KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/ 2015) oleh; Nita Nurfhitriani; 1 H. Budi Indrawan, M.Pd.;2 H. Gumilar Mulya, M.Pd.;3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kontribusi kelincahan dan kecepatan dengan keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji statistik, ternyata secara empirik terdapat kontribusi yang berarti kelincahan dan kecepatan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015 hasilnya hipotesis diterima dan termasuk kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga bola basket, bahwa untuk menghasilkan keterampilan menggiring bola yang efektif diutamakan melatih kelincahan dan kecepatan secara bersama-sama. Kata Kunci: Kontribusi Kelincahan, Kecepatan, Menggiring Bola, Permainan Bola Basket
1
2
A. PENDAHULUAN Kegiatan olahraga tidak hanya dilakukan diperkotaan saja, akan tetapi sudah dilaksanakan oleh masyarakat pedesaan. Hal ini terjadi karena masyarakat semakin sadar dan mengerti akan pentingnya kegiatan olahraga, baik itu untuk tujuan rekreasi, kesehatan, maupun olahraga yang dilakukan untuk tujuan meningkatkan prestasi. Dengan melihat perkembangan olahraga yang semakin pesat, pemerintah terus menerus mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga yang merupakan bagian upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia. Pembinaan prestasi dalam permainan bola basket menuntut suatu usaha yang optimal dari pelakunya, baik yang bersifat peningkatan aspek fisik, teknik, taktik, maupun mental bermainnya. Prestasi tidak akan datang dengan sendirinya, namun dapat dicapai melalui latihan fisik, teknik, taktik, dan mental secara sistematis dan berulang-ulang dengan menerapkan prinsip-prinsip latihan. Dengan penguasaan teknik yang sempurna, ditunjang kondisi fisik yang prima, serta kemampuan untuk menampilkannya dengan taktik yang bervariasi dan didukung oleh semangat juang yang tinggi, niscaya suatu regu akan memperoleh prestasi yang tinggi. Komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung pencapaian gerak dalam olahraga adalah kekuatan (strenght), daya tahan (endurance), daya ledak (muscular power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination), kelincahan (agility), ketepatan (acuracy), rekasi (reaction). Sedangkan komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung keterampilan menggiring bola adalah agilitas dan kecepatan. Kelincahan merupakan salah satu komponen kebugaran jasmani yang harus ditingkatkan pada siswa atau atlet. Selain itu agilitas atau kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap orang apalagi para atlet, baik bagi cabang olahraga permainan maupun cabang olahraga perorangan. Menurut Harsono (1988: 172), “Orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktunya sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”.
3
Sejalan dengan pendapat Harsono seperti dikemukakan di atas, Nurhasan (1999: 83) mengemukakan bahwa “Kelincahan merupakan kemampuan bergerak ke segala arah. Orang yang mempunyai agilitas tinggi memungkinkan orang itu dapat bergerak ke segala arah dengan mudah”. Sejalan dengan kedua pendapat di atas, Badriah (2002: 27) menjelaskan bahwa “Kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan”. Menyimak isi kutipan mengenai pengertian kelincahan yang dikemukakan di atas, kiranya cukup jelas bahwa kelincahan sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari apalagi dalam kegiatan olahraga. Kelincahan atlet perlu ditingkatkan dengan latihan yang sistematis dan benar agar dapat melakukan gerakan secara lebih cepat tanpa mengeluarkan energi yang berlebihan dan tanpa kehilangan akan posisi tubuhnya. Sedangkan kecepatan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang banyak diperlukan oleh berbagai cabang olahraga seperti untuk nomor lari, sepak bola, softball. Kecepatan menurut Harsono (2001: 36) adalah “Kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat”. Sejalan dengan Harsono, Badriah (2002: 26) mengemukakan bahwa “Kecepatan adalah kemampuan tubuh untuk menempuh atau melakukan gerakan secara berturut-turut dalam waktu yang singkat”. Menggiring bola (dribbling) merupakan teknik dasar dalam permainan bola basket yang dianggap mudah, tetapi pada dasarnya sulit serta banyak kesalahan teknik dasar yang dilakukan oleh pemain. Bola basket modern dilakukan dengan keterampilan lari dan operan bola dilakukan dengan gerakan-gerakan yang sederhana, dengan kecepatan dan ketepatan. Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian lengan memantulkan bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Karena begitu dominannya teknik menggiring bola, para pemain harus berusaha meningkatkan keterampilan teknik tersebut. Keterampilan teknik menggiring bola akan berkembang dengan baik apabila seorang pemain melakukan latihan yang sistematis, dilakukan secara berulang-ulang dan kian hari kian bertambah jumlah beban latihannya.
