ARTIKEL PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk (PERIODE 2002-2012) OLEH CHANDRA AUGUSTIAN 931 409 144 PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 ABSTRAK Chandra Augustian, NIM 931 409 144. 2013. “Pengaruh Return On Assets dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero), Tbk”. Skripsi, Program Studi S–1 Manajemen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah bimbingan Supardi Nani ,SE,M.Si selaku pembimbing 1 dan Agussalim Monoarfa, SE, MM selaku pembimbing II. dalam penelitian ini yaitu variabel X1(Return On Assets),X2(Debt To Equity Ratio) merupakan variabel dependen dan variabel Y merupakan variabel independen (terikat). Instrument yang digunakan adalah data sekunder serta untuk menganalisis data digunakan analisis regresi linear berganda, uji F(Silmultan), uji t (Parsial) dan asumsi Klasik.Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh Return On Assets dan Debt To Equity Ratio secara bersama - sama terhadap Harga Saham Tbk, sedangkan pengujian secara parsial hanya Return On Assets yang berpengaruh dan Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. dengan hasil uji diperoleh persamaan regresi berganda yaitu Y = -3.217,49 + 986,74 X1 +395,30 X2 + e d Nilai koefisien regresi variabel Return On Asset sebesar 986,74 sedangkan nilai koefisien korelasi Return On Asset dapat menjelaskan sebesar 81,9% dari setiap perubahan yang terjadi pada Harga Saham, sedangkan sisanya sebesar 18,1% dijelaskan variabel lain. Untuk nilai koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio hanya dapat menjelaskan sebesar 21,5% dari setiap perubahan yang terjadi pada Harga Saham, sedangkan sisanya sebesar 78,5% dijelaskan variabel lain. Untuk Korelasi Berganda unruk kedua variabel menunjukkan 77,3 % dan mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan R Square sebesar 59,7%. Hal ini berarti 59,7% variabel Harga Saham dapat dijelaskan oleh variable Return On Asset dan Debt to Equity Ratio (DER). Sedangkan sisanya 40,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model pengujian. Kata Kunci : Return On Assets(ROA), Debt To Equity Ratio(DER), Harga Saham
1. PENDAHULUAN Harga saham merupakan ukuran prestasi kinerja perusahaan yaitu seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan atas nama pemegang saham dimana tugas seorang manajemen dengan tujuan utamanya adalah memaksimalkan harga saham dan bukan untuk memaksimalkan ukuran akuntansi seperti laba bersih atau laba per saham. Akan tetapi, data akuntansi sangat mempengaruhi harga saham dan untuk memahami bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi keuangan, maka harus mengevaluasi laporan keuangan. Laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Ada beberapa macam rasio keuangan yang sering di gunakan untuk mengukur kinerja keuangan, seperti rasio profitabilitas yang berfungsi dan sering digunakan untuk memprediksi harga saham adalah Return On Asset (ROA) yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Bahkan (Ang dalam Ratna Prihantini 2009) mengatakan bahwa Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada untuk memprediksi harga saham. Semakin besar ROA berarti semakin baik, karena tingkat harga saham yang diharapkan oleh Perusahaan akan naik atau bernilai positif bagi investor. Begitu juga sebaliknya semakin kecil atau bernilai negative. Rasio solvabilitas yang sering dikaitkan dengan Harga saham yaitu Debt To Equity Ratio (DER). Debt To Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Debt To Equity Ratio (DER) juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. (Suwandi 2003) menyatakan bahwa penggunaan hutang oleh suatu perusahaan akan membuat risiko yang ditanggung pemegang saham meningkat. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan,
yang selanjutnya akan berpengaruh pada menurunnya harga saham perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar rasio hutang (DER) harga saham semakin naik sesuai dengan teori modligiani dan miller(dalam husnan 2001) yang menunjukan bahwa sejauh mana pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan hutang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan. 2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).Tbk? 3. KAJIAN TEORI Pengertian Rasio Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000 dalam miranda 2006). Return on Assets(ROA) ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total assets (kekayaan) uang di miliki perusahaan setelah di sesuaikan dengan biaya – biaya untuk menandai assets tersebut (hanafi 2008 dalam nini safitri 2012). ROA dihitung dengan formula sebagai berikut: Rumus : Pemilihan Return On Assets sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini dikarenakan adanya asumsi apabila laba suatu perusahaan meningkat,maka harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat atau dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham.Suad Husnan(2000) Debt To Equity Rasio(DER) Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Equity berasal dari investor dalam bentuk saham, baik saham preferen maupun saham biasa. Penanaman saham ini dicatat sebesar harga pokoknya. Setiap
