Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai “saka guru’. Saka guru berfungsi untuk menopang blandar “tumpang sari” yang bersusun keatas, semakin keatas semakin melebar dan biasanya berjumlah ganjil dan diserta diukir. Ukiran pada tumpang sari menandakan status sosial pemiliknya. Untuk mengunci struktur saka guru diberikan “sunduk” yang disebut sebagai “koloran” atau “kendhit”. Letak koloran ini terdapat di bawah tumpang sari yang berfungsi mengunci dan menghubungkan ke empat “saka guru” menjadi satu kesatuan dalam rancangan bangunan. Tumpang sari berfungsi sebagai tumpuan kayu usuk untuk menahan struktur “brunjung dan molo serta usuk yang memanjang sampai tiang “emper” bangunan Joglo. Dalam perkembangannya. Bangunan Joglo ini memiliki banyak variasi perubahan penambahan-penambahan struktur yang semakin mempercantik Rumah adat Jawa Timur ini.
Susunan Dan karakter
Makna Apakah Gebyok itu?
Gebyok adalah semacam partisi khas jawa yang digunakan untuk sekat atau pembatas antar ruang. Gebyok biasanya memiliki ukiran khas jawa dan dibuat dari kayu bermutu tinggi seperti kayu jati. Daya tarik gebyok terutama ditentukan oleh keindahan detail ukirannya, partisi ini memang khas dan memiliki nilai estetika yang tinggi dan terbilang sangat bagus. Beberapa cirri – cirri dari identitas gebyok: Ciri khas gebyok sudah terkenal sebagai tradisi di pulau jawa dan biasanya sering digunakan untuk pintu, Jendela maupun pembatas ruang. Gebyok dikatakan bagus atau berkelas dilihat dari seni ukiran, sistem pengerjakannya dan bahan kayu yang digunakan. Teknik finishing bermacam-macam ada yang dibiarkan tanpa finishing, diplitur atau dicat dengan jenis cat tertentu tradisional, seperti merah, kuning, hijau (tapi biasanya warna cat tidak digunakan terlalu banyak). Gebyok biasanya menampilkan warna kayu karena disitulah letak keindahannya.
SOKO atau PENYANGGA Soko atau joglo bermacam–macam bentuk dan ukirannnya tergantung dari minat dan derajat pemilik rumah pada zaman dulu. Soko atau joglo juga mempunyai beragam ukiran unik dan menarik yang dapat disajikan untuk memperindah desain interior dan eksterior rumah maupun tempat-tempat publik lainnya yang sekiranya membutuhkan daya tarik tersendiri.
Interior design RUANG TAMU Interior gambar disamping dapat kita lihat, bahwa rumah tradisional jawa timur lebih dominan dengan warna – warna alami seperti warna cokelat, sehingga ruangan terkesan lebih dingin. Karena sifat dari warna cokelat itu sendiri adalah dingin, selain itu ruangan ini lebih banyak terdapat bukaan pada ruang luar.
RUANG TENGAH Biasanya dalam rumah jawa timur terdapat pemisah antara ruang bagian depan dengan ruang bagian tengah. Pada ruang tengah inilah biasanya digunakan oleh tamu yang lebih dekat dengan pemilik rumah. Elemen - elemen yang digunakan pada ruangan ini sebenar tidak jauh beda dengan ruang bagian depan, seperti: • Dinding dari bata (tanpa kulit) • Tiang penyangga (soko guru) • Perabot yang terbuat dari kayu sebagai pendukung.
RUANG TIDUR Pada area ruang tidur bias terlihat pada gambar disamping bahwasannya aplikasi ruangan sangat monoton kental dengan adat ja timur yg khas dengan perabotnya ranjang yang ditutupi dengan kain setrimin dan atapnya juga masih menggunakan kemingingan dari kuda – kuda yang tanpa ditutupi plafon seperti triplek dan sebagainya untuk menampilkan susunan dari atapnya.
“ UNIQUE “ DEKORASI PLAFON Atap berbentuk joglo banyak menggunakan material kayu polos sampai kayu penuh ornamen. Hal ini mengakibatkan beban yang harus disalurkan untuk sampai ke tanah oleh masing-masing soko cukup berat. Beban yang dipikul oleh soko dapat dihitung dengan cara mengetahui luas area penutup atap yang disokong oleh masing-masing soko atau tiang penyangga.
Contoh macam – macam atap :
Contoh aplikasi tiang dengan atap: