan sebagai berikut: Ora. Retno Ambar Yuniarti, M.Kes a. Peneliti Muda (Ketua Pelaksana) Ora. Blondine Ch.P, M.Kes b. Peneliti Utama c. Peneliti Non Fungsional Subangkit, S.Si d. Pembantu Peneliti 1). B. Yuliadi 2). Lasmiati e. Sekretariat Penelitian Fery Jelitawati. f. Koorctinator Penelitian Ors. Bambang Heriyanto, M.Kes Kedua
Tim pelaksanaan penelitian bertugas: a. l'vlelaksanakan penelitian sampai selesai dan menyerahkan Japoran kepada Kepala menurut Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian No. LB.02.05Nll/2933/2010 tertanggal 27 Desember 2010. b. Membuat pertanggungjawaban keuangan menurut ketentuan yang berlaku.
11
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATA.N BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT JI. Hasanudin f\b. 123 PO. BOX 200, Salatiga 50721
Telepon :(0298) 327096; 312107, Faksimile :(0298) 322604; 312107 E-mail:
[email protected]
. .
Ketiga
Keempat
Semua penge!uaran untuk pelaksanaan Surat Keputusan ini dibebankan pada Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (DIPA B2P2VRP) Tahun Anggaran 2011 No. 08 13/024-11.2.01/ 13120 1 1 tertanggal 20 Desember 2010. Surat Keputusan ini berlaku dari tanggal 3 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 dengan catatan segala sesuatu akan ditinjau kembali apabila dikemudiain hari temyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini peraturan yang bertaku.
Tembusan: 1. Kepala Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta 2. Bendaharawan Rutn i Balai Besar Penelitian dan Pengembangan ReservoirPenyc:ikit di Salatiga 3.
Yang bersangkutan
Ill
Vektor dan
KEMENTERIAN KESEBATAN REPUBLm INDONESIA BADAN PENELITJAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT n. HasanudinNJ. 123 PO. BOX 200, Salatiga 50721 Telepon :(0298) 327096; 312107, Faksimile :(0298) 322604; 312107 E-mail :
[email protected]
SURAT PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENELITIAN NO. LB. 02.05/Vll/2933/2010
Persetujuan pelaksanaan penelitian ini diberikan atas dasar ketentuan yang diatur dalam pasa! di bawah ini: BA BI IKHTISAR 1.
Judul penelitian
: Studi Rekonfinnas; Vektor Penyakit Chikungunya di Oaerah Endemis Jawa Tengah
2.
Tujuan
: Mengetahui atau konfirmasi vektor yang berperan dalam penyebaran penyakit chikungunya di Jawa Tengah
3.
Ketua Peiaksana
Dra. Retno Ambar Yuniarti, M.Kes
4.
Waktu pelaksanaan
3 Januari 2 0 1 1 s/d 31 Desember 20 1 1 BAB If B IAVA
1.
Se!uruh pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan penelitian dibebankan pada Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit {DIPA B2 P2VRP) Tahun Anggaran 2011 Nomor 08 13/024-11.2.0 1/1312011 tertangg�I 20 Desember 2010.
2. Biaya tersebut diperinci dalam pos penge!uaran sebagai berikut: : Rp 64.085.000,Belanja Bahan 26.190.000,Honor yang terkait dengan output kegiatan : Rp 10.325.000,c. Belanj2 Barang Non Operasional Lainnya :· Rp d. Belanja Perjalanan Lainnya :�R�P�_1_9 4 �·�400�0..... .... 00, - .._ : Rp 250.000,000,e. Jumlah seluruhnya o:.
b.
3.
Penyediaan biaya untuk keperluan pe11elitian tersebut akan diberikan secara bertahap dan merupakan uang yang harus dipertanggungjawabkan oleh Ketua Pelaksana. Cara pertanggungjawaban harus sesuai dengan peraturan yang bertaku dan atas petunjuk pelaksanaan yang diberikan oleh Kepala. BAB HI P E LAKSA NAA N
Mengenai pelaksanaan pembiayaan diatur sebagai berikut : 1. Ketua Pelaksana mengajukan SUrat Permintaan Pembayaran kepada Kepala melatui Kepala Sub Bagian Tata Usaha. 2.
Kepala memberikan persetujuan pembayaran setelah persyaratan yang dikaitkan dengan pengajuan surat permintaan pembayaran dipenuhi secara lengkap oleh Ketua Pelaksana.
iv
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK. INDONESIA SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT Jl. Hasanudin No.
123 PO. BOX 200,
Salatiga
50721
Telepon :(0298) 327096 ; 312107, Faksimile : (0298) 322604; E-mail :
[email protected]
312107
BAB N PENGAWASAN 1.
Pengawasan terhadap pelaksanaan
penelitian Tahun 2011 dilakukan oleh Kepala
selaku Penanggungjawab yang bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2.
3.
Pengawasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dan Ketua Pelaksana wajib memberikan kesempatan serta memberikan keterangan yang diminta. Apabila dipandang perlu, Kepala Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
1?u menunjuk
dapat melakukan a
pejabat lain untuk melakukan pengawasan.
BAB V PELAPORAN 1.
Ketua Pelaksana wajib memberikan laporan per..anggungjawaban keuangan setiap 3
(tiga) bulan dan harus diterima oleh Kepala paling lambat tanggal 5 (lima), bulan b·erikutnya dan melaporkan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2.
Ketua Pelaksana wajib memberikan laporan kemajuan penelitian setiap 3 (tiga) bulan dan sesuai dengan ketentuan pelaporan yang berlaku.
3.
Ketua Pelaksana wajib membuat laporan akhir penelitian yang terdiri dari: a.
Laporan Administrasi
b.
Laporan Hasil Penelitian
c.
Abstrak Hasil Penelitian Executive Summary (ringkasan untuk pengambilan keputusan pimpinan) dan paling
d.
lambat diserahkan pada Januari 2012.
BAB VI P�RSYARATAN LAIN 1. 2.
Segala penemuan dan hasil Pengembangan Kesehatan.
penelitian
ini menjadi
milik
Badan
Penelitian
dan
Hasil penelitian ini harus diterbitkan di dalam "Bulletin Penelitian Kesehatan", apabila naskah ilmiah hendak diajukan ke majalah lain, supaya terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Kepala Badan Penelitian 9an Pengembangan Kesehatan. ·
3. Apabila naskah ilmiah tersebut hendak diajukan di dalam suatu pertemuan ilmiah supaya
terlebih
dahulu
dimintakan_ persetujuan
Pengembangan Kesehatan.
v
Kepala
Badan
Penelitian
dan
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SADAN PENELITIAN D A N PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT JI. HasanudinNo. 123 PO. BOX 200, Salatiga 50721 Telepon :(0298) 327096 ; 312107, Faksimile : (0298) 322604; 312107 E-mail :
[email protected]
BAB VU SANKS! 1. Apabila laporan pertanggungjawaban keuangan dan laporan kemajuan penelitian tidak masuk pada waktu yang telah ditentukan, maka tidak akan diberikan uang muka pada bulan berikutnya.
2. Selama Ketua Pelaksana belum menyelesaikan laporan akhir, maka ia tidak akan dipertimbangkan menjadi Ketua Pelaksana untuk penelitian berikutnya.
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Apabila penyelesaian penelitian tidak dapat dilaksanakan pada waktunya karena suatu hal yang berada di luar kekuasaan Ketua Pelaksana, Kepala dapat mengusulkan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk meninjau kembali dan mempertimbangkan kemungkinan perpanjangannya.
27 Desember 201 O
Ketua Pelaksai1a,
�9�v ;
Dra. Retno Ambar Yuniarti, M.Kes
NIP 196706221998032001
Vl
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih, karena atas limpahan kasih dan berkatNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul " Studi Rekonfirmasi Vektor Penyakit Penelitian
ini bertujuan
untuk
Chikungunya di daerah Endemis Jawa Tengah".
mengetahui
vektor
yang
berperan
dalam penularan
Chikungunya, yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai upaya pengendalian vektor Chikungunya. Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis juga menghaturkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membimbing dan membantu mulai dari pembuatan proposal, protokol, pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian laporan penelitian. Ucapan terima kasih tersebut kami haturkan kepada:
1.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga yang telah member kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
2.
Kepala Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kabupaten Sragen dan Sukoharjo dan staf ·yang_ telah mengijink.an dan membantu di dalam pelaksanaan penelitian.
3.
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan Jakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
4.
Kantor Lembaga Eijkman Jakarta yang telah menyediakan waktu untuk membimbing penulis dalam pelaksanaan penelitian.
S.
Kepala Bidang Pelayanan Penelitian B2P2VRP Salatiga
(Ora.
Widiarti, M Kes), yang
telah memberikan masukan dan bimbingan.
6.
Tim peneliti dan seluruh teknisi yang telah membantu dalarn pelaksanaari penelitian.
7.
Suami dan anak-anakku yang dengan setia dan sabar juga memberikan support, sehinggga penelitian ini selesai. Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan,
tiada gading yang tak retak, oleh karena itu saran, kritikan dan masukan sangat penulis harapkan, demi kesempurnaan laporan ini . Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadikan bahan pertimbangan bagi perencana program dalam menentukan strategi atau model dalam pengendalian Chikungunya tepat. Hormat saya Penulis
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam rangka mendukung program pencapaian millenium Development Goals (MDGs) tentang
penyakit menular,
perlu digali data-data
dasar .
yang mendukung
tercapainya program tersebut. Salah satu penyakit yang perlu mendapat perhatian adalah Chikungunya, dimana penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Chikungunya merupakan salah satu penyakit re-emerging disease (suatu penyakit yang sebenarnya dulu sudah pernah ada, namun kini muncul kembali dan menjadi masalah). �TnElonesia
C
enyakit Chikungunya pertama kali dilaporkan terjadi di Samarinda
pada t<>hun I 973, kemudian berjangkit di Jambi tahun 1980, dan merebak di Martapura. Ternate, dan Yogyakarta pada tahun 1983. Pada tahun 2010 kejadian Chikungunya merebak ke berbagai daerah di Indonesia. Kasus Chikungunya telah terjadi di Jawa Tengah dimulai tahun 2005 yang hanya be�jumlah 46 orang, kemudian meningkat tahun 2006 berjumlah 86 orang, dan 2007 meningkat sangat
tajam
hingga mencapai 2.80 l
kasus. Daerah persebaran kasusnya
mencapai b�berapa Kabupaten di Jawa Tengah
seperti Boyolali, Klaten, Rembang,
Kabupaten Semarang dan Purworejo. Pada awal tahun 2010 terjadi KLB Chikungunya di Kabupaten Semarang (l l9 penderita) dan peningkatan kasus di Kabupaten Pati. Pada tahun
2011 terjadi peningkatan kasus Chikungunya di Kabupaten Sukoharjo dan Sragen.
maka
Dalam rangka penanggulangan dan penanganan kasus Chikungunya dengan tepat, perlu
dilakukan
suatu studi
penularan penyakit Chikungunya.
konfirmasi vektor yang Untuk
menentukan
0-y_ata-nw berperan dalam
�
vektor yang berperan dalam
penyebaran Chikungunya, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menggunakan suatu metode secara molekuler dengan reserve transcriptase-polymerase chain reaction
(RT-PCR).
fJ<..l., -.,./o .Q.. & � Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetah.w...atau konfirmasi vektor yang v
berperan dalam penyebaran penyakit Chikungunya di Jawa Tengah.
