PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS II PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DI SDN 16 SINTUK TOBOH GADANG PADANG PARIAMAN
1
Ratnawilis1, Pebriyeni2, Hasnul Fikri2 Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract
This research of background by lowering of activity learn student which also influence value result of learning student especially in study of IPS. This Matter identifying of from daily value of student at semester I. the Target of this research is to mendeskripsikan of is make-up of activity learn student by using approach of tematik. Theory the used is approach of tematik, activity in result and study learn IPS. this Type Research is research of class action which is executed in two cycle and continued with tes result of learning. Subjek of this research is class student of II SDN 16 Sintoga amounting to 30 people. Research instrument the used is observation sheet activity of teacher, observation sheet activity of and student of tes result of learning student. Pursuant to result of data analysis percentage of student activity in raising question at cycle of I that is 43,33% mounting to become 66,67% at cycle of II ( mounting counted 23,34%). While percentage of student activity in replying question at cycle of I that is 63,33% mounting to become 80% at cycle of II ( mounting counted 16,67%). Matter this means that execution of study of IPS by using approach of class student tematik of II SDN 16 Sintoga happened the make-up of activity learn and study can walk better. From result of which is obtained can be concluded that study of IPS pass/through approach of class student tematik of II SDN 16 Sintoga can improve activity learn student. Pursuant to result of this research, researcher suggest that teacher can chosen and use approach of tematik in study of IPS to increase activity learn student. Keyword : Activity Learn, Study Of IPS, Approach of Tematik. Dalam
PENDAHULUAN Kurikulum
Kurikulum
satuan
Tingkat Satuan Pendidikan SD terdapat
pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum
delapan mata pelajaran ditambah muatan
yang berlaku sejak tahun 2006 setelah
lokal, yang di antaranya terdapat mata
perubahan
Berbasis
pelajaran IPS. Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Kompetensi (KBK) tahun 2004 yang
Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan
berlaku untuk jenjang pendidikan yang
kebutuhan anak yang berusia antara 6-12
dimulai dari tingkat sekolah dasar (SD),
tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
tahun menurut Piaget (1963) berada dalam
Sekolah Menengah Atas (SMA).
perkembangan
dari
tingkat
Struktur
Kurikulum
kemampuan
intelektual/
kognitifnya
pada
tingkatan
kongkrit
dituntut untuk mampu merangsang dan
operasional. Berbagai cara dan teknik
merencanakan
pembelajaran dikaji untuk memungkinkan
sedemikian
konsep-konsep IPS dipahami anak. Untuk
memperhatikan prinsip dan karakteristik
membantu pembelajaran agar memperoleh
IPS
hasil
pembelajaran IPS dapat tercapai.
yang
optimal,
memerlukan
suatu
seorang
guru
rupa.
itu
pendekatan
pembelajaran Guru
sendiri,
IPS
juga
harus
sehingga
tujuan
Berdasarkan hal di atas, untuk
pembelajaran yang baik. Hal ini berguna
membantu
agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
memperoleh hasil yang optimal, seorang
pembelajaran, salah satunya pembelajaran
guru
IPS.
pembelajaran yang baik. Hal ini berguna Pembelajaran
IPS
pembelajaran
memerlukan
suatu
agar
pendekatan
ini,
agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
hanya sebatas mendengarkan dan bertanya
proses pembelajaran IPS. Salah satu
apabila tulisan kurang terbaca atau suara
pendekataan yang dianggap cocok dan
guru kurang terdengar. Jarang sekali siswa
memenuhi syarat untuk mencapai tujuan
aktif
pembelajaran
mengembangkan
didapatkannya
di
selama
proses
materi
yang
sekolah
dan
tematik.
