KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) lingkup Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja lingkup BBSDLP ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja lingkup BBSDLP TA 2014 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Dalam dokumen PK tersebut ditetapkan 2 (dua) sasaran strategis dengan 5 (lima) indikator kinerja yang ingin dicapai oleh lingkup BBSDLP pada TA 2014. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh seluruh balai di lingkup BBSDLP yakni: BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra, dan Balingtan yang bekerja sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja lingkup BBSDLP Tahun 2014 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja lingkup BBSDLP selanjutnya. Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar,
Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. NIP. 19640623 198903 1 002
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
iv
I
PENDAHULUAN
1
II
PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
4
2.1.
Perencanaan Strategis
4
2.2.
Perencanaan Kinerja Tahun 2014
13
2.3.
Penetapan Kinerja Tahun 2014
14
III
AKUNTABILITAS KINERJA
16
3.1.
Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2014
16
3.2.
Analisis Capaian Kinerja
17
3.3.
Akuntabilitas Keuangan
79
3.4.
Kegiatan Kerjasama
82
PENUTUP
84
LAMPIRAN-LAMPIRAN
85
ii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Tim Penyusun LAKIP BBSDLP TA 2014
85
Lampiran 2. Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya
86
Lahan Pertanian Lampiran 3. Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup BBSDLP TA 2014
87
Lampiran 4. Formulir Rencana Strategis BBSDLP Tahun 2010 – 2014
100
Lampiran 5. Rencana Kinerja Tahunan Lingkup BBSDLP TA 2014
105
Lampiran 6. Penetapan Kinerja Tahunan Lingkup BBSDLP TA 2014
106
Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tahunan Lingkup BBSDLP TA 2014
107
Lampiran 8. Target dan Capaian Kinerja BBSDLP Tahun 2010–2014
108
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BBSDLP tahun 2010-2014 (edisi revisi) sebagai berikut: (1) Menghasilkan data dan informasi sumber daya lahan dalam bentuk spasial dan tabular, (2) Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pengelolaan lahan sawah, lahan kering dan lahan rawa, serta formulasi pupuk anorganik, organik, hayati, dan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan berkelanjutan, (3) Menghasilkan dan mengembangkan sistem informasi agroklimat, dan inovasi teknologi pengelolaan air, (4) Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan pertanian, (5) Menghasilkan rekomendasi kebijakan peruntukan, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial, (6) Menjalin kerjasama dan kemitraan penelitian dan pengembangan dengan lembaga nasional dan internasional serta mempercepat diseminasi inovasi teknologi dan informasi sumber daya lahan pertanian, dan (7) Meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai good and clean governance. Tujuan utama BBSDLP tahun 2010-2014 tersebut, menjadi dasar dalam menentukan sasaran strategis yang ingin dicapai BBSDLP pada tahun anggaran 2014 yang dituangkan dalam Penetapan Kinerja (PK) Lingkup BBSDLP yakni: (1) Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian dengan 4 (empat) indikator kinerja, dan (2) Terselenggaranya diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian dengan 1 (satu) indikator kinerja. Berdasarkan hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja (PPK) sampai akhir bulan Desember 2014, seluruh indikator kinerja sasaran yang ditetapkan untuk TA 2014 telah berhasil diselesaikan dengan rata-rata persentase capaian 175,1% (sangat berhasil). Faktor-faktor penghambat yang dihadapi peneliti dalam upaya pencapaian sasaran kegiatan selama TA 2014 adalah: faktor alam berupa kondisi cuaca dan serangan hama & penyakit tanaman, dan faktor SDM berupa terbatasnya jumlah SDM berkualitas/berkeahlian khusus. Untuk mengatasi kendala serangan hama akibat cuaca yang buruk, peneliti mengintensifkan pengamatan dan segera melakukan pemberantasan hama saat serangan hama terdeteksi secara dini, akan tetapi jika serangan hama sudah sangat parah, maka peneliti mengulang lagi dengan tanaman yang baru. Untuk mengatasi cuaca ekstrim, peneliti mengatasinya
iv
dengan pembuatan embung untuk mengatasi kekeringan, dan membuat parit/saluran irigasi atau menanam varietas yang adaptif terhadap genangan air. Keterbatasan jumlah SDM berkualitas/berkeahlian khusus telah diatasi dengan cara memaksimalkan SDM yang ada dan dengan melibatkan tenaga luar yang memenuhi kualifikasi sesuai kebutuhan. Untuk membiayai pencapaian sasaran strategis di lingkup BBSDLP, pada tahun anggaran 2014, lingkup BBSDLP berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) revisi terakhir mendapat anggaran (termasuk hibah) sebesar Rp. 107.319.041.000,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp 32.445.108.000,, Balittanah Rp 22.305.111.000,- , Balitklimat Rp 12.190.546.000,- , Balittra Rp 16.574.515.000,- , dan Balingtan Rp 23.803.761.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output sebagaimana yang tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 20 peta tematik potensi sumber daya lahan tingkat tinjau dan semi detail, 2) menghasilkan 36 teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, 3) menghasilkan 5 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim, 4) menghasilkan 10 rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global, dan 5) menghasilkan 1000 Eks Kalender Tanam dan 150 unit Test Kit yang terdistribusikan. Dari total anggaran sebesar Rp. 107.319.041.000,- dana yang bersumber dari APBN sebesar Rp. 99.092.560.000,-, sedangkan sisanya sebesar Rp. 8.226.481.000,- berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp. 7.639.900.000,- dikelola oleh BBSDLP, dan sebesar Rp. 586.581.000,- dikelola oleh Balittanah. Hingga akhir Desember 2014, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp. 98.308.882.423,- atau 91,60% dengan rincian: BBSDLP Rp. 31.079.313.699,- atau 95,79%, Balittanah Rp. 20.783.034.386,- atau 93,18%, Balitklimat Rp. 11.633.832.507,- atau 95,43%, Balittra Rp. 15.958.979.466,- atau 96,29%, dan Balingtan Rp. 18.853.722.365,- atau 79,20%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 9.010.158.577,- atau 8,4%. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 91,60%, akan tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Pencapaian target sasaran yang berhasil direalisasikan oleh lingkup BBSDLP hingga akhir Desember adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 28 peta tematik potensi sumber daya lahan tingkat tinjau dan semi detail dari target 20 peta, 2) menghasilkan 40 teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan dari target 36 teknologi, 3) menghasilkan 5 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim dari target 5 teknologi, 4) menghasilkan 10 rekomendasi
v
kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global dari target 10 rekomendasi, dan 5) menghasilkan 5000 Eks Kalender Tanam dari target 1000 eks, dan 192 unit Test Kit dari target 150 unit yang terdistribusikan. Dengan efisiensi sejumlah itu, satker-satker lingkup BBSDLP telah dapat melaksanakan kegiatan dengan tingkat pencapaian sasaran strategis sangat berhasil.
vi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP)
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No
37/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis di
bidang
penelitian
dan
pengembangan,
yang
berada
di
bawah
dan
bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Berdasarkan Permentan
tersebut, BBSDLP
mempunyai tugas melaksanakan
penelitian pengembangan sumber daya lahan pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumber daya lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumber daya lahan pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan perlengkapan BBSDLP. Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006 mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumber daya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah – Bogor, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi – Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa – Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian – Jakenan,
Pati,
Jawa
Tengah.
Koordinasi
difokuskan
untuk
mensinergikan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan dan untuk menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT. Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG),
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium. Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumber daya lahan dan pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki. Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk
mewujudkan
peran
litbang
dalam
pembangunan
pertanian
(impact
recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab
kesemuanya
itu,
ke
depan
BBSDLP
akan
meningkatkan
kerja
sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku usaha nasional maupun internasional. Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data per 31 Desember 2014, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 504 orang dengan komposisi SDM menurut pendidikan terakhir sebagai berikut: lulusan S3 sebanyak 55 orang, lulusan S2 sebanyak 72 orang, lulusan S1 sebanyak 108 orang, lulusan D3 sebanyak 39 orang dan lulusan < S0 sebanyak 230 orang. Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa instalasi laboratorium tanah; rumah kaca; kebun percobaan lahan kering di Tamanbogo yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan lahan kering; kebun percobaan lahan rawa di Banjarbaru yang terdiri dari: KP. Belandean (Lahan Pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (Lahan Lebak-tadah hujan), KP. Handil Manarap (Lahan Tadah hujan), KP. Binuang (lahan kering-tadah hujan-
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (Lahan Lebak dangkal-tengahan); dan kebun percobaan Jakenan. Pemanfaatan kebun percobaan ini masih harus terus dioptimalkan. Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu) laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1) Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika & biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1) Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga) Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca (Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC) tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2 dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3) Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas rumah kaca secara langsung di lapangan. Selain itu BBSDLP juga telah memiliki Laborartorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Perencanaan Strategis Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2010-2014 (edisi revisi) merupakan lanjutan dari Renstra 2005-2009, yang disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis global maupun nasional, terutama dalam aspek sumber daya lahan pertanian. Renstra ini disusun dalam rangka memenuhi perintah INPRES No. 7 tahun 1999 tentang kewajiban bagi setiap K/L untuk menyusun Renstra dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Penyusunan Renstra
BBSDLP
2010-2014 (edisi
revisi)
mengacu
dan
berpedoman pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, dan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010-2014. Secara operasional, Renstra ini menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders. 2.1.1. Visi “Pada tahun 2014, menjadi lembaga litbang penyedia informasi dan teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian berkelas dunia untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan” 2.1.2. Misi BBSDLP a.
Menghasilkan,
mengembangkan,
dan
mendiseminasikan data/informasi,
inovasi teknologi serta rekomendasi kebijakan di bidang sumber daya lahan pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan serta berkontribusi pada pengembangan Iptek, b.
Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian sumber daya lahan serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya, dan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
c.
Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional dalam rangka penguasaan Iptek dan peningkatan peran litbang sumber daya lahan dalam pembangunan pertanian.
2.1.3. Tujuan dan Sasaran a.
Tujuan Utama Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun 2010-2014 adalah sebagai
berikut: 1) Menghasilkan data dan informasi sumber daya lahan dalam bentuk spasial dan tabular. 2) Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pengelolaan lahan sawah, lahan kering, dan lahan rawa, serta formulasi pupuk anorganik, organik, hayati, dan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan berkelanjutan. 3) Menghasilkan dan mengembangkan sistem informasi agroklimat, dan inovasi teknologi pengelolaan air. 4) Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan pertanian. 5) Menghasilkan rekomendasi kebijakan peruntukan,
pemanfaatan, dan
pengelolaan sumber daya lahan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial. 6) Menjalin kerjasama dan kemitraan penelitian dan pengembangan dengan lembaga nasional dan internasional serta mempercepat diseminasi inovasi teknologi dan informasi sumber daya lahan pertanian. 7) Meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai good and clean governance. b.
Sasaran Strategis Sasaran strategis yang ingin dicapai BBSDLP pada periode 2010-2014 adalah: 1) Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian. 2) Terselenggaranya
diseminasi
inovasi
teknologi
sumber
daya
lahan
pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
5
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
2.1.4. Target Utama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Dalam lima tahun ke depan (2010 – 2014), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian mempunyai beberapa target utama di berbagai bidang penelitian dan diseminasi, yaitu: 1)
Peta
sumber
daya
lahan
tingkat
tinjau
dan
semi
detil
untuk
pengembangan komoditas unggulan dan sawah bukaan baru. 2)
Peta lahan sub optimal/lahan rawa, lahan terlantar, dan terdegradasi.
3)
Peta tematik status hara, kalender tanam, peta kekeringan, peta rawan banjir, peta residu pestisida, peta cemaran logam berat, dan peta tematik lainnya sesuai kebutuhan.
4)
Prediksi dan sistem informasi iklim.
5)
Sistem peringatan dini ancaman bencana (banjir, kekeringan, dan organisme penggangu tanaman).
6)
Perangkat uji cepat (test kit) tanah, pupuk, dan hara tanaman.
7)
Formula pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati, dan pembenah tanah.
8)
Teknologi pengelolaan kesuburan, konservasi tanah, dan pengelolaan air.
9)
Teknologi reklamasi dan remediasi lahan terdegrasi/tercemar.
10) Rekomendasi kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan. 11) Rekomendasi kebijakan antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim. 12) Publikasi Iptek sumber daya lahan pertanian. 2.1.5. a.
Arah Kebijakan
Arah Kebijakan Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (Fokus Pada Litbang SDL) Arah kebijakan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian dalam mendukung program Badan Litbang Pertanian terkait dengan empat sukses pembangunan pertanian difokuskan kepada: 1)
Dukungan terhadap program intensifikasi sumber daya lahan eksisting produktif: a. Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi pengelolaan lahan dan pemupukan, baik pupuk organik, an-organik, hayati dan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
6
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
pembenah
tanah,
pemulihan
lahan
serta
teknologi
inovasi
pengelolaan air dan iklim; b. Memprioritaskan penyediaan dan diseminasi inovasi teknologi tanah dan
pemupukan,
efisiensi
air,
dan
kesesuaian
iklim
untuk
peningkatan produktivitas sumber daya lahan. 2)
Dukungan terhadap upaya optimalisasi sumber daya lahan terlantar dan terdegradasi (bongkor, lahan tidur) dan lahan sawah bukaan baru: a. Memfokuskan
pada
penciptaan
teknologi
inovasi
teknologi
pengelolaan lahan reklamasi, pemupukan, dan pengelolaan air untuk perbaikan dan peningkatan kesuburan lahan. b. Menyediakan informasi potensi dan karakteristik sumber daya lahan terlantar, terdegradasi, dan sawah bukaan baru. c.
Memprioritaskan penyediaan dan diseminasi inovasi teknologi tanah dan
pemupukan,
efisiensi
air,
dan
kesesuaian
iklim
untuk
peningkatan produktivitas sumber daya lahan terlantar, terdegradasi, dan sawah bukaan baru. 3)
Dukungan terhadap upaya pengamanan produksi pertanian akibat ancaman variabilitas dan perubahan iklim serta bencana lainnya: a. Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi pengelolaan lahan dan air adaptif untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan bencana lainnya. b. Mengembangkan sistem informasi iklim, sistem informasi geografi (GIS), dan remote sensing sumber daya lahan wilayah rentan dan rawan bencana. c.
Memprioritaskan
penyediaan
dan
diseminasi
inovasi
teknologi
pengelolaan tanah, pemupukan, dan air yang adaptif terhadap perubahan iklim dan ancaman bencana lainnya. 4)
Dukungan terhadap program ekstensifikasi dan pengembangan sumber daya lahan pertanian: a. Memfokuskan pada pembangunan data dan informasi tabular dan spasial (peta) karakteristik dan potensi sumber daya lahan potensial untuk pengembangan pertanian. b. Mengembangkan sistem data base, teknologi remote sensing, dan sistem informasi geografi (GIS) sumber daya lahan potensial.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
7
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
c.
Memprioritaskan penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi tabular dan spasial (peta) karakteristik dan potensi sumber daya lahan potensial untuk pengembangan pertanian.
b.
Strategi Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian 1)
Pendekatan penelitian dimulai dengan menetapkan luaran yang akan dihasilkan (output oriented). Luaran yang dihasilkan harus mempunyai nilai tambah ilmiah dan komersial, dihasilkan dalam waktu singkat serta dapat dimanfaatkan oleh pengguna.
2)
Menyempurnakan manajemen penelitian dari mulai perencanaan sampai mencapai hasil penelitian yang akuntabel dan good governance.
3)
Meningkatkan jaringan kerjasama dengan lembaga penelitian, dunia usaha, dan mitra kerja lainnya perlu dilakukan dalam rangka menggali dan meningkatkan dana penelitian; pengakuan ilmiah internasional (scientific recognation).
4)
Mempercepat dan meningkatkan diseminasi, promosi serta penjaringan umpan balik inovasi teknologi, dan kebijakan sumber daya lahan dalam rangka meningkatkan manfaat dan dampak inovasi teknologi yang dihasilkan.
5)
Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kapabilitas sumber daya penelitian melalui pelatihan SDM, penambahan sarana dan prasarana, dan struktur penganggaran yang sesuai dengan kebutuhan institusi litbang sumber daya lahan yang berkelas dunia.
6)
Mendorong inovasi teknologi yang mengarah pada pengakuan dan perlindungan HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) secara nasional dan internasional.
Selanjutnya berdasarkan kekuatan atau potensi dan kendala/kelemahan, serta peluang dan tantangan, strategi litbang sumber daya lahan dipilih atas: 1)
Penguatan inovasi teknologi dan informasi SDLP yang berorientasi ke depan, memecahkan masalah SDL, berwawasan lingkungan, serta dihasilkan dalam waktu yang relatif cepat, efisien, dan berdampak luas (ST).
2)
Outsourcing
pendanaan
dan
tenaga
ahli
melalui
aliansi
strategis/kerjasama penelitian dan pengembangan dengan lembaga
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
internasional/nasional dalam rangka memacu peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
pengguna dan pasar (WO). 3)
Optimalisasi sumber daya penelitian SDL dalam rangka memacu peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian untuk mendukung peningkatan produktivitas komoditas unggulan (SO).
