KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI DISAMPAIKAN DALAM ACARA SEMINAR NASIONAL tentang Sumber Daya Panas Bumi di Indonesia
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI BALI Denpasar, 3-4 April 2006
Kelistrikan merupakan infrastruktur penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
VISI MISI
TERCIPTANYA INDUSTRI KETENAGALISTRIKAN YG MANDIRI, TRANSPARAN, KOMPETITIF, EFISIEN, ANDAL, AMAN, DAN RAMAH LINGKUNGAN UTK MENDUKUNG PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN DAN MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT BALI • MEMANFAATKAN SEOPTIMAL MUNGKIN SUMBER ENERGI SETEMPAT, ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SKALA KECIL TERSEBAR • MENYEDIAKAN ENERGI LISTRIK DALAM JUMLAH DAN MUTU YANG MEMADAI DENGAN HARGA YANG TERJANGKAU • PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN • MENCIPTAKAN SISTEM PENGUSAHAAN KETENAGALISTRIKAN YANG KONDUSIF • MELAKSANAKAN PENGATURAN USAHA PENYEDIAAN DAN USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK SECARA TERPADU
SISTEM KELISTRIKAN BALI s/d. 2006 PLTG GILIMANUK PLTU CELUKAN BAWANG 2007/09
130 MW
138 MW
PLTGU PEMARON 2005/06 PLTP BEDUGUL 2006/07
120 MW
GI GILIMANUK GI PEMARON
220 MW KABEL LAUT
GI BATURITI
GI NEGARA
10 MW
GI PAYANGAN
GI AMLAPURA
GI ANTOSARI
DAYA MAMPU TOTAL 547,8 MW
GI GIANYAR GI KAPAL GI PDG SAMBIAN
157,8 MW
GI SANUR GI PESANGGARAN GI KUTA GI NUSA DUA
PLTG / PLTD PESANGGARAN
KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN KETENAGALISTRIKAN BALI
Luas 841,80 Km2 4 Kec, 51 Desa, 259 Banjar 217.890 orang, Kepadatan 259/Km2 Rasio elektrifikasi dusun 100%
Luas 418,52 Km2 6 Kec, 61 Desa, 547 Banjar 341.985 orang, Kepadatan 817/ Km2 Rasio elektrifikasi dusun 100%
Luas 1.365,88 Km2 9 Kec, 146 Desa, 572 Banjar 588.662 orang, Kepadatan 431/ Km2 Rasio elektrifikasi dusun 99,03%
Luas 520,81 Km2 4 Kec, 69 Desa, 317 Banjar 199.268 orang, Kepadatan 383/ Km2 Rasio elektrifikasi dusun 88,32%
Luas 839,54 Km2 8 Kec, 71 Desa, 595 Banjar 384.208 orang, Kepadatan 458/ Km2 Rasio elektrifikasi dusun 94,04%
Luas 839,33 Km2 8 Kec, 117 Desa, 756 Banjar 390.971 orang, Kepadatan 466/ Km2 Rasio elektrifikasi dusun 100%
Luas 123,98 Km2 3 Kec, 43 Desa, 448 Banjar 427.722 orang, Kepadatan 3450/ Km2 Rasio elektrifikasi dusun 100%
Luas 368,00 Km2 7 Kec, 69 Desa, 551 Banjar 373.239 orang, Kepadatan 1014/ Km2 Rasio elektrifikasi dusun 100%
Luas 315,00 Km2 4 Kec, 59 Desa, 272 Banjar 166.552 orang, Kepadatan 529/ Km2 Rasio elektrifikasi dusun 87,97%
Elektrifikasi Bali tahun 2000 - 2005 Realisasi No
Uraian 2000
2001
2002
2003
2004
2005
1.
Ratio Elektrifikasi (%)
69,4
74,8
75,5
76,8
77,5
87,06
2.
Desa Berlistrik (%)
100
100
100
100
100
100 (674 desa)
3.
