.
JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELIIIAN PSIKOLOGI
.l
PERILAKU KONSUMTIF
WAN ITA IUGIYANTO
SUMBER DAYA MANUSIA DAlAM SISTEM MASYARAKAT INDUSTRI DAN TEKNOLOGI TAUFIK N.R., NANIK PRIHARTANTI, DAN HARYANTO F.R.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT PUTRI DI RUMAH SAKIT SWASTA
•
PENDEKATAN PSIKOLOGI KOMUNITAS DALAM PREVENSI KRISIS KELUARGA Tina Atlatin Universitas Gadjah Mada
INTISARI
Tufisan in; bermaksud membahas masafah pemberdayaan kefuarga da/am membentuk manusia berkualitas da/am masyaralcat, khususnya da/am prevensi terjadinya krisis keluarga serta peran psikologi komunitas terhadap masalah tersebut. Menurutpenulis, prevensi meliputi intervensi krisis. konsultasi, serfa pendidikan kesehatan melltal. Da/am intervens; krisis psikolog komunitas dapat berlindak secara Jangsung alau direktif dengan cara-cara yang efektif dan tepa! sementara konsuftasi dilakukan dengan berpusat pada program.
Kala kunci: psiko!ogi komunitas, prellensi, krisis keluarga.
PENGANTAR Tina Afiatin , lahirdi Yogyakarta 11 Februari 1964. Slat pengajar dl Fakultas Psikologi UGM dan Fakultas Psikologi UII. Alumnus Fakultas Psikologi UGM, lulus SI tahun 1988 dengan predikat Cum Laude, melanjutkan ke jenjang S2 di tempat yang sama. Saat ini sedang menempuh program Doktor di Fakuftas PSikologi UGM dengan minat khusus pada psikologi klinis. Pengajar dan penefiti ini tertarik pada kajian-kajian masalah remaja , religiusitas dan kemasyara katan.
PSIKOlOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997
K eluarga merupakan dasar unit sosial pa-
da semua kebudayaan dan masyarakal. Corak kehidupan keluarga akan mewarnai kehidupan masyarakat. Oi sisi lain dinamika dalam kebuclayaan dan masyarakat juga akan mempengaruhi kehidupan keluarga . Ada hubungan timbal-balik antara proses kehidupan masyarakat dengan dinamika keluarga. Keadaan keluarga-keluarga yang baik akan mE!wujudkan kehidupan masyarakat yang baik pula. Perubahan kehidupan masyarakat akan berpengaruh pula pada kehidupan keluarga. Keluarga merupakan media perantara kehldupan individu dengan hngkungannya. Perubahan kehidupan masyarakat akan mempengaruhi fungsi keluarga yang selanjutnya juga akan mempengaruhi individu dalam anggota keluarga tersebut. Untuk meng-
37
Tina Alialln
antisipasi dampak perubahan sosial dan masyarakal dalam keluarga, perlu diupayakan usaha-usaha untuk mengurangi dampak lersebul. Usaha-usaha ini disebut sebagai prevensi. yaitu usaha yang bertujuan unluk mengurangi atau mencegah resiko dampak perubahan sosial. Prevensi merupakan lokus Psikologl Komunitas yang dilakukan melalui intervensi soslal dan inlervensi komunitas. Korchin (1976) mengemukakan bahwa inlervensi komunilas dan intervensi sosial alau inlervensi yang berorienlasi sislem. sebagai lawan inlervensi individual. dapat lebih eleklil untuk membuallembaga sosial seperti keluarga dan sekolah mendapatkan kesehalan menIal. Peran psikolog komunitas. menurul Korchin (1976), adalah mereka harus bekerJa di tempat yang dekat dengan orang-orang yang membuluhkannya sehmgga bantuan yang diberikan akan lebih eleklif; pertolongan harus diberikan kepada semua orang yang membuluhkan , tldak hanya kepada mereka yang mencari banluan. Psikolog kcr mUnilas harus menggunakan sumber-sumber yang ada. di antaranya adalah manusia sumber (key person) dl dalam komunllas. DI dalam memberikan bantuan psikolog komunllas perlu melibatkan pembantu-pembantu non-prolesionat, misalnya Ibu-ibu rumah tangga dan mahasiswa yang telah dibekali pengelahuan tenlang kesehalan menIal. Dampak perubahan sosial dalam keluarga akan dapat menimbulkan krisis keluarga. Krisls keluarga adalah keadaan yang sanga! menekan dan sanga! berkesan yang lerjadi di dalam keluarga. Hal Int dapal menjadi sumber gangguan menIal. Bentuk-bentuk krisis keluarga anlara lain: konflik suamiIslri yang memuncak, konfllk orang tua-anak yang lerus-menerus, perpisahan secara psikolO9ls. dan perceraian.
38
Krisis keluarga merupakan proses akumulatif dari peristiwa-perisllwa aversil dalam keluarga yang tidak terselesalkan. Unluk menganlisipasi dan mencegah lerjadlnya krisis keluarga , peran psikolog komunilas untuk melakukan prevensi sangal diperlukan. Berbagai pengelahuan dan ketrampllan psikolog komunitas mengenai prevensi dan masalah yang berkaitan dengan krisis keluarga dapat membanlu mereka dalam melakukan inlervensi sosial dan inlervensi komunilas. PERU BAHAN SOSIAL DAN KRISIS KELUARGA Seltlng dengan perkembangan zaman, perubahan-perubahan sosial dan masyara· kat juga mempengaruhi sislem dan lungsi keluarga. Perubahan-perubahan ilu akan membawa kons~kuensi , baik akibal poSIII! maupun akibal 'legalil. Aklbal positil bermanlaat bagi kemajuan dan kesejahleraan manusia. Akibat negati' akah menyengsarakan kehidupan manusia dan hal ini perlu diantisipasi, sehingga akibal negali! Itu dapal dikurangi atau dicegah. Salah salu fenomena perubahan soslal yang terjadl akhir·akhlr Inl adalah menlngkalnya peran wanita dalam masyarakat. Pergeseran peran wanita dari peran domestlk (domestic rofe) menuju pada peran publik (public rofe) menimbulkan akibat. baik yang positif maupun negali!. Akibat positil anlara lain: wanita mendapal kesempatan untuk belajar, kesempalan untuk bekerja pun lerbuka lebar, sehingga wanila dapal pula berperan membantu menambah pendapalan keluarga. Akibat nega!il alau merupakan resiko dari perubahan tersebul anlara lain: inlensilas wanita sebagal pemelihara dan pengasuh dalam keluarga dan rumah tangganya menjadi berkurang . karena sebagian waktunya la gunakan untuk bela/ar alau bekerja. PSIKOLOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997
Pendekatan Ps,kologl Komu llIlas dalam PrevenSI Krls,s Keluarga
Apablla aklbal-aktbal negatl! dart adanya perubahan sosialll1l berkelanJUlan. maka hal ini dapal mengganggu lungsi keluarga, terulama dalam hubungan perkawlnan dan dapat menimbulkan gangguan perkawinan. Gangguan perkawlnan menurul , Bloom (1978), dapat merupakan slressoryang menlmbulkan gangguan ftsik dan emost. Gangguan perkawinan juga menlmbulkan knsis keluarga . KriSIS keluarga sebagai sualu stressor perlu dlanllslpasi unluk mengurangl elek SIres ilu sendiri. Berbagai cara dapal dilakukan unluk mengurangi e!ek stes. T hompson (dalam Heller dkk, 1984) mengemukakan slrategi untuk mengurangl elek sIres. yaitu dengan: (a) mempredlksi stressor, yaltu menganllslpasl kejadlan negatl! sehll1gga hal-hal yang negatl! alau averSI! dapat dlkendalikan ; (b) memdlkl Citra-dirt unluk dapal mengendalikan hal-hal negatl! dengan merasa bahwa Indlvidu meml1lki kemampuan dan kekuatan; (c) mengontrol Sllua51 . hal tnl memungklnkan untuk dapal menenlukan aklbal dart keJadlan-keJadlan. Pendapal Thompson lersebul merupakan cermll1an Imphkasi interyens; komunltas dalam memandang masalah sIres, yallu memandang penyebab sires adalah dari luar dlrllndlVldu atau lebth pada penyebab-penyebab 50slal. bukan sebab dan dalam din tndlvrdu , sedangkan daJam mengalasl sIres Jebih menekankan pada tanggung jawab Inlernal (pnbadi). Pendekalan pSlkologi komunilas merupakan allernalil yang lebih menguntungkan. Hal inl disebabkan karena pendekatan psikoJogl komunllas memberikan perhatian terhadap proses-proses pSlkologls umum yang menghubungkan secara konseptual IlI1gkat kemasyarakalan dan IlI1gkah laku orang. Pengerltan tenlang hubungan InlerakSl masyarakal sosial dan budaya dengan tndlvldu dlgunakan sebagal dasar yang rasional bagl program-program untuk meng0P" hmalkan berfungsinya man usia. PSIKOlOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997
PSIKOLOGI KOMUNITAS DAN PREVENSI KRISIS KELUARGA
Dalam bidang kesehatan mental. fokus pSlkologi komunitas lerulama adalah pada prevensi, yailu usaha-usaha pengurangan
reslko
gang~luan
emosi . Menurut Caplan
(dalam Heller dkk , 1984) ada Ilga macam prevensi , yallu : (a) prevensi primer, yailu sekunder, yallu mengurangllamanya gangguan mental, dan (c) prevensi tertier, yailu mengurangl beratnya gangguan menIal . Rappaport (1977) mengemukakan bahwa prevensi primerdapat berupa intervensi krisis dan melakukan konsultasi. Dalam intervensi krisls, psikolog komunilas dapal bertindak secara langsung atau direktlf dengan cara-cara yang eleklif dan tepa!. Pada keluarga yang sedang mengalami krisis. misalnya: kematian salah seorang anggola keluarga perpi~,ahan atau perceraian , maka banluan petunjuk cara pemecahan masalah ataupun duklJngan soslal akan sangal bermanlaat bagl keluarga tersebuL Tujuan intervenSI menurul Korchln (1976), adalah (a) mengurangl kelegangan , kecemasan, kebingungan dan kelidakberdayaan , (b) mengemballkan orang yang dalam keadaan knsis ke lungs sebelumnya, (c) membanlu orang yang bersangkulan dan keluarganya mempelaJan apa yang dapal dilakukan untuk mengalasi krisls-krislS lersebut dan mengelahu1 sumber-sumber alau pelayanan di masyarakHt yang dapat membanlU. Cara pre'lensi yang lain adalah konsullas1. Konsultasi lerhadap krisis keluarga dapat berupa konsehng perkawinan. Konseling perkawinan ini merupakan salah satu benluk dan konseling keluarga (Kahn, 1981). Dalam lingkup yang leblh luas, hailiu juga meliputi: (a) premafltaf.counseling, biasanya membant~ pasangan yang akan melangsungkan permkahan dan membenkan blmbingan serta petunjuk persiapan per1<:awinan dan membina hidup perkawlI1an; (b) predivorce-coun-
39
Tina Afialin
seling. yailu bantuan yang diberikan pada pasangan yang mengalami kesulitan dalam perkawinan, solusi untuk masalah tersebut dan belajar unluk hidup bersama yang lebih balk alau membuat kepulusan unluk bercerai; (e) postdivorce-counseling, yaitu menekankan banluan pada penyesuaian diri individu untuk hidup sendiri lagi setelah mengalami perceraian, dan (d) general familycounseling, yallu menekankan pentingnya membina hidup perkawinan dan kehidupan keluarga. Kansullasi juga dapat dilakukan dengan berpusat pada program. Heller dan Monahan ( 1977) menyatakan bahwa konsultasi yang berpusat pada program mempunyai patensi terbesar untuk mempengaruhi perubahan kamunitas. Tujuan akhir kansullasi yang berpusat pada program adalah untuk memberi keyakinan bahwa kamponen mission yang harus dilakukan oleh perantara (agenfJ itu dilangani seeara kampelan. Apabila perantara-perantara itu akan menerapkan program tertenlu. maka konsullan (Psikolog Komunilas) memberikan cara-cara pelaksanaan yang tarbaik , misalnya: program inlervensi kelompok terarah pada remaja untuk pencegahan te~adinya kasus hami! sebelum nikah. Kegiatan ini dapat dilaksanakan di sekolah dengan pemandu guru . Konsultan memberikan modul pelaksanaan nya serta melatih kelrampilan para guru sebagai pemandu diskusi dan nara sumber. Psikolog kamunitas di dalam memberikan bantuan dapat melibatkan pembantupembanlu non-prafesional. Kerja para psikolog komunitas lebih berbentuk memberi konsultasi daripada langsung memberi pelayanan. Hal ini memiliki tiga keuntungan. Pertama, dapat menanggulangi minimnya psikolog komunitas. Kedua, dapat 'menjembatani' jarak sosial antara psikalog komunilas dan anggota komumtas yang mung kin memiliki nilai-nilai yang berbeda. Ketiga, bagi para pembantu non-profesional (misal-
40
nya ibu-ibu rumah tangga , mahasiswa) kegiatan layanan pada komunitas tentang masalah kesehatan mental merupakan kegiatan yang baru serla memperkaya pengalaman. Hal ini dapat memberikan semangat pada mereka unluk melakukan aktivitas ini. Dalam pendekatan psikologi komunitas, pelaksanaan program prevensi juga dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan mental. Dalam pelaksanaannya, manurut Heller dkk (1984), program ini dapat dilakukan dengan liga cara yallu : 1.
Program untuk seluruh komunitas (commuIJnit,v-wide). Program in; ditujukan untuk seluruh populasi, misalnya program pembinaan keluarga sejahtera, program Sina Keluarga Balita. 2. Program milestone, dalam program ini penduduk pada periode tertentu dari kehidupannya dihadapkan pada program tertentu. Misalnya: pada pasangan yang akan menikah. pada tahun pertama perkawinan, saal menjela~g menopause, dan sebagainya. 3, Program reslko tinggi (hi{flt-risk) , fokusnya adalah penduduk yang mempunyai resiko linggi untuk mendapat gangguan mental , misalnya: orang yang baru saja kehilangan pasangan (ditinggal mati atau bercerai), anak-anak dari keluarga yang pecah.
PENUTUP Sebagai simpulan uraian ini dapal dikemukakan bahwa psikologi kamunitas memberikan peran panting dalam prevensi krisis keluarga. Prevensi krisis keluarga dengan pendekatan psikologi Kamunilas dapat dilakukan dengan cara lntervensi krisis, konsultas; dan memberikan pendidikan kesehatan menIal. Prcvensi krisis keluarga merupakan suatu hal yang harus dilakukan unluk mencegah timbulnya gangguan mental aki· bat knsis keluarga, PSIKOlOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997
Pend eka tarl PSlkolo gl K omulli tas dalam Prevensl Krosis Ke lu arga
Tantangan yang muncul dalam pelaksanaan pendekatan ini adalah masih sedikit sekali psikolog yang tertarik dengan pendekatan komunitas. Pendekatan ini menuntut kita untuk terlibat secara aktil bagi masyarakat kelas menengah ke bawah atau pinggiran kola pada khususnya. Juga luntutan untuk mampu menjalin kerja sama baik dengan disiplin ilmu-ilmu lain ataupun aparat pemerintah dan agensi lainnya. Tunlutan kepekaan sosial, jiwa pengabdian dan ketrampilan profesional sebagai psikolog memungkinkan pendekatan yang lebih menyentuh sisi kemanusiaan secara integrati! ini akan dapat berkembang lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA Bloom. B.l. 1982. Marital Disruption as a Stressor. Oalam Environmental fnflu-
ence and Stretegies in Primary Prevention (Donald G. Forgays , Ed). London: University Press of New England. Heller, K. dan Monahan, J. 1977. Psychology and Community change. Homewood, IIhonis: T he Dorsey Press. Heller. K: Price , R.H.: Relnharz , S & Wardersman , A. 1984. Psychology and Community Change: Challenger of The Future. Homewood, Illinois· The Dorsey Press. Kahn, M.W. 1981. Basic Methods torMental Health Practitioners. Cambridge, Massachusetts: Winthrop Publishers, Inc. Korchin, S.J. , 1976. Modern Clinical Psychology. New York: Basic Books.
•••
PSIKOlOGIKA Nomor 4 Tahun II 1997
41