Kemampuan Interaksi Sosial Komunitas Futsal Di Kabupaten Ogan Ilir (Sumatera Selatan) Oleh : Bambang Hermansah Pendidikan Olahraga Universitas PGRI palembang e-mail
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menggambarkan Interaksi sosial individu saat berolahraga futsal, 2) Menjelaskan berbagai komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial individu yang berolahraga futsal, 3) Menggambarkan bentuk-bentuk interaksi sosial individu yang berolahraga futsal 4) Menggambarkan pembentukan jatidiri individu sebagai pemain futsal. Hasil penelitian ini 1) Interaksi Sosial Individu, Kelompok Saat Bermain Futsal terjadi kerjasama antara individu didalam kelompok untuk mencapai kemenangan. 2) Komunikasi Yang Terjadi Dalam Interaksi Sosial Individu, Kelompok dalam Olahraga Futsal berjalan dengan baik individu antar individu, kelompok dengan kelompok. melakukan jabat tangan, menyapa satu sama lain sebelum bermain, 3) Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Individu Dalam Olahraga Futsal terdiri dari kerjasama, akomodasi, persaingan, konflik 4) Pembentukan Jatidiri Dalam Permainan Futsal berjalan dengan baik member mematuhi peraturan permainan futsal. 1) Interaksi Sosial Individu, Kelompok Saat Bermain Futsal berjalan dengan baik berdasarkan data faktual yang terjadi dilapangan, 2) Komunikasi Yang Terjadi Dalam Interaksi Sosial Individu, Kelompok dalam Olahraga Futsal menggunakan Komunikasi Verbal, Komunikasi Nonverbal dimana komunikasi verbal merupakan komunikasi berupa pembicaraan. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komunikasi berupa gerak tubuh. 3) Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Individu Dalam Olahraga Futsal yaitu kerjasama, akomodasi, persaingan, konflik, 4) Pembentukan Jatidiri Dalam Permainan Futsal dimana individu dengan individu, kelompok dengan kelompok membangun komunikasi satu sama lain. Kata Kunci: Kamampuan, Interaksi Sosial, Komunitas Futsal
ABSTRACT: This research aims 1) explain interaction of individual social while futsal exercise, 2) Explain variety of communication happed interaction of individual social exercising futsal, 3) Explain the types of individual social interaction exercising futal, 4) explain the form of individuals self identity as soccer player. This is research 1) interaction of individual social, group while futsal playing happened collaboration between individual, group to achieve the winner. 2) communication happened interaction of individual social, group the futsal exercise well work, individual with another individual, group with another group give a hand each other, address each other before playing. 3) the forms of individual social interaction in the futsal exercise consist of collaboration, accommodation, competition, conflict. 4) form of individuals’ self identity the futsal playing well work group obey the rule of futsal playing. 1) interaction of individual social, group while futsal playing well work based on the factual data happened in location, 2) communication happened in interaction of individual social, group in futsal exercise using verbal communication. 3) types of individual social interaction the futsal exercise namely collaboration, accommodation, competition, conflict, 4) establish self identity in the soccer playing, individual with individual group with another group build communication each other. Key Word: Ability, Social Interaction, Futsal Community
PENDAHULUAN Banyak hal yang bisa didapat dari yang namanya olahraga. Olahraga tidak hanya sebagai sarana untuk menyehatkan jiwa dan raga. Tetapi olahraga mengajarkan bagaimana harus berlaku sportif. Olahraga juga mengajarkan pentingnya sebuah kerjasama. Olahraga juga merupakan wadah untuk mendisiplikan diri, menekankan pentingnya kerja keras, sabar, menjaga konsentrasi hingga meningkatkan jiwa patriotisme dan nasionalisme. Kurniawan (2011: 3) Olahraga adalah satu-satunya kegiatan yang mampu menyatukan semua komponen bangsa tanpa memandang suku, ras maupun agama. Olahraga juga merupakan alat diplomasi yang paling efektif dalam hubungan bangsa-bangsa didunia. Tidak ada satu pun orang didunia ini yang tidak menyukai kegiatan olahraga. Mulai dari rakyat jelata hingga para pejabat dan pemimpin Negara. Dalam dunia olahraga pun tidak terhitung jumlah jenisnya, namun semua tujuannya hanya satu yaitu menciptakan tubuh yang kuat dan jiwa yang sehat. Olahraga merupakan sebuah fenomena sosial-budaya yang perlu untuk dipahami dan pelajari. Hal ini dikarenakan budaya telah melekat kuat dalam diri individu dan masyarakat. Coakley (2001: 2) menekankan bahwa “Sports are more than just games and meets; they are also social phenomena that have meanings that go far beyond scores and performance statistic”. Olahraga bukan hanya sekedar permainan dan pertandingan tetapi juga merupakan sebuah fenomena sosial yang memiliki makna lebih jauh dari sekedar angka dan penampilan. Olahraga menunjukkan tiga pola, yaitu: merefleksikan budaya dan masyarakat, mempertebal perbedaan sosial, dan merupakan sebuah wahana untuk konflik sosial (Freeman, 2001: 41-42). Olahraga merupakan produk sosial dan budaya yang memiliki makna nyata bagi individu, komunitas, dan masyarakat secara umum (Maguire et al, 2002: 168). Lebih lanjut Maguire mengungkapkan bahwa “. . . Through sport we can begin to understand societies, nations, and communities”. Artinya, memahami masyarakat, komunitas, dan bangsa dapat dimulai melalui olahraga. Olahraga merupakan produk sosial dan budaya yang dapat dipelajari, dipahami, dan dicermati melalui pendalaman secara detail pada individu dan masyarakat terhadap kontak-kontak sosial yang mereka lakukan dalam lingkup perilaku olahraganya. Esensi olahraga adalah gerak insani yang bertumpu pada motorik dan mengandung unsur permainan. Pelaksanaannya melibatkan aspek jasmani dan rohani dalam satu kesatuan yang utuh. Atas dasar itulah maka kita memandang olahraga sebagai aktivitas yang sepele, dalam pengertian bukan sekedar sebagai pelampiasan naluri rendah, insting bermain sebagai pelepas lelah. Olahraga merupakan wahana perolehan pengalaman yang unik dalam proses
pembinaan dan sekaligus pembentukkan potensi manusia (Mutohir, 2001: 1). Maka dapat disimpulkan bahwa olahraga merupakan aktivitas jasmani yang berbentuk permainan, perlombaan atau pertandingan yang dilakukan karena kesenangan bagi yang melakukannya dan bertujuan untuk mencapai prestasi atau kesenangan serta rekreasi. Olahraga futsal saat ini telah mengarah pada olahraga masyarakat yang bersifat rekreatif. Bermain futsal untuk menjaga agar badan sehat dan bugar, menjalin silaturahmi dengan rekan-rekan, serta mengusir ketegangan setelah sibuk dalam beraktivitas baik bekerja ataupun sekolah (Wawancara dengan Heri Yusfi, 2013). Lahan kosong untuk bermain sepakbola sudah sulit ditemukan, sehingga masyarakat memilih lapangan futsal yang biaya sewanya lebih murah (Agung, 2013). Bagi para eksekutif, bermain futsal dapat menghilangkan stres selama bekerja dan membuat badan tetap bugar untuk bekerja kembali (Ricard, 2007:th). Olahraga futsal dapat dijadikan sebagai wahana aktivitas yang positif bagi para pengangguran (tidak bekerja) untuk mengurangi perilaku menyimpang seperti tawuran antar pelajar. Masyarakat beranggapan bahwa dengan bermain futsal mereka merasakan adanya unsur kesenangan, manfaat untuk kesehatan, mengurangi kejenuhan setelah bekerja (para pekerja), serta menjadi wahana yang positif bagi para pengangguran (tidak bekerja). Prioritas Futsal yang memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dan berstandar International ini adalah suatu tempat Wahana yang cocok untuk melepaskan kepenatan dan tempat saling tukar Informasi serta mendorong keinginan untuk memberikan kesempatan pada tubuh untuk berolahraga selain memperoleh teman, dan bisa bercanda sesama teman, minum dan makan, selain fasilitas kantin, music, mushola dan lain sebagainya tempat lahan parkir yang cukup luas dan penjagaan yang nyaman membuat saya tertarik untuk menjadikan Prioritas ini tempat berkumpul sesama teman (Wawancara dengan Bowo, Salah satu Mahasiswa Perguruan tinggi di Kabupaten Ogan Ilir, 2014) Kemampuan sosial menjadi sangat penting keberadaannya di tengah-tengah berbagai masalah sosial yang kerap terjadi dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial tersebut diantaranya: kerusuhan dalam olahraga sepakbola, kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), kekerasan dalam pendidikan, perkelahian pelajar dan mahasiswa, perkelahian antar kampung, penyalahgunaan Narkotika dan Obat terlarang (NARKOBA), sampai kasus pembunuhan. Berbagai masalah sosial itu tentunya tidak akan timbul apabila individuindividu dalam masyarakat memiliki kemampuan sosial yang baik. beberapa contoh masalah sosial yang timbul beberapa waktu lalu di tengah-tengah masyarakat Indonesia, seperti: (a) Terjadinya tauran antara pelajar, (b) Kekerasan dalam rumah tangga, (c) Terjadi pertikaian antara warga dan lain sebagainya yang berdampak merugikan masyarakat sosial.
