Bidang Kajian: Pendidikan
LAPORAN PENELITIAN DOSEN PERAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAHMUHAMMADIYAH DALAM MEMBENTUK KEUNGGULAN MADRASAH MENUJU MADRASAH UNGGULAN DI KABUPATEN DAN KOTA MAGELANG Oleh : 1. 2.
Ahwy Oktradiksa, M.Pd.I. Irham Nugroho,M.Pd.I.
128506096 Fakultas Agama Islam 148800123 Fakultas Agama Islam
Dibiayai LP3M Universitas Muhammadiyah Magelang Tahun Aggaran 2013/2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2015
1
2
ABSTRAK
Ahwy Oktradiksa dan Irham Nugroho. 2014. Prodi Studi Pendidikan Guru MI Fakultas Agama Islam. Peran Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah dalam Membentuk Keunggulan Madrasah Menuju Madrasah Unggulan di Kabupaten dan Kota Magelang : Program Penelitian oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan, Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Magelang. Terdapat madrasah yang mengindikasikan sebagai madrasah unggul dalam kenyataannya madrasah unggul tersebut dihadapkan dengan efesiensi dan efektivitas pengelolaannya masih ditemukan berbagai kendala untuk mewujudkan sebagai madrasah yang benar-benar unggul. Penelitian ini difokuskan pada kajian peran kepala madrasah dalam membentuk madrasah unggul. Adapun rumusan permasalahan secara umum adalah “Sejauhmana efisiensi dan efektifitas kepala madrasah dalam membentuk madrasah unggul di Kabupaten Magelang?”. Secara operasional permasalahan tersebut dirinci ke dalam pertanyaan penelitian berikut: Bagaimana efektifitas dan efisiensi perencanaan peran kepala madrasah untuk membentuk keunggulan Madrasah di Kota dan Kabupaten Magelang?, Bagaimana komponen-komponen strategis yang mencirikan madrasah unggulan di Kota dan kabupaten Magelang dikelola?. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji secara mendalam dan menganalisis efisiensi dan efektivitas madrasah unggul di Kabupaten dan Kota Magelang. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Sedangkan untuk pengumpulan datanya dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa madrasah unggul di Kabupaten dan Kota Magelang belum keseluruhan mengelola madrasah secara efisien dan efektif sesuai dengan kriteria-kriteria efisiensi dan efektivitas pengelolaan madrasah unggul. Kondisi tersebut terjadi sebagai akibat dari perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan penjaminan mutu, pengawasan dan pengendalian, serta reviu dan evaluasi terhadap komponen-komponen strategis madrasah belum dikelola secara efisien dan efektif.
3
KATA PENGANTAR
ل َح ُد ى َح َح ى َح ْل َح ِ ى ْل َح ْل ِ َح ِ اى َح ْلا ُد ْل َح ِ ْل َح ى َح َح َح ى َح ِ ا ِ ى َح َح ْل ِ ِ ى َح ْل َح ِ ْل َح ى َح َّص ى َح ْل ُدى ل َح ُدى َح ا َّص ْلا َح ْل ُد ِ ى ِ ى َح ِّب ى ْلا َح َحا ِ ْل َح ى َح ا َّص
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sekeluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir hayat. Dalam penyusunan dan penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dekan Fakultas Agama Islam, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini sebagai salah satu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2. Dr. Suliswiyadi, M.Ag. Ketua LP3M UM Magelang, yang telah memberikan kepercayaan untuk melakukan penelitian ini. 3. Dra. Kanthi Pamungkas Sari, M.Pd. ketua bidang Kapuslitbangdik LP3M, yang memberikan motivasi untuk selalu melakukan penelitian. 4. Kepala Madrasah Ibdtidaiyah Muhammadiyah di Kabupaten dan Kota Magelang yang berkontribusi dalam penyelesaian penelitian ini. 5. Bapak dan Ibu dosen dan rekan kerja di Fakultas Agama Islam yang telah berbagi wawasan, ide dan pemikiran yang bermanfaat bagi pengembangan Ilmu bagi Peneliti. 6. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan yang telah diperbuat dengan pahala yang mulia. Magelang, 24 Maret 2015 Penyusun
4
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………..... HALAMAN PENGESAHAN………………………………………… ABSTRAK ……………………………………………………………. KATA PENGANTAR ……………………………………………….. DAFTAR ISI …………………………………………………………. DAFTAR TABEL ……………………………………………………. DAFTAR GRAFIK ………………………………………………….. TABEL GAMBAR …………………………………………………… DFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……..……………………………………............... B. Identifikasi Masalah……………………………………………….. C. Pembatasan masalah ………………………………………………. D. Rumusan Masalah ………………………………………................ E. Tujuan Penelitian ……………………….......................................... F. Kontribusi Penelitian Pustaka …………………………………….. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kepemimpinan Kepala Madrasah .................................................... B. Manajemen Kepala Madrasah .......................................................... C. Etos Kerja Kepala Madrasah ............................................................ D. Madrasah Unggulan.......................................................................... E. Manajemen Madrasah Unggulan …………………………………. BAB III : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian .............................................................................. B. Populasi dan Sampel ……………………………………………… C. Defenisi Operasional Penelitian ………………………………….. D. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data ………………………. E. Teknik Analisa ................................................................................. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. B. Analisa Data Penelitian …………………………………………… C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... B. Saran .................................................................................................
5
i ii iii iv v vi vii viii ix 1 3 3 3 3 4 6 9 15 16 22 28 29 29 29 31 33 33 34 46 47
DAFTAR TABEL Tabel 1.
: Data Kepala Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah Kota dan Kabupaten Magelang
Tabel 2.
: Distribusi Frekuensi Keunggulan Madrasah
Tabel 3.
: Distribusi Frekuensi Kepala Madrasah
Tabel 4.
: Data Angket Keunggulan Madrasah
Tabel 5.
: Data Angket Kepala Madrasah
6
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.
: Frekuensi Keunggulan Madrasah
Grafik 2.
: Frekuensi Komitmen Kepala Madrasah
7
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
: Gambaran Umum Membentuk Madrasah Unggulan
8
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
:
Personalia Peneliti
Lampiran 2.
:
Biodata Peneliti
Lampiran 3.
:
Lampiran 4.
:
Angket “Peran Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah dalam Membentuk Keunggulan Madrasah Menuju Madrasah Unggulan” Pedoman Wawancara
Lampiran 5.
:
Pedoman Observasi
Lampiran 6.
:
Pedoman Dokumentasi
9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kepala madrasah merupakan pimpinan pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Untuk itu, setiap kepala madrasah harus memahami kunci sukses kepemimpinannya, yang mencangkup;
pentingnya
kepemimpinan
kepala
madrasah,
indikator
kepemimpinan kepala madrasah efektif, sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala madrasah, model kepemimpinnan kepala madrasah yang ideal, masa depan kepemimpinan kepala madrasah, harapan guru terhadap kepala madrasah, dan etika kepemimpinan kepala madrasah. Dimensi-dimensi tersebut harus dimiliki, dan menyatu pada setiap peribadi kepala madrasah, agar mampu melaksanakan manajemen dan kepemimpinan secara efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntabel. Madrasah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan dari madrasah karena keduanya memiliki kepentingan, madrasah merukan lembaga formal yang diserahi mandat untuk mendidik, melatih, dan membimbing generasi muda bagiperannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan. Hubungan madrasah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi ekstern yang dilakukan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan. Banyak institusi pendidikan berdiri di negeri ini, namun yang mendapat pengakuan dari masyarakat jumlahnya sangatlah sedikit. Hal ini terjadi karena institusi pendidikan hanya berjalan apa adanya tanpa mau berbenah dan mengadakan penyesuaian dengan perkembangan jaman. Institusi-institusi pendidikan seperti inilah yang nantinya akan ditinggalkan oleh masyarakat sebagai konsumen. Hidup segan mati tak mau.Itulah istilah yang tepat untuk Institusi-institusi pendidikan yang keberadaannya tidak diakui masyarakat. Dibubarkan sayang, dipelihara tidak mau maju.
10
Adabeberapa kriteria di mana keberadaan sebuah institusi pendidikan khususnya madrasah akan memperoleh pengakuan dari publik, yaitu;
jika
institusi pendidikan (madrasah) menghasilkan alumni dengan nilai akademik tinggi, mampu meraih prestasi dalam berbagai kejuaraan, dan juga memiliki hubungan yang sinergis dengan masyarakat (wali murid dalam arti sempit). Untuk itu sebuah institusi pendidikan haruslah bisa memposisikan dirinya sebagai sebuah lembaga yang unggul dan benar-benar menjadi agent of change yang dapat menghasilkan out put yang sesuai dengan tuntutan zaman. Hal yang menjadi pertanyaan
sedehana; apakah madrasah unggulan itu,
bagaimana kriteria madrasah dinamakan sebagai madrasah unggul, apa saja faktor pendukung terciptanya madrasah unggulan. Untuk era global seperti sekarang ini sebuah madrasah 'dianggap' unggul jika memiliki fasilitas yang serba canggih dan mutaakhir (semua serba komputerisasi) kalau tidak memiliki fasilitas tersebut maka madrasah tersebut dianggap ketinggalan jaman dan tidak unggulan. Padahal madrasah unggulan tidaklah sesederhana itu. Indikator madrasah Unggul diantaranya; 1) Proses Belajar Mengajar yang tepat guna, 2) Calon siswa (input) yang berkualitas, 3) Guru profesional dan kompeten, 4) Sarana dan prasarana yang memadai, 5) Management berwawasan global, progresif, dan pandangan jauh ke depan, 6) Partisipasi dari masyarakat, 7) Ekstra kurikuler yang memiliki nilai jual, 8) Anggaran yang mencukupi, 8) Mampu menciptakan lulusan (output) yang unggul di berbagai bidang. 9) Mampu melahirkan lulusan yang diterima di jenjang pendidikan di atasnya yang mendapat pengakuan di masyarakat. 10) Mampu meluluskan tenaga kerja terampil dan siap, (memiliki sikap keagamaan yang lurus, memiliki kepribadian yang utama, memiliki jasmani yang kuat, memiliki nilai akademik yang tinggi, memiliki ketrampilan kerja khusus, menguasai tekhnologi dan sarana informasi, diterima di jenjang pendidikan favorit di atasnya. Desain tulisan ini diawali dengan memaparkan kepemimpinan kepala madrasah, manajemen kepala madarsah, dan etos kerja kepala madarasah. Menjabarkan, madrasah unggul ditinjau dari input unggulan, guru profesional,
11
manajemen madrasah unggulan. Disimpulkan, dengan output atau prestasi belajar peserta didik.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan mlatar belakang yang dideskripsikan maka penelitia dapat mengidentikasi masalah sebagai berikut : 1. Masih sedikitnya kepala madrasah yang belum mempunyai komitmen untuk membentuk keunggulan madrasah. 2. Masih sedikitnya madrasah yang sudah lama bediri belum mencirikan keunggulannya.