,,,
t} �A\.� .t-<-cr
� �
f
Penelitian dilakukan di daerah yang melaporkan adanya kasus atau adanya kejadian
Luar Biasa (KLB) Chikungunya di Jawa Tengah pada tahun 2011. Lokasi Penelitian di wi layah Kabupaten Sragen (Desa Gondang Kecamatan Gondang, Desa Kedawung Kecamatan Kedawung dan Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan) dan Sukoharjo (Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Desa Pundungrejo Kecamatan Tawangsari). Rumah
viii
,.. Q. /. ........
)
yang diambil sebagai sampel minimal sebanyak 64 per lokasi. Penangkapan nyamuk istirahat dilakukan di daerah kasus pada pagi hingga malam hari (pukul 07.00 - 22.00 WIB), sedangkan penangkapan larva nyamuk yang diduga vektor pada pagi hari. Semua nyamuk yang tertangkap disimpan pada suhu -80°C. Selanjutnya dilakukan analisis secara molekuler menggunakan RT-PCR yang divisualisasi menggunakan Gel documentation (GelDoc) untuk mengetahui apakah nyamuk mengandung virus Chikungunya.. Hasil penelitian menunjukkan angka bebas jentik di Kabupaten Sragen dan Sukoharjo masih jauh dibawah target yang ditentukan (ABJ tertangkap di kedua lokasi penelitian meliputi
<
95%). Nyamuk yang
Cx. quinquefasciatus, Cx. bitaeniorhyncus,
Cx.fragilis, Cx. visnhui, Cx. tritaeniorhyncus, Cx. fuscocephalus, Cx. hutchinsoni, Ae.aegypti, Ae. albopictus, Ae. voicilius, Ar. subalbatus, An. vagus,
An. kochi.
Sebaran kast::; Chikungunya
yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo dan Sragen bersifat sebagian menyebar dan mengelompok clumped. Letak rumah kasus Chikungunya di Kabupaten Sragen cenderung berdekatan, tetapi di Kabupaten Sukoharjo cenderung berjauhan. Analisis secara molekuler nyamuk hasil penangkapan menunjukkan bahwa ditemukan nyamuk Aedes aegypti positif virus Chikungunya, berarti Ae. aegypti berperan sebagai vektor Chikungunya. Hasil penelitian i�i diharapkan dapat menjadikan bahan pertimbangan bagi perencana program untuk menentukan strategi atau model dalam pengendalian Chikungunya di beberapa daerah yang terjadi KLB Chikungunya dengan tepat, mengingat telah diketahuinya vektor Chikungunya, Ae. aegypti.
IX
STUDI REKONFIRMASJ VEKTOR PENYAKIT CHIKUNGUNYA DI DAERAH ENDEMIS JAWA TENGAH Olch: Rctno Am bar Yuniarti
ABSTRAK Dalam rangka mendukung program pencapaian millenium Development Goals (MDGs)
tentang
penyakit menular,
perlu
digali
data-data dasar yang mendukung
tercapainya program tersebut. Salah satu penyakit yang perlu mendapat perhatian adalah Chikungunya, dimana penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Chikungunya merupakan salah satu penyakit re-emerging disease
(suatu
penyakit yang sebenarnya dulu sudah pernah ada, namun kini muncul kembali dan menjadi masalah). Dalam rangka penanggulangan dan penanganan kasus Chikungunya dengan tepat, maka perlu d ilakukan suc&-tu studi konfirmasi vektor yang nyata-nyata berperan dalam penularan
penyakit Chikungunya.
Untuk menentukan vektor
yang berperan
dalam
penyebaran Chikungunya, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menggunakan ·
suatu metode secara molekuler dengan reserve transcriptase-polymerase chain reaction
(RT-PCR).Tujuan
dari penelitian ini adatah untuk mengetahui atau konfirmasi vektor yang
berperan dalam penyebaran penyakit Chikungunya di Jawa Tengah. Penelitian akan d ilakukan di daerah yang melaporkan adanya kasus atau adanya kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya di Jawa Tengah pad!l tahun 2011. Rumah yang diambil sebagai sampel minimal sebanyak 64 per lokasi: Penarigkapan nyamuk istirahat dilakukan di daerah kasu s pada malam hari (pukul 18.00 - 06.00 WIB) dan pagi hari, sedangkan penangkapan larva nyamuk yang diduga vector pada pagi hari. Semua nyamuk yang ° disimpan pada suhu -80 C. Selanjutnya dilakukan isolasi RNA virus
tertangkap
Chikungunya menggunakan
RT-PCR.
Hasil penelitian menunjukkan angka bebas jentik d i
Kabupaten Sragen dan Sukoharjo masih jauh dibawah target yang ditentukan (ABJ <
95%). Nyamuk yang tertangkap di kedua lokasi penelitian meliputi Cx. bitaeniorhyncus,
Cx.fragilis,
Cx.
visnhui,
Cx.
tritaeniorhyncus,
Cx.
quinquefascia.tus, Cx.
fuscocephalus,
hutchinsoni, Ae.aegypti, Ae. albopictus, Ae. voicilius, Ar. subalbatus, An. vagus,
Sebaran
Cx.
An. kochi.
kasus Chikungunya yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo dan Sragen bersifat
sebagian menyebar dan mengelompok clumped. Letak rumah kasus Chikungunya di Kabupaten Sragen cenderung berdekatan, tetapi di Kabupaten Sukoharjo cenderung berjauhan. Analisis secara molekuler nyamuk hasil penangkapan menunjukkan bahwa ditemukan nyamuk Ae. aegypti positif virus Chikungunya, berarti Ae. aegype:; berperan sebagai vektor Chikungunya.
Kata Kunci: Re�onfirmasi, RT-PCR, Aedes aegypti
x
SUSUNAN TIM PENELITI
Nama
No. I
Keablian/ Kesarianaan Lapangan I S2
Yuniarti, M Kes.
2
Ora.
Blond in e Ch.P,
Subang kit S.Si ,
5
B. Yuliadi
Lasmiati
.Bertanggung jawab
Peneli t i
Bertanggungjawab
Klinis/S2
terhadap aspek
Biologi
entomologi, Pemetaan kasus dan ling kunga n. Be rtanggung j awab dalam aspek bi o logi molekuler vektor penyakit
Peneliti Non Fun gsio n a l
>.
4
Uraian Tugas
terhada p segala aspek penelitian.
Epidemiologi
M Kes.
3
Ketua Pelaksana
Epidemiologi
Ora. Retno Ambar
Kedudukan dalam Tim
Chikungunya.
Teknisi I SMA
Litkayasa
Mem bantu
k egiatan
pemetaan kasus l ingku ngan .
Tekni si/ SMA
Litkayasa
Membantu
dan
kegiatan
entomologi
dan
biologi molekuler. 6
Fery J�lita Wati, AMKL
Sekretariat
Penelitian I D3
Pemb ant u
Membantu
Administrasi
kelancaran pertanggungjawaban keuangan.
7
Drs. Bambang Heriyanto, M Kes.
Koordinator Penelitian
Virologi/ S2
Bertanggungjawab
terhadap segala aspek pene lit ian
xi
DAFIAR ISi Halaman JUDUL
.............................................................................................. . . . . . . ..................
ii
SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN. .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . .. KATA PENGANTAR....................... ................. .... ........... . ......... . . . ....
VII
RTNGKASAN EKSEKUTIF....................... ....................... .......... ........
viii
ABSTRAK....... .......................... . . . . . ............ ..... ................ ......... . . . . .
SUSUNAN TIM PENELITI ...... ............ .................................. .. ............. .................. .
.
DAFTAR TSI ............................... .......... ...... ........ ......... ............. .. ............................. ..
.
xii
DAFTAR T ABEL............................... . . . . .... . . . . . . . ............ ...... .............
xiii
DAFTAR G.l\MBAR............. . . . . . . . ..... . . . . . . . .......................... . . . . ..........
xiv
DAFT AR LAMPIRAN............................ .... . . . . . . . . ... . . . . . . . . .......... ... .....
xv
.
I.
PENDAHULUAN .................................................................................................
1
1.2.
Tujuan Penelitian . .... ................. .. ....................... ..... ... ........................ ... ..... ·.
3
l.3.
Mantaat Penelitian........................................................................................
3
11. METODE PENEI.:ITIAN ... ....... ...... .. .... ........ ......... .......................... .... .. .........
4
2.1. Kerangka Konsep .........................................................................................
4
l. I. Latar Belakang Penelitian....................................................................... .... .
.
..
.
.
.
.
4
5
2.3. Tempat dan Waktu Penelitian . .. . .. .............. ........ .. ..............
5
2.4. Desain Penelitian ..... . ..... ... . . ..
.
.
.
.
.
.
.
.. .... ........... ..................
......
.
.
.
.....
..... ......... .
.....
.
.. . ......... . . .
.
.
.... .
