2
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sri Rahmawati1, Heldy Vanni Alam2, La Ode Rasuli3 Jurusan Manajemen Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to equity ratio, dan net profit margin terhadap dividend payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2009-2013. Data diperoleh berdasarkan publikasi Bursa Efek Indonesia. Sampel yang dijadikan objek penelitian adalah 3 perusahaan kosmetik, yaitu PT. Mustika Ratu, PT. Mandom Indonesia, dan PT. Unilever Indonesia. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda data panel dengan bantuan program E-views versi 6. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) secara parsial variabel current ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio, (2) variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio, (3) variabel net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 dan (4) secara simultan variabel bebas (current ratio, debt to equity ratio, dan net profit margin) berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Dengan demikian untuk meningkatkan dividend payout ratio perusahaan perlu peningkatan pada aspek current ratio dan net profit margin serta menurunkan debt to equity ratio. Kata Kunci: Dividend payout ratio, current ratio, debt to equity ratio, dan net profit margin
1.
Sri Rahmawati. Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 2. Dr. Hj. Heldy Vanni Alam, S.Pd, M.Si. Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 3. La Ode Rasuli, S.Pd. SE, MSA. Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
3
PENDAHULUAN Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki (Sundjaja dan Barlian, 2001: 437). Besaran dividen yang akan diperoleh pemegang saham dipengaruhi oleh kebijakan dividen yang dibuat oleh perusahaan. Keputusan kebijakan dividen ini menyangkut sumber dan penggunaan dana yang diperoleh perusahaan. Dividend payout ratio merupakan gambaran kebijakan dividen perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Dividend payout ratio adalah persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagi kepada pemilik perusahaan (investor) dalam bentuk tunai (Sundjaja dan Barlian, 2001: 232). Besaran dividend payout ratio yang akan dibagikan kepada investor ditentukan oleh perusahaan dengan melihat kondisi keuangan perusahaan seperti rasio likuiditas yang salah satunya dapat diukur dengan menggunakan current ratio. Current ratio
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya (Kasmir, 2008: 134). Perusahaan juga perlu memperhatikan besaran rasio solvabilitas yang salah satunya dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur jumlah modal sendiri yang dijaminkan atas kewajiban (utang) (Kasmir, 2008: 157). Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan besaran rasio profitabilitas yang salah satunya dapat diukur dengan menggunakan net profit margin. Net profit margin ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan (Kasmir, 2008: 199). Industri kosmetik kini telah berkembang pesat. Kosmetik menjadi salah satu kebutuhan primer bagi sebagian orang terutama kaum wanita. Semakin banyak perusahaan dengan berbagai macam produk dan merek menjadi salah satu bukti perkembangan industri kosmetik saat ini. Hal ini menjadi gambaran peluang bagi perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Berikut ini adalah rata-rata pertumbuhan current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, dan dividend payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
4
Tabel 1: Rata-Rata Pertumbuhan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 No
Variabel
2009
2010
2011
2012
2013
1.
CR
5.16
6.30
6.16
4.81
3.44
2.
DER
0.44
0.46
0.71
0.78
0.84
3.
NPM
0.11
0.11
0.11
0.11
0.11
4.