C. Pembatasan Masalah Adapun batasan masalah yang akan peneliti sajikan sebagai berikut : 1. Mengukur
efektifitas
dan
efisiensi
kepala
madrasah
dalam
membentukkeunggulan madrasah menuju madrasah unggulan.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dideskripsikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana efektifitas dan efisiensi perencanaan peran kepala madrasah untuk membentuk keunggulan Madrasah di Kota dan Kabupaten Magelang? 2. Bagaimana komponen-komponen strategis yang mencirikan madrasah unggulan di Kota dan kabupaten Magelang dikelola?
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dihadapi, penelitian ini secara umum bertujuan untuk mencari kontekstual peran kepala madrasah dalam membentuk madrasah unggulan di kabupaten dan kota Magelang. Sejalan dengan tujuan umum tersebut, secara khusus penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai barikut :
12
1. Mengetahui efektifitas dan efisensi perencanaan peran kepala madrasah untuk membentuk madrasah unggulan di Kota dan Kabupaten Magelang. 2. Mengetahui komponen-komponen strategis yang mencirikan madrasah unggulan di Kota dan kabupaten Magelang dikelola.
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan pada penelitian diatas, maka dapat didiskripsikan kontribusi penelitian berupa gambaran Madrasah Unggul sesuai dengan kriteria keunggulan madrasah berstandar mutu nasional. Keunggulan penelitian ini diharapkan penelitian bisa dijadikan pertimbangan pembuatan kebijakan madrasah.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis Teori 1. Kepala Madrasah Berbagai perubahan masyarakat, dan kirisis multidimensi yang telah lama melanda Indonesia menyebabkan sulitnya menemukan sosok pemimpin ideal yang memiliki komitmen tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Dalam berbagai bidang kehidupan banyak ditemui pemimpin-pemimpin yang sebenarnya kurang layak mengemban amanah kepemimpinannya. Demikian hanya dalam pendidikan, tidak sedikit pemimpin-pemimpin pendidikan karbitan atau amatiran yang tidak memiliki visi dan misi yang jelas tentang lembaga pendidikan atau madrasah yang dipimpinnya. Kondisi seperti ini telah mengakibatkan buruknya iklim dan budaya madrasah, bahkan telah menimbulkan banyak konflik negatif dan stres para bawahan yang dipimpinnya. Hal ini tentu saja perlu pananganan yang serius, karena kepemimpinan pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun madrasah yang efektif. Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala madrasah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Dalam hal ini, perilaku kepala madrasah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan mununjukan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku instrumental kepala madrasah merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasikan dalam peran dan tugas-tugas para guru, sebagai individu dan kelompok. Perilaku kepala madrasah yang positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga madrasah untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan madrasah.
14
a. Kepemimpinan Kepala Madrasah Kepeminpinan menurut Surat Keputusan Badan Administrasi Kepegawaian Negara No.27/KEP/1972 ialah kegiatan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dibawa turut serta dalam suatu pekerjaan. Kepeminpinan
menurut
Surat
Keputusan
Badan
Administrasi
Kepegawaian Negara No.02/SE/1980 ialah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara optimal. Kepemimpinan
adalah
kemampuan
untuk
menggerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan dirinya sendiri mapun organisasi secara efektif dan efisien. Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata ”leadership” yang berasal darikata leader.Pemimpin (leader) ialah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar ”pimpin” yang artinya bimbing atau tuntun, Dari pimpin lahirlah kata kerja ”memimpin” yang artinya membimbing dan menuntun. Dari berbagai pengertian kepemimpinan (leadership) di atas, kepemimpinan pada dasarnya adalah sebuah usaha seseorang yang karena posisinya berusaha mengerahkan segala kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang bermuara pada tercapainya tujuan yang diinginkan. Pengertian ini menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan terdapat tiga unsur yaitu pemimpin (leader), anggota (followers), dan situasi (situation). Dalam konteks lembaga pendidikan madrasah, peran kepemimpinan dilaksanakan oleh kepala madrasah. Sehingga kepemimpinan madrasah adalah proses mempengaruhi semua personel yang mendukung
15
pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di madrasah. 1) Kinerja Kepala Madrasah Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Definisi konseptual kinerja kepalamadrasahadalah aktivitas, perilaku,dan produktivitas
kepala madrasah dalam mengelola
madrasah menjadi madrasah dengan manajemen dan layanan belajar yang bermutu dan mampu bersaing dengan mutu madrasah sejenis. Definisi operasional kinerja kepala madrasah adalah penjabaran kedalam konsep pengukuran yang menggunakan indikator-indikator berikut : (1) Frekuensi aktivitas kepala madrasah dalam mengarahkan perencanaan kurikulum pengajaran, (2) Frekuensi aktivitas kepala madrasah dalam mengarahkan kegiatan belajar mengajar, (3) Frekuensi aktivitas kepala madrasah dalam mengarahkan kegiatan evaluasi hasil pengajaran, (4) Keteladanan perilaku kepala madrasah sebagai manajer madrasah, (5) Efektivitas perilaku kepala madrasah dalam memberi motivasi kepada guru dan staf madrasah, (6) Efektivitas perilaku kepala madrasah dalam menjalin kerjasama dengan komite madrasah, (7) Produktivitas kerja kepala madrasah dalam menyelesaikan urusan administrasi madrasah, (8) Produktivitas kerja kepala madrasah dalam menyelesaikan urusan pengajaran, dan (9) Produktivitas kerja kepala madrasah dalam menyelesaikan urusan kesiswaan. 2) Kompetensi Kepala Madrasah Kepala madrasah berasal dari dua kata yaitu “kepala” dan “madrasah” kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang madrasah adalah
16
sebuah lembaga yang menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo mengatakan kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah yang menyelenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Pemimpin adalah subyek atau pelaku dari unsur-unsur yang terdapat dalam kepemimpinan, yaitu adanya kekuasaan, pengaruh, kekuatan dan pemegang tanggungjawab utama bagi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya. Meskipun tidak semua pemimpin memiliki jiwa kepemimpinan yang sama, secara timbal balik dan fungsional, kedua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan. 3) Tugas dan Fungsi Kepala Madrasah Kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, untuk itu kepala madrasah harus mengetahui tugas-tugas yang harus di laksanakan. Adapun tugas-tugas dari kepala madrasah seperti: a) Kepala madrasah bekerja dengan dan melalui orang lain. Kepala madrasah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan madrasah b) Kepala madrasah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan. Kepala madrasah bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilaksanakan oleh bawahan, perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala madrasah. c) Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala madrasah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan seorang kepala madrasah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memperioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan madrasah.
17
Fungsi utama pemimpin adalah menjalankan kepemimpinannya dengan baik dan benar, artinya berdasarkan aturan main yang telah disepakati dan ditetapkan oleh organisasi. Fungsi-fungsi utama yang dimaksud adalah: 1) Pengelola organisasi atau pengendali utama manajemen berorganisasi. Pemimpin yang menjalankan fungsi utama adalah konseptor utama yang merumuskan visi dan misi serta tujuan organisasi, sehingga mulai merencanakan hingga pertanggung jawaban diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan. 2) Motivator, yaitu orang yang mendorong dan memberikan dukungan penuh kepada bawahannya untuk bekerja dengan optimal. 3) Pembuat keputusan yang akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan organisasi serta kesejahteraan para anggota. 4) Penilaian kinerja karyawannya yang akan memberikan penghargaan bagi seluruh prestasi kerja bawahannya. 5) Dinamisator dan katalisator organisasi, yaitu orang yang memajukan organisasi dan mengendalikan situasi dan kondisi yang akan berpengaruh terhadap kemajuan atau kemunduran organisasi. 6) Stabilisator, yaitu orang yang mempunyai kapasitas terkuat dalam mempertahankan eksistensi organisasi. 7) Supervisor, yaitu yang membina, melatih, mendidik, mengawasi, menilai, dan memberikan contoh kerja terbaik bagi seluruh anggota organisasi yang dipimpinya. b. Manajemen Kepala Madrasah Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu berasal dari kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja tomanage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan manajemen. Akhirnya manajemen diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, menjadi
manajemen
atau
pengelolaan.Secara
18
istilah
manajemen
mengandung suatu pengertian suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang lain. Pengertianmanajemenmenurut Terry, “Management is accomplishing of predetermined objective through the efforts of other people” (manajemen adalah mencapa itujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu melalui usahausaha orang lain). Manajemen juga diartikian sebagai suatu proses sosial yang digunakan untuk menjalin kerjasama, partisipasi dan keterlibatan sejumlah orang dalam mencapai sasaran dan tujuan tertentu yang ditetapkansecaraefektif.
Manajemen
mengandung
unsure
bimbingan,
pengerahan sekelompok orang terhadap pencapaian sasaran umum. Sedangkanmenurut Maringan MasriSimbolonmanajemenadalahsuatu proses/usaha pencapaian suatu tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang
lain,
dimana
dapat
dimanfaatkan
dan
digunakan
sebagai
sumber/sarana-sarana menejemen. Secara sederhana, proses pengelolaan madrasah mencakup 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), mengorganisasikan (organizing), pengerahan (actuating), dan pengawasan (controlling), biasanya disingkat dengan POAC. 1) Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistematik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan dikemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan sumber daya manusia (human resource planning) adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan, atau pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan dalam organisasi merupakan proses yang sangat dasar danbersifatesensial, karena dalam kenyataannya perencanaan memegang perencanaan yang lebih dibandingkan dengan fungsi-fungsi manajemen
19
lainnya. Oleh karena itu suatu perencanaan dalam sebuah organisasi harus aktif dan dinamis, berkesinambungan dan kreatif agar kegiatan manajemen tidak hanya bereaksi pada lingkungannya tetapi lebih menjadi peserta aktif dan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Perencanaan yang tepat akan dapat membantu mengarahkan tercapainya tujuan organisasi. Semua SDM yang ada dalam suatu organisasi sedapat mungkin dilibatkandalam penyusunanperencanaan, agar semua SDM yang adasecara moral memiliki tanggungjawab yang sama. Adapun tujun perencanaan SDM menurut Hasibuanadalah:(1) Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam perusahaan; (2) untuk menjamin tersedianya tenaga kerjasama kini maupun masa depan; (3) untuk menghindari adanya mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas; (4) untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, sehingga produk kerja meningkat; (5) untuk menghindari kekurangan dan kelebihan karyawan; (6) untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan,
seleksi,
pengembangan,
kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan dan penghentian karyawan; (7) menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertical atau horizontal) danpensiun karyawan, dan; (8) menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan. Pada dasarnya proses perencanaan merupakan salah satu proses penentuan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, dengan menentukan orang, program, cara maupun waktuuntuk melaksanakannya guna mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati bersama-sama. 2) Pengorganisasian (Organizing) Pegorganisasian adalah menyusun hubungan prilaku yang efektif antar personalia, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dalam memperoleh keputusan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas
20
dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Nanang Fatah menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan proses pembagian kerja ke dalam jenis-jenis tugas yang lebih kecil dan spesifik, membebaskan tugas-tugas itu kepada orang-orang yang sesuai dengan
kemampuannya,
mengalokasikan
sumber
daya,
serta
mengkoordinasikannya dalam rangka evektifitas pencapaian tujuan organisasi. Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,
integrasi
dan
koordinasi
dalam
bagan
organisasi
(organization chart). Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengorganisasian adalah kegiatan membagi pekerjaan diantara anggota dan membuat ketentuan dalam hubungan yang diperlukan. Semakin terkoordinasi dan terintegrasi kerja organisasi akan semakin efektif mencapai tujuannya. Jadi tahap pada pengorganisasian ini lebih menekankan pada aktivitas pengelompokan dan pembagian kerja secara lebih terperinci dengan menentukan individu-individu sebagai pelaksana dan penanggung jawab dari tugas atau kegiatan tersebut, guna tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya secara efektif dan efisien. 3) Penggerakan (Actuating) Setelah melalui tahap atau fase perencanaan dan pengorganisasian, maka fase selanjutnya adalah fase pelaksanaan (actuating). Actuating merupak kegiatan menggerakkan anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas masing-masing. Pergerakan juga dapat dipahami sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik adan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mudah ikhlas bekerja sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan ekonomis. Bila dilihat dari berbagai
21
pengertian manajemen yang dikemukakan para ahli sebelumnya, mereka menggunakan makna pergerakan dengan istilah yang berbeda. Kata pergerakan kadang kala diungkapkan dengan makna motivating, directing, commanding, dan lain sebagainya. Dapat dipahami bahwa kata di atas menunjukkan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pimpinan untuk mengarahkan, membimbing, mengkomunikasikan, dan mempengaruhi para bawahannya untuk bekerja dengan kesadaran dan tanpa paksaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh organisasi tersebut. Dari makna di atas penggerakan dalam bukunya Yayat M Herujito meliputi: a) Melakukan kegiatan partisipasi dengan senang hati terhadap semua keputusan, tindakan atau perbuatan. b) Mengarahkan dan menantang orang lain agar bekerja sebaik-baiknya. c) Memotivasi anggota. d) Berkomunikasi secara efektif. e) Meningkatkan anggota agar memahami potensinya secara penuh. f) Memberikan imbalan pekerjaan kepada yang melakukan pekerjaan dengan baik. g) Mencukupi keperluan pegawai sesuai dengan kegiatan pekerjaannya. h) Berupaya memperbaiki pengarahan sesuai petunjuk pengawasan. Fungsi ini dapat diartikan sebagai fungsi yang akan menggerakkan orang-orang agar sadar dan mau mengerjakan tugas dan fungsi yang diemban secara tepat dan tanpa harus menunggu perintah dari atasan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasanya pada proses penggerakan
ini
merupakan
proses
dimana
pemimpin
dapat
menggerakkan para anggotanya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan baik, sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi akan tercapai dengan mudah.
22
4) Pengawasan (Controlling) Controlling atau pengawasan dapat dipahami sebagai tindakan mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan dan pengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu. Jadi dari pengertian di atas pengawasan terhadap suatu program atau kegiatan dapat mencapai tujuan yang diiginkan harus dilakukan pengawasan yang baik dari mereka yang memiliki otoritas. Pengawasan juga
disertai
adanya
evaluasi
agar
dapat
diketahui
tingkat
keberhasilannya. Dalam bukunya Dr. H. Ayaiful Segala yang berjudul Administrasi Pendidikan Kontemporer, bahwa: Pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk mengetahui realisasi prilaku personel dalam organisasi pendidikan dan apakah tigkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai yang dikehendaki, kemudian dari pengawasan tersebut apakah perbaikan. Pengawasan yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif, maka harus mencerminkan kondisi berikut: (1) Pengawasan yang dimaksud harus direncanakan tentang: apa, siapa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana; (2) pengawasan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh tanpa ragu-ragu; (3) pengawasan harus mencerminkan kebutuhan karyawan yang harus diawasi; (4) harus segera dilaporkan hasil pengendaliannya; (5) pengawasan harus bersifat fleksibel tetapi tetap tegas; (6) pengawasan harus mengikuti pola organisasinya; (7) pengawasan harus dilakukan seefisien mungkin, dan mempertimbangkan segi ekonominya antara hasil dan pengorbanannya; dan (8) pengawasan harus disertai dengan perbaikannya. Fungi pengawasan manajemen juga berkaiatan erat dengan fungsi menejerial perencanaan,
lainnya.
Pengawasan
pengorganisasian,
membantu
penempatan,
penilaian
apakah
pengarahan
sampai
pengawasan telah dilakukan dengan efektif. Melihat dari pengertian di atas, pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyesuaikan
23
antara pelaksanaan dan rencana yang telah ditentukan agar terrealisasi sesuai yang direncanakan dan memberikan penilaian dan evaluasi terhadap kegiatan tersebut, apakah diperlukan perbaikan atau sebaliknya. Jadi pengawasan merupakan salah satu alat ukur untuk melihat keterlaksanaan program. Tahap pengawasan ini dapat dilakukan di akhir kegiatan ataupun bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan, sehingga jika ada suatu hambatan dan penyimpangan dapat terdeteksi sedini mungkin guna untuk dilakuakan perbaikan secara terus menerus.
c. Etos Kerja Kepala Madrasah Pengertian etos kerja. Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata etos ini, dikenal pula kata etika, etiket yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk menyempurnakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Etos kerja merupakan sikap terhadap kerja sehingga dalam diri seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi menyikapi paradigma kerja menjadi berbeda, ada yang menyikapi positip, negatif, tinggi, dan rendah. Karena itu timbullah etos kerja tinggi, etos kerja rendah, etos kerja positif, dan etos kerja negatif. Seperti halnya Max Weber yang dikutip Sinamo merumuskan hubungan rasional antara etos kerja dan kesuksesan suatu masyarakat seseorang yang memiliki etos kerja tinggi dicirikan dengan bertindak rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras, berorientasi sukses, tidak mengumbar kesenangan, hemat dan bersahaja. Selanjutnya dikatakan bahwa etos kerja adalah kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat. Demikianlah jika guru memiliki etos kerja
24
tinggi,
senantiasa mengabdikan diri untuk kemajuan bangsa dan
keberhasilan peserta didiknya. Karena guru tahu bahwa salah satu komponen
penting
keberhasilan
siswanya
adalah
faktor
proses
pembelajaran, maka guru tersebut akan selalu ingin meningkatkan kualitas pengelolaan proses pembelajaran. Dengan dasar pemikiran tersebut diduga etos kerja mempunyai kontribusi terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran. Etos kerja dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus adalah bekerja tulus penuh syukur, bekerja benar penuh tanggung jawab, bekerja tuntas penuh integritas, bekerja keras penuh semangat, bekerja serius penuh kecintaan, bekerja kreatif penuh suka cita, bekerja tekun penuh keunggulan, dan bekerja sempurna penuh kerendahan hati. Memperhatikan kedelapan hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas layanan proses pembelajaran.
d. Madrasah Unggulan Madrasah Unggulan adalah madrasah program unggulan yang lahir dari sebuah keinginan untuk memiliki madrasah yang mampu berprestasi di tingkat nasional dan dunia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ditunjang oleh akhlakul karimah. (Depag RI, 2004: 41). Madrasah unggulan adalah madrasah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (out put) pendidikannya. (Depdikbud, 1994). Untuk mencapai keunggulan tersebut, maka masukan (input), proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.
25
Gambar 1 Gambaran Umum Membentuk Madrasah Unggulan
Madrasah unggul perlu ditunjang dengan berbagai aspek diantaranya adanya input yang unggul, guru yang profesional, sarana yang memadai, kurikulum yang inovatif, ruang kelas atau pembelajaran yang representatif, sehingga dapat mendorong terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien akhirnya dapat menghasilkan out put yang unggul dan berkualitas. Untuk mencapai Madrasah yang unggul dituntut adanya tenaga, fasilitas, dan dana yang memadai, dan tidak semua madrasah/madrasah dapat memenuhinya. Secara teknis, pengembangan Madrasah Unggulan menuntut adanya
tenaga
Konsekuensinya
yang
profesional
dibutuhkan
biaya
dan
fasilitas
yang
tidak
yang
memadai.
sedikit
untuk
pengembangannya, sehingga uang gedung, SPP juga menjadi mahal yang hanya mampu dipenuhi oleh orang-orang kaya, dan kecil sekali kemungkinan bagi orang yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya ke madrasah unggulan. Di samping itu dalam membuat madrasah unggulan juga dikembangkan pula kelas unggulan, yaitu sejumlah siswa, yang karena prestasinya menonjol, dikelompokkan ke kelas tertentu. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk membina siswa dalam mengembangkan kecerdasan,
26
kemampuan, keterampilan, dan potensinya seoptimal mungkin, sehingga memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terbaik. Adanya kelas unggulan tidak mutlak perlu bagi madrasah-madrasah yang unggul. Kelas yang heterogen dan homogen masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Misalnya jika kelas itu homogen maka kecenderungan bagi siswa yang tidak masuk kelas unggulan mereka akan merasa di nomor duakan, sehingga semangat belajar mereka akan semakin rendah. Di sisi lain siswa yang ada di kelas unggulan akan semakin tinggi minat belajar dan prestasinya karena ada perhatian khusus dari madrasah. Selain itu juga, adanya kelas heterogen juga dapat membawa dampak positif terhadap siswa yaitu antara siswa yang mampu dan yang kurang akan saling memberi masukan, untuk anak yang mampu maka bisa dilakukan pengayaan dan tambahan pelajaran bagi mereka, sedangkan bagi meraka yang kurang mampu dapat dilakukan remedi. Hal ini juga merupakan bentuk pelayanan yang baik kepada siswa baik secara individula maupun kelompok. Secara konseptual madrasah unggulan dan kelas unggulan memang baik. Melalui kelas unggulan dimungkinkan untuk melahirkan lulusan yang unggul pula, namun secara teknis maupun psikologis pengembangan madrasah unggulan dan kelas unggulan tersebut perlu dicermati lebih lanjut. 1) Input Unggulan Madrasah unggulan adalah madrasah yang dikembangkan untuk mencapai
keunggulan
dalam
keluaran
(output)
pendidikannya.
(Depdikbud, 1994). Untuk mencapai keunggulan tersebut, maka masukan (input), proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut. Untuk mencapai Madrasah yang unggul dituntut adanya tenaga, fasilitas, dan dana yang memadai, dan tidak semua madrasah/madrasah dapat memenuhinya. Secara teknis, pengembangan madrasah unggulan menuntut adanya tenaga yang profesional dan fasilitas yang memadai. Konsekuensinya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pengembangannya.
27
Dalam
mewujudkanmadrasahunggulan
juga
dikembangkankelas
unggulan, yaitu sejumlah siswa, yang karena prestasinya menonjol, dikelompokkan ke kelas tertentu. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk membina siswa dalam mengembangkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan potensinya seoptimal mungkin, sehingga memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terbaik. Daniel Goleman, dalam bukunya, menyebutkan bahwa kemampuan mengenal diri dan lingkungannya adalah kemampuan untuk melihat secara objektif atau analisis, dan kemampuan untuk merespon secara tepat, yang membutuhkan kecerdasan otak/IntelligenceQuotien (IQ) dan kecerdasan emosional/Emotional Quotien (EQ). Di samping itu, kecerdasan spiritual/Spiritual Quotien (SQ) calon siswa hendaknya dapat terukur saat seleksi siswa baru. Dengan demikian, tes seleksi siswa baru hendaknya dapat mengukur ketiga aspek kecerdasan atau bahkan dapat mengukur berbagai kecerdasan/multy intellegence. Sehingga, tes seleksi siswa baru tujuannya tidak semata-mata untuk menerima atau menolak siswa tersebut tetapi jauh ke depan untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa. Dengan data tingkat kecerdasan siswa tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan proses pembinaannya dan bahkan dapat untuk menentukan target atau arah pendidikan di masa depan. Untuk madrasah dapat menyeleksi siswa dengan sistem seleksi yang sangat ketat. Selain seleksi bidang akademis, juga diberikan persyaratan lain sesuai tujuan yang ingin dicapai madrasah. Misalkan tes IQ, prestasi belajar dari jenjang pendidikan sebelumnya, tes kesehatan, kemampuan membaca al-Qur’an, wawasan keagamaan. Sungguh suatu keunggulan luar biasa bila suatu madrasah sudah mampu selektif dalam proses penerimaan siswa baru. Calon siswa nantinya dapat dibina, dibimbing dan belajar sesuai dengan tingkatan kecerdasan mereka, yang nantinya diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang unggul.
28
2) Guru Profesional Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak, maka kepala madrasah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk melakukan supervisi. Keberhasilan kepala madrasah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kinerja guru yang ditandai dengan kesadaran dan keterampilan melaksanakan tugas secara bertanggung jawab. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.Dari pengertian di atas seorang guru yang profesional harus memenuhi empat kompetensi guru yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. a) Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interest yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu
29
melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. b) Kompetensi Kepribadian Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam melaksakan tugas sebagai seorang guru. Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang melalui proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan siswanya tentang disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. c) Kompetensi Sosial Guru dimata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupkan contoh dalam kehidupanya sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut, otomatis hubungan madrasah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan mendapat kesulitan.
30
d) Kompetensi Profesional Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan e. Manajemen Madrasah Unggulan Me-manageatau mengelola madrasah artinya mengatur agar seluruh potensi madrasah berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan madrasah.Madrasah secara umum dapat digambarkan sebagai kesatuan subsitem-subsistem dan membentuk suatu sistem yang utuh. Kata sistem sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem yang digunakan dalam berbagai macam bidang ilmu. Pendekatan sistem merupakan suatu cara memandang madrasah secara menyeluruh dan secara sistematik, tidak frisal dan tidak fragmentasi. Adapun yang menjadi subsitem-subsistem di dalam proses disebut komponen-komponen yang terdiri dari manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen ketenagaan, manajemen keuangan, dan manajemen sarana dan prasarana. 1) Manajemen Kurikulum Pengelolahan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa. Jadi, bagaimana strateginya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru perlu didorong untuk terus menyempurnakan strategi tersebut, misalnya dengan menerapkan kajian tindakan dalam pembelajaran (classroom action research).
31
Kurikulummerupakansuatutolakukurkeberhasilanbelajarsiswa, olehkarenaitukepala madrasah sebagai administrator dan supervisor bertanggungjawabterhadappelaksanaanpenilaiankurikulummadrasahnya, karenakepala madrasahharusmengetahuihasilpenilaiankurikulumseluruhmatapelajaran yangada di madrasahnya. Tahap pelaksanaan kurikulum di madrasah melalui empat tahap, yaitu: a) Tahap perencanaan. Pada tahap ini kurkulum perlu dijabarkan sampai menjadi rencana pengajaran (RP). b) Tahap pengorganisasian dan koordinasi. Pada tahap ini, kepala madrasah mengatur pembagian tugas mangajar, penyusunan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakulikuler. c) Tahap pelaksanaan. Tugas utama , kepala madrasah adalah melakukan supervisi, dengan tujuan untuk membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu guru merasa didampingi pimpinan, sehingga akan meningkatkan semangat kerjanya. d) Tahap pengendalian. Pada tahap ini setidaknya ada dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu: (1) jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuannya, dan (2) pemanfaatan hasil evaluasi. 2) Manajemen Kesiswaan Semua kegiatan di madrasah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program-program yang dilakukan madrasah. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal. Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional manajemen berbasis madrasah. Siswa adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek dan subyek didik disuatu lembaga pendidikan, oleh karena
32
itu, pengaturan dan pengolahan masalah kesiswaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Manajemen kesiswaan adalah pranata dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik dari suatu madrasah. Manajemen pendidikan bukan hanya berbentuk pencatatan peserta didik, melainkan meliputi aspek yang begitu luas dalam rangka membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di madrasah. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar pembelajaran di madrasah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur serta mencapai tujuan pendidikan madrasah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan siswa baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Ada empat prinsip dasar dalam manajemen kesiswaan, yaitu: a) Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan objek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka. b) Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intlektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu, diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal. c) Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan. d) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. 3) Manajemen Ketenagaan Keberhasilan manajemen madrasah sangat ditentukan oleh kekuatan dan keberhasilan pemimpinnya dalam mengelola tenaga kependidikan yang ada atau tersedia di madrasah. Oleh karena itu, maka dalam mengelola kepegawaian di madrasah merupakan kegiatan kepala
33
madrasah dalam mengelola seluruh personil madrasah, yaitu guru-guru bidang studi, petugas bimbingan dan petugas administrasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka manajemen ketenagaan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari sejak
pengadaan,
pengembangan,
pemberian
kompensasi,
pengintegrasian, dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan. Sedangkan menurut E. Mulyasa, manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hal yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. 4) Manajemen Keuangan Keuangan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung dapat menunjang evektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Manajemen pembiayaan madrasah, sesuai kemampuannya menurut madrasah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Berdasarakan hal tersebut, yang dimaksud dengan manajemen keuangan di madrasah adalah suatu pengaturan keuangan yang meliputi kegiatan
penggalian
sumber,
pengalokasian,
pemanfaatan,
dan
pertanggung jawaban keuangan yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di madrasah. Dari pengertian diatas, maka manajemen keuangan di madrasah memiliki fungsi: a) Meramalkan
kemampuan
madrasah
pendidikan.
34
untuk
penyelenggaraan
b) Melakukan proses pengelolaan keuangan dengan benar, tepat, akurat sesuai dengan yang dibutuhkan, baik dilihat dari alokasi, penggunaan maupun mutu pendidikan yang diperoleh. c) Mengelola keuangan dengan benar akan melahirkan kepercayaan warga madrasah, yang pada akhirnya akan melahirkan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan program pendidikan. d) Menggambarkan
seluruh
komponen
sistem
organisasi
serta
meramalkan harga setiap kegiatan. e) Menggambarkan target-target yang akan dicapai madrasah dalam kurun waktu tertentu. Menurut Jones sebagaimana dikutip oleh Mulyasa menyebutkan bahwa dalam manajemen keuangan terdapat tiga fase utama yaitu financial planning; implementation; and evaluatiaon. Sedangkan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan disebut budgeting. 5) Manajemen Sarana dan Prasarana Keberadaan saran dan prasaran pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses pendidikan, sehingga termasuk dalam komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan. Tanpa sarana dan prasarana pendidikan, proses pendidikan akan mengalami kesulitan bahkan bisa menggagalkan pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan madrasah adalah semua benda bergerak ataupun tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan madrasah baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun secara khusus dapat dibedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam penunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud prasarana pendidikan adalah fasilitas
35
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman madrasah jalan menuju madrasah dan lain-lainnya.
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peran kepala madarasah (Variabel X) dalam membentuk madrasah unggulan (Variabel Y). Data-data disajikan dalam bentuk angka dengan perhitungan rumus produk moment sehingga mengasilkan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2014 sampai dengan 2 Desember 2014. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah seKabupaten dan KotaMagelang, yang terdiri dari 33 lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyahsebagai berikut: No 1
No 18
Nama MI MIM Pagersari
19 20 21 22 23 24 25 26 27
MIM Meduro MIM Pabelan MIM Paremono MIM Rambeanak 1 MIM Rambeanak 2 MIM Mendut MIM Progowati MIM Kaweron Kec. Muntilan MIM Ngawen
11 12 13 14 15
Nama MI MI Al-Islam Prampelan Kec. Kaliangkrik MIM Al-Huda Banjarejo II MIM Muawanah Bumirejo MIM Sidorejo MIM Kebonwage MIM Wonogiri Kec. Kajoran MIM Bumiayu Kec.Kajoran MIM Madukoro MIM Tirtosari Kec.Sawangan MIM Surodadi 1 Kec. Sawangan MIM Sawangan MIM Blondo MIM Bumirejo 1 MIM Bumirejo 2 MIM Butuh
28 29 30 31 32
16 17
MIM Treko MIM Gondang
33 -
MIM Sriwedari MIM Kalibening Kec.Dukun MIM Jagalan MIM Jumoyo MIM Sudimoro Kec.Srumbung MIM Mranggen -
2 3 4 5 6 7 8 9 10
37
B. Populasi dan Sampel Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki.Sedangkan yang dimaksud penduduk
dalam
penelitian
ini
adalah
semuaMadrasah
Ibtidaiyah
Muhammadiyah se-Kabupaten dan KotaMagelang. Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semuaMadrasah se-Kecamatan dan Kota Magelang pada tahun akademik 2014/2015 yang berjumlah 33 Madrasah dipakai untuk penelitian.
C. Definisi Operasional Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pengaruh atau bebas X (Independent) dan variabel terpengaruh atau terikat Y (dependent). Di bawah ini adalah penjelasan tentang kedua variabel. 1. Variabel Bebas (Independent) X Adapun yang menjadi variabel (X) bebas atau independen adalah peran kepala madarasah dengan indikatornya kepemimpinan, manajemen kepala madrasah, dan etos kerja.. 2. Variabel Terikat (Dependent) Y Yang menjadi variabel terikat (dependent) Y adalah madrasah unggulan yang ditunjukkan dengan input unggulan, guru professional, dan manajemen madrasah unggulan.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Untuk
mengambil
data
dan
mengumpulkan
data
yang
akurat
dalampenelitian ini, digunakan dua macam pendekatan, yaitu: 1. Library Research Untuk
memperoleh
metode“Library
data
Reseacrh”
yaitu
kepustakaan riset
digunakan
kepustakaan.
metode-
Metode
ini
digunakanuntuk memperoleh data. Metode ini diketahui dengan cara membacaatau mempelajari buku yang ada kaitannya dengan kajian pustaka.Untuk
mengumpulkan bahan-bahan dalam
penelitimenguraikan
metode
induktif,
38
metode
ini
menyusun teori, adalah
proses
pendekatanyang berangkat dari kebenaran dengan pengetahuan yang bersifatumum dan dijadikan untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus. 2. Field Research Metode field research yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medanterjadinya gejala-gejala.Dalam penelitian lapangan ini digunakan metode-metode sebagaiberikut: a. Angket AngketMetode Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yangdigunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam artilaporan tentang pribadinya atau
hal-hal
yang
ia ketahui.
