JURNAL Pengaruh Celebrity Endorser Pada iklan Fresh Care Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Agnes Monica Sebagai Endorser Produk Minyak Agin Fresh Care), OLEH SALMAN PAKAYA 931 409 130 S1 MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Salman Pakaya, “Pengaruh Celebrity Endorser Pada iklan Fresh Care Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Agnes Monica Sebagai Endorser Produk Minyak Agin Fresh Care), Skripsi, Kota Gorontalo, Program studi S-1 Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo, 2013, Dibawah Bimbingan Tineke Wook, ST, MM Selaku Pembimbing I dan Djoko Lesmana Radji, S.Pd, M.Si Selaku Pembimbing II. Penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah yaitu Apakah selebriti endorser berpengaruh terhadap minat beli konsumen dan Seberapa besar pengaruhnya selebriti endorser terhadap minat beli konsumen? Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh selebriti endorser terhadap minat beli konsumen. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi sederhana. Variabel X Selebriti Endorser merupakan variabel dependen (bebas) dan variabel Y Minat Beli variabel independen (terikat). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data interval. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau pelanggan Fresh Care. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukan persamaan Ŷ = 16.187 + 0,554X + e, menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Selebriti Endorser dapat mempengaruhi Minat Beli dengan anggapan bahwa variabel bebas lainnya konstan. Dari tabel perbandingan di ketahui bahwa nilai thitung variabel X lebih besar besar dari ttabel yaitu 6.692 > 1,669. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan Selebriti Endorser terhadap Minat Beli pada Iklan Fresh Care.
Pendahuluan Dewasa ini banyak unsur dalam iklan yang menjadi perhatian pemasar saat merancang suatu iklan, diantaranya adalah penggunaan bintang iklan. Perusahaan yang melakukan promosi melalui iklan harus memilih bintang iklan yang tepat dan dianggap dapat mewakili citra produk yang diinginkan perusahaan. Pemilihan bintang iklan ini juga harus disesuaikan dengan karakter dari produk yang diiklankan karena pada kenyataannya penggunaan endorser tidak selalu berhasil karena tidak sesuai dengan citra produk yang diiklankan. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan agar iklan yang di buat dapat menarik perhatian konsumen yaitu dengan cara menggunakan selebrity endorser sebagai bintang iklan. Selebriti pada umumnya dipandang sebagai individu yang digemari oleh masyarakat dan memiliki keunggulan aktraktif yang membedakan dari individu lain. Kata-kata yang diucapkan dan bahkan terkadang hanya charisma dari seorang selebriti mampu mempengaruhi seseorang untuk berhenti dan mengarahkan perhatian kepadanya. Pemilihan selebriti sebagai endorser harus diperhatikan oleh pemasar untuk dapat menyelaraskan citra artis dengan citra produk. Ada banyak faktor yang menentukan sukses tidaknya sebuah produk, namun penggunaan selebriti memang bias menjadi salah satu faktor terutama sifatnya sebagai endorser atau pendorong agar konsumen mau
membeli. Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan bertujuan untuk memperoleh perhatian dari masyarakat yang pada akhirnya akan mendatangkan tanggapan yang positif. Pada umumnya masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam menentukan sikap atau pilihan akan produk-produk yang ditawarkan. Sehingga strategi komuniasi yang disampaikan lewat iklan harus dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian masyarakat. Konsumen selalu dijejeli dengan berbagai informasi baru, sehingga harus selalu dilakukan suatu usaha yang dapat membuat produk perusahaan selalu diingat oleh konsumen. Sehingga citra produk yang ingin disampaikan oleh perusahan lewatiklan sesuai dengan citra produk yang dipresepsi oleh konsumen. Salah satu contoh perusahaan yang menggunakan selebriti sebagai endorsernya yaitu: PT Ultra Sakti yang menggunakan Bintang muda Agnes Monica sebagai bintang iklan Fresh Care. Agnes mewakili orang modern. Kami melihat minyak angin seperti ini merupakan minya kangin modern, Direktur Penjualan dan pemasaran menjelaskan. PT Ultra Sakti ingin membentuk pesepsi minyak angin modern dengan kehadiran Fresh Care. Inovasi yang dibuat oleh PT Ultra Sakti pada Fresh Care yaitu merubah image minyak angin dimata masyarakat yang dimana minyak angin selama ini dikenal dengan baunya yang menyengat dan kemasan botol kaca yang terkesan kuno. Citra dari minyak angin itu sendiri hanya terkesan untuk orang tua. Maka dari itu PT Ultra Sakti membuat
inovasi produk minyak angin modern (Fresh Care) yang di iklankan oleh Agnes Monica yang terkesan sebagai orang modern.1 Terpilihnya Agnes Monica sebagai selebriti endorser dari produk ini tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :Untuk mengetahui pengaruh selebriti endorser terhadap minat beli konsumen. Landasan teori Iklan Kata Iklan sendiri berasal dari bahasa yunani, yang artinya adalah upaya menggiring orang pada gagasan.Adapun pengertian secara komprehensif atau luas adalah semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang ataupun jasa secara nonpersonal melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu. Menurut para ahli iklan pengertian iklan yaitu : - Menurut pakar periklanan dari Amerika, S. William Pattis (dalam Kotller dan Keller, 2007: 244) iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi dan mempromosikan produk dan jasa kepada seseorang atau pembeli yang potensial. Tujuannya adalah mempengaruhi calon konsumen untuk berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. 1
Anonim (http://freshcareminyakangin.blogspot.c om/search/label/agen20freshcare) 15 maret 2013
-
Menurut Kotller dan Keller (2007: 244) iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar Selebriti Endorser Endorser adalah orang yang terlibat dalam komunikasi penyampaian pesan pemasaran sebuah produk, dapat secara langsung maupun secara tidak langsung. Di dalam iklan, endorser digunakan sebagai juru bicara agar merek cepat melekat dibenak konsumen sehingga konsumen mau membeli merek produk tersebut. Disadari atau tidak, pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik (kaum selebriti yang sedang ngetop) akan mendapat perhatian yang besar disamping sangat mudah diingat (Royan, 2005:2). Seorang endorser hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Mampu memaksimalkan pengiriman pesan b) Harus memiliki kemampuan dan kualifikasi dalam areal tertentu c) Dikenal dan menarik secara fisik d) Mampu membuat target audience menjadi serupa atau sama dengan mereka e) Mampu membuat penerima pesan merasa dihargai atau terhukum Pada umumnya sebelum pengadaan pemilihan model iklan, pihak pengiklan terlebih dahulu melakukan pengidentifikasian karakteristik model iklan yang akan dipakai. Ini dilakukan yaitu dengan tujuan agar model iklan di dalam penyampaian pesan nanti diharapkan dapat memberikan dampak positif yang cepat kepada khalayak dalam hal kesadaran merek.
Di dalam pembuatan sebuah kampanye iklan yang baik diperlukan berbagai unsur atau atribut yang dapat mendukung iklan tersebut agar memiliki daya tarik yang kuat. Menurut Suyanto (2007:158), bahwa periklanan haruslah inovatif dan juga estetis sehingga dapat lebih diingat daripada promosi dengan aktivitas lainnya. Oleh karena itu,dibutuhkan daya tarik agar pesan yang disampaikan memiliki dampak. Daya tarik pesan iklan menurut suyanto (2007:158) antara lain yaitu salah satunya adalah daya tarik selebritis. Penggunaan selebriti dalam sebuah iklan dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan presepsi konsumen terhadap kualitas, pertimbangan lainnya adalah popularitasnya, kemenarikan secara fisik, dan sebagainya Kriteria Selebriti Endorser Menurut Royan (2004) Kriteria selebriti endorser terdiri dari empat unsur yaitu: visibility, credibility, attraction dan power.Visibility menyangkut seberapa popularitas selebriti tersebut.Credibility menyangkut tingkat pengetahuannya terhadap produk dan obyektivitas dari sang selebriti. Attraction menyangkut masalah daya tarik, kepribadian, tingkat kesukaan masyarakat terhadapnya dan kesamaannya dengan target user.Power menyangkut kemampuannya dalam menarik konsumen untuk membeli. Kredibilitas Sumber (Source Credibility) Menurut O’Mahony dan Meenaghan (1998), (dalam Nirwansyah Putra NST, 2010:19) kredibilitas sumber adalah suatu keberadaan dimana
penerima mempersepsikan sumber mempunyai pengetahuan dan/atau pengalaman yang relevan sehingga mempercayai sumber untuk memberikan informasi yang tidak menyimpang (unbiased information). Berdasarkan pada definisi ini, maka kredibilitas sumber terdiri dari dua komponen, yaitu komponen keahlian (expertise) dan komponen kepercayaan (trustworthiness) yang mempengaruhi pesan untuk dapat diyakini dan mempunyai daya persuasi. Keahlian (expertise) didefinisikan sebagai kemampuan yang dipresepsikan dari sumber untuk membuat asersi yang sah.Juru bicara seringkali dipilih karena pengetahuan, pengalaman dan keahlian pada bidang produk atau jasa. Kepercayaan (trustworthiness) didefinisikan keyakinan penerima bahwa sumber mau membuat asersi yang sah.Kepercayaan (trustworthiness) merupakan salah satu atribut penting dalam mendukung kredibilitas sumber. Tanpa adanya kepercayaan (trustworthiness), atribut lainnya yang dimiliki oleh komunikator tidak akan efektif dalam menghasilkan perubahan sikap. Minat Beli Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor (1995), (dalam Esthi Dwityanti, 20 : 2008), minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan oleh