4)
Optimalisasi kapasitas unit kerja untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas penelitian SDL dalam rangka menghasilkan produk penelitian dan pengembangan SDL yang berwawasan lingkungan serta dihasilkan dalam waktu yang singkat, efisien, dan berdampak luas (WT).
5)
Peningkatan efektifitas rekomendasi kebijakan antisipatif dan responsif SDLP dalam kerangka pembangunan pertanian untuk memecahkan berbagai masalah dan isu-isu pembangunan pertanian/SDLP yang sedang berkembang (WT).
2.1.6. Program dan Kegiatan Pada periode 2010-2014 Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya Litbang menurut komoditas prioritas ditetapkan oleh Kementerian Pertanian terdiri dari padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu. Sementara yang termasuk dalam 35 fokus komoditas yaitu: Pangan (padi, kedele, jagung, ubi kayu, dan kacang tanah), Hortikultura (kentang, cabe merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, durian, rimpang, dan jeruk), Perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, tanaman serat, tebu, tembakau, dan cengkeh), serta Peternakan (sapi potong, kambing, domba, babi, ayam buras, dan itik). Berdasarkan orientasi outputnya, program penelitian dan pengembangan di masing-masing unit kerja penelitian diarahkan pada 2 kategori, sebagai berikut: a. Program Bertujuan Nilai Tambah Ilmiah (Scientific Recognation) adalah kegiatan untuk menghasilkan inovasi teknologi, diseminasi, dan kelembagaan pendukung untuk peningkatan produksi 5 komoditas prioritas dan 30 fokus komoditas pertanian. b. Program
Bertujuan
Nilai
Tambah
Komersial
(Impact
Recognation) adalah kegiatan Litbang untuk mendukung program strategis Kementerian Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Berdasarkan sasarannya, maka dalam pelaksanaannya, program litbang sumber daya lahan pertanian dipilah atas tiga koridor atau klaster utama, yaitu: a. Program penelitian “in house” yang lebih hulu dan berorientasi untuk menghasilkan invensi, paten, dan produk-produk ilmiah termasuk Karya Tulis Ilmiah (KTI). b. Program Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung Program Empat Sukses Pembangunan Pertanian. a. Program Penelitian dan Pengembangan untuk memecahkan masalahmasalah strategis dan global, seperti fenomena perubahan iklim, krisis energi, dan lain-lain. Prioritas penelitian yang akan dikerjakan oleh Balai Besar Litbang SDLP dan keempat balai koordinasinya adalah identifikasi, karakterisasi, evaluasi, dan pengelolaan sumber daya lahan pertanian (tanah, iklim, rawa, dan lingkungan pertanian),
serta
teknologi
dan
pengelolaan
pupuk,
untuk
mendukung
pengembangan Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan. Dalam lima tahun mendatang Balai Besar Litbang SDLP, berinisiatif untuk juga mengambil peran di depan dalam merespons berbagai isu sumber daya lahan dan lingkungan hidup. Antisipasi, adaptasi, dan mitigasi Perubahan Lingkungan Pertanian ditujukan mengantisipasi perubahan lingkungan pertanian karena pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global dan lahan terdegradasi. Seluruh kegiatan penelitian tersebut dilaksanakan oleh UPT di lingkup Balai Besar Litbang SDLP. a.
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian 1) Inventarisasi dan Evaluasi Potensi Sumber Daya Lahan Pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis GIS. 2) Penelitian
Optimalisasi
Pemanfaatan
Sumber
Daya
Lahan,
berupa
pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim, dan air), formulasi pupuk (anorganik,
organik,
dan
hayati)
dan
formulasi
pembenah
mendukung P2BN, hortikultura, dan tanaman pangan lainnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
10
tanah,
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
3) Program Mitigasi dan Adapatasi Perubahan Lingkungan Pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantasipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global dan degradasi lahan, mendukung program strategis dan hortikultura. b.
Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertaian diharapkan
dapat menjembatani apa yang dilaksanakan Puslit/BB/LRPI dengan apa yang dibutuhkan pengguna di berbagai tingkatan di daerah. Upaya memadukan apa yang dihasilkan berbagai UK/UPT litbang dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat merupakan inti dari program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian, sehingga dapat meningkatkan diseminasi hasil-hasil penelitian sumber daya lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, dan Lingkungan Pertanian). c.
Pengembangan Kelembagaan dan Komunikasi Hasil Litbang Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya
kerja inovatif, reformasi birokrasi, pengembangan sumber daya Litbang (SDM, sarana, dan prasarana) diikuti pengembangan standardisasi dan akreditasi lembaga dan pranata Litbang. Guna memicu output optimal, maka diperlukan pengembangan manajemen teknologi informasi dan sistem informasi serta koordinasi jaringan kerjasama penelitian dan pengkajian. Reformasi perencanaan dan penganggaran, penyempurnaan sistem monitoring dan evaluasi. 1) Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. 2) Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. 3) Pengembangan Sistem Informasi, Komunikasi, dan Umpan Balik Inovasi Penelitian Sumber Daya Lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, Lingkungan Pertanian). 4) Peningkatan Kapasitas Penerbitan Publikasi dan Dokumentasi Hasil-hasil Penelitian Sumber Daya Lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, Lingkungan Pertanian). 5) Kegiatan
Pengembangan
Perpustakaan
Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
11
dan
Penyebaran
Teknologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
6) Peningkatan kerjasama penelitian dan pengembangan dengan lembaga internasional/nasional. d.
Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Akan menghasilkan hasil analisis kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan
pertanian untuk menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya lahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah. Isu dan permasalah yang diperkirakan akan mengemuka berkaitan dengan sumber daya lahan pertanian di masa akan datang adalah: perubahan iklim global, emisi gas rumah kaca, perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, degradasi lahan dan lahan terlantar, masalah pencemaran lingkungan pertanian, kekeringan, dan banjir. Kegiatannya adalah: 1) Analisis dan Sintesis Kebijakan Peruntukkan, pemanfaatan, dan pengelolaan Sumber daya Lahan Pertanian. 2) Analisis dan Sintesis Kebijakan Pupuk dan Pemupukan. 3) Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Sumber Daya Lahan. 2.1.7. Indikator Kinerja Utama Untuk mencapai tujuan dan sasaran BBSDLP yang telah ditetapkan, telah disusun Program Utama 2010 – 2014 dengan rencana tindak dan Indikator Kinerja Utama (IKU) seperti disajikan pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Langkah Operasional dan Indikator Kinerja Utama BBSDLP 2010-2014. Rencana Tindak
Indikator Kinerja Utama
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
Jumlah Peta Potensi Sumber Daya Lahan Tingkat Tinjau di P. Papua dan Kalimantan serta Tingkat Semidetil di P. Kalimantan, P. Sulawesi, P. Nusa Tenggara, P. Sumatera, P. Maluku, dan P. Papua. Jumlah Informasi dan paket komponen teknologi pengelolaan SDL (lahan kering, lahan sawah, dan lahan rawa, air, teknologi adaptasi, mitigasi perubahan lingkungan pertanian) mendukung P2BN dan tanaman pangan lainnya. Jumlah formula pupuk dan pembenah tanah, perangkat uji, perangkat lunak.
Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian
Jumlah intensitas 30 kali diseminasi inovasi teknologi litbang sumber daya lahan pertanian.
Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Litbang Pertanian
Meningkatnya penggunaan dan pemanfaatan tujuh kebun percobaan. Tersusunnya standar baku SDM di 5 UPT lingkup BBSDLP.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Terselenggaranya reformasi birokrasi, perencanaan dan penganggaran di 5 UPT lingkup BBSDLP. Diperolehnya dan dipertahankannya sertifikat ISO 9001 2008 di 5 UPT lingkup BBSDLP. 100% laboratorium di Balit & BB terakreditasi ISO/IEC 17025: 2005. Analisis dan Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Pertanian
Jumlah rekomendasi (Policy Brief) tentang kebijakan sumber daya lahan pertanian. Jumlah makalah kebijakan tentang isu-isu mutakhir bidang sumber daya lahan pertanian diantaranya masalah perubahan iklim, model pengembangan lahan kering beriklim kering.
Sedangkan target capaian IKU BBSDLP pada tahun 2014 sebagaimana yang tercantum dalam lampiran Renstra BBSDLP 2010-2014 edisi revisi adalah sebagai berikut: Tabel 2. Target IKU yang ingin dicapai BBSDLP pada TA 2014 Nomor
IKU
Target
1
Jumlah informasi/peta potensi sumber daya lahan
14
2.
Jumlah informasi, komponen teknologi pengelolaan SDL, formula pupuk dan pembenah tanah, test kit, dan perangkat lunak
23
3.
Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global
10
4.
Jumlah Publikasi SDLP
5
5.
Jumlah Seminar Nasional
1
6.
Jumlah teknologi SDLP terdiseminasi
3
2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2014 Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2014, telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya pencapaian sasaran pada TA 2014. Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan Teknologi Varietas Unggul Berdaya Saing. Kegiatan utama yang telah ditetapkan adalah Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian. Dari kegiatan tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan lingkup BBSDLP, TA 2014 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian
1.
Jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian
18 peta
2.
Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah
37 teknologi
3.
Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan : a. Kalender Tanam Terpadu b. Test Kit
5 teknologi
4. - Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL
5.
10 rekomendasi
1.000 eks 250 unit
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2014, BBSDLP merencanakan untuk: (1) menghasilkan 20 peta tematik sumber daya lahan pertanian, (2) menghasilkan 36 teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah, (3) menghasilkan 5 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, (4) terdistribusikannya 1000 eks Kalender Tanam Terpadu, dan 150 unit test kit. 2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2014 Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, selanjutnya diajukan kepada Kepala Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja.Pada tahun anggaran 2014, Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) BBSDLP mengalami perubahan dari yang semula ditetapkan oleh Ka BBSDLP lama (Dr. Muhrizal Syarwani, M.Sc) dan ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian pada tanggal 31 Januari 2014, berubah menjadi PKT yang ditetapkan oleh Ka BBSDLP
baru (Dr. Dedi
Nursyamsi, M.Agr) dan ditanda tangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian pada tanggal 6 Agustus 2014. PKT awal dan PKT revisi tersebut disajikan pada tabel berikut ini:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
14
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Tabel 4. Penetapan Kinerja Tahunan (PKT awal) lingkup BBSDLP tahun 2014 edisi 02 Januari 2014. SASARAN STRATEGIS Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian
- Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL Pagu Anggaran sebelum revisi Pagu Anggaran setelah revisi
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian
18 peta
2.
Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah
37 teknologi
3.
Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim 4. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global 5. Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan: a. Kalender Tanam Terpadu b. Test Kit Rp. 102.947.711.000,-
6 teknologi 10 rekomendasi
1.000 eks 250 unit
Rp. 107.319.041.000,-
Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan (PKT revisi) lingkup BBSDLP tahun 2014 edisi 06 Agustus 2014. SASARAN STRATEGIS Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian
- Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL Pagu Anggaran sebelum revisi Pagu Anggaran setelah revisi
INDIKATOR KINERJA
6.
Jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian
20 peta
7.
Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah
36 teknologi
8.
Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim 9. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global 10. Jumlah diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian melalui: a. Kalender Tanam Terpadu b. Test Kit Rp. 102.947.711.000,Rp. 107.319.041.000,-
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
15
TARGET
5 teknologi 10 rekomendasi
1.000 eks 150 unit
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59 persen. 3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2014 Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2014 (edisi revisi), Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian mempunyai 2 (dua) Sasaran Strategis dengan 5 indikator kinerja sasaran yang ingin dicapai. Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja BBSDLP hingga akhir tahun 2014, Pencapaian Indikator Kinerja sasaran kegiatan utama BBSDLP adalah sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
%
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian
1. Jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian
20 peta
2. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah
36 teknlg
40 tekn
111
3. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim 4. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global
5 teknlg
5 Tekn
100
10 Rekom
11 Rekom
110
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
16
28 Peta
140
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
- Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL
5. Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan : a. Kalender Tanam Terpadu b. Test Kit
Pagu Anggaran
Rp. 107.319.041.000,-
Realisasi Anggaran
Rp. 98.308.882.423,- (91,60)
1.000 eks 150 unit
5000 Eks 192 Unit
500 128
Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator kinerja sasaran lingkup BBSDLP tahun 2014 untuk sasaran pertama mencapai rata-rata 115,25% menunjukkan tingkat keberhasilan sangat berhasil, sedangkan untuk sasaran kedua mencapai 314% dengan katagori tingkat capaian sangat berhasil. Dengan demikian capaian kinerja keseluruhan BBSDLP TA 2014 adalah 214,63% dengan katagori tingkat capaian Sangat Berhasil. Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 3.2. Analisis Capaian Kinerja Analisis akuntabilitas kinerja tahun 2014 BBSDLP dapat dijelaskan sebagai berikut : Sasaran 1 :
Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1 Indikator Kinerja Jumlah peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
17
Target
Realisasi
%
20 Peta
28 Peta
140
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2014 BBSDLP berhasil menyelesaikan 28 peta tematik atau 140% dari target 20 peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Keberhasilan
pencapaian
target
tersebut,
tidak
terlepas
dari
perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/RBI, radar, peta geologi, peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, pH Trough, Abney
Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk operasi lapang lainnya.
Berbagai alat survey tanah Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
18
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan, seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh ketua
Tim
(Penanggungjawab
RPTP).
Ketua
tim
bertanggungjawab
untuk
mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai.
Data dari lapang
Entri data base
Perbaikan batas SPT
Alur Entri Data dan Perbaikan Batas SPT di lapang Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP, selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan output yang dihasilkan. Secara lengkap rincian output peta yang dihasilkan beserta kegunaannya adalah:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
19
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Tabel 8. Rincian output peta yang dihasilkan beserta kegunaannya No.
Nama Teknologi
1
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Ketapang-Kalimantan Barat
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu
Kegunaan/Manfaat
2
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Seruyan – Kalimantan Tengah
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu
3
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Hulu Sungai Utara-Kalimantan Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
20
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
4
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Tabalong- Kalimantan Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu
5
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten TapinKalimantan Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu
6
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Kutai Kartanegara – Kalimantan Timur
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
21
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
7
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Nunukan-Kalimantan Utara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu
8
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Bawang Merah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Enrekang-Sulawesi Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman bawang merah dan cabai
9
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Bawang Merah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Halmahera Barat – Maluku Utara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman bawang merah dan cabai
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
22
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
10
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cengkeh dan Kelapa skala 1:50.000 kabupaten Halmahera Utara – Maluku Utara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cengkeh dan kelapa
11
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cacao dan Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Kolaka – Sulawesi Tenggara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cacao dan padi sawah
12
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cacao skala 1:50.000 kabupaten Kolaka Utara – Sulawesi Tenggara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cacao
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
23
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
13
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Cacao dan Tanaman Lada skala 1:50.000 kabupaten Luwuk Timur – Sulawesi Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa, cacao dan lada
14
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Cacao dan Tanaman Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Mamuju Utara – Sulawesi Barat
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa, cacao dan padi sawah
15
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cacao, Cengkeh dan Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Minahasa Selatan – Sulawesi Utara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cacao, cengkeh dan padi sawah
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
24
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
16
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cengkeh, Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Salak skala 1:50.000 kabupaten Minahasa Tenggara – Sulawesi Utara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cengkeh, padi sawah dan salak
17
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung dan Tanaman Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Sidrap – Sulawesi Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman jagung dan padi sawah
18
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cacao dan Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Tojo Una Una – Sulawesi Tengah.
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cacao dan padi sawah
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
25
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
19
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Belu – Nusa Tenggara Timur
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai
20
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Flores Timur - Nusa Tenggara Timur
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai
21
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Kupang - Nusa Tenggara Timur
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
26
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
22
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Lombok Barat - Nusa Tenggara Barat
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai
23
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Sumba Timur - Nusa Tenggara Timur
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai
24
Peta tipologi lahan rawa pasang surut tipe A, B, C, D dan lahan lebak dangkal, tengahan, dan dalam di pulau Sumatera (Propinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, dan Riau)
Dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usahatani pertanian di lahan pasang surut tipe A, B, C, dan D serta lahan lebak tipology dangkal, tengahan, dan dalam.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
27
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
25
Peta Kalender tanam lahan rawa hasil Updating data katam rawa di pulau Sumatera untuk padi
Dapat menentukan waktu tanam yang lebih akurat di lahan rawa pasang surut dan lebak pada kondisi iklim tahun basah, tahun kering, dan tahun normal
26
Peta tematik sebaran residu pestisida senyawa POP skala 1:50.000 (Aldrin, khlordan, DDT, dieldrin, endosulfan, endrin, heptaklor, lindan, mirex, dan toxaphen) pada lahan pertanian DAS Brantas Hulu Kota Batu)
Sebagai bahan pertimbangan penentuan prioritas perbaikan kualitas tanah sawah dan sebagai antisipasi dampak yang ditimbulkannya. Kelestarian sumberdaya lahan pertanian dengan terjaminnya keamanan produk pertanian.
27
Peta tematik sebaran logam berat skala 1:50.000 As, Cd, Pb, Cr, Co, Cu, Fe, Mn, Ni, dan Zn) pada lahan pertanian DAS Brantas Hulu Kota Batu
Remediasi lahan pertanian tercemar logam berat AS dan pengelolaan hara pada lahan pertanian mengalami defieinsi Cu, Mn dan Zn untuk meningkatkan produksi pertanian.