DPR
48.86
49.85
52.54
40.85
39.92
Sumber: Data olahan tahun 2015
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 ketika CR dan DER meningkat menjadi 6.30 kali dan 0.46 kali, DPR juga mengalami peningkatan menjadi 49.85%. Kemudian pada tahun 2011 DPR meningkat menjadi 52.54% yang diikuti oleh peningkatan DER menjadi 0.71 kali dan CR yang menurun menjadi 6.16 kali dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2012 DPR mengalami penurunan menjadi 40.85% yang diikuti dengan penurunan CR menjadi 4.81 kali dan DER yang mengalami peningkatan menjadi 0.78 kali. Kemudian pada tahun 2013 DPR kembali mengalami penurunan menjadi 39.92% yang diikuti dengan penurunan CR menjadi 3.44 kali dan DER mengalami peningkatan menjadi 0.84 kali. Sedangkan pertumbuhan NPM relatif stabil yaitu sebesar 0.11 kali dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Berdasarkan penjelasan di atas, hal ini tidak sesuai dengan teori likuiditas yang menyatakan bahwa semakin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan (Sjahrial, 2007: 305). Selain itu, semakin banyak utang yang harus dibayar, semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham (Sutrisno, 2012: 217) dan semakin tinggi tingkat profitabilitas maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin besar (Sartono, 2008 dalam Rejeki, 2011: 24). Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
5
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intren atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisis dalam kaitannya dengan
keputusan
pembelanjaan
atau
penentuan
struktur
modal
secara
keseluruhan (Sartono, 2001: 281). Dividend payout ratio Dividend payout ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya internal financial perusahaan semakin kuat (Gitosudarmo, 1992 dalam Hadiwidjaja, 2007: 28). Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) adalah persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagi kepada pemilik dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas per lembar dengan laba per lembar saham (Sundjaja dan Barlian, 2001: 232). Rumus: Dividend per share Dividend payout ratio = Earning per share Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan (Sundjaja dan Barlian, 2003: 128). Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah
6
ditetapkan atau tidak. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir, 2008: 104). Current Ratio Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo (Kasmir, 2008: 134).
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar
menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2013: 301). Rumus: Current Assets Current ratio = Current Liabilities Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar (Harahap, 2013: 303). Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2008: 157). Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan utangnya (Sutrisno, 2012: 218). Rumus: Total Utang Debt to equity ratio = Ekuitas Net Profit Margin Net profit margin menunjukkan berapa besar pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi
7
(Harahap, 2013: 304). Net profit margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih (Kasmir, 2008: 199). Rumus: Earning After Interest And Tax (EAIT) Net Profit Margin = Sales METODE PENELITIAN Tempat Penelitian ini adalah pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013. Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling purposive, sehingga diperoleh 3 perusahaan kosmetik (PT. Mustika Ratu, Tbk; PT. Mandom Indonesia, Tbk; dan PT. Unilever Indonesia, Tbk). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data dalam penelitian ini merupakan data panel yakni gabungan data time series dan data cross section. Data dalam penelitian ini berjumlah 15 data yang merupakan data time series selama 5 tahun (2009-2013) dan data cross section sebanyak 3 data (3 perusahaan). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah suatu pengumpulan data yang berasal dari sumber tertulis yaitu berupa data laporan keuangan perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013, yang di Download melalui www.idx.co.id dan situs resmi ketiga sample perusahaan kosmetik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda data panel. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif merupakan pengujian untuk mengetahui rata-rata, nilai tertinggi dan sebagainya dari variabel penelitian. Berikut ini hasil pengujian statistik deskriptif dengan menggunakan E-Views 6:
8
Tabel 7: Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
DPR? 46.73733 51.63000 79.94000 20.00000 21.31600 0.109201 1.904115
CR? 519.0853 605.0000 1174.000 67.00000 373.6501 0.090372 1.868326
DER? 64.73333 18.00000 212.0000 10.00000 77.13297 1.044696 2.386272
NPM? 10.37467 8.000000 18.00000 6.000000 4.423116 0.877433 2.046583
Jarque-Bera Probability
0.780415 0.676916
0.820847 0.663369
2.963887 0.227196
2.492848 0.287531
Sum Sum Sq. Dev.
701.0600 6361.207
7786.280 1954602.