4
Hal ini sesuai dengan batasan training (latihan) yang dikemukakan Harsono (2001 : 3) sebagai berikut, “Training (latihan) adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihannya”. Siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya sudah memahami dan mampu melakukan teknik menggiring bola dengan baik dan benar. Bagi siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tersebut menggiring bola sepertinya bukan merupakan teknik yang sulit. Hal ini terlihat ketika mereka bermain bola basket hampir semua pemain mampu melakukan teknik menggiring bola dengan baik dan benar. Hal ini tentunya merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti. Mengapa mereka mampu melakukan teknik menggiring bola dengan baik dan benar? Sudahkah mereka memiliki komponen kondisi fisik pendukung keterampilan menggiring bola yang baik? Signifikankah kontribusi komponen kondisi fisik pendukung keterampilan menggiring bola yang dimilikinya? Atas dasar permasalahan di atas penulis tertarik untuk meneliti kontribusi kelincahan dan kecepatan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. B. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan alasan penulis ingin mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi pada saat penelitian berlangsung sehingga data yang diperoleh bersifat apa adanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2005: 54), “Metode deskriptif adalah satu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau”. Sejalan dengan Sukamadinata, Arikunto (2013: 3) mengungkapkan bahwa “Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benarbenar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Penulis memilih metode deskriptif dalam penelitian ini berdasar pada pertimbangan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atau mengungkap
5
kontribusi kelincahan dan kecepatan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Dengan demikian melalui metode deskriptif penulis berupaya menggambarkan fenomena tentang kontribusi kelincahan dan kecepatan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket. Variabel Penelitian Mengacu pada desain penelitian seperti yang dikemukakan di atas, penulis dapat menyebutkan bahwa variabel dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya, yaitu kelincahan dan kecepatan. Sedangkan variabel terikatnya keterampilan menggiring bola bola basket. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan suatu instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang penulis gunakan mengacu pada buku tes pengukuran pendidikan olahraga oleh Nurhasan dan Abdul Narlan (2001: 130), sebagai berikut: Instrumen penelitian atau tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mengukur agilitasdigunakan tes shuttle run. b. Untuk mengukur kecepatan digunakan tes lari 50 meter. c. Untuk mengukur keterampilan menggiring bola bola basket digunakan tes menggiring bola. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok subjek yang akan di jadikan objek penelitian. Pengertian populasi menurut Arikunto (2013 : 173) Mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” sedangkan populasi menurut Sugiyono (1999: 72) adalah “Generalisasi yang terdiri objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan”. Sebelum menetapkan sampel penelitian terlebih dahulu harus menentukan tujuan dari penyelidikan dan memperhatikan apakah populasi pada umumnya dianggap homogen atau heterogen seperti misalnya umur, jenis kelamin dan sebagainya yang dianggap perlu untuk penyelidikan.
6
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 40 orang. Menurut Arikunto (2013 : 174) Mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti”. Karena tidak semua populasi akan diteliti, maka sampelnya diambil sebanyak 20 orang. Penentuan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Arikunto (2013 : 183) Mengemukakan bahwa “sampel bertujuan atau purposive sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan dari atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu. Sejalan dengan Arikunto, Menurut Sugiyono (2012:117) pengertian purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan berdasarkan kriteria–kriteria atau pertimbangan tertentu. Teknik Pengolahan Data Setelah data berupa skor diperoleh, skor tersebut disusun, diolah dan dianalisis kebermaknaannya. Data tersebut penulis olah dengan menggunakan pendekatan statistika yang bersumber dari Sudjana (1989: 66-265).Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengolahan ini adalah sebagai berikut. 1. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes, rumus yang digunakan X
x n
arti tanda-tanda tersebut adalah :
X
= Nilai rata-rata yang dicari
= Sigma atau jumlah
n
= Jumlah sampel
2. Menghitung Standar deviasi atau simpangan baku dengan rumus sebagai berikut.
s
x
2
n
S = standar deviasi X2 = skor n = jumlah sampel
7
3. Menghitung koefisien korelasi antara variabel. rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
r 1
6b 2 n(n 2 1)
Arti tanda-tanda tersebut adalah : r
= Nilai koefisien korelasi yang dicari
b
= Beda ranking
n
= Jumlah sampel
4. Uji Signifikansi Korelasi t
=
r n2 n
t = nilai signifikansi yang dicari r = nilai korelasi n = sampel 5. Mencari nilai korelasi berganda (multiple corrleation) dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ry12 ry22 2.ry1 .ry2 .r12 1 r122
Ry1.2 = Nilai koefisien korelasi berganda yang dicari 6. Menguji kebermaknaan korelasi berganda, rumus yang digunakan sebagai berikut
R2 F=
(1 R )
K
2
n k 1
F = Nilai signifikansi yang dicari R2 = Korelasi berganda k = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel 7. Untuk mencari kebermaknaan korelasi digunakan statistik F dengan k menyatakan banyaknya variabel bebas dan n menyatakan ukuran sampel. Statistik F ini berdistribusi F dengan derajat kebebasan pembilang (V1)= banyaknya variabel bebas
8
dan sederajat kebebasan penyebut (V2) = n-k-1. Hipotesis pengujian adalah F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel, maka hipotesis diterima dan dalam hal lainnya hipotesis ditolak. 8. Mencari presentase dukungan kedua variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus determinasi. Rumus yang digunakan adalah: D = r2 x 100% Arti tanda dalam rumus tersebut adalah: D = Determinasi (kontribusi) yang dicari R = Nilai koefisien korelasi C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian dan sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan, maka hasil penelitian tersebut dapat penulis bahas sebagai berikut. 1. Hipotesis pertama menyatakan, “Terdapat kontribusi yang berarti antara agilitas terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015” hasilnya hipotesis diterima, di mana nilai korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,83 termasuk dalam kategori sangat tinggi. Diterimanya hipotesis tersebut disebabkan dalam olahraga bola basket kelincahan dibutuhkan pada saat melakukan menggiring bola, di mana para pemain akan melakukan gerakan menggiring bola lebih jauh. Sehingga kelincahan diduga sangat berkontribusi. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan determinasi, di mana dukungan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola sebesar 68,89% 2. Hipotesis kedua yang menyatakan, “Terdapat kontribusi yang berarti antara kecepatan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015” hasilnya hipotesis diterima dan termasuk dalam kategori cukup sebesar 0,67. Diterimanya hipotesis tersebut disebabkan dalam olahraga bola basket kecepatan dibutuhkan pada saat menggiring bola. Dengan demikian, maka diduga
9
bahwa kecepatan sangat berkontribusi dan termasuk kategori cukup. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan determinasi yang hasilnya 44,89%. 3. Hipotesis ketiga yaitu “Terdapat kontribusi yang berarti kelincahan dan kecepatan secara bersama-sama dengan keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015” hasilnya hipotesis diterima dan termasuk kategori cukup sebesar 0,68. Diterimanya hipotesis ketiga ini disebabkan oleh kedua komponen ini secara bersama-sama mendukung terhadap jalannya olahraga bola basket, di mana dalam menggiring bola kelincahan dan kecepatan mendukung kuat pada keterampilan menggiring bola. Sehingga kedua komponen ini sangat berkontribusi terhadap keterampilan menggiring bola. Hal ini terbukti berdasarkan perhitungan determinasi, di mana dukungan sebesar 70,5621% sedangkan sisanya 29,44% merupakan dukungan faktor lain, di antaranya faktor teknik dan lingkungan. Kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak merubah arah posisi tubuh dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang pamain basket, karena dengan memiliki kelincahan yang bagus pemian dapat meliuk-liukkan tubuhnya untuk melewati hadangan lawan dan dapat memasukkan bola ke dalam ring lawan sehingga mendapatkan point Pemain yang mampu merubah posisi dengan koordinasi dan kecepatan akan memiliki kesegaran yang baik dalam komponen kelincahan. Kelincahan dalam permainan bola basket diperlukan untuk melakukan gerak tipu pada saat menggiring bola basket. Kecepatan lari merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam olahraga khususnya permainan bola basket. Salah satu teknik dalam permainan bola basket adalah menggiring bola yang membutuhkan unsur kecepatan lari agar kemampuannya lebih sempurna. Kecepatan lari merupakan perpaduan antara panjang ayunan tungkai dan jumlah langkah. Banyak manfaat bila seorang pemain mempunyai kemampuan kecepatan lari dalam dribbling. Kecepatan lari dalam dribbling dapat berfungsi menerobos pertahanan lawan, membawa bola kedaerah yang kosong, mencapai keranjang, dan sebagainya. Sehingga tingkat kecepatan lari seseorang akan mempengaruhi kemampuan penguasaan teknik menggiring bola dalam permainan bola basket.
10
D. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian, yang diperoleh melalui pengukuran kelincahan, kecepatan dan keterampilan menggiring bola, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. 1. Terdapat kontribusi yang berarti kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. 2. Terdapat kontribusi yang berarti antara kecepatan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. 3. Terdapat kontribusi yang berarti kelincahan dan kecepatan secara bersama-sama terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang olahraga bola basket, bahwa untuk menghasilkan keterampilan menggiring bola yang efektif diutamakan kelincahan dan kecepatan secara bersama-sama. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Bandung: Rosda Karya. Badriah, Dewi Laelatul. 2002. Fisiologi Olahraga dalam Perspektif Teoretis dan Praktik. Bandung: Pustaka Ramadhan. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma. Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat. Indrawan Budi, dan Nurhidayat, Deni. 2010. Permainan Bola Basket. UNSIL : Tasikmalaya. Novak. 1979. Permainan Bola Basket. Jakarta : Tambak Kusuma.
11
Nurhasan. 1999. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung. PBVSI. 1995. Metodologi Pelatihan. Jakarta: Sekum PP PBVSI. Pusat Bahasa Depdiknas .2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Frez Sudjana. 1989. Metode Statistik. Edisi ke-5. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suharno. 1993. Metodologi Pelatihan. Jakarta: Sekum PP PBVSI. Suhendro, Andi, dkk. 2001. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Wissel. 2000. Bola Basket. Langkah untuk Sukses. Terjemahan Bagus Pribadi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.