28
Peta Status Hara P & K Lahan Sawah skala 1:250.000 provinsi Banten.
Rekomendasi pemupukan padi dan arahan alokasi pupuk dapat ditetapkan berdasarkan sebaran kadar hara P dan K yang tertuang pada peta
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
28
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Dari seluruh output peta sumber daya lahan yang dihasilkan, 23 peta dihasilkan oleh satker BBSDLP, masing-masing 2 peta dihasilkan oleh Balittra dan Balingtan, sedangkan sisanya 1 peta dihasilkan oleh satker Balittanah. Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi surveyor akan habis pada tahun 2020. Sementara itu rekruitmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode 1978 – 1985 Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga peneliti lapang ( surveyor tanah). Para calon asisten
surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti dalam melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, sejak tahun 2011 dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey. Dengan semangat dan kemampuan yang masih tinggi, pada akhirnya seluruh tugas pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga surveyor, juga terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini diatasi dengan mengangkat tenaga outsorching yang merupakan tenaga-tenaga muda yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer. Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumberdaya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2014 dapat dilihat pada tabel berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Tabel 9 : Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2014 No
Indikator Kinerja
1
Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail (peta)
Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
6 peta (100%)
12 peta (150%)
24 peta (120%)
26 peta (186%)
28 peta (140%)
Peta-peta yang dihasilkan pada setiap tahunnya berbeda tema dan skalanya. Pada tahun 2010 dan 2011, peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan peta skala 1:250.000 yang cakupan arealnya sangat luas, dan data yangcukup kasar. Peta-peta tersebut dihasilkan dari kegiatan pemetaan tingkat tingkat tinjau. Sedangkan mulai tahun 2012 hingga 2014 peta-peta yang dihasilkan merupakan peta skala 1:50.000 dengan cakupan luasan per kabupaten. Peta skala 1:50.000 ini merupakan peta yang aplikatif dan dapat digunakan sebagai data dasar untuk perencanaan pengembangan pertanian pada tingkat kabupaten. Tema-tema peta pada skala 1:50.000 lebih diarahkan pada kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas pertanian. Dengan demikian capaian output peta antara tahun pertama dan tahun berikutnya tidak bisa dibandingkan, karena target outputnya berbedabeda antara tahun yang satu dengan lainnya. Besarnya persentasi capaian, disebabkan terjadinya perbedaan jumlah lokasi yang disurvei pada tahap perencanaan dan pelaksanaan (setelah turunnya DIPA). Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2 Indikator Kinerja Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah
Target 36 Teknologi
Realisasi
%
40 Teknologi
111
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2014 BBSDLP berhasil menghasilkan 40 teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah atau 111% dari target 37 teknologi. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%. Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan hasil dari kerja keras seluruh peneliti yang ada di Balittanah, Balingtan, dan Balittra. Dengan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
30
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: kebun percobaan, rumah kaca, laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan sesuai dengan proposal. Secara lengkap rincian output teknologi beserta kegunaan/manfaatnya yang dihasilkan adalah: Tabel 11. Rincian Output Teknologi yang dihasilkan beserta kegunaan/manfaatnya No.
Nama Teknologi
Kegunaan/Manfaat
Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Lahan (tanah, air dan lingkungan pertanian) 1
Teknologi Pengelolaan Pemulihan Produktivitas tanah terdegradasi
Dengan memanfaatkan kompos yang berasal dari jerami padi, tingkat produktivitas lahan sawah dapat tetap dipertahankan
2
Teknologi Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara
Optimalisasi rehabilitasi lahan bekas tambang batu bara
3
Teknologi Lahan Kering Iklim Basah untuk Karbon Budget Teknologi pemulihan Kualitas Lahan Sawah Terdegradasi Akibat Intrusi Air Laut
Mereduksi kehilangan karbon dari aktivitas sistem usahatani dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga berdampak terhadap mitigasi pemanasan global dan perubahan iklim. Menurunkan salinitas tanah akibat intrusi air laut
Teknologi enkapsulasi pupuk hayati
Memperpanjang viabilitas dan efektivitas mikroba dalam pupuk hayati selama penyimpanan serta tahan terhadap kondisi ekstrim Produk mikrokapsul (MCG) dan makrokapsul alginat
Proses pengomposan jerami
4
5
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
31
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
6
Teknologi perbanyakan Cyanobacter
Mempercepat produksi inokulan cyanobacter dan perbanyakan Cyanobakter dengan media biaya murah
Perbanyakan Cyanobacteria pada berbagai media pertumbuhan 7
Teknologi Percepatan Pengomposan Limbah Ternak Sapi
8
Teknologi adaptasi Rhizobium terhadap varietas kedelai dan jenis tanah
Meningkatkan mutu pupuk kandang dan pertumbuhan tanaman serta hasil panen
Kotak-kotak pengomposan Isolat Rhizobium yang mampu beradaptasi dengan varietas kedelai dan jenis tanah tertentu mampu meningkatkan fiksasi nitrogen sehingga efisiensi penggunaan pupuk N, meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai
Adaptasi Rhizobium terhadap 3 varietas kedelai dan 2 jenis tanah (ultisol dan inceptisol)
Formula Pupuk dan Pembenah Tanah 9
Formula pupuk majemuk kedelai tervalidasi
Meningkatkan produktivitas kedelai
Formula pupuk majemuk dan tanaman kedelai yang menggunakannya
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
32
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
10
Formula pupuk majemuk cabai tervalidasi
Meningkatkan produktivitas cabai
Formula pupuk majemuk dan tanaman cabai yang menggunakannya 11
Formula pupuk Pitrophos
Meningkakan produktivitas tanaman di tanah gambut
Formula pupuk Pitrophos 12
Formula mikroba multiguna
Pemanfaatan mikroba multiguna sebagai pupuk hayati dan bioamelioran dapat memperbaiki kesuburan dan produktivitas tanah
mikroba multiguna Formula mikroba multiguna 13
Formula pupuk hayati cyanobacteria dan bakteri fotosintetik anoksigenik
Meningkatkan produktivitas sawah dan hasil padi
Cyanobacteria (kiri) dan skrining Bakteri Fotosintetik Anoksigenik (BFA)(kanan)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
33
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
14
Formula bakteri decomposer yang diperkaya I harzianum
Mempercepat pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos limbah organik
Formula bakteri decomposer yang diperkaya I harzianum 15
Formula konsorsia bakteri Rhizobium untuk kacang tanah
Efisiensi pemupukan Urea, SP-36 dan KCL, mengurangi dampak pencemaran akibat pemupukan, ramah lingkungan, peningkatan pendapatan petani.
Kultur Rhizobia yang bersimbiosis dengan kacang tanah dan siap digunakan sebagai inokulan benih kacang tanah Teknologi Pengelolaan Lahan Sawah dan Kering 16 Teknologi pengelolaan hara Meningkatkan produksi padi gogo dan gogo rancah untuk padi lahan sawah tadah hujan dalam system tanam padi gogo dan gogo rancah
Areal pertanaman padi gogo
17
Teknologi pengelolaan hara S dan Zn untuk meningkatkan produktivitas lahan sawah intensifikasi
Meningkatkan produktivitas lahan sawah intensifikasi
Hara Zn (kiri) dan S (kanan)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
34
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
18
Teknologi pengelolaan lahan sawah bukaan baru berumur 2 – 4 tahun
Meningkatkan produktivitas Sawah Bukaan Baru
Dusun Kleseleon
Dusun Umaklaran
Panen di Dusun Umaklaran Produksi padi pada lahan sawah bukaan baru 19
Teknologi ameliorasi lahan kering masam pada system tumpangsari tanaman pangan dan tanaman perkebunan
Optimalisasi lahan kering masam untuk tanaman padi dan kedelai yang ditanam tumpangsari
Kedelai
Padi gogo
Areal pertanaman kedelai dan padi gogo diantaran tanaman karet 20
Teknologi pengelolaan lahan kering iklim kering : konservasi tanah dan karbon
Optimalisasai Lahan kering Iklim Kering melalui penerapan teknik konservasi tanah dan air serta konservasi karbon
Kebekolo dan tabatan watu yang telah diperkuat tanaman rumput pakan ternak Teknologi konservasi tanah dan air pada pertanaman cabai
Teknik konservasi tanah dan air dapat menurunkan erosi dan aliran permukaan tanah sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman cabai di dataran tinggi Ketahanan penetrasi (MPa)
21
1,8 1,6 1,4 1,2
KTA-0
1,0 0,8
KTA-2
0,6 0,4
KTA-4
KTA-1 KTA-3 KTA-5
0,2 0,0 1
4
7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 Kedalaman tanah (cm)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
35
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
22
Teknologi produksi pupuk dan pembenah tanah layak komersial
Prototipe Test Kit 23 Perangkat Uji Pupuk (PUP)
Formula pupuk yang layak diproduksi secara komersial oleh pihak ketiga
Dapat dihindari penggunaan pupuk yang tidak sesuai dengan komposisi hara pada kemasan, terjadi peningkatan produksi petani, dan terjaganya kelestarian lingkungan pertanian dengan penggunaan pupuk sesuai dengan kualitasnya
Perangkat Uji Pupuk (PUP) 24
Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) Hortikultura
Penyusunan rekomendasi pemupukan untuk sayuran dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sesuai dengan kadar hara di tanah yang menngacu pada jenis varietas
Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) Hortikultura
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
36
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
25
Perangkat Uji Hara Sawit (PUHS)
Respon pemupukan tanaman sawit yang lama dapat diantisipasi dengan penggunaan uji hara daun, sehingga kekurangan hara dapat segera dikoreksi. Dengan pemupukan yang baik tanaman kelapas sawit akan dapat mencapai produksi yang terbaik.
Perangkat Uji Hara Sawit (PUHS) Perangkat lunak sistem informasi pengelolaan tanah 26 Sistem Informasi Kesuburan Memberikan solusi dalam merumuskan teknologi pengelolaan Tanah lahan yang mampu meningkatkan dan mempertahankan produktivitas lahan sawah irigasi teknis 27
Sistem informasi Konservasi Tanah
Memberikan solusi dalam merumuskan teknologi pengelollaan lahan
28
Sequestrasi karbon tanah mineral (Modeling)
Menjaga dan meningkatkan cadangan karbon pada lahan pertanian sehingga produktivitas tanah dapat lestari
Teknologi Pengelolaan Pertanian Lahan Rawa Meningkatkan indek pertanaman padi menjadi IP 200 di lahan sulfat masam. SSALURAN SEKUNDER
37
SA Saluran Kuarter
Saluran Kuarter
SALURAN TERSIERER
SA Kuarter Saluran
Saluran Kuarter
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Saluran Kuarter
Saluran Kuarter
SALURAN TERSIERER
Teknologi pengelolaan Air Sistem tata air satu arah dan tabat konservasi (SISTAK) di lahan pasang surut sulfat masam
SALURAN TERSIERER
29
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
30
31
32
33
34
Teknologi percepatan peningkatan produktivitas tanah sulfat masam terdegradasi Pada tipe luapan B untuk pertanaman padi melalui percepatan oksidasi dengan inokulasi bakteri pengoksidasi pirit dan pelindian serta water treatment air buangan. Teknologi bioleaching di lahan sulfat masam menggunakan bakteri pengoksidasi pirit
Meningkatkan produktivitas lahan dan pertumbuhan tanaman padi di lahan sulfat masam.
Formula pupuk hayati sebagai dekomposer, penambat N, pelarut P lahan sulfat masam menggunakan bahan pembawa biochar untuk efisiensi pemupukan anorganik dan peningkatan produktivitas lahan sulfat masam Formula pupuk hayati sebagai penambat N dan pelarut P untuk lahan gambut menggunakan bahan pembawa biochar untuk efisiensi pemupukan anorganik dan peningkatan produktivitas lahan lahan gambut
Meningkatkan produktivitas lahan sulfat masam untuk tanaman kelapa sawit
Formula inokulum mikroba pengoksidasi pirit di lahan sulfat masam menggunakan bakteri pengoksidasi pirit
Mempercepat oksidasi pirit kemudian dilindi di lahan sulfat masam.
Meningkatkan produksi padi dan produktivitas lahan sulfat masam
Meningkatkan produksi kelapa sawit dan produktivitas lahan gambut
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
38
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
35
Peta Kalender tanam lahan rawa melalui Updating data katam rawa di pulau Sumatera untuk padi
Dapat menentukan waktu tanam yang lebih akuran di lahan rawa pasang surut dan lebak pada kondisi iklim tahun basah, tahun kering, dan tahun normal.
36
Peta Database sumberdaya pertanian lahan rawa melalui Updating data sumberdaya pertanian lahan rawa pulau Sumatera
Berguna untuk basis data pertanian lahan rawa yang dapat diakses melalui internet
37
Model prediksi hama dan penyakit utama di lahan rawa untuk wilayah lahan rawa pulau Sumatera
Dapat membantu mengurangi serangan hama dan penyakit utama padi di lahan pasang surut dan lebak berdasarkan fenomena iklim yang berkembang
Hubungan antara tungro dan curah hujan di lahan pasang surut. 38
Teknologi pengelolaan air sistem tabat untuk mitigasi GRK di lahan gambut
Menghasilkan rekomendasi teknologi pengelolaan lahan rawa gambut pasang surut melalui tata air dan pemberian biochar yang dapat memperbaiki kesuburan lahan, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kelangsungan produktivitas lahan serta dapat menekan emisi gas rumah kaca, dan aman bagi lingkungan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
39
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Teknologi Remediasi Lahan Tercemar 39 Teknologi remediasi residu pestisida senyawa POP (klordan, endosulfan, dieldrin, dan endrin)
Sebagai pertimbangan dalam memperbaiki kualitas tanah sawah tercemar bahan agokimia (residu pestisida, logam barat) untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan terutama beras. Urea arang aktif tempurung kelapa (UAATK) dan urea arang aktif tempurung kelapa mikorba (UAATKM) dapat menurunkan residu POPs (klordan, endosulfan, dieldrin, dan endrin) lebih dari 70% pada contoh tanah, dan contoh air, serta –pada contoh beras dibandingkan kontrol. Dampaknya kualitas lingkungan pertanian (tanah dan air) dan produk pertanian akan meningkat. Nilai tambah yang diperoleh adalah Meningkatnya kualitas lingkungan pertanian dari cemaran residu insektisida. Meningkatnya kualitas produk pertanian dalam rangka penyiapan persingan perdagangan bebas.
Residu klordan (a) residu endosulfan (b), residu dieldrin (c), dan residu endrin (d) 40
Teknologi remediasi logam berat (Pb, Cd, Co)
Sebagai pertimbangan dalam memperbaiki kualitas tanah sawah tercemar bahan agokimia (residu pestisida, logam barat) untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan terutama beras. Pemanfaatan mikroriza (FMA) yang dipadukan dengan pupuk organic cair dapat meremediasi tanah sawah tercemar logam berat Pb, Cd, dan Co.
Penelitian remediasi lahan pertanian tercemar logam berat di rumah kaca dan lapang (lisimeter)
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
40
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Tabel 12. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3 Indikator Kinerja Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Target
Realisasi
%
5 Teknologi
5 Teknologi
100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2014 BBSDLP berhasil menghasilkan 5 teknologi manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim atau 100% dari target 5 teknologi. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah berhasil, karena capaiannya mencapai 100%. Secara lengkap rincian output teknologi yang dihasilkan beserta kegunaan/manfaatnya adalah sebagai berikut : Tabel 13. Rincian Output Teknologi yang dihasilkan beserta kegunaan/manfaatnya No.