konsumen untuk dibeli.Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi.Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibanding pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Menurut Ferdinand (2002), (dalam Esthi Dwityanti, 21 : 2008), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikatorindikator sebagai berikut: a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produkorang lain. c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yangmemiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapatdiganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalumencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasiuntuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Karakteristik pembeli (Buyer’s characteristic) MenurutUjianto Abdurachman, (37:2004)Selain faktor budaya dan sub budaya, kelas sosial juga memiliki pengaruh penting pada perilaku konsumen, yang biasanya merupakan
strata sosial. Kelas sosial mencerminkan penghasilannya, yang sekaligus sebagai indikator pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal.Tiap-tiap kelas sosial memiliki ciri yang berbeda-beda, termasuk ciri dalam memilihbusana/sarung, preferensi produk dan merek. Keputusan membeli dipengaruhi pula oleh karakteristik pribadi, yaitu usia, dan tahap hidup,pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli Seleraterhadap konsumsi barang-barang jasa yang dibeli berhubungan dengan usia seseorang. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya, yang menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup seorang pegawai negeri umumnya adalah mencari status dirinya dalam lingkungan birokrasi, sedangkan gaya hidup seorang kyai adalah menggambarkan seorang yang moralis. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi.Kepribadian yang diklasifikasikan dengan akurat dan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek. Proses keputusan pembelian Untuk memahami proses ini, kita harus mempertimbangkan engaruh berbagai konseppsikologis yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen (apa yang mereka
butuhkan atau inginkan, kesadaran mereka terhadap berbagai pilihan produk, kegiatan mereka dalam mengumpulkan informasidan penilaian mereka mengenai berbagai alternatif). Seperti yang digambarkan dalam komponen proses keputusan pembelian. Untuk sampai ketahap pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan tahapan sebagai berikut : a. Tahap pengenalan masalah, yaitu saat pembeli mengenali kebutuhan untuk membeli suatu barang atau produk. b. Pencarian informasi, yaitu tahap konsumen mencari informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang barang yang dibutuhkan dari sumber-sumber yang mungkin didapatkan. c. Evaluasi terhadap merek yang kompetitif, membuat penilaian akhir dan mengembangkan keyakinan tentang posisi merek terhadap atributnya. d. Melalui evaluasi tersebut konsumen sampai pada sikap keputusan pembelian atas preferensi dari bermacam-macam merek melalui prosedur atribut. e. Setelah pembelian konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidak puasan kemudian melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian dari pemasar. Kerangka Berfikir Uma sekaran (1992 (Dalam Sugiyono 2011:60) mengemukakan kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Di dalam pemilihan seorang selebriti endorser dalam suatu iklan, sangat diperlukan sekali para pihak pengiklan hendaknya melakukan pengamatan secara mendetail serta melakukan berbagai macam pertimbangan antara lain, endorser harus mencerminkan citra suatu produk, serta dapat bekerjasama secara professional, karena salah satu tujuan perusahaan menggunakan selebriti sebagai endorser pada iklannya yaitu dapat menarik minat beli konsumen terhadap produknya. Konsumen merupakan aset yang tidak ternilai bagi sebuah perusahaan.Hal ini disebabkan adanya konsumen sebagai pihak yang membutuhkan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut. Untuk menciptakan minat beli konsumen, perusahaan harus merancang strategi dalam mengkomunikasikan produknya. Dalam hal ini penggunaan selebriti sebagai endorser merupakan suatu hal yang tepat karena karakteristik yang dimiliki oleh selebriti endorser seperti; popularitas, pengetahuan, daya tarik, kepribadian dan tingkat kesukaan masyarakat, dapat merangsang minat beli konsumen.Terkadang hanya dengan kata-kata yang diucapkan bahkan dengan charisma dari seorang selebriti mampu mempengaruhi seseorang untuk berhenti dan mengarahkan perhatian kepadanya, ada pula hanya dengan Kemenarikan dan penampilan selebriti endorser dapat mengakibatkan keinginan pemirsa iklan tersebut