akhir periode akuntansi, harga pokok ini diubah sesuai dengan bagian laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Debit equity ratio yang tinggi menunjukkan semakin besar dan yang diambil dari luar. Apabila tingkat ratio ini cukup tinggi, perusahaan mungkin, tidak dapat menambah pinjaman lagi. Alasan diambilnya Debt of Equity Ratio sebagai variable independen yang merupakan perbandingan antara total hutang dan total modal sendiri. Jika total hutang lebih besar dari total Equity, maka debt equity akan besar nilainya. Saham sebagai elemen dalam equity tentu berpengaruh pada naik turunnya variabel Debt To Equity Ratio, karena saham berada pada posisi perbandingan terbalik dengan kata lain jika variabel Debt To Equity Ratio naik maka secara logis saham akan turun. Harga Saham Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan. (Gitman 2000). Menurut (Pandji dan Piji 2003) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 yaitu Harga Nominal, harga saham perdana,Harga pasar. saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stoks) dan saham preferen (preffered stocks). a. Saham Biasa (Common Stock) b. Saham Preferen (Preferred Stock) harga saham akan terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang berhak atas aktiva perusahaan dan bertanggung jawab atas hutang – hutang perusahaan. Saham yang telah beredar di masyarakat dapat berpindah tangan melalui pasar sekunder, pasar sekunder di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Hubungan antara Return On Assets dan Debt Equity Rasio Terhadap Harga Saham Return On Assets yang positif menunjukkan bahwa total aktiva yang di gunakan untuk operasi perusahaan. Sebaliknya, Return On Assets negatif menunjukkan bahwa dan total aktiva yang di gunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang dinvestasikan secara keseluruhan belum
mampu untuk menghasilkan laba. Jadi bagi pemodal yang akan melakukan transaksi pembelian saham suatu perusahaan, penilaian terhadap kemampuan emiten dalam mengahasilkan laba merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini di karenakan apabila laba perusahaan meningkat, maka harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham. Sedangkan Debt Eguity Ratio menunjukan suatu kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutanghutangnya menunjukan solvabilitas perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah mempunyai resiko kerugian yang rendah apabila kondisi perekonomian memburuk, tetapi juga mempunyai keuntungan yang rendah apabila perekonomian membaik. Keputusan penggunaan leverage haruslah menyeimbangkan antara keuntungan yang lebih besar dengan resiko yang lebih tinggi (Husnan: 2000). Dan DER mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar rasio hutang (DER) harga saham semakin naik sesuai dengan teori modligiani dan miller (dalam husnan: 2001) yang menunjukan bahwa sejauh mana pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan hutang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan. Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Ricky setiawan (2011) yang berjudul pengaruh Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) dan Price To Book Value (PBV) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa efek indonesia(BEI) periode 2007 sampai 2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) dan Price To Book Value (PBV) berpengaruh terhadap harga saham sedangkan secara parsial Return On Assets (ROA) dan Price To Book Value (PBV) berpengaruh secara signifikan sedangkan Debt To Equity Ratio (DER) tidak
berpengaruh. Penelitian yang dilakukan oleh natasya (2000) yang menguji pengaruh faktor fundamental dan resiko sistematik, rasio yang di pakai yaitu Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER) dan Price To Book Value (PBV) terhadap harga saham di perusahaan industri barang konsumsi yang go public di Bej periode 1990-1997, membuktikan bahwa Secara parsial hasil penelitian menunjukkan variabel Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif, sedangkan Price to book value berpengaruh negative tetapi tidak signifikan, Secara simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel independent berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Indriana (2009) untuk mengetahui pengaruh DER, BOPO, ROA, dan Earning Per Share (EPS) perbankan tehadap harga saham di Bursa Efek Indonesia pada Bank Devisa, dengan periode penelitian dari tahun 2004 sampai tahun 2008. Dari semua uji tingkat signifikan = 5% diketahui harga saham dengan ROA (X3) dan EPS (X4) memiliki korelasi yang positif, sedangkan DER (X1) dan BOPO (X2) memiliki korelasi yang negatif, secara simultan berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap harga saham. Uji regresi berganda menunjukkan bahwa ROA (X3) dan EPS (X4) memiliki nilai yang positif berarti semakin naik variabel-variabel tersebut semakin meningkat harga saham, sedangkan DER (X1) dan BOPO (X2) memiliki nilai negatif berarti semakin naik variabel-variabel tersebut semakin menuruh harga saham. Begitu pula secara parsial (uji t) ROA dan EPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan DER dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dari beberapa penelitian terdahulu di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Return On Assets (ROA) dan Debt To Equity Ratio (DER) Berpengaruh signifikan meskipun beberapa penelitian mengatakan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) tdk berpengaruh Signifikan.
Kerangka Pemikiran LAPORAN KEUANGAN ANALISIS
RASIO KEUANGAN
ROA (Return On Assets )
DER (Debt Equity Rasio HARGA SAHAM
Pengajuan hipotesis Adapun Hipotesis yang di ajukan dalam masalah ini adalah : H1 :Return On Assets (ROA) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara bersama - sama berpengaruh terhadap harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero).Tbk H2 :Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero).Tbk H3 :Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero).Tbk 4. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah Return On Assets ,Debt To Equity Rasio, dan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Tbk Tahun 2003-2012. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian yang direncanakan oleh peneliti berlangsung selama + 3 bulan, yang mencakup semua langkah – langkah penelitian mulai dari persiapan sampai pelaksanaan penelitian. 3.1.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero).Tbk Sejak tahun 2003 sampai tahun 2012, dan ruang lingkup penelitian ini adalah laporan keuangan yang memenuhi kriteria variabel penelitian dan tetap dipublikasikan selama tahun pengamatan. 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yakni menganalisis adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain yang dalam penelitian ini yaitu variabel X 1 (Pengaruh
Return On Assets), X2 (Pengaruh Debt To Equity Rasio) dan variabel Y (Harga Saham). Adapun desain penelitiannya, dapat digambarkan sebagai berikut : X1 Y X2
Gambar 3.1 Desain Penelitian 3.3 Sumber Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti dari lokasi penelitian secara tidak langsung, melalui media perantara (diperoleh dan dicatat orang lain atau yang telah dipublikasikan seperti di LQ45). 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber pada benda-benda tertulis (Arikunto,2002). Pengumpulan data berdasarkan dokumen atau laporan tertulis yang terpublikasi dan dapat dipertanggung jawabkan. Pencarian data secara dokumentatif dapat melalui media cetak, website, blog ilmiah, laporan hasil riset dan lain-lain. Melalui teknik dokumentasi didapat laporan keuangan bank yang terdaftar di bursa efek Indonesia. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah desktiptif, yaitu suatu teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dari nilai variabel mandiri, Analisis deskriptif dilakukan antara lain dengan menggunakan alat analisis. 3.6.1 Uji Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal/mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2006).
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2006) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi kolerasi. 3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. 3.6.2 Analisis Regresi Berganda Teknik analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut: Y = α + b1 X1 + b2 X2 + e keterangan: Y = Harga Saham, X1 = Return On Asset, X2 = Debt to Equity Ratio, b 1,b2 = Koefisien regresi, α = konstanta, e = error term (kesalahan yang mempunyai nilai penghargaan sebesar 0) Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat (dependen). Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat (dependen). 3.6.3 Koefisien Determinasi (R2) Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. 3.6.4 Pengujian Hipotesis 1 Hipotesis pertama Untuk melakukan uji hipotesis yang pertama perlu di lakukan uji simultan atau di sebut juga uji F, yaitu untuk mengetahui apakah variable independen secara simultan atau di sebut uji F, yaitu untuk mengetahui apakah variable independen secara bersama – sama berpengaruh
terhadap variable dependen hipotesis yang hendak di uji adalah sebagai berikut H1 = β ≠ 0 Terdapat pengaruh ReturnOn Assets (ROA) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara bersama - sama terhadap harga saham H0 = β = 0 Tidak Terdapat pengaruh Return On Assets (ROA) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara bersama - sama terhadap harga saham Hipotesis kedua Uji hipotesis secara parsial di gunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing – masing variable independen terhadap variable dependen yang di lakukan dengan uni statistic t, hipotesis yang hendak di uji adalah sebagai berikut : H1 = β ≠ 0 Terdapat pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap harga saham H0 = β = 0 Tidak Terdapat pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap harga saham 2. Hipotesis ketiga Uji hipotesis secara parsial di gunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing – masing variable independen terhadap variable dependen yang di lakukan dengan uni statistic t, hipotesis yang hendak di uji adalah sebagai berikut : H1 = β ≠ 0 Terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham H0 = β = 0 Tidak Terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Peneltiian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia tidak terlepas dari adanya beberapa kali pergantian nama sebelum menjadi Bank Rakyat Indonesia itu sendiri. Sejarah tersebut dimulai ketika pada tanggal 16 desember 1895, Raden Wiriaatmadja dan kawan-kawan mendirikan “ De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden “ (Bank Penolong dan Tabungan bagi Priyayi Poerwokerto) atau disingkat menjadi “ Bank Priyayi Poerwokerto “, dengan akta otentik yang dibuat oleh E. Sieburgh Asisten Residen. Kemudian tahun 1896, W.P.D de Wolff van Westerrode Asisten Poerwokerto yang menggantikan E. Sieburgh bersama Al.
Schifi mendirikan “ De Peerwokertosche Hulp-en Spaarbank de Inlandsche Hoofden.” Pada akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi BRI Nokep : S. 67-DIR/12/1982 tanggal 2 Desember 1982 Direksi Bank Indonesia menetapkan, bahwa Hari Jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 Desember 1895. Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia 1. Visi Bank Rakyat Indonesia Menjadi Bank Komersil terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. 2. Misi Bank Rakyat Indonesia a) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan perekonomian masyarakat. b) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate Govermance. c) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012, BRI memiliki jaringan unit kerja dengan rincian sebagai berikut: - Kantor Wilayah 18 - Kantor Inspeksi 16 - Kantor Cabang Dalam Negeri 442 - Kantor Cabang Khusus 1 - Kantor Cabang/Kantor Perwakilan di Luar Negeri 3 - Kantor Cabang Pembantu (KCP) 545 - Kantor Kas 914 - BRI Unit 5.000 - Teras 1.778 BRI memiliki 1 (satu) Kantor Cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands dan 2 (dua)Kantor Perwakilan yang berlokasi di New York dan Hong Kong. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 BRI memiliki 3 (tiga) Entitas Anak yaitu PT Bank BRISyariah, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (dahulu PT Bank Agroniaga Tbk) dan BRI Remittance Co. Ltd. Hong Kong,
sedangkan pada tanggal 31 Desember 2010 BRI hanya memiliki 1 (satu) Entitas Anak yaitu PT Bank BRISyariah. Total karyawan BRI adalah 72.625, 40.044 dan 37.644 orang (tidak diaudit) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi BRI masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan BRI tanggal 28 Maret 2012 yang diaktakan dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H.,No.41 dan No.57, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRI tanggal 28 September 2011 yang diaktakan dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 39 dan RUPS Tahunan BRI tanggal 20 Mei 2010 yang diaktakan dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 35 adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Independen: Bunasor Sanim Wakil Komisaris Utama Independen : Mustafa Abubakar – Soedarjono Komisaris : Heru Lelono Komisaris : Vincentius Sonny Komisaris : Hermanto Siregar Komisaris Independen : Adhyaksa Dault Komisaris Independen : Ahmad Fuad Komisaris Independen : Aviliani Direktur Utama : Sofyan Basir Direktur Operasional : Sarwono Sudarto Direktur Keuangan : Achmad Baiquni Direktur Bisnis Komersial : Sulaiman Arif Arianto Direktur Kepatuhan : Randi Anto Direktur Bisnis Konsumer : Agus Toni Soetirto Direktur Pengendalian Risiko Kredit : Lenny Sugihat Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil danMenengah (UMKM): Djarot Kusumayakti Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN : Asmawi Syam Direktur Jaringan dan Layanan : Suprajarto Direktur Manajemen SDM (MSDM) : Gatot Mardiwasisto 4.2. Deskripsi Hasil Peneltiian 4.2.1 Return On Asset(ROA)
Berikut ini adalah perkembangan Return On Asset (ROA) dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero).Tbk Grafik 4.1 Perkembangan Return On Asset (ROA)
Sumber : data diolah Berdasarkan grafik 4.1 dilihat dari perkembangannya Return On Asset (ROA) mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 2010 sebesar 10,02 % hal ini menandakan bahwa laba perusahaan lebih besar dari hutang dan kembali mengalami penurunan hingga mencapai angka 3.38% pada tahun 2012 4.2.2 Debt to Equity Ratio (DER) Perkembangan Debt To Equity Ratio (DER) dapat dilihat pada grafik berikut Berikut ini : Grafik 4.2 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER)
Sumber : data diolah Berdasarkan grafik 4.2 dilihat dari perkembangannya Debt To Equity Ratio (DER) mengalami penurunan pada tahun 2011 mencapai 3.39% dan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2012 mencapai angka 7.50%. ada berbagai macam faktor yang menyebabkan Debt To Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan
yaitu perusahaan lebih memanfaatkan hutang perusahaan dibanding modal.
4.2.3
Harga Saham Berikut ini adalah grafik perkembangan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero).Tbk Grafik 4.3 Perkembangan Harga Saham dapat dilihat pada grafik berikut Berikut ini :
Sumber : data diolah Berdasarkan grafik 4.3 dilihat dari perkembangannya Harga saham terus mengalami kenaikan dari tahun 2003 Rp.625 hingga tahun 2010 mencapai Rp.10.500 dan mengalami penurunan pada tahun 2011 mencapai angka Rp.6.750. ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan penurunan harga saham suatu perusahaan di antara laba yang di dapat, Tingkat bunga, terjadi inflasi, kebijkan pemerintah dan lain sebagainya (arifin 2001dalam Ricky setiawan 2011).
Hasil uji normalitas secara grafik Probability Plot dengan menggunakan SPSS versi 16 untuk variabel harga saham ditunjukkan dalam grafik di bawah ini: Grafik 4.4
Data yang terdistribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Ghozali, 2001). Grafik Normal P-P Plot di atas menunjukkan bahwa harga saham mengikuti dan mendekati garis diagonal, secara kasat mata data dapat dikatakan normal. Tabel 4.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROA
DER
Harga_Sa ham
10
10
10
Mean
4.825
8.578
4397.6
Std. Deviation
2.5453
1.9799
3065.4
Absolute
0.266
0.193
0.127
Positive Negative
0.266 -0.185
0.15 -0.193
0.127 -0.109
Kolmogorov-Smirnov Z
0.842
0.61
0.401
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.477
0.85
0.997
N
4.3. Uji Asumsi Klasik Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai pemeriksaan yang tidak bias dan efisien dari satu persamaan regresi berganda perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik sebagai berikut. 4.3.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk meguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Apabila nila probabilitas lebih besar dari 0.05 ( P > 0.05 ), artinya data tersebut sudah berdistribusi normal. berikut ini hasil pengolahan data uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16.
Normal Paramet ersa Most Extreme Differen ces
a. Test distribution is Normal.
Untuk menentukan data dengan uji Kolmogorov-Smirnov, nilai signifikansi harus diatas 0,05 atau 5% (Imam Ghozali, 2005) Pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan variabel yaitu: ROA, DER, Harga Saham mempunyai nilai signifikansi masing-
masing sebesar 0,842, 0,610, dan 0,401. sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima atau data residual berdistribusi normal. 4.3.2 Uji Multikolinieritas Multikolinearitas adalah suatu keadaan yang menggambarkan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen dari model yang diteliti. Multikolinieritas akan mengakibatkan koefisien regresi tidak pasti atau mengakibatkan kesalahan standarnya menjadi tidak terhingga sehingga menimbulkan bias spesifikasi. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan adanya mulitikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai tolerance value (VIF) < 10. Apabila nilai tolerance mendekati garis angka satu, dan nilai VIF < 10, ini menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4. 2 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 (Constant) ROA 0.883 1.132 DER 0.883 1.132 a. Dependent Variable: Harga_Saham Hasil perhitungan nilai tolerance terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance 0,10, yang artinya tidak ada korelasi antara variabel independen yang lebih dari 95%, demikian juga dengan hasil perhitungan nilai VIF, dari ketiga variabel independen yang diuji tidak ada nilai VIF yang lebih dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem mulitkolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.
4.3.3 Uji Heterokedastisitas Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit maka dikatakan telah terjadi heteroskedastistas. Grafik 4.5 Uji Heterokedastisitas
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak adanya pola tertentu yang terbentuk dari titik yang menyebar, sehingga dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas. Artinya model regresi tersebut layak dipakai variabel prediktor terhadap variabel Y. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi syarat uji asumsi klasik. 4.4. Hasil Penelitian 4.4.1 koefisien determinasi Sebelum dilakukan pengujian untuk hipotesis pertama sampai dengan hipotesis ketiga, terlebih dahulu diuji koefisien determinasi variabel Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) untuk melihat kontribusi variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Berikut tabel 4.3 untuk menguji koefisien determinasi. Tabel 4.3 Koefisien Determinasi
Model Summaryb R Model 1
R .773a
Adjusted
Std. Error of
Durbin-
Square R Square
the Estimate
Watson
.597
.482
2206.34250
.774
Model Summaryb R Model 1
R
Adjusted
Std. Error of
Durbin-
Square R Square
the Estimate
Watson
.773a
.597
.482
2206.34250
.774
a. Predictors: (Constant), DER, ROA b. Dependent Variable: Harga_Saham
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil multiple R (Korelasi Berganda) menunjukkan 0,773 dan mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan R Square sebesar 0.597(59,7%). Hal ini berarti 59,7% variabel Harga Saham dapat dijelaskan oleh variable Return On Asset dan Debt to Equity Ratio (DER). Sedangkan sisanya 40,3 % dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model pengujian. 4.4.2 Uji-t (Parsial) Untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga digunakan uji-t untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel Return On Asset (ROA)dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham. Uji-t dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 dengan hasil pada tabel berikut ini. Tabel 4.5 Hasil Uji-t Coefficientsa Unstandardiz ed Coefficients Std. Error
Model
B
1
(Co nsta nt)
321 7
4198. 6
RO A
986. 76
307.4 9
DE R
332. 71
395.3 1
Standard ized Coefficie nts
Collinearity Statistics Tol era nce
VIF
t
Sig .
0.7 66
0.4 69
0.819
3.2 09
0.0 15
0.8 83
1.132
0.215
0.8 42
0.4 28
0.8 83
1.132
Beta
a. Dependent Variable: Harga_Saham
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa hipotesis kedua yaitu variabel Return On Asset (X1) berpengaruh terhadap kinerja manajerial memiliki nilai thitung sebesar 3,209 lebih besar dari ttabel2,262 dengan nilai yang signifikan sebesar 0,015 yang berarti lebih kecil dari tingkat
signifikansi dengan alpa 0,05 sehingga hipotesis H1 diterima yang berarti Return On Asset berpengaruh terhadap Harga Saham. H1 = β ≠ 0 Terdapat pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap harga saham Hipotesis ketiga yaitu variabel Debt to Equity Ratio(X2) berpengaruh terhadap kinerja manajerial memiliki nilai thitung sebesar 0,842 lebih kecil dari ttabel2,262 dengan nilai signifikansi sebesar 0,428 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansi dengan alpha 0,05 sehingga hipotesis H1ditolak dan Ho diterima yang berarti Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. H0 = β = 0 Tidak Terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham Berikut ini persamaan regresi yang dihasilkan dari pengujian Y = -3.217,49 + 986,74 X1 +395,30 X2 + e Nilai koefisien regresi variabel Return On Asset sebesar 986,74 sedangkan nilai koefisien korelasi yang distandarisasi sebesar 0,819.Hal ini dapat dideskripsikan bahwa Return On Asset dapat menjelaskan sebesar 81,9% dari setiap perubahan yang terjadi pada Harga Saham, sedangkan sisanya sebesar 18,1% dijelaskan variabel lain. Untuk nilai koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio 332,70 sedangkan nilai koefisien korelasi yang distandarisasi sebesar 0,215. Ini berarti bahwa Debt to Equity Ratio hanya dapat menjelaskan sebesar 21,5% dari setiap perubahan yang terjadi pada Harga Saham, sedangkan sisanya sebesar 78,5% dijelaskan variabel lain. 4.4.3 Uji-F (Simultan) Untuk menguji hipotesis pertama dilakukan dengan uji-F. Uji-F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel Return On Asset dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham. Uji-F ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 dengan hasil pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Uji Simultan Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham ANOVAb Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1Regression
5.049E7
2
2.525E7
Residual
3.408E7
7
4867947.233
Total
8.457E7
9
F 5.186
Sig. .042a
a. Predictors: (Constant), DER, ROA b. Dependent Variable: Harga_Saham