Nama Teknologi
Kegunaan/Manfaat
1
Sistem informasi kalender tanam terpadu tanaman padi dan palawija (jagung dan kedelai)
Untuk mengidentifikasi secara spasial dan tabular awal tanam, pola tanam, luas tanam potensial, wilayah rawan banjir dan kekeringan, potensi serangan OPT, rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk, rekomendasi varietas padi, jagung, dan kedelai pada level kecamatan seluruh Indonesia
Tampilan Web Katam Terpadu 2
Teknologi monitoring katam terpadu dan CCTV
Untuk validasi dan pemantauan pelaksanaan tanam di lapang secara on line
Desain Sistem CCTV
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
41
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
3
Teknologi pengelolaan air di lahan kering iklim kering melalui model Food Smart Village(FSV)
Untuk mendesain (menyusun rancang bangun) teknik pemanfaatan potensi sumberdaya air (jaringan irigasi dengan pipa tertutup) dari sumber ke lahan berdasarkan jenis dan potensi sumberdaya air, bentang lahan, panjang jalur distribusi saluran, dan pilihan komoditas
Food Smart Village 4
Teknologi pemanfaatan sumber energi alamiah untuk pengelolaan sumber daya air (pompa air tenaga surya)
Pompa air ini tidak memerlukan biaya energi penggerak, tidak direpotkan oleh ketersediaan bahan bakar atau listrik sehingga sangat cocok untuk daerah yang belum terjangkau listrik PLN atau daerah yang sulit diakses. Pompa air tenaga surya dapat dikembangkan di wilayah yang memiliki energi surya berlimpah dengan sumber air terbatas. Air yang ditampung dapat digunakan sebagai sumber air suplementer untuk memasok kebutuhan air pada saat defisit, pompa air ini dapat menghemat energi dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga tepat guna, efisien, dan ekonomis
Pompa air tenaga surya
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
42
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Teknologi nano hydrogel untuk efisiensi irigasi
5
Hydrogel
berbasis teknologi nano menghasilkan smart hydrogel yang mudah, murah dan ramah lingkungan yang meringankan petani dalam aplikasi irigasi karena hydrogel mampu menyerap air sehingga meningkatkan water holding capacity sehingga irigasi yang diberikan lebih hemat
Nano Hydrogel untuk efisiensi irigasi
Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output indikator kinerja kedua dan ketiga di atas secara umum antara lain: kondisi cuaca, keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, dan ketersediaan data pendukung. Kendala
cuaca
antara
lain
menyebabkan
terhambatnya
pelaksanaan
penelitian lapangan di Balittanah, Balingtan, dan Balittra; di Balittra akibat cuaca yang selalu hujan mengakibatkan lahan percobaan di rawa lebak selalu tergenang dan gagal ditanami sehingga menghambat pelaksanaan penelitian. Akibat faktor cuaca yang kurang bersahabat, juga telah menyebabkan serangan hama dan penyakit meningkat dan menyebabkan terganggunya areal pertanaman percobaan. Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus juga menjadi kendala bagi semua
balit
dalam
mendukung
pelaksanaan
kegiatan
penelitian,
analisis
laboratorium dan pengolahan data. Untuk mengatasi kendala cuaca, bila areal pertanaman kekeringan karena terlambatnya musim hujan, digunakan air yang berasal dari embung seperti yang dilakukan pada penelitian di Tamanbogo dan Balingtan-Jakenan, atau dilakukan penyiraman secara manual seperti yang dilakukan di Balittra-Banjar Baru. Sedangkan jika areal pertanaman kelebihan air (tergenang) akibat hujan yang terus-
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
43
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
menerus, semula dilakukan penanaman ulang hingga dua kali tanam, akan tetapi ternyata air tidak kunjung surut sehingga akhirnya penelitian dihentikan/digagalkan. Untuk mengatasi serangan penyakit blast (Pirycularia oryzae) pada tanaman padi yang banyak menyerang lahan percobaan di lahan gambut Balittra, dilakukan dengan pencegahan berupa seed treatment dan aplikasi fungisida tambahan selain perlakuan dengan dosis yang sama untuk semua perlakuan. Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus cukup dirasakan menyulitkan bagi para peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Di Balittanah dan Balingtan keterbatasan SDM sangat dirasakan oleh para penelliti terutama untuk membantu mengamati dan pelaksanaan perlakuan terhadap tanaman percobaan di rumah kaca maupun di lapangan, programmer, dan tenaga analis. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya yakni dengan memaksimalkan SDM yang ada dan dengan cara menggunakan tenaga dari luar yang memenuhi kualifikasi. Keberhasilan yang dicapai dalam menghasilkan output pada indikator kinerja kedua dan ketiga merupakan buah dari komitmen peneliti dan tenaga pendukung untuk mengasilkan target yang ditetapkan. Selain itu fungsi pemantauan dan evaluasi yang berjalan cukup baik menjadikan seluruh kegiatan terlaksana sesuai yang diharapkan. Setiap bulan seluruh penanggungjawab diwajibkan melaporkan perkembangan kegiatannya. Tim monev yang dibentuk pada masing-masing balai melakukan monitoring lapangan pada saat penelitian berjalan, dan selanjutnya dilakukan evaluasi berdasarkan hasil temuan pada saat monitoring yang dilakukan oleh para peneliti senior. Dengan cara demikian target yang ditetapkan telah dapat dicapai dengan baik. Tabel 14. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 4 Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global
10 Rekomendasi
11 Rekomendasi/
Policy Breaf
% 110%
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2014 BBSDLP berhasil menghasilkan 11 rekomendasi kebijakan/policy breaf pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global atau 110% dari target 10 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
44
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
kinerja 4 adalah sangat berhasil, karena capaiannya melebihi 100%. Secara lengkap rincian rekomendasi/policy breaf berikut sinopsis yang dihasilkan adalah: Tabel 15 : Judul dan Sinopsis Makalah Kebijakan Sumber Daya Lahan Tahun 2014 No 1.
Tema Makalah Kebijakan
Sinopsis
Rekomendasi Kebijakan UU No 41/2009 tentang perlindungan lahan pertanaian pangan dalam upaya percepatan berkelanjutan (LP2B) sudah tersedia, termasuk 4 PP turunannya. implementasi UU no Akan tetapi implementasi dari regulasi tersebut masih terkendala 41/2009 dalam dan belum efektif. Sekitar 78,9% (atau 401 dari 508 kab/kota) di mengendalikan konversi Indonesia belum menetapkan LP2B dalam Perda RTRWnya, lahan sawah sehingga diperkirakan sekitar 62,2% (5,04 juta ha) lahan masih rawan dialihfungsikan. Namun demikian, ada beberapa kabupaten yang telah memberikan insentif berupa keringanan 50% pajak lahan sawah melalui APBD dan mempersulit alih fungsi lahan sawah melalui perda, yaitu harus melewati satu pintu dan disepakati 9 SKPD untuk membebaskan lahan sawah > 1.000 m2.
2.
Arahan dan Pengembangan Peta kesesuaian lahan kedelai telah dibuat pada tahun 1992, dan Kedelai di Indonesia pada tahun 2014 telah dilakukan pembaharuan dengan menggunakan data terbaru pada skala 1:250.000. Peta kesesauain lahan telah ditumpangtepatkan dengan peta penggunaan lahan dan peta kawasan hutan, sehingga diperoleh sebaran lahan yang sesuai baik di lahan sawah, tegalan, perkebunan, serta lahan2 terlantar baik yang berada di kawasan APL, HGU/HTI maupuan HPK
3.
Respon cepat dalam menghadapi bencana erupsi gunung api berbasis inovasi teknologi
Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai gunung berapi aktif terbanyak di dunia, yaitu sekitar 127 gunung berapi aktif dengan kurang lebih 5 juta penduduk yang berdiam di sekitarnya. Tindakan cepat yang harus di sektor pertanian pasca erupsi gunung berapi adalah adalah: (1). Bersama-sama instansi terkait menyusun klasifikasi wilayah bencana, (2). Membuat zonasi ketebalan tutupan abu vulkanik untuk perencanaan perbaikan atau reklamasi lahan pertanian, (3). Membuat zonasi tingkat kerusakan tanaman berdasarkan jenis komoditas (4). Memetakan keadaan hidrologi dan kerusakan berbagai sarana dan prasarana irigasi yang ada di daerah bencana (6) Melakukan rekomendasi tata cara rehabilitasi lahan pertanian dan penyelamatan serta rehabilitasi tanaman yang rusak, melakukan percepatan tanam (ulang) dengan dukungan dan bantuan perbenihan dan saprodi lainnya yang disesuaikan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat. (7). Melakukan advokasi, sosialisasi dan pembinaan terhadap petani dan masyarakat (8). Jika ada penduduk yang harus direlokasi, maka perlu membantu melakukan pemilihan lahan yang akan dijadikan areal relokasi pengungsi .
4.
Kebijakan pengelolaan lahan terdegradasi mendukung keamanan dan ketahanan pangan
Kondisi lahan cadangan pertanian masa depan merupakan lahan sub optimal yang sudah terdegradasi dan menghadapi berbagai kendala, sehingga dalam pengembangannya diarahkan untuk memperbaiki beberapa aspek, yaitu produktivitas, efisiensi produksi, kelestarian sumberdaya dan lingkungan, serta kesejahteraan petani. Keempat sasaran tersebut dapat diwujudkan melalui dukungan inovasi teknologi dan kelembagaan yang suda tersedia. Prioritas utama pemanfaatan lahan cadangan adalah lahan terdegradasi dan terlantar, baik di kawasan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
45
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
budidaya pertanian maupun kawasan budidaya kehutanan. Sebaliknya lahan dengan tutupan hutan alami tetap dipertahankan sebagai hutan, dimanapun lahan tersebut berada, baik di kawasan budidaya pertanian maupun kawasan budidaya kehutanan.Tahapan berikutnya adalah pemilahan lahan sesuai dengan agroekosisitemnya (lahan rawa pasang surut, rawa lebak, rawa gambut, lahan kering masam, dan lahan kering iklim kering), sehingga jelas peruntukan dan kesesuaiannya untuk pengembangan komoditas pangan, energi atau untuk perkebunan, dengan didukung oleh inovasi teknologi pengelolaan lahan (tanah dan air), alsintan, serta penyediaan infrastruktur (jalan, irigasi, sistem drainase, eksplorasi sumberdaya air, dan lainnya). Perluasan areal lahan cadangan perlu didukung pula oleh penyediaan tenaga kerja. Program peningkatan transmigrasi dari daerah padat (Jawa dan Bali) ke wilayah sasaran perlu dilakukan sehingga dapat meningkatkan luas kepemilikan lahan per kapita dan menurunkan jumlah petani gurem secara nasional. Perluasan areal diutamakan untuk masyarakat petani secara masal dan tidak untuk perkebunan besar swasta yang dimiliki segelintir orang. 5.
Arah dan penelitian pengembangan gambut
kebijakan Penelitian ICCTF Fase II menyimpulkan bahwa lebih dari 3 juta ha dan lahan gambut berada dalam keadaan terdegradasi yang ditumbuhi di lahan semak belukar yang peka terhadap kebakaran atau dalam keadaan terbuka (bare). Lahan ini perlu direhabilitasi untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan nilai ekonominya. Di samping itu sesuai dengan perkembangan pembangunan dan kebijakan, penetapan kriteria lahan gambut terdegradasi berdasarkan kedalaman muka air tanah lebih dari 0,4 m (Peraturan Pemerintah No. 71/2014) masih menjadi kontroversi. Pendugaan emisi dari kebakaran gambut, juga dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi. Dengan demikian penelitian lima tahun yang akan datang diprioritaskan pada: a. Enabling condition (status lahan, keadaan sosial ekonomi, kelembagaan pendukung dan keadaan biofisik) rehabilitasi lahan gambut, b. Pengelolaan tanah dan tanaman, produktivitas dan keuntungan usahatani di lahan gambut, c. Variasi spasial dan temporal kedalaman muka air tanah dan hubungannya dengan masalah lingkungan serta produktivitas tanaman pertanian, d. Partisi subsiden menjadi dekomposisi, kebakaran dan pemadatan, e. Emisi dari saluran drainase, f. Pengaruh rewetting terhadap besaran emisi, g. Metode penetapan data aktivitas kebakaran gambut, h. Teknologi tanpa bakar dan pengendalian kebakaran, i.
Paludiculture
6.
Strategi pengelolaan kesuburan tanah menghadapi adanya kebijakan pengurangan subsidi pupuk
Ketergantungan petani akan pupuk anorganik menyebabkan alokasi anggaran subsidi pupuk meningkat tajam, sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi dosis pupuk anorganik melalui penerapan sejumlah strategi pengelolaan kesuburan tanah yang tepat dan berkesinambungan, diantaranya adalah 1) tidak membakar saat penyiapan lahan, 2) pengomposan sisa tanaman dan mengembalikannya ke lahan, 3) konservasi tanah untuk mencegah erosi dan aliran permukaan, 4) pemupukan berimbang sesuai rekomendasi, 5) menyirami tanaman atau mengairi lahan sesuai kebutuhan, dan 6) penyiangan. Agar strategi ini dapat diadopsi oleh petani, diperlukan adanya insentif terhadap petani yang telah melaksanakannya dengan tepat dan benar, berupa bantuan pembayaran premi asuransi tanaman,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
46
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
penyediaan modal usahatani dengan bunga sangat rendah, jaminan harga hasil panen dan bantuan pemasaran. 7.
Kebijakan rekomendasi pemupukan tebu untuk mendukung swa sembada gula
Para pengambil kebijakan tebu yaitu Ditjenbun, PTPN, BUMN, Pabrik Gula Swasta, RPN (P3GI) dan Badan Litbang Pertanian telah sepakat untuk secara bersama-sama mengembangkan dan merumuskan rekomendasi tanaman tebu mendukung swasembada tebu. Untuk itu perlu dibentuk Tim Kecil dan sebagai focal point ditunjuk Balai Penelitian Tanah (Balittanah) dan Balai Penelitian Tanaman Serat dan Pemanis (Balittas). Ditjenbun sebagai institusi Kementerian Pertanian yang mempunyai program kebijakan peningkatan produktivitas dan rendemen gula nasional untuk mendukung swasembada gula diharapkan dapat mendukung dan memberikan fasilitasi kegiatan diatas. Dalam jangka pendek melakukan penyempurnaan rekomendasi pemupukan berbasis inovasi dengan mengkaji berbagai metoda/pendekatan yang telah dilakukan oleh stakeholder tebu, dan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan data penelitian jangka pendek dan jangka panjang untuk penyempurnaan teknologi pemupukan terkait penelitian dan pengembangan di bidang tanah, tanaman, pupuk.
8.
Rasionalisasi data potensi, ketersediaan, dan kebutuhan sumberdaya lahan pertanian
Luas lahan pertanian Indonesia adalah 70,2 juta ha yang sebagain besar berupa perkebunan kelapa sawit dan karet, disusul tegalan dan sawah. Sejak dua dekade terakhir, perkembangan luas lahan sawah dan tegalan relatif lambat, bahkan stagnan, sementara luas lahan perkebunan meningkat dengan pesat. Pada tahun 2013, perkebunan sawit dan karet telah mencapai 21,62 juta ha, sementara lahan sawah hanya 8,13 juta ha. Lahan pertanian tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Hampir seluruh kebutuhan bahan pangan strategis, seperti padi, jagung, kedelai, tebu/gula, dan daging dipenuhi dari impor. Pada tahun 2015, kebutuhan beras nasional sebesar 35,12 juta ton, pada tahun 2020 diprediksi akan kekurangan sebesar 1,09 juta ton, dan defisit akan terus meningkat mencapai 12,25 juta ton pada tahun 2045 bila tidak dilakukan penambahan lahan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan sampai tahun 2045 diperlukan penambahan lahan sawah seluas 5 juta ha, dan lahan kering 9 juta ha. BBSDLP pada tahun 2014 melakukan analisis pada peta tinjau skala 1:250.000 dan menunjukkan bahwa tersedia lahan potensial untuk pengembangan pertanian seluas 34,70 juta ha, namun lahan potensial tersedia tersebut sudah sangat terbatas di APL, demikian pula di HPK, sementara di kawasan HP cukup luas. Permasalahannya adalah lahan HP masih cukup sulit untuk dikonversi ke APL karena perlu penggantian lahan di APL. Lahan potensial tersedia untuk tanaman pangan lahan basah (sawah) di APL hanya 1,45 juta ha dan di HPK 1,86 juta ha, sementara yang dibutuhkan 5 juta ha. Demikian pula untuk tanaman pangan lahan kering, lahan potensial tersedia di APL dan HPK hanya 3,0 juta ha, sementara lahan yang dibutuhkan sekitar 9 juta ha. Hal ini menunjukkan bahwa lahan potensial tersedia sudah sangat terbatas, bahkan lebih rendah dari lahan yang dibutuhkan. Untuk itu perlu kebijakan dan keberpihakan pemerintah terhadap alokasi lahan potensial untuk pangan. Lahan potensial untuk pengembangan tanaman pangan tidak diperuntukkan untuk tanaman tahunan (kelapa sawit, karet, kakao, dll), baik pada lahan APL maupun lahan HPK sebagai lahan cadangan. Disamping itu, lahan hutan produksi (HP) perlu
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
47
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
dipertimbangkan sebagai lahan cadangan karena lahan yang ada sudah tidak mencukupi untuk kebutuhan sampai dengan tahun 2045. Hasil analisis BBSDLP tahun 2014 masih bersifat indikatif (skala tinjau, 1:250.000) bila digunakan untuk perencanaan di tingkat kabupaten/kota. Untuk perencanaan di tingkat kabupaten/kota diperlukan data sumberdaya lahan pada tingkat yang lebih detil, yaitu skala 1:50.000 atau lebih besar. 9.
Arah dan Strategi untuk Fenomena perubahan dan keragaman iklim, serta anomali iklim Antisipasi dampak Anomali merupakan kejadian alamiah yang akan berlangsung terus, iklim (elnino) dengan demikian aksi adaptasi terhadap variabilitas dan perubahan iklim tetap dilakukan secara terus menerus. Pengamatan cuaca dan pengelolaan data iklim melalui Sistem Informasi Iklim Pertanian dan Sistem informasi Katam Terpadu adalah kegiatan yang selalu diupdate secara periodik. Updating memerlukan komunikasi yang kontinyu dengan lembaga sumber data, juga memerlukan sumberdaya manusia yang memadai. Untuk itu komunikasi dengan berbagai sumber data seperti BMKG, LAPAN, BPS, Ditjen Tanaman Pangan, BIG perlu dipelihara dan ditingkatkan terus menerus, disertai penyiapan sumberdaya manusia yang optimal. Beberapa informasi iklim yang dihasilkan dari lembaga sumber tidak langsung dapat dicerna dengan baik oleh berbagai pemangku kepentingan atau pengguna, khususnya birokrasi, petani dan penyuluh. Balai Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian memiliki potensi dan keahlian dalam menginterpretasikan dan menterjemahkan informasi tersebut kemudian meneruskannya kepada pengguna lainnya. Untuk itu perlu adanya peningkatan komunikasi dengan sektor lainnya dan subsektor lingkup kementerian pertanian untuk menumbuhkan keseragampahaman, menghimpun komitmen bersama pada semua subsektor dan stake holders, serta menyamakan persepsi pada kasus cross cutting issues antar sektor, dan mensosialisasikannya pada pihak terkait.
10.
Kebijakan Pemanfaatan lahan pasang surut untuk mendukung kedaulatan pangan nasional
Lahan pasang surut merupakan sumberdaya yang sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan nasional sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan laju alih fungsi lahan sawah terutama di Jawa. Potensi lahan rawa pasang surut sangat luas, diperkirakan seluas 24,7 juta ha yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi. Dari luas lahan tersebut, diantaranya 9,53 juta ha sesuai untuk budidaya pertanian dan potensial menjadi sumber pertumbuhan baru produksi pertanian. Dari pengalaman di beberapa lokasi pasang surut, jika lahan tersebut dikelola dengan baik, mampu menghasilkan produksi padi yang cukup tinggi. Dalam pemanfaatan lahan rawa pasang surut menuju kedaulatan pangan nasional, perlu beberapa langkah strategi meliputi : penguatan inovasi teknologi melalui kegiatan litbang; penguatan kerjasama secara harmonis, sinergis dan partisipatif antar pihak-pihak yang berkepentingan; regulasi pengembangan lahan rawa pasang surut; zonasi wilayah pengembangan dan pewilayahan komoditas; pengembangan infrastruktur pendukung; penguatan distribusi dan pemasaran produk pertanian.
11.
Kebijakan politik tata kelola lahan dalam mendukung pembangunan pertanian ke depan
Menjelang 100 tahun kemerdekaan RI (tahun 2045), diperlukan tambahan lahan sekitar 14,8 juta ha, yang terdiri atas 4,9 juta ha lahan sawah; 8,7 juta ha lahan kering; dan 1,2 juta ha lahan rawa. Lahan potensial untuk pengembangan pertanian seluas 25,8
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
48
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
juta ha lahan kering dan 7,6 juta ha lahan rawa. Dari luasan tersebut, sekitar 5,8 juta ha (22,5%) lahan kering dan 1,5 juta ha (19,7%) lahan rawa berada di kawasan budidaya pertanian (areal penggunaan lain-APL), dan sisanya berada di kawasan budidaya kehutanan (hutan produksi konversi-HPK dan hutan produksi-HP). Prioritas utama pemanfaatan lahan cadangan adalah lahan terdegradasi dan terlantar, baik di kawasan budidaya pertanian maupun kehutanan. Sebaliknya lahan dengan tutupan hutan alami harus tetap dipertahankan sebagai hutan, dimanapun lahan tersebut berada, baik di kawasan budidaya pertanian maupun kawasan budidaya kehutanan.
Keberhasilan pencapaian target tersebut,
merupakan buah dari
kegigihan dari para Profesor Riset dan peneliti senior di lingkup BBSDLP. Meskipun memiliki jadwal kegiatan yang sangat padat pada berbagai kegiatan penelitian, akan tetapi tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk mengerahkan kekuatan intektualnya
guna
membahas,
merumuskan
hingga
menetapkan
berbagai
rekomendasi kebijakan terkait pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global. Sasaran 2 :
Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 16. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Indikator Kinerja Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan: a. Kalender Tanam Terpadu b. Test Kit
Target
Realisasi
%
1.000 eks 150 unit
5000 eks 192 unit
500% 128%
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2014 BBSDLP telah memperbanyak peta katam terpadu 5000 eksemplar atau 500% dari target 1000 eks. Peta katam tersebut telah didistribusikan ke seluruh kecamatan di Indonesia. Sedangkan untuk Test Kit sebanyak 192 unit atau 128% dari target 150 unit. Seluruh test Kit telah didistribusikan kepada BPTP, Pemda, Balitbangtan, dan Ditjen PSP. Dengan demikian secara keseluruhan realisasi jumlah produk inovasi yang terdistribusikan sebesar 314%, sehingga katagori keberhasilan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
49
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
pencapaian Sasaran Strategis ke 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya melebihi 100%.
Beberapa dokumentasi saat penyerahan CD dan Peta Katam Terpadu serta Testkit kepada pengguna
Kegiatan Diseminasi Selama tahun 2014, banyak sekali kegiatan diseminasi yang dilakukan dan diikuti oleh BBSDLP, baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Berikut ini beberapa kegiatan diseminasi yang diikuti dan diselenggarakan oleh BBSDLP : 1)
Seminar Pedometrik
Seminar
dengan
bahasan
topik
khusus
tentang
Pedometrik
telah
dilaksanakan pada 22 Januari 2014. Acara tersebut merupakan bagian dari kerjasama GlobalSoilMap.net-Oceania dengan BBSDLP - Badan Litbang Pertanian. Seminar yang diadakan di BBSDLP tersebut menghadirkan tiga pembicara yakni
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
50
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
David Palmer dari Landcare Research New Zealand, Dr. Yiyi dari BBSDLP (BBSDLP) dan Dr. Makruf Nurudin dari UGM (Universitas Gadjah Mada). Hadir pada acara tersebut para peneliti dari berbagai kalangan antara lain peneliti lingkup BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balittra, Balitklimat, dan Balingtan), tamu undangan dari beberapa universitas di Indonesia dan beberapa mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang saat ini sedang magang di BBSDLP. Seminar ini bertujuan untuk saling berbagi pengalaman tentang teknik pemetaan tanah digital yang saat ini berkembang di berbagai negara, khusus di Australia, New Zealand dan Indonesia. Dalam kesempatan ini,
baik Palmer, Yiyi, Makruf Nurudin berbagi
pengalaman dan bertukar informasi seputar kegiatan pemetaan dan pedometrik. Di BBSDLP sendiri pemetaan dengan cara ini telah diuji coba dan diterapkan oleh para peneliti. Seminar ini dinilai sangat menarik, melalui seminar ini diharapkan para peneliti, para dosen dan mahasiswa ilmu tanah dapat menambah memperluas wawasan baru tentang perkembangan teknik pemetaan tanah digital yang saat ini banyak dikembangkan di berbagai negara. 2)
Technical Workshop on Application of Isotopes for Assessing Improved Crop Genotype Response to Water and Nutrient Use Workshop yang dilaksanakan pada 3-7 Februari 2014 di Bali, terselenggara
atas kerjasama Balitbangtan, IAEA (International Atomic Energy Agency), dan BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Tujuan dari workshop adalah untuk meninjau kemajuan yang dibuat tahun 2012 dan 2013 oleh negara-negara anggota pada pelaksanaan kegiatan proyek, mengevaluasi kapasitas nasional pada penggunaan teknik isotop dan nuklir untuk menilai respon genotipe tanaman terhadap air dan nutrisi, mengidentifikasi kendala
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
51
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
dan strategi untuk mengatasi kendala tersebut, serta memperbaiki rencana kerja nasional dan kegiatan proyek pada masa berikutnya. Lebih dari sepuluh
makalah yang dipresentasikan selama workshop,
dengan pembicara dari Bangladesh, China, Kamboja, Indonesia, Philipina, Myanmar, Malaysia, Sri Lanka, dan Thailand. 3)
Rapat Kerja Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Dalam
upaya
mendukung
pertanian
bioindustri berkelanjutan, selain strategi dan arah yang tepat juga harus didukung oleh inovasi teknologi
yang
tepat
dan
handal.
Inovasi
teknologi Sumber Daya lahan merupakan salah satu pilar utama dan strategis dalam pengembangan pertanian bioindustri berkelanjutan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka BBSDLP harus segera merespon dengan melakukan reorientasi dan akselerasi dalam pengembangan inovasi melalui penelitian dan pengembangan SDLP serta didukung oleh manajemen penelitian efektif dan efisien. Untuk itu, BBSDLP melaksanakan Rapat Kerja di Bandung pada tanggal 25-28 Februari 2014, dengan tema: ”Reorientasi Penelitian dan Pengembangan serta Penguatan Sistem Informasi Sumber Daya Lahan Pertanian Mendukung
Pembangunan
Pertanian
Bioindustri Berkelanjutan”, yang diharapkan mampu
menghasilkan
dan
merumuskan
implementasi dari berbagai pokok pikiran di atas melalui pendekatan program, manajemen, dan sistem
informasi
yang
berlandaskan
Science.Innovation.Networks. Rapat Kerja yang dibuka oleh Kepala Balitbangtan terdiri atas sidang pleno dengan pembicara antara lain, Direktur Pupuk dan Pestisida, Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian, selain Kepala Balitbangtan sebagai keynote speaker. Selain itu, juga dilakukan sidang kelompok yang terdiri atas empat kelompok, yaitu : (1) Ke rangka Umum Renstra SDLP tahun 2015 – 2019, (2) Model Diseminasi Korporasi Hasil Penelitian SDLP: Pembelajaran 2009-2014 dan Strategi Pengembangan 20152019. (3) Manajemen Sumber Daya Manusia, dan (4) AEZ, Status Hara dan Kerentanan Iklim.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
52
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Rapat Kerja menghasilkan butir-butir rumusan yang terkait dengan: Langkah Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung dan gunung Kelud, Reorientasi Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kebijakan Perpupukan dan Pengelolaan Lahan, Pengembangan Bioindustri Pertanian, Rencana Strategis BBSDLP 2015-2019, dan Sistem Informasi Spasial (Peta AEZ skala 1:50.000). 4)
Workshop KATAM Terpadu MT II 2014 Workshop Katam Terpadu MT II 2014 telah dilaksanakan di Bogor pada
tanggal 11-13 Februari 2014. Acara dibuka oleh Kepala Balitbangtan yang diwakili oleh Kepala BBP2TP Dr. Agung Hendriadi. M.Eng. Untuk laporan pelaksanaan kegiatan disampaikan oleh Plh. Ka.BBSDLP, Dr. Edi Husen. Acara berjalan lancar dan banyak masukan yang dapat dijaring dari hasil diskusi. Diantara yang strategis adalah, perlunya dilakukan peningkatan Akurasi Informasi Katam Terpadu dalam rangka meningkatkan efektivitas penggunaannya di lapangan.
Banyak harapan dari seluruh peserta, agar kegiatan Katam Terpadu dapat menjadi kegiatan yang bersifat Coorporate Programe, dengan alokasi anggaran yang memadai. Ada wacana pada diskusi, perlu adanya kerjasama dengan pihak IPB dan ITB untuk meningkatkan prediksi iklim, disamping menggunakan data-data dan informasi yang didapat dari BMKG. Bila ini akan diwujudkan, mungkin bisa menggunakan pola pilot project pada lokasi terpilih terlebih dahulu sebelum di scallingup secara nasional. Prof. Dr. Suyamto menyampaikan bahwa terdapat dua simpul kritis dalam pengembangan Katam Terpadu yaitu: Akurasi informasi data/informasi Katam Terpadu, dan Efektivitas Penerapan Katam Terpadu. Beliau menyampaikan Katam sebagai Coorporate
Dissemination di Balitbangtan. Pada acara pembukaan, peserta dan undangan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
53
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
yang hadir lebih dari 150 orang. Kepala BPTP yang hadir sebanyak 15 orang dan Kepala Balit 4 orang. Workshop hari kedua diawali dengan Outlook Research SI Katam Terpadu yang disampaikan oleh Prof. Dr. Irsal Las. Historis revolusi kalender tanam sejak masih berupa Atlas Kalender Tanam, Kalender Tanam Dinamik sampai dengan
state of the art dari Kalender Tanam terpadu disajikan dengan begitu jelas dan sistematis.
Tantangan
dan
peluang
pengembangan
SI
Katam
Terpadu
disampaikan beliau dengan memperkatikan juga science base penelitian kalender tanam seperti yang disampaikan dari pihak IPB dan ITB pada hari pertama. Hari kedua
juga diwarnai dengan acara penjelasan mengenai Data
Bencana Banjir dan OPT (Ir. Erni Susanti, M.Sc), Teknologi pengelolaan Sumber Daya air serta Kebutuhan air tanaman dan integrasi neraca air irigasi dengan katam (Dr. Budi Kartiwa), Pelatihan PUTS, PUTK, PUP, dan PUTR (Ir. A. Kasno, MS/Endang Hidayat), DSS Kebutuhan Pupuk Rawa (Dr. Arifin Fahmi), Pelatihan AWS
Cimel
dan
Telemetri
(Dr.
Aris
Pramudia/
Dr.
Bayu
Budiman/Haryono.SP.,MM). Pada saat praktek bongkar AWS telemetri, peserta banyak yang tertarik dan ingin mencoba bongkar dan pasang sendiri, tetapi karena keterbatasan waktu, hanya beberapa peserta saja yang mendapat kesempatan merakit AWS telemetri. Hari ketiga sangat penting karena diawali oleh pengarahan dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Dr. Haryono. Beliau menyampaikan dukungan yang luar biasa untuk terciptanya program Katam terpadu sebagai Coorporate Programe. Dalam sambutannya Bapak Ka. Balitbangtan menyampaikan bahwa katam Terpadu mendapat urutan rangking pertama dalam sistem informasi dan corporate manajemen..selamat kepada Tim katam, baik Pusat maupun Tim Gugus Tugas sukses ini merupakan cambuk, untuk bekerja lebih baik lagi. Seteleh selesai pengarahan Ka. Badan dilanjutkan dengan Pelatihan ulang penggunaan SMS dan Android Katam oleh Fadhlullah Ramadhani, SKom, MSc acara sesi ini sangat menarik, karena setiap peserta harus menggunakan HP sendiri, bagaimana cara mengakses info katam dengan SMS, ada beberapa peserta yang tidak dapat mengakses setelah di teliti lebih lanjut ternyata tidak ada pulsa..dan ini membuat suasana pelatihan semakin meriah dilanjutkan dengan Informasi katam lewat HP berbasis Android. Disini rupanya belum semua peserta memiliki Android, walau ada sebagian yang sudah punya tapi belum bisa akses untuk melihat info
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
54
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
katam, banyak peserta yang belum memilik Android diharapkan mendapat atau di kasih oleh panitia sayangnya panitia juga tidak memiliki dana untuk beli HP Android padahal info katam dengan Android lebih mudah dibanding SMS. Pelatihan dilanjutkan dengan Entry Data Katam Online menggunakan Google Drive, disini semua peserta kembali ke Laptop masing-masing dengan catatan harus menggunakan software tertentu peserta mencoba memahami dan serius karena diharapkan setelah selesai latihan, bisa masukan data dari daerah masing-masing
secara
langsung,
pada
sesi
akhir
diperlihatkan
bagaimana
Monitoring Online dari beberapa CCTV yang telah selesai dipasang di 54 titik lokasi sawah irigasi mulai Lampung, seluruh Jawa dan Bali, dan terakhir adalah penayangan hasil evaluasi varitas dan analisi MT II 2014 serta ketersediaan benih oleh Dr. Yayan Apriyana. Sebelum penutupan, diadakan diskusi umum yang dipandu oleh Ka. Balitklimat Dr. Haris Syahbuddin, DEA; Prof. Dr. Irsal Las; dan Dr. Eleonora Runtunuwu. 5)
Pameran Agrinex Expo 2014 Pameran Agrinex Expo digelar lagi di Jakarta Convention Center, tanggal 2830 Maret 2014. Pameran ini diikuti oleh sejumlah kementerian selain Kementerian Pertanian,
seperti
Perindustrian,
Kementerian
Kementerian Kesehatan,
dan Kementerian Riset dan Teknologi. Selain itu, juga diikuti oleh Pertamina, Telkom, Antam, Inotek, Perum Perhutani, Yayasan
Astra,
Bank
Mandiri,
Bank
Indonesia, Timah, Kibif, Harfam, BKPM, Indofood, perusahaan
Agro
Tunas
swasta
Teknik, lainnya.
dan Rifda
Ammarina, Ketua Penyelenggara Agrinex Expo 2014 menjelaskan bawa Agrinex tahun ini ingin memperkenalkan konsep rumah hijau, atau konsep rumah yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman pangan dengan memproduksi sendiri pupuk organik dari sampah organik rumah tangga. Selanjutnya menjadikan halaman sebagai lahan pangan sekaligus resapan air. "Agrinex Expo ingin
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
55
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
melakukan edukasi dan promosi Rumah Hijau, Taman Kota Hijau, Taman Agrowisata, Rumah Horti," katanya. Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) yang berpartisipasi dengan mengisi stand Kementerian Pertanian mengedepankan sukun sebagai salah satu bahan pangan alternatif. Dalam stand pameran, Balitbangtan menyediakan bibit sukun, selain mendisplay produk seperti mesin pengupas, mesin penepung, dan produk olahan sukun.
6)
Keikiutsertaan BBSDLP pada Pameran Indogreen Forestry Pameran yang dilaksanakan tanggal 11-14 April 2014 di Jakarta Convention
Centre mengambil tema “Low Carbon Economic Forestry Development”. Acara yang rutin dilaksanakan sejak tahun 2009 merupakan pameran kehutanan terbesar di Indonesia yang diikuti oleh sekitar 182 peserta terdiri atas dinas kehutanan kota, kabupaten dan provinsi serta pengusaha dan pihak terkait di sektor kehutanan.
Menteri Kehutanan saat mengunjungi stand BBSDLP dan sambutan meriah dari para pelajar Acara yang dibuka oleh Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan diharapkan dapat menjadi sarana informasi serta edukasi dan promosi produk-produk di sektor kehutanan untuk masyarakat. Dalam sambutannya, Zulkifli Hasan mengharapkan sektor kehutanan dapat menjadi pelopor pembangunan ramah lingkungan. Pameran yang dibuka untuk umum ini disambut antusias oleh yang hadir serta siswa-siswi sekolah baik tingkat dasar maupun menengah dan mahasiswa yang menjadikan pameran ini sebagai sarana edukasi inovatif bagi para siswanya. Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) berpartisipasi dengan mengisi salah satu booth yang menampilkan berbagai macam informasi seputar pertanian dan pengolahan lahan yang dikemas dalam bentuk demo, display IRGA, buku, flyer serta
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
56
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
video perubahan iklim. Pengunjung booth Balitbangtan berasal dari berbagai macam kalangan, antara lain pengusaha, mahasiwa dan siswa-siswa sekolah dasar dan menengah. BBSDLP dan Baligtan menjadi info guide bagi booth Litbang Pertanian ini. Selama 4 hari acara berlangsung, booth Litbang tidak pernah sepi pengunjung. 7)
Seminar Issu Khusus Seminar Issu Khusus Teknologi Inovasi Sumber Daya Lahan yang
dilaksanakan di Royal Safari Garden Resort & Convention pada tanggal 16 April 2014 dihadiri oleh kepala badan, kepala balai lingkup BBSDLP, peneliti, professor riset serta tamu undangan. Seminar bertujuan untuk menghimpun dan membahas berbagai materi yang berkaitan dengan teknologi inovasi Sumber Daya lahan dan diseminasi penelitian. Acara diawali dengan sambutan Plh Kepala BBSDLP, Dr. Edi Husen, MSc.
Dalam
sambutannya
Kepala
BBSDLP sekaligus
Plh
menekankan untuk
dan
mengawal
semua kegiatan yang ada di lingkup BBSDLP agar berjalan sesuai arahan kepala badan. Materi-materi yang disampaikan antara lain:
Penyusunan Peta AEZ dan Status Hara oleh Ir. Mas Teddy Sutriadi, M.Si dari BBSDLP.
Agromap Info oleh Dr. Yiyi Sulaeman, M.Sc dari BBSDLP.
Pemaparan PUPO oleh Dr. Ali Jamil selaku kepala Balittanah. KATAM oleh Dr. Haris Syahbuddin, DEA selaku kepala Balitklimat. PPRN II oleh Dr. Dedy Nursyamsi, M.Agr selaku kepala Balittra. POPs, Codex, dan Open House oleh Dr. Prihasto Setyanto, M.Sc selaku kepala
Balingtan. Plh Kepala Balai menyampaikan beberapa hal untuk penyempurnaan tiaptiap materi yang disampaikan. Misalnya terkait Peta AEZ dan Status Hara, beliau berharap agar data-data yang sudah ada dapat diperbarui lagi. Sedangkan Agromap Info berbasis WebGIS sudah cukup baik karena berisi data dan Sumber Daya
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
57
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
teknologi pertanian yang bersifat dinamis sehingga diharapkan dapat menjadi media diseminasi hasil-hasil litbang yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. 8)
Pertemuan IT (Informasi Teknologi) lingkup Balitbangtan Bogor dalam Persiapan Tim Katam terpadu Pada tanggal 15 April 2014 bertempat di Balai Penelitian Agroklimat dan
Hidrologi telah dilaksanakan Pertemuan para ahli atau pengguna IT lingkup Balitbangtan Bogor, khususnya pengguna dan pendukung System Informasi Katam Terpadu. Acara pertemuan ini digagas dalam rangka mempersiapkan kederisasi tim pendukung sistem Informasi Katam terpadu. Sebelum pertemuan dilaksanakan Ka BBSDLP Dr Agung Hendardi. M.Eng di dampingi Ka Balittanah Dr. Ali Jamil dipandu oleh Ka Balitklimat Dr. Haris Syahbuddin, DEA berkesempatan keliling meninjau ruangan, dari ruang peneliti, ruang display dan ruang rapat. Pertemuan di pandu oleh Bapak Ka Balitklimat
Dr.
Haris
Syahbuddin,
DEA
sebagai tuan rumah, dilanjutkan dengan Pengarahan dari Bapak plh Ka BBSDLP Dr. Agung Hendardi, M.Eng. Kemudian presentasi oleh Fadhullah Ramadhani, S.Kom, M.Sc tentang dapurnya Sistem
informasi
Katam
terpadu;
apa,
bagaimana dan siapa yang mengerjakan. Dari
beberapa
tayangan
banyak
yang
menarik adalah, 37 software yang harus dikuasai, kemudian berapa hardware dan jumlah jaringan yang dibutuhkan, kemudian personil yang di butuhkan, yaitu 12 orang, dan yang paling menarik adalah sikap perilaku seorang IT adalah;
Jangan merasa paling hebat, diatas langit pasti ada langit.
Selalu aktif mengikuti perkembangan teknologi tapi jangan terlalu reaktif, baik di nasional dan dunia.
Keluar dari zona nyaman, jangan seperti katak dalam tempurung, harus siap menghadapi pasar bebas ASEAN.
Jangan segan meminta maaf jika terjadi kesalahan.
Jangan suka mengkambinghitamkan orang, selalu melihat kesalahan diri sendiri, baru melempar kesalahan ke orang lain.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
58
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Beberapa kali melakukan kesalahan adalah wajar, tapi jika tidak ada perbaikan, berarti kurang cerdas.
Jangan segan mencontek teknologi lain yang sudah mapan.
Pengguna adalah raja, sistem informasi merupakan sarana untuk menyenangkan raja.
Jangan pernah menghitung berapa uang yang didapat.
Jam kerja 7.30 sampai dengan target pekerjaan selesai hari itu.
Jangan menunda pekerjaan.
Jangan sekali-kali berbohong atau memberikan angin surga.
Jika ada masalah di satu bahasa pemrograman, jangan ragu pindah ke bahasa lain yang bisa menyelesaikan masalah.
Jadi orang yang 90%, karena mencapai 100% membutuhkan waktu yang lama, dan bisa kehilangan momentum, tapi harus siap dikoreksi orang lain dan sigap. memperbaikinya tanpa ada sakit hati.
Selalu siap mendengarkan masukkan, koreksi, bahkan kritik yang panas baik dari atasan, bawahan, dan orang lain. Peserta Rapat di hadiri oleh para IT berbagai UK atau UPT lingkup
Balitbangtan Bogor, yaitu Puslitbangbun Iwa Nura dan Herwindo; BB Biogen Bu Asmawati dan Hakim Kurniawan; BBSDLP Syaefoel Bachri dan Nurdiyanto AP; PSEKP Djoko Triojoyo dan Rangga D Yoga; Puslitbangtan Wratsongko, B Tanah Tagus Vadari, Moch. Iskandar dan A Kasno, BPATP adalah Irwan A sedangkan dari Tim Katam Pusat atau Balitklimat adalah Aris Pramudia, Eleonora Runtunuwu, Woro Estiningtyas, Suciantini, Erni Susanti, Anindito, Husna Alfiani, Budi Kartiwa, Ganjar Jayanto, Fadhlullah Ramadani dan Haryono. Pada acara diskusi, banyak pertaanyaan dan kesan, hampir keseluruhan menyampaikan sangat apresiasi terhadap Katam terpadu dan berat melaksanakan, sehingga terlihat untuk penawaran gabung dengan Tim Katam terpadu belum ada yang secara langsung menyatakaan berminat. Kami dari Tim Web balitklimat, ikut menyampaikan sekiranya Mas Dani (begitu biasa kita memanggil ahli sistem katam) jadi sekolah ke Amerika Antara bahagia dan sedih bercampur menjadi satu, kalau bahasa anak muda sedang galau, nah sekali lagi mengucapkan selamat belajar..sukses terus untuk Tim katam semoga dengan sekolah nya ahli Katam akan bermunculan ahli sistem Katam muda sebagai generasi penerus.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
59
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
9)
Focus Group Discussion (FGD) Pedoman Umum Pengelolaan Lahan Rawa Lebak Untuk Pertanian Berkelanjutan Dalam rangka memperingati 40 tahun Badan Litbang Pertanian,
Balai
Penelitian Pertanian lahan Rawa akan meluncurkan beberapa buku, diantaranya “Pedoman Umum Pengelolaan Lahan Rawa Lebak untuk Pertanian Berkelanjutan”. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pada tanggal 17 April 2014, digelar FGD untuk penyusunan pedoman tersebut. Acara dibuka oleh kepala BBSDLP Dr. Agung Hendriadi, dilanjutkan penyampaian Pedum oleh Dr. M. Alwi. Sebagai nara sumber adalah : Prof. Dr. Supiandi Sabiham, M.Agr. dari IPB, Prof. Irsal Las, MS dari BBSDLP, Prof. Robianto, MSc dari Unsri, Prof. Dr. Ir. Masganti, MS dari BPTP Riau.
Suasana FGD dan foto bersama beserta narasumber 10) Kunjungan Kemenkokesra ke Balingtan Balingtan menerima kunjungan tamu dari Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat
(Kemenkokesra)
yaitu
Staf
Ahli
Bidang
Pencapaian
Pembangunan Milenium Dr. H. Tubagus Rachmat Sentika, Sp.A, MARS, Staf Ahli Bidang Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana Drs. Asep Djembar Muhammad, M.Si, Staf Ahli Bidang Multikulturalisme dan Resolusi Konflik Dr. Hartoyo Soehari, MPA, Staf Ahli Bidang Kreativitas dan Inovasi Teknologi Dr. Ir. Maruhum Batubara, MPA, Kepala BPTP Jateng Dr. Ir. Moh. Ismail Wahab, M.Si., dan Plt. BBSDLP – Kepala BBP2TP Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng. Kedatangan rom diterima oleh Kepala Balai beserta jajarannya yang terdiri dari Kasubbag Tata Usaha dan para peneliti. Acara kunjungan diawali dengan penyampai
profil Balingtan oleh Kepala Balai Dr. Ir.
Prihasto Setyanto, M.Sc., dilanjutkan kunjungan lapang ke Laboratorium Terpadu, kawasan Integrasi Tanaman Ternak yang Ramah Lingkungan, serta ke laboratorium emisi gas rumah kaca.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
60
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Penyampaian Profil Balingtan, Penyerahan buku 300 Teknologi Badan Litbang Pertanian serta Kunjungan Lapang.
11) 4th Indonesia Climate Change Education Forum & Expo Balitklimat bersama-sama UK/UPT yang tergabung dalam lingkup Badan Litbang Kementerian Pertanian berpartisipasi dalam acara 4thIndonesia Climate
Change Education Forum & Expo yang dilaksanakan pada tanggal 1-4 Mei 2014 yang bertempat di Jakarta Convention Center (Hall B), Jakarta. Acara tersebut bertemakan “Peran Perempuan dan Pemuda dalam Solusi Perubahan Iklim”. Balitklimat hadir bersama lingkup Balitbangtan dalam memandu pameran, memberi informasi mengenai seputar Agroklimat dan Hidrologi, membagikan brosur/leaflet dan hasil-hasil publikasi Balitklimat. Sebelumnya Pembukaan acara ini dilaksanakan pada hari kamis kemarin, selain pameran, terdapat beberapa acara yang sudah terjadwalkan antara lain: seminar, workshop, pemutaran film dan acara panggung harian berupa dialog interaktif, musik, dsb. Para peserta forum edukasi dan pameran terdiri dari Kementerian-kementerian Republik Indonesia, Perusahaan BUMN, Perusahaan Swasta/Asing, Pemkot/Pemda, Lembaga Pemerintah Non Kementerian Republik Indonesia, Lembaga Nirlaba/Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Atas, serta beberapa media cetak, radio dan televisi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
61
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
4th Indonesia Climate Change Education Forum & expo: Let's Save Our One and Only Earth, Now! 12) Seminar Peat Emission Research and Modeling
Seminar Peat Emission Research and Modeling dilaksanakan pada hari Senin, 21 Juli 2014 di Ruang Rapat Lantai 2 BBSDLP, dihadiri oleh para peneliti BBSDLP, Balittanah, dan ICRAF. Dalam seminar tersebut dipresentasikan dua makalah, yaitu Understanding
Peat Dynamics: Beyond Mud and Muddle Models (Meine van Noordwijk, Judith de
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
62
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Jager, Ni’matul Khasanah/ICRAF) dan Research Update of GHG Emissions from
Peatland (Prof. Dr. Fahmuddin Agus/Balittanah). Dalam presentasinya, Prof. Dr. Fahmuddin Agus menguraikan mengenai : pemetaan lahan gambut (area, kedalaman, drainase), emisi CO2 dari dekomposisi, emisi dari lahan gambut yang terbakar, penurunan tanah gambut, penelitian pada masa yang akan datang. 13) Yang Baru Dari Balitbangtan Perjalanan kita (Balitbangtan) begitu cepatnya bergerak ke arah tatanan yang baru, sehingga Balitbangtan harus juga dinamis menuju ke arah kebaikan. Tahun 2014 merupakan tahun transisi berakhirnya Pembangunan
pemerintahan Jilid
II,
dan
Kabinet transisi
pemerintahan baru. Tiga pesan Ka Balitbangtan : (1) selesaikan kegiatan TA 2014 sebaik-baiknya, untuk 2014 ada program khusus 100 hari berakhirnya pemerintah yang sekarang, cari terbaik : kemungkinan produksi padi, variteas unggul, katam, upbs, BPTP (2) Siapkan kegiatan 2015-2019 sebaik-baiknya, (3) Siapkan mental. Yang baru dari Balitbangtan tahun 2015, menurut Ka Balitbangtan pada evaluasi program dan anggaran 2015, saat ini adalah : (a) ada aset tak berwujud (ATB) yang dicacat dalam neraca keuangan; serah terima kegiatan litbang secara berjenjang dari peneliti, Ka Balit/BPTP/Loka, ke Eselon II, dan Ka Balitbangtan. (b) Renstra hanya satu, yaitu Renstra Balitbangtan, (c) Balitbangtan ingin mempunyai platform daya saing pertanian di 33 propinsi, (d) Balitbangtan ingin mempunyai indek pertanian di 33 propinsi, (e) Peta AEZ skala 1:50.000 tuntas kabupaten se Indonesia, (f) peta lahan (penceraman lingkungan, land suitibility); sehingga bioindustri harus berdasar pada dolumen/catatan-catatan tersebut. (g) Inovasi huluhilir pertanian dari pengelolaan lahan-iklim-panen, pasca panen dsb. 14) Kunjungan Kerja Kepala Badan Litbang Pertanian Tanggal 11 Juli 2014, Balingtan menerima kunjungan kerja Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Dr. Ir. Haryono, MSc.) bersama
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
63
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
rombongan: Kepala Pusat dan Balai Besar lingkup Balitbangtan antara lain: BBSDLP, Balitklimat, Dirjen Tanaman Pangan, Pustaka, Dirjen Perlindungan Tanaman, Peramalan OPT, Dinas Pertanian Provinsi, Dirjen Perkebunan, BPTP, untuk melihat pembangunan dan kegiatan yang ada di Balingtan. Acara kunjungan diawali dengan presentasi mengenai profil Balingtan yang disampaikan oleh Ka. Balingtan (Dr. Ir. Prihasto Setyanto, M.Sc.). Balingtan memiliki konsep pertanian ramah lingkungan dan penerapan bioindustri berkelanjutan di lahan sub optimal. Acara dilanjutkan dengan kunjungan lapang ke lokasi pembangunan laboratorium Terpadu, demplot surjan, embung, laboratorium Gas Rumah Kaca (GRK) kawasan pertanian bioindustri berkelanjutan. Balitbangtan melalui Balingtan menawarkan konsep pertanian bioindustri berkelanjutan di lahan sub optimal. Adapun konsep pertanian di lahan sub optimal adalah: 1. Meningkatnya produktivitas 2. Konservasi tanah dan air 3. Termanfaatkannya limbah pertanian secara optimal 4. Adaptif terhadap perubahan iklim 5. Diterapkannya pengendalian hama terpadu 6. Termanfaatkannya sumber daya lokal 7. Rendahnya cemaran logam berat 8. Turunnya emisi Gas Rumah Kaca 9. Terjaganya Biodiversitas 10. Integrasi Tanaman-Ternak Konsep Bioindustri berkelanjutan yang dikembangkan Balingtan diharapkan diikuti dan diterapkan oleh semua jajaran lingkup Balitbangtan.
Kunjungan kerja Kepala Balitbangtan beserta rombongan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
64
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
15)
Seminar Nasional dan Temu Stakeholder ICCTF Seminar
Nasional
dan
Temu
Stakeholder dengan tema “Penelitian Pengelolaan Berkelanjutan Lahan Gambut Terdegradasi untuk Mitigasi
Emisi
Produktivitas
GRK
dan
Tanaman”
Mengoptimalkan
dilaksanakan
pada
tanggal 18-19 September 2014, di Le Meridien Hotel, Jakarta. Acara dihadiri oleh peneliti lingkup Badan Litbang Pertanian, Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit, Himpunan Gambut Indonesia (HGI), dan instansi terkait lainnya. Temu Stakeholder yang dikemas dalam format Talkshow menghadirkan pembicara Ir. Mukti Sardjono, MS (SAM Bidang Lingkungan), Dr. Agung Hendriadi (Sekretaris Balitbangtan), dan Prof. Dr. Supiandi Sabiham (Ketua HGI) dengan pemandu dr. Lula Kamal. Materi yang dibahas
meliputi
berbagai
upaya
dalam
pengelolaan lahan gambut terdegradasi. Acara Talkshow yang berjalan hingga siang hari dilanjutkan dengan sidang pleno yang menghadirkan pembicara : Dr. Asmadi Saad (Universitas Jambi), Prof. Dr. Supiandi Sabiham, MSc (Ketua HGI), Prof. Dr. Fahmuddin Agus, MSc (Kementan), Prof. Dr. Irsal Las (FKPR), dan Winarna (Pusat Penelitian Kelapa Sawit). Seminar Nasional dilaksanakan pada hari kedua yang dibagi ke dalam 3 komisi. 16) Sosialisasi Kegiatan ICCTF di Papua Luas lahan gambut Indonesia saat ini adalah sekitar 14,9 juta hektar. Sebagian lahan gambut pertanian
tersebut dan
sudah
sebagian
digunakan lain
terlantar
untuk atau
terdegradasi yang ditumbuhi semak belukar. Selain tidak produktif, lahan gambut terlantar ini
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
65
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca (GRK). Sehubungan dengan itu Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF)-Bappenas telah melaksanakan berbagai penelitian pengelolaan lahan gambut terdegradasi untuk menurunkan emisi GRK dan meningkatkan produktivitas tanaman sejak tahun 2010. Dalam rangka mengkomunikasikan hasil penelitian gambut
pengelolaan terdegradasi
berkelanjutan dilakukan
lahan
Sosialisasi
Kegiatan ICCTF di Papua pada tanggal 27 Agustus 2014 di Hotel Horison, Jayapura. Acara diawali dengan ucapan selamat datang dari Asisten Daerah mewakili Gubernur Provinsi Papua, dilanjut dengan arahan Kepala Balitbangtan yang dibacakan oleh Kepala Balittanah. Dalam sosialisasi dipresentasikan 5 materi yang terdiri atas : project overview (PM ICCTF), Diseminasi hasil (Kabid KSPHP), Hasil kegiatan penelitian GRK (Kepala Balingtan), Kebijakan (Prof. Dr. Irsal Las), dan RAD penurunan emisi GRK di Papua (Kepala Badan Litbang Provinsi Papua). 17) Kunjungan Tamu dari ICRAF Tamu dari International Centre for Research on Agroforestry (ICRAF), Dr. Sonya Dewi, berkunjung ke BBSDLP dalam rangka menjajagi kemungkinan menyelenggarakan side event bersama BBSDLP yang mewakili Kementerian Pertanian pada acara Conference of the Parties (COP) 20 di Peru pada bulan Desember 2014. Berkaitan dengan hal tersebut, dilakukan diskusi yang dihadiri oleh Dr. Dedi Nursyamsi (Ketua Tim Pelaksana Perubahan Iklim Kementan), Dr. Prihasto Setyanto, Dr. Fahmuddin Agus, Dr. Husnain, Dr. Haris Syahbuddin, Dr. Edi Husen, dan Dr. Ai Dariah. Dalam kegiatan COP 20 yang digagas oleh United Nations Framework
Convention on Climate Change (UNFCCC) tersebut, ICRAF mengajukan usulan topik yang akan diusung bersama dengan Kementan, yaitu “ Linking REDD Readiness and Agriculture in the UNFCCC Land Use Context: Case Studies from Indonesia and Elsewhere”. Diskusi juga menghasilkan rencana mempresentasikan 9 judul tentatif makalah dari ICRAF dan BBSDLP.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
66
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
18) Temu Lapang dan Workshop Pengembangan Lahan Kering Iklim Kering Bima, Nusa Tenggara Barat Temu lapang dan workshop Pengembangan Lahan Kering Iklim Kering telah diselenggarakan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 15-17 September 2014. Acara ini diselenggarakan bersama BBSDLP (Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian), FKPR (Forum Profesor Research), Sinas 2014 (Program Kerjasama Penelitian antara Menristek dan Badan Litbang Pertanian). Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan lahan kering beriklim kering dan mendiskusikan rencana tindak lanjut kegiatan ini. Temu lapang yang diselenggarakan di Desa Mbawa, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, telah menunjukkan bahwa introduksi inovasi teknologi pengelolaan lahan, diantaranya melalui identifikasi sumber mata air dan membangun dam parit, serta aplikasi irigasi suplemen telah mampu meningkatkan Indeks Pertanaman dari IP-100 (Padi gogo) menjadi IP-300 (Padi gogo-jagung-kacang hijau). Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan perbaikan kualitas tanah telah dilakukan aplikasi pembenah tanah berbahan dasar biochar dan kompos, serta penggunaan mulsa sisa tanaman. Pada acara temu lapang ini telah dilakukan panen jagung yang merupakan hasil pertanaman MT-2 dan penanaman kacang hijau (MT-3). Acara ini dihadiri oleh Bupati Bima berserta Kepala Dinas terkait (Bappeda, Pertanian, Kehutanan), Kepala Badan Litbang Pertanian (yang diwakili kepada
BBSDLP),
Menristek (diwakili Asdep Produktivitas Riptek Strategis), Forum Profesor Riset, Peneliti Lingkup Badan Litbang Pertanian, dan Kelompok Tani di Kabupaten Bima (Gambar di bawah). Pada acara temu lapang ini telah dilakukan pula dialog dengan petani, khususnya tentang pengelolaan lahan kering beriklim kering.
Panen jagung pada lokasi penelitian dan pengembangan lahan kering beriklim kering dilanjutkan dialog dengan petani dari sekitar lokasi kegiatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
67
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Acara workshop dilaksanakan di Hotel Marina, Bima. Pemaparan makalah dilakukan oleh Ketua Bappeda Kabupaten Bima, Perwakilan Forum Profesor Riset, dan Konsorsium Sistem Pertanian Terpadu Lahan Kering Iklim Kering, BPTP NTB dan NTT.
Beberapa rumusan penting yang dihasilkan dari acara workshop ini
adalah: Pihak Pemda Bima akan melanjutkan usaha optimalisasi lahan kering iklim kering di wilayahnya, diantaranya dengan menambah pembangunan dam parit. Perlu dilakukan pembinaan terhadap petani khususnya dalam hal (a) pengelolaan ternak, yaitu diarahkan ke sistem pengelolaan ternak dengan sistem kandang, (b) optimalisasi pemanfaatan bahan organik, selain ditujukan untuk meningkatkan kualitas tanah, juga untuk mengefisienkan pemanfaatan pupuk an-organik, dan (c) introduksi varietas unggul, baik untuk tanaman maupun ternak.
Model
pengembangan lahan kering iklim kering perlu dilakukan pada skala yang lebih luas karena memungkinkan untuk mengimplementasikan sistem agribisnis secara lengkap
(komprehensif),
mengintegrasikan/mensinergikan
berbagai
program,
sektor/sub-sektor/stakeholder.
Acara workshop pengembangan lahan kering iklim kering yang dilaksanakan di Kabupetem Bima, NTB. 19) Research Management Training di USA Dalam
rangka
peningkatan
capacity
building, Balitbangtan mengirimkan peneliti dan pejabatnya untuk melaksanakan ke USA. Tim Research dengan
Management tujuan
kemampuan
staf
Training
dilaksanakan
untuk
meningkatkan
utama Badan
Litbang
Pertanian,
peningkatan Networking untuk dapat menjalin kerjasama jangka panjang untuk kerjasama penelitian, pengembangan SDM baik untuk sekolah S2-S3, scientific exchange, post doctoral, dll. Topik-topik pembicaraan selama di USA antara lain (a) Planning, Design and Organization of Agricultural Research, (b) Research Extension
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
68
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Linkages, (c) Intelectual Property Management dan Komunikasi, (d) Monev and Impact Assessment, (e) Research
Experimental
Station,
(f)
Pertemuan
dengan Penyuluh MSU dan Petani. Staf penyuluh dari MSU berperan sangat penting bagi petani, stakeholder dan masyarakat negara
bagian
Michigan.
Mereka
mempunyai
networking yang sangat bagus dengan konsultan pertanian swasta, petani, perusahaan swasta dan pemerintah daerah. Petani di Michigan tentu saja sangat
berbeda
kondisinya
dengan
petani
di
Indonesia baik dalam aspek tingkat pendidikan dan kepemilikan lahan. Petani di Michigan tergolong penduduk kaya sehingga mampu investasi dalam research yang dilakukan oleh MSU. 20) Focus Group Discussion Asian Productivity Organization (APO)
Asean
Productivity
menyelenggarakan
Organization Focus
(APO) Group
kegiatan
Discussion (FGD) mitigasi perubahan iklim di sektor pertanian dengan tema “Forum on Climate Change and Good Practices for Mitigating Negative Effect of Climate Change on Agriculture” pada tanggal 30 September s.d 3 Oktober 2014 Hotel SwissBelresort Watu Jimbar, Sanur, Bali. Kegiatan
tersebut
merupakan
hasil
kesepakatan dalam Workshop Meeting of Heads of
NPOs 54th pada 29-31 Oktober 2013 di Fiji, dimana Balitbangtan
(Kemtan)
diminta
menjadi
penyelenggara bersama-sama dengan sekretariat APO dan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas,
Kementerian
Tenaga
Kerja
(Kode Proyek 14-AG-01-16-GE-TRC-B).
Focus group discussion (FGD) diikuti oleh 72 peserta yang berasal dari 15 negara anggota APO (Bangladesh, Cambodia, Republic of China, India,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
69
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Indonesia, Iran, Japan, Korea, Mongolia, Nepal, Pakistan, Philippines, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam). Lima negara tidak mengirimkan delegasinya, yaitu Fiji, Hong Kong, Lao PDR, Malaysia, Singapore. Peserta dari Indonesia, selain dari Balitbangtan, berasal dari NPO Indonesia (KLN dan Kemenakertrans), Ditjen P2HP, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Universita Udayana, IPB, dan Disnakertrans Provinsi Bali. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk FGD dengan mempresentasikan 20 judul makalah, yang terdiri atas 14 judul makalah dipresentasikan oleh 8 pembicara luar negeri dan 6 judul makalah dipresentasikan oleh 6 pembicara dalam negeri (3 pembicara dari Balitbangtan dan masing-masing 1 orang dari BMKG, IPB, dan CIFOR). Pada akhir kegiatan, Forum menghasilkan kesepakatan yang disebut “ The
Bali Declaration on Climate Change Adaptation and Mitigation in Agriculture in the Asia-Pacific”. 21) Synthetic Aperture Radar RICEscape Training SAR RICEscape yang dilaksanakan di BBSDLP ini merupakan kegiatan yang ketiga kalinya, berlangsung tanggal 13-16 Oktober 2014. Peserta training berjumlah 21 orang yang terdiri atas peneliti dan teknisi lingkup Badan Litbang Pertanian, dengan narasumber Mr. Francesco Collivignarelli dari SARMAP, Swiss.
Materi training terdiri atas pengenalan dan penggunaan MAPScape & QGIS, serta Terra SAR-X. Acara yang dibuka oleh Dr. Edi Husen, mewakili Kepala BBSDLP ini terdiri atas teori dan praktek, serta kunjungan lapang ke Subang untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan praktek. 22) Temu Lapang Penggunaan Pelalawan, Riau
Fosfat
Alam
Secara
Langsung
di
Penelitian Kerjasama Balitbangtan dengan OCP Maroko telah berjalan selama 2 tahun dari 3 tahun yang direncanakan. Penelitian dilaksanakan di
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
70
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Pelalawan, Propinsi Riau dengan komoditas kelapa sawit, Lampung Timur dengan komoditas jagung, dan Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan dengan komoditas jagung dan kelapa sawit. Temu
lapang
dan
Sosialisasi
Kegiatan
Penelitian “Pemanfaatan Fosfat Alam (FA) dan Teractif untuk Meningkatkan Produktivitas Kelapa Sawit” di Kebun Wilmar Group di Sei Kijang, Pelalawan, Riau. Temu lapang dihadiri oleh Dr. Abderrahim Natsir dan Mr. Jafar Isham (OCP-SA, Maroko), Balitbangtan (BBSDLP dan BPTP Riau), penyuluh Kab. Pelalawan, perangkat Kecamatan dan Desa Sei Kijang, petani sawit, serta kebun staf dan manajer PT Sinar Siak Dian Permai. Penggunaan fosfat alam dapat meningkatkan produksi sawit 5 t/ha/tahun rekomendasi
lebih kebun.
tinggi Selain
dibandingkan itu
menurut
dosis para
penyuluh, pelepah daun sawit lebih membuka, artinya calon tandan akan menjadi lebih besar. Setelah mendapatkan melihat sendiri keragaan kelapa sawit dan penjelasan hasil penelitian, petani dan penyuluh menanyakan keberadaan fosfat alam tersebut di lapang, fosfat alam tersebut dapat didapatkan dimana dan berapa harganya. Beberapa penyuluh juga ingin membuktikan efektivitas FA tersebut untuk tanaman lain seperti horti dan tanaman sayuran. Menanggapi pertanyaan petani dan penyuluh, Dr. Sri Rochayati menyampaikan bahwa untuk penggunaan FA secara langsung, tanah harus dianalisis dahulu pH tanahnya, karena FA yang digunakan secara langsung hanya efektif bila tanahnya masam. Jika tanahnya netral atau basa, maka FA tidak akan efektif. Terkait dengan tanah di Riau yang datar dan berlereng, Dr. Neneng L. Nurida menyampaikan bahwa pemberian FA sebaiknya dibenam untuk mengurangi kehilangan hara P terbawa erosi dan aliran permukaan. Dalam sambutannya Ka Balittanah, Dr. Wiratno, mewakili Ka BBSDLP menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan temu lapang ini. Selanjutnya Dr. Husnain (penanggungjawab kegiatan) dan Dr. Irawan mempresentasikan hasil penelitian dari produksi, dan sosial ekonomi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
71
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Sebelum pelaksanaan temu lapang di Riau, penanggungjawab kegiatan mempresentasikan hasil-hasil penelitian kerjasama dengan OCP-SA di Kantor Balai Penelitian Tanah di Bogor.
Dalam acara tersebut diserahkan plakat Balitbangtan
kepada perwakilan OCP-SA, Maroko.
Perbandingan Capaian Kinerja TA 2013 dengan TA 2014 Perbandingan Capaian kinerja antara tahun anggaran 2013 dengan tahun anggaran 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 17.
Perbandingan Capaian Akhir Indikator Kinerja Sasaran BBSDLP Tahun 2013 dan 2014
SASARAN STRATEGIS
TARGET
REALISASI
TARGET
REALISASI
2013
2013
2014
2014
1. Jumlah peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail
25 Peta
26 peta (104%)
20 Peta
28 Peta (140%)
2. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan
26 Tekn
28 tekn (107,7%)
3. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim 4. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global 5. Jumlah diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian
6 Tekn
8 Tekn (133,3%)
5 Tek
5 Tek (100%)
7 Rek
7 Rekom (100%)
10 Rek
11 Rek (110%)
13 Lap
19 Lap (146%)
1000 eks Katam Terpadu 150 Unit Test Kit
5000 Eks (500%)
INDIKATOR KINERJA
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian - Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian
- Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL
Pagu Anggaran 2013
Rp. 117.324.518.000,-
Realisasi Anggaran 2013
Rp. 114.584.068.350,- (97,7%)
Pagu Anggaran 2014
Rp. 107.319.041.000,-
Realisasi Anggaran 2014
Rp. 98.308.882.423,- (91,60%).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
72
36 Tek
40 Tek (111%)
192 Unit (128%)
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun anggaran 2013, target jumlah peta yang harus dicapai adalah sebanyak 25 peta. Dari target tersebut terealisasikan sebanyak 26 peta atau 104%. Sedangkan untuk Tahun Anggaran 2014, telah dihasilkan 28 peta atau 140% dari target 20 peta yang harus dicapai. Dengan demikian untuk indikator kinerja pertama terjadi kenaikan 36% capaian dari 104% menjadi 140%. Untuk target dan capaian Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan, pada tahun 2013 telah diperoleh 28 teknologi (107,7%) dari target 26 teknologi yang harus dicapai, sedangkan pada tahun 2014 telah diperoleh 40 teknologi (111%) dari target 36 teknologi yang harus dicapai. Dengan demikian terjadi kenaikan capaian sebesar 3,3% dari 107,7% menjadi 111%. Indikator kinerja Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, pada tahun 2013 menghasilkan 8 teknologi (133,3%) dari target 6 teknologi, sedangkan pada tahun 2014 menghasilkan 5 teknologi (100%) dari target 5 teknologi, dengan demikian terjadi penurunan capaian target sasaran sebesar 33,3%. Untuk indikator kinerja Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global, pada tahun 2013 menghasilkan 7 Rekomendasi (100%), sedangkan pada tahun 2014 menghasilkan 11 Rekomendai (110%) dari target 10 rekomendasi, dengan demikian terjadi kenaikan capaian target sasaran yakni sebesar 10%.