IPS
adalah
Dengan
pendekatan
pendekatan
tematik
menghubungkan materi tersebut dengan
pembelajaran yang dilakukan harus aktual,
kejadian yang dialami sehari-hari. Guru
dekat dengan dunia anak, dekat dengan
pada umumnya mengajarkan materi IPS
lingkungan alamiah yang dialami anak dan
dengan metode yang monoton, tanpa alat
dilakukan
peraga, dan terkesan sangat membosankan,
menyenangkan.
sehingga
tidak
tertarik
suasana
yang
untuk
Pada jenjang kelas awal SD yaitu
memperhatikan materi yang diajarkan oleh
kelas satu, dua dan tiga, pembelajaran
guru.
yang diimplementasikan dalam KTSP SD
IPS
siswa
dalam
Kunci utama dalam pembelajaran
2006
adalah
menggunakan tema antara beberapa mata
bagaimana
membina
adalah
pembelajaran
kecerdasan sosial siswa. Siswa dibina agar
pelajaran,
dimana
mampu berpikir kritis, analitis, kreatif, dan
bangannya
masih
inovatif. Siswa juga dibina untuk memiliki
keutuhan serta hubungan antar konsep
kepribadian luhur, bersikap ilmiah dalam
secara sederhana. Salah satu contohnya
cara
dan
pada tema keluarga yang mengaitkan
yang
beberapa mata pelajaran berupa cerita,
dihadapinya. Oleh karena itu, para guru
kegiatan fisik/jasmani dan menyanyi serta
memandang,
menelaah
menganalisis,
kehidupan
nyata
tingkat
yang
merupakan
perkemsuatu
penyajian
bahan
pembelajaran
yang
yang
dilaksanakan
pada
hari
Rabu.
dilakukan oleh guru dengan menggunakan
Akibatnya, pendekatan yang digunakan
berbagai strategi/metode yang bervariasi
membuat siswa semakin bingung dengan
dan dapat juga dilakukan secara klasikal,
mata pelajaran yang dikaitkan dengan
kelompok kecil ataupun perorangan.
mata pelajaran lain sehingga aktivitas
Berdasarkan pengalaman peneliti
siswa untuk belajar juga menurun serta
pada semester I Tahun ajaran 2012/2013
hasil belajar yang diperoleh siswa belum
pada mata pelajaran IPS kelas II SDN 16
optimal dan tidak sesuai dengan Kriteria
Sintuk
Ketuntasan Minimum (KKM).
Toboh
kemampuan
Gadang,
siswa
menguasai
Menurut Rusman, dkk. (2011:255)
pembelajaran IPS masih lemah, baik dalam
“Pendekatan tematik adalah pembelajaran
proses maupun hasil belajar siswa. Saat
terpadu yang menggunakan tema dalam
pembelajaran
siswa
pembelajaran sehingga dapat memberikan
hanya melakukan aktivitas mendengarkan,
pengalaman bermakna pada siswa”. Hal ini
guru
pelajaran,
senada dengan BSNP (dalam Anum,
kemudian guru menyuruh siswa mencatat
2010:3) “Pembelajaran tematik adalah
materi yang telah ditulis guru di papan
pembelajaran yang menggunakan tema
tulis, siswa juga jarang mengajukan dan
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
menjawab
sehingga dapat memberikan pengalaman
IPS
dalam
ternyata
berlangsung,
menerangkan
materi
pertanyaan.
keterlibatan
siswa
pembelajaran
Kurangnya
dalam
tersebut
pelaksanaan
mempengaruhi
aktivitas dan hasil belajar mereka. Selain
terlihat
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa anak usia kelas awal SD memiliki
bahwa
tingkat kecerdasan yang tumbuh dan
pembelajaran IPS di kelas II masih
berkembang cukup pesat yang melihat
menggunakan pendekatan konvensional.
sebuah konsep sederhana yang saling
Walaupun
menggunakan
ketergantungan. Hal ini sesuai dengan
pendekatan tematik, tetapi belum optimal.
pernyataan Depdiknas (2005:152) bahwa
Jadwal pembelajaran IPS hanya satu kali
“Dunia anak adalah dunia nyata”. Untuk
dalam seminggu sehingga aktivitas siswa
itu pembelajaran yang dilakukan di kelas
dalam pembelajaran IPS masih kurang
awal harus aktual, dekat dengan dunia
termasuk aktivitas mengajukan pertanyaan
anak, dekat dengan lingkungan alamiah
dan aktivitas menjawab pertanyaan. Jam
yang dialami anak dan dilakukan dalam
pelajaran IPS hanya 3 x 35 menit, dalam
suasana yang menyenangkan. Tingkat
guru
itu,
bermakna kepada siswa”.
sudah
seminggu terdapat satu kali pertemuan
perkembangan mental anak selalu dimulai
IPS melalui pendekatan tematik di kelas II
dengan tahap berpikir nyata.
SDN 16 Sintuk Toboh Gadang Padang
Dengan demikian, pembelajaran akan lebih berhasil jika dimulai dari
Pariaman. METODOLOGI PENELITIAN
kehidupan aktual anak. Dalam kehidupan
Jenis penelitian yang digunakan
sehari-hari, mereka tidak pernah melihat
peneliti adalah penelitian tindakan kelas
adanya hal yang terpisah-pisah satu sama
(PTK).
lain. Untuk itu, dalam melaksanakan
(2003:1.4). “PTK adalah penelitian yang
pembelajaran di kelas awal, pembelajaran
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
akan
dapat
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
menggabungkan kajian beberapa mata
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
pelajaran dalam satu ikatan tema.
seorang
lebih
berhasil
kalau
Memperhatikan masalah di atas, peneliti
berminat
untuk
peningkatan
aktivitas
pembelajaran
IPS
melakukan
Wardhani,
guru
dkk.
sehingga
tujuan
pembelajaran dan hasil belajar siswa dapiat tercapa”.
pada
Penelitian ini di laksanakan di
pendekatan
SDN 16 Sintuk Toboh Gadang yang yang
tematik yaitu memberikan tema untuk
berlokasi di desa Toboh Padang Kapas
mengaitkan
pelajaran
Kecamatan
Sintuk
sehingga dapat memberikan pengalaman
Kabupaten
Padang
yang bermakna kepada siswa. Oleh karena
penelitian yaitu siswa kelas II yang
itu, peneliti ingin mengadakan penelitian
berjumlah 30 orang yang terdiri laki-laki
dengan
Aktivitas
sebanyak 13 orang dan perempuan 17
Belajar Siswa Kelas II pada Pembelajaran
orang. Penelitian ini dilaksanakan pada
IPS Melalui Pendekatan Tematik di SDN
bulan Januari – Maret semester II Tahun
16
Ajaran 2012/2013 dengan dua siklus.
Sintuk
dengan
beberapa
judul:
siswa
Menurut
mata
“Peningkatan
Toboh
Gadang
Padang
Pariaman”.
Toboh
Gadang
Pariaman.
Subjek
Penelitian ini dilakukan dengan
Penelitian ini bertujuan untuk: (a) Mendeskripsikan
peningkatan
mengajukan
pertanyaan
mengacu
pada
desain
PTK
aktivitas
dirumuskan Arikunto, dkk. (2010:117)
dalam
yang terdiri dari empat komponen yaitu:
pembelajaran IPS melalui pendekatan
perencanaan,
tematik di kelas II SDN 16 Sintuk Toboh
observasi/ pengamatan dan refleksi.
Gadang
Padang
Mendeskripsikan
Pariaman. peningkatan
yang
Dan
(b)
aktivitas
menjawab pertanyaan dalam pembelajaran
Indikator proses
pelaksanaan
keberhasilan
pembelajaran
diukur
tindakan,
dalam dengan
menggunakan persentase aktivitas siswa
dan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
menguasai materi peranan pers dalam
Indikator keberhasilan pada aktivitas siswa
masyarakat demokrasi tersebut.
yang akan dicapai adalah 70% yaitu : a. Siswa
mengajukan
Dalam
pertanyaan
mencapai 70%.
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data, yaitu:
b. Siswa menjawab pertanyaan mencapai 70%.
a. Lembar
observasi
digunakan
Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data
aktivitas
untuk
siswa
mendapatkan
informasi b. Lembar
observasi
aktivitas
guru
primer terdiri dari lembar aktivitas siswa,
dilakukan untuk mengamati aktivitas
aktivitas
guru
guru dan
Sedangkan
data
catatan lapangan.
sekunder
diperoleh
c. Tes hasil belajar digunakan untuk
langsung dari hasil belajar yang berupa
mendapatkan data hasil belajar pada
nilai tes hasil belajar siswa.