Teknispenggunaan metode ini adalah dengan cara menyajikan langsungdaftar
pertanyaan
untuk
dijawab
oleh
responden.
Penggunaanmetode ini adalah untuk mengetahui peran kepala madrasahdalam membentuk madrasah unggulan danmengolah hasilnya menjadi data statistik.Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan 30 item pernyataan kepala madrasah yang terdiri dari 10 item untuk data kepamimpinan, 10 item untuk data manajemen kepala madrasah, dan 10 item untuk data etos kerja. 30 item pernyataan madrasah unggulan yang terdiri dari 10 item untuk data tentang input unggulan, 10 item untuk data tentang guru professional, dan 10 item untuk data manajemen madrasah unggulan. b. Metode Observasi Observasi sebagai metode ilmiah dilakukan denganpengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena/kejadiankejadian yang diselidiki. Lebih lanjut James P.Chapli yang dikutip Kartini Kartono mendefinisikan bahwaobservasi adalah “Pengujian secara Internasional atau bertujuansesuatu hal, khususnya untuk maksud pengumpulan data. Metode inimerupakan suatu verbalisasi mengenai hal-hal yang diteliti.Metode ini digunakan untuk memperoleh data peran kepala madrasahpengaruhnya dalam membentuk madrasah
39
unggulan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah se-Kabupatendan Kota Magelang. c. Metode wawancara (interview) Metode
wawancara
yangmenggunakan
adalah
pedoman
“teknik
berupa
pengumpulan
pertanyaan
yang
data
diajukan
langsungkepada obyek untuk mendapat respon secara langsung. Dimanainteraksi yang terjadi antara pewawancara dan obyek penelitian inimenggunakan interview bentuk terbuka sehingga dapat diperolehdata yang lebih luas dan mendalam.Wawancara sebagai alat pengumpulan data yang digunakan untukmemperoleh informasi yang berkenan dengan peran kepala madrasah di Madrasah Ibtidaiyahse-Kabupaten dan Kota Magelang. Wawancara ini dilakukandengan beberapa guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kabupaten dan Kota Magelang. d. Metode dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata “dokumen”, yang berarti“barangbarang tertulis”. Metode ini digunakan untuk mencari datamengenai hal atau variabel yang dapat dijadikan sebagai informasiuntuk melengkapi data-data penulis, baik data primer maupunsekunder sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untukmenguji dan menafsirkan.
E. Teknik Analisis Data Setelah
semua
data
tersedia,
maka
langkah
selanjutnya
adalahmenganalisa data atau mengolah data. Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian. Tanpa adanya suatu analisis maka data yang telah diperoleh dilapangan atau dari informasi yang lain tidak bisa dipahami oleh seseorangpeneliti, apalagi orang lain. Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah, yaitu: 1. Persiapan Kegiatan persiapan adalah meneliti ulang semua kelengkapan data yang dihasilkan dari pengumpulan data sesuai dengan metode yang digunakan.
40
2. Tabulasi Yang termasuk ke dalam jenis kegiatan tabulasi meliputi pemberian skor terhadap item-item yang perlu, memberikan kode-kode, mengubah jenis data, yang disesuaikan dengan teknik analisis yang digunakan. Pada tahap ini data yang sudah diperoleh dari hasil angket dimasukkan ke dalam tabel dan diberi skor atau bobot nilai pada setiap alternatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data yang bersifat kualitatif menjadi data yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: a. Untuk alternatif jawab A dengan skor 4 b. Untuk alternatif jawab B dengan skor 3 c. Untuk alternatif jawab C dengan skor 2 d. Untuk alternatif jawab D dengan skor 1 3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian Maksudnya adalah mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, yang berarti menggunakan teknik statistik. Adapun rumus yang digunakan sebagi berikut : Rumus Product Moment Rumus Korelasi Product Moment/Pearson Correlation ada 2 macam, yaitu: 1. Korelasi Product Moment dengan simpangan: 𝑟𝑥𝑦 =
∑𝑥𝑦 ∑𝑥 2 ∑𝑦 2
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦 = Koefisiensi korelasi anatara variabel X dan variabel Y:dua variabel yang dikorelasikan( x=X-M ) dan( y= Y-M). ∑𝑥𝑦 =Jumlah perkalian x dengan y 𝑥 2 =Kuadrat dari x (deviasi x) 𝑦 2 =Kuadrat dari y (deviasi y)
41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 2 Oktober-2 Desember 2014. Adapun pelaksanaan kegiatan penelitian tentang peran kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah dalam membentuk Madrasah Unggulan pada saat penelitian sebagai berikut: a. Hari Senin, tanggal 6 dan hari Jum’at, tangal 10 Oktober 2014 melakukan pendataan, pengamatan dan penyebaran kuesioner di MI Al-Islam Prampelan Kec. Kaliangkrik, MIM Muawanah Bumirejo, MIM Al-Huda Banjarejo II, MIM Sidorejo, MIM Kebonwage, MIM Wonogiri Kec. Kajoran, MIM Bumiayu Kec.Kajoran. b. Hari Senin, tanggal 13 dan hari Jum’at, tanggal17Oktober 2014 melakukan pendataan, pengamatan dan penyebaran kuesioner di MIM Tirtosari Kec. Sawangan, MIM Sawangan, MIM Surodadi 1 Kec. Sawangan, MIM Madukoro. c. Hari Senin, tanggal 20 dan hari Jum’at, tanggal 24Oktober 2014 melakukan pendataan, pengamatan dan penyebaran kuesioner di MIM Blondo, MIM Bumirejo 1, MIM Bumirejo 2, MIM Butuh, MIM Treko, MIM Gondang, MIM Pagersari, MIM Meduro, MIM Pabelan, MIM Paremono, MIM Rambeanak 1, MIM Rambeanak 2, MIM Mendut, MIM Progowati. d. Hari Senin, tanggal 27 dan hari Jum’at, tanggal 17Oktober 2014 melakukan pendataan, pengamatan dan penyebaran kuesioner di MIM Kaweron Kec. Muntilan, MIM Ngawen, MIM Sriwedari, MIM Kalibening Kec. Dukun, MIM Jagalan, MIM Jumoyo, MIM Sudimoro Kec. Srumbung, MIM Mranggen.
42
B. Analisis Data Penelitian Dalam proses analsis dilakuakn dengan 2 (dua) tahapan sebagai berikut : 1. Tahapan pertama. a. Perencanaan Tahapan perencanaan yaitu melakukan pendataan jumlah kepala MI yang akan dilakukan proses pengembangan penelitian sehingga menghasilkan satu pemahaman atas kondisi dan kebutuhan data penelitian tentang Peran Kepala Madrasaah Ibtidaiyah Muhammadiyah dalam membentuk Madrasah Unggulan di Kabupaten dan Kota Magelang. Tabel. 1 Data Kepala Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah Kota dan Kabupaten Magelang No
Nama MI
1
MI Al-Islam Prampelan Kec. Kaliangkrik MIM Al-Huda Banjarejo II MIM Muawanah Bumirejo MIM Sidorejo MIM Kebonwage MIM Wonogiri Kec. Kajoran MIM Bumiayu Kec.Kajoran MIM Madukoro MIM Tirtosari Kec.Sawangan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
MIM Surodadi 1 Kec. Sawangan MIM Sawangan
12 13 14 15
MIM Blondo MIM Bumirejo 1 MIM Bumirejo 2 MIM Butuh
16 17 18
MIM Treko MIM Gondang MIM Pagersari
Nama Kepala MI
43
Keterangan Lk Pr
Nur Huda
√
-
Mustiyah Cacuk Suswono Retno Utami Aisah M. Nasikun Rosyid
√ √ √ -
√ √ √ -
-
√
-
√
-
√
-
√ √ √
√
-
-
√ √
√
-
Siti Nur Kasiyati, S.Pd.I. Lina Lestari, S.Pd.I. Sri Mulatsih, S.Pd.I. Yunika P, S.Pd.I. Sri Dariyati, S.Pd.I. Siti Endah Minasih Fahrudin AM, S.Pd. Anik Wamro’ah Zahrofiah Eko Prasetyo, M.SI.
19
MIM Meduro
20
MIM Pabelan
21 22
MIM Paremono MIM Rambeanak 1
23
MIM Rambeanak 2
24 25
MIM Mendut MIM Progowati
26
MIM Kaweron Kec. Muntilan
27
MIM Ngawen
28 29
MIM Sriwedari MIM Kalibening Kec.Dukun
30 31
MIM Jagalan MIM Jumoyo
32 33
MIM Sudimoro Kec.Srumbung MIM Mranggen
Jumlah
44
Risti Widyastuti, S.Pd.I. Ahmad Haqiqi, S.Pd.I. Sulimah, S.Pd.I. Sri Hastiningsih, S.Pd.I. Siti Rodhatiyah, S.Pd.I. Sartinuh, S.Pd.I. Iwan Muhamimin, S.Pd.I. Nurhandayani Ningsih S.Pd.I. Ahmad Zaeni, S.Pd.I. Sri Ismaidah, S.Pd. Edi Martani, S.Pd.I. Muh Nur Huda Riastuti Martikaningsih, S.Pd.I.
-
√
√
-
-
√
-
√
-
√
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
-
√
√
-
-
√
Hartoyo, S.Pd.I.
√
-
Faridan Nuryanti, S.Pd.I.