2.5. Populasi dan Sampel ....................................................................................
.
·
1
2.2. Definisi Operasional .................................................................................. .
..
x
XI
2.6. Tnstrumen dan cara Pengumpulan Data....................................................... 2.7 . Ba h an dan Prosedur Kerja ...... . .............. . . . . ... .. . . . . . . . . . ............ . ..
.
2.8. Manajemen dan Analisis Data............. .................. ........................................
5 6 6 7
I1
III. HASIL PENELITIAN. . . . . .. ... . . . . .....................................................................
12
3.1. Survei Entomologi. . . . . ............ . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . . . . . . ... .. . . . . . . . . . . . ....
12
3.2. Konfinnasi Vektor Chikungunya.. .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . .
3.3. Pemetaan Kasus Chikungunya. ......... . . . . . . . ... ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... IV. PEMBAHASAN . . . . . . . ................ ................................................. ,...............
13 14 29
4.1. Survei Entomologi...... . . . . . . . . . . . .. ... . .. . . . .. . . . . . . . . ... . . . . . . .. . . . . . . . .. ... . ....
29
4.2. Konfinnasi Vektor Chikungunya. . . . .. . . . . . .. . .. . . . . .. . .. . . . . ... .. . . . . .. . .. . .. . .
29
4.3. Pemetaan Kasus Chikungunya. . . . ............. ........... . . . . . . . . . . .............
30
V. KESIMPULAN DAN SARAN........... .............. ....................... ........
31
5.1. Kesirnpulan................................... ........................... . . . . . . . . . ...
31
5.2. Saran.................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............... ................... .......
31
UCAPAN TERIMA KASIH. ............... ....... ........ . . . . . . . . . ............. ...... . . ....
DAfTAR PUSTAKA.. . . ....... ..... ........ .. ... :........................................................... .
.
.
..
..
32 32
LAMPI RAJ\..............................................................................................................
33
LEMBAR PENGESAHAN.. ....................................................................................
36
XII
DAFTAR TABEL
Halam an Tabel I. Species nyamuk hasil penangkapan di Kabupaten Sragen dan Sukoharjo
13
Tahun 2011 Tabel
2. Cluster kasus Chikungunya di Desa kedawung Kecamatan Kedawung
Tabel
3. Cluster kasus Chikungunya
Kabupaten Sragen Tahun 2011
Tabel 4.
22
d i Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan
Kabupaten Sragen Tahun 2011
Cluster kasus Chikungunya
22
d i Dusun Grasak Desa Gondang Kecamatan
.. Gondang Kabupaten Sragen Tahun 20 I 1
Tabel
23
5. Cluster Kasus Chikungunya di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
23
Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen Tahun 2011.
26
Tabel 6. Indeks jarak dan arah sebaran kasus Chikungunya di Desa Kedawung Tabel 7.
Jndeks Jarak
kasus Chikungunya di Desa Gri:=tgging Kecamatan
Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun 2011.
27
Tabel 8. Indeks Jarak kasus Chikungunya di Desa Gondang Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen Tahun 2011.
28
Tabel 9. Indeks Jarak kasus Chikungunya di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun
xiii
2011.
28
DAFTAR GAMBAR
Halaman Garnbar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
4
Garnbar 2. Kepadatan Jentik Aedes sp. di Kabupaten Sukoharjo dan Scagen Jawa Tengah Tahun 2011 Garnbar 3.
12
Resting index Aedes sp. di Kabupaten Sukoharjo dan Sragen Jawa Tengah Tahun 201 I
13
Garn bar 4a. Peta Kasus Chikungunya di Desa Gondang Kecamatan Gondang
1S
Kabupaten Sragen Jawa Tengah Tahun 2011 Garnbar 4b. Peta Citra Kasus Chikungunya di Desa Gondang Kecamatan Gondang �
16
Kabupaten Sragen Jawa Tengah Tahun 2011
Gambar Sa. Peta Kasus Chikungunya di Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan
17
Kabupaten Sragen Tahun 20 11 Garn bar 6a. Peta Kasus Chikungunya di Desa kedawung Kecamatan Kedawung
17
Kabupaten Sragen Tahun 2011 Garnbar Sb. Peta Citra Kasus Chikungunya di Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun 2011 Garn bar 6b. Peta Citra Kasus Chikungunya di Desa Kedawung Kecamatan Kedawung
18
19
Kabupaten Sragen Tahun 2011 Garnbar 7a. Peta Kasus Chikungunya di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Desa
20
Pundungrejo Kecamatao Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 Garnbar 7b. Peta Citra Kasus Chikungunya di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan
21
i;:>esa Pundungrejo Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011 Gambar 8.
Peta Cluster I-II Dusun Ngabean Desa Kedawung Kecamatan Kedawung
24
Kabupaten Sragen Tahun 2011
Gambar 9. Peta Cluster III Dusun Mojoroto Desa Kedawung Kecamatan Kedawung
24
Kabupaten Sragen Tahun 201 1 Garnbar l 0. Peta
Cluster I-III kasus Chikungunya Dusun Klinge Desa Gringging
Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen Tahun 2011 Gambar 11. Peta
Cluster I-III kasus Chikungunya Dusun Grasak Desa Gondang
25
25
Kecamatan.Gondang Kabupaten Sragen Tahun 2011 Gambar 12. Peta
Cluster I-IV kasus Chikungunya Desa Ngreco Kecamatan Weru dan
Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011
XIV
26
DAFTAR LAMPmAN
Halaman ::mpiran I. Analisis secara Molekuler menggunakan RT-PCR divisualisasi
34
dengan Ge!Doc
L:!mpiran 2. Persetujuan Etik (Ethical Aproval)
lmnpiran 3. Checklist Kelengkapan Laporan Penelitian
xv
35
36
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mendukung program pencapaian millenium Development Goals
(MDGs) tentang penyakit menular, perlu digali data-data dasar yang mendukung tercapainya program tersebut. Salah satu penyakit yang perlu mendapat perhatian adalah Chikungunya, karena penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Chikungunya merupakan salah satu penyakit re-emerging
l d sease (suatu penyakit yang sebenarnya dahulu sudah pernah terjadi, namun kini muncul kembali dan menjadi masalah). Penyakit ini disebabkan oleh .. virus dari kelompok virus Chikungunya(CHIKV) yang termasuk dalam famili Togaviridae, genus alphavirus,
dan
diduga
ditularkan
oleh
12 nyamuk Aedes aegypti. • serta
dilaporkan beberapa species Anopheles dan Culex menjadi vektor Chikungunya di 3 Afrika . Penyakit Chikungunya
dilaporkan di Afrika, selain menyerang manusia,
2 juga menyerang primata, dengan transmisi utama antara nyamuk dengan primata • Penyakit Chikungunya yang terjadi di Indonesia, pertama kali dilaporkan terjadi di Samarinda pada tahun 1973, kemudian berjangkit di Jambi tahun 1980, dan merebak di Martapura, Temate, dan Yogyakarta pada tahun 1983. Hingga tahun I 985, semua provinsi di Indonesia pemah melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) demam Chikungunya. Pada tahun 2003 kasus ini menyerang sebanyak 9 provinsi, 29 kabupaten/ kota, 58 kecamatan dan 76 kelurahan dengan jumlah kasus sebanyak
8.068 dan tanpa adanya kematian. Setelah tidak ada laporan kasus hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian Iuar biasa (KLB)
Chikungunya terjadi di Muara Enim,
Sumatera Selatan, dan Aceh, kemudian berjangkit lagi di Bekasi Jawa Barat, Purworejo,
dan Klaten
Jawa Tengah
tahun
2002. Pada
tahun 2010 kejadian
Chikungunya merebak ke berbagai daerah di Indonesia. Meskipun gambaran alamiah episode K.LB demam Chikungunya masih belurn sepenuhnya dimengerti, akan tetapi terlihat terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, yaitu urbanisasi, pemanasan global, suseptibilitas manusia dan vektor terhadap infeksi, densitas nyamuk vektor serta penyebaran vektor dan virus dari daerah endemik ke area geografi yang baru, 3 terutama akibat mobilitas penduduk dan perdagangan • Chikungunya memang bukan penyakit yang menyebabkan kematian, namun kerugian secara materiil yang diakibatkan adalah cukup besar. Meskipun buk.<m
1
·
pcnyakit yang berbahaya, namun tahun 2005-2006 dilaporkan di India ditemukan sebanyak
1,3
juta
kasus
demam
Chikungunya,
dan
hingga
saat
ini
belum
2 c!iketemukan obatnya. Terjadi peningkatan kasus Chikungunya di Jawa Tengah, c:mlai tahun 2005 yang hanya berjumlah 46 orang, kemudian m �ningkat tahun 2006 berjumlah 86 orang, dan 2007 meningkat sangat tajam hingga mencapai 2.801 kasus. ::>aerah persebaran kasusnya mencapai beberapa Kabupaten di Jawa Tengah seperti Boyolali, Klaten, Rembang, Kabupaten Semarang dan purworejo. Bahkan pada awal rahun 2010 terjadi KLB Chikungunya di Kabupaten Semarang (119 penderita) dan -
pe1lingkatan kasus di Kabupaten Pati. Oleh karena belum ada obat untuk penyakit Chikungunya, maka upaya yang paling tepat adalah pencegahan, dengan memutus rantai penularan, utamanya mengenali dan memastikan atau mengkonftnnasi vektor yang berperan dalam kejadian luar biasa (KLB) Chikungunya. Dalam rangka penanggulangan dan penanganan kasus Chikungunya dengan cepat, maka perlu dilakukan suatu studi konfirmasi vektor yang nyata-nyata berperan dalam penularan penyakit Chikungunya. Untuk rnenentukan vektor yang berperan daJam penyebaran Chikungunya, salah satu cara yang dapat digunakan adalah menggunakan
suatu
metode
secara
molekuler
dengan
reserve transcriptase
polymerase chain reaction (RT-PCR/.
Perumusan Masalah penelitian Penyakit Chikungunya hingga saat ini belum ditemukan obatnya, upaya yang paling tepat adalah pencegahan. Upaya tersebut dilakukan dengan cara memutus rantai penularan. Untuk itu perlu memastikan vektor yang nyata-nyata berperan dalam penularan penyakit Chikungunya. Salah satu metode yang dapat diguna.kan a:ialah secara molekuler dengan
reserve transcriptase-polymerase chain reaction
{RT-PCR).