971.0000 83292.93
155.6200 273.8954
Observations Cross sections
15 3
15 3
15 3
15 3
Sumber: data olahan program E-views versi 6
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Normalitas Data Dalam penelitian ini uji normalitas diuji melalui Jarque Berra (JB), agar hasilnya lebih dapat diandalkan. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan bantuan Program E-Views 6 adalah sebagai berikut : 12
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2013 Observations 15
10
8
6
4
2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.30e-15 -0.685777 10.46470 -7.768184 4.164065 1.038124 4.679629
Jarque-Bera Probability
4.457473 0.107664
0 -10
-5
0
5
10
Sumber: Pengolahan Data E-Views 6, 2015
Gambar 3: Hasil Uji Normalitas Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujian normalitas data (Jarque Bera) ditemukan nilai Jarque Bera sebesar 4,457 dan signifikansinya sebesar 0,107. Nilai signifikansi JB tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dengan
9
demikian H0 diterima, data dalam penelitian ini memenuhi uji Normalitas (Data berdistribusi normal). Uji Multikolinearitas Hasil pengujian asumsi klasik multikolinearitas dengan menggunakan E-Views 6 dan dengan perhitungan manual dengan rumus sebagai berikut: VIF = 1/(1-R2) Sehingga diperoleh Variance Inflation Factor (VIF) yang disajikan sebagai berikut ini: Tabel 8: Pengujian Multikolinearitas Variabel
Nilai R-Square
VIF
Kesimpulan
Current Ratio (CR)
0,694910
3,277
Non Multikolinearitas
Debt to Equity Ratio (DER)
0,848794
6,613
Non Multikolinearitas
Net Profit Margin (NPM)
0,786965
4,694
Non Multikolinearitas
Sumber: Pengolahan Data E-Views 6, 2015
Dasar penentuan ada dan tidaknya multikolineartas mengacu pada ketentuan sebagi berikut (Widarjono, 2013: 102): a. 0 < VIF ≤ 10, tidak terdapat multikolinearitas b. 10 < VIF ≤ 30, multikolinearitas rendah c. VIF > 30, multikolinearitas tinggi Berdasarkan hasil pada tabel di atas terlihat bahwa semua variabel bebas memiliki VIF di bawah 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel bebasnya. Pengujian Autokorelasi Hasil pengujian autokorelasi dengan metode Durbin Watson ditampilkan pada tabel berikut ini:
10
Tabel 9: Hasil Pengujian Autokorelasi Dependent Variable: DPR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/01/15 Time: 16:04 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 15 R-squared 0.961839 Adjusted R-squared 0.940638 S.E. of regression 5.193502 Sum squared resid 242.7522 Log likelihood -42.16401 F-statistic 45.36816 Prob(F-statistic) 0.000004
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
46.73733 21.31600 6.421868 6.705088 6.418851 2.321143
Sumber: Pengolahan Data E-Views 6, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson pengujian sebesar 2,321. Selanjutnya berdasarkan Durbin Watson tabel dengan ketentuan k=3 dan n=15 didapatkan nilai dL sebesar 0,8140 dengan nilai 4-dL sebesar 3,186 kemudian nilai dU sebesar 1,7501 dengan nilai 4-dU sebesar 2,2499. Sehingga dengan berdasarkan teori Widarjono (2013: 141), dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini tidak dapat disimpulkan apakah terjadi gejala autokorelasi (berada di daerah ragu-ragu. Hal tersebut dikarenakan nilai Durbin Watson statistik berada diantara nilai (4-dU) dan (4-dL) (2,2499 < 2,321 < 3,186). Uji Heterokedastisitas Hasil pengujian heterokedastisitas dengan metode uji Glejser ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 10: Pengujian Heterokedastisitas Dependent Variable: ABS_GLEJSER? Method: Pooled Least Squares Date: 05/01/15 Time: 16:09 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 15 Variable
Coefficient
C -0.985935 CR? 0.001336 DER? 0.017992 NPM? 0.164422 R-squared 0.253645 Adjusted R-squared 0.050094 S.E. of regression 3.115356 Sum squared resid 106.7599 Log likelihood -36.00307 F-statistic 1.246099 Prob(F-statistic) 0.339988
Sumber: Pengolahan Data E-Views 6, 2015
Std. Error
t-Statistic
4.631912 -0.212857 0.004178 0.319838 0.021715 0.828561 0.315151 0.521724 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.8353 0.7551 0.4250 0.6122 2.578248 3.196446 5.333742 5.522556 5.331731 2.716327
11
Berdasarkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan metode Glejser di atas didapat nilai signifikansi dari t hitung sebesar 0,7551 untuk current ratio (CR), sebesar 0,4250 untuk debt to equity ratio (DER) dan sebesar 0,6122 untuk net profit margin (NPM). Nilai signifikansi ketiga variabel bebas lebih besar dari nilai alpha (0,05) sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan secara keseluruhan, tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi. Pengujian Pemilihan Model Regresi Data Panel Dalam memilih model yang sesui terdapat 2 tahapan uji yakni Uji Chow Test dan Uji Hausman Test (Widarjono, 2013: 355). Berikut ini hasil uji chow (pengujian untuk memilih model common dengan model fixed) dengan menggunakan bantuan program E-Views 6. Adapun hipotesis uji Chow yakni: Ho : Gunakan Common Effect Model H1 : Gunakan Fixed Effect Model Tabel 11: Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic
d.f.
Prob.
29.538351 30.351157
(2,9) 2
0.0001 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: DPR? Method: Panel Least Squares Date: 05/01/15 Time: 16:04 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 15 Sumber: Pengolahan Data E-Views 6, 2015
Berdasarkan hasil pengujian Chow di atas ditemukan bahwa signifikansi dari Cross Section F sebesar 0,0001. Nilai ini lebih kecil dari nilai alpha 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya Fixed Effect Model (FEM) lebih baik digunakan dibandingkan dengan menggunakan Common Effect Model (CEM). Walaupun pada pengujian ini menemukan bahwa pengujian harus dilakukan dengan Fixed Effect Model (FEM), tetapi tidak perlu dilakukan pengujian selanjutnya (uji Hausman) karena data Cross Section (jumlah
12
perusahaan) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah data Time Series (Jumlah Tahun). Pengujian Hipotesis Hasil Analisis regresi Setelah persyaratan asumsi klasik data dipenuhi dan pemilihan model, maka selanjutnya dilakukan analisis regresi. Hasil regresi data panel dengan bantuan EViews 6 ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 12: Model Analisis Regresi Dependent Variable: DPR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/01/15 Time: 16:04 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 15 Variable C CR? DER? NPM? Fixed Effects (Cross) _MRAT--C _TCID--C _UNVR--C
Coefficient Std. Error 42.74532 0.003049 -0.186855 1.398118
5.777076 0.001778 0.009742 0.456391
t-Statistic
Prob.
7.399127 1.714573 -19.18088 3.063424
0.0000 0.1206 0.0000 0.0135
-29.75935 -3.775406 33.53475 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.961839 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.940638 S.D. dependent var S.E. of regression 5.193502 Akaike info criterion Sum squared resid 242.7522 Schwarz criterion Log likelihood -42.16401 Hannan-Quinn criter. 45.36816 Durbin-Watson stat F-statistic 0.000004 Prob(F-statistic)
46.73733 21.31600 6.421868 6.705088 6.418851 2.321143
Sumber: Pengolahan Data E-Views 6, 2015
Berdasarkan hasil analisis menggunakan bantuan program E-Views 6 di atas maka diperoleh model regresi sebagai berikut: DPR = 42,745 + 0,003(CR) - 0,186(DER) + 1,398(NPM)+ e
Berdasarkan hasil analisis regresi data panel di atas maka interpretasinya sebagai berikut ini: 1. Konstanta sebesar 42,745 berarti bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di BEI yang diamati selama periode
13
penelitian tahun 2009-2013 apabila tidak terdapat pengaruh dari jumlah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM), nilainya adalah sebesar 42,745%. 2. Koefisien regresi variabel Current Ratio (CR) sebesar 0,003 berarti bahwa setiap peningkatan Current Ratio (CR) sebesar 1%, maka akan meningkatkan (karena tanda +) Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di BEI sebesar 0,003%. Dengan ketentuan variabel Debt to Equity Ratio dan Net Profit Margin dengan nilai yang konstan (cateris paribus). 3. Koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio (DER) sebesar -0,186 berarti bahwa setiap peningkatan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1%, maka akan menurunkan (karena tanda -) Dividend Payout Ratio (DPR)
Perusahaan
Kosmetik yang terdaftar di BEI sebesar 0,186%. Dengan ketentuan variabel Current Ratio dan Net Profit Margin dengan nilai yang konstan (cateris paribus). 4. Koefisien regresi variabel Net Profit Margin (NPM) sebesar 1,398 berarti bahwa setiap peningkatan Net Profit Margin (NPM) sebesar 1%, maka akan meningkatkan (karena tanda +) Dividend Payout Ratio (DPR)
Perusahaan
Kosmetik yang terdaftar di BEI sebesar 1,398%. Dengan ketentuan variabel Current Ratio dan Debt to Equity Ratio dengan nilai yang konstan (cateris paribus). Hasil Uji Parsial (Uji t) Setelah pengujian analisis regresi dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan pengujian pengaruh secara parsial dari variabel bebas (current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) dan net profit margin (NPM)) terhadap variabel terikat yakni dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 dengan hipotesis sebagai berikut: H0: Tidak terdapat pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat H1: Terdapat pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat Kriterianya adalah sebagai berikut:
14