-
√
11
26
Tabel 2. Distribusi Frekuensi KeunggulanMadrasah
No
MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Total
PERNYATAAN KEUNGGULAN MADRASAH Selalu Pernah Bar Dalam Belum Melakukan Melakukan Pemikiran Terpikirkan (SLM) (PML) (BPM) (BTP) 20 8 2 0 25 3 4 1 22 4 4 0 22 3 4 1 26 1 2 1 22 3 4 1 28 0 1 1 27 3 0 0 27 1 2 0 24 6 0 0 25 4 1 0 24 6 0 0 25 4 1 0 27 3 0 0 22 8 0 0 25 5 0 0 16 14 0 0 24 6 0 0 24 6 0 0 17 13 0 0 18 10 2 0 22 8 0 0 21 9 0 0 24 6 0 0 22 4 4 0 26 1 2 1 28 0 1 1 27 1 2 0 25 4 1 0 25 4 1 0 22 8 0 0 16 14 0 0 24 6 0 0 772 176 38 7
45
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kepala Madrasah Ibtidaiyah
No
KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Total
PERNYATAAN KEPALA MADRASAH Selalu Pernah Bar Dalam Belum Melakukan Melakukan Pemikiran Terpikirkan (SLM) (PML) (BPM) (BTP) 18 11 1 0 20 10 0 0 13 15 2 0 1` 21 7 1 19 10 1 0 12 15 1 2 26 4 0 0 29 1 0 0 30 0 0 0 18 9 3 0 22 2 4 2 18 9 3 0 28 2 0 0 21 8 1 0 17 13 0 0 10 19 1 0 15 14 1 0 18 11 1 0 13 16 1 0 13 16 1 0 15 14 0 1 18 11 0 1 11 18 1 0 24 5 1 0 13 15 2 0 19 10 1 0 26 4 0 0 30 0 0 0 22 2 4 2 28 2 0 0 17 13 0 0 15 14 1 0 13 16 1 0 611 330 39 9
46
Grafik. 1 Frekuensi Keunggulan Madrasah KEUNGGULAN MADRASAH
35
PERNYTAAN
30 25
Belum Terpikirkan (BTP)
20
Bar Dalam Pemikiran (BPM)
15 10
Pernah Melakukan (PML)
5
Selalu Melakukan (SLM)
0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 KEUNGGULAN MADRASAH
Grafik 2. Frekuensi Kepala Madrasah KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH
35 30
PERNYATAAN
25 Selalu Melakukan (SLM) 20 15
Pernah Melakukan (PML)
10
Bar Dalam Pemikiran (BPM) Belum Terpikirkan (BTP)
5 0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 KEPALA MADRASAH
47
2. Tahap pengelolaan Data Angket a. Angket Keunggulan Madrasah
MADRASAH UNGGULAN
NOMOR PERNYATAAN
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
2
4
108
2
2
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
2
2
4
106
3
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
2
2
4
108
4
2
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
2
2
4
106
5
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
2
3
4
112
6
2
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
2
2
4
106
7
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
3
3
4
113
8
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
117
9
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
2
4
115
10
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
114
11
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
2
4
112
12
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
114
13
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
114
14
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
117
15
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
112
16
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
115
17
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
106
18
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
114
19
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
114
20
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
107
21
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
108
22
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
112
23
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
111
24
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
114
48
25
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
2
2
4
108
26
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
2
3
4
112
27
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
2
4
115
28
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
2
4
112
29
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
114
30
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
112
31 32 33 Total
3 3 3
3 3 3
4 3 4
3 4 3
3 4 3
3 4 3
3 4 3
3 4 3
3 4 3
4 4 4
4 4 4
3 4 3
3 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
3 3 3
4 4 4
4 4 4
4 4 4
3 3 3
3 3 3
3 4 4
98
111
116
126
124
126
127
120
114
132
132
125
129
131
132
131
132
132
132
132
129
130
131
92
129
132
128
90
88
125
106 114 108 3676
b. Angket Kepala Madrasah
KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH
NOMOR PERNYATAAN
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
3
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
2
4
3
4
4
4
4
4
2
1
2
2
3
1
1
2
2
2
1
1
3
2
1
1
2
1
3
3
3
2
2
2
2
2
2
1
2
2
56
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
101
4
3
2
3
3
2
4
1
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
84
5
2
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
108
6
3
3
4
4
2
4
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
1
1
3
4
3
3
3
2
96
7
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
116
8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
119
9
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
120
10
3
4
4
4
4
2
4
4
3
4
4
3
3
2
2
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
105
11
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
3
3
4
1
1
3
4
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
4
4
102
12
3
4
4
4
4
2
4
4
3
4
4
3
3
2
2
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
105
13
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
118
14
3
4
4
4
4
2
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
110
15
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
106
2
49
107
16
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
17
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
18
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
19
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
20
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
21
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
22
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
23
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
24
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
25
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
2
4
26
2
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
27
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
28
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
29
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
30
4
4
4
4
4
4
4
4
4
31
3
4
4
4
3
4
4
4
32
3
4
4
4
3
3
4
33
3
4
4
4
4
4
100
122
124
122
112
110
Total
2
3
3
3
3
3
4
4
99
1
3
3
3
3
4
4
4
105
3
2
4
3
3
3
3
4
4
107
4
3
2
3
3
3
3
3
4
3
102
3
4
1
3
3
3
3
3
3
4
4
101
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
105
4
3
4
4
4
1
3
3
3
3
4
4
4
106
4
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
4
3
100
3
4
3
4
4
3
4
2
3
4
4
4
4
4
4
113
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
101
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
108
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
116
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
120
3
3
4
1
1
3
4
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
4
4
102
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
118
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
106
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
1
3
3
3
3
4
4
4
105
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
4
3
102
123
118
111
125
117
111
114
109
117
112
123
101
117
122
128
114
90
114
117
117
117
111
128
123
3469
50
3 4
4
3. Pengujian Hipotesis Berdasarkan pengelolaan data angket maka dapat dicantumkan dalam rumus product moment sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 N=33
X 108 106 108 106 112 106 113 117 115 114 112 114 114 117 112 115 106 114 114 107 108 112 111 114 108 112 115 112 114 112 106 114 108 3676
Y 107 56 101 84 108 96 116 119 120 105 102 105 118 110 106 99 105 107 102 101 105 106 100 113 101 108 116 120 102 118 106 105 102 3469
x -3,4 -5,4 -3,4 -5,4 0,6 -5,4 1,6 5,6 3,6 2,4 0,6 2,4 2,4 5,6 0,6 3,6 -5,4 2,4 2,4 -4,4 -3,4 0,6 -0,4 2,4 -3,4 0,6 3,6 0,6 2,4 0,6 -5,4 2,4 -3,4 -1,8
y 1,9 -49,1 -4,1 -21,1 2,9 -9,1 10,9 13,9 14,9 -0,1 -3,1 -0,1 12,9 4,9 0,9 -6,1 -0,1 1,9 -3,1 -4,1 -0,1 0,9 -5,1 7,9 -4,1 2,9 10,9 14,9 -3,1 12,9 0,9 -0,1 -3,1 0,7
51
x.y -6,46 256,14 13,94 113,94 1,74 49,14 17,44 77,84 53,64 -0,24 -1,86 -0,24 30,96 27,44 0,54 -21,96 0,54 4,56 -7,44 18,04 0,34 0,54 2,04 18,96 13,94 1,74 39,24 8,94 -7,44 7,74 -4,86 -0,24 11,56 702,2
x2 11,56 10,9 11,56 10,9 1,2 10,9 3,2 11,2 7,2 4,8 1,2 4,8 4,8 11,2 1,2 7,2 10,9 4,8 4,8 8,8 11,56 1,2 0,8 4,8 11,56 1,2 7,2 1,2 4,8 1,2 10,8 4,8 11,56 215,8
y2 3,9 96,2 8,2 42,2 5,8 18,2 21.8 27,8 29,8 0,2 6,2 0,2 25,8 9,8 1,8 12,2 0,2 3,8 6,2 8,2 0,2 1,8 10,2 15.8 8,2 5,8 21,8 29,8 6,2 25,8 1,8 0,2 6,2 424,7
Dari tabel diatas dapat diamsukan rumus sebagai berikut : 702,2
𝑟𝑥𝑦 =
215,8 424,7 702,2 91,65026
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 = 73,6
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan data frekuensi distribusi dan pengolahan data angket serta pengujian angket penelitian maka dapat dideskripsikan pembehasa hasil penelitian sebagai berikut : a. Keunggulan Madrasah
No Total Prosentase
Selalu Melakukan (SLM) 772 80 %
Pernyataan Keunggulan Madrasah Pernah Baru Dalam Belum Melakukan Pemikiran Terpikirkan (PML) (BPM) (BTP) 176 38 7 16% 3,4 % 0,6 %
Dari data tabel diatas untuk mencapai tujuan membentuk keunggulan madrasah dengan indikator; (1) Input keunggulan, (2) Guru profesional, (3) Manajemen madrasah unggulan, maka sangatlah jelas bahwa dengan total 772 (selalu melakukan) dengan prosentase 80 % dari 33 madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah
di
Kota/Kabupaten
Magelang
mampu
membentuk keunggulan madrasah menuju Madrasah Unggulan. b. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
No Total Prosentase
Selalu Melakukan (SLM) 611 65,7 %
Pernyataan Kepala Madrasah Pernah Bar Dalam Melakukan Pemikiran (PML) (BPM) 330 39 30 % 3,5 %
52
Belum Terpikirkan (BTP) 9 0,8 %
Dari data tabel diatas untuk mendorong kepala madrasah berkomitmen membentuk madrasah unggulan dengan indikator, (1) Data kepemimpinan, (2) Data manajemen kepala madrasah, (3) Data etos kerja, maka sangatlah jelas bahwa dengan total 661 (selalu melakukan) dengan prosentase 65,7 % dari 33 kepala madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah di Kota/Kabupaten Magelang mampu membentuk berkomitmen untuk membentuk Madrasah Unggulan. Pembahasan hasil penelitian juga didukung dengan hasil wawancara dengan kepala madrasah : 1. Kepala madrasah menekankan bahwa madrasah sebenarnya sama dengan sekolah umum, tetapi sekolah umum yang bercirikan agama Islam mengikuti budaya yang Islami. Titik tekannya adalah dengan akhlakul karimah. Sosialisasi budaya madrasah di mulai dari visi madrasah yang kita letakkan di depan pintu masuk madrasah. Berangkat dari visi tersebut, kepala madrasah mensosialisasikan budaya madrasah untuk menjadi madrasah unggul melalui rapat dewan guru dan hasil rapat tersebut diimplementasikan kepada siswa. Di madrasahmemasang beberapa slogan atau pamplet seperti malu datang terlambat, malu pulang cepat, kebersihan sebagian dari iman, mari kita tingkatkan kerja yang professional, mari berkompetisi yang sehat dan lain-lain. Budaya yang disepakati tidak menyimpang dari ajaran Islam. 2. Kepala Madrasah selalu menanamkan nilai ketauladanan kepada guru dalam hal tanggung jawab, kebersihan dengan melihat langsung kondisi kelas dalam keadaan layak dan bersih, disiplin menanamkan prinsip guru harus lebih dahulu datang ke sekolah, jujur dan selalu menginstruksikan untuk selalu sholat berjamaah. 3. Kepala madrasah dari sisi peningkatan SDM dengan memberikan reward kepada guru yang berprestasi di bidangnya dan akan memberikan hukuman edukatif kepada guru yang malas atau tidak disiplin. Kepala madrasah juga memberikan reward kepada siswa yang berprestasi berupa
53
piagam, hadiah, dan uang saku untuk memotivasi siswa pada prestasi berikutnya. 4. Kepala
madrasah
menekankan
pada
nilai
profesionalisme
dan
kredisbilitas kepada guru yaitu dengan pernyataan “guru yang cerdas, kreatif, punya ruh jihad yang besar dan memiliki komitmen untuk memajukan peseta didik. 5. Kepala Madrasah mempunyai sistem manajemen madrasahyaitu POAC. Planning, Organizing, Actuating danControlling.Bagaimana mangajak guru punya planning yang baik, actuating yang benar dan sama-sama mengevaluasi. Pertama yang dilakukan adalah dengan menyusun visi dan misi bersama guru, staf dan komite. Kepala madrasah meminta mereka untuk komitmen bersama-sama memajukan madrasah. Kepala Madrasah punya kepala TU yang bertanggung jawab di bidang administrasi. Kepala madrasah punya waka kurikulum, kesiswaan,humas, dan sarana prasarana. Masing-masing waka menyusun program sesuai dengan tupoksinya masing-masing dan disampaikan kepada guru dilanjutkan dengan mengevaluasi menerima masukan dari guru-guru lain.
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1.
Perencanaan kepala madrasah untuk membentuk keunggulan madrasah yaitu (a) Kepala madrasah dengan melibatkan berbagai elemen (stakeholder, alumni, komite sekolah, Dinas Pendidikan Agama) mengarahkan perencanaan kurikulum pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan peraturan yang berlaku, (b) Kepala madrasah dalam mengarahkan kegiatan belajar mengajar, baik guru dan siswa dalam menunjang pengajaran berbasis media pembelajaran modern, (c) Kepala madrasah dalam mengarahkan kegiatan evaluasi hasil pengajaran dengan meningkatkan hasil belajar siswa dalam menghadapi Ujian Nasional (UN), (d) Keteladanan perilaku kepala madrasah sebagai manajer madrasah yaitu berkomunikasi secara terbuka ddan trasfaran, (e) Kepala madrasahharus memberi motivasi kepada guru dan staf madrasah dalam hal meningkatkan kualifikasi jenjang pendidikan tinggi dan kompetensi guru melalui pengiriman guru dalam kegiatan workshop media pembelajaran, (f) Kepala madrasah dalam menjalin kerjasama dengan komite madrasah harus mampu meningkatkan produktifitas akademik maupun non akademik, (g) Produktivitas kerja kepala madrasah dalam menyelesaikan urusan administrasi madrasah dengan memberikan standar pelayanan minimal, (h) Kepala madrasahtidak memberikan batasan komunikasi secara terbuka kepada peserta didik.
2. Komponen-komponen strategis yang mencirikan madrasah unggulan yaitu (a) Pelaksanaan pembinaan mutu, (b) Pengawasan dan pengendalian kegiatan akademik dan nonakademik dilakukan harus sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, (c) Melakukan proses reviu dan evaluasi secara berkala untuk mengetahui tingkat kemajuan madrasah.
55
B. Saran 1. Kepala madrasah harus berkomitmen untuk bisa menjadikan Madrasah Ibtidaiyah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang mampu duduk sejajar dengan sekolah berstandar nasional. 2. Untuk menjadikan madrasah ibidaiyah menuju madrasah unggulan, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yaitu : mempunyai visi, misi dan menajamen madrasah yang jelas dan transfaran, sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidik yang bersifat kompetitor sesuai dengan bidang kualifikasinya, mengevaluasi kepuasan dalam bidang standar pelayanan minimal baik sarana, prasarana dan kegiatan akademik, menjalin kerjasama sebagai wujud pengembangan lembaga pendidikan dasar.
56
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Arikunto, Suharsimi, (1998), Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta). Amirulloh dan Haris Budiyono, (2004), Pengantar Manajemen., (Yogyakarta: Graha Ilmu). Alwi, Syafarrudin, (2001) Manajemen Sumber DayaManusia, (Yogyakrta: BPFE). DepartemenPendidikandanKebudayaanRepublik Indonesia, (1988) Kamus Besar Bahasa Indonesia., (Jakarta: PerumBalai Pustaka). Djamas, Nurhayati, Manajemen Madrasah Mandiri. Fatah, Nanang, (2004), Landasan Manajemen Pendidikan., (Bandung: RemajaRosdakarya). G.R Terry, L.W Rue, (1993), Dasar-dasar Manajemen., (Jakarta: Bumi Aksara). Handoko, Hani, (1997), Manajemenedisi 2, (Yogyakarta: BPFE). Hadjar, Ibnu, (1996),Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada). Hadi, Sutrsino, (1994), Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset). Hasyim, Farid, Strategi Madrasah Unggul, (Yogyakarta: Prismasophie, 2009). Hikmat, (2009)Menejemen Pendidikan, (Bandung: CV PustakaSetia). Jasmani dan Syaiful Mustofa, (2013) Supervisi Pendidikan., (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media). Makarimbang, Jerry H., (2012), Kepemimpinan Pendidikan Yang Bermutu., (Bandung : Alfabeta) Mulyono, (2009)Educaional Leadership., (Malang: UIN Malang Press). Maringan, MasriSimbolon, (2004) Dasar-DasarAdministrasidan Manajemen., (Jakarta: Ghalia Indonesia). Mulyono, (2008), Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan., (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media). M. Herujito, Yayat, (2001),Dasar-Dasar Manajemen., (Jakarta: Grasindo). Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Madrasah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. (Bandung: Rosda, 2007). Mulyasa, (1998), Manajemen Madrasah Aliyah., (Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama). Miles&Hubermen, Analisa data Kualitatif, UI Press, Jakarta, 1992. Maimun, Agus dan Agus Zaenul Fitri. Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif. (Malang: UIN Maliki Press, 2010).
57
Muhammad. “Konsep Pengembangan Madrasah Unggul”, Kreatif, (Vol. 4, No. 1, Januari, 2009). Mulyasa, (2004), Manajemen Berbasis Madrasah: Konsep Strategis dan Implementasi., (Bandung: Remaja Rosdakarya). Ouston, J. “Kompetensi dalam Manajemen Pendidikan”, dalam Kydd, et al. (Eds). (2004). Pengembangan Profesional untuk Manajemen Pendidikan. (Jakarta: Grasindo, 2004) Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam. (Surabaya: Erlangga, 2007). Sagala, Syaiful, (2009), Administrasi Pendidikan Kontemporer., (Bandung: Alfabeta,). Syamsi, Ibnu, (1994), Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen., (Jakarta: Rienka Cipta). Sinamo, J. 8 (2009), Etos Kerja Profesional dalam Bisnis. (Jakarta: InstitutDarma Mahardika). Samani, Muchlas, (2009), Manajemen Madrasah., (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa). Sudjana. (2004). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Bandung: Falah Production, 2004). Sukmadinata, N.Sy. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung: Rosdakarya. Cet. III, 2004). Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009) Asmani, Jamal Ma’mur, Kiat Melahirkan Madrasah Unggulan, (Yogyakarta: DIVA Press, 2013). Thoha, Mifta, (2006) Prilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasi., (Jakarta: Raja Grafindo). Terry, G.R, (1997) Principles of Management., (Homewood II: RicheardD,.Irwin INC). Trimantara, Petrus, “Madrasah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian” Usman, Husain, (2006) Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan., (Jakarta: Bumi Aksara). Wahjosumidjo, (2002)Kepemimpinan Kepala Madrasah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). Zayadi, Ahmad. Desain Pengembangan Madrasah.,(Jakarta: Dirjen Kelembagaan Pendidikan Islam Depag, 2005). Jurnal e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013)diakses: Rabu, 1 Januari 2014
58
Internet http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-etos-kerja. Akses hari : rabu, tanggal : 1 Januari 2014 http//www.berita-142-kepemimpinan-kepala-madrasah--tinjauan-fungsi-perandan-tanggungjawab-kepala-madrasah-dalam-pemberd.html diakses hari : Selasa, Tanggal : 11 Januari 2014.
59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Personalia Peneliti Ketua peneliti a Nama b NIK/NIDN c Jabatan Fungsional d Jabatan Struktural e Fakultas/Prodi f Bidang Keahlian g Waktu penelitian
: : : : : : :
Ahwy Oktradiksa, M.Pd.I. 128506096/0602108502 Penata Muda/AA. III.b. Ketua Program Studi Pendidikan Guru MI Agama Islam/Pendidikan Guru MI Bahasa Inggris MI 3 bulan
Anggota penelitian a Nama b NIS c Jabatan Funsional d Jabatan Struktural e Fakultas/Prodi f Bidang Keahlian
: : : : : : :
1 Orang Irham Nugroho, M. Pd.I. 148800123 Dosen Prodi Pendidikan Guru MI Agama Islam/Pendidikan Guru MI Sains MI
60
Lampiran 2. Biodata Peneliti a. Nama b. Tempat dan tanggal lahir c. Pendidikan terakhir
d. Pengalaman penelitian
: Ahwy Oktradiksa, S.Pd.I., M.Pd.I. : Muara Enim, 02Oktober 1985 : Program Pascasarjana (S2) Program Studi (PGMI)Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011. : 1) Pengaruh Kesadaran Beribadah Siswa Madrasah Tsanawiyah di Desa Maguwoharjo Yogyakarta, 2007. 2) Analisis Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru Mata Pelajaran Sains (study komparasi antara MIN II Yogykarta dan SDN Kotagede II Yogyakarta), 2011. 3) Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Quick Reading Passege Untuk Meningkatkan Belajar Siswa MI Magelang, 2013/2014. 4) Efektivitas Matakuliah Leadership dan Kewirausahaan dalam Mencapai Visi Teacherprenuership dan Entrepreneurship (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang), 2013/2014.
e. Publikasi Ilmiah
:
f.
:
Mata Kuliah yang diampu
1) Hakikat Pendidika Islam Di Madrasah Ibtida’iyah Di Tinjau dari Manajemen Pendidikan (tulisan ilmiah dimuat di Jurnal TARBIYATUNA No.02/I/2012). 2) Buku BungaRampaiPendidikan Islam (AnalisisKebijakanPendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah), 2011. 3) Buku Islamic Learning InEnglish Academic Purpose, 2013 1) Perencanaan Pembelajaran MI 2) Strategi belajar Mengajar 3) Bahasa Inggris MI
61
a. Nama b. Tempat dan tanggal lahir c. Pendidikan terakhir
d. Pengalaman penelitian dan pengabdian pada masyarakat
e. Publikasi Ilmiah f. Mata Kuliah yang diampu
: Irham Nugroho, M.Pd.I. : Magelang, 26 September 1988 : Program Pascasarjana (S2) Program Studi (PGMI)Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014. : Implikasi Kinerja Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan profesionalisme Guru Dan Prestasi Belajar Peserta Didik Di Madarasah Ibtidaiyah Se Kecamatan Salam Kabupaten Magelang : : 1) 2) 3) 4)
62
Konsep Dasar IPA 1 dan 2 Pembelajaran IPA MI Bimbingan Konseling MI Perkembangan Peserta Didik
Lampiran 3. Angket Penelitian PENGANTAR Bapak/Ibu guru Madrasah Ibtidaiyah yang saya hormati, dalam rangka penelitian yang sedang kami laksanakan, yaitu tentang “PERAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH
MUHAMMADIYAH DALAM MEMBENTUK MADRASAH UNGGULAN DI KABUPATEN DAN KOTA MAGELANG”, dengan ini kami mohon Bapak/Ibu berkenan membantu untuk memberikan beberapa informasi dengan cara memberikan beberapa tanggapan atau jawaban terhadap pernyataan di dalam angket ini. Berkenaan dengan angket ini perlu kami tegaskan beberapa hal sebagai berikut: 1. Data/informasi yang Bapak/Ibu berikan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian. 2. Kami menjamin bahwa informasi yang Bapak/ibu berikan, akan kami rahasiakan. 3. Kami menjamin bahwa pengisian angket ini tidak akan berpengaruh apapun terhadap keberadaan Bapak/Ibu sebagai guru. 4. Keterangan Bapak/Ibu diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah. Oleh karena itu kami harapkan Bapak/Ibu membantu kami untuk mengisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Atas bantuan Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Magelang, Oktober 2014
PETUNJUK PENGISIAN 1. Angket ini terdiri atas pernyataan-pernyataan. 2. Setiap pernyataan telah disediakan pilihan jawaban: Selalu Melakukan (SML), Pernah Melakukan (PML), Baru Dalam Pemikiran (BPM), dan Belum Terpikirkan (BTP). Berikanlah jawaban dengan memberikan tanda silang (Ѵ) pada kolom yang tersedia. Apabila perlu tambahan informasi dapat diberikan di dalam kolom keterangan. 3. Apabila terdapat hal-hal yang tidak dapat dipahami, Bapak/Ibu dipersilahkan menayangkan kepada tim peneliti yang memonitor jalannya pengisian angket ini. 4. Sebelum mulai mengisi angket, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menulis beberapa informasi di bawah ini. 1. 2.
