Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
INTERFERENSI BAHASA BATAK MANDAILING PADA PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI KELAS DI KELAS VII MADRASYAH TSANAWIYAH SWASTA Siti Jahria Sitompul Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PPs Universitas Negeri Medan
Abstract. The objective of the research is to find out the interference of batak language into indonesian language in interaction class. The data is found from interaction class 2013’. This research used theory of bilingual, language interference choice in order to analyse the data. The result of this research has found 11 forms of batak’s language interference to the indonesian language including morfologi and prefosisi. Keywords: The interfe interference of batak language antara bahasa pertama dan bahasa kedua
PENDAHULUAN Bahasa indonesia (BI) memiliki
dalam diri seseorang tak bisa dielakkan
kedudukan serta fungsi sebagai bahasa
(Weinreich,
nasional dan bahasa resmi negara. Hal
Melalui kontak tersebut, akan terjadi
ini
bahasa
pengaruh antara bahasa pertama dan
indonesia dibina dan dikembangkan
bahasa kedua atau sebaliknya, baik yang
menjadi sebuah bahasa yang
dapat
mengakibatkan
perlunya
baku
1953;
Soewito,
mempermudah
menghambat
secara baik dan benar memerlukan
bahasa kedua. Perbedaan struktur antara
proses yang cukup panjang karena BI
bahasa pertama dan bahasa kedua dapat
bukanlah bahasa pertama bagi sebagian
menimbulkan
besar Bangsa Indonesia. BI merupakan
pemakaian bahasa kedua yang lazim
bahasa kedua setelah mereka menguasai
disebut penyimpangan atau interferensi,
bahasa pertamanya, yaitu Bahasa Daerah
meliputi semua tataran kebahasaan, pada
sebagai bahasa komunikasi primer.
tatabunyi,
daerah
sebagai
kedudukan
bahasa
pendamping
BI
proses
yang
(Halim, 1984). Namun, menguasai BI
Mengingat
dalam
maupun
1983).
kesilapan
tatabentuk
belajar
dalam
(morfologi),
tatakalimat, dan tatamakna (Soewito, 1983).
(Nababan, 1984: 27), maka kontak Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 99
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
Bahasa
Batak
Mandailing
pembelajar BI, mereka belum mampu
(selanjutnya disingkat dengan BBM)
menguasai dan mengaplikasikan Bahasa
merupakan
untuk
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Tapanuli Selatan (TAPSEL)
baik dalam konteks formal dan non
Kota Padangsidimpuan. BBM digunakan
formal sesuai kaidah yang berlaku.
sebagai
Ketika
lingua
alat
franca
komunikasi
dalam
mereka
berbicara
atau
pergaulan, baik antara keluarga, sahabat,
berinteraksi di kelas, seringkali mereka
maupun untuk kepentingan-kepentingan
menggunakan struktur bahasa pertama
lain
yang
tidak
formal.
Situasi
dalam hal ini Bahasa Batak Mandailing
BBM
tersebut
dalam
ketika berbahasa indonesia. Hal ini jelas
kontaknya dengan BI dapat menghambat
membuat kekaburan makna yang dapat
penguasaan proses pembelajaran BI,
menghambat kelancaran komunikasi.
pemakaian
sehingga menimbulkan penyimpanganpenyimpangan
negatif
yang
disebut
dengan istilah interferensi. Interferensi
Berbicara merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang menjadi bagian
biasanya
materi
pembelajaran
BI.
dapat
Berbicara merupakan suatu keterampilan
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
yang memerlukan suatu Konfigurasi
faktor internal dan faktor eksternal.
antara penguasaan lafal, struktur bahasa,
Faktor Internal adalah faktor yang
kosakata dan pengetahuan yang cukup
meliputi bidang kebahasaan sedangkan
terhadap
faktor eksternal adalah faktor diluar
disampaikan.
kebahasaan.
tersebut
yang merupakan bahasa lisan lebih
secara langsung maupun tidak langsung
fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
dapat
dalam
Oleh karena itu, kemampuan berbicara
menggunakan bahasa Indonesia sebagai
seharusnya mendapat perhatian yang
bahasa kedua.
cukup
Faktor-faktor
mempengaruhi
Bahasa
siswa
Indonesia
merupakan
masalah
dalam
yang
Keterampilan
pembelajaran
akan berbicara
bahasa
(Nurgiantoro, 2010: 399).
bahasa resmi Bangsa Indonesia yang
Pada kalangan siswa, khususnya
telah lama dipelajari oleh para Siswa di
Santri santriwati MTS S Al -Azhar kelas
Indonesia.
telah
VII, pembelajaran BI telah dilakukan
diajarkan pada tiap satuan pendidikan di
sebagaimana sekolah lain. Meskipun
Indonesia. Namun, realita yang ada pada
demikian, pengaruh pemakaian bahasa
Bahasa
Indonesia
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 100
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
pertama
(BBM)
yang
frekuensi
waktunya lebih lama daripada BI masih mempengaruhi
struktur
santri
santriwati
sehari-hari
daripada
keterampilan berbicara lainnya.
tatabahasa
santri/santriwati. Pengaruh itu tampak ketika
kehidupan
Fokus Penelitian
berinteraksi
Fokus
penelitian
ini
adalah
dikelas baik dalam konteks pembelajaran
interferensi bahasa batak mandailing
atau berkomunikasi biasa dengan teman
pada
penggunaan
sekalasnya.
dalam
interaksi
penerapan
yang
langsung
Berdasarkan fokus tersebut sub fokus
dimasukkan kedalam BI ketika mereka
penelitian ini adalah interferensi pada
berinteraksi.
tataran morfologi.
BBM
Hal
ini
membuat
kelas
indonesia
terlihat
struktur
Jelas
bahasa
di
kelas.
komunikasi terhambat. Bahkan tidak dimengerti
apabila
yang
menjadi
Rumusan Masalah
komunikannya adalah warga diluar dari
Dalam
daerah TAPSEL.
merumuskan
Pemilihan Santri santriwati MTS
banyaknya
ini
penulis
permasalahan
sebagai
berikut.
S Al -Azhar kelas VII, berawal dari realita
penelitian
1. Bagaimanakah
interferensi
terdapat
Bahasa Batak Mandailing pada
yang
penggunaan Bahasa Indonesia
melanggar aturan atau kaidah BI yang
dalam interaksi kelas siswa pada
berlaku ketika mengadakan
tataran morfologi dikelas VII
penyimpangan-penyimpangan
proses
pembelajaran BI dikelas. Penyimpangan terlihat
ketika
santri
MTS S Al -Azhar ?
santriwati
2. Faktor-faktor
apa
saja
yang
menggunakan BI dalam proses kegiatan
melatarbelakangi
belajar mengajar secara lisan dan tulisan
Bahasa Batak Mandailing pada
didalam kelas.
penggunaan Bahasa Indonesia
Akan tetapi, dalam
interaksi
interferensi
penelitian ini hanya difokuskan pada
dalam
kelas
siswa
interferensi dalam bahasa lisan saja
dikelas VII MTS S Al -Azhar ?
khususnya ketika berinteraksi di kelas pada tataran morfologi dan sintaksis.
Tujuan Penelitian
Karna ketempilan berbicara dalam hal
Berdasarkan masalah yang sudah
ini bahasa lisan lebih fungsional dalam
dipaparkan di atas maka, penelitian ini
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 101
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
bertujuan bentuk
untuk
mendeskripsikan
interferensi
Bahasa
Batak
Kedwibahasaan dan interferensi memiliki hubungan yang sangat erat. Hal
Mandailing pada penggunaan bahasa
ini
Indonesia dalam interaksi kelas siswa
pemakaian bahasa dalam kehidupan
pada tataran morfologi dikelas VII
sehari-hari.
Madrasyah
serta
masyarakat
yang
sekurang-kurangnya
Tsanawiyah
mengidentifikasi
faktor-faktor
melatarbelakangi
interferensi
dapat
dilihat
pada
Situasi tutur
kenyataan
kebahasaan
bangsa
Indonesia
ditandai
dengan
Bahasa
pemakaian dua bahasa, yaitu bahasa
Batak Mandailing pada penggunaan
daerah sebagai bahasa ibu dan bahasa
Bahasa Indonesia dalam interaksi kelas
Indonesia
siswa
Situasi pemakaian seperti ini dapat
dikelas
VII
Madrasyah
Tsanawiyah Swasta Al Azhar.
sebagai
memunculkan
bahasa
nasional.
percampuran
antara
bahasa nasional dan bahasa Ibu. Bahasa ibu yang dikuasai pertama, mempunyai
Manfaat Penelitian Secara
ini
pengaruh yang kuat terhadap pemakaian
diharapkan untuk menambah khasanah
bahasa kedua, dan sebaliknya bahasa
ilmu pengetahuan Linguistik terutama
kedua juga mempunyai pengaruh yang
kajian tentang
Bahasa
besar
Bahasa
pertama.
Batak
umum
penelitian
interferensi
Mandailing
terhadap
terhadap
pemakaian
bahasa
Kebiasaan untuk memakai
Indonesia khususnya untuk peserta didik.
kedua bahasa lebih secara bergantian
Hasil penelitian ini jugadapat digunakan
dapat
sebagai
interferensi.
bahan
untuk
melaksanakan
menimbulkan
terjadinya
penelitian pengembangan yang lainnya.
Interferensi berasal dari bahasa
Secara khusus, penelitian ini diharapkan
Inggris yaitu interference yang berarti
berguna bagi pengajar dan pelajar bahasa
percampuran, pelanggaran, rintangan.
indonesia terutama sebagai bahan ajar
Interferensi secara umum juga dapat
dan sumber ajar dalam pembelajaran
diartikan sebagai percampuran dalam
bahasa indonesia.
bidang
bahasa.
dimaksud
Percampuran
adalah
percampuran
yang dua
ACUAN TEORI
bahasa atau saling pengaruh antara
Interferensi Bahasa
kedua bahasa (Poerwadarminto dalam Pramudya,
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
2006:
27).
Definisi | 102
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
interferensi dalam Kamus Linguistik
dapat
(Kridalaksana,
secara bergantian. Peristiwa interferensi
2008:
95)
yaitu
menggunakan
pada
banyak
penggunaan unsur bahasa lain oleh
terjadi
bahasawan
yang
bilingual
secara
sebagai kemampuannya dalam berbahasa
individual
dalam
suatu
bahasa.
lain.
tuturan
bahasa
Hal
ini
dwibahasawan
menyebabkan
Interferensi juga dapat diartikan sebagai
penyimpangan (interferensi) dari kaidah
gangguan, campur tangan, masuknya
bahasa
unsur serapan kedalam bahasa lain yang
penguasaan
bersifat melanggar kaidah gramatika
terhadap bahasa lain yang bisa meliputi
bahasa yang menyerap (retnoningsih,
tingkat tata bunyi, tata bahasa, atau
suharso,
2005:
leksikon (kushartanti dkk, 2005: 59).
definisi
tersebut,
187).
Berdasarkan
akibat
seorang
pengaruh
dwibahasawan
bahwa
Interferensi adalah kesulitan yang
interferensi terjadi pada diri individu
timbul dalam proses penguasaan bahasa
dwibahasawan
Hal
kedua dalam hal bunyi, kata, atau
sejalan dengan teori yang
konstruksi sebagai akibat perbedaan
tersebut
diketahui
sebagai
ketika
bertutur.
dikemukakan Diebold (dalam Rusyana,
kebiasaan
1988: 7) bahwa interferensi merupakan
(Robert Lado dalam Abdulhayi, 1985:
gejala parole dan pemakaiaannya pada
8). Interferensi juga dapat diartikan
diri
bukan
sebagai “kekeliruan” yang disebabkan
merupakan gejala langue yang terjadi
oleh terbawanya kebiasaan- ebiasaan
pada masyarakat bahasa.
ujaran bahasa atau dialek ibu ke dalam
dwibahasawan
saja,
dengan
bahasa
pertama
Istilah interferensi pertama kali
bahasa atau dialek kedua (Hartman &
digunakan oleh Weinreich (1968: 1)
Stork dalam Alwasilah, 1985: 131).
untuk
Dalam
menyebut
adanya
perubahan
interferensi
terjadi
sistem suatu bahasa sehubungan dengan
kecenderungan masuknya unsur-unsur
adanya persentuhan bahasa tersebut
bahasa yang satu ke bahasa yang lain
dengan unsur-unsur bahasa lain yang
yang dapat meliputi semua aspek bahasa
dilakukan oleh penutur yang bilingual.
yaitu pengucapan, morfologi, sintaksis,
Penutur yang bilingual adalah penutur
semantik dan juga masalah kultural
yang menggunakan dua bahasa secara
(Samsuri, 1987: 46).
bergantian,
sedangkan
penutur
multilingual merupakan penutur yang
Berdasarkan
pendapat
diatas
dapat disimpulkan bahwa, interferensi
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 103
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
merupakan penyimpangan norma bahasa
berbeda beda. Dari pengamatan para ahli
karna
tersebut
pengaruh
unsur-unsur
bahasa
timbul
pertama terhadap bahasa kedua oleh
interferensi.
dwibahasawan
Secara umum,
sebagai
akibat
dari
kontak bahasa. Interferensi juga dapat
membagi
diartikan sebagai percampuran kaidah
macam, yaitu
bahasa karena terbawanya unsur bahasa
bermacam-macam
Ardiana (1940:
interferensi
1) Interferensi
menjadi
kultural
14) lima
dapat
sumber ketika menggunakan bahasa
tercermin melalui bahasa yang
sasaran, akibat penguasaan kedua bahasa
digunakan oleh dwibahasawan.
yang tidak seimbang pada diri penutur
Dalam
yang
tersebut
bilingual.
Interferensi
dapat
tuturan
dwibahasawan
muncul
berlangsung timbal balik, artinya baik
asing
bahasa pertama maupun bahasa kedua
penutur
dapat saling mempengaruhi satu sama
fenomena atau pengalaman baru.
lain. Hal tersebut dapat dilakukan oleh
sebagai
unsur-unsur akibat
untuk
2) Interferensi
usaha
menyatakan
semantik
adalah
individu atau kelompok dwibahasawan
interferensi yang terjadi dalam
baik lewat tataran fonologi, morfologi,
penggunaan
sintaksis dan semantik.
mempunyai variabel dalam suatu
kata
yang
bahasa. 3) Interferensi
Jenis Interferensi Interferensi
harus
gejala
dibedakan dengan kata pinjaman.
umum dalam sisiolinguistik yang terjadi
Kata pinjaman atau integrasi
sebagai akibat dari kontak bahasa, yaitu
telah menyatu dengan bahasa
penggunaan dua bahasa atau lebih dalam
kedua,
masyarakat
multilingual.
belum dapat diterima sebagai
Interferensi ini bisa menduduki semua
bagian bahasa kedua. Masuknya
aspek kebahasaan, mulai dari tataran
unsur leksikal bahasa pertama
fonologi,
atau bahasa asing ke dalam
semantik.
tutur
merupakan
leksikal,
yang
morfologi,
sintaksis
dan
Hal ini merupakan suatu
masalah yang menarik perhatian para ahli
bahasa.
Mereka
bahasa
sedangkan
kedua
interferensi
itu
bersifat
mengganggu.
memberikan
pengamatan dari sudut pandang yang Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 104
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
4) Interferensi fonologis mencakup
menjadi bahasa sumber maupun bahasa
intonasi, irama penjedaan dan
penerima. Interferensi yang timbal balik
artikulasi.
seperti itu kita sebut dengan interferensi
5) Interferensi gramatikal meliputi interferensi
morfologis,
fraseologis dan sintaksis. Interferensi (1991:106-114) berbagai
sudut
menimbulkan
Jendra
dilihat
sehingga berbagai
bahasa
yang
hanya
berkedudukan
sebagai bahasa sumber terhadap bahasa
menurut dapat
produktif. Di samping itu, ada pula
dari akan
macam
lain
atau
interferensi
sepihak.
Interferensi yang seperti ini
disebut
interferensi reseptif. (3)
Interferensi ditinjau dari segi
interferensi antara lain:
pelaku
(1)
Interferensi ditinjau dari segi pelakunya
Interferensi ditinjau dari asal unsur
serapan
bersifat
Kontak bahasa
bisa terjadi
perorangan
dan
dianggap
antara
sebagai gejala penyimpangan dalam
bahasa yang masih dalam satu kerabat
kehidupan bahasa karena unsur serapan
maupun bahasa yang tidak satu kerabat.
itu sesungguhnya telah ada dalam bahasa
Interferensi
sekeluarga
penerima. Interferensi produktif atau
disebut dengan penyusupan sekeluarga
reseptif pada pelaku bahasa perorangan
(internal
disebut
antarbahasa
interference)
misalnya
interferensi
perlakuan
atau
interferensi bahasa Indonesia dengan
performance interference.
bahasa Jawa. Sedangkan interferensi
perlakuan pada awal orang belajar
antarbahasa
bahasa
yang
tidak
sekeluarga
asing
disebut
Interferensi
interferensi
disebut penyusupan bukan sekeluarga
perkembangan atau interferensi belajar.
(external interference) misalnya bahasa
(4)
interferensi
bidang.
bahasa
Inggris
dengan
Interferensi ditinjau dari segi
bahasa Indonesia.
Pengaruh interferensi terhadap bahasa
(2)
penarima bisa merasuk ke dalam secara
Interferensi ditinjau dari arah unsur
serapan
intensif
Komponen interferensi terdiri atas tiga
permukaan yang tidak menyebabkan
unsur yaitu bahasa sumber, bahasa
sistem bahasa penerima terpengaruh.
penyerap, dan bahasa penerima. Setiap
Bila
bahasa akan sangat mungkin untuk
menimbulkan perubahan dalan sistem
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
dan
bisa
interferensi
pula
itu
hanya
di
sampai
| 105
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
bahasa penerima disebut interferensi
(4)
sistemik. Interferensi dapat terjadi pada
jati diri antara suatu morfem bahasa B
berbagai aspek kebahasaan antara lain,
tertentu dengan morfem
pada sistem tata bunyi (fonologi), tata
tertentu, yang menimbulkan perubahan
bentukan kata (morfologi), tata kalimat
fungsi morfem bahasa B berdasarkan
(sintaksis), kosakata (leksikon), dan bisa
satu model tata bahasa A
pula menyusup pada bidang tata makna
Menurut Chair interferensi terdiri atas
(semantik).
dua
Dennes dkk. (1994:17) yang mengacu
pendapat
macam,
reseptif,
yaitu
yakni
(1)
berupa
bahasa
A
interferensi penggunaan
Weinrich
bahasa B dengan diresapi unsur-unsur
mengidentifikasi interferensi atas empat,
bahasa A, dan (2) interferensi produktif,
yang masing-masing dijelaskan sebagai
yakni wujudnya berupa penggunaan
berikut.
bahasa A tetapi dengan unsur bahasa B.
(1)
pada
Perubahan fungsi morfem melalui
Peminjaman unsur suatu bahasa ke
Jendra (1991:108) membedakan
dalam tuturan bahasa lain dan dalam
interferensi
peminjaman itu ada aspek tertentu yang
kebahasaan, antara lain:
ditransfer. Hubungan antar bahasa yang
interferensi pada bidang sistem tata
unsur-unsurnya dipinjam disebut bahasa
bunyi (fonologi)
sumber, sedangkan bahasa penerima
interferensi pada tata bentukan kata
disebut bahasa peminjam.
(morfologi)
(2)
interferensi pada tata kalimat (sintaksis)
Penggantian unsur suatu bahasa
menjadi
lima
aspek
dengan padanannya ke dalam suatu
interferensi pada kosakata (leksikon)
tuturan
interferensi pada bidang tata makna
bahasa
yang
lain.
Dalam
penggantian itu ada aspek dari suatu
(semantik)
bahasa disalin ke dalam bahasa lain yang disebut substitusi. (3)
Penerapan
Menurut
Jendra
(1991:113)
interferensi pada bidang semantik masih hubungan
dapat
dibedakan
lagi
menjadi
tiga
ketatabahasaan bahasa A ke dalam
bagian, yakni
morfem bahasa B juga dalam kaitan
(1)
tuturan bahasa B., atau pengingkaran
(semantic expansive interference). Istilah
hubungan ketatabahasaan bahasa B yang
ini dipakai apabila terjadi peminjaman
Interferensi semantik perluasan
tidak ada modelnya dalam bahasa A. Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 106
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
konsep budaya dan juga nama unsur
kata
bahasa sumber.
maupun frasa.
(2)
(4)
Interferensi semantik penambahan
(semantic
aditif
interference).
dasar,
tingkat
kelompok
kata
Interferensi tata makna (semantic
interference)
Interferensi ini terjadi apabila muncul
Interferensi ini terbagi menjadi tiga
bentuk
dengan
bagian, yaitu (a) interferensi perluasan
bentuk lama, tetapi bentuk baru bergeser
makna, (b) interferensi penambahan
dari makna semula.
makna, dan (c) interferensi penggantian
(3)
makna.
baru
berdampingan
Interferensi semantik penggantian
(replasive
semantic
interference).
Huda (1981: 17) yang mengacu
Interferensi ini terjadi apabila muncul
pada
makna konsep baru sebagai pengganti
mengidentifikasi interferensi atas empat
konsep lama.
macam, yaitu
Yusuf
(1994:71)
membagi
(1)
pendapat
mentransfer unsur suatu bahasa ke
peristiwa interferensi menjadi empat
dalam bahasa yang lain,
jenis, yaitu
(2)
(1)
Interferensi
Bunyi
(phonic
Weinrich
adanya perubahan fungsi dan
kategori yang disebabkan oleh adanya
interference)
pemindahan,
Interferensi ini terjadi karena pemakaian
(3)
bunyi satu bahasa ke dalam bahasa yang
kedua yang berbeda dengan bahasa
lain dalam tuturan dwibahasawan.
pertama,
(2)
Interferensi
tata
bahasa
(grammatical interference) Interferensi
ini
terjadi
(4)
penerapan unsur-unsur
bahasa
kurang diperhatikannya struktur
bahasa kedua mengingat tidak ada apabila
equivalensi dalam bahasa pertama.
dwibahasawan mengidentifikasi morfem
Berdasarkan pendapat para ahli
atau tata bahasa pertama kemudian
diatas,
menggunakannya
disimpulkan bahwa bentuk interferensi
dalam
bahasa
keduanya. (3)
garis
besar
dapat
dalam bahasa itu dapat mempengaruhi
Interferensi
kosakata
(lexical
interference) Interferensi
secara
semua
aspek
tatabahasa,
yaitu
interferensi pada bidang sistem tata ini
bisa terjadi
dalam
bunyi (fonologi), interferensi pada tata
berbagai bentuk, misalnya terjadi pada
bentukan kata (morfologi), interferensi
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 107
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
pada tata kalimat (sintaksis), interferensi
menjadi satuan kajian terbesar (Ramlan:
pada kosakata (leksikon), interferensi
1987: 23; Mulyana, 2007: 7). Morfem
pada bidang tata makna (semantik).
adalah bentuk gramatikal terkecil yang
Namun, pada kesempatan ini penulis
tidak dapat dipecah lagi menjadi bentuk
memfokuskan
gramatika yang lebih kecil (Soeparno,
penelitian
pada
interferensi morfologi dan sintaksis.
2003: 72). Morfem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas yaitu
Interferensi Morfologis Secara
etimologis,
istilah
morfem yang dapat berdiri sendiri dan
morfologi berasal dari bahasa Yunani
telah memiliki arti tanpa bergabung
yaitu gabungan antara morphe yang
dengan morfem yang lain. Morfem
artinya ‘bentuk’ dan logos yang berarti
terikat adalah morfem yang tidak bisa
‘ilmu’ (Ralibi dalam Mulyana, 2007: 5).
berdiri sendiri dan baru bisa memiliki
Ramlan (1987: 21) menegaskan bahwa
arti
selain
kata,
morfem bebas. Contoh morfem bebas
morfologi juga mempelajari perubahan
adalah omah ‘rumah’, dolan, klambi
bentuk kata pada definisi morfologi
‘baju’, sedangkan contoh morfem terikat
disampaikannya sebagai berikut
ini:
adalah afiks (n-, m-, ng-, ny-, ka-, di-,
morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa
dsb). Uhlenbeck (1982:21) menyebut
yang
yang
morfem bebas sebagai moefem akar,
mempelajari seluk beluk bentuk kata
yaitu morfem yang pasti ada pada
serta
sebuah kata, baik berdiri sendiri maupun
mempelajari
membicarakan
pengaruh
tentang
atau
perubahanperubahan
bentuk terhadap golongan dan arti kata,
jika
sudah
bergabung
dengan
dilekati morfem lain.
atau dengan kata lain dapat dikatakan
Kata adalah satuan gramatik
bahwa morfologi mempelajari seluk
bebas
beluk
fungsi
beberapa morfem (Ramlan, 1987: 33;
perubahan-perubahan bentuk kata itu,
Mulyana, 2007: 12, Widdowson: 1991:
baik fungsi gramatik maupun fungsi
45). Soeparno (2003: 75) menambahkan
sintaktik.
bahwa kata merupakan satuan gramatik
bentuk
kata
serta
yang
terdiri dari satu atau
Ruang lingkup kajian morfologi
yang memiliki makna secara leksikal.
adalah kata dan morfem, yaitu morfem
Berdasarkan kedua definisi kata tersebut,
menjadi satuan kajian terkecil dan kata
dapat disimpulkan bahwa kata adalah
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 108
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
satuan gramatik yang terdiri dari satu
BBM adalah buku on ma nagodang na
atau beberapa morfem yang memiliki
sian buku-buku i.
makna secara leksikal. Contoh kata:
Interferensi
rumah,
duduk,
kelurahan,
makan,
tidur,
ambil.
struktur
termasuk
sekolah,
peristiwa yang jarang terjadi. Tetapi
Berdasarkan
karena pola struktur merupakan ciri
definisi dan ruang lingkup morfologi
utama kemandirian sesuatu bahasa, maka
tersebut,
bahwa
penyimpangan dalam level ini biasanya
dengan
dianggap
dapat
morfologi
diketahui
berkaitan
pembentukan kata dan perubahan bentuk
sesuatu
yang
mendasar
sehingga perlu dihindarkan.
kata. Perubahan bentuk kata tersebut melalui proses morfologis. Oleh karena itu,
interferensi
interferensi
morfologis
yang
terjadi
METODOLOGI PENELITIAN
berarti
Metode yang digunakan dalam
pada
penelitian ini adalah metode kualitatif.
pembentukan dan perubahan bentuk
Melelui
kata.
penelitian akan dideskripsikan dalam
Interferensi Sintaksis
hubungannya dengan kaidah bahasa
Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam
metode
ini,
semua
hasil
indonesia yang berlaku. Subjek Penelitian
tuturan (Veerhar, 1990: 159). Sintaksis
Subjek
adalah
santri
sintaksis terjadi apabila dalam struktur
Madrasyah tsanawiyah swasta Al azhar
kalimat satu terserap struktur kalimat
Padangsidempuan pada tahun 2013.
bahasa
Data dan Sumber Data
(Suwito,
1983:56).
santriwati
ini
merupakan tata kalimat. Interferensi
lain
dan
penelitian
kelas
VII
Interferensi sintaksis dapat terlihat pada
Data penelitian ini adalah bentuk,
penggunaan serpihan kata, frasa dan
struktur, atau kosa kata bahasa batak
klausa dalam kalimat (Chaer dan Leonie,
mandailing
1995:162). Bentuk interferensi bahasa
bahasa indonesia khususnya pada tataran
batak
morfologi.
mandailing
dalam
bahasa
yang
Sumber
menginterferensi
data
penelitian
Indonesia, misalnya: buku inilah yang
adalah bahasa santri santriwati kelas VII
mahalnya diantara buku itu. Dalam
Madrasyah tsanawiyah swasta Al azhar
kalimat tersebut terdapat unsur kalimat
Padangsidempuan pada tahun 2013 pada
dari bahasa BBM. Kalimat itu dalam
interaksi dikelas.
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 109
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
yang mereka ucapkan. Selain itu, dalam
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
kata
berimbuhan
taringotna
yang
dilakukan dengan observasi langsung
berasal dari awalan ta- dan akhiran na
kelapangan terhadap objek yang diteliti.
dengan kata dasar ingot (ingat dalam
Melalui
Bahasa
teknik
ini,
penulis
secara
Indonesia)
langsung
langsung mencatat semua kosa kata yang
diaplikasikan strukturnya atau susunan
dianggapsebagai
yang
katanya ketika mengujarkan Bahasa
batak
Indonesia yaitu seingatnya. Kemudian,
diinterferensi
kosa oleh
kata bahasa
mandailing.
dalam
Teknik analisis data
Bahasa
kata
ajakan
Batak
keta-leh
Mandailing
dalam dirubah
Data yang telah terkumpul dalam
menjadi ayoleh dalam Bahasa Indonesia.
catatan dikelompokkan sesuai jenis data.
Hal ini karna kata keta itu sama dengan
Data
yang
pada
tataran
ayo dalam BI, namun akhiran -leh dalam
sesuai
dengan
kosakata Bahasa Batak Mandiling tidak
kaidah morfologi kemudian menjelaskan
diganti dengan -lah dalam Bahasa
maknanya.
Indonesia.
morfologi
termasuk dianalisis
Dalam frasa ditemukan beberapa HASIL PENELITIAN
jenis interferensi pada pemakaian kata tu
Bentuk-Bentuk Interferensi Tataran
-hamian (ke rumah / ke tempat kami
Morfologi
dalam Bahasa Indonesia) menjadi ke
Pada penelitian awal ini, ada
kamian ustajah ketika diucapkan dalam
beberapa kata yang jelas mengalami
Bahasa Indonesia. Tu- dalam BBM
interferensi
(Bahasa Batak Mandailing)
yang
ditemukan
pada
sama
pemakaian kata satu aku. Kata satu aku
dengan ke- dalam BI. Hami dalam BBM
merupakan aplikasi dari struktur atau
memiliki arti kami dalam BI. Namun
susunan Bahasa Batak Mandailing yaitu
jika struktur BBM tersebut langsung
sada au untuk menyatakan sendiri
dimasukkan
dalam Bahasa Indonesia. Mereka hanya
perubahan susunan maka, makna dari
menukar bunyi Bahasa Mandailing ke
kata ke kamian tersebut terasa janggal
dalam Bahasa Indonesia ketika mereka
atau bahkan tidak dimengerti bagi orang
beralih ke Bahasa Indonesia tanpa
yang tidak paham bahasa bm walaupun
memperhatikan benar atau salah kata
arti kosa katanya sama.
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
ke
dalam
BI
tanpa
| 110
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
Interferensi
dalam
lain
keluarga dll, meskipun benda tersebut
adalah penggunaan kata ubat rongit
dia miliki secara pribadi. Hal ini
dalam BBM. Ubat dalam BBM sama
menunjukkan budaya yang tinggi atau
dengan obat dalam BI. Sedangkan rongit
rasa rendah hati serta persaudaraan yang
sama dengan nyamuk dalam BI. Ketika
erat terhadap lawan bicara. Namun Hal
mereka ingin mengungkapkan kata ubat
ini jelas menimbulkan kebingungan bagi
rongit tersebut dalam BI, maka mereka
komunikan yang tidak mengerti dengan
akan mengatakan obat nyamuk. Kata
nilai budaya yang terkandung dalam
obat dalam BI lazimnya digunakan
BBM tersebut. Karna kata kita dalam BI
untuk mengobati sesuatu yang sakit atau
biasa
kelainan seseorang dengan tujuan untuk
kepemilikan secara bersama dengan
menyembuhkannya.
lawan bicara.
Hal
frasa
ini
dapat
digunakan
untuk
menyatakan
menimbulkan kerancuan makna jika didengar oleh orang yang tidak mengerti
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
BBM.
interferensi Selain itu, dalam penggunaan
Selanjutnya
Soepomo
frasa bagas nita, kobun nita atau
Posedjosoedarmo
umatta, salakta, hepengta dll sering
mengemukakan sebab-sebab interferensi
langsung dimasukkan susunan dan arti
adalah dig adanya pengaruh bahasa yang
kata yang sepadan dalam BI ketika
satu ke bahasa yang lain yaitu (1)
mereka ingin mengunkapkannya dalam
keadaan diglosik yang belum mantap,
BI.
(2) kodifikasi yang belum mantap, (3)
Bagas nita (bbm) = rumah kita (bi)
kodifikasi yang ditentukan sendiri oleh
Kobun nita (bbm) = kebun kita (bi)
masyarakat, (4) masyarakat pemakai
Umatta (bbm) = ibu kita (bi)
bahasa itu memiliki toleransi kebahasaan
Salakta (bbm) = salak kita (bi)
yang besar, (5) masyarakat pemakai
Hepengta (bbm) = uang kita (bi)
bahasa itu menganggap antara kedua
Dalam Bahasa Batak Mandailing
(1978)
bahasa tidak ada perbedaan.
(BBM), penggunaan kata kita lazim
Weinrich (1970:64-65) mengutarakan
digunakan untuk orang atau lawan bicara
beberapa faktor penyebab terjadinya
ketika
interferensi, antara lain:
menyatakan
kepimilikan
seseorang terhadap suatu benda, harta Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
1) Kedwibahasaan peserta tutur | 111
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
2) tidak cukupnya kosakata bahasa
1.
penerima
Pemahaman Struktur atau Tata bahasa
3) kebutuhan akan sinonim 4) terbawanya
Faktor
kebiasaan
dalam
bahasa ibu
menyebabkan
pertama terjadinya
yang interferensi
pada bahasa kedua adalah pemahaman
Berdasarkan
diatas,
terhadap struktur atau tata bahasa.
baik
Struktur bahasa meliputi bagaimana
dengan siswa maupun guru, dapat
merangkai suatu frasa, klausa, kalimat
dikemukakan hasilnya bahwa faktor-
hingga menjadi sebuah wacana yang
faktor yang mempengaruhi peristiwa
baik dan benar dalam tata bahasa
terjadinya
tersebut. Dalam BI ketika menyusun
setelah
pendapat
melakukan
wawancara
interferensi
dapat
dibagi
menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor
suatu klausa, misalnya:
eksternal. Faktor Internal adalah faktor
Bahasa Indonesia
kebahasaan dan faktor eksternal adalah
Subjek + predikat
faktor non kebahasaan.
Aku lupa Bahasa batak mandailing Predikat + subjek
Faktor Kebahasaan Faktor
kebahasaan
yang
dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam
bahasa
kebahasaan ini komponen
itu
sendiri.
2.
Penyusunan Kosakata
fonologi,
Untuk dapat berbicara dalam
morfologi, dan sintaksis. Berdasarkan
suatu bahasa secara baik, pembicara
temuan dalam penelitian ini, faktor
harus menguasai lafal, struktur, dan
kebahasaan
sebab
kosakata yang bersangkutan. Selain itu,
terjadinya interferensi BBM ke dalam
diperlukan juga kemampuan memahami
pemakaian BI dalam interaksi dikelas
bahasa
adalah pemahaman stuktur atau tata
2010:399).
yang
yaitu
penutur bbm)
Faktor
meliputi komponen-
bahasa
Lupa au (kata yang lazim digunakan
menjadi
lawan
bicara
(nurgiantoro,
bahasa, penggunaan verba, penguasaan
Fenomena yang dijumpai pada
kosakata, kesalahan dalam pemilihan
kalangan santri santriwati al azhar
kata ketika menulis wacana. Paparannya
adalah, mereka seringkali mengalami
sebagai berikut:
kesulitan ketika berbicara dikelas baik
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 112
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
ketika
untuk
dengan
guru,
maupun
dengan
teman
satu
Keterbatasan mereka
sangat
presentasi,
berbicara berinteraksi
kelas
penguasaan jelas
berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis
mereka. kosakata
mempengaruhi
Faktor Non kebahasaan Faktor kebahasaan dipahami sebagai
keterampilan berbicara mereka. Hal yang
faktor yang berasal dari luar bahasa.
sering dijumpai ketiga mereka mendapat
1.
Siswa
tugas untuk presentasi atau menceritakan
Latar belakang siswa sebagai
pengalaman di depan kelas, ditengah
salah satu faktor non kebahasaan yang
proses yang sedang berlangsung, mereka
mempengaruhi
sering kebingungan dalam merangkai
kedua. Latar belakang siswa meliputi:
kalimat berikutnya karna ketidak tahuan
latar belakang keluarga, pendidikan/asal
penggunaan kosakata
bahasa
sekolah siswa sebelumnya. Pertama,
untuk
latar belakang keluarga. Ranah keluarga
menyampaikan maksud mereka sehingga
adalah tempat pertama seorang anak
mereka mengambil jalan tengah dengan
belajar tentang segala sesuatu termasuk
langsung
bahasa didalamnya. Dikalangan santri
kedua
(dalam
hal
dalam ini
bi)
memasukkan
b1
(bbm)
pembelajaran
al-azhar
dapat
bahasa
kedalam b2 (bi) atau yang sering disebut
santriwati
dikatakan
dengan alih kode(code – switching).
mayoritas berasal dari suku batak yang secara langsung menggunakan bahasa
3.
Pemahaman tentang bahasa kedua
batak sebagai bahasa sehari-hari mereka dalam
Pemahaman
tentang
bahasa
lingkungan
keluarga
dan
lingkungan sekitar.
kedua dalam konteks ini BI secara mendalam sangat membantu seseorang
2.
menjadi bilingual yang baik. Artinya jika
Sikap Bahasa Anderson
(dalam
Sumarsono,
seseorang memahami seluk beluk bahasa
2004: 363) mengemukakan sikap bahasa
yang sedang dipelajari baik secara
adalah tata
internal maupun eksternal, maka akan
berjangka panjang sebagian mengenai
lebih
bahasa tertentu, mengenai objek bahasa
mudah
bahasa-bahasa
untuk
menggunakan
tersebut
dalam
keyakinan
yang
relatif
yang memberikan kecenderungan pada
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 113
Siti Jahria Sitompul: Interferensi Bahasa Batak...(99-114)
seseorang untuk bereaksi dengan cara
semantik yang terdapat dalam kata
tertentu pula atau dengan cara yang
tersebut.
disenangi. Berdasarkan temuan pada penelitian ini, sikap bahasa tersebut dapat dilihat dari cara pandang siswa mengenai bahasa Indonesia.
Kebanyakan
siswa
menganggap bahwa bahasa Indonesia masih termasuk kategori mata pelajaran yang tidak terlalu penting. Bagi mereka tanpa belajar bahasa indonesia mereka sudah
bisa
berbicara
dengan
menggunakan bahasa indonesia. Hal ini membuat
motivasi
santri
santriwati
belajar bahasa indonesia jadi menurun.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, ditemukan fenomena
interferensi
dalam
BBM
terhadap BI berupa kata atau frasa serta bentukan-bentukan morfologis lain yang menyimpang. Bentuk-bentuk interferensi tersebut
mengakibatkan
terjadinya
kesilapan dalam pemakaian BI yang jelas
juga
mempengaruhi
DAFTAR PUSTAKA Baradja, M.F. 1981. Peranan Analisis Kontrastif. Jakarta: PenataranLokakarya Tahap II Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik. Jakarta: Penerbit P.T. Gramedia Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia Parawansa, Paturunggi. 1981. Kajian Interferensi Morfologi pada Dwibahasawan Anak Murid Sekolah Dasar di Daerah Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang Rusyana, Yus. 1975. Interferensi Morfologi pada Penggunaan Bahasa Indonesia oleh Anak-anak yang Berbahasa Pertama Bahasa Sunda Murid Sekolah Dasar di Propinsi Jawa Barat. Disertasi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Indonesia Suwandi, A.M. Slamet. 1984. Interferensi Sintaksis Bahasa Indonesia pada Penggunaan Bahasa Inggris oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra
makna
Jurnal Edukasi Kultura Vol.2 No.2 September 2015
| 114