i
KAJIAN MINIMASI BIAYA PRODUKSI STAY ASSY IAMI (ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA) PADA PT. BS INDONESIA
IMANDA NURUL HAQ
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor Bogor, Januari 2014
Imanda Nurul Haq NIM H24114043
iii
ABSTRAK IMANDA NURUL HAQ. Kajian Minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia Dibimbing oleh ALIM SETIAWAN Perencanaan agregat untuk pemrograman linier menggunakan model fixed work force dengan asumsi tidak ada pengurangan dan penambahan karyawan. Tingkat produksi dapat berfluktuasi hanya dengan menggunakan lembur. Metode peramalan permintaan yang sesuai adalah metode rata-rata bergerak. Kendala yang ada dalam penyusunan sistem optimasi perencanaan produksi di PT. BS Indonesia, diantaranya jumlah produksi, kecepatan produksi, jam tenaga kerja reguler dan jam tenaga kerja lembur. Parameter ini sangat berpengaruh pada tercapainya tujuan perusahaan yaitu meminimumkan biaya. Berdasarkan perbandingan metode perencanaan produksi, perencanaan produksi 15% dari peramalan permintaan dan perencanaan produksi pemrograman linier dari hasil penelitian menghasilkan total biaya Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) lebih rendah yaitu sebesar Rp. 2.121.109.794 dan Rp. 2.129.106.192 dibandingkan perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan yang berdasarkan 15% dari data permintaan masa lalu sebesar Rp 2.134.246.008. Kata kunci: perencanaan agregat, pemrograman linier, optimasi.
ABSTRACT IMANDA NURUL HAQ. Study Minimation Cost of Production Stay Assy IAMI (Isuzu Astra Motor Indonesia) at PT. BS Indonesia. Supervised by ALIM SETIAWAN Agregat planning for linear programing uses fixed work forced assuming that there is no decrease or increase in the number of employees. Production rate can fluctuate due to overtime only with fluctuate. The appropiate method of demand dorecasting is the moving average method.The existing obstacles in the preparation of production optimizing system at PT. BS Indonesia among others are the total production, production rate, working hours of reguar worker and overtime. These parameters give a big influence on reaching the company is goal which is minimizing cost. Based on the comparison of the production planning method, production planning is 15% of the predicted demand and the researching result of the linear production programing plan which resulting a far more lower Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) total cost which was Rp. 2.121.109.794 and Rp. 2.129.106.192, if it was compared to the production plan that the company working based on 15% data from the past demand that was as bis as Rp. 2.134.246.008. Keywords: agregat planning, linear programing, optimum.
iv
KAJIAN MINIMASI BIAYA PRODUKSI STAY ASSY IAMI (ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA) PADA PT. BS INDONESIA
IMANDA NURUL HAQ
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
v
Judul Skripsi Nama NIM
: Kajian Minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia : Imanda Nurul Haq : H24114043
Disetujui oleh
Alim Setiawan S, STP, MSi Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen
Tanggal lulus :
Judul Skripsi Nama NIM
Kajian Minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia Imanda Nurul Haq H24114043
Disetujui oleh
Alim Setiawan S, STP, MSi
Pembimbing I
Diketahui oleh
Tanggallulus :
2 3 JAN 2014
vi
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan Skripsi dengan judul β Kajian Minimasi Biaya Produksi Stay Assy IAMI (Isuzu Astra Motor Indonesia) Pada PT. BS Indonesia β. Skripsi ini merupakan hasil pengamatan penulis selama melakukan kegiatan lapang di PT. BS Indonesia dengan waktu satu bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peramalan permintaan dan optimasi perencanaan produksi PT. BS Indonesia dan diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk perusahaan kedepannya. Penulis berharap bahwa penulisan laporan ini benar-benar dapat memberikan kontribusi positif dan menimbulkan sikap kritis kepada para pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk senantiasa memperoleh wawasan dan pengetahuan. Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian, agar skripsi ini lebih baik lagi pada masa mendatang. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya, di ucapkan terima kasih.
Bogor, Januari 2014
Imanda Nurul Haq
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Teori Peramalan
3
Metode Peramalan
5
Optimasi Produksi
6
Konsep Dasar Pemrograman Linier
6
Model Pemrograman Linier
7
Pemrograman Linier untuk Perencanaan Agregat
8
Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
8
METODE Kerangka Pemikiran Penelitian
9 9
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
10
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Gambaran Umum Perusahaan
11
Peramalan Permintaan
12
Formulasi Model Pemrograman Linier
16
Hasil Pemrograman Linier
24
Implikasi Manajerial
26
SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL 1 Perencanaan produksi 15% berdasarkan hasil peramalan permintaan 2 Perencanaan produksi 15% berdasarkan data permintaan masa lalu 3 Perencanaan produksi berdasarkan hasil pemrograman linier 4 Total biaya hasil perencanaan 15% dari peramalan permintaan 5 Total biaya hasil perencanaan 15% dari data permintaan masa lalu 6 Total biaya produksi hasil pemrograman linier 7 Biaya tenaga kerja per jam 8 Biaya Stay Assy LHL (Left Hand Long) 9 Tabel variabel keputusan 10 Biaya Stay Assy LHS (Left Hand Short) 11 Tabel variabel keputusan 12 Biaya Stay Assy RH (Right Hand) 13 Tabel variabel keputusan 14 Waktu kerja dalam menghasilkan satu unit 15 Hasil pemrograman linier Stay Assy IAMI LHL (Left Hand Long) 16 Hasil pemrograman linier Stay Assy IAMI LHS (Left Hand Short) 17 Hasil pemrograman linier Stay Assy IAMI RH (Right Hand)
12 13 13 14 14 15 17 18 18 19 20 20 21 22 25 25 26
DAFTAR GAMBAR
1 Grafik perkembangan jumlah kendaraan tahun 2007-2011 2 Permintaan Stay Assy IAMI tahun 2011 3 Kerangka pemikiran penelitian
1 2 10
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7
Stay Assy IAMI Permintaan Stay Assy IAMI Biaya produksi Stay Assy IAMI Perhitungan biaya penyimpanan Stay Assy IAMI Hasil pemrograman linier Stay Assy LHL (Left Hand Long) Hasil pemrograman linier Stay Assy LHS (Left Hand Short) Hasil pemrograman linier Stay Assy RH (Right Hand)
29 30 31 32 34 35 36
1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Pasar otomotif di Indonesia merupakan pasar yang relatif menjanjikan. Kebutuhan masyarakat untuk sebuah kendaraan telah membuat para produsen, baik dari dalam dan luar negeri mengeluarkan produk-produk yang mempunyai mutu, spesifikasi, desain dan fitur yang membuat produk tersebut berbeda dengan produk lainnya. Persaingan tersebut membuat perusahaan-perusahaan otomotif berusaha merebut pangsa pasar dan membuat produknya paling unggul demi meningkatkan volume penjualan. Perkembangan jumlah pemakaian kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah. Jumlah pemakaian kendaraan yang meningkat, menjadi daya tarik bagi investor akan menanamkan modalnya di Indonesia. Berikut ini adalah data perkembangan jumlah kendaraan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 sampai 2011.
JUMLAH KENDARAAN
12000000 10000000 8000000 Mobil
6000000
Bis
4000000
Truk
2000000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: BPS (2011)
Gambar 1. Grafik perkembangan jumlah kendaraan tahun 2007-2011 Pertumbuhan yang positif ini dapat meningkatkan persaingan yang ketat baik dari investor dalam maupun luar negeri. Persaingan yang semakin ketat akan mendorong setiap perusahaan untuk mengendalikan produksinya, sehingga tercapai efisiensi untuk meminimasi biaya produksi. Salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu sektor otomotif. Pertumbuhan sektor otomotif sangat mendukung pertumbuhan beberapa sektor industri lainnya, salah satu industri yang mendapatkan dampak positif dari perkembangan industri otomotif adalah industri sparepart. Tingginya tingkat penggunaan kendaraan di masyarakat, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial untuk mengembangkan industri sparepart. PT. BS Indonesia merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang memproduksi sparepart. Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. BS Indonesia yaitu Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). Produk tersebut
2
Permintaan
merupakan produk yang diproduksi sejak tahun 2011 untuk memenuhi permintaan dari Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). Berikut adalah permintaan Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) tahun 2011 PT. BS Indonesia disajikan pada Gambar 2. 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
LHL (2011) LHS (2011) RH (2011)
Sumber: PT. BS Indonesia tahun 2011
Gambar 2. Permintaan Stay Assy IAMI tahun 2011 Perusahaan dituntut menyediakan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Selain itu, perusahaan juga harus mampu merencanakan produksi untuk melihat permintaan konsumen. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk mampu meramalkan permintaan pasar, sehingga dapat merencanakan jumlah barang yang akan diproduksi. Peramalan permintaan dibutuhkan oleh bagian perencanaan produksi untuk melihat permintaan konsumen di masa mendatang serta prospeknya terhadap peningkatan penjualan, sehingga dapat menentukan tingkat produksi yang efektif dengan sumber daya yang tersedia. Perusahaan perlu menentukan tingkat produksi yang efektif diantara keterbatasan sumber daya, sehingga perusahaan perlu melakukan optimasi untuk mencapai biaya yang efisien. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa perencanaan terhadap permintaan konsumen dan optimalisasi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan. Jika perencanaan terhadap permintaan konsumen tidak terpenuhi maka perusahaan tidak akan bisa mengoptimalkan dalam produksinya. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Metode apa yang sesuai untuk peramalan permintaan Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) untuk satu tahun kedepan? 2. Kendala apa yang mempengaruhi minimasi biaya produksi perusahaan? 3. Menentukan biaya produksi yang dibutuhkan selama periode 2013?
3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah : 1. Menentukan metode yang sesuai untuk peramalan permintaan Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) di PT. BS Indonesia. 2. Mempelajari kendala yang harus diperhatikan dalam optimasi produksi PT. BS Indonesia. 3. Mengetahui biaya produksi yang dibutuhkan oleh PT. BS Indonesia. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian membatasi masalah pada faktor-faktor yang meliputi : 1. Penelitian ini difokuskan hanya pada produk Stay Assy Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI). 2. Peramalan berdasarkan pada data masa lampau. 3. Tidak ada pengangkatan atau pemberhentian tenaga kerja selama periode perencanaan. 4. Penelitian yang dilakukan adalah perencanaan agregat untuk pemrograman linier.
TINJAUAN PUSTAKA Teori Peramalan Menurut Heizer dan Render (2005), peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan yang dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematik. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan, karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut dan memperkirakan peluang, serta kesempatan yang ada dan ancaman yang mungkin terjadi di masa mendatang. Menurut Heizer dan Render (2005), peramalan berdasarkan horizon waktu dibedakan atas beberapa kategori, yaitu : 1. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang mencakup jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya kurang dari 3 (tiga) bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja dan tingkat produksi. 2. Peramalan jangka menengah, yaitu peramalan yang mencakup hitungan bulanan hingga 3 (tiga) tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi. 3. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang mencakup perencanaan masa tiga tahun atau lebih. Peramalan ni digunakan untuk merencanakan
4 produk baru, pembelanjaan modal, atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan. Tahapan Peramalan Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu mendatang atas dasar pola-pola di waktu yang lalu dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola di waktu yang lalu. Peramalan memerlukan kebijakan, sedangkan proyeksiproyeksi adalah fungsi mekanikal. Menurut Handoko (1994), proses peramalan terdiri dari beberapa langkah, yaitu : a. Penentuan Tujuan. Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang diinginkan. Sebaliknya, tujuan tergantung pada kebutuhan informasi para manajer. Analis membicarakannya dengan para pembuat keputusan untuk mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan dan menentukan : a. Peubah apa yang akan diestimasi. b. Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan. c. Untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan akan digunakan. d. Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan. e. Derajat kepentingan estimasi yang diinginkan. f. Kapan estimasi dibutuhkan. g. Bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis. 2. Pengembangan Model. Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengembangkan suatu model, yang merupakan penyajian secara lebih sederhana dari sistem yang dipelajari. Model adalah suatu kerangka analitik yang bila dimasukkan data masukan menghasilkan estimasi penjualan di masa mendatang. Pemilihan suatu model yang tepat adalah krusial, karena setiap model mempunyai asumsi-asumsi yang harus dipenuhi sebagai persyaratan penggunaannya. Validitas dan realiabilitas estimasi sangat tergantung pada model yang dipakai. 3. Pengujian Model. Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat akurasi, validitas dan reliabilitas yang diharapkan. Hal ini sering mencakup penerapannya pada data historik dan penyiapan estimasi untuk tahun-tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketetapan hasil peramalan dengan kenyataan. Dengan kata lain, pengujian model bermaksud untuk mengetahui validitas atau kemampuan prediksi secara logik suatu model. 4. Penerapan Model. Setelah pengujian, analis menerapkan model dan dalam tahap ini data historik dimasukkan ke dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan. 5. Revisi dan evaluasi. Ramalanβramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan, karena adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan atau lingkungannya seperti tingkat harga produk perusahaan, karakteristik-karakteristik produk, pengeluaran-pengeluaran periklanan, kebijaksanaan moneter dan kemajuan teknologi. Evaluasi merupakan perbandingan hasil ramalan dengan hasil nyata
5 untuk menilai ketetapan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga mutu estimasi-estimasi di waktu mendatang. Metode Peramalan Handoko (1994) mengatakan terdapat dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Peramalan kuantitatif menggunakan model matematik yang beragam dengan data masa lalu dan pengubah sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Peramalan subyektif atau kualitatif, yaitu peramalan yang menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi dan sistem nilai pengambilan keputusan untuk meramal. Peramalan Kuantitatif Menurut Makridarkis et al (1999) peramalan kuantitatif menggunakan model matematik yang beragam dengan data masa lalu dan peubah sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Metode peramalan kuantitatif memerlukan data historis atau data empiris, mutu data dan pemilihan metode yang cocok akan menentukan hasil mutu peramalan. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan apabila terdapat tiga kondisi) berikut : a. Terdapat informasi masa lalu. b. Informasi tersebut bisa dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik. c. Dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang. Dua asumsi pertama pertama merupakan syarat keharusan bagi penerapan metode peramalan kuantitatif, sedangkan asusmsi ketiga merupakan syarat kecukupan, artinya walaupun asumsi ketiga dilanggar model yang dirumuskan masih dapat digunakan. Hanya hal ini akan memberikan kesalahan peramalan yang relatif besar, bila perubahan pola data ataupun bentuk hubungan fungsional tersebut terjadi secara sistematis. Berdasarkan data masa lalu, metode peramalan kuantitatif dibagi menjadi dua bagian, yaitu metode deret waktu (time series), yaitu model yang membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi masa lalu, dengan menggunakan data masa lalu dapat melakukan peramalan. Dalam metode deret waktu peramal hanya berusaha mencari pola-pola dari data suatu data, tanpa berusaha mencari apa penyebab dan mengapa polanya demikian. Bisa jadi pola data masa lalu tidak sama lagi dengan masa depan, karena faktor-faktor yang mempengaruhinya sudah berubah. Metode peramalan yang kedua adalah metode peramalan asosiatif atau metode peramalan kausal (metode peramalan eksplanatori), yaitu metode peramalan yang menggabungkan peubah atau faktor yang mungkin mempengaruhi permintaan atas suatu produk (peubah bebas) terhadap permintaan suatu produk (peubah tidak bebas). Peramalan kuantitatif juga memiliki keterbatasan, jika terjadi perubahan pola data atau hubungan sebab akibat, maka hasil ramalan menjadi kurang akurat (Heizer dan Render 2005).
6 Metode Peramalan Deret Waktu Metode peramalan deret waktu merupakan suatu teknik peramalan yang menggunakan sekumpulan data yang dicatat selama periode tertentu yang digunakan untuk memprediksi atau meramalkan keadaan masa depan. Komponen pola data deret berkala (time series) menurut Heizer dan Render (2005), yaitu : 1. Trend Sekuler yaitu arah data deret berkala jangka panjang yang cukup rata (smooth), atau pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau menurun. 2. Siklus adalah pola data yang terjadi setiap beberapa tahun, atau naik turunnya suatu deret waktu selama periode yang lebih panjang dari satu tahun. 3. Musim adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu seperti hari, minggu,bulan, atau kuartal. 4. Variasi acak adalah suatu titik khusus dalam data, yang disebabkan oleh peluang dan situasi yang tidak biasa. Variasi acak tidak memiliki pola khusus, jadi tidak dapat diprediksi. Optimasi Produksi Menurut Mulyono (1991) persoalan optimasi adalah suatu persoalan untuk membuat nilai suatu fungsi (X) beberapa peubah menjadi maksimum atau minimum atau dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Biasanya pembatasan- pembatasan tersebut meliputi tenaga kerja (man), uang (money), material yang merupakan input, waktu dan ruang. Program linier (Linear Programming atau LP) adalah suatu metode yang digunakan didalam penentuan optimasi produksi suatu perusahaan. Program linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya langka untuk mencapai suatu tujuan seperti maksimum keuntungan atau meminimumkan biaya. Konsep Dasar Pemrograman Linier Pemrograman linier adalah suatu metode dalam mengalokasikan sumber daya langka untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya, Taha (1996). Persoalan dalam pemrograman linier berusaha untuk mencari pemecahan optimal di dalam batasan sumber daya perusahaan. Agar pemrograman linier dapat diterapkan, maka asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan adalah : a. Linearity. Kata linier secara tidak langsung dapat diartikan sebagai hubungan proporsional yang berarti bahwa tingkat perubahan atau kemiringan hubungan fungsional itu adalah konstan dan karena itu perubahan nilai peubah mengakibatkan perubahan relatif nilai fungsi dalam jumlah yang sama. b. Additivity. Hal ini dapat diartikan sebagai tak ada penyesuaian pada perhitungan peubah kriteria karena terjadinya interaksi. Additivitas mengharuskan bahwa fungsi tujuan adalah jumlah langsung dari kontribusi individual dari peubah-peubah yang berbeda. Dengan cara yang sama, dari sisi kiri dari setiap batasan hanya merupakan jumlah penggunaan individual dari setiap peubah dari sumber daya yang bersesuaian. c. Divisibility. Suatu asumsi yang menyatakan bahwa nilai solusi yang diperoleh tidak harus merupakan bilangan bulat. Solusi dari hasil perhitungan dapat
7 terjadi pada nilai pecahan manapun. Dalam hal ini peubah keputusan merupakan peubah kontinyu, sebagai lawan dari peubah diskrit atau bilangan bulat. d. Deterministic. Dalam pemrograman linier semua parameter model diketahui konstan, maka secara tak langsung mengasumsikan bahwa suatu masalah keputusan dalam suatu kerangka statis, dimana semua parameter diketahui dengan kepastian. Pemrograman linier memiliki beberapa keuntungan dan kelebihan, yaitu sebagai alat kuantitatif untuk melakukan pemrograman. Kelebihan pemrograman linier antara lain mudah dilaksanakan, terutama jika menggunakan alat bantu komputer dan dapat menggunakan banyak peubah, sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya optimum yang dapat dicapai, fungsi tujuan dapat difleksibelkan sesuai dengan tujuan penelitian atau berdasarkan data yang tersedia. Kekurangan dari pemrograman linier adalah jika komputer tidak tersedia, maka pemrograman linier dengan menggunakan banyak peubah akan menyulitkan dalam analisanya bahkan tidak dapat dikerjakan secara manual. Model Pemrograman Linier Model adalah sebuah tiruan terhadap realita. Langkah untuk membuat peralihan dari realita ke model kuantitatif dinamakan perumusan model yang merupakan salah satu teknik dasar didalam penentuan teknik optimasi produksi. Menurut Siswanto (2007) model pemrograman linier mempunyai tiga unsur utama yaitu: a. Peubah Keputusan. Peubah keputusan adalah peubah persoalan yang akan mempengaruhi nilai tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses pemodelan, penemuan peubah keputusan tersebut harus dilakukan terlebih dahulu sebelum merumuskan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya. b. Fungsi Tujuan. Dalam model pemrograman linier, tujuan yang hendak dicapai harus diwujudkan ke dalam sebuah fungsi matematik linier dan selanjutnya dimaksimumkan atau diminimumkan terhadap kendala-kendala yang ada. c. Fungsi Kendala. Kendala dapat didefinisikan sebagai suatu pembatas terhadap kumpulan keputusan yang mungkin dibuat dan harus dituangkan ke dalam fungsi matematik linier. Dian R (2003) mengatakan model optimasi yang dikembangkan merupakan model penjadwalan yang dapat menentukan waktu mulai, waktu selesai, besar ukuran lot yang harus diproses dan besar kapasitas yang harus tersedia pada masing-masing periode untuk memenuhi sejumlah pesanan. Model optimasi yang dikembangkan memperhatikan proses pembuatan suatu produk, karena pada kenyataannya beberapa operasi dari proses tersebut mungkin bersaing dalam menggunakan suatu mesin. Oleh karena itu, penentuan ukuran lot produksi dimaksudkan untuk mengalokasikan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap hari kerja. Model ini menjawab persoalan apabila terdapat sejumlah pesanan yang melebihi dari kapasitas lembur yang tersedia, oleh karena itu digunakan alternatif subkontrak untuk mengatasi pesanan yang tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas lembur tersebut
8 Pemrograman Linier untuk Perencanaan Agregat Perencanaan produksi secara agregat berhubungan dengan penentuan menetapkan produksi, penyimpanan dan tingkat tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan persyaratan permintaan berfluktuasi selama masa perencanaan yang berkisar enam bulan sampai satu tahun. Pendekatan produksi agregat berdasarkan pada keberadaan suatu unit agregat dari produksi seperti rata-rata atau dalam hal berat, volume, waktu produksi atau nilai uang, rencana kemudian didasarkan pada permintaan agregat untuk satu atau lebih unit agregat. Perencanaan produksi agregat dibebankan pada proses penjadwalan produksi yang menentukan kuantitas spesifik yang akan di produksi dari tiap unit. Rencana tersebut harus memperhitungkan cara suatu perusahaan untuk dapat menghadapi fluktuasi permintaan dan juga biaya yang berkaitan dengan hal tersebut (Gallego 2001). Fixed work force model merupakan model pemrograman linier perencanaan agregat dengan asumsi tidak ada pemecatan atau menambah karyawan pada perusahaan dan tingkat produksi dapat berfluktuasi hanya dengan menggunakan lembur (Gallego 2001) , model tersebut dirumuskan pada persamaan (1) : ππ ππ Min = βππ π‘π‘=1 βπ‘π‘=1[ππππππ ππππππ + βππππ πΌπΌππππ ] + βπ‘π‘=1[πππ‘π‘ π
π
π‘π‘ + πππ‘π‘ πππ‘π‘ ] ....................................(1)
Keterangan : ππππππ βππππ πππ‘π‘ ππππππ πππ‘π‘ π
π
οΏ½ πΌπΌππππ ππ ππ
: Biaya produksi unit untuk produk i pada periode t : Biaya penyimpanan per unit untuk produk i pada periode t : Biaya jam kerja reguler di periode t : Perkiraan permintaan untuk periode t : Biaya jam kerja lembur di periode t : Total jam buruh biasa yang tersedia pada periode i : Tingkat persediaan awal untuk produk i : Jangka waktu dalam periode : Total jumlah produk
ππππππ πΌπΌππππ π
π
π‘π‘ πππ‘π‘
: Unit produk yang harus diproduksi pada periode t : Unit produk sebagai persediaan pada periode t : Jam kerja reguler yang digunakan selama periode t : Jam kerja lembur yang digunakan selama periode t
Variabel Keputuan Empat variabel keputusan yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah unit produk, persediaan, jam tenaga kerja dan jam kerja lembur. Jumlah ini dilambangkan sebagai berikut :
Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Mukti (1997) melakukan penelitian mengenai strategi perencanaan produksi agregat industri kayu lapis. Metode perencanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan terhadap permintaan kayu dengan menggunakan metode peramalan ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Avarage Model) dan hasil penelitian mengenai optimasi dilakukan dengan menggunakan pemrograman linier dengan bantuan program komputer Linear Interactive of Discrete Optimize (LINDO), dengan total biaya minimum yang dihasilkan dari hasil optimasi Rp 335.405.790.000,00. Faktor β faktor yang menjadi kendala dalam perumusan
9 model pemrograman linier adalah jam tenaga kerja reguler, jam tenaga kerja lembur, kapasitas gudang, pemintaan produk dan persediaan produk jadi. Pratama (2011) melakukan penelitian mengenai kajian optimasi biaya produksi dan persediaan produksi pada PT. Federal Karyatama. Penelitian yang dilakukan tujuan optimasi yaitu meminimumkan biaya produksi dengan kendala bahan baku, kapasitas produksi, kendala jumlah total produk dan kendala jumlah minimum dan maksimum produk. Hasil yang diperoleh biaya produksi yaitu Rp. 682.682.142.425, sedangkan biaya perusahaan Rp. 682.999.878.207. Selisih antara keduanya Rp 317.735.781. Andinova (2009) melakukan penelitian mengenai kajian optimasi pada PT. Pismatex, Pekalongan. Peubah keputusan didalam proses penelitian tersebut adalah tingkat produksi sarung selama satu periode produksi (12 bulan), yang dikelompokkan menjadi lima (5) kelompok jenis produk. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa PT. Pismatex mengalami kendala dalam upayanya, kendala yang dilami adalah keterbatasan sumber daya yang dimilikinya, yaitu meliputi ketersediaan bahan baku, jam kerja tenaga kerja langsung, jam mesin dan jumlah permintaan.