setiap siklus dan untuk memperkuat
Dalam penelitian tindakan kelas ini dalam pengumpulan data digunakan
data observasi. d. Catatan
lapangan
untuk
lapangan,
yang
berbagai teknik antara lain :
melengkapi
a. Metode Observasi.
mencatat hal-hal penting pada saat
Didalam
pengertian
psikologi,
data
berguna
berlangsungnya proses pembelajaran.
observasi atau yang disebut dengan
HASIL PENELITIAN DAN
pengamatan,
PEMBAHASAN
meliputi
kegiatan
pemusatan perhatian terhadap obyek dengan
menggunakan
seluruh
alat
indra.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dan satu kali tes
b. Tes Tertulis
hasil belajar pada akhir siklus. Pelaksanaan
Tes tertulis disini digunakan untuk
pembelajaran
yang
dilaksanakan
mengumpulkan data siswa berkenaan
menggunakan
pendekatan
tematik.
”peran
Penelitian ini menggunakan instrument
anggota dalam keluarga” yang dikuasai
berupa lembar observasi aktivitas siswa,
siswa setelah siswa mengikuti suatu
lembar observasi aktivitas guru dan tes
proses perlakuan yang dilakukan oleh
akhir belajar siswa.
hasil
penguasaan
materi
peneliti, sehingga didapatkan hasil
Berdasarkan
gambaran
serta
yang akurat dan dapat menggambarkan
penjelasan tentang pendekatan pembe-
secara jelas kemampuan siswa dalam
lajaran tematik di atas, peneliti memulai
penelitian dengan beberapa merancang
1. Aktivitas Siswa
tahapan yaitu dimulai perencanaan yaitu
Dalam
penelitian
ini,
jenis
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
aktivitas siswa yang diambil dan lebih
yang berbentuk tematik berupa penentuan
ditekankan pada kegiatan-kegiatan lisan
tema yang disesuaikan, kompetensi dasar
yaitu
yang dipilih dan mata pelajaran yang akan
menjawab pertanyaan. Oleh sebab itu,
dikaitkan.
pada kenyataannya beberapa kegiatan lisan
Selanjutnya
pada
proses
kemampuan
mengajukan
pelaksanaan pembelajaran yang dimulai
ini
dari
berdoa,
melaksanakan proses pembelajaran dan
appersepsi dan motivasi, kegiatan inti
observer dalam mengamati aktivitas siswa.
berisi gambaran tema, materi, pendekatan
Hal ini dapat dilihat persentase rata-rata
dan cara guru dalam melaksanakan proses
aktivitas siswa pada tabel di bawah ini:
kegiatan
awal
berisi
pembelajaran yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kemudian pada kegiatan akhir pembelajaran, berisi evaluasi dan untuk
memperkuat
data
kejelasan
peningkatan tersebut maka diadakan tes tes akhir belajar siswa. Akan
tetapi,
penggunaan
cara belajar setiap
siswa.
Biasanya siswa yang aktif dalam kelas tersebut hanya beberapa orang sehingga siswa yang lain dapat dikatakan pasif dalam belajar dan sedikit sekali terjadi interaksi,
namun
setelah
melalui
pendekatan tematik tersebut siswa dapat menunjukkan aktivitas yang baik secara keseluruhan, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
guru
dalam
Tabel 1. Persentase Rata-Rata Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II Rata-rata Persentase Indikator Keterangan Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Mengalami Mengajukan 43,33% 66,67% kenaikan pertanyaan 23,33% Mengalami Menjawab 63,33% 80% kenaikan pertanyaan 16,67%
pendekatan tematik ini juga menyebabkan perubahan
mempermudah
dan
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS melalui
pendekatan
tematik
yang
dilaksanakan dapat terjadi peningkatan aktivitas siswa. Hal ini terbukti dari kenaikan
rata-rata
masing-masing
persentase
indikator
untuk
keberhasilan
aktivitas siswa yang telah ditetapkan. Aktivitas siswa untuk indikator kegiatan
lisan
yaitu
kemampuan
mengajukan dan menjawab pertanyaan, dikategorikan sedikit pada siklus I. Hal ini karena pembelajaran pendekatan tematik yang menggukana tema pelajaran dan
merupakan hal yang baru bagi siswa. Pada
KESIMPULAN DAN SARAN
siklus II, aktivitas siswa sudah dalam
Kesimpulan
kategorikan baik, siswa sudah banyak
Pada bab ini, akan diuraikan
melaksanakan indikator mengajukan dan
kesimpulan tentang hasil penelitian yang
menjawab pertanyaan.