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBSDLP 2010-2014 pada Tahun 2014 Capaian indikator kinerja utama (IKU) Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian 2010 – 2014 pada tahun 2014 disajikan dalam Tabel 18 berikut ini. Tabel 18. Target dan Capaian IKU BBSDLP pada TA 2014 Nomor
IKU
Realisasi Jumlah
%
1
Jumlah informasi/peta potensi sumber daya lahan
14
28
200
2.
Jumlah informasi, komponen teknologi pengelolaan SDL, formula pupuk dan pembenah tanah, test kit, dan perangkat lunak
23
40
173,9
3.
Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global
10
11
110
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
73
Target
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa target capaian IKU TA 2014 telah terpenuhi bahkan untuk indikator kinerja (1) Jumlah informasi/peta potensi sumber daya lahan, dan (2) Jumlah informasi, komponen teknologi pengelolaan SDL, formula pupuk dan pembenah tanah, test kit, dan perangkat lunak capaiannya lebih dari 100%.
Capaian kinerja BBSDLP tahun 2010 – 2014 Output yang dihasilkan oleh BBSDLP secara garis besar terdiri dari peta, teknologi dan rekomendasi/makalah kebijakan. Peta-peta yang dihasilkan dari tahun ke tahun sangat bervariasi mulai dari skala peta hingga tema dan peruntukan peta. Selain itu lokasi/areal serta luas kegiatan pemetaan (inventarisasi sumber daya lahan) yang dilakukan selalu berganti setiap tahunnya. Dengan demikian cukup sulit untuk membandingkan antara capaian output tahun ini dengan tahun berikutnya atau tahun sebelumnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data yang dapat disampaikan dalam LAKIP ini berupa data target dan realisasi capaian indikator kinerja peta tematik sumber daya lahan pertanian dari tahun 2010 – 2014. Pada tahun 2010 target peta yang dihasilkan adalah 9 peta potensi sumber daya lahan pertanian, sedangkan realisasinya sebanyak 10 peta (111%). Pada tahun 2011 target peta yang dihasilkan sebanyak 15 peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semi detail untuk pembukaan lahan sawah baru, lahan terlantar dan lahan terdegradasi, residu pestisida, status hara tanah, peta arahan lahan rawa, prediksi iklim, kekeringan dan rawan banjir; sedangkan realisasinya dihasilkan 20 peta (133%). Pada tahun 2012 target peta yang dihasilkan sebanyak 20 Peta Tematik Potensi Sumber Daya Lahan Pertanian, Status Hara Tanah, Rawan Banjir, dan Neraca Air Lahan Rawa, sedangkan realisasinya dihasilkan 24 peta (120%). Beberapa contoh peta yang dihasilkan pada tahun 2010-2012 adalah sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
74
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Target capaian peta pada tahun 2013 sebanyak 25 peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail, sedangkan realisasinya dihasilkan 26 peta (104%). Target capaian peta pada tahun 2014 sebanyak 20 peta tematik sumber daya lahan tingkat tinjau dan semi detail, sedangkan realisasinya dihasilkan 28 peta (140%). Beberapa contoh peta yang dihasilkan pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
75
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Sejak dua tahun terakhir (2013-2014) peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan peta kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian dan perkebunan skala 1:50.000 yang merupakan skala operasional. Pada peta skala 1:50.000 informasi yang disajikan lebih rinci mengenai sifat-sifat tanah, kelas kesesuaian lahan untuk berbagai jenis komoditas pertanian, kendala atau faktor penghambat biofisik lahan, serta luas dan penyebarannya pada suatu wilayah, sehingga cukup memadai untuk perencanaan operasional lapangan pada tingkat kabupaten. Capaian teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk dan pembenah tanah; serta teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim dari tahun 2010-2014, juga sama tidak dapat dibandingkan antara capaian output tahun ini dengan tahun berikutnya atau tahun sebelumnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Hal tersebut disebabkan teknologi yang dihasilkan dari tahun ke tahun sebagian besar berbeda atau adakalanya merupakan komponen teknologi yang baru akan menjadi teknologi utuh pada tahun terakhir dari suatu kegiatan penelitian, contoh teknologi Katam Terpadu yang merupakan hasil akhir dari suatu rangkaian penelitian dari beberapa tahun. Data yang dapat disajikan dalam LAKIP ini berupa data target dan realisasi capaian indikator kinerja yang menghasilkan teknologi maupun komponen teknologi dari tahun 2010 – 2014. Beberapa contoh teknologi yang dihasilkan dari tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
76
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
(a)
(b)
Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Air Skala DAS Mikro (2010). Terjunan air terbuat dari bambu, batu atau kayu (a) dan penggunaan cover crop (b)
Prototype test kit digital PUTS dan Perangkat uji tanah rawa (PUTR)
Alur Sistem Monitoring Online Katam Menggunakan CCTV
Kalender Tanam Rawa
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
77
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Rincian jumlah target dan realisasi peta, teknologi dan rekomendasi yang dihasilkan BBSDLP pada tahun 2010-2014 dapat dilihat pada lampiran. Outcome Teknologi BBSDLP Berbagai teknologi yang dihasilkan oleh BBSDLP, ternyata telah disebarkan dan diadopsi oleh pengguna baik petani langsung maupun instansi yang membutuhkan. Peta sebaran berbagai teknologi yang dihasilkan BBSDLP dari tahun 2012 – 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar : Peta Sebaran Produk BBSDLP Tahun 2012 - 2014 Secara rinci penyebaran produk teknologi yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 19. Data Penyebaran Produk BBSDLP Tahun 2012 - 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kota Tujuan Pemasaran
Total PUTS
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Jambi Riau Kep Riau Bangka Belitung
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
78
363 425 96 87 143 154 91 161 8 22
Total PUTK 14 88 7 10 33 3 9 75 0 31
Total PUP 0 25 4 3 0 5 1 5 0 16
Total PUTR 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
DKI Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah D. I Yogyakarta Bali NTB NTT Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Papua Papua Barat Maluku Utara Maluku Malaysia Timor Leste
259 56 521 542 504 47 38 129 157 63 101 114 63 51 93 80 59 188 132 45 16 21 41 1 24
81 11 123 40 216 0 2 9 14 6 27 35 6 10 19 14 0 4 3 0 0 10 5 1 22
49 0 29 6 3 1 0 25 2 14 10 7 1 5 3 0 0 3 15 0 0 1 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah se Indonesia
4870
908
234
3
Jumlah Seluruh
4895
931
234
3
3.3. Akuntabilitas Keuangan Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan lingkup BBSDLP pada umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai operasional seluruh kegiatan lingkup BBSDLP pada tahun 2014 pada mulanya mendapat anggaran sebesar Rp. 121.285.463.000,- selanjutnya mengalami beberapa kali revisi termasuk dimasukkannya dana hibah sehingga total anggaran berdasarkan DIPA revisi terakhir menjadi Rp. 107.319.041.000,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp 32.445.108.000,- , Balittanah Rp 22.305.111.000,- , Balitklimat Rp 12.190.546.000,- , Balittra Rp 16.574.515.000,- , dan Balingtan Rp 23.803.761.000,-. Dari total anggaran tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp. 99.092.560.000,- yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output : 1) menghasilkan 18 peta
tematik potensi sumber daya lahan
tingkat tinjau dan semi detail, 2) menghasilkan 37 teknologi baru pengelolaan sumber
daya
lahan
dan
lingkungan
pertanian
secara
berkelanjutan,
3)
menghasilkan 5 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
79
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
perubahan iklim, 4) menghasilkan 10 rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global, dan 5) mendistribusikan 1000 eks Katam Terpadu dan 250 Test Kit. Sedangkan yang berasal dari dana hibah sebesar Rp. 8.226.481.000,- (BBSDLP Rp. 7.639.900.000,- dan Balittanah Rp. 586.581.000,-) digunakan untuk membiayai 4 (empat) kegiatan yang ditargetkan menghasilkan 4 (empat) laporan kegiatan.
APBN 92,3% Hibah 7,7%
Proporsi anggaran berdasarkan sumbernya Besaran proporsi anggaran tiap satker dapat dilihat pada gambar di bawah ini: BBSDLP 30,2% Balittanah 20,8% Balitklimat 11,4% Balittra 15,4% Balingtan 22,26%
Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA 2014 Berdasarkan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBSDLP menempati pagu anggaran tertinggi, yaitu sebesar 30,2%, sedangkan pagu anggaran terendah adalah Satker Balitklimat yakni 11,4%. Belanja dalam rangka operasional kegiatan lingkup BBSDLP dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Pagu BBSDLP dialokasikan untuk belanja pegawai, barang, dan modal, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada gambar berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
80
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Belanja Pegawai 34,4% Belanja Barang Operasional 8,5% Belanja Barang Non Operasional 33,6% Belanja Modal 23,5%
Perbandingan anggaran berdasarkan jenis belanja Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa proporsi Belanja Pegawai menempati proporsi terbesar yakni 34,4%, sedangkan Belanja Barang Non Operasional menempati proporsi kedua sebesar 33,6%. Selanjutnya secara berurutan
Belanja
Modal
dan
Belanja
Barang
Operasional
masing-masing
menempati proporsi ke 3 dan 4. Besarnya proporsi Belanja Barang Non Operasional yang besarnya hampir sama dengan Belanja Pegawai menunjukkan bahwa anggaran BBSDLP untuk kegiatan penelitian dan diseminasi menempati proporsi yang cukup besar. Hingga akhir Desember 2014, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp. 98.308.882.423,- atau 91,60% dengan rincian: BBSDLP Rp. 31.079.313.699,- atau 95,79%, Balittanah Rp. 20.783.034.386,- atau 93,18%, Balitklimat Rp. 11.633.832.507,- atau 95,43%, Balittra Rp. 15.958.979.466,- atau 96,29%, dan Balingtan Rp. 18.853.722.365,- atau 79,20%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 9.010.158.577,- atau 8,4%. Selengkapnya realisasi per jenis belanja untuk masing-masing satker dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31 Desember 2014 Jenis Belanja BBSDLP Belanja Pegawai Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional Belanja Modal
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
81
Pagu (Rp.)
Realisasi (Rp.)
%
32.445.108.000
31.079.313.699
95,79%
8.219.714.000 2.695.155.000
7.583.731.228 2.643.641.507
92,26% 98,09%
19.662.994.000
18.989.827.314
96,58%
1.867.245.000
1.862.473.650
99,74%
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
BALITTANAH
22.305.111.000
20.783.034.386
93,18%
Belanja Pegawai
12.313.548.000
10.968.360.844
89,08%
1.955.000.000
1.953.820.761
99,94%
Belanja Barang Non Operasional
6.712.263.000
6.699.242.281
99,81%
Belanja Modal
1.324.300.000
1.161.610.500
87,72%
12.190.546.000
11.633.832.507
95,43%
4.155.058.000
3.701.862.487
89,09%
1.479.530.000
1.433.509.620
96,89%
Belanja Barang Non Operasional
2.789.308.000
2.769.304.500
98,89%
Belanja Modal
3.766.650.000
3.729.155.900
99,00%
16.574.515.000
15.958.979.466
96,29%
8.372.698.000
7.827.610.322
93,49%
Belanja Barang Operasional
1.707.760.000
1.641.948.895
96,15%
Belanja Barang Non Operasional
3.976.014.000
3.976.014.000
100,00%
Belanja Modal
2.518.043.000
2.513.406.249
99,82%
23.803.761.000
18.853.722.365
79,20%
3.878.622.000
3.728.831.014
96,14%
1.262.464.000
1.261.784.043
99,95%
Belanja Barang Operasional
BALITKLIMAT Belanja Pegawai Belanja Barang Operasional
BALITTRA Belanja Pegawai
BALINGTAN Belanja Pegawai Belanja Barang Operasional
2.644.915.000
2.644.298.735
99,98%
16.017.760.000
11.218.808.573
70,04%
107.319.041.000
98.345.680.743
91,60%
Belanja Barang Non Operasional Belanja Modal Jumlah
Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIP ini baru dapat menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumber daya. Hal ini karena sampai saat ini sistem penganggaran yang ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh instansi yang berwenang. 3.4. Kegiatan Kerjasama Pada tahun 2014, BBSDLP melakukan kegiatan kerjasama dengan mitra kerja dalam negeri maupun luar negeri. Secara lengkap data kerjasama yang dilaksanakan oleh BBSDLP pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
82
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Tabel 21. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra luar negeri maupun dalam negeri pada tahun 2014 No.
Judul Kegiatan
Mitra Kerjasama
Penanggungjawab
A. 1
LUAR NEGERI
Biochar on Acidic Agricultural Lands in South-East Asia: Sequestering Carbon and Improving Crop Yield
Research Council of Norway
Dr. Neneng L. Nurida
2
Mechanisms and Socio-Economics of Carbon Sequestration and Soil Quality Improvement of Biochar in Weathered Agricultural Lands
Research Council of Norway
Dr. Neneng L. Nurida
3
Sustainable management of degraded peat land to mitigate green house gas emissions and optimize crop productivity
ICCTF
Dr. Muhrizal Sarwani, MSc
B. 1
DALAM NEGERI Pemanfaatan Teknologi, Data dan Informasi Penginderaan Jauh Satelit dan Pesawat Tanpa Awak (UAV) untuk Mendukung Ketahanan Pangan
Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN)
Dr. Muhrizal Sarwani, MSc
2
Penelitian dan Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Lahan Sub Optimal (Lahan Kering Masam dan Lahan Kering Iklim Kering) Berbasis Inovasi Teknologi)
Kementerian Riset dan Teknologi
Prof. Dr. Irsal Las, MS
3
Diseminasi dan Promosi Inovasi Hasil Litkaji Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian melalui Media Cetak
Badan Litbang Pertanian
Dr. Edi Husen, MSc
4
Identifikasi dan Karakterisasi Potensi Peningkatan Produksi Padi Lahan Pasang Surut di Kecamatan Kuala Kampar
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Pelalawan
Ir. Hikmatullah, MSc
5
Form on Mitigating Negative Effects of Climate Change on Agiculture Kajian dampak erupsi gunung sinabung terhadap kondisi sumberdaya lahan dan sosial ekonomi untuk pengembangan pertanian
Sekretariat Badan Litbang Pertanian Sekretariat Badan Litbang Pertanian
Dr. Edi Husen, MSc
6
Ir. Suparto, MP
Seluruh kegiatan untuk tahun anggaran 2014 telah selesai dilaksanakan dan telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah MoU.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
83
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
PENUTUP Capaian sasaran BBSDLP tahun 2014 diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2014 seluruhnya telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan rata-rata tingkat capaian di atas 100% (sangat memuaskan). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumber daya yang handal, terutama SDM peneliti, litkayasa, analis, operator komputer, dan tenaga administrasi yang menunjukkan kegigihan dan komitmen yang tinggi. Selain dukungan dari SDM, juga didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk terlaksananya seluruh kegiatan. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, serta kondisi cuaca masih dialami pada pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkup BBSDLP. Selain itu juga terdapat kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian tertentu. Dengan komitmen yang kuat, seluruh kendala tersebut bisa diatasi sehingga seluruh kegiatan dapat terselesaikan tepat waktu. Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja, dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap seluruh jajaran
di
lingkup
BBSDLP
dalam
rangka
pencapaian
sasaran
kegiatan,
meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumber daya yang ada, serta memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan dan pemantauan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
84
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1.
Tim Penyusun LAKIP Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian TA 2014
No
Nama
1.
Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr.
Jabatan dalam Tim Ka. BB Litbang SDLP
Penanggungjawab/ Nara Sumber
2.
Ir . Mas Teddy Sutriadi, M.Si.
Ka. Bid. Program dan Nara Sumber Evaluasi BBSDLP
3.
Sulaeman, SP, M.Si.
Kasie. Evaluasi BBSDLP
Ketua
4.
Efi Hanafiah, S.IP.
Staf Bidang Program dan Evaluasi
Anggota
5.
Erwan Mardi, S.IP.
Staf Bidang Program dan Evaluasi
Anggota
6.
Wahyu Wahdini M. SE., MM.
Kasie. Program BBSDLP
Kontributor
7.
Drs. Paidi R., MM., M.Si.
Kabag TU BBSDLP
Kontributor
8.
Dr. Ir. Ladyani Retno W.
Balittanah
Kontributor
9.
Rasta S., SE., M.Si
Balitklimat
Kontributor
10.
Suharsih, S.Si.
Balingtan
Kontributor
11.
Ir. Muhammad
Balittra
Kontributor
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
85
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014
Lampiran 2. Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian
KEPALA BBSDLP Dr.Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr
Sulaeman, SP., M.Si.
BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA (BALITTRA)
Dr. Wiratno
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
86
Dr. Herman Subagyo