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Kegiatan penelitian dimulai dengan meninjau secara umum sistem produksi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mendefinisikan masalah yang terdapat dalam perencanaan produksi di perusahaan tersebut. Kemudian dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan. Peramalan permintaan dilakukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (Moving Average). Metode tersebut untuk meramalkan permintaan setiap bulan pada tahun mendatang. Penggunaan metode rata-rata bergerak (moving average), karena ketersediaan data permintaan yang dua tahun. Hasil peramalan ini kemudian akan dijadikan acuan untuk menentukan produksi. Target produksi perusahaan berdasarkan wawancara setiap tahunnya sebesar 15%. Target produksi tersebut akan dijadikan asumsi produksi perusahaan untuk tahun 2013. Tahapan peramalan adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data historis permintaan Stay Assy IAMI tahun 2011 sampai 2012. 2. Menggunakan metode rata-rata bergerak (Moving Average) untuk melihat permintaan tahun 2013 setiap bulannya. 3. Hasil dari metode tersebut akan di tambahkan dengan target produksi perusahaan yang akan dijadikan asumsi untuk produksi perusahaan di tahun 2013. Setelah target produksi diperoleh untuk tahun 2013, kemudian menggunakan metode untuk mengetahui produksi optimal yaitu pemrograman linier. Kelebihan alat ini dapat menggunakan banyak variabel sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya yang optimum. Pemrograman linier juga akan memberikan alternatif perencanaan untuk
10 berproduksi sesuai dengan jumlah permintaan, menggunakan jam kerja reguler secara maksimal, dan menggunakan kapasitas perusahaan secara maksimal. Hasil yang didapat berupa biaya produksi perusahaan untuk tahun 2013. Hasil tersebut akan dijadikan masukan untuk perusahaan untuk melakukan perencanaan produksi. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 3. Visi Misi Perusahaan PT. BS Indonesia dan tujuan meminimumkan biaya
Perencanaan produksi Stay Assy pada PT. BS Indonesia
Perencanaan jumlah produksi Stay Assy
Data permintaan Stay Assy
Kendala-Kendala : - Jumlah produksi
Metode Peramalan Permintaan
Metode Moving Average
- Kecepatan produksi - Jam tenaga kerja Reguler - Jam tenaga kerja Lembur .
Optimasi Produksi Stay Assy IAMI
Pencarian solusi LP dengan Lindo
Hasil perencanaan optimasi produksi d d
Implikasi
Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. BS Indonesia yang beralamat di Jl. Jababeka X Blok F7 No. 26, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.
11 Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan langsung di lokasi penelitian. Data tersebut didapat dengan cara pengamatan langsung (observasi) serta wawancara dengan narasumber dari pihak perusahaan PT. BS Indonesia. Data primer yang di dapat adalah yang terkait dengan produksi khususnya pada Stay assy IAMI di PT. BS Indonesia. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur terkait dan data dari perusahaan yang berkaitan dengan data penjualan, data produksi dan lain-lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan PT. BS Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri automotive khususnya sparepart seperti lampu dan kaca. PT. BS Indonesia Terletak di Jl. Jababeka X Blok F.7 No.26 Kawasan Industri Jababeka CikarangBekasi 17530-Indonesia. Perusahaan tersebut berdiri pertama kali di Indonesia pada bulan Februari 1992 dengan Presiden Direktur perusahaan Kim Jae Mu. Selain itu, di Korea kota Seoul dengan nama JN Industri dan Best Spare Korea. PT. BS Indonesia menjalankan kegiatan usahanya dengan mengacu kepada visi dan misi perusahaan. Visi PT. BS Indonesia adalah βberusaha meningkatkan mutu produk untuk menjadi perusahaan automotive part yang mampu masuk ke pasar yang berada lima besar di Indonesiaβ. Sedangkan misi PT. BS Indonesia adalah selalu aktif mengembangkan produk dengan inovasi design maksimal dan intensif melaksanakan pelatihan, sejalan dengan peningkatan kesejahteraan karyawan. Stay Assy IAMI merupakan part untuk kendaraan truk, khususnya untuk kaca spion. Part ini terdiri dari sebelah kanan dan kiri (satu set). Untuk sebelah kiri terdiri dari LHL (Left Hand Long) dan LHS (Left Hand short) sedangkan untuk sebelah kanan RH (Right Hand). Lebih jelasnya Stay Assy IAMI disajikan pada Lampiran 1. Aktivitas produksi yang dilakukan di PT. BS Indonesia dalam pembuatan Stay Assy IAMI adalah sebagai berikut: a. Proses Swagging merupakan proses pemanasan pipe blank dan pembulatan kepala pipe blank. b. Proses Bending yaitu proses pembengkokkan stay swagging. c. Proses Welding yaitu proses pengelasan stay bending. d. Proses Short blasting yaitu proses pembersihan stay welding dari minyak yang tersisa pada proses sebelumnya. Proses short blast sering dikenal dengan proses amplas.
12 e. Proses CED (Cathode Electrode Dispotitions) merupakan proses pemberian cat dasar dengan cara menyemprotkan unsur kimia yaitu unsur katoda elektroda yang bertujuan untuk menghindari terjadinya pengkaratan. f. Proses Powder Coating. proses pemberian unsur metalik yaitu dengan cara menyemprotkan serbuk powder ke stay agar terlihat mengkilap. Peramalan Permintaan Proses peramalan dalam penelitian ini didapatkan berdasarkan data permintaan Stay Assy IAMI terhitung dari bulan Januari 2011 sampai Desember 2012. Data permintaan Stay Assy IAMI disajikan pada Lampiran 2. Proses peramalan dilakukan dengan metode rata-rata bergerak (Moving Average) untuk setiap bulannya di tahun 2011 dan tahun 2012. Berdasarkan ketetapan perusahaan target produksi perusahaan setiap tahunnya sebesar 15%. Hasil perhitungan permintaan akan ditambahkan dengan jumlah target produksi untuk dijadikan asumsi produksi perusahaan di tahun 2013. Perbandingan perencanaan produksi 15% dari hasil peramalan permintaan dengan 15% perencanaan produksi dari historis dan hasil pemrograman linier disajikan pada Tabel 1, 2 dan 3. Tabel 1. Perencanaan produksi 15% berdasarkan hasil peramalan permintaan Permintaan Stay Assy IAMI(2013) Asumsi Produksi Stay Assy IAMI(2013) Bulan (2013) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
LHL
LHS
RH
LHL
LHS
RH
948 948 960 816 888 852 990 1.014 846 870 780 816 10.728
576 576 570 594 612 594 522 504 516 498 516 444 6.522
1.470 1.530 1.554 1.458 1.620 1.632 1.554 1.506 1.314 1.296 1.266 1.236 17.436
1.090 1.090 1.104 938 1.021 980 1.139 1.166 973 1.001 897 938 12.337
662 662 656 683 704 683 600 580 593 573 593 511 7.500
1.691 1.760 1.787 1.677 1.863 1.877 1.787 1.732 1.511 1.490 1.456 1.421 20.052
13 Berdasarkan hasil peramalan permintan Stay Assy IAMI tahun 2013 untuk LHL (Left Hand Long), permintaan tertinggi terjadi di bulan Agustus sebesar 1.014 unit dan permintaan terendah terjadi di bulan November sebesar 780 unit dengan asumsi produksi sebesar 1.166 unit dan 897 unit. Permintaan tertinggi untuk LHS (Left Hand Short) terjadi di bulan Mei sebesar 612 unit dan permintaan terendah terjadi di bulan Desember sebesar 444 unit dengan asumsi produksi sebesar 704 unit dan 511 unit. Permintaan tertinggi untuk RH (Right Hand) terjadi di bulan Juni sebesar 1.632 unit dan permintaan terendah terjadi di bulan Desember sebesar 1.236 dengan asumsi produksi sebesar 1.877 unit dan 1.421 unit. Hasil dari peramalan permintaan tersebut, perusahaan dapat mengetahui siklus permintaan saat rendah dan tinggi. Sehingga perusahaan dapat merencanakan jumlah produk yang akan di produksi sesuai dengan target produksi yang ditetapkan perusahaan. Tabel 2. Perencanaan produksi 15% berdasarkan data permintaan masa lalu Bulan (2013) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Permintaan Stay Assy IAMI (2012) Asumsi Produksi Stay AssyIAMI (2013) LHL
LHS
RH
LHL
LHS
RH
1.116 1.116 1.104 840 960 924 1.188 1.044 756 792 612 768 11.220
564 564 504 540 540 600 444 420 408 360 492 492 5.928
1.620 1.680 1.608 1.380 1.500 1.524 1.632 1.464 1.164 1.152 1.104 1.212 17.040
1.283 1.283 1.271 1.007 1.127 1.091 1.355 1.211 923 959 779 935 13.224
648 648 588 624 624 684 528 504 492 444 576 576 6.936
1.863 1.923 1.851 1.623 1.743 1.767 1.875 1.707 1.407 1.392 1.347 1.455 19.953
Perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan berdasarkan permintaan tahun sebelumnya untuk melakukan produksi di tahun berikutnya. Asumsi produksi yang dilakukan perusahaan sebesar 15% dari permintaan. Permintaan tertinggi untuk LHL (Left Hand Long) terjadi di bulan Juli sebesar 1.188 unit dan permintaan terendah terjadi di bulan November sebesar 612 unit dengan asumsi produksi sebesar 1.355 unit dan 779 unit. Permintaan tertinggi untuk LHS (Left Hand Short) terjadi di bulan Juni sebesar 684 unit dan permintaan terendah terjadi di bulan Oktober sebesar 360 unit dengan asumsi produksi sebesar 698 unit dan 444 unit. Permintaan tertinggi untuk RH (Right Hand) terjadi di bulan Februari sebesar 1.680 unit dan permintaan terendah terjadi di bulan November sebesar 1.104 dengan asumsi produksi sebesar 1.923 unit dan 1.347 unit.
14 Tabel 3. Perencanaan produksi berdasarkan hasil pemrograman linier Permintaan Stay Assy IAMI (2013) Asumsi Produksi Stay Assy IAMI(2013) Bulan (2013) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
LHL
LHS
RH
LHL
LHS
RH
948 948 960 816 888 852 990 1.014 846 870 780 816 10.728
576 576 570 594 612 594 522 504 516 498 516 444 6.522
1.470 1.530 1.554 1.458 1.620 1.632 1.554 1.506 1.314 1.296 1.266 1.236 17.436
1.090 1.090 1.102 958 1.030 994 1.132 1.156 988 1.012 922 958 12.432
662 662 656 680 698 680 608 590 602 584 602 530 7.554
1.691 1.760 1.787 1.677 1.863 1.877 1.787 1.732 1.511 1.490 1.456 1.421 20.052
Perencanaan produksi hasil pemrograman linier hampir sama dengan perencanaan hasil dari peramalan permintaan. Hasil pemrograman linier ini berdasarkan permintaan masa lalu yang kemudian dilakukan peramalan. Selain itu, terdapat biaya-biaya yang dijadikan parameter untuk menentukan biaya produksi. Total biaya dari setiap masing-masing perencanaan baik dari hasil perencanaan peramalan, hasil perencanaan perusahaan dan hasil dari pemrograman linier disajikan pada Tabel 4, 5 dan 6. Tabel 4. Total biaya hasil perencanaan 15% dari peramalan permintaan Bulan (2013) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
LHL Rp. 59.088.900 Rp. 59.088.900 Rp. 59.847.840 Rp. 50.848.980 Rp. 55.348.410 Rp. 53.125.800 Rp. 61.745.190 Rp. 63.208.860 Rp. 52.746.330 Rp. 54.264.210 Rp. 48.626.370 Rp. 50.848.980 Rp 668.788.770
Stay Assy IAMI LHS Rp. 34.895.344 Rp. 34.895.344 Rp. 34.579.072 Rp. 36.002.296 Rp. 37.109.248 Rp. 36.002.296 Rp. 31.627.200 Rp. 30.572.960 Rp. 31.258.216 Rp. 30.203.976 Rp. 31.258.216 Rp. 26.935.832 Rp 395.340.000
RH Rp. 89.135.992 Rp. 92.773.120 Rp. 94.196.344 Rp. 88.398.024 Rp. 98.202.456 Rp. 98.940.424 Rp. 94.196.344 Rp. 91.297.184 Rp. 79.647.832 Rp. 78.540.880 Rp. 76.748.672 Rp. 74.903.752 Rp. 1.056.981.024
Total Biaya
Rp. 2.121.109.794
Total biaya Stay Assy IAMI berdasarkan hasil perencanaan 15% dari peramalan permintaan sebesar Rp. 2.121.109.794. Biaya produksi Stay Assy IAMI diperoleh dengan mengalikan jumlah total produksi dengan biaya per unit produk. Biaya produksi LHL (Left Hand Long) selama periode 2013 sebesar Rp. 668.788.770, untuk LHS (Left Hand Short) sebesar Rp. 395.340.000 dan RH (Right Hand) sebesar Rp. 1.056.981.024.
15 Tabel 5. Total biaya hasil perencanaan 15% dari data permintaan masa lalu Bulan (2013) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
LHL Rp. 69.551.430 Rp. 69.551.430 Rp. 68.900.910 Rp. 54.589.470 Rp. 61.094.670 Rp. 59.143.110 Rp. 73.454.550 Rp. 65.648.310 Rp. 50.035.830 Rp. 51.987.390 Rp. 42.229.590 Rp. 50.686.350 Rp.716.873.040
Stay Assy IAMI LHS Rp. 34.157.376 Rp. 34.157.376 Rp. 30.994.656 Rp. 32.892.288 Rp. 32.892.288 Rp. 36.055.008 Rp. 27.831.936 Rp. 26.566.848 Rp. 25.934.304 Rp. 23.404.128 Rp. 30.362.112 Rp. 30.362.112 Rp.365.610.432
RH Rp. 98.202.456 Rp.101.365.176 Rp. 97.569.912 Rp. 85.551.576 Rp. 91.877.016 Rp. 93.142.104 Rp. 98.835.000 Rp. 89.979.384 Rp. 74.165.784 Rp. 73.375.104 Rp. 71.003.064 Rp. 76.695.960 Rp.1.051.762.536
Total Biaya
Rp.2.134.246.008.
Total biaya Stay Assy IAMI berdasarkan hasil perencanaan 15% dari data permintaan masa lalu sebesar Rp. 2.134.246.008. Biaya produksi Stay Assy IAMI diperoleh dengan mengalikan jumlah total produksi dengan biaya per unit produk. Biaya produksi LHL (Left Hand Long) selama periode 2013 sebesar Rp. 716.873.040, untuk LHS (Left Hand Short) sebesar Rp. 365.610.432 dan RH (Right Hand) sebesar Rp. 1.051.762.536 Tabel 6. Total biaya produksi hasil pemrograman linier Bulan (2013) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
LHL Rp. 59.088.900 Rp. 59.088.900 Rp. 59.739.420 Rp. 51.933.180 Rp. 55.836.300 Rp. 53.884.740 Rp. 61.365.720 Rp. 62.666.760 Rp. 53.559.480 Rp. 54.860.520 Rp. 49.981.620 Rp. 51.933.180 Rp. 673.938.720
Stay Assy IAMI LHS Rp. 34.895.344 Rp. 34.895.344 Rp. 34.579.072 Rp. 35.844.160 Rp. 36.792.976 Rp. 35.844.160 Rp. 32.048.896 Rp. 31.100.080 Rp. 31.732.624 Rp. 30.783.808 Rp. 31.732.624 Rp. 2.7.937.360 Rp. 398.186.448
RH Rp. 89.135.992 Rp. 92.773.120 Rp. 94.196.344 Rp. 88.398.024 Rp. 98.202.456 Rp. 98.940.424 Rp. 94.196.344 Rp. 91.297.184 Rp. 79.647.832 Rp. 78.540.880 Rp. 76.748.672 Rp. 74.903.752 Rp. 1.056.981.024
Total Biaya
Rp. 2.129.106.192
Total biaya Stay Assy IAMI berdasarkan hasil perencanaan pemrograman linier sebesar Rp. 2.129.106.192. Biaya produksi Stay Assy IAMI diperoleh dengan mengalikan jumlah total produksi dengan biaya per unit produk. Biaya produksi LHL (Left Hand Long) selama periode 2013 sebesar Rp. 673.938.720, untuk LHS (Left Hand Short) sebesar Rp. 398.186.448 dan RH (Right Hand) sebesar Rp. 1.056.981.024. Berdasarkan total biaya produksi dari setiap masing-masing metode yang digunakan, total biaya yang paling rendah adalah perencanaan produksi 15% berdasarkan peramalan permintaan dan perencanaan produksi dari hasil pemrograman linier karena menghasilkan total biaya yang rendah yaitu sebesar Rp. 2.121.109.794. dan Rp. 2.129.106.192 dibandingkan dengan perencanaan produksi 15% dari data permintaan masa lalu yaitu sebesar Rp. 2.134.246.008. selisih yang di peroleh dari perbandingan tersebut sebesar Rp. 13.136.214 dan Rp.
16 5.139.816. Jadi, perusahaan dapat menggunakan perencanaan produksi 15% berdasarkan peramalan permintaan karena perencanaan tersebut menghasilkan total biaya yang lebih rendah dibandingkan metode perencanaan produksi yang lainnya. Formulasi Model Pemrograman Linier Perumusan pemrograman linier dalam penelitian ini berdasarkan model yang dijelaskan oleh Gallego (2001) yaitu Fixed work force model merupakan model pemrograman linier perencanaan agregat dengan asumsi tidak ada pemecatan atau menambah karyawan pada perusahaan dan tingkat produksi dapat berfluktuasi hanya dengan menggunakan lembur. 1. Fungsi Tujuan Tujuan masalah ini adalah meminimumkan biaya total satu tahun. Total biaya dalam konteks ini adalah jumlah biaya keseluruhan permintaan Stay Assy IAMI selama satu tahun. Sehingga biaya total dituliskan pada persamaan (2). ππ ππ Min = βππ π‘π‘=1 βπ‘π‘=1[ππππππ ππππππ + βππππ πΌπΌππππ ] + βπ‘π‘=1[πππ‘π‘ π
π
π‘π‘ + πππ‘π‘ πππ‘π‘ ] ....................................(2)
Keterangan : ππππππ βππππ πππ‘π‘ ππππππ πππ‘π‘ πΌπΌππππ ππ ππ
: Biaya produksi per unit untuk produk i pada periode t : Biaya penyimpanan per unit untuk produk i pada periode t : Biaya jam kerja reguler di periode t : Perkiraan permintaan untuk periode t : Biaya jam kerja lembur di periode t : Tingkat persediaan : Jangka waktu dalam periode : Jumlah produk
ππππππ πΌπΌππππ π
π
π‘π‘ πππ‘π‘
: Unit produk yang harus diproduksi pada periode t : Unit produk sebagai persediaan pada periode t : Jam kerja reguler yang digunakan selama periode t : Jam kerja lembur yang digunakan selama periode t
Variabel Keputuan Empat variabel keputusan yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah unit produk, persediaan, jam tenaga kerja dan jam kerja lembur. Jumlah ini dilambangkan sebagai berikut :
Perhitungan Koefisien Fungsi Tujuan pada Model Pemrograman Linier : Fungsi tujuan adalah hubungan matematik linier yang menggambarkan tujuan perusahaan. tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah perencanaan minimasi biaya produksi selama satu tahun ke depan dan meminimumkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada pemenuhan jumlah permintaan. Komponen biaya yang dijadikan sebagai parameter dalam menentukan fungsi tujuan minimasi adalah: a) Biaya produksi Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, biaya variabel terdiri dari biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari besarnya produk
17 yang diproduksi sedangkan biaya tetap terdiri dari biaya fasilitas, perbaikan, penyusutan bangunan dan biaya lain yang bersifat biaya tetap. Biaya produksi Stay Assy berdasarkan data aktual produk yaitu berdasarkan biaya bahan baku dan biaya proses. Biaya produksi LHL (Left Hand Long) sebesar Rp. 54.210. Biaya produksi LHS (Left Hand Short) dan RH (Right Hand) sebesar Rp. 52.712. perhitungan biaya produksi Stay Assy IAMI disajikan pada Lampiran 3. b) Biaya tenaga kerja reguler Tenaga kerja yang dijadikan variabel keputusan adalah tenaga kerja langsung pada produksi. Biaya tenaga kerja per jam didapat dari jumlah gaji pokok ditambah tunjangan karyawan kemudian dibagi dengan ketersediaan jam kerja. Berdasarkan wawancara dengan departemen HRD gaji pokok karyawan sebesar Rp. 2.400.000 per bulan dan tunjangan sebesar Rp. 200.000 per bulan. Sehingga total gaji karyawan per bulan sebesar Rp. 2.600.000. Ketersediaan jam kerja karyawan untuk setiap bulannya berbeda. Biaya tenaga kerja per jam disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Biaya tenaga kerja per jam Bulan Total Gaji Per Bulan Jam Kerja Regular Biaya TK Regular (jam) Bulan Total Gaji Per Bulan Jam Kerja Regular Biaya TK Regular (jam)
Jan 2.600.000 200 13.000
Feb 2.600.000 192 13.542
Mar 2.600.000 192 13.542
Apr 2.600.000 208 12.500
Mei 2.600.000 200 13.000
Juni 2.600.000 200 13.000
Juli 2.600.000 216
Agust 2.600.000 168
Sept 2.600.000 200
Okt 2.600.000 200
Nov 2.600.000 200
Des 2.600.000 192
12.037
15.476
13.000
13.000
13.000
13.542
c) Biaya penyimpanan Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul dengan adanya persediaan atau penyimpanan barang di gudang. Berdasarkan wawancara dengan departemen PPC biaya penyimpanan Stay Assy IAMI didapat dari total biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya gedung dibagi dengan jumlah permintaan. Biaya penyimpanan LHL (Left Hand Long) sebesar Rp. 2.293. Biaya penyimpanan LHS (Left Hand Short) sebesar Rp. 3.770 dan RH (Right Hand) sebesar Rp.2.425. Perhitungan biaya penyimpanan disajikan pada Lampiran 4. d) Biaya jam tenaga kerja lembur Biaya jam tenaga kerja lembur untuk setiap jam pada PT. Best Spare Indonesia dihitung berdasarkan rumus dari pihak perusahaan. Biaya tenaga kerja lembur per jam sebesar Rp. 13.873. Rinciannya sebagai berikut: Gaji lembur/jam: (Gaji pokok)/173 x Jumlah jam lembur. Gaji Lembur/jam:
(Rp .2.400.000) 173
x 1 = Rp. 13.873 per jam
Berdasarkan pertimbangan berbagai tujuan yang ingin dicapai dan meminimumkan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diharapkan dalam perencanaan optimasi produksi, maka formulasi fungsi tujuan tersebut untuk Stay Assy IAMI adalah sebagai berikut:
18 a) LHL (Left Hand Long) Biaya secara keseluruhan dari biaya produksi, biaya penyimpanan, biaya tenaga kerja reguler dan tenaga kerja lembur untuk Stay Assy IAMI LHL (Left Hand Long) disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Biaya Stay Assy LHL (Left Hand Long) LHL (Left Hand Long) Permintaan Biaya Produksi per unit Biaya Penyimpanan per unit Biaya Tenaga Kerja Regular Biaya Tenaga Kerja Lembur Jam Tenaga Kerja Regular Jam Tenaga Kerja Lembur LHL (Left Hand Long) Permintaan Biaya Produksi per unit Biaya Penyimpanan per unit Biaya Tenaga Kerja Regular Biaya Tenaga Kerja Lembur Jam Tenaga Kerja Regular Jam Tenaga Kerja Lembur
Jan 948 54.210 2.293 13.000 13.873 200 38
Feb 948 54.210 2.293 13.542 13.873 192 38
Juli 990 54.210 2.293 12.037 13.873 216 38
Agust 1.014 54.210 2.293 15.476 13.873 168 38
Mar 960 54.210 2.293 13.542 13.873 192 38
Apr 816 54.210 2.293 12.500 13.873 208 38
Sept 846 54.210 2.293 13.000 13.873 200 38
Okt 870 54.210 2.293 13.000 13.873 200 38
Mei 888 54.210 2.293 13.000 13.873 200 38 Nov 780 54.210 2.293 13.000 13.873 200 38
Juni 852 54.210 2.293 13.000 13.873 200 38 Des 816 54.210 2.293 13.542 13.873 192 38
Berdasarkan Tabel 8, menunjukan jumlah permintaan setiap bulannya. Biaya produksi per unit didapatkan dari biaya bahan baku dan biaya proses pembuatan Stay Assy LHL (Left Hand Long). Biaya penyimpanan per unit didapatkan dari total biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya gedung dibagi dengan jumlah permintaan selama setahun. Biaya tenaga kerja reguler per jam berdasarkan total gaji per bulan di bagi dengan ketersediaan jumlah jam kerja setiap bulannya. Biaya tenaga kerja lembur berdasarkan perhitungan rumus dari perusahaan untuk setiap jam. Variabel keputusan menunjukan unit produk, unit sebagai persediaan, jam kerja reguler dan lembur setiap bulannya. Variabel keputusan disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Tabel variabel keputusan
Bulan
Unit produk yang harus diproduksi pada periode t
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
Variabel Unit produk sebagai Jam kerja reguler persediaan pada yang digunakan periode t selama periode t
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 I12
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12
Jam kerja lembur yang digunakan selama periode t
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12
19 Dengan demikian formulasi pemrograman linier dirumuskan pada persamaan (3) : Minimumkan biaya produksi Z : 54.210 ππ1 + 54.210 ππ2 + 54.210 ππ3 + 54.210 ππ4 + 54.210 ππ5 + 54.210 ππ6 + 54.210 ππ7 + 54.210 ππ8 + 54.210 ππ9 + 54.210 ππ10 + 54.210 ππ11 + 54.210 ππ12 + 2.377 πΌπΌ1 + 2.377 πΌπΌ2 + 2.377 πΌπΌ3 + 2.377 πΌπΌ4 + 2.377 πΌπΌ5 + 2.377 πΌπΌ6 + 2.377 πΌπΌ7 + 2.377 πΌπΌ8 + 2.377 πΌπΌ9 + 2.377 πΌπΌ10 + 2.377 πΌπΌ11 + 2.377 πΌπΌ12 + 13.000 π
π
1 + 13.542π
π
2 + 13.542 π
π
3 + 12.500π
π
4 + 13.000 π
π
5 + 13.000π
π
6 +12.037 π
π
7 + 15.476π
π
8 + 13.000 π
π
9 + 13.000 R10+ 13.000 π
π
11 + 13.542 π
π
12 + 13.873 ππ1 + 13.873 ππ2 + 13.873 ππ3 + 13.873 ππ4 + 13.873 ππ5 + 13.873 ππ6 + 13.873 ππ7 + 13.873 ππ8 + 13.873 ππ9 + 13.873 ππ10 +13.873ππ11 +13.873ππ12 ......................................................................................(3)
b) LHS (Left Hand Short)
Biaya secara keseluruhan dari biaya produksi, biaya penyimpanan, biaya tenaga kerja reguler dan tenaga kerja lembur untuk Stay Assy IAMI LHS (Left Hand Short) dan variabel keputusan disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya Stay Assy LHS (Left Hand Short) LHS (Left Hand Short) Permintaan Biaya Produksi per unit Biaya Penyimpanan per unit Biaya Tenaga Kerja Regular Biaya Tenaga Kerja Lembur Jam Tenaga Kerja Regular Jam Tenaga Kerja Lembur
Jan 576 52.712 3.770 13.000 13.873 200 38
Feb 576 52.712 3.770 13.542 13.873 192 38
LHS (Left Hand Short) Permintaan Biaya Produksi per unit Biaya Penyimpanan per unit Biaya Tenaga Kerja Regular Biaya Tenaga Kerja Lembur Jam Tenaga Kerja Regular Jam Tenaga Kerja Lembur
Juli 522 52.712 3.770 12.037 13.873 216 38
Agust 504 52.712 3.770 15.476 13.873 168 38
Mar 570 52.712 3.770 13.542 13.873 192 38 Sept 516 52.712 3.770 13.000 13.873 200 38
Apr 594 52.712 3.770 12.500 13.873 208 38 Okt 498 52.712 3.770 13.000 13.873 200 38
Mei 612 52.712 3.770 13.000 13.873 200 38 Nov 516 52.712 3.770 13.000 13.873 200 38
Juni 594 52.712 3.770 13.000 13.873 200 38 Des 444 52.712 3.770 13.542 13.873 192 38
Berdasarkan Tabel 10, menunjukan jumlah permintaan setiap bulannya. Biaya produksi per unit didapatkan dari biaya bahan baku dan biaya proses pembuatan Stay Assy LHS (Left Hand Short). Biaya penyimpanan per unit didapatkan dari total biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya gedung dibagi dengan jumlah permintaan selama setahun. Biaya tenaga kerja reguler per jam berdasarkan total gaji per bulan di bagi dengan ketersediaan jumlah jam kerja setiap bulannya. Biaya tenaga kerja lembur berdasarkan perhitungan rumus dari perusahaan untuk setiap jam. Variabel keputusan menunjukan unit produk, unit sebagai persediaan, jam kerja reguler dan lembur setiap bulannya. Variabel keputusan disajikan pda Tabel 11.
20 Tabel 11. Tabel variabel keputusan Bulan
Unit produk yang harus diproduksi pada periode t
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
Variabel Unit produk sebagai Jam kerja reguler persediaan pada yang digunakan periode t selama periode t
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 I12
Jam kerja lembur yang digunakan selama periode t
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12
Dengan demikian formulasi pemrograman linier dirumuskan pada persamaan (4) : Minimumkan biaya produksi Z : 52.712 ππ1 + 52.712ππ2 + 52.712 ππ3 + 52.712ππ4 + 52.712ππ5 + 52.712 ππ6 + 52.712ππ7 + 52.712 ππ8 + 52.712ππ9 + 52.712ππ10 +52.712 ππ11 + 52.712 ππ12 + 3.703 πΌπΌ1 + 3.703 πΌπΌ2 + 3.703 πΌπΌ3 + 3.703 πΌπΌ4 + 3.703 πΌπΌ5 + 3.703 πΌπΌ6 + 3.703 πΌπΌ7 + 3.703 πΌπΌ8 + 3.703 πΌπΌ9 + 3.703 πΌπΌ10 + 3.703 πΌπΌ11 + 3.703 πΌπΌ12 + 13.000 π
π
1 + 13.542π
π
2 + 13.542 π
π
3 + 12.500π
π
4 + 13.000 π
π
5 + 13.000π
π
6 +12.037 π
π
7 + 15.476π
π
8 + 13.000 π
π
9 + 13.000 R10 + 13.000 π
π
11 + 13.542 π
π
12 + 13.873 ππ1 + 13.873 ππ2 + 13.873 ππ3 + 13.873 ππ4 + 13.873 ππ5 + 13.873 ππ6 + 13.873 ππ7 + 13.873 ππ8 + 13.873 ππ9 + 13.873 ππ10 +13.873ππ11 +13.873ππ12 .......................................................................................................(4)
c) RH (Right Hand)
Biaya secara keseluruhan dari biaya produksi, biaya penyimpanan, biaya tenaga kerja reguler dan tenaga kerja lembur per bulannya untuk Stay Assy IAMI RH (Right Hand) Tabel 12. Tabel 12. Biaya Stay Assy RH (Right Hand) RH (Right Hand) Permintaan Biaya Produksi per unit Biaya Penyimpanan per unit Biaya Tenaga Kerja Regular Biaya Tenaga Kerja Lembur Jam Tenaga Kerja Regular Jam Tenaga Kerja Lembur RH (Right Hand) Permintaan Biaya Produksi per unit Biaya Penyimpanan per unit Biaya Tenaga Kerja Regular Biaya Tenaga Kerja Lembur Jam Tenaga Kerja Regular Jam Tenaga Kerja Lembur
Jan 1.470 52.712 2.425 13.000 13.873 200 38 Juli 1.554 52.712 2.425 12.037 13.873 216 38
Feb 1.530 52.712 2.425 13.542 13.873 192 38 Agust 1.506 52.712 2.425 15.476 13.873 168 38
Mar 1.554 52.712 2.425 13.542 13.873 192 38 Sept 1.314 52.712 2.425 13.000 13.873 200 38
Apr 1.458 52.712 2.425 12.500 13.873 208 38 Okt 1.296 52.712 2.425 13.000 13.873 200 38
Mei 1.620 52.712 2.425 13.000 13.873 200 38 Nov 1.266 52.712 2.425 13.000 13.873 200 38
Juni 1.632 52.712 2.425 13.000 13.873 200 38 Des 1.236 52.712 2.425 13.542 13.873 192 38
Berdasarkan Tabel 12, menunjukan jumlah permintaan setiap bulannya. Biaya produksi per unit didapatkan dari biaya bahan baku dan biaya proses
21 pembuatan Stay Assy LHS (Left Hand Short). Biaya penyimpanan per unit didapatkan dari total biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya gedung dibagi dengan jumlah permintaan selama setahun. Biaya tenaga kerja reguler per jam berdasarkan total gaji per bulan di bagi dengan ketersediaan jumlah jam kerja setiap bulannya. Biaya tenaga kerja lembur berdasarkan perhitungan rumus dari perusahaan untuk setiap jam. Variabel keputusan menunjukan unit produk, unit sebagai persediaan, jam kerja reguler dan lembur setiap bulannya. Variabel keputusan disajikan pda Tabel 13. Tabel 13. Tabel variabel keputusan
Bulan
Unit produk yang harus diproduksi pada periode t
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
Variabel Unit produk sebagai Jam kerja reguler persediaan pada yang digunakan periode t selama periode t
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 I12
Jam kerja lembur yang digunakan selama periode t
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12
O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 O9 O10 O11 O12
Dengan demikian formulasi pemrograman linier dirumuskan pada persamaan (5) : Minimumkan biaya produksi Z : 52.712 ππ1 + 52.712ππ2 + 52.712ππ3 + 52.712 ππ4 + 52.712 ππ5 + 52.712 ππ6 + 52.712 ππ7 + 52.712 ππ8 + 52.712ππ9 + 52.712ππ10 + 52.712 ππ11 + 52.712 ππ12 + 2.477 πΌπΌ1 + 2. 477 πΌπΌ2 + 2. 477 πΌπΌ3 + 2. 477 πΌπΌ4 + 2.477 πΌπΌ5 + 2.477πΌπΌ6 + 2. 477 πΌπΌ7 + 2. 477 πΌπΌ8 + 2. 477 πΌπΌ9 + 2. 477 πΌπΌ10 + 2. 477 πΌπΌ11 + 2. 477 πΌπΌ12 + 13.000 π
π
1 + 13.542π
π
2 + 13.542 π
π
3 + 12.500 π
π
4 + 13.000 π
π
5 + 13.000π
π
6 +12.037 π
π
7 + 15.476π
π
8 + 13.000 π
π
9 + 13.000 + 13.000 π
π
11 + 13.542 π
π
12 + 13.873 ππ1 + 13.873 ππ2 + 13.873 ππ3 + 13.873 ππ4 + 13.873 ππ5 + 13.873 ππ6 + 13.873 ππ7 + 13.873 ππ8 + 13.873 ππ9 + 13.873 ππ10 + 13.873ππ11 +13.873ππ12 ..............................................................................................................(5)
2. Perumusan kendala
Perumusan kendala merupakan kendala-kendala yang ada dalam penyusunan sistem optimasi perencanaan produksi yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Berikut adalah kendala-kendala pada perusahaan yang mempengaruhi perencanaan produksi: a) Jumlah Produksi Jumlah produksi Stay Assy IAMI sama dengan jumlah permintaan pelanggan yang diperoleh dari hasil peramalan permintaan periode t ditambah jumlah persediaan periode t dikurangi jumlah persediaan periode sebelumnya (t-1). Dengan demikian jumlah produksi dirumuskan pada persamaan (6) : ππππππ + (πΌπΌ π‘π‘β1 β πΌπΌπ‘π‘ ) = ππππππ ..............................................................(6) Keterangan : ππππππ : Jumlah peramalan permintaan periode t (unit)
22 Berdasarkan persamaan kendala diatas dan jumlah peramalan permintaan Stay Assy Iami selama satu tahun ke depan (Tabel 1) maka dapat dirumuskan fungsi kendala permintaan Stay Assy IAMI sebagai berikut: 1) LHL (Left Hand Long) ππ1 + ( πΌπΌ0 β πΌπΌ1 ) = 948 ππ2 + ( πΌπΌ1 β πΌπΌ2 ) = 948 ππ3 + ( πΌπΌ2 β πΌπΌ3 ) = 960 ππ4 + (πΌπΌ3 β πΌπΌ4 ) = 816 ππ5 + (πΌπΌ4 β πΌπΌ5 ) = 888 ππ6 + (πΌπΌ5 β πΌπΌ6 ) = 852
2) LHS (Left Hand Short) ππ1 + ( πΌπΌ0 β πΌπΌ1 ) = 576 ππ2 + ( πΌπΌ1 β πΌπΌ2 ) = 576 ππ3 + ( πΌπΌ2 β πΌπΌ3 ) = 570 ππ4 + (πΌπΌ3 β πΌπΌ4 ) = 594 ππ5 + (πΌπΌ4 β πΌπΌ5 ) = 612 ππ6 + (πΌπΌ5 β πΌπΌ6 ) = 594
3) RH (Right Hand)
ππ1 + ( πΌπΌ0 β πΌπΌ1 ) = 1.470 ππ2 + ( πΌπΌ1 β πΌπΌ2 ) = 1.530 ππ3 + ( πΌπΌ2 β πΌπΌ3 ) = 1.554 ππ4 + (πΌπΌ3 β πΌπΌ4 ) = 1.458 ππ5 + (πΌπΌ4 β πΌπΌ5 ) = 1.620 ππ6 + (πΌπΌ5 β πΌπΌ6 ) = 1.632
ππ7 + (πΌπΌ6 β πΌπΌ7 ) = 990 ππ8 + (πΌπΌ7 β πΌπΌ8 ) = 1.014 ππ9 + (πΌπΌ8 β πΌπΌ9 ) = 846 ππ10 + (πΌπΌ9 β πΌπΌ10 ) = 870 ππ11 + ( πΌπΌ10 β πΌπΌ11 ) = 780 ππ12 + (πΌπΌ11 β πΌπΌ12 ) = 816 ππ7 + (πΌπΌ6 β πΌπΌ7 ) = 522 ππ8 + (πΌπΌ7 β πΌπΌ8 ) = 504 ππ9 + (πΌπΌ8 β πΌπΌ9 ) = 516 ππ10 + (πΌπΌ9 β πΌπΌ10 ) = 498 ππ11 + ( πΌπΌ10 β πΌπΌ11 ) = 516 ππ12 + (πΌπΌ11 β πΌπΌ12 ) = 444
ππ7 + (πΌπΌ6 β πΌπΌ7 ) = 1.554 ππ8 + (πΌπΌ7 β πΌπΌ8 ) = 1.506 ππ9 + (πΌπΌ8 β πΌπΌ9 ) = 1.314 ππ10 + (πΌπΌ9 β πΌπΌ10 ) = 1.296 ππ11 + ( πΌπΌ10 β πΌπΌ11 ) = 1.266 ππ12 + (πΌπΌ11 β πΌπΌ12 ) = 1.236
b) Kecepatan Produksi Kecepatan produksi sangat berpengaruh terhadap berapa banyak produk yang dihasilkan. Kecepatan produksi berkaitan dengan berapa waktu yang dibutuhkan setiap pekerja untuk menghasilkan satu produk. Waktu kerja untuk menghasilkan satu unit produk disajikan pada Tabel 14. Dengan demikian dirumuskan pada persamaan (7): βππ ππ=1 ππππ ππππ β π
π
π‘π‘ β πππ‘π‘ = 0 ..............................................................(7)
Keterangan : ππππ : Waktu kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk (jam) π
π
π‘π‘ : jam kerja reguler yang digunakan selama periode t πππ‘π‘ : Jam kerja lembur yang digunakan selama periode t
Tabel 14. Waktu kerja dalam menghasilkan satu unit Line
LHL (Left Hand Long)
LHS (Left Hand Short)
RH (Right Hand)
Machining
0,054
0,058
0,058
Painting
0,018
0,018
0,018
assembling
0,035
0,035
0,035
0,107 jam/unit
0,111 jam/unit
0,111 jam/unit
Total
Sumber: PT. BS Indonesia; Bagian Produksi (2013)
Berdasarkan persamaan kendala Kecepatan produksi dalam pembuatan Stay Assy IAMI maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
23 1) LHL (Left Hand Long) 0,107ππ1 β π
π
1 β ππ1 = 0 0,107ππ2 β π
π
2 β ππ2 = 0 0,107ππ3 β π
π
3 β ππ3 = 0 0,107ππ4 β π
π
4 β ππ4 = 0 0,107ππ5 β π
π
5 β ππ5 = 0 0,107ππ6 β π
π
6 β ππ6 = 0
0,107ππ7 β π
π
7 β ππ7 = 0 0,107ππ8 β π
π
8 β ππ8 = 0 0,107ππ9 β π
π
9 β ππ9 = 0 0,107ππ10 β π
π
10 β ππ10 = 0 0,107ππ11 β π
π
11 β ππ11 = 0 0,107ππ12 β π
π
12 β ππ12 = 0
3) RH (Right Hand) 0,111ππ1 β π
π
1 β ππ1 = 0 0,111ππ2 β π
π
2 β ππ2 = 0 0,111ππ3 β π
π
3 β ππ3 = 0 0,111ππ4 β π
π
4 β ππ4 = 0 0,111ππ5 β π
π
5 β ππ5 = 0 0,111ππ6 β π
π
6 β ππ6 = 0
0,111ππ7 β π
π
7 β ππ7 = 0 0,111ππ8 β π
π
8 β ππ8 = 0 0,111ππ9 β π
π
9 β ππ9 = 0 0,111ππ10 β π
π
10 β ππ10 = 0 0,111ππ11 β π
π
11 β ππ11 = 0 0,111ππ12 β π
π
12 β ππ12 = 0
2) LHS (Left Hand Short)
0,111ππ1 β 0,111ππ2 β 0,111ππ3 β 0,111ππ4 β 0,111ππ5 β 0,111ππ6 β
π
π
1 β π
π
2 β π
π
3 β π
π
4 β π
π
5 β π
π
6 β
ππ1 = 0 ππ2 = 0 ππ3 = 0 ππ4 = 0 ππ5 = 0 ππ6 = 0
0,111ππ7 β π
π
7 β ππ7 = 0 0,111ππ8 β π
π
8 β ππ8 = 0 0,111ππ9 β π
π
9 β ππ9 = 0 0,111ππ10 β π
π
10 β ππ10 = 0 0,111ππ11 β π
π
11 β ππ11 = 0 0,111ππ12 β π
π
12 β ππ12 = 0
c) Pemakaian jam tenaga kerja reguler Pemakaian jam kerja reguler akan lebih kecil sama dengan dengan total jam kerja yang tersedia pada periode t. Dengan demikian dirumuskan pada persamaan (8): π
π
π‘π‘ β€ π
π
οΏ½π‘π‘ ..............................................................(8)
Berdasarkan persamaan kendala pemakaian jam kerja reguler maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) LHL (Left Hand Long) π
π
1 β€ 200 π
π
2 β€ 192 π
π
3 β€ 192 π
π
4 β€ 208 π
π
5 β€ 200 π
π
6 β€ 200
2) LHS (Left Hand Short)
π
π
1 β€ π
π
2 β€ π
π
3 β€ π
π
4 β€ π
π
5 β€ π
π
6 β€
200 192 192 208 200 200
π
π
7 β€ 216 π
π
8 β€ 168 π
π
9 β€ 200 π
π
10 β€ 200 π
π
11 β€ 200 π
π
12 β€ 192 π
π
7 β€ 216 π
π
8 β€ 168 π
π
9 β€ 200 π
π
10 β€ 200 π
π
11 β€ 200 π
π
12 β€ 192
24 3) RH (Right Hand) π
π
1 β€ 200 π
π
2 β€ 192 π
π
3 β€ 192 π
π
4 β€ 208 π
π
5 β€ 200 π
π
6 β€ 200
π
π
7 β€ 216 π
π
8 β€ 168 π
π
9 β€ 200 π
π
10 β€ 200 π
π
11 β€ 200 π
π
12 β€ 192
d) Pemakaian jam tenaga kerja lembur Pemakaian jam kerja lembur akan lebih kecil sama dengan total jam kerja lembur yang tersedia pada periode t. Dengan demikian dirumuskan pada persamaan (9):
πππ‘π‘ β€ πποΏ½π‘π‘ ..............................................................(9)
Berdasarkan persamaan kendala pemakaian jam kerja lembur maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) LHL (Left Hand Long) ππ1 β€ 38 ππ7 β€ 38 ππ2 β€ 38 ππ8 β€ 38 ππ3 β€ 38 ππ9 β€ 38 ππ10 β€ 38 ππ4 β€ 38 ππ5 β€ 38 ππ11 β€ 38 ππ12 β€ 38 ππ6 β€ 38 2) LHS (Left Hand Short)
ππ1 β€ ππ2 β€ ππ3 β€ ππ4 β€ ππ5 β€ ππ6 β€
38 38 38 38 38 38
ππ7 β€ 38 ππ8 β€ 38 ππ9 β€ 38 ππ10 β€ 38 ππ11 β€ 38 ππ12 β€ 38
3) RH (Right Hand) ππ1 β€ 38 ππ7 β€ 38 ππ2 β€ 38 ππ8 β€ 38 ππ3 β€ 38 ππ9 β€ 38 ππ4 β€ 38 ππ10 β€ 38 ππ5 β€ 38 ππ11 β€ 38 ππ6 β€ 38 ππ12 β€ 38 Hasil Pemrograman Linier Perencanaan produksi merupakan langkah yang digunakan untuk menyesuaikan jumlah permintaan yang diramalkan dengan kemampuan produksi, tingkat persediaan, jumlah jam kerja reguler dan jam kerja lembur. Berdasarkan hasil pengolahan formulasi model pemrograman linier dengan menggunakan bantuan program komputer LINDO, maka didapatkan perencanaan produksi
25 periode Januari sampai Desember 2013. Hasil pemrograman linier disajikan pada Tabel 15, 16 dan 17. Tabel 15. Hasil pemrograman linier Stay Assy IAMI LHL (Left Hand Long) Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Produksi (unit)
Persediaan (unit)
1.090 1.090 1.102 958 1.030 994 1.132 1.156 988 1.012 922 958 12.432
142 142 142 142 142 142 142 142 142 142 142 142 1.704
Jam Kerja Reguler (jam) 117 117 118 103 111 107 122 86 106 109 99 103 1.298
Jam Kerja Lembur (jam) 0 0 0 0 0 0 0 38 0 0 0 0 38
Berdasarkan perencanaan produksi untuk jangka waktu 12 bulan ( Januari sampai Desember 2013) diperoleh jumlah produksi Stay Assy LHL (Left Hand Long) dengan total 12.432 unit per tahun. Jam kerja reguler yang digunakan selama periode perencanaan adalah 1.298 jam per tahun dan jam kerja lembur 38 jam per tahun. Hasil pengolahan data Stay Assy LHL (Left Hand Long) disajikan pada Lampiran 5. Tabel 16 Hasil pemrograman linier Stay Assy IAMI LHS (Left Hand Short) Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Produksi (unit)
Persediaan (unit)
662 662 656 680 698 680 608 590 602 584 602 530 7.554
86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 792
Jam Kerja Reguler (jam) 74 74 73 76 78 76 68 28 67 65 67 59 805
Jam Kerja Lembur (jam) 0 0 0 0 0 0 0 38 0 0 0 0 38
Berdasarkan perencanaan produksi untuk jangka waktu 12 bulan ( Januari sampai Desember 2013) diperoleh jumlah produksi Stay Assy LHS (Left Hand Short) dengan total 7.554 unit per tahun. Jam kerja reguler yang digunakan selama periode perencanaan adalah 805 jam per tahun dan jam kerja lembur 38 jam per tahun. Hasil pengolahan data Stay Assy LHS (Left Hand Short) disajikan pada Lampiran 6.
26 Tabel 17 Hasil pemrograman linier Stay Assy IAMI RH (Right Hand) Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Produksi (unit) 1.691 1.760 1.787 1.677 1.863 1.877 1.787 1.732 1.511 1.490 1.456 1.421 20.051
Persediaan
(unit)
221 221 221 221 221 221 221 221 221 221 221 221 2.652
Jam Kerja Reguler (jam) 188 192 192 187 200 200 199 155 168 166 162 158 2.167
Jam Kerja Lembur (jam) 0 3 6 0 6 8 0 38 0 0 0 0 61
Berdasarkan perencanaan produksi untuk jangka waktu 12 bulan ( Januari sampai Desember 2013) diperoleh jumlah produksi Stay Assy RH (Right Hand) dengan total 20.051 unit per tahun. Jam kerja reguler yang dugunakan selama periode perencanaan adalah 2.167 jam per tahun dan jam kerja lembur 61 jam per tahun. Hasil pengolahan data Stay Assy RH (Right Hand) disajikan pada Lampiran 7. Implikasi Manajerial Implikasi manajerial dalam optimasi perencanaan produksi dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengantisipasi pembelian yang meningkat dengan menyediakan persediaan sesuai perencanaan. 2. Peramalan penjualan sebaiknya dilakukan dengan metode rata-rata bergerak (Moving Average) untuk LHL (Left Hand Long), LHS (Left Hand Short) dan RH (Right Hand), 3. Perencanaan optimasi produksi yang dilakukan dapat mengetahui biaya perusahaan selama periode tertentu. 4. Mempercepat dan mempermudah dalam bekerja karena sudah merencanakan tanggung jawab secara terperinci sesuai dengan kondisi perusahaan dan permintaan pelanggan. 5. Perusahaan dapat melakukan perencanaan produksi berdasarkan 15% dari peramalan permintaan karena menghasilkan biaya produksi yang minimum.
27
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan 1. Proses produksi pembuatan Stay Assy IAMI terdiri dari proses swagging, proses banding, proses welding, proses short blasting, proses CED, dan proses powder coating. Metode yang sesuai peramalan permintaan yaitu metode rata-rata bergerak (Moving Average) untuk LHL (Left Hand Long), LHS (Left Hand Short) dan RH (Right Hand), 2. Kendala yang ada dalam penyusunan sistem optimasi perencanaan produksi di PT. BS Indonesia, diantaranya : Jumlah produksi, kecepatan produksi, jam tenaga kerja reguler dan jam tenaga kerja lembur. Parameter ini sangat berpengaruh pada tercapainya tujuan perusahaan yaitu meminimumkan biaya. 3. Berdasarkan perbandingan metode perencanaan produksi, perencanaan produksi 15% dari peramalan permintaan dan perencanaan produksi pemrograman linier dari hasil penelitian menghasilkan total biaya Stay Assy IAMI lebih rendah yaitu sebesar Rp. 2.121.109.794 dan Rp. 2.129.106.192 dibandingkan perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan yang berdasarkan 15% dari data permintaan masa lalu sebesar Rp 2.134.246.008. Saran 1. PT. BS Indonesia sebaiknya menerapkan sistem optimasi perencanaan produksi dengan lebih memperhatikan keadaan sumber daya yang dimiliki perusahaan agar sumber daya tersebut dapat dipergunakan secara optimal. 2. Koordinasi karyawan perlu diperhatikan agar komunikasi karyawan antara bagian produksi dengan pihak pemasaran dapat memperlancar kegiatan produksi. 3. Sebaiknya perusahaan dalam merencanakan produksi Stay Assy IAMI berdasarkan 15% dari peramalan permintaan karena menghasilkan total biaya produksi yang minimum dibandingkan metode perencanaan produksi lainnya. 4. Walaupun make to stock, dalam kajian ini sebenarnya make to order.
DAFTAR PUSTAKA Andinova F. 2009. Kajian Optimasi Untuk Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Pismatex, Pekalongan. [skripsi]. Bogor (ID) : Fakultas Ekonomi Dan Manajemen IPB. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Tahun 2007-2011 [Internet]. [diunduh 2013 September 22]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tab Dian R. 2003. Model Optimasi Penjadwalan Produksi yang Terintegrasi dengan Mempertimbangkan Faktor Biaya. Jurnal Teknik Industri. Vol 5 (1) : 41-49.
28 Gallego G. 2001. Production Management. Department of Industrial Engineering and Operations Research Columbia University. Vol 5 (1) : 1-5 Handoko T H. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta (ID) : BPFE Heizer J. dan B. Render. 2005. Manajemen Operasi, (Terjemahan, Ed ke-9). Jakarta (ID) : Salemba Empat. Makridakis, Spyros W, Steven CG, Victor ES, Heri. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta (ID) : Erlangga. Mukti A. 1997. Strategi Perencanaan Produksi Agregat Industri Kayu Lapis. [skripsi]. Bogor (ID) : Fakultas Ekonomi Dan Manajemen IPB. Mulyono S. 1991. Riset Operasi. Jakarta (ID) : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Pratama L. 2011. Kajian Optimasi Biaya Produksi Dan Persediaan Bahan Baku Pada PT. Federal Karyatama. [skripsi]. Bogor (ID) : Fakultas Ekonomi Dan Manajemen IPB. Siswanto. 2007. Operation Research. Jakarta (ID) : Erlangga. Taha H A. 1996. Riset Operasi. Jakarta (ID) : Binarupa Aksara.
29 Lampiran 1. Stay Assy IAMI
30 Lampiran 2. Permintaan Stay Assy IAMI Permintaan Stay Assy IAMI (2011) Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
Stay assy LHL
Stay assy LHS
Stay assy RH
780 780 816 792 816 780 792 984 936 948 948 864 10.236
588 588 636 648 684 588 600 588 624 636 540 396 7.116
1.320 1.380 1.500 1.536 1.740 1.740 1.476 1.548 1.464 1.440 1.428 1.260 17.832
Permintaan Stay Assy IAMI (2012) Stay Stay assy Stay assy assy LHL LHS RH 1.116 564 1.620 1.116 564 1.680 1.104 504 1.608 840 540 1.380 960 540 1.500 924 600 1.524 1.188 444 1.632 1.044 420 1.464 756 408 1.164 792 360 1.152 612 492 1.104 768 492 1.212 11.220 5.928 17.040
Perhitungan metode rata-rata bergerak (moving average) untuk tahun 2013 sebagai berikut: A. LHL (Left Hand Long) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
= (780 + 1.116)/2 = 948 = (780 + 1.116)/2 = 948 = (816 + 1.116)/2 = 960 = (792 + 1.116)/2 = 816 = (816 + 1.116)/2 = 888 = (780 + 1.116)/2 = 852 = (792 + 1.116)/2 = 990 = (984 + 1.116)/2 = 1.014 = (936 + 1.116)/2 = 846 = (948 + 1.116)/2 = 870 = (948 + 1.116)/2 = 780 = (864 + 1.116)/2 = 816
B. LHS (Left Hand Short)
C. RH (Right Hand)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
= (588 + 564)/2 = 576 = (588 + 564)/2 = 576 = (636 + 504)/2 = 570 = (648 + 540)/2 = 594 = (684 + 540)/2 = 612 = (588 + 600)/2 = 594 = (600 + 444)/2 = 522 = (588 + 420)/2 = 504 = (624 + 408)/2 = 516 = (636 + 360)/2 = 498 = (540 + 492)/2 = 516 = (396 + 492)/2 = 444
= (1.320 + 1.620)/2 = 1.470 = (1.380 + 1.680)/2 = 1.530 = (1.500 + 1.608)/2 = 1.554 = (1.536 + 1.380)/2 = 1.458 = (1.740 + 1.500)/2 = 1.620 = (1.740 + 1.524)/2 = 1.632 = (1.476 + 1.632)/2 = 1.554 = (1.548 + 1.464)/2 = 1.506 = (1.464 + 1.164)/2 = 1.314 = (1.440 + 1.152)/2 = 1.296 = (1.428 + 1.104)/2 = 1.266 = (1.260 + 1.212)/2 = 1.236
31 Lampiran 3. Biaya produksi Stay Assy IAMI Kode bahan baku Stay assy IAMI BSBM380001 BSBM080001 BSMC030002 PBCAC010 BSMC020003 BSMC020002 BSBM020006 BSBM020001 BSMC020008 BSMC020006 BSM020007 BSMC020005 PBJAC001 BSBM020005 PBJAD010 BSBM020004 PEAAC001 BSBM020002 PDAAC007 BSBM23002 Total
LHL (Left Hand Long) (Rp) 9.750 2.926 48 434 282 348 1.412 550 3.063 493 139 624 512 554 1.091 1.700 3.151 1.013 13.050 41.150
LHS (Left Hand Short) (Rp) 8.252 2.926 48 434 282 348 1.412 550 3.063 493 139 624 512 554 1.091 1.700 3.151 1.013 13.050 39.652
RH (Right Hand) (Rp) 8.252 2.926 48 434 282 348 1.412 550 3.063 493 139 624 512 554 1.091 1.700 3.151 1.013 13.050 39.652
Sumber: PT. BS Indonesia; Bagian Logistik (2013). LHL (Left Hand Long) (Rp) Stay swagging 2.000 Stay banding 1.170 Stay welding 1.690 Stay short blast 1.300 Stay ced 2.000 Stay powder coating 2.300 Braket ced 1.200 Braket powder coating 1.400 Total 13.060 Proses
LHS (Left Hand Short) (Rp) 2.000 1.170 1.690 1.300 2.000 2.300 1.200 1.400 13.060
RH (Right Hand) (Rp) 2.000 1.170 1.690 1.300 2.000 2.300 1.200 1.400 13.060
Sumber: PT. BS Indonesia; Bagian Produksi (2013).
Sehingga biaya produksi untuk Stay Assy IAMI rinciannya adalah sebagai berikut: Biaya produksi = Biaya bahan baku + Biaya proses Biaya produksi LHL (Left Hand Long) = Rp. 41.150 + Rp. 13.060 = Rp. 54.210 per unit Biaya produksi LHS (Left Hand Short) = Rp.39.652 + Rp.13.060 = Rp. 52.712 per unit Biaya produksi RH (Right Hand) = Rp.39.652 + Rp.13.060 = Rp. 52.712 per unit
32 Lampiran 4. Perhitungan biaya penyimpanan Stay Assy IAMI a. Stay Assy IAMI LHL (Left Hand Long) 1) Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja Gaji per bulan + Tunjangan Asumsi pemakaian (20%) 2) Biaya Listrik Total biaya listrik keseluruhan Asumsi pemakaian (0,05%) 3) Biaya Gedung (nilai bangunan) Nilai bangunan 3.956.25 m2 Luas tempat penyimpanan
= 1 orang = 1 x Rp. 2.600.000 = 20% x Rp. 2.600.000 x 12 bulan = Rp. 6.240.000 = Rp. 1.320.000.000 = 0,05% x Rp. 1.320.000.000 = Rp. 660.000 = Rp. 7.000.000.000 =
10 ππ 2
3.956.25 ππ 2
x Rp. 7.000.000.000
= Rp. 17.693.522 Total biaya penyimpanan per unit
=
Rp .24.593.522 10.728
= R.p 2.293 per unit b. Stay Assy IAMI LHS (Left Hand Short) 1) Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja Gaji per bulan + Tunjangan Asumsi pemakaian (20%) 2) Biaya Listrik Total biaya listrik keseluruhan Asumsi pemakaian (0,05%) 3) Biaya Gedung (nilai bangunan) Nilai bangunan 3.956.25 m2 Luas tempat penyimpanan
= 1 orang = 1 x Rp. 2.600.000 = 0,2 x Rp. 2.600.000 x 12 bulan = Rp. 6.240.000 = Rp. 1.320.000.000 = 0,05 x Rp. 1.320.000.000 = Rp. 660.000 = Rp. 7.000.000.000 =
10 ππ 2
3.956.25 ππ 2
x Rp. 7.000.000.000
= Rp. 17.693.522 Total biaya penyimpanan per unit
=
Rp .24.593.522 6.522
= RP. 3.770 per unit
33 Lanjutan Lampiran 4. c. Stay Assy IAMI RH (Right Hand) 1) Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja Gaji per bulan + Tunjangan Asumsi pemakaian (20%) 2) Biaya Listrik Total biaya listrik keseluruhan Asumsi pemakaian (0,05%) 3) Biaya Gedung (nilai bangunan) Nilai bangunan 3.956.25 m2 Luas tempat penyimpanan
= 1 orang = 1 x Rp. 2.600.000 = 0,2 x Rp. 2.600.000 x 12 bulan = Rp. 6.240.000 = Rp. 1.320.000.000 = 0,05 x Rp. 1.320.000.000 = Rp. 660.000 = Rp. 7.000.000.000 =
20 ππ 2
3.956.25 ππ 2
x Rp. 7.000.000.000
= Rp. 35.387.048 Total biaya penyimpanan per unit
=
Rp .42.287.048 17.436
= Rp. 2.425 per unit
34 Lampiran 5. Hasil pemrograman linier Stay Assy LHL (Left Hand Long) VARIABLE
VALUE
REDUCED COST
X_1 X_2 X_3 X_4 X_5 X_6 X_7 X_8 X_9 X_10 X_11 X_12 I_1 I_2 I_3 I_4 I_5 I_6 I_7 I_8 I_9 I_10 I_11 I_12
1090.000000 1090.000000 1102.000000 958.000000 1030.000000 994.000000 1132.000000 1156.000000 988.000000 1012.000000 922.000000 958.000000 142.000000 142.000000 142.000000 142.000000 142.000000 142.000000 142.000000 142.000000 142.000000 142.000000 142.000000 142.000000
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
VARIABLE
VALUE
REDUCED COST
R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 O_1 O_2 O_3 O_4 O_5 O_6 O_7 O_8 O_9 O_10 O_11 O_12
116.629997 116.629997 117.914001 102.506004 110.209999 106.358002 121.124001 85.692001 105.716003 108284004 98.653999 102.506004 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 38.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 873.000000 331.000000 331.000000 1373.00000 13860.000000 873.000000 1836.000000 0.000000 873.000000 873.000000 873.000000 331.000000
ROW
SLACK OR SURPLUS
DUAL PRICES
ROW
SLACK OR SURPLUS
DUAL PRICES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.0000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
-55601.000.000 -55658.000.000 -55658.000.000 -55547.000.000 -54211.000.000 -55601.000.000 -55497.000.000 -55865.000.000 -55601.000.000 -55601.000.000 -55601.000.000 -55658.000.000 -13000.000000 -13542.000000 -13542.000000 -12500.000000 -13.000000 -13000.000000 -12037.000000 -15476.000000 -13000.000000 -13000.000000 -13000.000000 -13542.000000
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
83.370003 75.370003 74.085999 105.493996 89.790001 93.641998 94.875999 82.307999 94.283997 91.715996 101.346001 89.493996 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000 0.000000 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.0000000 0.000000 0.000000 -1603.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
35 Lampiran 6. Hasil pemrograman linier Stay Assy LHS (Left Hand Short) REDUCED COST
REDUCED COST
73.482002 73.482002 72.816002 75.480003 77.478004 75.480003 67.487999 27.490002 66.821999 64.823997 66.821999 58.830002 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 38.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 873.000000 331.000000 331.000000 1373.000000 13860.000000 873.000000 1836.000000 0.000000 873.000000 873.000000 873.000000 331.000000
VALUE
X_1 X_2 X_3 X_4 X_5 X_6 X_7 X_8 X_9 X_10 X_11 X_12 I_1 I_2 I_3 I_4 I_5 I_6 I_7 I_8 I_9 I_10 I_11 I_12
662.000000 662.000000 656.000000 680.000000 698.000000 680.000000 608.000000 590.000000 602.000000 584.000000 602.000000 530.000000 86.000000 86.000000 86.000000 86.000000 86.000000 86.000000 86.000000 86.000000 86.000000 86.000000 86.000000 86.000000
ROW
SLACK OR SURPLUS
DUAL PRICES
ROW
SLACK OR SURPLUS
DUAL PRICES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
-54155.000.000 -54215.000.000 -54099.000.000 -52713.000.000 -54155.000.000 -54048.000.000 -54429.000.000 -54155.000.000 -54155.000.000 -54155.000.000 -54155.000.000 -54215.000.000 -13000.000000 -13542.000000 -13542.000000 -12500.000000 -13.000000 -13000.000000 -12037.000000 -15476.000000 -13000.000000 -13000.000000 -13000.000000 -13542.000000
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
126.517998 118.517998 119.183998 132.520004 122.521996 124.519997 148.511993 140.509995 133.177994 135.175995 133.177994 133.169998 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000 0.000000 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -1603.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
VARIABLE
VALUE
VARIABLE
R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 O_1 O_2 O_3 O_4 O_5 O_6 O_7 O_8 O_9 O_10 O_11 O_12
36 Lampiran 7. Hasil pemrograman linier Stay Assy RH (Right Hand) VARIABLE
VALUE
REDUCED COST
VARIABLE
VALUE
REDUCED COST
X_1 X_2 X_3 X_4 X_5 X_6 X_7 X_8 X_9 X_10 X_11 X_12 I_1 I_2 I_3 I_4 I_5 I_6 I_7 I_8 I_9 I_10 I_11 I_12
1691.000000 1760.000000 1787.000000 1677.000000 1863.000000 1877.000000 1787.000000 1732.000000 1511.000000 1490.000000 1456.000000 1421.000000 221.000000 221.000000 221.000000 221.000000 221.000000 221.000000 221.000000 221.000000 221.000000 221.000000 221.000000 221.000000
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 O_1 O_2 O_3 O_4 O_5 O_6 O_7 O_8 O_9 O_10 O_11 O_12
187.701004 192.000000 192.000000 186.147003 200.000000 200.000000 198.357010 154.251999 167.721008 165.389999 161.615997 157.731003 0.000000 3.000000 6.000000 0.000000 6.000000 8.000000 0.000000 38.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 873.000000 0.000000 0.000000 1373.000000 0.000000 0.000000 1836.000000 0.000000 873.000000 873.000000 873.000000 331.000000
ROW
SLACK OR SURPLUS
DUAL PRICES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
-54155.000.000 -54251.000.000 -54251.000.000 -54099.000.000 -54251.000.000 -54251.000.000 -54048.000.000 -54429.000.000 -54155.000.000 -54155.000.000 -54155.000.000 -54215.000.000 -13000.000000 -13873.000000 -13873.000000 -12500.000000 -13873.000000 -13873.000000 -12037.000000 -15476.000000 -13000.000000 -13000.000000 -13000000000 -13542.000000
ROW
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
SLACK OR SURPLUS
12.298998 0.000000 0.000000 21.852997 0.000000 0.000000 17.642998 13.747997 32.278999 34.609997 38.383999 34.268997 38.000000 34.639999 31.642998 38.000000 31.206997 29.652998 38.000000 0.000000 38.000000 38.000000 38.000000 38.000000
DUAL PRICES
0.000000 -331.000000 -331.000000 0.000000 -13860.000000 -873.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -1603.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
37
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Binong Permai, Tangerang, tanggal 23 April 1990 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak E. Ruhendi dan Ibu Erus Rusmiati. Penulis menyelesaikan sekolah di Taman Kanakβkanak (TK) Binong Permai pada tahun 1995 dan lulus Sekolah Dasar (SD) di SD Binong Permai pada tahun 2002. Tahun 2005 lulus dari Sekolah Menegah Pertama (SMP) di SMP Binong Permai serta lulus Sekolah Menegah Atas (SMA) di SMA PGRI 109 Tangerang pada tahun 2008. penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) untuk Program Diploma. Penulis memperoleh gelar Ahli Madya pada tahun 2011 dari Program Diploma dengan predikat sangat memuaskan. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor melalui jalur tes.