Penelitian mengenai kemampuan interaksi sosial komunitas melalui olahraga futsal secara eksplisit belum banyak dilakukan. Para peneliti lebih banyak mengeksplorasi kemampuan sosial dalam bagian-bagian variabel. Sedangkan elaborasi yang komprehensif untuk menggali semua potensi variabel yang berhubungan dengan kemampuan sosial belum dilakukan. Elaborasi ini sangat penting karena kemampuan sosial merupakan kemampuan seorang individu yang berkaitan dengan situasi sosial yang begitu kompleks. Seorang individu akan menggunakan kemampuan sosialnya secara komprehensif. Saat ini, olahraga belum digunakan secara optimal sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, sehingga dibutuhkan sebuah model kemampuan interaksi sosial komunitas yang komprehensif untuk memperkuat dan menjembatani peran olahraga tersebut. Eksplorasi terhadap variabelvariabel yang berhubungan dengan kemampuan interaksi sosial komunitas dapat digali melalui perilaku-perilaku nyata yang secara alamiah terjadi dalam interaksi sosial komunitas pada konteks olahraga futsal. Hal ini didukung pula oleh pernyataan bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan untuk saling berinteraksi dengan orang lain pada suatu konteks sosial yang diberikan dalam cara-cara khusus (Comb dan Slaby, 1977: 162). Olahraga diharapkan dapat menjadi sarana bagi tercapainya kemampuan sosial individu karena olahraga merupakan cerminan kehidupan sosial masyarakat. METODE PENELITIAN Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial dengan menginterprestasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi prilaku mereka, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari sesuatu realita seperti yang dilakukan peneliti kuantitatif dengan positivismenya. Esensi dari penelitian kualitatif adalah memahami , memahami disini bukan sekedar faham, lebih dalam lagi yaitu memahami hingga inti fenomena yang diteliti sehingga memahami atau understanding menjadi tujuan dari penelitian kualitatif. Memahami dalam konteks kualitatif menggunakan tools berupa instrument penggalian data kualitatif seperti wawancara, observasi,dokumentasi (Herdiansyah, 2013: 17-18). Penelitian kualitatif mendapatkan akurasi data dengan melakukan hubungan yang erat dengan subjek yang diteliti dengan konteks dan setting yang alamiah (Naturalistik). Semakin erat dan mendalam hubungan yang terjalin antara peneliti dan subjek yang diteliti, maka semakin mengikis “topeng-topeng” ataupun “tabir” ketidak jujuran, sehingga data yang diperoleh akan semakin akurat dan terpercaya. Kode etik yang perlu dijunjung oleh
seorang peneliti adalah kejujuran dan transparansi terhadap subjek penelitian.(Herdiansyah 2013: 23). Penelitian ini bertujuan berupaya menggali secara detail dan mendalam perilakuperilaku yang diperlihatkan masyarakat ketika berinteraksi satu sama lain dalam permainan olahraga futsal. Pengayaan terhadap kajian teoritis dari berbagai literatur serta berbagai penelitian-penelitan yang terkait dipadukan dengan analisis fakta empiris dari perspektif interaksi sosial masyarakat yang berpartisipasi dalam olahraga futsal.
Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Menggambarkan kontak sosial individu saat berolahraga futsal, (2) Menjelaskan berbagai komunikasi yang terjadi dalam interaksi sosial individu yang berolahraga futsal, (3) Menggambarkan bentuk-bentuk interaksi sosial individu yang berolahraga futsal, (4) Menggambarkan pembentukan jati diri individu sebagai pemain futsal. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan secara triangulasi (Gabungan)
(Sugiyono,
2008:8).
Peneliti
mempersiapkan
rencana
mempermudah langkah-langkah pengumpulan data dengan cara
kerja
untuk
triangulasi dengan
penggabungan observasi, wawancara, dan dokumentasi dilapangan sehingga dalam menjaring informasi lebih terarah dan sesuai kebutuhan dalam penelitian ini. Supaya pengumpulan data dapat terencana dengan baik dan dapat mempermudah proses penelitian maka dibuat matriks pengumpulan data, seperti : Observasi
Macam-macam
Wawancara
pengumpulan Data Dokumentasi
Triangulasi/ Gabungan
Gambar 1.6 Matriks Pengumpulan Data, (Sumber Gambar macam-macam teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2012: 309).
Analisis data dan pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara berkesinambungan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Maka dalam penelitian ini dilakukan tahap analisis data sebagai berikut:
1. Analisis Sebelum di Lapangan. Pada tahap ini, analisis terhadap data hasil studi pendahuluan yang secara informal dilakukan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Dengan demikian data yang diperoleh selama studi pendahuluan menjadi data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelum di lapangan, sebagai pedoman dalam melaksanakan pengumpulan data dan analisis data selama di lapangan serta setelah selesai di lapangan. 2. Analisis Selama di Lapangan. Analisis data yang dilakukan pada tahap ini menggunakan flow Model dari Miles dan Huberman mengemukakan bahwa “analysis consists of three concurrent flows of activity: data reduction, data display, and conclusion drawing/verification”.
Ada tiga
aktivitas yang dilakukan secara bersamaan dalam analisis, yaitu: reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi. Ketiga aktivitas analisis tersebut dilakukan selama waktu pengumpulan data seperti yang dijelaskan dalam Gambar 1.10 berikut : Periode Pengumpulan Periode pengumpulan data
Reduksi Data
Selama
Antisipasi
Display Data
A Setelah
N A
Selama
Setelah Kesimpulan/ Verivikasi
Selama
L I S
Setelah
Gambar 1.10 Komponen dalam analisis data/ Flow model (Sugiyono 2009: 246) Data diperoleh dari lapangan akan dianalisis kembali melalui beberapa tahapan yang menentukan untuk dapat mengarah pada sebuah pemecahan masalah dari obyek penelitian
dari fokus masalah yang telah diajukan oleh peneliti, dan kegiatan pada tahapan akhir dan analisis data adalah kegiatan interpretasi data yang digambarkan pada Gambar seperti di bawah ini:
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Kesimpulan: Gambaran dan Verifikasi
Gambar 1.11 Analisis Data (Sugiyono 2012: 338)
Simpulan Hasil penelitian yang dipaparkan sebelumnya, menyimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan kemampuan interaksi sosial komunitas futsal di Kabupaten Ogan Ilir secara faktual pada member dilaksanakan secara baik dan kontak sosial yang terjadi pada komunitas dalam olahraga futsal terjadi dalam tiga pola yaitu: Kontak sosial sebelum bermain, kontak sosial ketika bermaiin futsal, dan kontak sosial sesudah bermain futsal: (1) kontak sosial sebelum bermain yang melibatkan seluruh anggota tim dan juga pihak luar dan juga terjadi diantara individu ketika kedatangan mereka ketempat bermain futsal secara berkelompok yang kemudian saling meyapa diantara mereka, melakukan jabat tangan atau diskusi sambil mengenakan perlengkapan bermainan futsal
(2) kontak sosial saat bermain terjadi antar kelompok, antar
individu dalam kelompok, dan antar individu antar kelompok. Kontak sosial antar individu dalam kelompok diarahkan untuk terjalinnya kerjasama dan persaingan sehat secara internal, sedangkan kontak sosial antar kelompok dan antar individu antar kelompok diarahkan pada persaingan yang kadang kala mengakibatkan konflik, (3) kontak sosial setelah bermain melibatkan seluruh anggota tim dan pihak luar untuk meredakan suasana tegang dan kaku ketika bermain serta sebagai ajang introspeksi diri dan kelompok.