menjadi seperti selebriti dalam iklan tersebut. Dari uraian diatas maka dapat dibentuk paradigma penelitian yaitu : Gambar 2.2 Kerangka Pikir X Y Selebriti Endorser Visibility Credibility Attraction Power
Royan (2004)
Minat Beli Eksploratif Preferensial Refrensial Transaksion al
Ferdinand (2002),
Hipotesis Menurut Sugiyono (2010: 93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Sehubungan dengan penelitian ini, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yakni “Di duga terdapat pengaruh yang signifikan antara Selebriti Endorser terhadap Minat Beli Konsumen” Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah para pengguna fresh care di Kota Gorontalo. Penetapan objek penelitian ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : 1. Objek yang diteliti dapat memberikan informasi ataupun keterangan tentang masalah yang akan diteliti. 2. Data yang cukup memadai.
3.
Mudah dijangkau baik dari segi waktu, tempat, biaya, maupun tenaga. Dari objek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, maka lamanya waktu yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini terhitung dari bulan Januari-Juni 2013. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan prosedur-prosedur yang memungkinkan peneliti dapat menguji hipotesis penelitian untuk mencapai kesimpulan yang valid mengenai hubungan atau saling mempengaruhi antara variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dalam bentuk studi korelasi sehingga penulis memberikan gambaran tentang Pengaruh Selebriti Endorser terhadap Minat Beli Konsumen yang dapat digambarkan sebagai berikut : Populasi dan Sampel Populasi Ferdinand, (2006:223), populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa jumlah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 1644 orang. Sampel Menurut Sugiono (2011:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan penjelasan dari
populasi diatas, maka untuk menentukan besarnya jumlah sampel konsumen peneliti menggunakan rumusLouis M dan Richard A. Parker 𝑛=
Z 2 .p(1−p) E2
dimana n: jumlah sampel 𝑍 2 : nilai Z tergantung pada tingkat kepercayaan E: kesalahan sampling yang dikehendaki 𝑛=
Z 2 .p 1−p E2
1.64 2 . 0.5(1 − 0.5) 𝑛= 0,12 0.6724 𝑛 = 0.01 n = 67,24 atau 67 orang (responden) Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh sampel dari populasi sebanyak 67 orang. Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Non Probability Sampling, dimana semua elemen dalam populasi tidak memiliki peluang/kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Ferdinand, 2006:231). Hal ini dilakukan karena mengingat keterbatasan waktu yang ada maka peneliti menggunakan metode pengambilan sampel yaitu Sampling Insidental. Metode Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2010: 122). Pengujian Instrumen Pengujian Validitas
Dalam pengujian validitas menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product moment. Umar (2003:84). Pengujian Reliabilitas Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaanya atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas digunakan teknik Alpha Cronbach, suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) apabila memiliki koefisien kehandalan atau α sebesar 0.5 atau lebih. Analisis Regresi Sederhana Regresi linear sederhana digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh “kualitas pelayanan (Variabel X)” terhadap “Kepuasan pelanggan Model
Standardiz ed Unstandardize Coefficien d Coefficients ts Std. B Error Beta 1 (Consta 16.1 2.059 nt) 87 Selebrit .554 .083 .639 i Endors er (Variabel Y)”, dengan model persamaan sebagai berikut : ^
Y = a + bX+ ε
Dimana :
Y : Kepuasan pelanggan X : kualitas pelayanan a : Konstanta. b : Koefisien variabel X. ε : Error (kekeliruan pengukuran dan pengaruh faktor lain). Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan terhadap residual regresi, pengujian dilakukan dengan menggunakan Grafik P-P Plot, data yang normal adalah data Mod el 1
Std. Error R Adjusted of the R Square R Square Estimate a .639 .408 .399 3.07077
yang membentuk titik-titik yang menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hasil analisis regresi linier dengan grafik normal P-P Plot terhadap residual eror model regresi diperoleh sudah menunjukan adanya pola grafik yang normal yaitu adanya sebaran titik yang berada tidak jauh dari garis diagonal. Seperti terlihat pada gambar 4.1.
Untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara variabel independen (X) dan Variabel dependen (Y) digunakan koefisien korelasi (R), besarnya koefisien korelasi adalah : 0 sampai dengan 1. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui tingkat yang paling baik antara dua variabel atau digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi (share) dari variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam presentase dan sisanya dipengaruhi variabel lainnya (Ghojali, 2001), berikut ini akan dijelasskan hasil pengujian Determinasi R2 pada Model Summary Tabel 4.8. Model
1
Standa Unstandardiz rdized ed Coeffi Coefficients cients Std. B Error Beta t Sig. (Constan 16.18 2.059 7.86 .000 t) 7 2 Selebriti .554 .083 .639 6.69 .000 Endorser 2
a. Dependent Variable: Minat Beli Tabel 4.8 Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi Pada Gambar 4.8 menunjukan hasil pengujian tersebut bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal, hal ini berarti bahwa model regresi tersebut dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Pengujian Koefisien Korelasi dan Determinasi
Tabel 4.8. menunjukan hasil regresi linier sederhana model Summary nilai koefisien korelasi R yang menunjukan tingkat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen yaitu 0,639 atau mendekati satu artinya terdapat hubungan yang agak kuat, dan R square atau koefisien determinasi R2
menunjukan besarnya kontribusi 0,408 atau 40,8 % variabilitas mengenai minat beli pada Fresh Care. Dapat diterangkan oleh variabel-variabel bebas dalam model (selebriti endorser), sedangkan sisanya sebesar 0,602 atau 60,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada model. Pengujian Hipotesis Hipotesis ini diuji dengan menggunakan uji F dan uji t. tujuannya adalah untuk megetahui pengaruh antara variabel selebriti endorser terhadap minat beli pada produk fresh care di Kota Gorontalo. 4.4.1 Pengujian t-test Pengujian t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara sendiri “parsial” rumusan hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut : Ho : bi = 0, artinya variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Ha : bi ≠ 0, artinya variabel bebas merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. b
t = Sb
(Asih Purwanto, 2008)
Dimana b adalah para meter dan Sb adalah standar eror dari b. Standar eror dari masing-masing parameter dihitung dari akar varians masing-masing. (Asih Purwanto, 2008). Table 4.7 Hasil Pengujian t-test Dari hasil perhitungan diperoleh dari nilai t-hitung untuk variabel selebriti endorser diperoleh nilai thitung = 6.692 dengan tingkat pvalue = 0,000. Dengan menggunakan batas signifikan α = 0,05 didapat ttabel sebesar 1,669. Dari hasil tersebut maka kriteria pengujian yaitu thitung > ttabel atau Pvalue < α yang
artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis uji t variabel selebriti endorser mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dalam menentukan minat beli produk fresh care di Kota Gorontalo. Pembahasan Pada umumnya masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam menentukan sikap atau pilihan akan produk-produk yang ditawarkan. Sehingga strategi komuniasi yang disampaikan lewat iklan harus dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian masyarakat. Konsumen selalu dijejeli dengan berbagai informasi baru, sehingga harus selalu dilakukan suatu usaha yang dapat membuat produk perusahaan selalu diingat oleh konsumen. Sehingga citra produk yang ingin disampaikan oleh perusahan lewat iklan sesuai dengan citra produk yang dipresepsi oleh konsumen. Antara Celebrity Endorser dengan minat beli memiliki hubungan dimana banyak pendapat para peneliti dan para pengamat menjelaskan bahwa celebrity endorser memiliki hubungan dengan minat pembelian. Menurut Uyung Sulaksana (2007:75) menyebutkan bahwa “Pesan yang dibawakan oleh sumber yang terkenal dan menarik, umumnya menjaring perhatian dan recall yang lebih tinggi. Dan merek yang menggunkan selebriti sebagai endorser lebih tinggi daya bujuknya terhadap minat beli konsumen ketimbang merek yang memakai model (cantik atau ganteng tapi tidak terkenal), pakar, atau orang biasa sebagai endorser”.
