PENGEMBANGAN WOOD ENERGI NASIONAL
Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan (Puspijak)
Pendahuluan Badan Litbang Kehutanan telah melaksanakan riset terkait kayu energi sejak tahun 1970an, termasuk: Riset pengaruh kenaikan BBM tehadap konsumsi bahan bakar (Zahrul dan Fatriani, 2000); Konsumsi Kayu Bakar Nasional (Satria Astana, D. Djaenudin, 2004), dan Riset panjang terkait dengan briket arang kayu dan design peralatannya (Gustan Pari dkk, 1998)
Pendahuluan Pengembangan wood pellet sebagai energi alternatif nasional mendukung energi bersih, dan terbarukan (2012) Peluang pengembangan wood energi sangat luas karena besarnya limbah industri dan hutan tanaman Subsidi BBM sekitar Rp. 300 triliun per tahun
Maksud dan Tujuan Maksud: Pengembangan wood energi nasional Tujuan: Sejarah riset kayu bakar Peraturan perundangan wood energi Budidaya jenis pohon potensial untuk wood energi Tantangan dan strategi pengembangan wood energy nasional
Riset Wood Energy Balitbang Kehutanan melaksanakan penelitian terintegrasi (RPI 8) mengenai pengelolaan hutan tanaman kayu energi yang terkait: informasi persyaratan tempat tumbuh dan pertumbuhan jenis tanaman kayu energi. Paket IPTEK produksi benih/bibit bermutu tanaman hutan kayu energi. Paket informasi teknik silvikultur untuk peningkatan produktivitas dan nilai ekonomi jenis tanaman kayu energi Kandungan energi kayu bakar untuk tanaman energi dengan terubusan
Riset Wood Energy Penawaran dan Permintaan Tingginya kebutuhan masyarakat akan kayu bakar (KB) dan pertukangan. Konsumsi KB masy antara 0,364,89 m3/kapita/th (Sumardjani dan Waluyo, 2007). Pengembangan pola/model pengelolaan hutan rakyat untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Raharjo, et al., 2011) Pola permintaan KB oleh rumah tangga dipengaruhi oleh harga KB, pendapatan , jenis pekerjaan kepala rumah tangga dan jumlah keluarga (Zain, 2001) Dari beberapa literatur disimpulkan bahwa kenaikan harga BBM meningkatkan permintaan KB
Riset Wood Energy Biaya Produksi Wood Pelleet (Skala Besar) Produksi 25 ton/hari, 10 jam/hari Produksi 2.500 ton per bulan (rendemen 80%) menjadi 3.125 ton Limbah diperlukan 1,87 juta m3 per bulan Luas tanaman energi kaliandra 3.750 ha Harga sekitar Rp. 1.300 per kg Persoalan bahan baku jadi prioritas untuk dicarikan solusi
Riset Wood Energy Di negara maju, harga energi dari kayu cenderung lebih mahal dibandingkan dengan fosil fuel. memberikan subsidi dan insentif untuk mendorong penggunaan kayu energi dengan berbagai alasan seperti Untuk menjamin ketersediaan energi, mendorong penggunaan kayu energi yang murah, untuk mengurangi negatif eksternalitas dari penggunaan sumber energi yang ada.
Riset Wood Energy Kayu bakar dijadikan kebijakan nasional dalam rangka perlindungan lingkungan. Kebijakan tersebut mengharuskan penggunaan bahan bakar terbarukan (renewable energy) dengan porsi tertentu. Sebagai contoh, perusahaa listrik di Inggris harus menggunakan bahan bakar terbarukan sebesar 10% pada tahun 2010 (Horgan, 2003).
Peraturan Perundangan Wood Energy Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional yang mentargetkan 5% kontribusi energi baru dan terbarukan, termasuk didalamnya adalah biomassa, dalam bauran energi nasional tahun 2025. UU Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi yang antara lain memprioritaskan pemanfataan energi untuk kebutuhan masyarakat dan peningkatan kegiatan ekonomi di daerah penghasil sumber energi.
Salah Satu Wood Energi: Wood Pellet Hasil olahan ini dikemas dalam bentuk pellet diamter 6 – 10 mm dan pjg 10 – 30 mm. Kepadatan rata-rata 650 kg/m3 atau 1,5 m3/ton. Kadar abunya rendah 0,5%. Kandungan energinya tinggi 4,7kWh/kg atau 19.6GJ./od Mg.
WP sebagai Sumber Energi Bersih
Budidaya Jenis Pohon untuk Wood Energi (Subarudi, dkk, 2012) N o
Jenis
Riap 3 (m /ha/th)
Nilai Kalor (k kal/kg)
Kemudahan penanaman
Kemudaan pemeliharaan
1
Acacia mangium
20-30
4.8004.900
Relatif mudah
Relative mudah
Sistem permudaaan (generative/ trubusan) Biasanya generative
2
Acacia auriculiforis Sesbania grandiflora
17
4.711
Relatif mudah Mudah
Relative udah Mudah
Biasanya generative Bisa trubusan
4.464
Sangat mudah
Sangat mudah
Bisa generatif trubusan dan stek Trubusan dan stek sangat mudah Bisa generatif, trubusan dan stek
3
Tinggi 312m dapat mencapai diameter 30 cm /3-5 tahun 21
4.825
4
Leucaena leucocephala
5
Calliandra callothyrsus
15-40 t/ha/tahun
4.720
Sangat mudah
Sangat mudah
6
Gliricidia sepium
15-40
4.900
Sangat mudah
Sangat mudah
Keterangan: (i) Urutan nilai kalori tertinggi-terendah: 6, 1, 3, 5, 2 dan 4
Tanaman Energi Melalui Terubusan (Coppice) http://en.wikipedia.org/wiki/Coppicing Coppicing is a traditional method of woodland management which takes advantage of the fact that many trees make new growth from the stump or roots if cut down.
Young tree stems are repeatedly cut down to near ground level. In subsequent growth years, many new shoots will emerge, and, after a number of years the coppiced tree, or stool, is ready to be harvested, and the cycle begins again.
Tanaman Energi Melalui Terubusan (Coppice) http://en.wikipedia.org/wiki/Coppicing The cycle length depends upon the species cut, the local custom, and the use to which the product is put. Birch can be coppiced for faggots (bundles of brushwood) on a three- or four-year cycle, whereas oak can be coppiced over a fifty-year cycle for poles or firewood.
TANTANGAN PENGEMBANGAN WOOD ENERGI NASIONAL Kegiatan riset energi terbarukan selama ini tidak terarah untuk menunjang produksi secara nasional dan menunjang kenaikan harga BBM Perlu kejelasan kebijakan untuk menerapkan hasil riset energi terbarukan Ribut-ribut BBN setelah harga crude oil di pasar international naik lebih dari 100 USD/barrel
TANTANGAN PENGEMBANGAN WOOD ENERGI NASIONAL Insentif (Rp.1500/liter) tahun 2011 tidak terserap untuk produsen bioetanol dan biodiesel (kalah kompetitif dengan BBM). Peluang insentif dinaikkan (Rp.3000/liter) dan harga bensin dan solar naik dari Rp. 4500/liter menjadi Rp. 6000/liter pada April 2012. PLTN (Nuklir) dengan anggaran sosialisasi Rp. 450 milyar sebaiknya dialihkan untuk BBN karena tidak ada alasan untuk PLTN (pengalaman Jepang dan Indonesia negeri ring of fire).
TANTANGAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN NO
SUMBER ENERGI TERBARUKAN
POTENSI (MW)
PEMANFAATN (MW)
PER SEN (%)
1.
Hidro
75.670
5.705
7,54
2.
Geothermal
29.038
1.189
4,10
3.
Mikrohidro
1.013
462
45,61
4.
Biomassa
49.810
1.618
3,25
Sumber: Kompas (09/03/12)
STRATEGI PENGEMBANGAN WOOD ENERGI NASIONAL Kajian tentang Potensi Limbah (lokasi, jumlah dan jenis limbah) dan silvikultur hutan kayu energi (kalori tinggi, cepat tumbuh dan trubusan) Kebijakan insentif (bebas PSDH dan DR) untuk pemanfaatan Limbah dan pembangunan tanaman wood energy Rencana Induk pemanfaatan limbah untuk wood energy Analisis keuntungan dan biaya (BCA) produksi wood energy
Proses produksi wood energi yang efektif dan efesien Rancang bangun mesin produksi wood energi buatan dalam negeri Strategi pemasaran dan pasar wood energi dalam dan luar negeri Penanaman kayu energi lebih diprioritaskan di seluruh Indonesia Industri kecil, menengah dan rumah tangga harus mendapat kompensasi carbon for energi seperti perusahaan besar yang sudah menikmati carbon for electricity
Sumber: PT Solar Park