2. Kemampuan Komunikasi Yang Terjadi Dalam Interaksi Sosial Individu dan Kelompok dalam Olahraga Futsal terdiri atas dua macam yaitu Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal dimana komunikasi verbal merupakan komunikasi berupa pembicaraan/ perkataan antar pemain. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komunikasi berupa gerak tubuh dan sikap yang dilakukan antar pemain. 3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Individu Dalam Olahraga Futsal yaitu 1) kerjasama, kerjasama dalam permainan futsal terdiri dari kerjasama yang dilakukan didalam lapangan dan kerjasama yang dilakukan diluar lapangan setelah bermain , 2) akomodasi dalam permainan futsal yaitu berupa perilaku Sportif seperti: meminta maaf pada lawan yang dilanggar, membantu teman/ lawan yang terjatuh berdiri kembali, toleran terhadap teman dan lawan, mengontrol emosi, memperlihatkan jiwa kepemimpinan di lapangan, mengakui kesalahan dengan penuh kesadaran dan kejujuran, mematuhi peraturan, disiplin terhadap waktu dan peraturan, menghormati teman dan lawan/ orang lain, menghargai usaha teman, dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin 3) persaingan dalam permainan futsal terdiri dari dua bentuk yaitu persaingan di dalam kelompok (Intragroup competition) dan persaingan antar kelompok (intergroup competition) , 4) konflik dalam permainan futsal terdiri dari dua bentuk yaitu konflik antar individu dan konflik antar kelompok, dimana konflik antar individu merupakan konflik yang menunjukan skill pribadi, sedangkan konflik antar kelompok merupakan konflik yang ingin memenangkan pertandingan. 4. Pembentukan Jatidiri Dalam Permainan Futsal berupa penampilan fisik dan kemampuan interaksi, dimana pembentukan jatidiri berupa penampilan fisik yaitu membawa semua perlengkapan permainan futsal berdasarkan peraturan sedangkan pembentukan jatidiri berupa kemampuan interaksi adalah membangun komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. Implikasi Pelaksanaan Kemampuan Interaksi Sosial di Prioritas Futsal Kabupaten Ogan Ilir berjalan dengan baik dan akan menjadikan kemampuan dalam berinteraksi antara sesama komunitas menjadikan hubungan yang berkelanjutan dalam bertukar informasi dan berbagi pengalaman antara komunitas futsal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan interaksi sosial komunitas futsal di Kabupaten Ogan Ilir dapat dijadikan sebagai wahana pendidikan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah. Hal ini disebabkan karena manfaat positif yang ditimbulkan lebih banyak. Hal teramat penting yang perlu diperhatikan bahwa para siswa untuk berinteraksi sosial secara positif agar dapat merangsang munculnya berbagai perilaku positif yang dapat dikembangkan menjadi kemampuan sosial. Kemampuan interaksi sosial melalui olahraga futsal dalam penelitian ini merupakan sebuah kajian hipotetis hasil analisis terhadap interaksi sosial komunitas futsal secara nyata di lapangan dan dipadupadankan dengan beberapa kajian teoritis. Berbagai eksplorasi dapat terus dilakukan untuk menggali semua potensi kemampuan interaksi sosial melalui olahraga yang dapat memberikan dampak positif pada kehidupan sosial dalam sehari-hari. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan berbagai metode penelitian baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif yang lebih komprehensif yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan dunia pendidikan pada umumnya.
Saran Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan kebermanfaatan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Member yang menjadi member rutin di prioritas futsal Kabupaten Ogan Ilir untuk dapat mengaplikasikan kemampuan interaksi sosial komunitas futsal sehingga terjadinya hubungan interaksi dengan komunitas futsal yang lain dan dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pemilik prioritas futsal dan pemerintah daerah Kabupaten Ogan Ilir dapat bekerjasama melakukan event kompetisi sehingga komunitas futsal mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari setiap momen event kompetisi kemudian dapat berinteraksi sesama pencinta sepakbola mini/ permainan futsal. 3. Koni dan Dispopar Kabupaten Ogan Ilir diharapkan merumuskan kebijakan bahwa pendidikan tidak hanya disekolah bahkan pendidikan didapat juga dari interaksi sesama komunitas pencinta sepakbola ruangan mini/ permainan futsal sehingga sesama komunitas pencinta
sepakbola ruangan mini/ permainan futsal saling
bertukar informasi dan berbagi pengalaman satu sama lain. 4. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan Guru Pendidikan jasmani dan olahraga dapat menjadikan pedoman pembelajaran disekolah untuk menanggulangi Konflik dan kenalan remaja.
5. Berdasarkan hasil penelitian ini khususnya pembaca dapat mengaplikasikan kemampuan interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok. 6. Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi peneliti lainya untuk di jadikan sebagai bahan pedoman atau bahan dasar untuk melakukan penelitian lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA Coakley, J. (2001). Sport in Society: Issues and Controversies. New York: McGraw-Hill. Comb, M. L. dan Slaby, D. A. (1977). Social Skill Training with Children. New York: Plennum Press. Freeman, W. H. (2001). Physical Education and Sport A Changing Society. Needham Height: Allyn and Bacon. Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara Observasi, Dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kurniawan, Feri.2011. Buku Pintar Olahraga. Jakarta: Laskar Aksara Maguire, J., et al. (2002). Sport Worlds: A Sociological Perspective. Champaign: Human Kinetics. Mutohir, T.C. 2008. Secercah Harapan Buat Olahragawan. Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. -----------. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. -----------. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. -----------. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Soekanto, S. 1998. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Soekanto, Soeryono, 2002. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press -----------, S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada