ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PT ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA
Hanis Trijunsa Putri 23210125 3EB23
Latar Belakang • Keuntungan dari suatu perusahan terutama diperoleh dari proses penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut. Hasil penjualan yang besar biasanya akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Hal ini tergantung pada sistem penjualan, pencatatan akuntansi dan data yang aman yang dapat dipercaya. • untuk dapat melaksanakan suatu sistem penjualan yang baik harus melalui beberapa prosedur, antara lain prosedur penerimaan pesanan, pengiriman dan pembuatan faktur, prosedur penyajian kredit, prosedur piutang serta penyajian kas sehingga aktifitas penjualan yang dilakukan dapat diawasi dengan baik. • banyak permasalahan yang muncul di perusahaan tersebut seperti bagaimanakah prosedur penerimaan pesanan, pembuatan faktur penjualan dan pembelian, serta bagaimanakah sistem penjualan di perusahaan tersebut
Rumusan Masalah Dan Tujuan Penelitian •
Rumusan Masalah a. Bagaimana prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Isuzu Astra Motor Indonesia ? b. Bagaimanakah bagan aliran dokumen dari sistem penjualan kredit pada PT.Isuzu Astra Motor Indonesia ? c. Bagaimanakah perbandingan antara bagan sistem penjualan kredit perusahaan dengan sistem akuntansi alternatif
• Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Isuzu Astra Motor Indonesia b. Untuk mengetahui bagan alir dokumen dari sistem penjualan kredit pada PT.Isuzu Astra Motor Indonesia c. Untuk mengetahui perbandingan teori bagan sistem penjualan kredit dengan bagan kegiatan sistem penjualan kredit PT.Isuzu Astra Motor Indonesia.
Obyek Penelitian
• Objek dari penelitian ini adalah PT. ISUZU ASTRA MOTOR INDONESIA yang terletak di alamat jalan danau sunter utara blok O-3 Kav. 30 Sunter, Jakarta Utara 14350.perusahaan ini bergerak dibidang otomotif dan perakitan sejak tahun 1960 hingga sampai sekarang. Surat permohonan izin tentang penyelenggaraan perusahaan ini adalah : Nomor 755/IAMI//HRD/APPU/VI/2013
Flowchart Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT.Isuzu Astra Motor Indonesia Bagian Administrasi Marketing
Penjelasan Flowchart Pada PT. Isuzu Astra Motor Indonesia Bagian Administrasi Marketing a. Administrasi Marketing Menerima PO ( purchase order ) dari pihak customer berupa: Via Email, Via Fax, Via Sales b. Setelah menerima PO, lalu PO tersebut akan melakukan proses pengecekan kelengkapan persyaratan. Dengan kondisi sebagai berikut: - Jika PO tersebut tidak memenuhi standar pemesanan, maka Po tersebut akan di pending dahulu dan diperiksa untuk mengecek syarat-syarat yang harus dipenuhi - Jika PO tersebut telah memenuhi standar pemesanan, maka Po tersebut akan langsung diinput ke dalam sistem aplikasi penjualan c. Setelah proses input PO, kemudian membuat SPPB ( Surat Perintah Pengiriman Barang ) berdasarkan pada Po yang telah di input. d. Kemudian membuat SO ( Sales Order ) yang berdasarkan pada Surat Perintah Pengiriman Barang yang telah di input ke dalam sistem aplikasi penjualan. e. Setelah semua surat dokumen di input, maka akan dilakukan proses pengiriman data surat tersebut ke bagian gudang dan distribusi yang berupa PO, SPPB dan SO Via Email. ( Pengiriman data PO, SPPB, dan SO melalui elektrik, dikarenakan lokasi kantor dan gudang saling berjauhan yaitu kantor di jakarta dan gudang berada di bekasi , sehingga apabila data tersebut dikirim melalui jasa pengiriman, maka proses tersebut tidak efisien dan akan memakan waktu yang cukup lama dan berakibatkan proses pengiriman barang ke customer akan terhambat)
Usulan Sistem Akuntansi Pada PT. Isuzu Astra Motor Indonesia Bagian Administrasi Marketing
Penjelasan Usulan Sistem Akuntansi Pada PT. Isuzu Astra Motor Indonesia Bagian Administrasi Marketing • Pada bagian marketing sudah melakukan pengarsipan pada surat dokumen PO, SO, dan SPPB, ini berguna sebagai pengganti apabila PO, SO, dan SPPB yang berada di bagian gudang hilang. • Sehingga tidak perlu membuat kembali surat PO, SO, dan SPPB alternative lainnya apabila media elektrik mengalami gangguan teknis, maka bagian gudang siap mengirim melalui manual. • Pada saat proses pengecekan PO tersebut dipending pada sistem ini sudah memberikan konfirmasi kembali pada pihak customer, sehingga tidak akan terjadi penundaan PO terlalu lama.
Kesimpulan •
•
•
Didalam penerapan kesimpulan sistem akuntansi penjualan kredit yang sedang berjalan pada perusahaan PT. Isuzu Astra Motor Indonesia diketahui memiliki tiga prosedur, yaitu prosedur bagian marketing administrasi penjualan, prosedur bagian gudang dan distribusi, dan prosedur bagian AR (Account Receivable) dan bagian Collector. Namun pada prosedur bagian gudang dan distribusi hanya dipegang oleh satu orang karyawan. Sistem akuntansi penjualan kredit berjalan kurang efektif dikarenakan sistem tersebut kurang sesuai dengan standar sistem akuntansi yang telah ditetapkan karena memiliki kelemahan dalam prosedur penjualan kredit yaitu pada beberapa prosedur bagian dipegang oleh satu karyawan dan kurangnya pengawasan dan pimpinan. Selain itu, apabila bagian tersebut hanya dipegang oleh satu orang dapat mempermudah terjadinya manipulasi data. Sistem akuntansi penjualan kredit pada PT. Isuzu Astra Motor Indonesia perlu adanya pembaharuan dalam sistemnya dikarenakan sistem akuntansi kurang efektif untuk dijalakan. Pembaharuan – pembaharuan dalam sistem akuntansi yang dimaksud adalah dengan adanya penambahan bagian dalam sistem penjualan kredit serta penambahan karyawan pada bagian tersebut.
Saran • Usulan terhadap pembuatan sistem akuntansi untuk perusahaan PT. Isuzu Astra Motor Indonesia agar dapat dipakai untuk mewakili semua informasi yang ada selama perusahaan tersebut berjalan sebagai dasar pengambilan keputusan. • Penambahan karyawan untuk bagian yang diusulkan terutama pada bagian Marketing Administrasi • Sanksi yang diberikan harus tegas apabila ada yang melakukan penyimpangan dalam proses penjualan kredit tersebut • Sebaiknya diberikan pembaharuan terhadap sistem akuntansi dalam komputerisasinya yang memungkinkan terjadinya kecurangan terhadap nomor bukti. • Untuk setiap bagian, prosedur yang memiliki kelemahan atau tidak sesuai dengan standar sistem yang ditetapkan, dalam hal ini prosedur penjualan kredit ini harus segera diperbaiki demi mencegahnya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).