telah dilakukan, bahwa melalui pendekatan
2. Aktivitas Guru
tematik
Keberhasilan
siswa
dapat
meningkatkan
aktivitas
dalam
siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas
pembelajaran pada umumnya dilihat juga
II di SDN 16 Sintuk Toboh Gadang
dari
dengan deskripsi peningkatan sebagai
pengelolaan
pelaksanaan
pembelajaran pada persentase aktivitas
berikut:
guru. Dalam hal ini terlihat peningkatan
1. Peningkatan Aktivitas Mengajukan
pengelolaan
pelaksanaan
pembelajaran
Pertanyaan
melalui pendekatan tematik pada tabel di
Persentase aktivitas siswa dalam
bawah ini:
mengajukan pertanyaan pada siklus I yaitu
Tabel 2. Persentase Aktivitas Guru pada siklus I dan Siklus II Siklus Rata-rata per Siklus I 52,78% II 83,33% (Meningkat) Kenaikan 30,56% Target 70%
43,33% dan untuk siklus II yaitu 66,67%.
Dari disimpulkan
tabel
di
bahwa
atas
dapat
pelaksanan
pembelajaran melalui pendekatan tematik pada siklus I dapat dilihat rata-rata persentase
52,78%,
sehingga
belum
dikatakan baik. Hal ini disebabkan guru belum terbiasa membawakan pembelajaran melalui pendekatan tematik dan baru pertama kali dicobakan oleh guru. Pada siklus II, rata-rata persentase 83,33%, sehingga
pelaksanaan
pembelajaran
melalui pendekatan tematik sudah jauh meningkat dari siklus I.
2. Peningkatan
Aktivitas
Menjawab
Pertanyaan Persentase aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan pada siklus II yaitu 63,33% dan untuk siklus II yaitu 80% Hal
ini
berarti
pelaksanaan
pembelajaran IPS melalui pendekatan tematik pada kelas II di SDN 16 Sintuk Toboh
Gadang
terjadi
peningkatan
siswa
dalam
mengajukan
aktivitas
pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Saran Sehubungan penelitian
yang
disarankan
dengan
hasil
diperoleh,
maka
dalam
pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan tematik sebagai berikut: a. Bagi siswa, agar berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, aktivitas
mengajukan dan menjawab pertanyaan sangat efektif dan efesien dilakukan karena
mudah
aktivitas
untuk
yang
mengamati
dilakukan.
Dengan
meningkatnya aktivitas sekaligus dapat meningkatkan
hasil
belajar
dan
Pebriyeni. 2009. Pembelajaran IPS II (Kelas Lanjut). Padang:Kerjasama Dikti-Depdiknas dan Jurusan PGSD FKIP Universitas Bung Hatta. Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.
pemahaman dalam pembelajaran IPS. b. Bagi
guru
yang
pembelajaran
melaksanakan
dengan
pendekatan
tematik dapat memberikan kesempatan bagi siswa dalam proses pembelajaran yaitu dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan. dapat
Penerapan
digunakan
metode
sebagai
Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara I.G.A.K. Wardani, dkk. 2003. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
ini
masukan
Rusman.
2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press.
Rustam
Mundilarto. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.
pengetahuan dan pengalaman praktis dalam
melaksanakan
pembelajaran
IPS. a. Bagi
sekolah
fasilitas/bahan
agar
menyediakan
bacaan/rujukan
bagi
guru maupun kepala sekolah tentang
Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPIPress.
pentingnya pendekatan pembelajaran dalam
rangka
meningkatkan
mutu
pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Depdiknas. 2005. Pedoman Pembelajaran Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Muslich, Mansur. 2009. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman. A. M. (2006). Dasar - Dasar Didaktik Metodik.Balai Pustaka. Depdiknas Sumiati. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung : Wahana Prima. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta