PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD Oleh: Dina Mardiana Dosen FKIP Universitas Palangkaraya
Abstrak: Penelitian pengamatan ini dilaksanakan berdasarkan pada situasi belajar dan fakta hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang berada di bawah standar nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar yang ditetapkan, yakni hanya 5,8 dengan 15% jumlah siswa yang tuntas. Selaras dengan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS yang ditematikkan dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode proyek. Pada hasil penelitian ditemukan data bahwa metode proyek telah berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik IPS dan bahasa Indonesia di kelas II SD. Hal itu dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada data awal hanya 5,8, tetapi setelah dilakukannya tindakan oleh guru kelas pada Siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa sudah naik menjadi 6,6 dengan ketuntasan 35%. Setelah dilakukannya tindakan di Siklus II oleh guru kelas, nilai rata-rata hasil belajar siswa naik lebih tinggi menjadi 8,1 ketuntasan belajar sebanyak 100%. Dengan demikian, berdasarkan hasil amatan terhadap tindakan yang dilakukan guru kelas dalam pembelajaran IPS dan bahasa Indonesia melalui pendekatan tematik dengan menggunakan metode proyek ini, nilai hasil belajar siswa yang sebelumnya hanya 5,8 dapat ditingkatkan menjadi menjadi 8,1. Kata kunci: II SD.
metode proyek, pendekatan tematik, pembelajaran IPS dan bahasa Indonesia,
kelas
Abstract: This observation study was carried out based on learning atmosphere and a learning output of students on the subject of social science (IPS). The learning output before the study conducted showed that students’ grades was under standard of minimal completeness where only 15% students were complete or their average grade only reached 5.8. In this regard, this study is aimed to improve students’ learningoutput on the subject of IPS thematicized with the learning of Bahasa Indonesia by using a “project method”. The study findings showed that the project method had a significant effect to the improvement of students’ learning-output on the thematic learning of IPS and Bahasa Indonesia at second grade students of primary school. It is proved by the average score attained by the students after a teacher made a classroomaction in cyclus I; that score was 6.6 or 35% complete of which in the initial data only 5.8 or 15% complete. After the teacher made the classroom-action in cyclus II, the learning output was more improved. The students’ score reached 8.1in average by completing 100% students. Accordingly, the learning of IPS and Bahasa Indonesia through the thematic approach by using the project method is able to improve students’ learning-output significantly. Keywords: project method, thematic approach, learning of IPS and Bahasa Indonesia, grade of primary school.
82 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
2nd
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
1. Pendahuluan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah/ sekolah dasar luar biasa (SD/MI/SDLB). IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga masyarakat yang menghargai nilai-nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai lingkungan alam, dan menjadi warga dunia yang cinta damai. Mengacu kepada tujuan pembelajaran IPS yang tercantum di dalam Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, Rosdijati dkk., (2010:58) menyatakan bahwa pembelajaran IPS dilakukan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi-kompetensi berikut. a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Walau memiliki tujuan yang sangat mulia, kualitas pembelajaran IPS seringkali jauh dari harapan. Para guru menghadapi masalah klasik, seperti rendahnya prestasi siswa serta kurangnya motivasi atau keingintahuan terhadap pelajaran IPS di sekolah. Hal ini terjadi karena para siswa umumnya menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang susah karena banyak materi yang harus dihafalkan. Persepsi seperti ini „sah-sah‟ saja apabila kita melihat proses kegiatan belajar yang disajikan guru IPS. Umumnya para guru menyajikan IPS dengan kaku dan cenderung membosankan. Guru hanya menyampaikan informasi yang dibacanya dari buku sementara siswa diminta mendengar atau mencatat. Guru tidak mendorong siswa untuk menggali strategi sendiri. Terlihat bahwa persoalan utama adalah pada metode belajar mengajar. Metode mengajar yang bervariasi dapat digunakan oleh guru agar kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat berjalan efektif dan menyenangkan bagi siswa. Namun, hendaknya seorang guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran. Salah satu jenis metode pembelajaran yang tepat dan dapat menstimulus daya kreasi siswa adalah metode proyek. Pembelajaran melalui metode proyek dapat memanfaatkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik melalui pemanfaatan hasil kerja siswa. Hasil kerja tersebut dapat berupa gambar, diagram, puisi, opini, karangan, dan lain sebagainya. Di samping penggunaan metode yang kurang sesuai, pada pembelajaran di kelas II SD ini, guru juga tidak menerapkan pendekatan tematik yang harusnya digunakan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas rendah sekolah dasar. Padahal, pembelajaran IPS di kelas II SD akan lebih menyenangkan kegiatannya jika ditematikkan dengan pembelajaran lainnya, misalnya ditematikkan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia yang memiliki topik selaras. Berkenaan dengan uraian tersebut, pembelajaran IPS di kelas II SD pada materi “Dokumen Peristiwa Berkesan Bagi Keluarga” sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk pribadi yang baik bagi siswanya agar dapat berperilaku cinta
83 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
terhadap keluarganya merupakan ciri belajar yang menggali apresiasi diri sendiri kepada keluarga. Cara menggali kemampuan apresiasi diri sendiri kepada keluarga ini erat kaitannya dengan hasil kerja di metode proyek dalam pendekatan tematik (IPS dan Bahasa Indonesia). Melalui metode proyek dalam pendekatan tematik, guru dapat menggali apresiasi siswa kepada keluarga melalui cerita yang diungkapkan dalam sebuah karangan pendek bergambar, hingga ia mampu mencintai keluarganya dan kelak dapat mengasihi sesama seperti ia mengasihi anggota keluarganya. Metode proyek dalam pendekatan tematik yang diberikan dapat berupa karya mengarang tentang peristiwa berkesan yang terjadi bersama keluarga dengan memanfaatkan media foto keluarga (dokumen keluarga) sebagai sarana mengimajinasi penceritaannya. Namun, kenyataan selama ini, metode proyek dalam pendekatan tematik hampir tidak pernah digunakan guru di sekolah dasar (SD) terutama di kelas II SD pada pembelajaran IPS. Padahal, penggunaan metode pembelajaran selain memandang dari sisi inovatif dan efektif, juga tepat guna dan menyenangkan bagi siswa. Akibat dari hal tersebut, penyampaian konsep sebuah materi pembelajaran tidak berterima bagi siswa. Siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran dan kurang berminat menyimak apa yang dijelaskan guru di depan kelas. Kekurangberminatan siswa terhadap materi yang dijelaskan guru memberi dampak negatif terhadap hasil belajar IPS di kelas II SDN-6 Bukit Tunggal. Sebagai salah satu bukti ketidakberhasilan pembelajaran IPS di kelas II SDN-6 Bukit Tunggal Kota Palangkaraya adalah data awal yang diperoleh peneliti dari guru kelas di sekolah tersebut, yaitu: perolehan nilai untuk mata pelajaran IPS siswa kelas II SDN-6 Bukit Tunggal sungguh memprihatinkan, sebanyak 7 orang (35%) siswa memperoleh nilai 5; 10 orang (50%) siswa memperoleh nilai 6; dan hanya 3 orang (15%) siswa memperoleh nilai 7. Padahal, sesuai ketentuan dari pihak sekolah yang mengacu pada ketetapan Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya, bahwa standar minimal ketuntasan belajar mata pelajaran IPS, PKn, dan Bahasa Indonesia adalah di atas ratarata 7,0 dengan ketuntasan jumlah siswa sebanyak 85%. Dengan adanya fakta ini, ada tiga faktor yang menjadi kemungkinan kenapa rendahnya prestasi siswa pada pembelajaran tersebut. Pertama, guru mungkin tidak menggunakan metode yang variatif dan sesuai, kedua siswa tidak termotivasi mengikuti pembelajaran karena kegiatan pembelajaran tidak mengutamakan hasil kerja atau kemampuan siswa secara individu, dan ketiga pendekatan yang digunakan dalam KBM bukan pendekatan tematik yang harusnya diterapkan di kelas rendah sekolah dasar. Jadi, bakat dan kemampuan siswa tidak berkembang dengan baik, hingga hasil belajarnya pun kurang baik. Berdasarkan situasi belajar dan fakta hasil belajar tersebut maka peneliti tertarik melakukan sebuah penelitian observasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang ditematikkan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, untuk materi “Dokumen Peristiwa Berkesan Bagi Keluarga ” di kelas II SD. Untuk itu, peneliti bekerja sama dengan guru kelas melaksanakan sebuah penelitian dengan judul: Penggunaan Metode Proyek dalam Pendekatan Tematik pada Pembelajaran IPS dan Bahasa Indonesia di Kelas II SD.
84 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
2. Landasan Teoretis Di dalam melaksanakan penelitian ini digunakan beberapa teori para ahli sebagai landasan berpikir, yakni teori metode proyek, pendekatan tematik, dan hakikat pembelajaran IPS dan Bahasa Indonesia di Kelas II Sekolah Dasar. 2.1 Metode Proyek Metode proyek adalah salah satu dari sekian banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Metode proyek merupakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk menilai kemampuan siswa secara kontekstual dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja (proyek yang dihasilkan) siswa dalam waktu singkat (penugasan di kelas). Dalam pembelajaran di sekolah pada tingkatan atas, metode proyek bersifat investigasi (Rosdijati, 2006:54). Dalam hal ini, penugasan memuat tahapan-tahapan seperti berikut: (1) Perencanaan; (2) Pengumpulan data; (3) Pengolahan data; dan (4) Penyajian data. Sedangkan untuk penerapan di tingkatan sekolah dasar tahapan-tahapan tersebut sifatnya lebih kepada penghargaan terhadap kemampuan dan bakat siswa untuk dapat berkarya, menghasilkan kerja tentang suatu konsep materi pembelajaran. Namun, empat tahapan tersebut tetap dapat diterapkan di sekolah dasar, dan sifatnya lebih kepada organisir (keteraturan hasil kerja). Manfaat dari penerapan metode proyek itu sendiri dalam pembelajaran adalah: (1) untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih luas kepada siswa baik di dalam maupun di luar kelas; (2) untuk memberikan pilihan aktivitas yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan siswa; dan (3) aktivitas dalam metode proyek akan menghasilkan beragam karya siswa yang dapat dibanggakan dan dipajang di kelas, seperti hiasan, puisi, karangan, tulisan laporan, dan lukisan. Aktivitas-aktivitas dalam metode pembelajaran proyek dapat dilaksanakan dengan pendekatan lintas disiplin ilmu (Rosdijati, 2007:45). Guru dapat memberikan sebuah topik berkaitan dengan materi pembelajaran lain (seperti pendekatan tematik) untuk dihubungkan dengan tema pelajaran yang dilaksanakan saat itu atau siswa dapat mengemukakan idenya dapat ditinjau dari segi ilmu apa saja. 2.2 Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran di Kelas Rendah SD/MI/SDLB Hartati (2006) dalam modul Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Menyeluruh (Whole Language) dan Model Pembelajaran Terpadu menguraikan tentang pendekatan tematik di kelas rendah SD/MI yang lazim dikenal dengan penerapan Model Jaring Laba-laba (webbed), yakni model pembelajaran yang menggunakan pembelajaran terpadu. Pengembangan model ini dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan siswa. Setelah terjadi kesepakatan dalam pemilihan tema, sub-sub temanya dikembangkan dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang studi. Dari sub-sub tema ini dikembangkanlah aktivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip pengajaran dalam pendekatan tematik di antaranya adalah: (1) hendaknya tema terkait langsung dengan pengalaman kehidupan nyata anak-anak dan harus dikembangkan atas dasar pengetahuan yang telah mereka miliki; (2) setiap tema harus menyajikan konsep untuk diselidiki dan ditemukan oleh anak-anak.; (3) guru harus membantu siswa membangun konsep yang berhubungan dengan tema; (4) setiap tema harus didukung oleh bahan yang cocok untuk diteliti oleh siswa; dan (5) setiap tema merupakan pengikat dari isi/ bahan dan proses belajar. Melalui berbagai kegiatan yang menyenangkan dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh baik
85 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
oleh guru maupun siswa, seperti: (a) meningkatkan perkembangan konsep anak; (b) mengintegrasikan isi dan proses belajar; (c) anak-anak memiliki kesempatan untuk menemukan informasi-informasi penting melalui berbagai cara; dan (d) memungkinkan anak-anak untuk memahami lebih dari bidang-bidang studi yang dipelajarinya. 2.3 Pembelajaran IPS dan Bahasa Indonesia di Kelas II Sekolah Dasar a. Pembelajaran IPS Mata pelajaran IPS di sekolah dasar (SD) disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan di dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut, diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Tujuan pembelajatan IPS seperti yang tercantum dalam standar isi dan standar kompetensi lulusan (SI dan SKL), diharapkan siswa dapat mencapai kompetensikompetensi berikut ini. 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. (Rosdijati, 2010: 58). Di dalam membimbing siswa agar secara nyata memiliki keterampilan dasar IPS dan memahami konsep-konsep IPS, guru diharapkan dapat memberi tugas kepada siswa berupa kegiatan-kegiatan belajar aktif IPS. Dalam melakukan kegiatan itu, siswa diarahkan untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar IPS yang tersedia di sekolah dan terjangkau dalam lingkungan fisik, sosial, budaya di sekitarnya. Di antara sumber belajar yang terjangkau tersebut adalah penggunaan buku-buku di perpustakaan dan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran. Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui diskusi kelas, sosiodrama, bermain peran, tutor sebaya, penggunaan metode unjuk kinerja seperti metode proyek, demonstrasi, dan model-model pembelajaran lainnya yang berada dalam ruang lingkup sekolah, kelas, dan diri siswa itu sendiri. Di dalam silabus pengajaran IPS untuk kelas II di SD/MI pada materi “Dokumen Peristiwa Berkesan Bagi Keluarga”, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah: (1) Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis (1.1) Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya. Indikator pembelajaran yang harus dikuasai siswa terkait dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas adalah: (1.1.2) Siswa diharapkan mampu menceritakan peristiwa berkesan bersama keluarga (KTSP Tahun 2006). Berdasarkan indikator pembelajaran inilah maka penelitian ini difokuskan pada indikator pembelajaran di atas. Dalam hal ini apakah siswa kelas II SD Negeri-6 Bukit Tunggal Kota Palangkaraya sudah mampu menceritakan peristiwa berkesan bersama keluarga seperti pada tujuan pembelajaran berikut ini: (1) siswa mampu mengidentifikasi/menunjukkan dokumen peristiwa berkesan bersama keluarga; dan( 2) siswa mampu menceritakan dengan kalimat sederhana peristiwa berkesan bersama
86 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
keluarga berdasarkan dokumen foto keluarga. Berkenaan dengan metode pembelajaran, diharapkan melalui penggunaan metode proyek, guru IPS dapat dengan mudah memberikan pengertian tentang konsep menghargai dokumen peristiwa berkesan yang terjadi dalam keluarga kepada siswa kelas II SD karena memanfaatkan keaktivan dan bakat dalam diri siswa itu sendiri. b. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Keterampilan Menulis di kelas II sekolah dasar berdasarkan KTSP tahun 2006 salah satu indikator pembelajarannya adalah „menulis pengalaman dengan huruf sambung dengan memperhatikan ketepatan dan kecepatan‟. Berdasarkan indikator pembelajaran tersebutlah penelitian ini difokuskan, yakni pada materi pembelajaran menulis pengalaman sendiri dengan tema “Diri Sendiri” dan sub materi pelajaran: “Menulis kalimat sederhana menggunakan huruf sambung tentang pengalaman sendiri” yang direferensikan dari buku Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 2 (Nurcholis dan Mafrukhi, 2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II SD, sebagaimana isi KTSP 2006 yang salah satu kompetensi dasarnya menghendaki siswa untuk mampu menulis pengalaman sendiri melalui kegiatan belajar menulis karangan pendek tentang pengalaman sendiri hendaknya dipadukan dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai. Metode pembelajaran yang tepat dan sesuai adalah metode yang digunakan guru saat mengajar yang sesuai dengan materi pokok pembelajaran yang dirancang dengan kreatif dan inovatif tanpa mengesampingkan tahap perkembangan peserta didik. Metode proyek sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan tematik. Melalui metode proyek ini guru dapat memanfaatkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik melalui pemanfaatan hasil kerja siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditematikkan dengan pembelajaran IPS yang bertemakan “Diri Sendiri”. Hasil kerja dalam metode proyek tersebut berupa karangan tentang “Dokumen Peristiwa Berkesan Bagi Keluarga”. 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah metode kualitatif (Sugiyono 2008) dengan mengambil lokasi di SDN-6 Bukit Tunggal Kota Palangkaraya. Penelitian dilaksanakan dalam waktu tiga bulan, yakni dimulai pada bulan Juli sampai dengan bulan September tahun 2013. Wujud data dalam penelitian ini adalah, (1) hasil analisis telaah dokumen RPP mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang guru dengan menggunakan metode proyek; (2) hasil pengamatan pelaksanaan tindakan kelas pada pembelajaran IPS dan Bahasa Indonesia dengan pendekatan tematik yang menggunakan metode proyek di kelas III SD; dan (3) nilai hasil belajar IPS dan Bahasa Indonesia dengan pendekatan tematik yang menggunakan metode proyek yang diperoleh dari hasil telaah dokumen nilai siswa. Instrumen yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah (1) Lembar Pedoman Pengamatan untuk mencatat hasil pengamatan pelaksanaan tindakan kelas pada pembelajaran di kelas; (2) Lembar Pedoman Telaah Dokumen untuk mencatat hasil belajar siswa dan RPP yang dirancang guru pada pembelajaran IPS dan Bahasa Indonesia dengan pendekatan tematik yang menggunakan metode proyek di kelas III SD.
87 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu, observasi dan telaah dokumen. Untuk kegiatan analisis data dilakukan melalui teknik deskriptif kualitatif terhadap data hasil observasi dan data hasil telaah dokumen. Adapun kegiatan pengamatan terhadap tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklusnya ada empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Data Hasil Penelitian Penelitian observasi ini dilaksanakan di SDN-6 Bukit Tunggal Jalan Intan Km. 4 Kota Palangkaraya, untuk mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia yang menggunakan metode proyek dalam pendekatan tematik di kelas II. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan, yaitu mulai bulan Juli sampai bulan September 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena penelitian ini merupakan penelitian pengamatan terhadap tindakan perbaikan hasil belajar oleh guru kelas II di SD tersebut yang memerlukan beberapa siklus dan membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Dari data awal yang diperoleh, ditemukan sebanyak 17 siswa yang memperoleh nilai 5 dan 6 dan siswa-siswa ini masih dikategorikan belum menguasai indikator pembelajaran karena memperoleh nilai < 7. Sementara itu, jumlah nilai rata-rata siswa yang sudah mencapai angka 7 hanya dicapai oleh 3 siswa atau 15% dari siswa keseluruhan. Jumlah ini masih kurang dari 85% standar ketuntasan minimal. Dengan melihat hasil yang diperoleh tanpa mengabaikan faktor-faktor lain yang ikut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran maka secara ketuntasan belajar maupun rata-rata nilai evaluasi siswa dapat disimpulkan bahwa masih ada kendala bagi siswa dalam menguasai materi pembelajaran dimaksud. Atas dasar data awal inilah, peneliti merasa perlu melakukan kerja sama perbaikan hasil belajar siswa melalui penelitian pengamatan terhadap tindakan kelas yang dilakukan guru dalam dua siklus untuk materi pembelajaran “Dokumen Peristiwa Berkesan Bagi Keluarga” melalui jenis tindakan menggunakan Metode Proyek sebagai salah satu teknik peningkatan mutu pembelajaran IPS yang ditematikkan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II SD. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai rata-rata hasil belajar siswa pada data awal hanya 5,8 di mana masih banyak siswa yang memperoleh nilai 5 dan 6. Namun, setelah dilakukannya tindakan pada Siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa sudah naik menjadi 6,6 meskipun masih belum memperoleh nilai rata-rata 7 tetapi sudah tidak ada lagi yang memperoleh nilai 5. Setelah dilakukannya Siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa naik lebih tinggi menjadi 8,1. Hal ini ditandai oleh ketuntasan belajar sebanyak 100% atau sebanyak 20 orang siswa memperoleh nilai 10, 9, 8, dan 7. Dengan demikian, melalui pendekatan Metode Proyek nilai hasil belajar siswa yang sebelumnya hanya 5,8 dapat ditingkatkan menjadi menjadi 8,1. Untuk lebih jelas deskripsi mengenai perolehan data tersebut dapat dilihat dalam rekapitulasi data pada tabel berikut ini.
88 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
Tabel 1 Rekapitulasi Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS dan Bahasa Indonesia dalam Pendekatan Tematik dengan Menggunakan Metode Proyek
No.
Perbandingan Hasil Belajar Siswa
1. 2. 3.
Data Awal Pasca-tindakan Siklus I Pasca-tindakan Siklus II
Persentase Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas 15% 85% 35% 65% 100% -
Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Belajar 5,8 6,6 8,1
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tindakan kelas yang dilakukan guru di Siklus I, diperoleh hasil analisis pada nilai hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai hasil belajar siswa pada data awal. Begitu pula halnya dengan nilai hasil belajar siswa pada Siklus II terlihat signifikan sekali perbedaannya bila dibandingkan dengan Siklus I dan data awal. Gambar grafik berikut ini adalah deskripsi perbandingan nilai siswa sebelum dilakukannya tindakan (data awal) dan sesudah tindakan dilakukan (Siklus I dan Siklus II). 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 8,1
4,0 3,0
5,8
6,6
2,0 1,0 0,0
Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I, danSiklus Siklus Data AwalData Awal, Siklus I II II
Data pada Gb. 1 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa dari data awal dan setelah tindakan yang dilakukan guru pada Siklus I, hingga setelah pada Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada data awal hanya 5,8 di mana masih banyak siswa yang memperoleh nilai 5 dan 6. Namun, setelah dilakukannya tindakan yang dilakukan guru pada Siklus I, nilai rata-rata hasil belajar siswa sudah naik menjadi 6,6 meskipun masih belum memperoleh nilai rata-rata 7 tetapi sudah tidak ada lagi yang memperoleh nilai 5. Setelah tindakan yang dilakukan guru pada Siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa naik lebih tinggi menjadi 8,1. Hal ini ditandai oleh ketuntasan belajar sebanyak 100% atau sebanyak 20 orang siswa memperoleh nilai 10, 9, 8, dan 7. Dengan demikian, berdasarkan hasil amatan terhadap tindakan yang dilakukan guru kelas dalam pembelajaran IPS dan bahasa Indonesia melalui pendekatan tematik dengan menggunakan metode proyek ini, nilai hasil belajar siswa yang sebelumnya hanya 5,8 dapat ditingkatkan menjadi menjadi 8,1. 89 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
Sementara itu, untuk melihat peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan angka persentase ketuntasan minimal, gambar grafik berikut ini adalah deskripsi hasil analisis perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa pada pengamatan di data awal, (sebelum tindakan), Siklus I dan Siklus II (sesudah tindakan). 0,0%
Persentase Ketuntasan
100,0% 80,0%
65,0% 60,0%
85,0% 100,0%
Tidak tuntas
40,0%
Tuntas 20,0%
35,0% 15,0%
0,0% Data Awal
Siklus I
Siklus II
Masa Evaluasi Hasil Belajar
Gambar 2. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Siswa Pada Data Awal, Siklus I, dan Siklus II Data pada Gb. 2 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang dicapai pada Data awal, Siklus I, dan Siklus II. Pada awalnya, sebelum guru melakukan tindakan kelas ini, persentase ketuntasan belajar siswa hanya 15% di mana angka ini masih belum mencapai angka ketuntasan minimal yang 85%. Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan pada siklus I persentase ketuntasan belajar mengalami sedikit peningkatan, yakni 35% siswa yang dinyatakan tuntas. Namun, pencapaian ini masih belum maksimal karena menurut angka persentase ketuntasan minimal masih dikategorikan sebagai hasil belajar yang belum tuntas. Untuk memperbaiki keluaran hasil belajar ini, peneliti bersama guru kelas bekerja sama melakukan beberapa modifikasi cara penyampaian bahan pelajaran pada siklus II. Setelah dilakukan perbaikan pada teknik pembelajaran di siklus II, maka terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan yakni 100% siswa telah dinyatakan tuntas hasil belajar atau 49 orang siswa. Dengan demikian melalui Metode Proyek pada pendekatan tematik untuk pembelajaran IPS dan bahasa Indonesia untuk “Diri Sendiri” mampu ditingkatkan persentase ketuntasan hasil belajarnya hingga lebih dari 85%. Untuk melihat deskripsi terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran, berikut adalah rangkuman hasil rekapitulasi pengamatan yang dilakukan peneliti. Kinerja Guru Siklus II
3,6
Kinerja Guru Siklus I
2,6
Aktivitas Siswa1 Siklus II 90 |Volume 1 Nomor Juni 2014 Aktivitas Siswa Siklus I
3,6
2,4
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
Gambar 3. Rekapitulasi Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru dan Siswa Berdasarkan deskripsi pada gambar 3, hasil observasi di atas, kinerja guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada siklus I masih pada kisaran skor 2. Namun setelah melalui tindakan pada Siklus II, kinerja guru dalam menyampaikan materi pelajaran sudah pada kisaran skor di atas 3 tepatnya 3,6 yang artinya sudah tergolong “baik”. Berdasarkan skor rata-rata hasil pengamatan mulai dari Siklus I hingga Siklus II ini peningkatan skor kinerja guru meningkat secara signifikan sehingga membawa perubahan terhadap prestasi hasil belajar siswa. Sementara itu, skor pengamatan terhadap aktivitas siswa selama Siklus I masih di bawah 2,5. Namun setelah melalui tindakan pada Siklus II, skor terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dan bahasa Indonesia dalam pendekatan tematik melalui penggunaan Metode Proyek sudah naik menjadi 3,6 yang dapat dikategorikan sebagai capaian yang “baik”. Berdasarkan skor rata-rata hasil pengamatan mulai dari Siklus I hingga Siklus II ini menunjukkan bahwa peningkatan skor aktivitas siswa meningkat secara signifikan sehingga membawa perubahan terhadap prestasi hasil belajar yang mereka raih hingga 100% tuntas. Melihat pencapaian akhir dan pencapaian per siklus tersebut maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPS dan bahasa Indonesia dalam pendekatan tematik melalui penggunaan Metode Proyek untuk tema “Diri Sendiri” secara signifikan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa kelas II SDN-6 Bukit Tunggal Kota Palangkaraya dengan sangat baik. Dengan demikian, pemilihan metode proyek dalam pembelajaran tematik dan teknik penyampaian guru dalam membawakan materi pelajaran pada proses pembelajaran IPS dan bahasa Indonesia telah berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar yang dicapai. 5. Penutup Dari hasil pengamatan terhadap tindakan kelas yang dilakukan guru ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Metode Proyek pada pendekatan tematik dalam pembelajaran IPS dan bahasa Indonesia untuk tema “Diri Sendiri” dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan partisipasi siswa di Kelas II SDN-6 Bukit Tunggal Kota Palangkaraya tahun pelajaran 2012/2013 dengan sangat signifikan. Oleh karena itu, kepada guru disarankan dalam melakukan pembelajaran pada materi “Dokumen Peristiwa Berkesan Bagi Keluarga” alangkah baiknya menggunakan Metode Proyek sebagai metode pengajarannya dan selalu menerapkan pendekatan tematik untuk strategi pembelajaran di kelas rendah sekolah dasar.
Daftar Pustaka Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP. __________. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. __________. 2006. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
91 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM PENDEKATAN TEMATIK PADA PEMBELAJARAN IPS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II SD
__________. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar: Model Silabus Tematik Kelas II. Jakarta: BSNP. Hartati, Tatat. 2006. Modul 4: Pendekatan dan Metode Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar..http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195303121 97 9032N._TATAT_HARTATI/Penelitian/HOLISTIK/2HALAMAN_PENGESAHAN. pdf. diakses pada tanggal 28 Januari 2010. Bandung: PGSD Bumi Siliwangi FIP UPI. Kusuma, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. Nurcholis, Hanif dan Mafrukhi. 2007. Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas II. Jakarta: Erlangga. Rosdijati, Nani, dkk. 2010. Panduan Paikem IPS untuk SD: Bacaan Wajib untuk Guru. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. TIM BKG. 2007. IPS Terpadu untuk SD Kelas II. Jakarta: Erlangga.
92 |Volume 1 Nomor 1 Juni 2014