Strategi yang dilakukan oleh PT. Ultra Sakti dengan mengaet artis Agnes Monica sebagai endorser dari produk minyak angin fresh care yaitu dengan tujuan ingin mengubah image minyak angin dimata masyarakat, karena pada dasarnya minyak angin yang dikenal oleh masyarakat dengan baunya yang menyengat dan terkesan semacam orang tua, sehingga anak muda enggan untuk menggunakannya. Maka dari itu PT. Ultra Sakti menciptakan produk minyak angin fresh care dengan bau aromatherapy dan design botol yang menggunakan roll on sehingga kelihatan lebih modern. Adapun artis agnes monica dipakai sebagai endoser yang dimana adalah representative dari masyarakat modern. hasil temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa selebriti endorser berpengaruh terhadap minat beli. Senada dengan hal tersebut maka Uyung Sulaksana (2007) menyebutkan bahwa “Pesan yang dibawakan oleh sumber yang terkenal dan menarik, umumnya menjaring perhatian dan recall yang lebih tinggi. Berdasarkan data deskripsi penelitian selebriti endorser ini memiliki pengaruh terhadap minat beli, hasil dari regresi selebriti endorser memiliki nilai 0,554 maka minat beli akan meningkat sebesar 0,554, ini dilihat dari nilai koefisien regresi Ŷ = 16.187 + 0,554X, yang menunjukan bahwa setiap terjadi perubahan satusatuan pada variabel selebriti endorser (X) maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel minat beli (Y), yang artinya setiap komponen variabel X akan mempengaruhi setiap komponen
variabel Y. hal ini dipertegas dengan nilai thitung 6,692 dan ttabel 1,669, dari hasil tersebut maka kriteria pengujiannya yaitu thitung > ttabel artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya bahwa selebriti endorser berpengaruh positif terhadap minat beli. Hal ini lebih diperjelas bahwa variabel selebriti endorser tersebut memiliki tingkat hubungan yang kuat dan positif sebesar 0,639 terhadap minat beli, sedangkan besarnya pengaruh variabel selebriti endorser terhadap minat beli ditunjukan oleh nilai determinasi ganda (R2) sebesar 0,408, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, berupa kualitas produk, harga, merek, kemasan, dan lain-lain. Pada dasarnya endorser hanyalah sebagai kendaraan perusahaan guna untuk mempromosikan produknya ke konsumen sehingga menimbulkan minat beli konsumen. Adapun endorser yang digunakan oleh perusahaan dari kalangan selebriti, dengan bertujuan untuk menarik minat beli dari fans-fans selebriti itu sendiri. Dalam hal ini konsumen mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, ada yang melihat produk dari segi kualitas, kegunaan, dan yang paling banyak yaitu konsumen yang melihat produk dari segi harganya. maka dari itu dibutuhkanlah segmentasi guna untuk membagi pasar. Dalam penelitian ini konsumen yang paling banyak menggunakan minyak angin fresh care yang melihat dari segi endorser dan kegunaannya kalau dilihat dari jenis kelamin yaitu wanita karena pada dasarnya yang
sering masuk angin dan mual-mual adalah kaum wanita, dan jika dilihat dari usia yaitu yang berusia 21-30 tahun, karena pada dasarnya segmentasi yang dipakai oleh perusahaan minyak angin fresh care yaitu pada usia ini. sedangkan yang sisanya menggunakan minyak angin fresh care yang sesuai dengan kegunaan dan kelebihan minyak dari angin itu sendiri. Berdasarkan hasil analisa menunjukan, selebriti endorser berpengaruh positif terhadap minat beli. Hasil ini menunjukan bahwa dengan memilih endorser yang akan digunakan dalam iklan, khususnya dikalangan selebriti harus sesuai dengan karakter dari produk itu sendiri dan juga mempunyai popularitas, kepercayaan, daya tarik dan power yang baik dimata konsumen agar endorser yang akan digunakan dapat dipercaya dan dapat menarik minat beli dari konsumen. Simpulan dan Saran Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh selebriti endorser terhadap minat beli pada prosuk minyak angin fresh care, dari Rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis secara simultan bahwa minat beli berpengaruh positif terhadap minat beli pada produk minyak angin fresh care. 2. Selebriti endorser memiliki tingkat hubungan yang kuat dan mempunyai