Dari uji Anova atau F didapat nilai Fhitung sebesar 5,186> Ftabel4,256 dengan probabilitas 0.042. Karena Fhitung> Ftabel dan probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Harga Saham atau dapat dikatakan bahwa Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh secara bersama sama terhadap Harga Saham. Dengan demikian H1 di terima dan H0 di tolak. H1 = β ≠ 0 Terdapat pengaruh Return On Assets (ROA) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara bersama sama terhadap harga saham 4.5 Pembahasan 4.5.1 pengaruh Return On Assets (ROA) dan Debt To Equity Ratio terhadap harga saham Para investor dalam menentukan keputusan investasi mengganggap perlu untuk menilai dan menganalisa kinerja perusahaan. Beberapa rasio yang digunakan untuk menganalisisnya adalah Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER). Semakin tinggi tingkat ROA dan semakin rendah DER, maka akan semakin menarik minat investor untuk menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Sebaliknya jika tingkat dari ROA rendah dan DER tinggi, maka para investor pun akan ragu untuk menginvestasikan dananya diperusahaan tersebut. Hasil pengujian hipotesis dalam pertama yaitu pengaruh Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham melalui uji F(simultan) menunjukkan bahwa variabel ROA dan DER berpengaruh tehadap Harga Saham. Secara keseluruhan kedua variable ini mempengaruhi harga saham. hal ini diperkuat
dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Novi Indriana (2009) untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan utama perusahaan yang meliputi DER, BOPO, ROA, dan Earning Per Share (EPS) mempunyai hubungan yang positif terhadap harga saham. harga saham sebagai dependent variabel dan rasio keuangan perusahaan sebagai independent variabel. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan, semua rasio keuangan DER, BOPO, ROA, dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. 4.5.2
Pengaruh Return On Asset Terhadap harga saham Untuk pengujian hipotesis secara parsial atau Uji t menunjukkan bahwa Return On Asset yang mempengaruhi Harga Saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh ricky setiawan (2011) yang menyatakan bahwa kenaikan Return on asset akan menyebabkan harga saham yang semakin tinggi pula. ROA yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dan deviden yang diterima semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya deviden yang akan diterima oleh para pemegang saham, merupakan daya tarik bagi para investor dan atau calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik tersebut maka banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika permintaan atas saham suatu perusahaan semakin banyak maka harga sahamnya akan meningkat. 4.5.3
Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap harga saham Untuk pengujian hipotesis secara parsial atau Uji t menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dalam beberapa hasil penelitian untuk Debt to Equity Ratio (DER) memang tidak mempengaruhi perkembangan harga saham. Tinggi atau rendahnya DER tidak menjadi penilaian utama dari para investor untuk menginvestasikan dananya diperusahaan tersebut, terutama untuk perusahaan yang sudah memiliki nama baik.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa bahwa tingkat DER yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur) dalam memenuhi kewajiban hutangnya, yaitu membayar pokok hutang ditambah dengan bunganya. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, serta semakin tingginya tingkat risiko suatu perusahaan. Hal ini akan mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, Semakin besar Debt To Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha Semakin besar Debt To Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai Debt To Equity Ratio (DER) yang tinggi dan hal ini menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham Dan dalam hal ini yang menyebabkan DER tidak berpengaruh secara signifikan adalah bahwa tinggi rendahnya leverage perusahaan bukan semata-mata disebabkan oleh kinerja manajemen tetapi juga dipengaruhi faktor lain sehingga DER kurang diperhatikan investor dalam mengambil keputusan investasi. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan ricky setiawan (2011) yang mengemukakan bahwa Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan menolak penelitian yang dilakukan natasya (2000) yang menyatakan Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga sahm
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mencoba untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga saham Pada PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero).Tbk tahun 2003 2012. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Hasil pengujian secara simultan atau uji F dan menjawab hipotesis pertama, menunjukkan terdapat pengaruh Return On Assets dan Debt To Equity Ratio secara bersama – sama terhadap harga saham, jadi dapat dikatakan bahwa hipotesis yang pertama diterima sedangkan melalui pengujian secara parsial atau uji t dan untuk menjawab hipotesis kedua hasil yang di dapat yaitu terdapat pengaruh Return On Assets terhadap harga saham atau dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua diterima. untuk hipotesis ketiga tidak terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap harga saham atau dengan kata lain hipotesis ketiga ditolak, Nilai koefisien regresi variabel Return On Asset menunjukkan bahwa Return On Asset sebagian besar mempengaruhi perubahan yang terjadi pada Harga Saham, sedangkan Untuk Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi perubahan harga saham. Hasil dari perhitungan koefisiensi dereminasi (R2) menyatakan kedua variabel independen (ROA dan DER) mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan variabel dependen (Harga Saham) yang artinya sebagian besar perubahan harga saham dapt di pengaruhi oleh Return On Assets dan Debt To Equity Ratio, meskipun masih ada faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi harga saham di antaranya penjualan, laba yang di dapat, Tingkat bunga, terjadi inflasi, kebijkan pemerintah dan lain sebagainya (arifin 2001dalam Ricky setiawan 2011). 5.2 Saran Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar peneliti dapat menggunakan periode pengamatan yang lebih lama serta mempertimbangkan variabel internal lainnya dan faktor eksternal lainnya agar hasil yang akan diperoleh lebih akurat. Bagi perusahaan disarankan agar lebih memperhatikan profitabilitas karena para investor lebih memilih perusahaan yang menghasilkan laba yang besar. Meskipun beberapa investor mempertimbangkan tingkat solvabilitas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Arifin,Zaenal.2007. Teori Keuangan dan pasar modal.ekonisia,Jokyakarta analisa keuangan,rasio keuangan sumber :syafarudin alwi dan bambang riyanto,2012 Amelia ,Anggun,2012 , Analisis Pengaruh Roa, Eps, Npm, Der Dan Pbv Terhadap Return Saham (Studi kasus pada industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009) ,skripsi, semarang Data perusahaan yang list di Bursa Efek Indonesia. Terpublikasikan melalui website: www.idx.ac.id Diakses tanggal: 25 Januari 2013 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga saham http://ekaagustianingsih.blogspot.com/201 0/11/faktor-yang-mempengaruhipergerakan.html Diakses tanggal: 25 Januari 2012 Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. 2001. Pasar Modal di Indonesia.Jakarta : Salemba Empat. Husnan.Suad, 1998. Manajemen Keuangan(teori dan Penerapan manajemen keuangan) Edisi 4. Jokyakarta: BPFF. Indriana, Novi. (2009). pengaruh DER, BOPO, ROA, dan Earning Per Share (EPS) perbankan tehadap harga saham di Bursa Efek Indonesia pada Bank Devisa, dengan periode penelitian dari tahun 2004 sampai tahun 2008. Skripsi.semarang Jumingan, 2006. Analisis laporan Keuangan.Jakarta: Bumi Aksara kemala,hayati,2011,analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham dalam keputusan berinvestasi pada perusahaan sektor pertanian.skripsi,bogor Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero).Tbk http://media.corporateir.net/Media.../2009An nualReportBBRIsep10b.pdf Pengertian ROA http://timut2211.blogspot.com/2011/08/blogpost.html Diakses tanggal: 28 Januari 2013 pengertian saham dan jenis – jenisnya http://coki002.wordpress.com Diakses tanggal: 28 Januari 2013 Priadi,toto, 2008.analisis rasio keuangan. jakarta. PPM(pengembangan ekslusif).
Prihatini, Ratna ,Se.2009, Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER Dan CR Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate And Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2006). Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang. Safitri, Nini, 2012, Pengaruh return on asset (roa), debt to equity ratio (der), tingkat suku bunga dan tingkat inflasi terhadap return saham sektor perbankan di bursa efek indonesia (periode 2003-2010), Skripsi, Makkasar. Setiawan,Ricky,2011,pengaruh return on assets,debt equity rasio, price to book value terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bei periode 2007-2009, skripsi,semarang. Sinarmas Sekuritas,Indonesia stcock exchange(IDX),2008, Panduan Pemodal,PT. Bursa Efek Indonesia. Sinarmas Sekuritas, Indonesia stcock exchange(IDX), 2012, IDX LQ45, Jakarta Wijaya,Chandra.2006.Metodologi Penelitian Keuangan:Prosedur, Ide Dan Kontrol:Edisi Pertama-Yokyakarta:Graha Ilmu