Pertanyaan penelitian Berdasarkan uraian tersebut di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana kepadatan vektor dan vektor apa yang berhubungan dengan kejadi.a.n Chikungunya di daerah endemis yang diteliti?
j
fl,..
.:...
1t
/,
�_J"
:>-\.
:�·rue-�
•
d_.,�
�
(f..£_
JJc
i.j·'"'' '
_.2.Tujuan a.
Tujuan Umum
·-•
1�
•
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atau konfinnasi vektor yang berperan dalam penyebaran penyakit Chikungunya di Jawa Tengah.
b. Tujuan Khusus
���
l . Men �nui kepadatan vektor (jentik dan dewasa) dan species yang diduga yang berperan dalam penyebaran kasus Chikungunya.
i.
Men �tithui distribusi kasus Chikungunya menggunakan
GIS
(Geogrqfical
Info rmation Sistem). 3.
Meng �(ahui/ konfirmasi vektor yang berperan dalam penyebaran penyakit Chikungunya menggunakan metode RT-PCR .
.3. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan bagi perencana program untuk pengendalian vektor Chikungunya di beberai:a daerah yang terjadi Cbikungunya dengan tepat.
3
KLB
II. METODE PENELITIAN -1. Kerangka Konsep
Masyarakat •
Karakteristik
AGENT:
individu
VIRUS CHIKV
(Umur, Pendidikan, Sosek, Pekerjaan) •
PSP masyarakat
Lingkungan •
Faktor Fisik :
Habitat Pencahay-".an dan kelembaban rumah, TIU •
Iklim (musim)
•
Biologi (Vegetasi, Vektor)
Diduga Vektor : Nyamuk Aedes, Culex, Ano heles.
Electrophoresis
GELDOC
Negatif
Positif (Munculoya Band)
2.2. l>efinisi Operasional
1. Vektor adalah nyamuk yang dapat menjadi pembawa dan penular penyakit chikungunya.
4
2.
KLB Chikungunya adalah kejadian Chikungunya dimana terdapat lebih dari 1 kasus di suatu daerah yang sebelumnya tidak terjangkit atau meningkat 2 (dua) kali lipat dari tahun sebelumnya dan telah ditetapkan oleh instansi yang betwenang. Alat pengukuran observasi, skala data rasio.
3. Faktor
Lingkungan
a.
Lingkungan
fisik
adalah
keadaan
yang secara
visual tampak di
lingkungan yang akhimya berpengaruh terhadap kepadatan vektor. Alat pengukuran observasi. b.
Suhu adalah kondisi temperatur bumi yang diukur dengan satuan °C, alat pengukuran termometer, skala data interval.
c.
Kelembaban ada!ah kondisi kelembaban tanah yang diukur dengan satuan
%, skala data rasio. Keadaan musim adala:·1 jumlah curah hujan dan hari hujan dalam 5 tahun
d.
terakhir, alat pengukuran data sekunder, skala data rasio. 4. Konfirmasi Vektor a.
.
Reverse transcription Polymerase chain reaction (RT-PCR) adalah suatu metode enzimatis untuk melipatgandakan secara eksponensial suatu sekuen nukleotida tertentu dengan cara in vitro. Alat pengukuran observasi.
b.
Primer
adalah
suatu
sekuen
oligonukleotida
pendek
yang
berfungsi
mengawali sintesis rantai DNA dalam reaksi berantai polimerase. Alat pengukuran observas ional.
2.3. Tempat Dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah daerah yang melaporkan adanya kasus ataupun adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya tahun 2011 d i Jawa Tengah. Penelitian ini akan dilakukan pada
Maret - Desember 2011.
2.4. Desain Penelitiao Penelitian ini merupakan studi epidemiologi analitik dengan rancangan
control stud/ yaitu survei secara point time pada sampel penelitian. 5
5
case
:...5.P opulasi dan Sampel Populasi penelitian adalah
I.
Seluruh penduduk di daerah KLB di Provinsi Jawa Tengah.
Semua nyamuk yang diduga vektor yang bcrada di daerah penelitian. 2.
Sampel Penelitian a. Sampel Masyarakat Kasus: Penduduk yang didiagnosis menderita Chikungunya tahun 20 1 1, tinggal di wilayah penelitian. b. Sampel Nyamuk Seluruh nyamuk dan larva yang berhasil ditangkap di lokasi penelitian. Besar sampel
3.
56 Sampel yang diambil berdasarkan rumus • : n
=
Z2gQg
d
2
=
1llil d
2
Z= 1,96 p=20% q=l-p d=0 , 1
Maka n
=
64
Berdasarkan estimasi proporsi kasus Chikungunya (p) sebesar 20% dan tingkat kepercayaan 95% 6, dapat dilakukan penghitungan besar sampelnya. Berdasarkan rumus di atas, jumlah rumah yang diambil
sebagai sampel minimal sebanyak 64
rumah. 2.6. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
1 . Cara pengumpulan data faktor lingkungan Cara pengumpulan data faktor lingkungan diperoleh dengan melakukan observasi dan pengukuran keadaan lingkungan (suhu dan kelembaban) menggunakan higrotermometer di sekitar ternpat tinggal responden.
6
...
Cara Pengumpulan data nyamuk yang diduga vektor Cara
pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
diperoleh
dengan
melakukan
penangkapan larva dan nyamuk. Pengukuran indikator entomologi untuk Aedes sp. yaitu dengan mengukur angka bebas jentik (ABJ), container index (Cl), house
index (HI), breuteau index (Bl) dan resting index (RI). 3. Cara Pengumpulan data kasus Data· penderita Chikungunya diperoleh dari data sekunder (kasus baru) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten dan kasus baru yang ditemukan di daerah penelitian pada saat penelitian.
::..�. Baban dan Prosedur Kerj a 2.7. 1 . Bahan dan alat a)
Peralatan pemeriksaan jentik dan nyamuk yang diduga sebagai vektor
b)
Peralatan pengukuran dan observasi lingkungan
c)
GPS (Global Positioning System)
d)
Peralatan konfirmasi vektor Chikungunya
2.7.2. Prosedur Kerja 2.7.2.1. Persiapan Penelitian ditentukan dengan adanya laporan terjadinya KLB Chikungunya di Jawa Tengah tahun 2011
dari data sekunder Dinas Kesehatan
setempat.
Kemudian dilakukan perij inan penelitian. 2.7.2. 2. Pengukuran Indikator Entomologi Data indikator entomologi dilakukan dengan cara survei dan penangkapan jentik di semua tempat yang dapat digimakan untuk habitat nyamuk diduga vektor. Selanjutnya dilakukan penghitungan Container index (CI), Bruteau index (Bl),
7
House index (HI) dan angka bebas jentiknya (ABJ) . Semua jentik nyamuk yang diperoleh dipelihara di laboratorium sampai menjadi nyamuk dewasa, diidentifikasi dan diproses lebih lanjut. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan menangkap nyamuk istirahat (resting) di dalam dan di luar rumah kasus dan sekitar kasus masing-masing 1 5 menit per rumah. Penangkapan nyamuk dilakukan pada malam hari (pukul 18.00 - 06.00) dan pagi hari, sedangkan penangkapan larva nyamuk dilakukan pada pagi hari.
7
Semua nyamuk betina yang tertangkap dimasukkan ke dalam monocup untuk di lakukan identifikasi dan diproses lebih lanjut. _
-.2..3 . Konfirmasi Vektor Chikuogunya Untuk menentukan vektor yang berperan dalam digunakan
suatu
metode
secara
penyeb aran Chikungunya, .
molekuler dengan
reserve
transcriptase
polymerase chain reaction (RT-PCR/·8·9.
Isolasi RNA virus deogan metode Reverse Transcription
Polymerase
Chain Reaction (RT- PCR). Bahan untuk isolasi virus digunakan NucleoSpin RNA Virus cat. K224 mela\ui prosedur berikut: a).
Lisis Virus Nyamuk yang akan diuji/diperiksa atau diproses dilakukan pooling. Pooling dilakukan pada setiap vial dipool sebanyak 1 0 ckor nyamuk dengan spesies yang
sama.
(phosphate buffer
Ditambahkan
saline) PBS
Ix 200
µI.
Kemudian nyamuk yang berada pada vial dihancurkan dengan pesle dan ditambahkan
600
µI
.
Buffer RAV l
yang mengandung carrier RNA.
Kemudian dicentrifuge 1 1 . 000 rpm selama I menit. Supematan diambil dan sisa supematan disimpan pada suhu -70°C. b). Ditambahkan
sebanyak
600
µI
ethanol
96%
ke
dalam
1,5
ml
microcentrifage tube. Dicampur secara homogen dengan cara di vortex selama 1 0 - 1 5 detik. c).
Ditempatkan NucleoSpin RNA Virus columns
dalam collection tubes
2
ml dan dimasukkan 700 µI lysed simple. Homogenat diputar/ sentrifuge 8.000 rpm selama I menit. Dimasukkan
residu lysis solution ke dalam
NucleoSpin RNA Virus columns. Dicentrifuge selama 1 menit pada 8.000 rpm. Diambil supernatannya. d).
Pencucian dan Pengeringan silica membrane: Ditambahkan 500 µI buffer RAW untuk kemudian diputar pada 8.000 rpm selama
I
menit,
buang
supematan.
Ditambahkan
600
µI
buffer
RAV3,dicentrifuge pada 8000 rpm selama 1 menit, buang supernatan. Dipindahkan column ke collection tube I,5 m l yang baru dan ditambahkan 200 µI buffer RA V3 dan disentrifuge pada 1 1 .000 rpm selama 3 men it.
8
e). Pindahkan column ke dalam collection tube
1,5 ml yang baru dan
ditambahkan 50 µI Rnase-free H20, dipanaskan pada suhu 70°C dan inkubasikan selama 2,5 menit, disentrifuge pada 1 1 .000 rpm selama menit. RT-PCR (Reserve Transcriptase-Polymorase Chain Reaction) RNA Virus
a) Konversi RNA ke complementary DNA (cDNA) Disiapkan microtube untuk sampel dan konlrol positif, diberi no kode sampel. Dimasukkan ke dalam masing-masing microtube 2 µI sampel. Ditambahkan 1 µI primer HX dan 9 µI DH (water) ke masing-masing tabung. Dicentrifuge selama 10 - 1 5 detik dan diinkubasikan pada suhu 70°C selama 5 menit. Sclanjutnya didinginkan pada 4°C. Ditambahkan 4 µI PF buffer, 1 µl R l dan 2 µI nucleotida NTP. Running pada 25°C selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan RET (reverse transcriptase) ke dalam masing-masing tabung. Dilakukan pengecekan sebelum langkah berikutnya. Dilakukan running dengan tahapan berikut: 25°C 10 menit, 42°C 60 menit, 70°C 10 menit ·ctan 4°C 5 menit, dikerjakan menggunakan
thermocycler, maka diperoleh cDNA. b) One step PCR Step A: Dicairkan reagen dari tabung A, B, DI (positif kontrol), 02 (negatif korttrol), E (marker) dan F (dye), diletakkan pada 4°C. Ditandai masing· masing microtube untuk sampel, control positif dan control negatif. Ditambahkan 8 µI larutan A ke dalam masing-masing microtube. Selanjutnya ditambahkan 10 µI larutan B ke masing-masing microtube Uangan sampai menyentuh dinding microtube). Ditambahkan 2 µl cDNA template , control positif dan control negatif dengan pipette tip berfilter ke dalam masing-masing tabung, campur. Selanjutnya dicentrifuge pada 8.000 rpm selama 20 detik. Running dengan thermocycler dengan tahapan berikut: 96°C 600 detik, 95°C detik, 60 °C 1 80 detik dan 60°C 600 detik sebanyak 35 cycles.
9
60
Step B: a) Disiapkan gel agarose 2% dalam TAE Ix buffer untuk tahapan e.lektroforesis. Dipanaskan menggunakan microwave hingga larut dan mendidih. Ditunggu hingga agak dingin dan ditambahkan ethidium bromide.
b) Setelah
Dituang ke dalam chamber dan ditunggu hingga membeku. tahapan
PCR
selesai,
dilanjutkan
dengan
tahapan
elektroforesis. c) PCR product
ditambahkan 2 µI Dye (tabung F) ke dalam masing
masing microtube yang berisi PCRproduct. d) Selanjutnya diviasualisasi dengan melakukan elektrophoresis dengan cara
memasukkan 10 µI campuran di atas ke dalam well gel agarose.
Pada well awal dan akhir gel agarose diisi marker 10 µl (tabung E)
JOO bp (base pairs). Selanjutnya power supply dinyalakan pada posisi 120 volt selama 55 men it. e) Kemudian dilihat pada Gel Documentasi (Gel Doc). Hasil positif bila terdapat band/ pita pada 320 bp. 2.7.2.4. Pengumpulan data Faktor Lingkungan
Pengumpulan data fak:tor lingkungan diperoleh dengan melakukan observasi keadaan lingkungan di sekitar tempat tinggal responden. Observasi keadaan lingkungan dilakukan dengan mengukur suhu dan kelembaban di sekitar rumah kasus baik di luar maupun di dalam rumah, menggunakan higrotermometer. 2.7.2.5. Pemetaan Kasus
a. Penentuan titik ordinat Pemetaan
kasus
Chikungunya
dilakukan
menggunakan . GPS
(Global
Positioning �stem) untuk menentukan titik ordinat. Sebagai berikut:
a). Saat penjelajahan wilayah penelitian yang telah ditentukan, berhenti dan mengaktifkan alat GPS sampai layar GPS menampilkan halaman POSITION b). Tombol Mark pada GPS ditekan maka layer akan berubah menjadi layar MARK POSITION c). Kemudian melihat koordinat pada layar GPS yang tertulis pada layar posisi, yaitu S (South : Lintang Selatan) dan E (East : Bujur Timur)
10
d). Titik koordinat tersebut ditulis dalam formulir GPS yang telah disediakan e). Setelah mencatat titik koordinat, kemudian berjalan ke titik berikutnya dan melakukan hal yang sama. b. Pengelolaan data GPS dan pembuatan peta a). Data titik koordinat yang telah dicatat dalam formulir GPS diolah dalam database dengan menggunakan program Microsoft Excel dan disimpan dalam .file yang ber-exstention.dbf atau txt. b). Database titik koordinat dikelompokkan menurut tipe data yang diperlukan dalam masing-masing penelitian. c). Tabel kelompok titik koordinat tersebut dimasukkan dalam program ArcView V.3.3 dengan cara mengaktifkan View/Add Event Theme dan
memasukkan garis bujur (koordinat bidang X) pada kotak Lon dan garis lintang (koordinat bidang Y) pada kotak Lat dengan menekan perintah OK pada kotak dialog Add Event Theme, maka ArcView akan menampilkan letak titik koordinat sebagai peta pada layar kornputer. Masing-masing kelompok tipe data ·dapat ditampilkan dengan titik (point) warna yang berbeda. d). Peta yang telah dibuat di ArcView dapat dipindah ke program aplikasi
lain seperti di MS Word, Power Point dan lain-Jain untuk keperluan laporan atau seminar. 2.8.
Manajemen dan Analisis Data Analisis data kasus dan data entomologi dilakukan secara diskriptif. Untuk
mengetahui adanya virus pada nyamuk vektor dilakukan analisis RT-PCR divisualisasi dengan gel documentation.
11
ID. BASIL PENELITIAN
3.1. Survei Entomologi 3.1.1. Survei Jentik Nyamuk Kepadatan jentik Aedes sp. yang tertangkap di Ka b upaten Sukoharjo dan Sragen tahun 2 0 1 1 ditunjukkan pada Gambar 2. Hasil menunjukkan bahwa
container index (CI) terendah di Kecamatan Gondang sebesar 19.35% ,Breuteau index (BI) terendah di Kecamatan Gondang sebesar 40.00 , House index (HI) terendah di Kecamatan Weru I sebesar 37.14%, dan angka bebas jentik (ABJ) tertinggi di Kecamatan Gondang sebesar 75.67%. 90
80 70 Q) 60 VJ aJ
c
Cl)
f! Q) 0..
50 40 30 20 10 0
Weru
I
Weru 2
Taw angsari Kedaw ung
I
Gondang
Lokasi
D C I B Bi O H i
Sbrnacan 1
Sbmacan 2
DABJI
Garn bar 2. Kepadatan Jentik Aedes sp. di Kabupaten Sukoharjo dan Sragen Jawa Tengah Tahun 20 1 1 3.1.2. Survei Nyamuk Hasil penangkapan nyamuk di Kabupaten Sukoharjo dan Sragen tahun
20 1 1 ditunjukkan pada Tabel 1 . Hasil menunjukkan bahwa spesies nyamuk hasil penangkapan paling dominan adalah Culex quinquefasciatus. Jumlah spesies nyamuk tertangkap paling sedikit di Kecamatan Kedawung Kabupaten sragen (4 species) dan paling banyak di kecamatan Gondang Kabupaten sragen
( 1 0 species).
12
Tabet
1, J
:1 i
1 . Species nyamuk hasil penangkapan di Kabupaten Sragen dan Sukoharjo tahun 20 I I Jumlah nyamuk tcrtangkap
Species
I II Cx. quinquefasciatus I Cx:. bitaeniorhyncus I Cx..fragi/is I Cx.. visnhui
Kab. Sukohru:jo
Weru I
Weru 2
380
94
Gondang
176
194
300
0
1
0
l
42
Kab. Sragen
Twnasari
Kedawung
Sbmacan I
Sbmacan 2
215
I
416 0
1
0
2
0
0
I
0
6
0
6
0
0
I
0
1
l
0
0
5 I Cx..fuscocephalus
3
2
0
3
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
2
!:
0
9
7
10
12
29
7
6
7
5
0
5
0
5
0
2
0
0
0
0
1
0
5
3
0
5
1
5
0
16
5
0
5
4
5
22
1
0
0
2
0
2
0
463
125
234
339
242
449
4
j, �
9 :J -=�
�
'::ii·
IICx.. tritaeniorhyncus
I Cx.. hutchinsoni l Ae.aefTVDti IIAe. albopictus Ae. voicilius .fr. . subalbatus .ifn. vaf!:US An. kochi
.l'l m • l a b
191
Resting index Aedes sp. hasil penangkapan di Kabupaten Sukoharjo dan Sragen ditunjukkan pada Gambar
3. Hasil menunjukkan bahwa resting
index nyamuk Aedes sp. tertaogkap paling tinggi diperoleh di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo (39,02%) dan terendah di kecamatan Sambungmacan 2 Kabupaten Sragen (9.09%).
40
1il "O 30 .5 Cl 20 c:
�
&
10 0
Weru I
Tawangsari
Gondang
Sbmacan2
Lokasi
Gambar 3.
Resting index Aedes sp. di Kabupaten Sukoharjo dan Sragen Jawa Tengah Tahun 20 1 1
3.2.
Konfirmasi Vektor Chikungunya Nyamuk hasil penangkapan di Kabupaten Sukoharjo (Kecamatan Weru dan Tawangsari) dan Kabupaten Sragen (Kecamatan Gondang, Kedawung dan sambungmacan) dianalisis secara molekuler di laboratorium menggunakan
13
0
menggunakan Gel documentation. Dari 1 3 species nyamuk yang diuji temyata bahwa konsentrasi cDNA genomic menggunakan sampel Genecam (primer universal) berkisar antara 586,4 sampai 774,2 ng/ul. Hasil pembacaan dengan electrophoresis menggunakan (Gel documentation) Geldoc.menunjukkan hasil yang positif pada pasangan basa ke 320 (320 bp) pada sampel nyamuk Aedes aegypti ( ditemukan chikungunya virus pada nyamuk hasil penangkapan di Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen). 3.3. Pemetaan Kasus Chikungunya di Kabupaten Sragen dan Sukoharjo 3.2.1.
Tipe sebaran
kasus Chikungunya
Kasus Chikungunya yang berhasil dil<etahui dan dilakukan pemetaan di Kabupaten Sragen meliputi Desa Gondang Kecamatan Gondang sebanyak >
20 kasus (Gambar 4.), Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan sebanyak
14 kasus (Gambar 5.) dan Desa Kedawung Kecamatati Kedawung sebanyak 16 kasus (Gambar 6.). Sedangkan kasus Chikungunya di Kabupaten Sukoharjo meliputi Kecamatan Weru dan Tawangsari, dimana letak kedua kecamatan tersebut berdekatan (Gambar 7.).
Analisis spatially weighted
regression (spatial error model) dengan GeoDa diperoleh tingkat endemisitas Chikungunya tidak berhubungan dengan ketinggian tempat. Uji GeoDa menunjukkan bahwa pola sebaran
kasus Chikungunya di ketiga tempat
tersebut, bersifat sebagian menyebar dan mengelompok clumped.
14
111•rHJ'E
111·r1re
PETA KASUS CHIKUNGU NYA DUSUN ORASA.K.OESAOONOANG KEC OONOANO,KAB. SRAGEN u
'
Dusun Gr�ek
1·2•'24"8·
I
·7'24'24"6
•
Proyeksi
Datum
. -" �
" "
"
�
1------�
'
"
'
.7·2•·:ie·s
" '
' '
'
'
Kasus ChlKungunya
Jalan
r:·;� � .. _')
Pennuklman
Sumber:
- Survey kasus Chikungunya 2011
" ,,
0
0 0001 0.0002
00004 Km
'������---�
111"i'1 7'E
111 · r1 l!'E
1984
L.egenda .
"
.
P2.C'2S"'
Gsograli
: WGS
"
- Peta RBI Lembar 15CE�1 1 Skala 1 :25000
�
B2P2VRP Seitatlge Kem entw1an K9sEJhatesi Roput>llk lndonee\e 2011
Gambar 4a. Peta Kasus Chikungunya di Desa Gondang Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen Jawa Tengah tahun 201 J
15
lj fl
f t=l
l!li .lfflh lfI
lllltllll u11••ttlc, 11n111 t•1�111n11u �.110 �11d1tt", l<"b At1g1;1 u
! L.egenda : @ lnzet
Kasus Chlkungunya
.-������--.
Sumber : - Survey GPS Kasus Chlkungunya Tahun 2011 - Googte Earth, lmage@2010 Digital Globe
r@'I \Y
B2P2VRP Seletlga Kemenlerian Keseheten Republik lndonesil!I 2011
Gambar 4b. Peta Citra Kasus Chikungunya d i Desa Gondang Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen Jawa Tengah tahun 20 1 1
16
111"118'&
PElAKl'SUS QilKUNGUNVA J)ESAGRr!fOGNC
�
Dtl9.JN tcLN:PE MEC JICAM,KA!!L u
l .
: Proyeksi Geogn> l Oeb.Jm WGS 1984
---
''
l
!iJU.G6rrl
I
Legenda ·
' '
' --
i:::J ' '
Kasus ChiklXlgunya
Jalan Perm1Jl4'man
SUmber:
-StJ'V'e'(kasUs Cl'llkUngt..nya 2011 ..Peta 1!'81 i.....embar t50Q...412 �a 1:25000
�
0 0000 ---= == =--== =.. .. .. .. .. .. _., m ooan
0<1t1G<
nrS'S"E
8'2P'2VRP �
Kameniwl2n KslillflOla"t �Rk>ne&ia 2011
Garn bar Sa. Peta Kasus Chikungunya d i Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen tahun PETA KAJ!IU S
201 1
C H l � N OU N VA
O � SAKEO�HO,l'(",aDUlll' ""1'CN Cft AO IC:N
,..__,
Sungfoi
- �bun
.,. ,.muld�n � '_ , · " '= ' = _ = " � _ '"""'--
S.--h
n, �· !bc;�'� : � �· : = �::·s:1 ,.25000 9um oe t'
1n9eeli
20'11
.,�---K___eof'"'I:�_. .. ____
G'lk • ' •
Garn bar 6a. Peta Kasus Chikungunya di Desa kedawung Kecamatan Kedawung Kabupaten SragenTahun
17
201 1
I II I
t 1f ffi r:l u
! L..egenda .
@
Kasus
Chikungunya
lnzet
Sumber : - Survey GPS Kasus Chlk1.mgunya Tahun 2011 Earth. lmage@2010 Digital Globe
- Goo�e
�
B2P2VRP Saletlge K.,m.,nt.,..;.,n Kesehatan Republik Indonesia 20 1 1
Gambar Sb. Peta Citra Kasus Chikungunya di Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen tahun 20 1 1
18
u
l Legenda .
®
Kasus Chlkungunya
lnzet
Sumber :
- Survey GPS Kasus cn11
�
82P2VRP Salatiga Kemenlerian Kesehatan Republik Indonesia 20 1 1
Garn bar 6b. Peta Citra Kasus Chikungunya di Desa Kedawung Kecamatan Kedawung Kabupaten SragenTahun 201 1 19
17"45'12"
'
Korus Chlkungunyo J
-
7'45'36"SI M'N'''] cm �
�
Kebun Permukiman Tegalen So""'h Tadah
B2P2VRP Solaligo
K•ment»rmn K•••h•t•n R•PubUk �donoola
2011
Garn bar 7a. Peta Kasus Chikungunya di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Desa Pundungrejo Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun 201 1
20
H
•
11" n l llJI11lt" l
lij
l
u
! L.egenoa :
®
Kasus Chlkungunya
lnzet
ISumber :
I I
-
Suivey GPS Kasus Chlkungunya Tahun 2011 Google Earth, lmage@2010 Digital Globe
�
B2P 2VRP Salatlga Kementerian Kesehatan Republik lndone&iB
2011
Gambar 7b. Peta Citra Kasus Chikungunya di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Desa Pundungrejo Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun 20 1 1
21
3.2.2. Cluster kasus Chikungunya di Kabupaten Sragen dan Sukobarjo 52..2. l . Cluster kasus Chikungunya di
Desa Kedawung Kecamatan
Kedawung
Kabupaten Sragen Persebaran kasus Chikungunya di Desa Kedawung Kecamatan Kedawung Xabupaten
Sragen
berdasarkan
analisis
SaTScan
menggunakan
Space-Time
Permutation Model (Likelihood Ratio Test) ditunjukkan pada Tabel 2, Gambar 8, Gambar 9. Hasil menunjukkan terdapat
3 cluster Chikungunya yang signifikan.
Tabet 2. Cluster kasus Chikungunya di Desa kedawung Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun No
Cluster
1
l
2
2
3
3
201 1
Pusat Koordinat
Jarak Rata -rata (m)
39
s 7,485206 E I I 1,046598 s 7,484455 E 1 1 1 ,046702 s 7,4943 1 5 E 1 1 1 ,047395
32 16
33.2.2. Cluster kasus Chikungunya di Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen
.
Persebaran kasus Chikungunya di Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen tahun menunjukkan
bahwa
201 1 ditunjukkan pada tabfe 3, Gatnbar 10. Hasil
berdasarkan
analisis
SaTScan
menggunakan
Space-Time
Permutation Model (Likelihood Ratio Test) terdapat 3 cluster Chikungunya yang
signifikan. Tabel 3. Cluster kasus Chikuogunya di Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen tahun 201 1 No
1
Cluster 1
Pusat Koordinat
s 7,385572 1 1 1, 135029 s 7,385953 E 1 1 1, 1 35381 s 7,385484 E 1 1 1,135834
Jarak Rata -rata (m)
. 40
E
I
2
2
3
3
18 45
33.2.3 Cluster kasus Chikungunya di Dusuo Grasak Desa Gondang Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen tahun 20 l l Tabel
4. dan Gambar 1 1 . menunjukkan persebaran kasus Chikunguny8. di
Dusun Grasak, Oesa Gondang Kecamatan Gondang berdasarkan analisis SaTScan 22
menggunakan Space-Time Permutation Model (Likelihood R.atio Test) terdapat 3 duster Chikungunya yang signifikan. Tabel 4. Cluster kasus Cliikungunya d i Dusun Grasak Desa Gondang Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen tahun 201 1 No
Cluster
2
2
3
3
I
l
Pusat Koordinat s 7,407378 E 1 1 1 ,1 1 9569 s 7,4075 1 0 E l l l , 1 19957 s 7,406865 E 1 1 I , I 1971 6
Jarak Rata -rata (m) 35
3,2 44
3.3.2.4 Cluster kasus Chikungunya di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Persebaran
kasus Chikungunya di
Kecamatan
Weru dan Tawangsari
Kabupaten Sukoharjo tahun 20 1 1 ditunjukkan pada Tabel 5, Gambar 12. Hasil menunjukkan bahwa berdasarkan analisis SaTScan menggµnakan Space-Time Permutation Model (Likelihood Ratio Test) terdapat 3 cluster Chikungunya yang signifikan. Tabel 5. Cluster Kasus Chikungunya d i Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun 201 1 No 1
Cluster l
2
2
3
3
Pusat Koordinat s 7,760620 E 1 1 1 ,775623 s 7,757997 E 1 1 1 ,776289 s 7,757590 E 1 1 1 ,784651
23
Jarak Rata -rata (111) 120
160 690
PETAPOSISI CLUSTCR HI
1t1'"2'50'E
DUSUN NOASEJN,DfSAJNIUNO u
I
!
Ngatleao
----'
CMll!<' "
"
'
.
'
;
Proyeksi Dalum
: Geografi :WGS 1984
I
Legenda -
'
Mff S
'
--
0
K3SIJ$� Jal3n eatas C1uster
D
Permuktman
I
Sumber: •
Surley lcaws Ctrikungunya 411\ PN REI Lltmbar ISll-<11
Sl
B2P2VRP sorsnge Kl!menbrtsn Kttahelen Republik lndoneSle »11
�
'C ( J t. 111"1SO' E
6m:nbar 8. Peta Cluster I-II Dusun Ngabean Desa Kedawung Kecamatan Kedawung
Kabupaten Sragen tahun 201 1 1trzs1· e
PfTAP061$1 CWSTER Ill OUSUH MO.IOftOTOJllfSAK£D,llM.INO .-C: ICliDMIUHO, KAS.� u
! Proyeks1 Datum
Geogrel ·wcs 1984
·
J
Leguojo:
0
Jalan BaWCMU>
Somber :
a : �=•4:��!b��dU:1� 2Jt1 Sl
an�
92P2'1ffP Stttl1GI l<•m&nte11en Kesehetsn �""'b!Dc .-.done!ilo 2011
Gambar 9. Peta Cluster ill Dusun Mojoroto Desa Kedawung Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun 201 1
24
I
PETAPOSISI CLUSTER 1-111
DUSUN MUNG'Ef)ESAGRINOGIHG ICE( SAlllBUHOM�.KM.SRAOEJil u
! : Geogrnli
Proyeksi Datum
: WGS 11184
l.egenda :
'
' ' 1"23'8'B
Kasus Chikungurrya
'19Z18"8
Jalan
0
Bata• cruster
Permukiman
CZl Sumber:
- SL
Lemb
1"23'11!'6
-Ujl anzlisis SaTScan
B2P2VRP Salalige
.. o._ .. === = o:iiili ooci :::: = 0 000<1 -. : .. .. .. .. .. . .. o �
K9mentflrian l<e&ehatar"I Republik lnjonesi:a 2011
hl' f101;
Gambar 10. Peta Cluster I-III kasus Chikungunya Dusun Klinge Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen tahun
201 1
111""1"12"E
nt• 7°' UE
PETA.POSIS! Ct..USTEQ 1�11
°"ASAK.,DESAC)OHOAHO
DIJ5UN ta:C OOMOANO.KAD. $11:AOEM u
l
7'"24'24"'8
r:24'2C
: G eografi :WGS 1984
Proye ksi
Datum
Legenda : Kasu'!I Chlkurl9urrya
'
rit'le"S
•
�
000 1
B:atas crusrer
?etTTlm l.El ai
• Surtsybsus �un:ya 2011 - Pstt RH ._......1&1M11
Qnlorl
0
Sbh 1 21XD
•
Uj*'l!ltisSitTSCM
�
0 0002 , U-1'10'E
Gambar
0 Sumber :
y-
0
Jalan
1121'2YRP -
-.-R�IMOneila 2011
111"717'S
1 1 . Peta Cluster 1-lll kasus Chikungunya Dusun
Grasak Desa Gondang Kecamatan
Gondang Kabupaten Sragen tahun
25
201 1
110"46'3fl'E
110"46'qE
110"47'C'E
110"4T1TE
PETAPOSISI CLUSTER MV Koc. tn�&VJ#'u - S... U
r45'1TS
rc5'24'
I
J
Proyeks� Geogmfi
Datum
: WGS 1984
.__
_ _ _ _ _
Legenda . K""" CNk"91nyO
0
T
D r:J
11 0"4&'4 8'E
110'4rll'E
......,
6lliesCLl:ster
I I
11 0"41 ' 1TE
Gambar 12. Peta Cluster I-IV kasus Chikungunya Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun 201 I
3.2.3.
Indeks jarak dan arah sebaran kasus Chikunguoya
3.2.3.1. Indeks jarak dan arah sebarao kasus Chikungunya di Desa Kedawung
Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen.
Tabet 6. Indeks jarak dan arah sebaran kasus Chikungunya di Desa Kedawung Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen tahun 201 1 . No
lndeks Jarak (m)
1 2 3
16 32 39
4
> 39 Jumlah Kasus
Jumlah Kasus Chikungunya Persentase Jumlah 1 8,75 3 3 1 ,25 5 25 4 25 4 100 16
26
6.
Tabel
memperlihatkan indeks jarak dengan jumlah kasus Chikungunya yang
masuk dalam indeks jarak tersebut. Jumlah kasus paling sedikit berada dalam indeks jarak
16 m dengan jumlah kasus adalah sebanyak 3 kasus (1 8,75%) sed�ngkan jumlah kasus
32
paling banyak berada dalam indeks jarak
m yaitu sebanyak
5 kasus (31 ,25%). Jadi dapat
diketahui bahwa kasus Chikungunya paling banyak terjadi pada indeks jarak
32
m. Angka
tetsebut menunjukkan bahwa ktak rumah kasus Chikungunya di daerah penelitian relatif berdekatan.
3.3.3.2. Indeks jarak dan arah sebaran kasus Chikungunya di Desa Gringging
Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen 7. memperlihatkan indeks jarak dengan jumlah kasus Chikungunya yang
Tabel masuk
dalam
indeks jarak
Kabupaten Sragen tahun
tersebut
di
desa
Gringging Kecamatan
Sambungmacan
201 1. Juinlah kasus paling sedikit berada dalam indeks jarak > 45
m dengan jumlah kasus adalah sebanyak
1 kasus (7,14%) sedangkan jumlah kasus paling
banyak berada dalam indeks jarak 45 m yaitu sebanyak 7 kasus (50%). Jadi dapat diketahui
45 m. Angka tersebut
bahwa kasus Chikungunya paling banyak terjadi pada indeks jarak
menunjukkan bahwa letak rumah kasus Chikungunya di daerah tersebut relatif berdekatan. Tabet
7. Indeks Jarak kasus Chikungunya di Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen tahun 201 1. Jumlah Kasus Chikungunya
No
lndeks Jarak (m)
Jumlah
Persentase
I
40 18
3 3
45 >45
7 1 14
2 1 ,43 4 1 ,43 50 7,14 100
2 3 4
Jumlah Kasus
3.3.3.3. lndek("jarak dan arah sebaran kasus Chikungunya di Desa Gondang
Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen Tabel
8. memperlihatkan indeks jarak dengan jumlah kasus Chikungunya yang
masuk dalam indeks jarak tersebut di Dusun Grasak Desa Gondang Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen tahun
20 l l . Jwnlah kasus paling sedikit berada dalam indeks jarak >44
m dengan jumlah kasus adalah sebanyak 3 kasus (15%) sedangkan jumlah kasus paling banyak berada dalam indeks jarak
44 m yaitu sebanyak 8 kasus (40%). Jadi dapat diketahui
bahwa kasus Chikungunya paling banyak terjadi pada indeks jarak
27
44 m. Angka ter:sebut
menunjukkan
bahwa
Jetak
rumah
kasus Chikungunya
di
daerah
penelitian
relatif
berdekatan. Tabel 8. Indeks Jarak kasus Chikungunya di Desa Gondang Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen tahun 20 1 1 .
No
Jumlah Kasus Chikungunya
Indeks Jarak (m)
1 2 3 4
Jumlah
Persentase
7 2 8 3 20
35 10 40 15 100
35 3,2 44
>44 Jumlah Kasus
3.3.3.4.
Indeks jarak dan arah sebaran kasus Chikungunya di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Desa Pundungrejo Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo ·
9.
Tabel
memperlihatkan indeks jarak dengan jumlah kasus Chikungunya yang
masuk dalam indeks
jarak tersebut di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Tawangsari,
Sukoharjo . Jumlah kasus parmg sedikit berada dal:un indeks jarak kasus adalah sebanyak dalam indeksjarak
>690 m dengan jumlah
5 kasus ( 1 1 .9%) sedangkan jwnlah kasus paling banyak berada
690 m yaitu sebanyak 2 1 kasus (50%). Jadi dapat diketahui bahwa kasus
Chikungunya paling banyak terjadi pada indeks jarak
690 m. Angka tersebut menunjukkan
bahwa letak rumah kasus Chikungunya di daerah penelitian relatifberjauhan. Tabet
9. lndeks Jarak kasus Chikungunya di Desa Ngreco Kecamatan Weru dan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun 201 1 .
No
1 2 3 4
Indeks Jarak (m)
Jumlah Kasus Chikungunya Jwnlah
Persentase
10
23,81 14,39 50 1 1,9 100
120 160 690 >690
21 5
Jumlah Kasus
42
6
28
IV. PEMBAHASAN 4.1. Survci Entomologi Hasil survei jentik nyamuk yang dila kukan di Kecamatan Weru dan Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo
Kabupaten Sragen
dan
diperoleh
Kecamatan
Gondang,
Kedawung,
Sambungmacan
2 (dua) species yaitu Aedes aegypti dan Ae. albopictus.
Jentik Ae. aegypti paling banyak ditemukan di tempat penampungan air d i dalam rumah, sedangkan jentik Ae. albopictus paling banyak ditemukan di luar rumah. Hal ini berhubungan dengan perilaku nyamuk tersebut, dimana Ae. aegypti lebih suka berada di TPA dalam rumah dan Ae. albopictus lebih menyukai di TPA luar rumah. Kepadatan jentik Aedes sp. yang tertangkap di Kabupatel) Sukoharjo dan Sragen menunjukkan bahwa container index (Cf) terendah d i Kecamatan Gondang sebesar
19.35% ,Breuteau
index (BI) terendah d i Kecamatan Gondang sebesar 40.00 , House index (HT) terendah di Kecamatan Weru l sebesar Kecamatan Gondang sebesar
37.14%, dan angka bebas jentik (ABJ) tertinggi di
75.67%. Berdasarkan penghitungan ABJ dik.etahui bahwa
ABJ daerah yang disur vei masih di bawah target program yang ditetapkan karena masih jauh d i bawah 95%. ·
Nyamuk
quinquefasciatus.
yang
tertangkap
Nyamuk
lain
di
kedua
yang
kabupaten
tertangkap antara
didominasi lain
Cx.
oleh
Cu/ex
bitaeniorhyncus,
Cx.fragilis, Cx. visnhui, Cx. tritaeniorhyncus, Cx. fuscocephalus, Cx. hutchinsoni, Ae.aegypti, Ae. albopictus, Ae. voicilius, Armigeres subalbatus, Anopheles vagus, An. kochi.
4.2. Konfirmasi vektor Chikungunya Hasil konftnnasi vektor Chikungunya hasil penangkapan nyamuk di lapangan yang dianalisis secara molekuler menggunakan reverse transcription polymerase chain
reaction (RT- PCR) dan divisualisasi menggunakan Gel documentation (G el Doc) . Dari
1 3 species nyamuk yang diuji ternyata bahwa konsentrasi (complementary DNA)
cDNA genomic menggunakan sampel Genecam (primer universal) berkisar antara
586,4 sampai 774,2 ng/ul. Pembacaan hasil electrophoresis menggunakan Geldoc menuajukkan hasil yang positif pada
320 bp (base pairs) (ditemukan chikungunya
virus pada nyam uk hasil penangkapan) hanya pada nyamuk Ae. aegypti. Nyamuk Ae.
aegypti positif virus Chikungunya merupakan nyamuk hasil penangkapan di rumah kasus Chikungunya (penderita sudah sembuh, namun masih meninggalkan rasa nyeri pada sendi) di Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen. Hal ini kemungkinan virus
29
Chikungunya masih beredar di rumah kasus. Ae. aegypti merupakan nyamuk domestik, yaitu nyamuk yang berhubungan dengan tempat tinggal manusia dan menghisap darah 0 manusia1 • Monath dan Hinz melaporkan bahwa virus Chikungunya secara umum _
11
ditularkan dari primata ke manusia melalui nyamuk Ae. aegypti • Nyamuk yang tertangkap selain Ae. disebabkan
2
(dua)
aegypti menun jukkan hasil yang negatif. Hal hal
yaitu
pertama,
kemungkinan
nyamuk
ini diduga
memang
tidak
mengandung virus Chikungunya, yang kedua, sebenarnya nyamuk mengandung virus Chikungunya tapi titer virus yang ada dalam tubuh nyamuk rendah, sehingga walaupun sudah dilakukan RT-PCR tetapi
band tidak dapat terdeteksi.
4.3. Pemctaan Kasus Chikungunya di Kabupaten Sragen dan Sukoharjo Kasus Chikungunya
yang
berhasil diketahui dan dilakukan pemetaan
di
Kabupaten Sragen meliputi Desa Gondang Kecamatan Gondang sebanyak 20 kasus, Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan sebanyak Kecamatan
Kedawung
sebanyak
l 6 kasus.
14 kasus, dan Desa Kedawung
Sedangkan
kasus
Chikungunya
di
Kabupaten Sukoharjo meliputi Kecamatan Weru dan Tawangsari, dimana letak kedua . kecamatan tersebut berdekatan). Analisis spatially weighted regression (spatial error
model)
dengan GeoDa diperoleh tingkat endemisitas Chikungunya tidak berhubungan
dengan ketinggian tempat. Uj i GeoDa
menunjukkan bahwa pola sebaran
kasus
Chikungunya di ketiga tempat tersebut, bersifat sebagian menyebar dan mengelompok
clumped. Indeks jarak kasus Chikungunya di Desa Gondang Kecamatan Gondang, Desa Kedawung Kecamatan Kedawung. dan Desa Gringging Kecamatari Sambungmacan Kabupaten Sragen menunjukkan
bahwa letak rumah kasus Chikungunya
relatif
berdekatan. lndeks jarak kasus Chikungunya di Desa Gondang Kecamatan Gondang berkisar antara antara
18
-
>
16
-
>
3,2 - >44 meter.
Desa Kedawung Kecamatan Kedawung berkisar
39 meter, dan Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan berkisar antara
45 meter. Namun berbeda dengan wilayah Desa Ngreco Kecamatan Weru dan
Desa Pundungrejo Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, dengan indekS jarak antara
190 sampai dengan di atas 690 meter. Indeks jarak tersebut menunjukkan bahwa
letak rumah kasus relatifberjauhan.
30
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sukoharjo (Kecamatan Weru dan Tawangsari) dan Sragen (Kecamatan Gondang, Kedawung dan Sambungmacan) dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Angka bebas jentik di Kabupaten Sragen dan Sukoharjo masih jauh dibawah target yang ditentukan (ABJ < 95%). b. Nyamuk yang tertangkap di kedua lokasi penelitian meliputi Cx.
quinquefasciatus, Cx.
bitaeniorhyncus, Cx.fragi/is, Cx. visnhui, Cx. tritaeniorhyncus, Cx: fuscocephalus,
Cx.
'liutchinsoni, Ae.aegypti, Ae. albopictus, Ae. voicilius, Ar. subalbatus, An. vagus, An. kochi.
c. Sebaran kasus Chik.-ungunya yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo dan s·ragen bersifat sebagian menyebar dan mengelompok clumped. Letak rumah kasus Chikungunya di Kabupaten Sragen cenderung berdekatan, tetapi di Kabupaten Sukoharjo cenderung berjauhan. d. Analisis secara molekuler nyamuk hasil penangkapan menunjukkan bahwa ditemu�an nyamuk Aedes aegypti positif virus Chikungunya, berarti Ae. aegypti berperan. sebagai vektor Chikungunya.
5.2.
Saran Hasil peneljtian ini diharapkan dapat menjadikan bahan pertimbangan bagi
perencana program untuk
menentu kan
strategi atau model dalam
pengendalian
Chikungunya di beberapa daerah yang terjadi KLB Chikungunya dengan tepat, mengingat telah diketahuinya vektor Chikungunya, Ae. aegypti.
31
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada kepala dan staf Dinas Kcsehatan Kabupaten Sukoharjo dan Sragen, kepala dan staf.Puskesmas Weru dan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, Puskesmas Gondang, Sambungmacan dan Kedawung Kabupaten Sragen, serta aparat desa/ kelurahan yang telah membantu, demi kelancaran pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Eppy. Demam Chikungunya. Jakarta. Juli 2010. Available http://111 ustbedoctor. blo!?.spot.com/20 l 0/07/pendah uI uan-demam-chik.
2. Rai
from
S, Korane AK. Chikungunya: the emerging epidemic. Diakses dari: http://www.bhj.org/joumal/2006 4804_oct/html/rev_ar_615 6 l 8.html/. Didownload tanggal 2 maret 2009. _
_
3. Eppy. Demam Chikungunya. Jakarta. 16 Juli 2010. http://\\ \\w.dokterz.co.cc/20 I 0/07 /demam-ch ikun!.!llnva.htm I.
Available
from
4. Kenta Okamoto et al. Development of A Rapid & Comprehensive Proteomics-Based Arboviruses Detection System. Journal of Virological Methods. Elseveir BV. 2010 5. Notoatmojo,S, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003. 6. Lemeshow S, David WH, Janelle Klar, Steven K Lwanga. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1997. 7. Depkes RI. Pedoman Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue. Ditjen P2M & PL. Jakarta. 2002. 8. Sitti Rah mah Umniyati. Standardization of lmmunocytochemical Method for The Diagnosis of Dengue Viral Infection in aedes aegypty Linn Mosquitoes (Diptera: Culicidae). Berkala T lmu Kedokteran. UGM, Yogyakarta. Maret 2009, Vol. 41 No. 1 : 1 - 1 0 9. Macherey Nagel. Viral RNA Isolati
LAMP IRAN
Lampiran 1
Lampiran l. Foto Hasil Analisis secara Molekuler menggunakan dengan GelDoc
33
RT-PCR divisualisasi
KEMENTERIAN KESEHATAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEI-IATAN Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 Kotak Pos 1226 Telepon: (021) 426 1088 Faksimile: (021) 4243933
E-mail: [email protected], Website: http://www.litbang.depkes.go.id
PERSETUJUAN ETIK Nomor :
(ETHICAL APPROVAL)
k E . o.:i..03 / E C / r o "-f / A.Oil .
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Sadan Litbang Kesehatan, setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian, dengan ini memutuskan protokol penelitian yang berjud1_1f :
"Studi Rekonfirmasi Vektor Penyakit Chikungunya di Daerah Endemis Jateng" yang
mengikutsertakan
hewan percobaan sebagai subyek
penelitian,
dengan
Ketua
Pelaksana I Peneliti Utama : Dra.
RA:,.
Yuniarti, M.Kes
dapat disetujui pelaksanaannya. Persetujuan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan batas waktu pelaksanaan penelitian seperti tertera dalam protokol. Pada akhir penelitian, laporan pelaksanaan penelitian harus diserahkan kepada KEPK BPPK.
Jika
ada
perubahan
protokol
dan
I
atau
perpanjangan
penelitian,
harus
mengajukan kembali permohonan kajian etik penelitian (amandemen proto kol).
Jakarta, 2�
Maret 2 0 1 1
a.n. Ketua
·
_Komisi Etik Penelitian Kesehatan - · . ·
:
Sadan Litbang Kesehata
·:-.: · ' : l. ..
• . •..
34
-
�,
'
Lam p iran 3
CHECKLIST KELENGKAPAN LAPORAN PENELITIAN
Judul Penelitian
: Studi Rekonfirmasi Vektor Chikungunya di Daerah Endemis Jawa
Ketua Pe!aksana Satuan Ke rja
: Ora. Retno Ambar Yuniarti, M Kes.
Tengah
Sumber Dana Jumlah Dana I
: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga : DIPA B2P2VRP
R ,p. 250 000 000
SK Penelitian
'
Salatiga -
Kelene:kapan
v
Kata Pengamtar
v
Abstrak
v v
v
Ringkasan Eksekutif Daftar Anggota Tim
II
Ada
Peneliti Daftar Isi Daftar Grafikffabel/Peta/Gambar Da ftar Lampi ran lsi Laooran Pendahuluan Tujuan dan Manfaat Metode Basil
v v v v
v v v
v v
Pembahasan
Kesim pulan dan Saran Ucapan Terima Kasih Daftar Pustaka
v
v v
Lampi ran
v
Lem bar Pengesahan
35
Tidak
LEMBAR PENGESAHAN
Salatiga,
30 Desember 20 1 1
Ketua Pelaksana
Nama: Ora. Retno Am bar Y, M.Kes NIP: 1 96706221998032001
Yang bertanda tangan di baw_ah ini : Ketua Panitia Pembina llmiah (PPI) 82P2VRP dan Kepala Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan
Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga menyatakan bahwa Laporan Akhir Penelitian STuD I REKONFIRMASl VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DAERAH ENDEMIS JA WA TENGAH" ·'
telah dapat disetujui sesuai ketentuan yang berlaku.
Menyetujui : Ketua PPI B2P2VRP
1
�
(Ora. Blondine Ch.P, M.Kes) NIP. 1 9490325 1976 1 1 2001
36