No
1. 2. 3. 4.
Nama Guru Tempat Kerja/Instansi/Sekolah
PERNYATAAN
………………………………………………………................ .....................................................................................................
Selalu Melakukan (SLM)
Pernah Melakukan (PML)
Menyeleksi penerimaan peserta didik Supervisi kepala madrasah terhadap guru Menyeleksi penerimaan guru Memahami perbedaan/keunikan siswa
63
Baru Dalam Pemikiran (BPM)
Belum Terpikirkan (BTP)
Catatan/K eterangan
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16..
17.
18. 19. 20.
21.
22.
Siap melayani siswa dengan karakteristik yang dimiliki Menyesuaikan dan menyinergikan metode pembelajaran kepada peserta didik Menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran Menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran Menggunakan media pembelajaran yang variatif Menggunakan kurikulum sebagai acuan dalam melakukan pembelajaran Melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku Penggunaan alat evaluasi yang sesuai dengan bobot soal Melakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui perkembangan peserta didik Berpenampilan sebagai guru yang bermartabat dan bermoral Menjunjung tinggi norma agama, sosial, kemasyarakatan. Melakukan kegiatankegiatan akademis yang ikhlas dan konsisten Menjalin hubungan yang baik dengan setiap orang dilingkungan madrasah Menjalin hubungan yang baik dengan orangtua siswa Menunjukkan pribadi yang berkarakter Berprilaku sebagai orang yang terdidik Sebagai seorang guru, saya mempelajari berbagai disiplin ilmu untuk memperkaya pengetahuan saya Saya berusaha mencari dan mempelajari
64
23.
24. 25. 26. 27. 28. 29.
30.
berbagai sumber untuk memperkaya pengetahuan yang saya miliki Sebelum mengajar, saya terlebih dahulu mempelajari materi yang saya ajarkan Materi pelajaran yang tidak saya kuasai tidak saya ajarkan kepada peserta didik Menyusun Silabus Menyusun RPP Menyusun bahan ajar Memanfaatkan IT dalam proses pembelajaran Memanfaatkan IT sebagai sumber/bahan ajar Menggunakan beberapa referensi untuk menunjang proses pembelajaran
ANGKET KEPALA MADRASAH PERNYATAAN-PERNYATAAN
Nama Kepala Madrasah Tempat Kerja/Instansi/Sekolah
No
1. 2. 3.
4.
5.
PERNYATAAN
…………………………………………………… ................................................................................
Selalu Melakukan (SLM)
Pernah Melakukan (PML)
Menyusun kebutuhan guru Memotivasi kerja guru Memantau kinerja guru Menjaga, mengecek, dan mengevaluasi kinerja guru Menyambut kedatangan peserta didik
65
Baru Dalam Pemikiran (BPM)
Belum Terpikirkan (BTP)
Catatan/ Keteran gan
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16..
17.
Kepala madrasah melalui wali kelas berhak membagi kelas sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik Kepala madrasah tidak segan untuk berkomunikasi langsung dengan peserta didik Kepala madrasah secara rutin mengecek kondisi kelas melalui peserta didik Merencanakan kebutuhan staf administrasi dan akademis Memotivasi staff untuk bekerja dengan baik Menempatkan staf sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya Menyiapkan, mengecek, evaluasi kinerja staff Mempersiapkan kelas dan fasilitasnya agar proses pembelajaran berjalan secara kondusif Membagi fasilitas dan perlengkapan pembelajaran sesuai kebutuhan setiap kelas Memastikan bahwa fasilitas dan sarana pembelajaran fungsional untuk digunakan Melakukan pengecekan terhadap semua sarana dan fasilitas pembelajaran Melihat dan membenahi
66
18.
19.
20. 21.
22. 23. 24. 25.
26.
27.
28.
29.
30.
perangkat serta kinerja guru Membenahi metode pembelajaran di kelas setelah sebelumnya mengecek kesiapan guru Melakukan komunikasi dengan peserta didik terkait dengan proses pembelajaran yang berlangsung Mengecek administrasi kelas Melakukan pekerjaan tepat waktu Melakukan pekerjaan dengan tuntas Mengenal kegagalan Mengenali kelemahan dan kekurangan Mengenali jenis pekerjaan Mampu menyinergikan komponen di madrasah Kepala madrasah menjalin komunikasi yang intens terhadap guru Meminta pertimbangan atas keputusan yang akan diambil Memantau perkembangan peserta didik Menjalin komunikasi yang baik dengan wali murid untuk kepentingan anak didik dan madrasah
67
Lampiran 4 Lembar Wawancara (DATA SAMPLE) DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM DENGAN KEPALA MI 2 Desember 2014
Sub Fokus Penelitian
Aspek/ Indikator
Pengembangan Budaya Madrasah
1. Nilai-nilai 2. Norma-norma 3. Tradisi
Pengembangan Sumber DayaManusia
Pengembangan Sarana Prasarana
Pengembangan Humas
Pertanyanan
1. Apa sajakah ragam nilai yangdikembangkan diMIM Blondo dan MIM Jagalan? 2. Apa sajakah norma-norma yang dikembangkan di MIM Blondo dan MIM Jagalan? 3. Bagaimanakah tradisi-tradisi diMIM Blondo dan MIM Jagalan? 1. Pendidikan 1. Bagaimanakahmadrasahmenge 2. Pelatihan mbangkanguru dan staf 3. Pengembanga melaluipendidikan? nKarir 2. Bagaimanakahmadrasahmenge mbangkanguru dan staf melaluipelatihan? 3. Bagaimanakahmadrasah 4. Mengembangkanguru dan staf melaluipengembangankarir? PengembanganTe 1. Bagaimanakahmadrasahmenge knologi mbangkan sarana prasarana diMIM Blondo dan MIM Jagalan? 2. Sarana prasarana apasaja yangdikembangkan diMIM Blondo dan MIM Jagalan? 3. Bagaimanakah fasilitas kelasunggulan? 1. Hubungan 1. Bagaimanakahpengembanganp Madrasah rogram humas diMIM Blondo dengan dan MIM Jagalan? masyarakat 2. Bagimanakah perankomite 2. Peran komite danmasyarakat di MIM Blondo Madrasah dan MIM Jagalan??
68
Penelit ian Infor man Kepala MI
Kepala MI
Kepala MI
Kepala MI
Lampiran 5. Lembar Observasi (DATA SAMPLE) DAFTAR OBSERVASI Tanggal Pengamatan : 7 dan 14 Nopember 2014 Tempat : MIM Blondo dan MIM Jagalan Pengamat : Ahwy Oktradiksa, M.Pd.I. dan Irham Nugroho, M.Pd.I. Setting dan Peristiwa yang diamati : No 1.
Ragam Situasi yang diamati Keadaan fisik dan Lingkungan Sekolah : a. Suasana lingkungan MIM Blondo b. Ruang kelas beserta sarana prasarana c. Suasana kegiatan belajar siswa regular dankelas unggulan d. Hiasan dan tulisan yang di pasang
2.
Upacara dan Ritual a. Penerimaan Siswa Baru b. Pelepasan lulusan c. Upacara bendera hari Senin d. Upacara hari besar nasional/keagamaan e. Kegiatan seremonial lainnya f. Kebiasaan memulai dan mengakhiripembelajaran
3.
Suasana Proses Belajar Mengajar a. PBM oleh guru bidang studi b. Kegiatan pratikum c. Kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler
4.
Kegiatan Lainnya a. Manajemen kepala madrasah dalampembagian tugas dan fungsi waka,pembina, wali kelas, BK, untukmeningkatkan layanan dan mutu madrasa. b. Pengembangan profesional pendidik dantenaga kependidikan c. Pengembangan diri siswa d. Sistem Informasi Madrasah e. Prestasi siswa MIMBlondo
69
Keterangan Kegiatan yang perlu dan penting agar diambil foto/gambarnya Jika ada kegiatan yang terlewat diganti dengan wawancara
Lampiaran 6. Lembar Dokumentasi (DATA SAMPLE) DAFTAR DOKUMENTASI Tanggal Dokumentasi : 21 dan 28 Nopember 2014 Tempat : MIM Blondo dan MIM Jagalan Dokumentator : Ahwy Oktradiksa, M.Pd.I. dan Irham Nugroho, M.Pd.I. No 1.
Ragam Dokumen yang diamati Manajemen a. Rumusan visi dan misi b. Kebijakan MI c. Notulen dan agenda rapat
2.
Data Kesiswaan a. Jumlah kelas dan jumlah siswa b. Jumlah pendaftar dan jumlah yang diterima tahun terakhir
3.
Data ketenagaan a. Kepala MI beserta biodatanya. b. Guru (tingkat pendidikan, pengalaman, dan tugas,dsb) c. Staf/karyawan (tingkat pendidikan beserta rincian tugasnya)
4.
Organisasi a. Struktur organisasi MI dan rincian tugas. b. Kumpulan Surat-surat Keputusan dan Surat Tugas
5.
Pedoman dan Peraturan-peraturan a. Deskripsi tugas kepala madrasah, guru, dan staf. b. Pedoman/peraturan guru c. Pedoman peraturan akademik siswa d. Peraturan tata tertib MI
6.
Sarana Prasarana Madrasah a. Denah lokasi MIM Blondo dan MIM Jagalan. b. Gedung dan ruang MIM Blondo dan MIM Jagalan. c. Sarana dan alat-alat pembelajaran. d. Sarana dan fasilitas penunjang lainnya
7.
Proses Belajar mengajar a. Jadwal pelajaran, jadwal kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler b. Kurikulum
8.
Sejarah MTs Negeri Kotaagung a. Catatan sejarah perkembangan MI b. Foto/rekaman kegiatan MI
70
71