Dusun Berlistrik
96,6
4.
Dusun Belum Berlistrik
120
96,94 97,03 97,38 97,44 108
105
100
98
97,65 90
Dusun Belum Berlistrik (Status s/d. Desember 2005)
No
Kabupaten
Dusun Belum Berlistrik 2004
2005
1
Buleleng
5
5
2
Karangasem
36
33
3
Klungkung
33
29
4
Bangli
24
23
98
90
Provinsi Bali
POTENSI SUMBER ENERGI LISTRIK JANGKA MENENGAH & JANGKA PANJANG JENIS PEMBANGKIT : • • • • • • •
PLT Panas Bumi – Bedugul ( 10 – 175 MW) PLT Biomasa (2 x 4.8 MW) PLT Air - Ayung (20 MW) Sea Water Pump Storage Power Plant – Ungasan PLT Uap (Batubara/Gas) PLT Angin – Nusa Penida PLT Surya – Kusamba atau
•
TRANSMISI 500 KV JAWA-BALI : • •
Over Head Line. Tunnel (Terowongan)
KEBIJAKAN SISTEM KETENAGALISTRIKAN •
MENGUTAMAKAN PEMBANGKITAN DENGAN SUMBER ENERGI PRIMER SETEMPAT DAN RAMAH LINGKUNGAN;
•
BILA TIDAK CUKUP MAKA DIPERLUKAN ENERGI PRIMER DARI LUAR BALI YANG RAMAH LINGKUNGAN;
•
PASOKAN ENERGI LISTRIK DARI SISTEM JAWAMADURA-BALI TETAP DIPERTAHANKAN BAHKAN MUNGKIN DITINGKATKAN;
•
PENYEBARAN LOKASI PEMBANGKITAN DIUSAHAKAN MERATA DAN SEIMBANG DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TEKNIS, EKONOMIS DAN KEBUTUHAN PASOKAN ENERGI;
•
MENGURANGI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK PEMBANGKITAN;
•
MEMBANGUN SUASANA KONDUSIF UNTUK PENGUSAHAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH;
•
MENDORONG PERAN AKTIF PENGUSAHA DAERAH DALAM PENGUSAHAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH;
•
MEMBERIKAN PELUANG LAPANGAN KERJA SELUASLUASNYA BAGI PUTRA DAERAH;
•
PERLUASAN JARINGAN DISTRIBUSI KESELURUH WILAYAH PROPINSI BALI;
•
PEMBANGUNAN PEMBANGKITAN DAN TRANSMISI SERTA DISTRIBUSI MEMPERHATIKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN;
•
MEMBERIKAN KEMUDAHAN BAGI PENGUSAHA YANG BERBISNIS DI DAERAH TERISOLIR UNTUK MENDORONG MASUKNYA INVESTOR PENGEMBANGAN USAHA KETENAGALISTRIKAN.
KEBIJAKAN LISTRIK PERDESAAN
• UNTUK DAERAH-DAERAH YANG KURANG DIMINATI INVESTOR, PEMERINTAH DAERAH AKAN MEMBANGUN INFRASTRUKTUR YANG DIPERLUKAN UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK; • MEMBANGUN PEMBANGKIT SKALA KECIL DENGAN PEMANFAATAN POTENSI ENERGI TERBARUKAN SETEMPAT.
PENUTUP Total kebutuhan energi listrik di Provinsi Bali sampai tahun 2010 mencapai 880,95 MW dan beban puncaknya mencapai 677,66 MW. (*Sumber : RUKD Provinsi Bali) Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Bali diperlukan pembangunan pembangkit baru yang mengutamakan pemanfaatan energi primer. Bali mempunyai potensi energi primer seperti panas bumi (PLTP), air (PLTA), angin (PLTAngin), Tenaga Surya (PLTS) dan Biomasa. Namun dengan keterbatasan potensi energi primer di Bali, tidak menutup kemungkinan penggunaan PLTD, PLTBB dan PLTG.