1) Jika nilai thitung ≥ nilai ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak ini berarti bahwa ada pengaruh antara current ratio terhadap dividen payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Jika nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak ini berarti bahwa tidak ada pengaruh antara current ratio terhadap dividen payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3) Jika nilai thitung ≥ nilai ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak ini berarti bahwa ada pengaruh antara debt to equity ratio terhadap dividen payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4) Jika nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak ini berarti bahwa tidak ada pengaruh debt to equity ratio terhadap dividen payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5) Jika nilai thitung ≥ nilai ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak ini berarti bahwa ada pengaruh antara net profit margin terhadap dividen payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6) Jika nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak ini berarti bahwa tidak ada pengaruh antara net profit margin terhadap dividen payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian dengan menggunakan Eviews 6 adalah sebagai berikut: Tabel 13: Hasil Pengujian Parsial Nilai Model
Koefisien (t-
Signifikansi
tTabel
Keterangan
Hitung)
(Constant) Current Ratio (CR) Debt to Equity Ratio (DER) Net Profit Margin (NPM)
7.399127
0.0000
1.714573
0.1206
2,200
-19.18088
0.0000
2,200
3.063424
0.0135
2,200
Berpengaruh Tidak Signifikan Berpengaruh Signifikan Berpengaruh Signifikan
Sumber: Pengolahan Data Eviews 6, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai ttabel yang diperoleh setiap variabel. Untuk mendapatkan simpulan apakah menerima atau menolak Ho, terlebih dahulu
15
harus ditentukan nilai ttabel yang akan digunakan. Nilai ttabel ini bergantung pada besarnya df (degree of freedom) atau db (derajat kebebasan) serta tingkat signifikansi yang digunakan. Data observasi dalam penelitian ini sebanyak 15 data (data time series/tahun sebanyak 5 dikali dengan data cross section sebanyak 3 perusahaan) dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% dan nilai df sebesar n-k-1 = 15-3-1 = 11 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,200 (pada taraf 5% uji 2 pihak karena disesuaikan dengan hipotesis yang dibangun). Hasil pengujian pengaruh setiap variabel bebas (Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM)) terhadap variabel terikat yakni Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di BEI adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh current ratio (CR) terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel current ratio (CR) sebesar 1,714. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 2,200. Maka thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai ttabel. Nilai signifikansi current ratio (CR) lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai (0,1206>0,05), maka Ha1 ditolak dan Ho1 diterima. Nilai t positif menunjukkan bahwa current ratio mempunyai hubungan yang searah dengan dividend payout ratio. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05) current ratio (CR) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR) pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2013. 2. Pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 Berdasarkan analisis diperoleh nilai t hitung untuk variabel debt to equity ratio (DER) sebesar -19,180. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 2,200. Maka thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai ttabel. Nilai signifikansi debt to equity ratio (DER) lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai (0,0000<0,05), maka Ha2 diterima dan Ho2 ditolak. Nilai t negatif menunjukkan bahwa debt to equity ratio mempunyai hubungan yang tidak searah dengan dividend payout ratio. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05)
16
debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR) pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di BEI tahun 20092013. 3. Pengaruh net profit margin (NPM) terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel net profit margin (NPM) sebesar 3,063. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 2,200. Maka thitung yang diperoleh jauh lebih besar dari nilai ttabel. Nilai signifikansi net profit margin (NPM) lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai (0,0135<0,05), maka Ha3 diterima dan Ho3 ditolak. Nilai t positif menunjukkan bahwa net profit margin mempunyai hubungan yang searah dengan dividend payout ratio. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05) net profit margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Hasil Uji Simultan (Uji F) Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel terikat. Hasil pengujian model regresi (simultan) pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) dan net profit margin (NPM) terhadap variabel terikat yakni dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI dengan hipotesis sebagai berikut: H0
: Tidak terdapat pengaruh signifikan
H1
: Terdapat pengaruh signifikan
Kriteria pengujiannya adalah: 1) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak ini berarti bahwa current ratio, debt to equity ratio dan net profit margin tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Jika Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak ini berarti bahwa current ratio, debt to equity ratio dan net profit margin berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
17
Hasil pengujian dengan menggunakan Eviews 6 adalah sebagai berikut: Tabel 14: Hasil Pengujian Simultan F-Hitung
Probabilitas
F-Tabel
Ketentuan
Keterangan
Alpha 45,36816
0,000004
3,59
0,05
Berpengaruh Signifikan
Sumber: Pengolahan Data Eviews 6, 2015
Berdasarkan tabel di atas didapat nilai Fhitung penelitian ini sebesar 45,36816. Sedangkan nila Ftabel pada tingkat signifikansi 5% dan df1 sebesar k = 3 dan df2 sebesar N-k-1 = 15-3-1 = 11 adalah sebesar 3,59. Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai F hitung yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan Ftabel sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Hal yang sama pula dapat dilihat pada tingkat signifikansi, yakni nilai probabilitas yang diperoleh dari pengujian lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM)) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Interpretasi Koefisien Determinasi Nilai Koefisien Determinasi diambil dari Adjusted R Square karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu variabel. Berikut ini hasil pengujian koefisen determinasi variabel dalam penelitian: Tabel 15: Koefisien Determinasi Dependent Variable: DPR? Method: Pooled Least Squares Date: 05/01/15 Time: 16:04 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 3 Total pool (balanced) observations: 15 R-squared 0.961839 Adjusted R-squared 0.940638 S.E. of regression 5.193502 Sum squared resid 242.7522 Log likelihood -42.16401 F-statistic 45.36816 Prob(F-statistic) 0.000004 Sumber: Pengolahan Data Eviews 6, 2015
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
46.73733 21.31600 6.421868 6.705088 6.418851 2.321143
18
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,9406. Nilai ini berarti bahwa sebesar 94,06% besarnya dividend payout ratio (DPR) perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI dipengaruhi oleh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER) dan net profit margin (NPM). Dapat pula disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas telah mampu menjelaskan atau memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Adapun pengaruh dari variabel lain terhadap dividend payout ratio (DPR) sebesar hanya 5,94% (100%-94,06%). Sehingga sebaiknya perusahaan harus mampu menjaga nilai hutang perusahaan serta memaksimalkan hutang dan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba yang besar. Dengan laba yang besar, maka pembagian dividen juga semakin besar. DAFTAR PUSTAKA Hadiwidjaja, Dwiyani Rini. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend
Payout
Ratio
pada
Perusahaan
Manufaktur
di
Indonesia.Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara: Medan. Harahap, Syafri Sofyan. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rejeki, Sri Sutari. 2011. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin, Asset Growth, Firm Size, Dan Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio. (Studi Kasus Pada Perusahaan Non Financial Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009). Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi 4. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Sjahrial, Dermawan. 2007. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sundjaja, S.Ridwan dan BarlianInge. 2001. Manajemen Keuangan Dua Edisi Kedua. Jakarta: PT. Prenhallindo. . 2003. Manajemen Keuangan 1 Edisi Kelima. Klaten: Intan Sejati.
19
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan, Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia. Widarjono, Agus. 2013.Ekonomertika Cetakan Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. www.idx.co.id di akses pada tanggal 9 Maret 2015