pengaruh positif terhadap minat beli pada produk minyak angin fresh care, yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,630 dengan persamaan regresi, dalam perhitungan koefisien determinasi menunjukan bahwa sebesar 0,397 atau 39,7% variabilitas mengenai minat beli terhadap produk minyak angin fresh care dapat dinilai dari selebriti endorser, sedangkan sisanya sebesar 60,3 % dipengaruhi oleh variabel lain seperti promosi, kualitas produk, harga, merek, kemasan, dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa selebriti endorser berpengaruh positif terhadap minat beli Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah di uraikan di atas, berikut ini akan di kemukakan beberapa saran yang dianggap relevan dengan penelitian. Saran tersebut antara lain: 1. Selebriti Endorser yang diterapkan pada iklan minyak angin fresh care agar lebih efektif dan menarik lagi sebagai upaya dalam menarik perhatian/minat beli konsumen. 2. Hasil menunjukan masih tersisa 60,3 % dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh nya peneliti menyarankan kiranya faktor yang tidak di desain dalam penelitian ini berupa kualitas produk, harga, merek, kemasan, dan lain-lain dapat di perhatikan oleh perusahaan. Kepada para peneliti selanjutnya untuk melakukan peneliti lanjutan, yang kemudian diharapkan dapat menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen atau kepuasan konsumen, sehingga dapat menambah wawasan lebih luas
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. (2001). Pengantar Pasar Modal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Fahmi,Irham. (2012). Pengantar Manajemen Keuangan, Malaysia. Husein Umar. (2001). Manajemen Resiko bisnis,Pendekatan Finansial dan Nonfinansial, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Husnan, Suad. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Pasar Modal, Bandung. Indonesia Stock Exchange. (2008). Buku Panduan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, Jakarta: PT. Bursa Efek Indonesia. Indriantoro dan Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi I. Yogyakarta: BPFE Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi II. UGM: BPFE. Kane, Bodie dan Marcus. (2008). Investasi, Salemba Empat, Jakarta, (terjemahan). Mauliano, Deddy Azhar. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Gunadharma, Depok. Melia Windarti (2011). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Suku Bunga SBI terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia, Skripsi. Universitas Negeri Malang.
Nanga, Muana. (2005). Makro Ekonomi: Teori, Masalsah dan Kebijakan. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Raja Grafika Persada. Nopirin. (2000). Ekonomi Moneter, Buku II. Yogyakarta: BPFE Pasaribu, Amudi. (1983). Pengantar Statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia. Pohan, Aulia (2008). Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Grafindo Persada. Prihatini, Ratna (2012). Pengaruh ROA, DER, Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham, Skripsi. UNHAS. Makassar. Prof. Dr. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Purawanto, Wiji. (2006). Ekonomi SMA X, Jakarta: Tunas Melati Roza, Ida. (2012). Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Terhadap Resiko Investasi Saham Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode2008 – 2011, Skripsi. IAIN Walisongo. Semarang. Samsul, (2006). Pasar modal & Manajemen Portofolio, Erlangga, Jakarta. Sudjana. (1996). Metode Statistika, Bandung, tarsito. Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suramaya Suci Kewal (2002). Pengaruh Inflansi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia, volume 8, nomor 1, Palembang. Winger, B.J & Ralph R.F. 1992. Investment : An Introduction to Analysis and Planning, 5th ed. Ohio : Merril Publishing Company
Yusup Setyadi (2012). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2011, Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sumber website yang membantu : http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Harga_Saham_Gabungan
(Data
IHSG di Indonesia periode 2004-2010) http://julfahmi25.blogspot.com/2012/12/laju-perkembangan-inflasi-diindonesia.html (Data tingkat inflasi di Indonesia periode 2004-2010) http://populerkan.blogspot.com/2011/06/indeks-harga-saham.html idx.co.id
tingkat